Konsentrasi logam berat pada makrofauna

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

KONSENTRASI LOGAM BERAT PADA MACROFAUNA BENTHIK
DI KEPULAUAN KANGEAN, MADURA
Aunurohim1*, Gilles Radenac2, Denis Fichet2

1*
2

Program Studi Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia ; aunurohim@bio.its.ac.id
Laboratoire Biologie et Environnement Marine (LBEM) Université de La Rochelle, France

ABSTRACT
Study of bioaccumulation of heavy metal at species of macro fauna benthic in Kangean’s archipelago,
Madura have been done at February 2004. This study was conducted in the effort data base compiling
bioaccumulation of heavy metal, especially in Indonesia. As one of part of "Mussel Watch" program what have
been executed by cleft of world angle. Kangean’s archipelago has been selected because its] situation was very
cloistered and far from modern industrial activity, and also inexistence of data about heavy metal’s accumulation
at macro fauna benthic.
Sampling has been done in 2 site around island Arjasa (subdivision Arjasa), precisely in Erreng at

6°53'00" S and 115°14'26'' E and Bilis-Bilis at 6°50'45'' S and 115°14'54'' E. Sampling has been conducted by
using method of direct collection, and then treated in laboratory to analysis by AAS Spectra AA 250 plus of
method flame.
Species of Nassarius globosus, Anadara Scapha (big) and Saccostrea cucullata accumulate highest
metal of Cu, Cd and Zn (in successively) 192,53 ± 154,65 µg/g dry weight, 13,30 ± 1,55 µg/g dry weight, and
1816,02 ± 367,28 µg/g dry weight.
Keyword: bioaccumulation of heavy metal, macro fauna benthic, Kangean’s archipelago Madura
1. PENDAHULUAN
Studi kontaminasi

peneliti terdahulu. Dan spesies macrofauna benthik
logam berat

pada

merupakan salah satu bioindikator terbaik untuk

ekosistem intertidal (sedimen, air dan macrofauna

mengetahui tingkat kontaminasi logam berat pada


benthik) di daerah beriklim sedang dan tropis telah

suatu daerah. Beberapa macrofauna benthik seperti

banyak dipelajari. Menurut O’Connor, et al., (1991)

genus Mytilus sp. (Chafik, et al., 2001 ; Kalimoussi,

dalam Breau (2003), dibandingkan di daerah

et al., 2001 ; Haynes, et al., 1997 ; Chou, et al.,

beriklim sedang, studi kontaminasi logam berat di

2003), dan amphipode Talitrus saltator (Rainbow,

daerah tropis relatif sangat sedikit dan jarang

et al., 1998 ; Ugolini, et al., 2004) merupakan dua


dilakukan. Studi kontaminasi logam berat pada

dari beberapa spesies macrofauna benthik yang

macrofauna benthik (mussel watch program)

sering digunakan sebagai bioindikator logam berat.

merupakan salah satu kegiatan biomonitoring yang

Kepulauan Kangean yang terletak sekitar

paling dianjurkan pada daerah tropis (Philips, 1976

120 kilometer dibagian timur dari pulau Madura

; Haynes, et al, 1997 ; Breau, 2003), sehingga data

merupakan salah satu kepulauan yang relatif belum


base informasi tentang pencemaran logam berat di

diintervensi oleh kegiatan industri skala modern

daerah tropis dapat dipantau.

karena letaknya yang sangat jauh tersebut (Anonim,

Beberapa penelitian yang telah dilakukan

1999). Lebih lanjut dijelaskan bahwa kepulauan

didaerah beriklim sedang telah dilakukan oleh

Kangean terbagi atas 2 bagian atau subdivisi, yaitu

1

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software

http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

subdivisi Arjasa yang mempunyai luas 453 km² dan

sementara hanya 10 pulau yang ditempati oleh

terdiri atas 20 pulau, dengan hanya 6 pulau yang

penduduk. Kegiatan utama masyarakat sekitar

ditempati dan subdivisi Sapeken, yang mempunyai

subdivisi Arjasa adalah sebagai petani dan subdivisi

luas 86 km² dan terdiri atas puluhan pulau kecil

Sapeken sebagai nelayan (lihat gambar 1).

Gambar 1. Peta lokasi kepulauan Kangean dalam peta administrasi kabupaten Sumenep,
Madura.


Beberapa penelitian dibidang biologi telah

kemitraan penelitian bersama pada multidisiplin

beberapa kali dilakukan di kepulauan ini, dan yang

ilmu.

terarsip dengan baik adalah penelitian di sekitar

2. MATERIAL DAN METODE

pulau Mamburit (pulau kecil yang dekat dengan

2.1. Lokasi sampling

pulau

utama


di

subdivisi

Arjasa)

tentang

Lokasi

sampling

masih

terfokus

di

pengelolaan terumbu karang (Prasetijo, 2001).


subdivisi Arjasa yang relatif merupakan pintu

Sementara, penelitian tentang kontaminasi logam

masuk dari jalur transportasi pelabuhan Kalianget

berat, terkhusus pada spesies macrofauna benthik

Sumenep dengan kepulauan Kangean. Sampling

belum ditemukan.

dilakukan di 2 site di sekitar pulau Arjasa (pulau

Penelitian ini merupakan salah satu bagian

utama di subdivisi Arjasa), tepatnya di Erreng pada

dari proyek Kangean yang dilakukan oleh Institut


6° 53’ 00” S dan 115° 14’ 26’’ E dan Bilis-Bilis

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan

pada 6° 50’ 45’’ S dan 115° 14’ 54’’ E (lihat

Université de La Rochelle, Prancis dalam rangka

gambar 2).

2

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Gambar 2. Peta lokasi penelitian (Bilis-Bilis dan Erreng) di pulau Arjasa (subdivisi Arjasa)

2.2. Sampling


gastropoda,

Sampling dilakukan pada bulan Pebruari
2004 pada saat musim hujan, dan dilakukan dengan

maka

cangkang

dipisahkan

dari

organismenya dan untuk sampel yang tidak
bercangkang dapat langsung diperlakukan.

pemungutan langsung dengan tangan pada sekitar

Organisme yang telah dipisahkan dari


lokasi penelitian pada saat surut (Breau, 2003).

cangkangnya ditimbang sebagai

Semua spesies macrofauna benthik (terutama dari

Kemudian dimasukkan dalam botol yang tahan

class Bivalvia dan Gastropoda) yang ditemukan

panas untuk dilakukan proses pengeringan dalam

(yang masih hidup) di ambil seluruh bagian

oven 60°C selama minimal 2 hari sampai

tubuhnya

didapatkan berat yang konstan (dehidrasi).

dan

dikumpulkan

untuk

kemudian

berat basah.

diidentifikasi di laboratorium. Sementara itu,

Sampel

cangkang dikumpulkan dalam tempat yang berbeda

dihomogenisasikan dengan mortir keramik sampai

untuk digunakan sebagai bahan identifikasi dan

didapatkan

pengukuran

disimpan

biometrik (khusus

untuk spesies

tertentu). Identifikasi sampel menggunakan bantuan
dari buku “Compendium of Seashells” dari Abbot

yang

dalam
dalam

telah

kering

bentuk
botol

bubuk.

plastik

kemudian

Kemudian

kering

untuk

dipersiapkan dalam tahap atau proses mineralisasi.
Pada

saat

proses

mineralisasi

akan

and Dance (1992).

dilakukan, sampel kering ditimbang sekitar 300 mg

2.3. Perlakuan pada sampel (di laboratorium)

(disesuaikan dengan batas berat minimal yang dapat

Sampel yang telah diperoleh dipersiapkan

dideteksi

oleh

“Atomic

Absorption

untuk dilakukan uji analisis logam berat. Untuk

Spectrophotometer” ~ AAS) pada tiap-tiap sampel,

sampel yang bercangkang seperti bivalvia dan

dan ditempatkan pada gelas beker 100 ml (Pigeot,

3

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

2001). Sampel yang telah siap kemudian dibawa ke

(Fichet, 1997). Sebelumnya dilakukan terlebih

ruang asam untuk dilakukan proses mineralisasi

dahulu verifikasi variasi homogenitas pada data

dengan memberikan HNO3 14N sebanyak 5 ml dan

(test Bartlett) dan tes distribusi normal (test

menempatkannya pada “teflon bomb” pada suhu

Anderson-Darling).

sekitar 100 – 150°C sekitar 2-3 hari sampai

perbedaan secara signifikan di analisa dengan

diperoleh endapan warna putih. Sampel yang telah

menggunakan ANOVA one way dengan derajat

kering kemudian ditambahkan lagi dengan 10 ml

ketelitian p0,05 yang berarti tidak signifikan, dan dapat

Hasil uji disajikan pada tabel dibawah ini :

diartikan bahwa replikasi tersebut diatas bersifat

Tabel 2. ANOVA one way untuk tiap ukuran pada
spesies Gafrarium tumidum*

homogen, dengan kata lain pembagian atas ukuran

ukuran

atau biometrik untuk ketiga ukuran tersebut sudah

repl

besar

1
2
3
1
2
3
1
2
3

sedang

kecil

n

6
6
6
6
6
6
6
6
6

Lebar ratarata
cangkang
(mm)
31,240
30,437
30,155
25,727
26,433
25,227
19,930
20,513
20,715

F

P

benar.
1,11

0,354

1,45

0,266

0,27

0,766

3.2. Efek ukuran terhadap kemampuan
mengakumulasi logam berat.
Masih terkait dengan spesies G.tumidum
dan A.scapha yang terbagi atas 3 ukuran, diketahui
bahwa masing-masing ukuran besar memberikan
data akumulasi logam berat sebagai berikut :

A.scapha

G.tumidum
80

80

70

70

60

60

[Cu]

50
40

[Cd]

30

[Zn]

20

konsentrasi
(µg/g dw)

konsentrasi
(µg/g dw)

90

50

[Cu]

40

[Cd]

30

[Zn]

20

10

10

0
besar

sedang

0

kecil

besar

ukuran

sedang

kecil

ukuran

Grafik 1. Konsentrasi rerata logam Cu, Cd dan Zn pada A.scapha dan G.tumidum menurut ukuran

Pada grafik 1 ditunjukkan bahwa, pada

dibandingkan yang berukuran lebih besar ; tetapi

A.scapha, spesies berukuran besar mengakumulasi

masih lebih tinggi dibandingkan yang berukuran

logam berat (Cu, Cd dan Zn) lebih besar

kecil). Sedangkan logam Zn diakumulasi sangat

dibandingkan yang berukuran sedang dan kecil.

tinggi pada kedua spesies dan berbagai ukuran. Hal

Sedangkan

yang

ini disebabkan logam Zn merupakan logam berat

berukuran sedang yang mengakumulasi logam lebih

essensial yang sangat dibutuhkan oleh organisme

besar dibandingkan yang berukuran besar dan kecil

dalam aktivitas enzim dalam proses metabolisme

(kecuali untuk logam berat Cd yang lebih kecil

(Chiffoleau, et al., 2001)

pada

G.tumidum,

spesies

5

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

3.3. Akumulasi logam berat pada semua spesies
macrofauna benthik

ditemukan di kedua lokasi penelitian ditunjukkan
pada grafik berikut (grafik 2) :

Untuk

akumulasi

logam

berat

pada

keseluruhan spesies macrofauna benthik yang

Con

Con

Sacc

Sacc

Litt

Litt

Cer

Cer

Arch

Arch

Pol

sp

Pol

sp

Nass

Nass

Troc

Troc

Gaf (mang)

Gaf (mang)
Gaf (pt)

Gaf (pt)

Gaf (my)

Gaf (my)

Gaf (gd)

Gaf (gd)

Ana (pt)

Ana (pt)

Ana (my)

Ana (my)
Ana (gd)

Ana (gd)
0

40

80

120

160

200

240

280

320

360

0

400

5

[Cu] dlm ug/g dw

10

15

20

[Cd] dlm µg/g dw

Con
Sacc
Litt
Cer
Arch
Pol

sp
Nass
Troc
Gaf (mang)
Gaf (pt)
Gaf (my)
Gaf (gd)
Ana (pt)
Ana (my)
Ana (gd)
0

500

1000

1500

2000

2500

[Zn] dlm ug/g dw

Grafik 2. Konsentrasi logam Cu, Cd dan Zn pada semua spesies macrofauna benthik yang ditemukan di kedua
lokasi penelitian
(Con = Conus magus ; Sacc = Saccostrea cucullata ; Litt = Littorina scabra ; Cer = Cerithium sp ; Arch = Archaster
typicus ; Pol = Polinices sp ; Nass = Nassarius globosus ; Troc = Trochus maculatus ; Gaf (mang) = Gafrarium tumidum (di
Bilis-Bilis) ; Gaf (pt)(my)(gd) = G. tumidum (kecil)(sedang)(besar) ; Ana (pt)(my)(gd) = Anadara scapha
(kecil)(sedang)(besar)

Grafik 2 menunjukkan bahwa akumulasi logam Cu

globosus dengan 192,53 ± 154,65 µg/g berat kering

tertinggi

dan terendah pada spesies Archaster typicus dengan

ditemukan

pada

spesies

Nassarius

6

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

1,23 ± 0,14 µg/g berat kering. Sedangkan

juga dikatakan bahwa selama spesies tersebut

akumulasi logam Cd tertinggi ditemukan pada

mengalami pertumbuhan, maka kemampuannya

spesies A.scapha (besar) dengan 13,30 ± 1,55 µg/g

untuk mengakumulasi logam juga meningkat.

berat kering dan terendah pada Archaster typicus

Sedangkan

pada

spesies

G.tumidum,

dengan 0,51 ± 0,14 µg/g berat kering. Dan

fenomena tersebut bisa jadi tidak terjadi karena

akumulasi logam Zn tertinggi ditemukan pada

spesies G.tumidum yang berukuran sedang justru

spesies Saccostrea cucullata dengan 1816,02 ±

mengakumulasi logam berat (kecuali Cd) lebih

367,28 µg/g berat kering dan terendah juga pada

besar dibandingkan yang berukuran besar (untuk

Archaster typicus dengan 14,01 ± 2,65 µg/g berat

yang berukuran kecil tetap mengakumulasi logam

kering.

terendah). Belum diketahui alasan ilmiah yang tepat

4. PEMBAHASAN

untuk menjelaskan kasus ini. Tetapi dugaan

Besar cangkang suatu spesies macrofauna

sementara adalah bahwa proses pertumbuhan dan

benthik biasanya diidentikkan dengan umur spesies

perkembangan

tersebut. Dengan kata lain, semakin besar ukuran

mengalami puncaknya setelah pada tahap ukuran

cangkang maka umur spesies

tersebut juga

sedang (untuk kasus ini), dan kemudian mengalami

diperkirakan lebih tinggi. Pada kasus akumulasi

penurunan perkembangan pada tahap ukuran besar.

logam berat pada spesies A.scapha yang terbagi

Oleh

atas 3 ukuran besar, menunjukkan bahwa ada

penurunan,

korelasi positif antara umur dan kemampuan untuk

mengakumulasi logam juga mengalami penurunan

mengakumulasi logam, dalam artian spesies yang

sehingga konsentrasi logam pada spesies yang

lebih

untuk

berukuran besar menjadi lebih rendah dibandingkan

mengakumulasi logam lebih besar pula. Hal

yang berukuran sedang. Perlu diketahui juga bahwa

tersebut diperkuat oleh penelitian Riget, et al.,

penurunan kadar akumulasi logam pada spesies

(1996) yang menyebutkan bahwa pada Mytilus

G.tumidum hanya ditemukan pada logam Cu dan

edulis ditemukan korelasi positif antara ukuran

Zn, yang telah kita ketahui bersama adalah logam-

cangkang dengan

kemampuan mengakumulasi

logam esensial yang dibutuhkan oleh tubuh

logam berat. Mereka menduga bahwa korelasi

organisme, meskipun dalam jumlah yang sangat

positif tersebut terkait dengan kemampuan M.edulis

sedikit. Meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut dan

mengakumulasi logam lebih tinggi dibandingkan

terinci, Palar (2004) menjelaskan bahwa logam Cu

tingkat pertumbuhan organisme itu sendiri. Dapat

sangat dibutuhkan oleh hewan seperti kerang untuk

besar

mempunyai

kemampuan

karena

dari

spesies

proses

maka

G.tumidum

metabolisme

diduga

telah

mengalami

kemampuan

untuk

7

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

cairan

tubuhnya,

sehingga

yang

dibanding logam berat lainnya. RNO (1996)

terakumulasi lebih banyak digunakan oleh spesies

mencatat bahwa Crassostrea gigas di Prancis

seperti

dan

mengakumulasi logam Zn sampai dengan 2884

saat

proses

µg/g dw dibandingkan Cd yang 2,2 µg/g dw dan Cu

puncaknya,

maka

yang 179 µg/g dw. Selain itu di Amerika, RNO

kebutuhan akan Cu juga semakin meningkat. Hal

(1996) juga mencatat bahwa Crassostrea gigas

inilah yang

menemukan

mengakumulasi logam Zn sampai dengan 2137

konsentrasi logam Cu pada spesies G.tumidum

µg/g dw dibandingkan Cd yang 2,8 µg/g dw dan Cu

lebih tinggi pada saat masa produktif (ukuran

yang 115 µg/g dw.

G.tumidum

perkembangannya.
metabolismenya

bagi
Pada

mencapai

memungkinkan

logam

Cu

pertumbuhan

kita

sedang) dibandingkan pada spesies yang berukuran

Sementara itu, spesies Archaster typicus

kecil dan besar (tua). Sedangkan pada logam Cd

mengakumulasi paling kecil untuk semua logam

yang konsentrasi tertinggi ditemukan pada spesies

yang dianalisis pada studi ini. Hal ini diduga karena

yang berukuran besar, dimungkinkan karena posisi

Archaster

logam Cd sebagai logam non esensial dan beracun

berpindah lebih tinggi dibandingkan macrofauna

yang tidak dibutuhkan oleh organisme sehingga

benthik dari class Bivalvia ataupun Gastropoda,

menumpuk pada bagian tubuh organisme tersebut

sehingga memberikan keuntungan untuk berpindah

tanpa bisa dipergunakan dalam proses metabolisme

saat kondisi lingkungan perairan dirasakan tidak

atau perkembangannya.

mendukung.

typicus

mempunyai

kemampuan

Tingkat akumulasi logam Cu, Cd dan Zn

Akumulasi logam berat Cu, Cd, dan Zn

di respon secara berbeda oleh tiap-tiap spesies

pada macrofauna benthik di kepulauan Kangean

macrofauna benthik yang ditemukan di lokasi

relatif sangat tinggi dengan penelitian sebelumnya

penelitian. Logam Cu diakumulasi tertinggi oleh

di beberapa lokasi di dunia, baik di zona sedang

spesies Nassarius globosus, logam Cd oleh

ataupun di zona tropis dan juga nilai ambang batas

Anadara scapha (besar) dan logam Zn oleh

yang direkomendasikan oleh WHO (lihat tabel 3)

Saccostrea cucullata. Ketiga spesies tersebut bisa

(Darmono, 2001)

jadi merupakan spesies indikator pada masingmasing logam, dan dapat dipergunakan sebagai
spesies bioindikator khas untuk masing-masing
logam berat. Famili Ostreidae merupakan famili
yang dikenal mengakumulasi logam Zn lebih tinggi

8

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tabel 3. Konsentrasi logam berat (dalam µg/g dw) pada macrofauna benthik dalam skala dunia
Spesies
Zona sedang
Mytilus edulis

Lokasi

Cu

Apple river,
Inner Bay
Fundy Canada
Prancis
Amerika
Serikat

Mytilus edulis
Mytilus edulis
Zona tropis
Crassostrea gasar
Crassostrea gasar
Gafrarium tumidum
Gafrarium tumidum
Anadara senilis

Cd

Zn

Referensi

6,6 ± 0,05

2,7 ± 0,32

75 ± 5

Chou, et al., 2003

7,9
8,5

1,0
1,6

127
120

RNO, 1996
RNO, 1996

Kamerun
Pantai Gading
Hong Kong

8,5
25
5,77

0,25
0,65
-

407
1205
57,7

New
Caledonia
Nigeria

5,4 – 33,6

-

53 - 139

Mbome, 1988
Metongo, 1991
Cheung and Wong,
1997
Breau, 2003

1,0

0,03

15
70,07 ±
11,88
421,21 ±
326,49
1816,02 ±
367,28
5*

Anadara scapha
(besar)
Nassarius globosus

Kep. Kangean

4,77 ± 0,97

13,30 ± 1,55

Kep. Kangean

2,80 ± 1,70

Saccostrea cucullata

Kep. Kangean

192,53 ±
154,65
15,71 ± 3,89

11,30 ± 1,22

-

0,01*

Ambang Batas untuk air

Joiris and Azokwu,
1999
Studi ini
Studi ini
Studi ini
Palupi (1994) dalam
Darmono (2001)
Darmono (2001)

Ambang Batas untuk ikan
10**
0,05**
100**
Keterangan :
*dalam mg/lt
** dalam mg/kg
nilai ambang batas konsentrasi logam berat pada molusca tidak ditemui di Indonesia.

5. KESIMPULAN

spesies yang lebih besar mengakumulasi logam

Terdapat perbedaan tingkat akumulasi

lebih tinggi masih terjadi. Fenomena tersebut

logam berat pada spesies Anadara scapha dan

diduga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan

Gafrarium tumidum berdasarkan ukuran atau umur

perkembangan

spesies. Spesies yang lebih besar atau berumur

sehingga selama masa tersebut, kemampuan untuk

lebih tua mengakumulasi logam berat lebih tinggi

mengakumulasi logam berat juga semakin tinggi.

dibandingkan spesies yang berukuran kecil atau

Tetapi perlu dilakukan penelitian yang lebih detail

yang masih

dan terinci tentang fenomena tersebut karena

Sedangkan

muda (pada spesies A.scapha).
pada

G.tumidum,

spesies

yang

berukuran sedang justru mengakumulasi logam Cu

macrofauna

benthik,

ditemukan kasus yang berbeda pada spesies
G.tumidum.

dan Zn lebih tinggi dibandingkan yang berukuran
besar. Sedangkan untuk logam Cd, fenomena

spesies

Spesies Nassarius
scapha

(besar)

dan

globosus,

Saccostrea

Anadara
cucullata

9

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

mengakumulasi logam Cu, Cd dan Zn masingmasing dengan sangat tinggi dibandingkan spesies

Breau. L. (2003). Etude de la bioaccumulation des
métaux dans quelques espèces marines
tropicales: Recherche de bioindicateurs de

yang lain. Untuk menentukan apakah ketiga spesies
tersebut merupakan spesies bioindikator spesifik
untuk

tiap-tiap

logam tersebut,

maka

perlu

contamination et application à la surveillance
de l’environnement côtier dans le lagon sudouest de la Nouvelle-Calédonie. Thèse
doctorat Université de La Rochelle. 317

dilakukan studi lanjut yang lebih terinci untuk

pages.

mendapatkan hasil yang lebih pasti;
Secara umum, tingkat akumulasi logam

Chafik,A.

M.Cheggour.

S.B.M.Sifeddine.
berat pada macrofauna benthik di kepulauan
Kangean

relatif

sangat

tinggi

dibandingkan

penelitian serupa di beberapa lokasi penelitian, baik
di zona sedang ataupun di zona tropis. Belum
diketahui

secara

pasti

penyebab

tingginya

kandungan logam berat tersebut, terutama logam

(2001).

D.Cossa.
Quality

of

Moroccan Atlantic coastal waters: water
monitoring and mussel watching. Aquat.
Living Resour 14: 239-249.
Cheung, Y.H and M.H. Wong. (1997). Depuration
and bioaccumulation of heavy metals by
clams from Tolo Harbour, Hong Kong.
Toxicological and Environmental Chemistry

Cd yang diketahui non esensial dan bersifat toksik.

58: 103-116.

Sebagai suatu studi awal, maka diperlukan suatu
studi lanjutan yang lebih detail mengungkap data

Chiffoleau, J-F., D.Claisse, D.Cossa, A.Ficht, JL.Gonzalez,

awal ini sehingga diperoleh sumber informasi yang
jelas mengenai tingginya konsentrasi logam berat
dilokasi penelitian secara khusus dan kepulauan
Kangean secara umum.

P.Michel,

P.Miramand, C.Oger et F.Petit. (2001). La
Contamination Métallique. IFREMER. 39
pages.

Chou. C.L., L.A. Paon., J.D. Moffat., T. King.
(2003).

DAFTAR PUSTAKA

T.Guyot,

Selection

of

bioindicators

for

monitoring marine environmental quality in
the Bay of Fundy, Atlantic Canada. Marine

Abbot,R.T and S.P.Dance. (1982). Compendium

Pollution Bulletin 46: 756-762.

of seashells. American Malacologist, Inc.
Melbourne. 411 pages.

Darmono.

(2001).

Lingkungan

hidup

dan

pencemaran. Universitas Indonesia Press.
Anonim. (1999). Sumenep dalam monogram.

Jakarta. 179 halaman.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.
Kantor Pusat Statistik Sumenep.

Fichet. D. (1997). Etude de la biodisponibilité des
métaux lourds dans les sédiments portuaires
avant et après dragage : recherche de bio

10

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

indicateurs de leur toxicité. Thèse doctorat,
Université de La Rochelle. 173 pages.

Phillips. D.J.H. (1976). The common mussel,
Mytilus edulis as an indicator of pollution by

Haynes,D. Leeder,J. Rayment,P. (1997). A

zinc, cadmium, lead and copper. I. effect of

comparison of the bivalve species Donax

environmental variables on uptake of metals.

deltoides and Mytilus edulis as monitors of

Marine Biology 38: 59-69.

metal exposure from effluent discharges
along the Ninety Mile Beach, Victoria,

Pigeot. J. (2001. Approche écosystemique de la

Australia. Marine Pollution Bulletin 34: 326-

contamination métallique du compartiment

331.

biologique benthique des littoraux charentais
: exemple du basin de Marennes-Oleron.

Joiris, C.R and Azokwu, M.I. (1999). Heavy
metals in the Bivalve Anadara (Senilia)

Thèse doctorat Université de La Rochelle.
305 pages.

senilis from Nigeria. Marine Pollution
Prasetijo, R. (2001). Strategi Pengelolaan Kawasan

Bulletin 38 pp 618-622.

Terumbu Karang di Kepulauan Kangean.
A.Mouzdahir,

Tesis Program Pasca Sarjana. Program

S.Bakkas. (2001). The impact of industrial

Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

pollution on the Jorf Lasfar coastal zone

Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi

(Morocco, Atlantic Ocean): the mussel as an

Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Kaimoussi.

A.,

A.Chafik,

indicator of metal contamination. C.R. Acad.

Rainbow,P.S. W.Fialkowski. B.D.Smith. (1998).

Sci. Paris, Sciences de la Terre et des

The sandhopper Talitrus saltator as a trace

planets/Earth and Planetary Sciences 333:

metal biomonitor in the Gulf of Gdansk,

337-341.

Poland. Marine Pollution Bulletin 36(3):
193-200.

Mbome, I.L. (1988). Heavy metals in marine
organisms from Limbé and Douala. Joint

Riget. F., P.Johansen and G.Asmund. (1996).

FAO/IOC/WHO/IAEA/UNEP Project, IOC,

Influence

of

length

on

element

Paris, 1-20.

concentrations in blue mussels (Mytilus
edulis). Marine Pollution Bulletin 32(10):

Metongo, B.S. (1991). Concentration en métaux

745-751.

toxiques chez Crasosstrea gasar (huître de
mangrove)

en

zone

urbaine

lagunaire

RNO. (1996). Le macrobenthos marin: Témoin des

d’Abidjan (Cote d’Ivoire). Journal Ivoirien

variations

de

d’Océanologie et Limnologie, Abidjan 1 :33-

Programmes Actuels, Surveillance du Milieu

45.

Marin ;

Travaux

d’Observation
Palar, H. (2004). Pencemaran dan toksikologi

l’environnement

de

au

Réseau
la

côtier.

National

Qualité

du

Milieu Marin. IFREMER. 32 pages.

logam berat. PT Rineka Cipta. Jakarta. 90
pages.

11

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Ugolini,A. F.Borghini. P.Calosi. M.Bazzicalupo.
G.Chelazzi.

S.Focardi.

(2004).

Mediterranian Talitrus saltator (Crustacea,

Amphipoda) as a biomonitor of heavy metal
contamination. Marine Pollution Bulletin 48
(5-6):526-532.

12

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22