LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGENALA (3)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN
II.PENGENALAN DAN PEMAKAIAN MIKROSKOP

OLEH :
BAHAR RUDIN
M1A1 14 011

UNIT LABORATORIUM KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah

salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika
dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam

mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,
macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme
mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi
terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang
menjadi bermacam - macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi
pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari
mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
Pengujian mikrobiologis dibutuhkan alat optik yang fungsinya dapat melihat
objek yang berukuran sangat kecil, alat ini disebut mikroskop. Mikrosskop (bahasa
yunani: Micros = kecil dan Scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar, ilmu yang mempelajari
tentang benda ini disebut mikroskopi. Mikroskop pertama kali digunakan oleh
Antony Van Leuwenhoek, lewat penelitiannya yang meneliti sel.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum
ini, agar dapat mengetahui fungsi dan cara penggunaan mikroskop dalam pengujian
mikrobiologis.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui cara
penggunaan mikroskop cahaya.

C. Kegunaan Praktikum
Kegunaan dilakukan praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengenal dan
mengetahui cara pengguanaan mikroskop cahaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang sangat penting karena membantu kita untuk
mediagnosis secara akurat adanya parasit pada koi, pada mikroskop modern beberapa
jenis memberikan gambaran tiga dimensi sementara jenis lain memungkinkan anda
memotret (Twigg, 2008).
Mikroskop dalam bahasa yunani: micros = kecil dan scopein = melihat, adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Pramudita,
2012).
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan
penelitian dalam bidang biologi, Karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
benda-benda yang kecil (Safru, 2009).
Mikroskop adalah alat yang memungkinkan pembesaran citra objek untuk
mengamati rincian dari objek tersebut (Ardisasmita, 2000).

B. Macam-macam Mikroskop
Mikroskop bilogi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan
transparan, jika benda yang diamati terlau tebal (misalnya jaringan yang seharusnya
disayat tipis), maka jaringan tersebut tidak akan jelas terlihat (Yudiarti, et. al., 2004).

Mikroskop elekron adalah mikroskop dengan menggunakan sinar elektron dan
mampu membuat pembesaran 10.000-30.000 kali, mikroskop ini dapat digunakan
untuk melihat virus, bakteriofag, struktur sel bakteri, molekul protein dan lain-lain
(Asniah, 2015).
Berdasarkan sumber iluminasinya dikenal dua kelompok utama mikroskop,
yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan
gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya, yang termaksud mikroskop cahaya
antara lain: mikroskop medan terang (Brightfield), mikroskop medan gelap
(Darkfield), mikroskop fase kontras (Contras phase) dan pendar flour (Flourescence)
(Mumi: 2014).
C. Prinsip dan Kegunaan Mikroskop
Mikroskop intervensi adalah perkembangan lanjutan dari mikroskop fase
kontras, pada mikroskop intervensi dua berkas sinar yang dipakai, yang satu melewati
spesimen (material) yang satu tidak, yang melewati spesimen akan dideviasi seperti
pada mikroskop fase kontras (Gabriel, 2000).

Mikroskop elektron skening mampu menghasilkan gambaran dengan
perbesaran yang kuat, dengan demikian mampu menjembatani jurang pemisah antara
mikroskop cahaya dengan elekron transmisi (Smallman, at. a.l., 2000).
Pada dasarnya mikroskop cahaya bekerja sebagai suatu alat pembesar dua
tingkat, satu lensa objektif melakukan pembesaran awal, dan satu lensa okuler

ditempatkan sedemikian rupa sihingga memperbesar banyangan benda untuk kedua
kalinya (Mariyana, 2012).
Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar, pada mikroskop
elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti benda nyata , sejajar dan
diperbesar (Pramudita, 2012).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan, Jurusan Kehutanan,
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo, Kendari, pada hari
Senin, 2 November 2015, Pukul 15.00 WITA sampai selesai.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, irisan daun

adam hawa (Rhoe discolor), irisan bawang merah (Allium cepa).
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis menulis dan cawan
petri.
C. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan pada praktikum ini, yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan mikroskop
a. Meletakan mikroskop diatas meja kerja tepat didepan pengamat.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan tissue.
c. Menyiapkan cawan petri yang berisi kaca preparat dan kaca objek.
d. Mebersihkan kaca preparat dan kaca objek.

2. Mengatur jarak lensa dengan objek
a. Memastikan kabel mikroskop sudah terhubung dengan listrik.
b. Menekan tombol power agar mikroskop aktif dengan cahaya otomatis.
c. Memutar pengatur kasar/makrometer kearah atas – bawah.
d. Memasang kaca preparat yang berisi objek yang akan diamati.
e. Memerhatikan jarak lensa objektif dengan objek pengamat lain.
f. Meneropong lewat lensa okuler sambil memutar mikrometer
melihat kejelasan objek.


untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini di sajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Keterangan:

Gambar Mikroskop Cahaya

Tabel 1. Gambar Mikroskop Cahaya

Fungsi dari bagian-bagian mikroskop:

1. Lensa Okuler
2. Tabung Mikroskop
3. Revolver
4. Pengunci Tabung Kubus
5. Lensa Objektif
6. Penjepit Preparat
7. Meja Preparat

8. Kondensor
9. Pemutar Kondensor
10. Diafragma
11. Pengatur Penjepit Preparat
12. Makrometer Sekrup
13. Mikrometer Sekrup
14. Pengatur Penjepit Preparat
15. Saklar
16. Pengatur intentitas Cahaya
17. Lampu Mikroskop

1. Lensa okuler runtuk memperbesar banyangan objek yang ditangkap oleh lensa
objektif.
2. Tabung mikroskop untuk mengatur fokus.
3. Revolver untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.
4. Pengunci tabung tubus untuk mengunci tabung tubus agar tidak bergeser kiri ke
kanan.
5. Lensa objektif untuk menentukan banyangan objek serta mempebesar benda yang
diamati.
6. Pengunci preparat untuk mengunci preparat agar tidak bergeser.

7. Meja preparat untuk meletakan objek yang akan diamati.
8. Kondensor untuk memfokuskan/mengumpulakan cahaya kebenda yang diamati.
9. Pengatur kondensor untuk menaik-turunkan kondensor.
10. Diafragma untuk mengatur banyak cahaya yang masuk kedalam mikroskop.
11. Pengatur penjepit preparat untuk mengatur penjepit preparat kekiri dan kekanan.
12. Makrometer sekrup untuk mecari fokus banyangang objek secara cepat sehingga
mikroskop turun dan naik dengan cepat.
13. Mikrometer sekrup untuk mecari fokus banyangang objek secara lambat sehingga
mikroskop turun dan naik dengan lambat.
14. Penjepit preparat untuk menjepit preparat agar tidak bergeser kekiri dan kekanan.
15. Saklar untuk memutuskan atau mengalirkan hubungan aliran listrik ke mikroskop.
16. Pengatur intentitas cahaya untuk mengatur lampu redup atau nyala terang.

Tabel 2. Pengamatan irisan daun adam hawa (Rhoe discolor) dan bawang merah
(Allium cepa).
No.

Jenis Pengamatan
Iriasan Daun Adam Hawa (Rhoe discolor)


Keterangan
1. Inti Sel
2. Sitoplasma
3. Dinding Epidermis

1.

Pembesaran 4X
Iriasan Daun Adam Hawa (Rhoe discolor)

1. Inti Sel
2. Sitoplasma
3. Dinding Epidermis

2.

Pembesaran 10X
Iriasan Bawang Merah (Allium cepa)

3.


Pembesaran 10X

1. Inti Sel
2. Sitoplasma
3. Dinding Epidermis

B. Pembahasan

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan
penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
benda-benda yang kecil. Setiap jenis mikroskop selalu memiliki bagian mekanik dan
bagian optik meski tisak semua sub-bagian ada. Bagian mekanik meliputi kaki dan
lengan mikroskop, diafragma, revolver, meja preparat, pemutar halus dan kasar,
pengatur atau penjepit praparat dan sumber cahaya. Sedangkan bagian optik meliputi
tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor. Lensa obyektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.
Lensa obyektif membentuk bayangan pertama dan menentukan struktur serta
bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu

ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen,
sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda
yang berpisah dengan pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.
Sifat bayangan yang dihasilkan lensa obyektif adalah maya, terbalik, diperbesar.
Sedangkan lensa okuler untuk memperbesar bayangan dengan sifat maya dan tegak
yang dihasilkan oleh lensa obyektif dengan perbesaran berkisar 4 hingga 25 kali.
Penggunaan lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau lensa ganda (binokuler).

Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah hasil kerja dua sistem
lensa yaitu lensa obyektif yang dekat dengan preparat dan lensa okuler yang terletak
pada ujung atas mikroskop dekat dengan mata. Sistem lensa obyektif memberikan
perbesaran lemah terlebih dahulu dan menghasilkan bayangan nyata, pada gilirannya
diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Namun, pada dasarnya baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan
lensa cembung yang secara sederhana dan garis besar lensa obyektif menghasilkan
suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat maya, terbalik dan diperbesar
terhadap posisi benda mula-mula. Yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya
adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang
sama seperti bayangan sementara, yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Sedangkan
pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat nyata, tegak dan
diperbesar.
Pada pengamatan irisan daun adam hawa (Rhoe discolour) dan irisan bawang
merah (Allium cepa), yang dimana menggunakan mikroskop dengan perbesan 4X dan
10X, dari pembesaran yang dilakukan, objek akan terlihat lebih jelas secara
keseluruhan pada pembesaran 4X dibanding dengan 10X, karena pada pembesaran
4X bayangan objek yang dihasilkan akan terlihat keseluruhan dan lebih jelas, namun
pada pembesaran 10X objek akan terlihat lebih besar dan nampak kurang jelas,
terdapat beberapa bagian yang tidak terlihat karena pembesaran tersebut. Faktor yang
mempengaruhi dari pengamatan objek tersebut yaitu dipengaruhi oleh usia

mikroskop, intentitas cahaya yang masuk kedalam mikroskop, kemudian ketelitian
pengamat.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fungsi dari beberapa bagian dari mikroskop diantarnya, lensa okuler runtuk
memperbesar banyangan objek yang ditangkap oleh lensa objektif, revolver
untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan, lensa objektif untuk
menentukan banyangan objek serta mempebesar benda yang diamati,
diafragma untuk mengatur banyak cahaya yang masuk kedalam mikroskop,
makrometer sekrup untuk mecari fokus banyangang objek secara cepat
sehingga mikroskop turun dan naik dengan cepat, mikrometer sekrup untuk
mecari fokus banyangang objek secara lambat sehingga mikroskop turun dan
naik dengan lambat.
2. Penggunaan dari mikroskop cahaya yaitu mikroskop cahaya menggunakan
gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu diharapkan kepada praktikan agar
mengikuti praktikum dengan sebaik-baiknya agar dapat mempunyai manfaat bagi
dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardisasmita, M. S., 2000. Pengelolaan Citra Digital dan Analisis Kuantitatif Dalam
Karakteristik Citra Mikroskopik. Pusbantek Informatika dan Komputasi. Batan.
Asniah, Rahmawati. W., 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kehutanan.
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. Kendari.
Gabriel, G. F., 2000. Fisika Kedokteran. Kedokteran EGC. Jakarta
Mariyana, A., 2012 Pengaruh Penguasaan Penggunaan Mikroskop Terhadap Nilai
Praktikum Ipa Materi Pokok Organisasi Kehidupan Pada Siswa Kelas Vii.
Fakultas Tarbiyah. Semarang.
Pramudita, S. D., 2012. Jurnal Mikroskop. Laboratorium fisika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah. Malang.
Safru, U., 2008. Laporan Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Islam Oki Fakultas
Teknik Sipil. Kayu Agung.
Smallman, 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Erlangga. Jakarta.
Twigg, D., 2008 How to Keep Koi. Interprest Publishing. Pt. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Yudiarti, T, et. al. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Manajemen Usaha Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.