PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB I
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
CONTOH KASUS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Identitas Perusahan
Nama Wajib Pajak
: PT. ABC
Alamat
: 01.234.567.8-623.000
Jenis Usaha
: Perdagangan Besar dalam Negri
Pembukuan
: Tidak Diaudit
Konsultan Pajak
: Dilaksanakan sendiri
Daftar pemegang saham dan pengurus
a) Wahyu T, Jl. Ciwulan No. 43 Malang, NPWP: 08.234.567.8-623.000, jumlah modal disetor
Rp. 500.000.000,- (50% dari modal keseruhan), sebagai Komisaris.
b) Nabila Q, Jl. Ciwulan No. 43 Malang, NPWP: 08.234.567.8-623.000, jumlah modal disetor
Rp. 500.000.000,- (50% dari modal keseruhan), sebagai Direktur.
B. Laporan Rugi Laba Perusahaan Tahun 2011
Penjualan Bruto

Rp. 9.500.000.000,Harga Pokok Penjualan
Rp. 7.800.000.000,Laba Bruto Usaha
Rp. 1.700.000.000,Biaya Usaha
1. Gaji, Bonus, THR dan Pesangon
Rp. 120.000.000,2. PPH Pasal 21
Rp. 6000.000,3. Biaya Pengangkutan
Rp. 40.000.000,4. Biaya Pemasaran
Rp. 20.000.000,5. Biaya Member Golf
Rp. 30.000.000,6. Biaya Pelatihan Pegawai
Rp. 70.000.000,7. Biaya Jasa Pemeliharaan
Rp. 80.000.000,8. Sewa Gedung Kantor
Rp. 60.000.000,9. Biaya Reperasi & Pemeliharaan Gedung Kantor
Rp. 50.000.000,10. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Rp. 45.000.000,11. Biaya Perjalanan Dinas
Rp. 35.000.000,12. Biaya Jamuan Tamu
Rp. 54.000.000,13. Biaya Listrik, Air, dan Telepon
Rp. 35.000.000,14. Sumbangan HUT RI
Rp. 10.000.000,15. Biaya Alat Kantor
Rp. 75.000.000,16. Biaya Seragam Satpam & Keselamatan Kerja
Rp. 60.000.000,17. PKB, PBB, Bea Materai

Rp. 30.000.000,18. Biaya Makan Minum Karyawan
Rp. 20.000.000,19. Penyusutan Aktiva Tetap
Rp. 20.000.000,20. Premi Asuransi Kebakaran
Rp. 25.000.000,21. Premi Asuransi Jiwa
Rp. 15.000.000,22. Premi Asuransi Kesehatan
Rp. 20.000.000,23. Biaya Pengobatan Rumah Sakit
Rp. 30.000.000,24. Bantuan untuk Masyarakat
Rp. 40.000.000,-

25. Biaya Rekreasi
Total Biaya Usaha
Biaya Luar Usaha
1. Biaya Perawatan Gudang yang Disewakan
2. Biaya Pengurus Tanah yang Dijual
3. Rugi Selisih Kurs
Total Biaya Luar Usaha
Pendapatann Lain-lain
1. Sewa Gudang
2. Penjual Tanah
3. Sewa Mesin

4. Bunga Deposit dari Bank
5. Devine
Total Pendapatan Lain-lain
Laba Neto Tahun 2011

Rp. 50.000.000,Rp. 1.040.000.000,Rp. 20.000.000,Rp. 35.000.000,Rp. 15.000.000,Rp. 70.000.000,Rp. 90.000.000,Rp. 80.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 25.000.000,Rp. 50.000.000,Rp. 285.000.000,Rp. 875.000.000,-

Keterangan Tambahan:
a) Penghapusan piutan karena tidak dikemukakan orangnya dan alamatnya sudah pindah.
b) Biaya pengobatan dibayarkan kepada kliik yang punya kerjasama dengan perusahaan.
c) Devine diterima dari PT. XYZ dimana PT. ABC adalah pemegang saham sebanyak 40%.
d) Harga Pokok Penjualan:
Persediaan barang dagangan, 1 Januari 2011
Rp. 1.500.000.000,Pembeliaan barang dagangan
Rp. 9.000.000.000,Persediaan barang dagangan, 31 Januari 2011
Rp. 2.700.000.000,Harga Pokok Penjualan
Rp. 7.800.000.000,e) Aktiva tetap per 1 Januari 2011 dan penyusutan metode garis lurus
JENIS AKTIVA TETAP
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN

Kelompok 1
12-12-2007
48.000.000
Kelompok 2
05-07-2004
100.000.000
Kelompok 3
19-06-2008
200.000.000
Bangunan Permanen
05-090-2003
1.000.000.000
f) Pajak-pajak Tahun 2011
1. PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji kepada karyawan sebesar Rp. 6.000.000,2. PPh Pasal 22 dipungut oleh bendaharawan pemerintah sebesar Rp. 25.000.000,3. PPh Pasal 23 yang dipungut pihak lain sebesar Rp. 600.000,4. PPh Pasal 25 sebesar Rp. 18.000.000,5. PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 6.000.000,- atas pembayaran sewa gedung.
6. PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 9.000.000,- atas penerimaan sewa gedung.
Pemecahan Masalah:
1. Penjual Bruto
Rp. 9.500.000.000,Harga Pokok Penjualan
Rp. 7.800.000.000,Laba Bruto Usaha
Rp. 1.700.000.000,Penjelasan:

 Laba usaha merupakan obyek PPh sesuai pasal 4 ayat (1) huruf C UU PPh.



Laba usaha tesebut berasal dari penjualan barang dagangan dan bukan obyek PPh final pasal
4 ayat (2) UU PPh sehingga terutang PPh atas dasar penghasilan neto karenanya harus

dikurangi harus dikurangi dengan biaya fiscal.
2. Gaji, bonus, THR, dan pesangon Rp. 120.000.000,Penjelasan:
 Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
 Pembayaran tersebut bukan biaya fiscal apabila diambil dari jumlah laba, contoh: Tantien.
3. PPh pasal 21 sebesar Rp. 6.000.000,Penjelasan:
 Bukan biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A angka 9 UU PPh. Pasal 21 merupakan PPh
yang dipotong dari gaji dan menjadi beban pegawai. Demikian pula apabila PPh pasal 21


tersebut ditanggung pemberi kerja juga bukan biaya fiscal.
Berbeda dengan tunjangan PPh pasal 21 yang merupakan biaya fiscal karena termasuk

tambahan gaji dan harus dimasukkan sebagai obyek PPh pasal 21.

4. Biaya pengangkutan sebesar Rp. 40.000.000,Penjualan: Biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
5. Biaya pemasaran sebesar Rp. 20.000.000,Penjelasan: Biaya fiskal sesuai pasal 1 ayat (1) huruf B UU PPh.
6. Biaya member golf sebesar Rp. 30.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fikcal sesuai pasal 9 ayat (1) huruf B UU PPh.
7. Biaya pelatihan pegawai sebesar Rp. 70.000.000,Penjelasan: Biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf G UU PPh.
8. Biaya jasa pemeliharaan sebesar Rp. 80.000.000,Penjelasan: Biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
9. Sewa gudang kantor sebesar Rp. 60.000.000,Penjelasan: Biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
10. Biaya pemeliharaan gudang sebesar Rp. 50.000.000,Penjelasan: Biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
11. Penghapusan piutang tak tertagih sebesar Rp. 45.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf H UU PPh karena tidak memenuhi
syarat sebagaimana tercantum dalam pasal tersebut.
12. Biaya perjalanan dinas sebesar Rp. 35.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh.
13. Biaya jamuan tamu sebesar Rp. 55.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh sepenjang telah dibuatkan daftar
nominative sesuai.
14. Biaya listrik, air, dan telepon sebesar Rp. 35.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh sepanjang untuk usaha dan bukan
untuk mes karyawan. Sedangkan biaya telepon seluler diatur dalam kepdirjen No. 220/PJ/2002
dengan pembebanan biaya fiscal sebesar 50%.
15. Sumbangan HUT RI sebesar Rp. 10.000.000,-

Penjelasan: Bukan biaya fiscal karena sumbangan yang diperkenankan sebagai biaya terbatas
untuk berencana nasional, litban di Indonesia, infrastruktur social, fasilitas pendidikan pembinaan
olahraga sesuai pasal 6 ayat (1) huruf L & M UU PPh yang diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.
16. Biaya alat kantor sebesar Rp. 75.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf H UU PPh.
17. Biaya seragam satpam dan keselamatan kerja sebesar Rp. 60.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh jo pasal 9 ayat (1) huruf E UU
PPh jo PERMENKEU No. 83/PMK.03/2009.
18. PKB, PBB, Bea Material sebesar Rp. 30.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf I jo SE DJP No. 1 dan 2/PJ.42/2003.
19. Biaya makan minum karyawan sebesar Rp. 20.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh jo pasal 9 ayat (1) huruf E PPh
jo PERMENKEU No. 83/PMK.03/2009
20. Penyusutan aktiva fiscal sepanjang aktiva tetap tersebut milik perusahaan dan digunakan untuk
kegiatan usaha. Penghitungan penyusutan harus sesuai pasal 11 UU PPh. Kurang
disusutan/koreksi negative sebesar Rp. 66.000.000,JENIS AKTIVA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN
Kelompok 1
12-12-2007
48.000.000
Kelompok 2
05-07-2004
100.000.000
Kelompok 3
19-06-2008

200.000.000
Bangunan
05-09-2003
1.000.000.000
 Kelompok 1 disusutkan 4 tahun (48 bulan) berakhir tahun 2011, disusutkan 1 bulan tahun
2007, 12 bulan masing-masing 2008 s.d tahun 2010, dan 11 bulan tahun 2011 (tahun terakhir


penyusutan), penyusutan tahun 2011= 11/12 x Rp. 48.000.000,- = Rp. 11.000.000,Kelompok 2 disusutkan 8 tahun berakhir tahun 2012, sehingga tahun 2011 disusutkan setahun



penuh, penyusutan tahun 2011= 12,5% x Rp. 100.000.000,- = 12.500.000,Kelompok 3 disusutkan 16 tahun berakhir tahun 2024, sehingga tahun 2010 disusutkan



setahun penuh, penyusutan tahun 2011= 6,25% x Rp. 200.000.000,- = Rp. 12.500.000,Bangunan permanen disusutkan 20 tahun berakhir tahun 2023 sehingga ahun 2010 disusutkan




setahun penuh, penyusutan tahun 2011= 5% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 50.000.000,Total penyusutan fiscal tahun 2011 sebesar Rp. 11.000.000,- + Rp. 12.500.000,- + Rp.

12.500.000,- = Rp. 86.000.000,21. Premi asuransi kebakaran sebesar Rp. 25.000.000,-

Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf A UU PPh jo pasal 9 ayat (1) huruf F UU
PPh.
22. Premi asuransi jiwa sebesar Rp. 15.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal sepanjang tidak dimasukkan sebagai obyek PPh pasal 21, dan
akan menjadi biaya fiscal apabila telah masuk sebagai obyek PPh pasal 21 sesuai penjelasan pasal
6 ayat (1) huruf A angka 6 dan pasal 9 ayat (1) huruf D UU PPh.
23. Premi asuransi kesehatan sebesar Rp. 20.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal sepanjang tidak dimasukkan sebagai obyek PPh pasal 21, dan
akan menjadi biaya fiscal apabila telah masuk sebagai obyek PPh pasal 21 sesuai penjelasan pasal
6 ayat (1) huruf A angka 6 daa pasal 9 ayat (1) huruf D UU PPh.
24. Biaya pengobatan rumah sakit sebesar Rp. 30.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal sesuai pasal 9 ayat (1) huruf E UU PPh, dan tidak termasuk
katergori biaya fiscal sesuai PERMENKEU No. 83/PMK.03/2009.
25. Bantuan untuk masyarakat sekitar sebesar Rp. 40.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal karena sumbangan yang diperkenalkan sebagai biaya terbatas
untuk bencana nasional, litbang di Indonesia, infrastruktur social, fasilitas pendidikan dan
Pembina olahraga sesuai pasal 6 ayat (1) huruf L s.d M UU PPh yang diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
26. Biaya rekreasi sebesar Rp. 50.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal karena biaya tersebut tidak terkait dengan kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (10) huruf A UU PPh.

27. Biaya perawatan gudang yang disewakan sebesar Rp. 20.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal sesuai PP No. 94 tahun 2010 karena terkait dengan penghasilan
sewa gudang yang dikenalkan PPh final.
28. Biaya pengurusan tanah yang dijual sebesar Rp. 35.000.000,Penjelasan: Bukan biaya fiscal sesuai PP No. 94 tahun 2010 karena terkait dengan penghasilan
sewa gudang yang dikenakan PPh final.
29. Rugi selisih kurs sebesar Rp. 15.000.000,Penjelasan: Biaya fiscal sesuai pasal 6 ayat (1) huruf E UU PPh jo PP No. 94 tahun 2010
sepanjang terakit dengan kegiatan usaha.
30. Pendapatan sewa gudang sebesar Rp. 90.000.000,Penjelasan: Obyek PPh final pasal 4 ayat (2) UU PPh jo No. 5 tahun 2002 sehingga tidak
dikenakan PPh atas dasar penghasilan neto. Namun WP harus mempunyai bukti pembayaran PPh
final tersebut berupa bukti potong dari pemberian penghasilan (pemotong pajak) atau Surat
Setoran Pajak (SSP) apabila tidak dipotong boleh pihak lain sebagai pemotong pajak.

31. Laba penjualan tanah sebesar Rp. 80.000.000,Penjelasan: Obyek PPh final pasal 4 ayat (2) UU PPh jo PP No. 71 tahun 2002 sehingga tidak
dikenakan PPh atas dasar penghasilan neto. Namun WP harus mempunyai bukti pembayaran PPh
final tersebut berupa bukti potong dari pemberi penghasilan (pemotong pajak) atau Surat
Setoran Pajak (SSP) apabila tidak dipotong boleh pihak lain sebagai pemotong pajak.
32. Sewa mesin sebesar Rp. 40.000.000,Penjelasan: Sewa mesin merupakan obyek PPh dan tidak termasuk obyek PPh final sehingga
terutang PPh atas dasar penghasilan neto sesuai pasal 4 ayat (1) hurud I UU PPh.
33. Bunga deposit dari bank sebesar Rp. 25.000.000,Penjelasan: Obyek PPh final pasal 4 ayat (2) UU PPh jo No. 131 tahun 2002 sehingga tidak
dikenakan PPh atas dasar penghasilan neto.
34. Deviden sebesar Rp. 50.000.000,Penjelasan: Bukan obyek PPh sesuai pasal 4 ayat (3) huruf F UU PPh karena kepemilikan saham

sebanyak 25% atau lebih.

LAPORAN RUGI LABA TAHUN 2011
REKONSILIASI FISKAL
A. LABA NETTO USAHA TAHUN 2011
B. DITAMBAH KOREKSI POSITIF FISKAL:
1. PPh Pasal 21
2. Biaya Member Golf
3. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
4. Sumbangan HUT RI
5. Biaya Pengobatan Rumah Sakit
6. Bantuan untuk Masyarakat Sekitar
7. Biaya Rekreasi
8. Biaya Perawatan Gudang yang Disewakan
9. Biaya Pengurusan Tanah yang Dijual
Jumlah
C. DIKURANGI KOREKSI NEGATIF FISKAL:
1. Penyusutan Aktiva Tetap
2. Pendapatan Sewa Gudang
3. Laba Penjualan Tanah
4. Bunga Deposito dari Bank
5. Deviden
Jumlah

Rp. 875.000.000,Rp. 6000.000,Rp. 30.000.000,Rp. 45.000.000,Rp. 10.000.000,Rp. 30.000.000,Rp. 40.000.000,Rp. 50.000.000,Rp. 20.000.000,Rp. 35.000.000,Rp. 266.000.000,Rp. 66.000.000,Rp. 90.000.000,Rp. 80.000.000,Rp. 25.000.000,Rp. 50.000.000,Rp. 311.000.000,-

D. JUMLAH LABA NETO FISKAL
PPh yang terutang pada tahun 2011 sebagai berikut:
1. Jumlah bruto penghasilan usaha sebesar Rp. 9.500.000,- ditambah penghasilan lain (final)
dan bukan obyek PPh sebesar Rp. 285.000.000,- masih dibawah Rp. 50.000.000,sehingga WP berhak mendapat fasilitas pengurangan pajak sebesar 50% namun terbatas
atas penghasilan kena pajak bagian dari Rp. 4.800.000.000,-.
2. Penghasilan kena pajak atas peredaran usaha sebesar Rp. 4.800.000.000,- adalah (4,8 M :
9,5 M) x Rp. 830.000.000,- = Rp. 419.368.370,- PPh terhitung = 25% x Rp.
419.368.370,- = Rp. 52.421.046,3. Sisa penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas pengurangan 50% adalah Rp.
830.000.000,- - Rp. 419.368.370,- = Rp. 410.631.630,- dan PPh terutang = 25% x Rp.
410.631.630,- = Rp. 102.675.630,4. Total PPh terutang sebesar Rp. 52.421.046,- + Rp. 102.675.900,- = Rp. 155.096.946,Pengkreditan Pajak:
PPh Badan yang terutang
Kredit Pajak:
PPh Pasal 22 sebesar
PPh Pasal 23 sebesar
PPh pasal 26 sebesar
Total kredit pajak

Rp. 155.096.946,Rp. 25.000.000,Rp. 600.000,Rp. 18.000.000,Rp. 43.600.000,-

PPh Badan yang kurang dibayar
Rp. 111.496.946,PPh Pasal 25 tahun 2012 (angsuran PPh tiap bulan) setelah SPT tahun 2011 dimasukkan
adalah: Rp. 155.096.946,- - PPh yang dipotong (Rp. 25.000.0000,- + Rp. 600.000,-) : 12
bulan = Rp. 10.791.412,- perbulan.
Catatan:
a. PPh pasal 1 21 Rp. 6.000.000,- bukan kredit pajak karena pajak tersebut pajak karyawan
yang dipotong oleh PT. ABC.
b. PPh pasal 4 ayat (2) Rp. 6.000.000,- atas pembayaran sewa gudang bukan kredit pajak
karena pajak tersebut milik penerima sewa yang dipotong oleh PT. ABC.
c. PPh pasal 4 ayat (2) Rp. 9.000.000,- atas penerima sewa gudang bukan merupakan kredit
pajak meskipun beban PPh PT. ABC karena PPh tersebut bersifat final.