Manajemen Perumusan Visi Misi Tujuan Ren

06

Selama Perkuliahan Berlangsung,
setiap alat telekomunikasi semisal HP wajib dimatikan
demi aktualisasi interaksi-edukatif
(amanat kode etik mahasiswa)

mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan
Islam
:
MANAJEMEN
PERUMUSAN VISI, MISI,

TUJUAN, RENCANA STRATEGIK
PADA MADRASAH DAN SEKOLAH

Ali Rohmad – 2014 M
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung


‫اعوذ بالله من الشيطان الرجيم‬
‫بسم الله الرحمن الرحيم‬

MANAJEMEN PERUMUSAN VISI, MISI,
TUJUAN, RENCANA STRATEGIK PADA
MADRASAH DAN SEKOLAH

Arah bahasan :
1. Istilah visi, misi, tujuan, rencana
strategik.
2. Posisi visi, misi, tujuan, renstra
madr-sek.
3. Urgensi visi, misi, tujuan, renstra
madr-sek.
4. Perumusan visi, misi, tujuan, renstra
madr-sek.
5. Efektivitas visi, misi, tujuan madr-

Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
satpendas :

1.
2.
3.
4.

Visi sekolah/madrasah
Misi sekolah/madrasah
Tujuan sekolah/madrasah
Rencana kerja sekolah/madr

A. Perencanaan program
B. Pelaksanaan rencana kerja
C. Pengawasan dan evaluasi
D. Kepemimpinan sekolah/madrasah
E. Sistem informasi manajemen
F. Penilaian khusus

Permendiknas 19-2007 SNP - lampiran

UU 20-2003


Mad-Sek

.

MBS

bertaqwa

SN-SI

Manstra

input

proses

beradab

output


merdeka
cerdas

Kamad-Kasek
yang kompeten

Resep :
1. Vision
2. Skills
3. Incentives
4. Resources
5. Action plan

kerja sama +

Bersaing +

“Resep” dari Rhenald Kasali, Re-Code Your Change DNA, 3rd ed, PT Gramedia, Jakarta, 2007, h. 17-21


Substansi Manajemen Pendidikan
Substansi Proses
17 fungsi manajemen : planning,
organizing, actuating, controlling,
staffing, directing, assembling,
resources, commanding, coordinating,
creating, motivating, communicating,
reporting, budgeting, leading, evaluating

Amanat Masyarakat
kepada mad – sek
(fungsi reseptif:direktif)

Substansi Tugas
Akademik, personalia,
kesiswaan, keuangan,
sarpras, kehumasan,
dll

visi-misi-tujuan-renstra mad-sek


Substansi Produk
Layanan administratif,
kognitif, afektif, psikomotorik, emosional,
spriritual

Vide, Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, h. 45.

Bangunan Kebudayaan/Peradaban Islamiy ala NKRI

Cipta - Rasa – Karsa – Karya
Pancasila dlm pembukaan UUD-RI 1945

Ber : ‘aqidah – ‘ibadah – akhlaq mulia

‫ٲي ا ت ا ل ق و ل يي ة‬

‫ٲي ا ت ا لك ون يي ة‬

WAHYU

ALAM
‫حي على الصلة‬
‫ الشهادة‬- ‫الغائب‬
‫القران – الحديثحي على الفلح‬

‫الله سبحانه وتعالى‬

Asas

fungsi reseptif
mns sbg ‫االاله‬
‫عبد‬

Kebudayaan

Iman sbg imam – qalbu, ‘aqlu, nafsu sbg makmum

Ide - Prilaku - Benda

Manusia-Masyarakat-Bangsa


dst

Kesenian

Pendidikan

Sosial

Ekonomi

Politik

DINAMIK

Profesi

Iptek

fungsi direktif

mns sbg ‫االاله‬
‫خليفة‬

Pertanggung-jawaban

Pemimpin = pemimpi masa depan peserta didik
budaya organisasi

fungsi reseptif
mns sbg ‫االاله‬
‫عبد‬
Pedoman

tujuan

misi

sasaran

operasional


Kepemimpinan kamad-kasek
(Renstra-RKT)
yang kompeten terapkan MBS - Manstra

Analisis
SWOT cs

core beliefs

visi

core values
Kode etik

evaluasi (umpan balik)

fungsi direktif
mns sbg ‫االاله‬
‫خليفة‬


Vide, Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 12

ANALISIS LINGKUNGAN
MAKRO
ANALISIS LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
PENENTUAN PENDIDIKAN
Visi, Misi, keyakinan dasar,
nilai dasar, dan tujuan (goal)
organisasi

ANALISIS INTERN
(kompetensi inti & kelemahan

ANALISIS
PORTOFOLIO
KORPORAT

Langkah
Bersistem
Perumusan
Strategi

ANALISIS EKSTERN
(peluang & ancaman

PERUMUSAN
PELUANG DAN
MASALAH UTAMA

IDENTIFIKASI
DAN EVALUASI
ALTERNATIF
STRATEGI

PERUMUSAN
STRATEGI

Vide, Boriz Yavits, “Sistem Perumusan Strategi”, ppt, School Of Busiiness, Columbia University, h. 13.

The Theory of Business
(Peter Drucker)

Langkah Penetapan MISI
Akses
terhadap
Lingkungan

• Harus jujur dg.
realitas lingkn.
• Harus sesuai dg.
paradigma &/ tren
yg berkembang

Keyakinan dasar membangkitkan semangat tinggi thd.
usaha perwujudan visi

Core Beliefs
Mission
Statement

Core
Competency

Visi
Core Values

Tata nilai memberikan
makna thd.pekerjaan sbg
pengabdian kpd Tuhan
Yang Maha Esa

Harus sesuai
dg paradigma
yang berkembang

Ability to:
• See beyond our present reality.
• Create what does not exist yet.
Menjawab pertanyaan:
• Become what we not yet are.
• What needs do we meet? Menjawab pertanyaan:
• Who is our customer?
• The chosen track
• What business are we in? • What do we do best
in that business?
Boriz Yavits, “Sistem Perumusan Strategi”, ppt, School Of Busiiness, Columbia University, h. 18.

Mengelola pendidikan harus serius dan
tidak boleh main-main karena ia
terkait langsung dengan nasib
bangsa kedepan. Mengelola
pendidikan tidak boleh dengan
prinsip pokoknya tetapi bagaimana
idealnya dan seharusnya.

Mohammad Karim, “VISI BESAR DAN INVESTASI MAHAL PENDIDIKAN”, http://www.uin-malang.ac.id/ diakses Kamis 22-03-2012

Bila para pengelola lembaga
pendidikan yang melaksanakan
kegiatan pendidikan apa adanya,
berjalan tanpa peta, mereka dapat
diibaratkan orang masuk hutan
belantara tanpa route dan kompas h.
119-120.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2

... sekolah hanyalah salah satu dari subsistem
pendidikan karena lembaga pendidikan itu
sesungguhnya identik dengan jaringan-jaringan
kemasyarakatan h. 1.
Fungsi-fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses
pendidikan dan pembelajaran sebagai inti
bisnisnya h. 1.

Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Fungsi penyadaran atau disebut juga fungsi
konservatif bermakna bahwa sekolah
bertanggung jawab untuk mempertahankankan
nilai-nilai budaya masyarakat dan membentuk
kesejatian diri sebagai manusia h. 2.
Pendidikan sebagai instrumen penyadaran
bermakna bahwa sekolah berfungsi
membangun kesadaran untuk tetap berada
pada tataran sopan santun, beradab, dan
bermoral di mana hak itu menjadi tugas semua
orang h. 2.
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Fungsi reproduksi atau disebut juga fungsi
progresif merujuk pada eksistensi sekolah
sebagai pembaru atau pengubah kondisi
masyarakat kekinian ke sosok yang lebih manju
h. 3

Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Kecakapan kepala sekolah
merumuskan visi, misi, dan
tujuan akan mampu
meningkatkan keberhasilan
sekolah.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 201

‫دمت لغد و ادتقوا‬
‫ما ق د‬
‫يٲتيها الذين ٲمنوا اتتقوا الله ولتنظر نفس د‬
(۱٨ : ‫ن الله خبير بما تعملون )سورة الحشر‬
‫الل ه ٳ د‬
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT Bumi Restu, Jakarta, 1978, h. 919.

Visi
Visi : orientasi dan sasaran masa depan h. 116.
Visi : suatu pikiran yang melampaui realitas
sekarang, sesuatu yang kita ciptakan yang belum
pernah ada sebelumnya, suatu keadaan yang akan
kita wujudkan yang belum pernah kita alami
sebelumnya h. 120.
Pimpinan visioner : pimpinan yang memiliki
kemampuan untuk berpikir melampaui realitas
sekarang, kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang belum pernah ada, kemampuan untuk
mencapai suatu kondisi yang belum pernah dialami
sebelumnya h. 120.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2

Core belifs (filosofi) : keyakinan tentang kebenaran
visi dan kebenaran jalan yang dipilih untuk
mewujudkan visi h. 120.
Core values : nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
lembaga dalam perjalanan mewujudkan visi h.
120.
Core values memberikan batasan dalam pemilihan
cara-cara yang ditempuh dalam perjalanan
mewujudkan visi. Core values membentuk
perilaku yang diharapkan dari civitas organisasi
dalam mewujudkan visinya h. 121.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2

Visi bukanlah sekedar slogan berupa kata-kata
tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah
gambaran kongkrit yang diberikan oleh pimpinan
sekolah, melainkan sebuah rumusan yang dapat
memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat
nilai (Hopkins, 1996). Menurut Block (1987), visi
adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan
yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi
optimisme dalam organisasi. Bennis and Nanus
(1985) mengartikan visi sebagai pandangan masa
depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang
didalamnya tergambarkan cara-cara yang lebih
baik dari cara yang sudah ada sebelumnya.

“Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Visi merupakan “potret” atau
“gambaran” yang ingin dicapai
organisasi pada masa mendatang.
Gambaran itu bersifat ideal. Ia
laksana sebuah impian. Ia menjadi
kompas bagi sekolah. Ia menjadi
inspirasi yang menggerakkan seluruh
roda organisasi.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Visi merupakan gambaran tentang masa depan
(future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam
kurun waktu tertentu... . Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan
proses manajemen saat ini yang menjangkau masa
yang akan datang (Akdon, 2009:94-95).
Bagi sekolah Visi adalah imajinasi moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan
selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang
diyakini akan terjadi di masa datang. Dalam
menentukan visi tersebut, sekolah harus
memperhatikan perkembangan dan tantangan masa
depan.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Perumusan visi yang tepat harus dapat memberikan
inspirasi dan memotivasi bagi seluruh warga
sekolah dan masyarakat untuk bekerja dengan
penuh semangat dan antusias. Menurut Blum dan
Butler (1989) visi sangat identik dengan
perbaikan sekolah.
Pemimpin sekolah dituntut untuk dapat
mengidentifikasi, mengklarifikasi dan
mengkomunikasikan nilai-nilai utama yang
terkandung dalam visi sekolah kepada seluruh
warga sekolah, agar dapat diyakini bersama dan
diwujudkan dalam segala aktivitas keseharian di
sekolah sehingga pada gilirannya dapat
membentuk sebuah budaya sekolah.
“Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Beare et.al. (1993) menawarkan pedoman dalam
pembentukan visi :
1. Visi seorang pemimpin sekolah mencakup gambaran
tentang masa depan sekolah yang diinginkan.
2. Visi akan membentuk pandangan pemimpin sekolah
tentang apa yang menyebabkan keutamaan atau
keunggulan sekolah.
3. Visi seorang pemimpin sekolah juga mencakup gambaran
masa depan sekolah yang diinginkan di mata sekolah lain
dan masyarakat secara umum.
4. Visi seorang pemimpin juga mencakup gambaran proses
perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan
terbaik yang hendak dicapai.
5. Masing-masing aspek visi pendidikan dalam sekolah
merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan keyakinankeyakinan yang berbeda-beda tentang (a) watak dan sifat
manusia; (b) tujuan pendidikan dalam sekolah; (c) peran
pemerintah, keluarga, masyarakat terhadap pendidikan
dalam sekolah; (d) pendekatan-pendekatan dalam
pengajaran dan pembelajaran; dan (e) pendekatanpendekatan terhadap manajemen perubahan.
“Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang harus diperhatikan dalam merumuskan
sebuah visi menurut Bryson (2001:213) :
1. Visi harus dapat memberikan
panduan/arahan dan motivasi.
2. Visi harus desebarkan di kalangan
anggota organisasi (stakeholder).
3. Visi harus digunakan untuk
menyebarluaskan keputusan dan tindakan
organisasi.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Menurut Akdon (2009:96), terdapat beberapa
kriteria dalam merumuskan visi :
1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan
ideal masa depan yang ingin diwujudkan.
2. Visi dapat memberikan arahan, mendorong
anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja
yang baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap
menghadapi tantangan.
4. Menjembatani masa kini dan masa mendatang.
5. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan
masa depan yang menarik.
6. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Rumusan visi sekolah harus memberikan isyarat :
1. Visi sekolah berorientasi ke masa depan, untuk
jangka waktu yang lama.
2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh
lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat.
3. Visi sekolah harus mencerminkan standar
keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
4. Visi sekolah harus mencerminkan dorongan yang
kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat dan
komitmen bagi stakeholder.
5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya
perubahan dan pengembangan sekolah ke arah
yang lebih baik.

6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan
sekolah.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kotter, J. (1996), cara mengetahui efektivitas suatu visi :
1. Visi harus bersifat imaginable, harus mampu memberikan
gambaran atau potret atas masa depan yang akan diraih.
2. Visi harus bersifat desirable dan inspirable, harus merangsang dan
memberikan daya tarik (untuk mencapainya) kepada setiap
pemangku kepentingan organisasi.
3. Visi harus bersifat feasible, meski merupakan sebuah impian tetapi
bersifat realistik, dan memberikan peluang mencapainya .
4. Visi harus mempunyai focused yang jelas, memberikan panduan
yang cukup jelas dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.
5. Visi harus bersifat flexible, sbg kompas bagi organisasi, ia tidak
boleh menjadi spesifik, sehingga tidak memungkinkan
terakomodasinya peran individual dan tidak mampu menjembatani
perubahan kondisi masyarakat sekelilingnya.
6. Visi harus bersifat communicable, redaksi visi itu cukup sederhana,
tidak terlalu panjang, dan mudah diingat, sehingga mudah
dikomunikasikan dan dijelaskan kepada segenap pemangku
kepentingan lembaga.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Menurut Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) visi
itu merupakan sarana untuk :
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan
organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara
organisasi dengan stakeholders (sumber daya
manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain
yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi
dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
4. Menjadi acuan mempersatukan semua pihak
dalam sebuah organisasi (sekolah).
5. Menentukan arah kebijakan dan karakteristik
organisasi.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

‫والذين جاهدوا فينا لنهديتنهم سبلنا وٳتن الله لمع المحسنين‬
(٦٩ : ‫)سورة العنكبوت‬

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orangorang yang berbuat baik.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT Bumi Restu, Jakarta, 1978, h. 638.

Misi
Misi : jalan pilihan (the chosen track) lembaga
pendidikan bagi peserta didik/masyarakatnya h.
120.
Perumusan misi adalah suatu usaha untuk
menyusun peta perjalanan. Kemampuan pengelola
lembaga pendidikan untuk membuat peta yang
secara akurat menggambar-kan dunia yang
dimasuki, memberikan kesempatan bagi lembaga
tersebut untuk mengelola aktivitas pendidikan
yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
lingkungannya, sehingga kelangsungan hidup dan
perkembangan lembaga tersebut terjamin h. 120.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2

Berbeda dengan visi, misi sekolah
merupakan pilihan cara yang tepat
sehingga mampu mengantar sekolah
mencapai atau mendekati “potret”
dan “impian” yang dicita-citakan
tersebut.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang
harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan di masa datang (Akdon, 2009:
97). Pernyataan misi mencerminkan tentang
penjelasan produk atau pelayanan yang
ditawarkan.
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk
mewujudkan visi. Jadi misi merupakan penjabaran
visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan
rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk
mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah
bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Pernyataan misi harus :
1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa
yang hendak dicapai oleh organisasi dan
bidang kegiatan utama dari organisasi
yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang
harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas
terhadap perkembangan bidang utama
yang digeluti organisasi (Akdon, 2009:98).

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kriteria dalam pembuatan misi :
1. Penjelasan tentang bisnis/produk atau
pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang
akan dilayani.
3. Kualitas produk dan pelayanan yang
ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
4. Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan
pada masa mendatang juga manfaat dan
keuntungannya bagi masyarakat dengan
produk dan pelayanan yang tersedia (Akdon,
2009:99).
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi
sekolah :
1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan
secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh sekolah.
2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk
kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan
kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi.
3. Misi sekolah menggambarkan tentang produk
atau pelayanan yang akan diberikan pada
masyarakat (siswa).
4. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan
harus memiliki daya saing yang tinggi, namun
disesuaikan dengan kondisi sekolah.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kotter, J. (1996), cara mengetahui
efektivitas suatu misi :
1.apa yang akan dilakukan oleh
organisasi ?;
2.bagaimana mengukur keberhasilan
yang akan dicapai oleh organisasi ?;
3.apa yang akan dilakukan untuk
menjamin keberhasilan yang
diinginkan oleh organisasi ?.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Misi dirumuskan berdasarkan 5 pertanyaan :
1. Bagaimana asumsi terhadap lingkungan
yang akan dilayani lembaga pendidikan ?.
2. Kebutuhan apa yang akan kita penuhi ?.
3. Siapa peserta didik/masyarakat yang
ingin digarap ?.
4. Jenis, jenjang dan model lembaga
pendidikan bagaimana yang kita kelola ?.
5. Apa yang terbaik kita lakukan dalam
mengeloa lembaga pendidikan tersebut ?.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 123.

Visi-misi itu, perlu dijabarkan secara
jeli, tajam dan konkrit dalam
berbagai bentuk kegiatan sekolah. Ia
mendasari segala bentuk kegiatan
yang dilakukan dan dijalankan oleh
sekolah tersebut. Starratt (1995),
menggambarkan sekolah sebagai
sebuah institusi dengan lapisan
bawangnya (onion with several
layers).

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Lapisan institusi sekolah/madrasah :
1. Terdalam : kepercayaan (faith), nilai-nilai
(values), filosofi dasar, asumsi-asumsi
(assumptions) yang lazim dirumuskan oleh the
founding fathers/mothers institusi.
2. Visi dan misi institusi.
3. Maksud (purpose) dan Tujuan (goal).
4. Kebijakan (policies).
5. Program kegiatan (programs).
6. Organisasional.
7. Terluar : operasional (operation).

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Lapisan terdalam adalah inti sekolah yang terdiri dari
kepercayaan (faith), nilai-nilai (values), filosofi
dasar, asumsi-asumsi (assumptions) yang lazim
dirumuskan oleh the founding fathers/mothers
sekolah. Bagaimana mereka memandang
kehidupan, manusia, pemahaman tentang
moralitas, religiusitas, dan kehidupan sosial
masyarakat, serta alam semesta. Lapisan ini sangat
abstrak dan biasanya tidak sedimikian eksplisit
dalam mengukurnya. Secara bersinambungan,
lapisan terdalam mewarnai lapisan-lapisan
berikutnya. Lapisan visi, misi, tujuan institusioal
adalah yang menggerakkan dan menghidupkan
organisasi; keberadaannya relatif tetap dan tidak
mudah berubah atau luntur oleh waktu dan
perubahan jaman. Inilah yang sesungguhnya
merupakan karakter dan budaya dari sekolah
sebagai sebuah organisasi.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Tujuan
Tujuan (goals) merupakan penjabaran dari
pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada
umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci
keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan
visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan
dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukkan kondisi yang ingin dicapaidi masa
mendatang (Akdon, 2006:143).

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi, oleh karena itu
tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat
untuk menetapkan indikator.
Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi
sekolah. Perumusan tujuan akan
strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program
suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan
harus memberikan ukuran lebih spesifik dan
akuntabel.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kriteria tujuan :
1. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi,
visi dan nilai-nilai organisasi.
2. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau
berkontribusi memenuhi misi, program dan sub
program organisasi.
3. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah,
kecuali terjadi pergeseran lingkungan, atau dalam
hal isu strategik hasil yang diinginkan.
4. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang.
5. Tujuan menggambarkan hasil program.
6. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari
organisasi.
7. Tujuan harus menantang, namun realistik dan
dapat dicapai.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
sekolah :
1. Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang
spesifik dan akuntabel (dapat diukur).
2. Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi,
oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi
dan misi.
3. Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa
yang akan diselesaikan dan kapan
diselesaikannya.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Efektivitas tujuan diukur pakai SMART :
sejauhmana (S)-Spesific dan strategic-nya
tujuan itu; sifatnya (M)-easurable atau
tidak; (A)-Attainable atau tidak, sekedar
asumsi tidak berdasar atau berdasar data
masa lalu yang dimiliki; (R)-Result oriented
atau hanya melihat proses tanpa target
yang jelas; dan bagaimana soal (T)-Time
bound atau batas waktu yang jelas untuk
mencapai hal tersebut.

“Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rab

Manajemen mad-sek :
1. Manajemen strategik/partisipatif : kamadkasek (Renstra – RKT); hindari manajemen
tradisional feodalistik.
2. Manajemen operasional : pendidik +
tenaga kependidikan.

Strategi : sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala
resources dan capabilities dengan tujuan untuk memenangkan kompeti
jangka panjang h. 137.

Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , 4th ed, Alfabeta,
2010, h. 129-130.

Manajemen strategik (Ansoff 1990) : a
systematic approach to major and
increasingly important responsibility of
general management: to position and
relate the firm to its surprises.
Manajemen strategik (Blocer dan Lin 1999) :
the development of a sustainable
competitive posisition in wich the firm’s
competitive provides continued success.

Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , 4th ed, Alfabeta,
2010, h. 128-129.

Kamad-Kasek dan stakeholders analisis SWOT:
1. Menyusun perencanaan memposisikan diri sesuai
kemampuan dan potensi yang dimiliki demi
maksimalisasi efektifitas pengerahan segala
sumber-daya untuk mencapai tujuan sekolah.
2. Merespon isu-isu strategis, seperti KTSP,
pembelajaran kontekstual, dll untuk peningkatan
mutu pendidikan/ pembelajaran.
3. Menekankan prinsip obyektifitas, ilmiah,
sistematis, keputusan bersama dalam
mengakomodasi kebutuhan publik ke arah
perealisasian mad-sek yang kompetitif lagi
menguntungkan.

Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , 4th ed, Alfabeta,
2010, h. 129.

2 fase besar dalam manstra (Sharplin,
1985) :
1. Fase “strategy formulation” :
tahapan penetapan visi-misi
organisasi, assesment lingkungan
internal-eksternal, menetapkan arah
dan sasaran, menentukan strategi.
2. Fse “strategy implementation” :
menggerakkan strategi, melakukan
evaluasi strategik, dan kontrol
strategik.
Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , 4th ed, Alfabeta,
2010, h. 131.

Unsur strategik dalam menstra (Melcher,
1988) :
1. Scope : batasan di mana sebuah
organisasi bergerak; menetapkan produk
yang akan dihasilkan, pelanggan yang
harus dilayani, lokasi tempat beroperasi,
keseluruahan faktor kompetitif.
2. Specification : standar untuk mengukur
posisi strategis organisasi saat ini.
3. Deployment : penyiapan alokasi dana,
fasilitas, peralatan, sdm.
Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , 4th ed, Alfabeta,
2010, h. 131.

Program Kerja
Program merupakan implementasi dari visi, misi dan
tujuan. Program yang dimaksudkan adalah
program operasional. Program operasional
didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan yang
dihimpun dalam satu kelompok yang sama secara
sendiri-sndiri atau bersama-sama untuk mencapai
tujuan dan sasaran (Akdon, 2006:135). Program
merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis
dan terpadu, dilaksanakan oleh satu instansi
pemerintah atau lebih ataupun dalam rangka kerja
sama dengan masyarakat atau yang merupakan
partisipasi aktif masyarakat guna mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
Perumusan program kerja sekolah berdasarkan atas
perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Karakteristik program :
1. Program kerja operasional didasarkan atas
perumusan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan
yang telah ditetapkan.
2. Program kerja operasional pada dasarnya
merupakan upaya untuk implementasi strategi
organisasi.
3. Program kerja operasional merupakan proses
penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan satu rencana.
4. Program operasional merupakan penjabaran riil
tentang langkah-langkah yang diambil untuk
menjabarkan kebijakan.
5. Program operasional dapat bersifat jangka panjang
dan menengah, atau bersifat tahunan.
6. Program kerja operasional tidak terlepas dari
kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
program kerja sekolah :
1. Program kerja sekolah merupakan implemantasi
dari tujuan dan strategi sekolah, jadi dalam
merumuskannya harus seirama dengan tujuan
dan strategi yang telah ditetapkan.
2. Dalam merumuskan program sekolah harus
ditentukan siapa yang akan menjadi
penanggungjawab masing-masing program kerja
sekolah dan kapan langkah tersebut selesai.
3. Peran visi, misi, tujuan dan program dalam
menyusun perencanaan strategis sekolah.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan
suatu organisasi untuk menentukan strategi atau
arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk
modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai tujuan dari organisasi tersebut
(Amrullah, 2010:4).
Perencanaan strategis merupakan panduan bagi
sekolah dalam menjalankan proses pendidikan
dalam tingkat satuan pendidikan masing-masing.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Langkah-langkah perencanaan strategis :
1. Perumusan visi, misi dan nilai-nilai.
2. Telaah lingkungan strategik, yang terdiri dari
analisis lingkungan internal, analisis lingkungan
eksternal.
3. Analisis strategik dan kunci keberhasilan.
4. Rencana Strategis yang terdiri dari merumuskan
tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program,
kegiata suatu organisasi.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

.

“Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Dalam proses pengembangan program
madrasah-sekolah, manajer harus
menghubungkan program-program
dg seluruh kehidupan peserta didik
dan kebutuhan lingkungan h.41.

E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

Prinsip penyusunan program kerja pd madr-sek :
1. Tujuan harus jelas, makin operasional tujuan,
makin mudah terlihat dan makin tepat programprogram yg dikembangkan utk mencapai tujuan.
2. Program itu harus sederhana dan fleksibel.
3. Program-program yg disusun dan dikembangkan
harus sesuai dg tujuan yg telah ditetapka.
4. Program yg dikembangkan harus menyeluruh
dan harus jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana
program h.41-42.

E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

Urgensi
Dalam rangka meningkatkan produktivitas
kerja dan hasil kerja yang optimal serta
berdampak pada nilai-nilai yang agung,
maka seseorang perlu memiliki visi, misi,
tujuan, sasaran, operasional yang
dilandasi keyakinan dan etika kerja yang
tinggi serta mengelolanya didukung
dengan kepemimpinan, manajemen dan
administrasi yang baik h. 117-118.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2