PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PENELITI DENGAN. pdf

AMTeQ 2015
Annual
Meeting
on Testing
and Quality
2015

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PENELITI DENGAN METODE
INTEGRASI SEVEN STEPS DAN OBJECTIVE MATRIX
(STUDI KASUS: SEBUAH KELOMPOK PENELITIAN PADA LEMBAGA X)
Sih Damayanti1,*, Tri Widianti1,**
1

Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Gedung 417 Tangerang Selatan 15314, Banten
korespondensi: sihdamayanti@gmail.com1,*,| tri_widianti@yahoo.com2,**

INTISARI

Produktivitas pegawai merupakan faktor kunci sukses sebuah organisasi pada berbagai sektor. Untuk
meningkatkan kinerjanya, sebuah organisasi harus selalu meningkatkan produktivitas pegawai dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengukuran produktivitas pegawai harus senantiasa diperhatikan oleh
organisasi, termasuk juga organisasi penelitian. Sayangnya, hingga saat ini, pengukuran produktivitas
pegawai, terutama peneliti, pada organisasi penelitian masih sangat jarang dibahas dalam literatur.
Mengingat hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur produktivitas peneliti pada sebuah organisasi
penelitian. Studi kasus dilakukan pada sebuah kelompok penelitian di Lembaga X selama periode 20122014. Metodologi yang digunakan adalah metode integrasi dari seven steps methodology dan objective
matrix. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai produktivitas peneliti sebuah kelompok penelitian
di Lembaga X bekisar antara 133,32 sampai dengan 733,26 dari nilai produktivitas maksimal 1.000.
Kata kunci: pengukuran produktivitas, organisasi penelitian, seven steps methodology, objective matrix,
peneliti

ABSTRACT
Employee productivity is a key success factor of organization in any sectors. To improve the performance,
an organization always have to improve an employee productivity all the time. Therefore, an employee
productivity measurement should be considered by organizations, including research organizations.
Unfortunately, an employee productivity measurement especially researchers of research organization is
rarely discussed in the literature. Given that, the purpose of this study was to measure the productivity of
researchers in a research organization. Case study was conducted in a research group of institute X
during 2012-2014. The methodology used in this study is integration method of seven steps methodology

and objective matrix. The results showed that the value of the productivity of reseacher in a research
group of institute X ranged between 133.32 to 733.26 of the maximum value of 1.000.
Keywords: productivity measurement, research organization, seven steps methodology, objective matrix,
reseacher

1.

PENDAHULUAN

Pada era yang penuh dengan persaingan, peningkatan produktivitas merupakan hal yang
harus dilakukan oleh organisasi [1-3]. Produktivitas secara umum diartikan sebagai
rasio antara output dan input, perbandingan antara jumlah keluaran yang dihasilkan
(produk atau jasa) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan [1,4]. Sedangkan
peningkatan produktivitas diartikan sebagai peningkatan pada nilai rasio terhadap
280
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi terhadap sumber daya yang digunakan
[4].
Pengukuran produktivitas merupakan aspek penting dalam upaya peningkatan
produktivitas sebuah organisasi [2,5]. Agar dapat meningkatkan produktivitas,
organisasi harus dapat melakukan pengukuran produktivitas [2,5]. Lebih jelas,
pengukuran produktivitas juga dapat dijadikan acuan dalam usaha peningkatkan
produktivitas organisasi pada khususnya dan kinerja organisasi pada umumnya [5].
Pengukuran produktivitas dapat mempengaruhi perilaku manusia dan sistem [5]. Hasil
dari pengukuran produktivitas dapat digunakan untuk memantau perubahan tingkat
produktivitas dan memberikan arahan dalam upaya perbaikan [5]. Lebih jelas, sebuah
organisasi harus mampu mengorganisir dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
pada tingkat yang produktif untuk mencapai tujuan organisasi [5,6].
Saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai pengukuran produktivitas pegawai
baik di industri manufaktur ataupun jasa [6-10]. Hal tersebut mengingat pegawai
merupakan sumber daya utama organisasi yang berperan menjalankan proses bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi [6] sehingga harus mendapatkan perhatian lebih.
“Efisien dan efektifnya suatu organisasi tergantung pada baik buruknya pengembangan
sumber daya dalam organisasi tersebut, mengingat sumber daya manusia merupakan
salah satu faktor yang vital dalam organisasi” [6]. Oleh karena itu, pegawai sebagai
sumber daya utama dalam organisasi dimanfaatkan dengan optimal.

Dalam organisasi penelitian, peneliti merupakan sumber daya utama organisasi.
Beberapa penelitian telah membahas mengenai pengukuran produktivitas organisasi
penelitian, namun jarang yang membahas mengenai pengukuran produktivitas peneliti
secara khusus. Padahal pengukuran produktivitas peneliti memegang peranan penting
untuk mengevaluasi kinerja peneliti dan juga kelayakan pemberian tunjangan peneliti.
Evaluasi terhadap produktivitas peneliti dapat digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan kebijakan strategis peningkatan produktivitas peneliti. Selain itu,
pengukuran produktivitas dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu
peneliti terkait hasil penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengukuran
produktivitas peneliti pada organisasi penelitian dengan studi kasus sebuah kelompok
penelitian di Lembaga X. Secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengukur
produktivitas peneliti sebuah kelompok penelitian di Lembaga X. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi produktivitas peneliti obyek
penelitian dan juga dapat dijadikan referensi dalam melakukan pengukuran
produktivitas peneliti pada umumnya.
Penelitian ini akan menggunakan metodologi integrasi antara seven steps methodology
dan objective matrix. Pemilihan metodologi ini didasari beberapa pertimbangan.
Pertama, integrasi kedua metode tersebut akan memberikan hasil pengukuran
produktivitas yang sesuai dengan misi yang diemban oleh obyek yang diukur

produktivitasnya dan mudah dipahami. Kedua, integrasi kedua metode tersebut
memungkinkan pengukuran produktivitas dilakukan secara sistematis tetapi tetap dapat
memperoleh angka produktivitas yang mempertimbangkan target dan kemampuan
terburuk dari obyek yang diukur. Ketiga, peneliti memiliki tugas utama untuk
281
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

melakukan penelitian. Kegiatan penelitian memiliki output yang beragam. Hal ini bisa
diakomodasi dengan menggunakan metodologi integrasi antara seven steps methodology
dan objective matrix. Keempat, sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada tulisan yang
berusaha mengintegrasikan seven steps methodology dan objective matrix untuk
mengukur produktivitas kelompok penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat
mengisi kesenjangan yang ada dalam literatur.

2.

DASAR TEORI


2.1.
Produktivitas
Produktivitas secara umum didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara keluaran
terhadap masukan (sumberdaya) [1-3]. Konsep produktivitas yang di sampaikan oleh
[11] ada dua yaitu terkait dengan besarnya sumberdaya yang digunakan untuk
memperoleh hasil serta tingkat usaha yang diberikan dalam rangka mencapai hasil
optimal dengan sumberdaya minimal. Ruang lingkup produktivitas dibagi menjadi
empat yaitu lingkup nasional, industri, organisasi serta perorangan [11]. Ada tiga
variabel terkait dengan produktivitas yaitu tenaga kerja, modal dan manajemen [12].
Manajemen disebutkan oleh [12], merupakan variabel yang memiliki kontribusi paling
besar terhadap peningkatan produktivitas.
Jenis produktivitas oleh [13] dibagi menjadi tiga yaitu produktivitas total, parsial dan
faktor total. Produktivitas total adalah gambaran produktivitas keseluruhan yang
melibatkan seluruh komponen masukan dan biasanya digunakan untuk lingkup
perusahaan atau organisasi [14]. Sedangkan produktivitas parsial hanya
membandingkan keluaran terhadap satu faktor masukan [14]. Pada produktivitas
terdapat tiga unsur yaitu efisiensi, efektivitas dan kualitas [13]. Ketiga unsur ini
menjelaskan bahwa dalam produktivitas terdapat tiga pendekatan yaitu output-input
(efisiensi), pencapaian target terhadap waktu dan kualitas (efektivitas), dan kualitas

input-output [14].
2.2.
Produktivitas Karyawan
Karyawan atau tenaga kerja merupakan elemen kunci penentu keberhasilan aktivitas
produksi organisasi atau perusahaan [15]. Produktivitas karyawan merupakan gambaran
parsial dari produktivitas perusahaan (produktivitas total) [14]. Produktivitas karyawan
merupakan produktivitas kerja yang diukur dari hasil kerja karyawan [16]. Pendapat lain
disampaikan oleh Yuniarsih [17] yang menyatakan produktivitas kerja adalah hasil
nyata yang dihasilkan oleh individu atau kelompok dalam rentang waktu tertentu dalam
proses kerja. Produktivitas kerja dapat diukur dari dua tolak ukur yaitu produktivitas
fisik dan produktivitas nilai [18]. Produktivitas fisik dihubungkan terhadap hasil
kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan karyawan sedangkan produktivitas nilai
dilihat dari indikator kemampuan, sikap perilaku, disiplin, motivasi dan komitmen
karyawan terhadap pekerjaannya [18].
2.3.
Produktivitas Peneliti
Pada PERKA LIPI No 2 tahun 2014, peneliti didefinisikan sebagai “insan yang
memiliki kepakaran yang diakui dalam suatu bidang keilmuan yang bertugas
melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” [19]. Jika
mengacu pada definisi tersebut maka produktivitas peneliti merupakan produktivitas

kerja para peneliti dalam melaksanakan tugas penelitian. Produktivitas peneliti penting
282
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

karena merupakan produktivitas parsial yang akan mempengaruhi produktivitas total
lembaga penelitian [14]. Kriteria produktivitas dalam pengukuran produktivitas penting
ditentukan karena kriteria ini merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
produktivitas [20]. Terkait dengan produktivitas peneliti, jika mengacu pada Perka LIPI
No.2 tahun 2014, maka kriteria capaian kerja peneliti adalah publikasi ilmiah, HAKI,
serta kegiatan diseminasi. Pendapat lain disampaikan oleh Altman [21] yang
menyampaikan bahwa kriteria produktivitas kerja peneliti dapat dilihat dari jumlah
publikasi ilmiah, jumlah sitasi, h-indeks, dan g-indeks.
2.4.
Objective Matrix (OMAX)
Objectives Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang
di kembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian
saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut [7,4,2226]. Model ini diciptakan oleh Prof. James L. Riggs, seorang ahli produktivitas dari

Amerika Serikat. Matriks ini berasal dari usaha-usaha beliau untuk mengkuantifikasikan
perawatan yang di landasi kasih sayang (tender loving care) dalam studi produktivitas
rumah sakit pada tahun 1975 [25]. Walau tidak sepenuhnya memuaskan para perawat,
suatu skema multidimensional untuk menyertakan Tender Loving Care dalam
pengukuran unjuk kerja telah dirancang [25].
Elemen – elemen yang terdapat dalam Tabel Objectives Matrix adalah sebagai berikut
[14]:
1) Productivity Criteria, dapat merupakan bagian dari elemen efisiensi, efektivitas,
kualitas, dan elemen-elemen lainnya dan penentuannya dilakukan oleh pihak
manajemen.
2) Performance merupakan nilai aktual dari kinerja perusahaan pada periode
tertentu.
3) Scores dari 0 – 10 berfungsi untuk menormalisasi nilai aktual dari kinerja yang
diperoleh. Angka yang dibulatkan menunjukkan posisi nilai aktual kinerja
terhadap skor pada tabel Objectives Matrix.
4) Score merupakan baris dimana konversi dari nilai aktual kinerja ke skor
Objectives Matrix diletakkan.
5) Weight adalah nilai bobot dari kriteria produktivitas yang ditentukan oleh
manajemen.
6) Value adalah perkalian dari nilai skor dan nilai bobot.

7) Index merupakan hasil penjumlahan dari nilai Value untuk setiap kriteria
produktivitas.
Model pengukuran ini mempunyai ciri yang unik, yaitu kriteria performansi kelompok
kerja digabungkan ke dalam suatu matriks [14]. Setiap kriteria performansi memiliki
sasaran berupa jalur khusus menu perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat
kepentingan terhadap tujuan produktivitas [14]. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah
nilai tunggal untuk kelompok kerja. Kelebihan model OMAX dalam pengukuran
produktivitas perusahaan antara lain: relatif sederhana dan mudah dipahami; mudah
dilaksanakan dan tidak memerlukan keahlian khusus; datanya mudah diperoleh; lebih
fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi [24].

283
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

2.5.
Seven Steps Methodology
Metode seven steps merupakan metode yang ditemukan oleh Brinkerhoff and Dressler

pada tahun 1998 yang ditujukan sebagai cara untuk mengukur produktivitas [27].
Pengukuran produktivitas dengan seven steps diawali dengan pernyataan misi
organisasi. Misi ini harus dapat mencerminkan tujuan utama dan pelanggan organisasi.
Langkah kedua adalah proses identifikasi terhadap harapan pelanggan organisasi
[27,28]. Harapan ini harus jelas dan mencerminkan mutu yang dibutuhkan dan
diharapkan oleh pelanggan [27,28]. Langkah ketiga adalah melakukan identifikasi
keluaran kunci yang selaras dengan misi, serta memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan dan mempertimbangkan sumberdaya utama organisasi [27,28]. Langkah ke
empat adalah identifikasi dan penjelasan fungsi organsiasi yang mencerminkan kegiatan
organisasi dan sumberdaya dan menjelaskan proses pencapaian keluaran kunci [27,28].
Langkah kelima adalah memilih pengukuran keluaran dengan cara memilih teknik
pengukuran yang efektif menghasilkan informasi produktivitas dan kualitas yang
bersifat praktis dan berguna [27,28]. Langkah keenam adalah pemilihan teknik
pengukuran masukan yang bersifat kritis terhadap keluaran [27,28]. Langkah ketujuh
adalah pembentukan indeks produktivitas yang sederhana, sensitif dan bermanfaat yang
mencerminkan ukuran produktivitas [27,28].

3.

METODOLOGI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur produktivitas peneliti sebuah
kelompok penelitian di Lembaga X. Penelitian dilakukan pada peneliti yang tergabung
dalam sebuah kelompok penelitian di Lembaga X. Kelompok penelitian tersebut terdiri
dari 2 peneliti madya (aktif) dan 2 peneliti pertama (non aktif/tugas belajar). Penelitian
ini dibatasi hanya dilakukan pada peneliti yang saat ini aktif dalam aktivitas penelitian.
Lebih lanjut, penelitian ini juga dibatasi pada periode 2012-2014. Pengukuran
produktivitas peneliti dilakukan dengan pengukuran produktivitas parsial dengan
mengintegrasikan dua metodologi yaitu seven steps methodology dan objective matrix.
Seven steps methodology pada penelitian ini digunakan untuk membangun kriteria
indeks pengukuran produktivitas peneliti. Keluaran dari metode ini adalah input, output,
serta kriteria yang dipertimbangkan dalampengukuran produktivitas peneliti. Objective
matrix digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas peneliti berdasarkan kriteria
yang dihasilkan dalam seven steps methodology. Secara ringkas, tahapan yang
dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metode penelitian

284
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

1) Pembangunan Indeks Pengukuran
Tahap ini bertujuan untuk menentukan indikator input kunci, output kunci, dan kriteria
pengukuran produktivitas. Metode yang dilakukan adalah Seven Steps Methodology.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Langkah 1: Mission Statement (Pernyataan misi)
Langkah ini bertujuan untuk memahami misi utama dari peneliti sebuah kelompok
penelitian Lembaga X. Berdasarkan PERKA LIPI nomor 2 tahun 2014 tentang petunjuk
teknis jabatan funsional peneliti, peneliti didefinisikan sebagai insan yang memiliki
kepakaran yang diakui dalam suatu bidang keilmuan yang bertugas melakukan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa misi utama seorang peneliti adalah melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara spesifik, berdasarkan Surat
Keputusan Presiden No.128 tahun 1967, lembaga tempat kelompok penelitian obyek
studi kasus memiliki tugas untuk melakukan penelitian keilmuan yang bersifat
mendasar dan keilmuan multidisiplin terfokus. Berdasarkan uraian tersebut, misi utama
dari peneliti sebuah kelompok penelitian Lembaga X adalah melakukan penelitian ilmu
pengetahuan.
b) Langkah 2: Expectation (ekspektasi)
Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi ekspektasi terhadap hasil pekerjaan
peneliti sebuah kelompok penelitian Lembaga X. Mengacu pada PERKA LIPI nomor 2
tahun 2014 tentang petunjuk teknis jabatan funsional peneliti, unsur utama penilaian
peneliti adalah Karya Tulis Ilmiah (KTI). Berdasarkan hal itu, dirumuskan bahwa
ekspektasi terhadap hasil pekerjaan peneliti sebuah kelompok penelitian Lembaga X
adalah dihasilkannya hasil penelitian (pengetahuan) dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah.
c) Langkah 3: Key Outputs (output kunci)
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui output kunci dari peneliti sebuah kelompok
penelitian Lembaga X. Berdasarkan PERKA LIPI Nomor 04/E/2009 tentang standar
kompetensi jabatan fungsional peneliti, hasil kerja minimal peneliti madya adalah
bimbingan kader peneliti dan KTI terbit dalam bentuk bagian dari buku penerbit
nasional. Dari peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa KTI yang masuk dalam
lingkup peneliti madya adalah KTI yang sama atau lebih bagus kualitasnya dari KTI
yang terbit dalam bentuk bagian buku penerbit nasional atau KTI dengan angka kredit
(AK) minimal sama dengan 15. KTI yang masuk dalam standar kompetensi peneliti
madya adalah KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit internasional (AK 40),
KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit nasional (AK 30), KTI yang menjadi
bagian dari buku oleh penerbit internasional (AK 20), KTI yang menjadi bagian dari
buku oleh penerbit nasional (AK 15), KTI yang terbit dalam majalah ilmiah
internasional (AK 40), KTI yang terbit dalam majalah ilmiah nasional terakreditasi (AK
25) dan KTI yang terbit dalam prosiding pertemuan ilmiah internasional (AK 15).
Selain itu, output lainnya yang dapat dipertimbangkan juga sitasi atas KTI yang telah
diterbitkan. Hal ini mengingat dokumen Penetapan Kinerja Kelompok Penelitian
mencantumkan hal tersebut.
d) Langkah 4: Major Functions (Fungsi utama)
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan peneliti sebuah kelompok penelitian
Lembaga X dan input yang dibutuhkan dalam menghasilkan output kunci. Berdasarkan
285
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

diskusi dengan anggota Kelompok Penelitian, kegiatan Penelitian pada kelompok
penelitian Lembaga X dapat dilakukan secara individu dan kelompok. Penilaian
kontribusi masing-masing peneliti pada KTI hasil penelitian kelompok dibagi
berdasarkan ketentuan yang berlaku, yaitu PERKA LIPI nomor 2 tahun 2014. Dalam
kegiatan penelitian, input kunci yang dapat diukur dan mempengaruhi terciptanya hasil
penelitian adalah anggaran untuk penelitian, tunjangan yang diperoleh peneliti, total
peneliti yang tergabung dalam setiap penelitian dan total waktu kerja peneliti.
e) Langkah 5: Output Measurement Selection (pemilihan output pengukuran)
Langkah ini bertujuan untuk memilih output kunci yang akan digunakan dalam
pengukuran produktivitas peneliti kelompok penelitian di Lembaga X. Output yang
digunakan dalam pengukuran produktivitas peneliti adalah total kontribusi peneliti pada
total KTI yang telah dipublikasikan dan jumlah sitasi KTI pada peneliti terkait. KTI
yang diperhitungkan adalah KTI yang masuk dalam standar minimal kompetensi
peneliti madya dimana bobot pada masing-masing KTI publikasi telah disesuaikan
dengan standar minimal kompetensi peneliti madya yaitu KTI terbit dalam bentuk
bagian buku penerbit nasional. Dengan asumsi bahwa jika KTI yang dipublikasikan
lebih bagus dari standar minimal kompetensi peneliti diartikan bahwa peneliti telah
memenuhi standar minimal tersebut dan hasilnya dikonversikan ke dalam standar
minimal kompetensi peneliti. Sebagai contoh, jika KTI peneliti dipublikasikan sebagai
majalah ilmiah terbit dalam majalah ilmiah nasional terakreditasi dengan angka kredit
25, diasumsikan bahwa KTI tersebut setara dengan 1,667 KTI terbit dalam bentuk
bagian buku penerbit nasional.
f) Langkah 6: Input Measurement Selection (pemilihan input pengukuran)
Langkah ini bertujuan untuk memilih input kunci yang akan digunakan dalam
pengukuran produktivitas peneliti kelompok penelitian di Lembaga X. Dalam hal ini,
input yang digunakan dalam pengukuran produktivitas peneliti ini adalah total waktu
kerja peneliti (tahun), total publikasi KTI peneliti dan total tunjangan peneliti, tunjangan
yang diterima yang berkaitan dengan jabatan fungsionalnya sebagai peneliti
(juta/tahun).
g) Langkah 7: Index contruction (pembangunan indeks)
Langkah yang terakhir adalah pembangunan indeks (rasio), menghubungkan antara
output kunci dan input kunci pengukuran. Dengan kata lain, langkah ini bertujuan untuk
menentukan kriteria pengukuran produktivitas peneliti kelompok penelitian di Lembaga
X. Dalam hal ini, diperoleh tiga kriteria sebagai berikut:
Kriteria 1: produktivitas terhadap waktu kerja
Œ•Ž`• •‘’•8“`”8 •Œ–