TRANSPORTASI DAN TRAKSI dan kinerja

TRANSPORTASI DAN TRAKSI

A. TRANSPORTASI
Transportasi

adalah sarana dan prasarana alat
angkut buah dari block sampai ke pabrik yang
harus di terima di PKS 24 jam setelajh buah di
panen, agar buah dapat di terima di pabrik tepat
waktu, maka sarana prasarana transportasi harus
dirawat dengan baik sehingga tidak terjadi kendala
dalam pengiriman buah dari block.afdeling ke PKS.
Sarana prasarana tersebut seperti Jalan, Jembatan,
Parit dan gorong gorong, harus terus menerus
dirawat untuk waktu yang tidak terbatas guna alur
produksi tidak terputus.
1.PERAWATAN JALAN
a. Jalan Utama
• Jalan

utama

harus
dirawat
secara
mekanis/greader dan pengikisan dilakukan
setipis mungkin, dan permukaan tanah
diusahakan tetap dalam keadaan cembung.
• Permukaan tanah di giling dengan menggunakan
Roadroller dan diberi lapisan batu yang tipis
atau cangkang.
• Tempat tempat yang terus menerua rusak harus
menjadi prioritas utama dalam perawatan
b. Jalan Produksi dan Pringgan
• Perawatan

dilaksanakan dengan manual dan
bersamaan dengan perawatan blok tanam
bersangkutan

• Pemakaian


batu di taburkan sebanyak 2 x dalam
setahun atau 3 m³ /km ( 3 meter kubik/km)
• Penaburan cangkang 4 x dalam setahun atau 3m³
/km
• Permukaan jalan harus tetap dipertahankan
dalam kondisi cembung
c. Pemeliharaan jalan secara mekanis dengan
menggunakan greader 4 x dalam 1 tahun Jalan
Utama. Main Road
d. Alat dan Bahan
• Graeder
• Parang/egrek
• Cangkul/sekop
• Batu-batuan
• Cangkang
• Truk
• Road Roller
• Trraktor

e. Prosedur Kerja

Perawatan jalan mekanis
• Material

pengerasan yang ada di tepi jalan
dikembalikan pada badan jalan
• Bentuk kembali badan jalan dan dibuat chamber
serta tali air yang cukup sekitar 25 atau 50
meter satu tali air ke parit/tepi badan jalan.
• Road roller melakukan pemadatan di belakang
graeder setelah 1 km jalan di grading.
• Hanya dilakukan grading ringan pada badan jalan
yang sudah keras/padat dan pisau tidak
menggali terlalu dalam
• Pada musim kering prioritas pada rendahan. Pada
musim hujan tidak diperkenankan grading
jalan.
• Pertahankan bentuk permukaan jalan selalu

cembung.
• Norma 3 HM/Km atau 8 HM/2.5 Km atau sekitar

2.5 km/hari
Perawatan Manual :
• Lakukan

tunas pelepah jalan agar cahaya
matahari tembus ke badan jalan, terutama
di jalan koleksi. Potong ½ dari panjang
pelepah pada 3 lingkaran daun terbawah.
• Pada kondisi jalan berlobang dirawat manual
dengan mengisi batu-batu atau gunakan
cangkul untuk menutup lobang dari material
sekitar.
• Buang air yang tergenang di badan jalan melalui
tali air ke blok atau parit.
• Bersihkan jembatan dari tanah-tanah diatas
jembatan.
• Bersihkan
kayu-kayu
atau
rumput

yang
menghambat
aliran
air
di
bawah
jembatan/gorong-gorong.
• Norma : 0.06 Hk/Ha potong pelepah dan 0.06
Hk/Ha untuk manual jalan dan 0.06 Hk/Ha
rawat jembatan
Pengerasan Ulang :
Sama dengan prosedur pengerasan awal (dalam
SOP……….TBM). Namun spesifikasinya dengan
ketebalan 5 cm dan lakukan penyisipan pada lokasi
yang tidak dikeraskan lagi namun terdapat
kerusakan/lobang. Khusus untuk akses road dan
key road harus disisip setiap tahun.
Pelaporan
Setiap hari mandor/petugas melaporkan hasil kerja
kepada asisten mengenai jumlah m3/ton material,

jumlah panjang jalan, jenis jalan, lokasi timbun, No
BPB. Juga laporan hasil kerja manual seperti:

Panjang jalan, Identitas jalan, No blok dan Jumlah
Tenaga kerja
Setiap minggu asisten yang bertanggung jawab
harus membuat laporan dan analisa hasil kerja dan
pengukuran dari pos masuk, lokasi terima matrial
dan catatan dari quari kemudian dilaporkan ke
manajer unit.
2. PERAWATAN PARIT
Kebutuhan drainase bergantung pada topografi
dan jenis tanah. Daerah yang bergelombang
memerlukan sedikit drainase, sedangkan daerah
rendahan dan daerah bertekstur liat dekat sungai
membutuhkan drainase yang lebih banyak.
Langkah
pertama
yang
dilakukan

dalam
pembuatan drainase adalah menentukan lokasi
outlet dari areal dan meluruskan parit alam
sehingga aliran air akan mengikuti kemiringan
areal.
Dalam membuat perencanaan sistem
drainase, harus dipertimbangkan agar areal
gambut tidak mengalami overdrain yang dapat
mengakibatkan lapisan gambut menyusut dengan
cepat dan lapisan atas mengalami pengeringan
yang berlebihan yang tidak dapat dikembalikan
(irreversible).

Pada areal dengan lapisan pyrit, harus diketahui
kedalamannya supaya senantiasa berada dibawah
level air yang perlu dipertahankan yakni 60 - 70
Cm di bawah permukaan tanah untuk menghindari
pyrit teroxidasi menjadi sulfat masam dan
meningkatkan kemasaman tanah. Untuk kedua
areal, sistem drainase dan water management

(pengelolaan air) adalah prioritas utama, bila
melakukan usaha kebun kelapa sawit di antara

areal tersebut.
Perawatan
parit
ini
sama
dengan
water
manajemen atau pengelolaan air. Terutama pada
kondisi gambut dan rendadan. Penting untuk
dilakukan dengan menginventarisasi kondisi rawan
banjir / tergenang pada saat hujan. Kemudian hal –
hal yang harus disiapkan untuk memperbaiki
saluran Drainase, adalah sbb:
a.
Pada
adalah, sbb:


kondisi

hujan

persiapannya

Pencucian pain main dan MR
• Pembuatan

benteng sepanjang pinggiran rawan
luapan air
• Pembuatan pintu air pada outlet yang
dipengaruhi pasang
• Pembuatan tanggulan dalam blok untuk
digunakan sebagai jalan panen
• Penutupan inlet dengan pintu air agar tangkapan
diminimalkan dari lokasi sekitar
• Lakukan leveling untuk mengatur arah aliran
sehingga meminimalkan terjadi kebanjiran
dalam blok – blok

• Buat tapak timbun individu tanaman
b. Pada Kondisi Kemarau
• Dibuat

bendungan atau water weir didalam parit
CR agar ketinggian air terjaga tetap sekitar 60
– 75 cm dibawah permukaan tanah blok
• Dibuat bendungan dengan menggunakan karung
bekas diisi tanah dilokasi PMR parit.
c. Alat dan Bahan
• Excavator
• Cangkul
• Sekop

PC 200

• Karung
• Balok/kayu
• Plat besi
• Peralatan Survey

• Stik/papan dengan

skala ukur ketinggian air

dalam parit.
d. Prosedur Kerja

• Pencucian

parit oleh excavator sekitar 2 tahun
sekali untuk parit outlet
• Pencucian parit oleh excavator sekitar 2 tahun
sekali parit CR dan MR
• Pembuatan pintu air pada setiap outlet
• Pembuatan benteng setinggi 2 meter dari
permukaan tanah atau disesuaikan dengan
ketinggian air yang meluap ke dalam areal
setiap tahun nya
• Pembuatan tanggulan pada jalan panen dengan
ukuran lebar 1 meter dan tinggi 25 cm dari
paras air yang biasanya tergenang setiap
tahun
• Penutupan Inlet air dari lokasi sekitar dengan
timbun atau gunakan gorong-gorong kecil atau
pintu air juga.
• Agar tanaman tidak tergenang maka tanaman
ditimbun perakarannya setinggi paras air yang
biasanya menggenangi areal
• Pembuatan Water weir atau bendungan dalam
parit di CR setinggi 50 cm dibawah permukaan
tanah dan ditempatkan pada bagian ujung
parit CR yang rendah.
e. Standard Norma

f. Pelaporan
Laporan setiap hari : Panjang parit, lokasi, Jumlah
HM, Jumlah BBM, Jumlah pelumas, dll.

B. SARANA TRANSPORT
Dalam membangun suatu perkebunan Kelapa
Sawit , syarat / faktor pertama yang harus
diperhitungkan ialah masalah transport karena :
1.

2.

3.

Hasil yang diproduksi oleh tanaman itu sendiri
cukup tinggi. Produksi FFB / Ha TBS antara 20
– 30 ton .
Keterlambatan pengangkutan / transportasi
akan mempengaruhi proses pengolahan dan
kapasitas pabrik, bila proses pengolahannya
terlambat karena buah yang akan diolah
tidak up-to date pemasukannya maka mutu
hasil minyak yang dihasilkan di pabrik akan
menurun ( FFA naik ).
Keterlambatan
pengangkutan
akan
menyulitkan
kontrol
terhadap
ekstraksi
minyak, karena kadar air didalam buah

tersebut akan turun, yang mengakibatkan BJR
dan ekstrasinya turun, disamping peluang
untuk hilangnya brondolan dan buah dari TPH
akan lebih besar
4.
Untuk mempertinggi produksi Kelapa Sawit,
dibutuhkan pupuk dalam jumlah yang besar.
Contoh :
Pada saat ini dalam program pemupukan telah
menggunakan pupuk 5 – 6 kg / pkk, untuk
mengangkut pupuk yang ribuan ton jumlahnya
transport harus dikoordinir dengan rapi agar
program pemupukan tersebut
cepat selesai
sesuai dengan schedule yang dibuat tanpa
mengganggu transport buah ke pabrik.
Berdasarkan
pengalaman
dan
setelah
memperhatikan pengelolaan operasi transport di
kebun – kebun kelapa sawit lainnya, kami dapat
mengambil
satu
rumus
seperti
tersebut
dibawah ini :
Untuk setiap 400 Ha kebun kelapa sawit ,
dibutuhkan satu truck untuk angkat TBS dan
untuk setiap 1.000 Ha diperlukan 1 truck untuk
angkutan lain – lain , dengan alasan – alasan
tersebut diatas kami menganggap bahwa transport
di perkebunan kelapa sawit sudah seharusnya
dikelola dengan administrasi dan pengoperasian
yang baik .
Melihat pentingnya transportasi di perkebunan
kelapa sawit maka perawatan dan cara perbaikan
kendaraan atau alat berat yang merupakan sarana
transportasi harus diperhatikan sehingga
kendaraan tersebut dapat berfungsi dengan baik
pada saat dibutuhkan. Kegiatan traksi dapat

diringkas sebagai berikut.
1.

2.

3.

4.
5.

Merawat/ memperbaiki seluruh mesin – mesin/
alat berat/ kendaraan milik perkebunan agar
selalu siap pakai untuk program – program
pekerjaan penting di kebun.
Mengatur
distribusi/
penempatan
alat
transport dan mesin – mesin lainnya ( mesin
listrik, mesin air, dsb. ) ke afdeling – sesuai
dengan kebutuhan ( permintaan ) kebun atau
afdeling, serta membantu memonitor kegiatan
operasionalnya.
Membantu tindakan perawatan/ perbaikan
prasarana kebun ( jembatan, rumah karyawan
dan bangunan lainnya )
Mengadakan prasarana kebun dan peralatan
sesuai standart kualitas kebun.
Merencanakan persiapan suku cadang alat dan
mesin – mesin dengan berpedoman pada
monitoring operasional dan administrasi
( carlog, dan sebagainya ), up to date,
terkendali dan tepat guna.

C. TRAKSI
1. Struktur wewenang dan KewajibanI
Bagan organisasi traksi di perkebunan biasanya
terdiri dari satu orang staf traksi, yang posisinya
sejajar dengan asisten afdeling dan sama – sama
berada di bawah pengurus kebun ( manajer ). Staf
traksi membawahi kepala tukang, kepala bengkel,
mandor transport, dan krani traksi.
Fungsi manajer adalah menetapkan kebijakan
sitem kerja unit traksi. Fungsi staf traksi adalah
menjabarkan kebijakan manajer agar seluruh
fungsi unit traksi secara tehnis, operasional dan

administrasi dapat mencapai sasaran efisien dan
efektif. Fungsi asisten afdeling adalah melakukan
koordinasi dengan staf traksi dalam hal kebutuhan
kendaraan, alat kerja atau mesin – mesin serta ikut
aktif dalam pengawasan operasional dilapangan
guna sasaran disiplin, efektif, efisien dan
administrasi yang up to date.
Wewenang dan kewajiban staf serta karyawan
traksi harus jelas agar pekerjaan traksi dan
transportasi dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar. Deskripsi wewenang dan kewajiban utama
mereka sebagai berikut.
a. Staf Traksi
• Melakukan

pengawasan/ pemeriksaan kehadiran
seluruh petugas traksi ( mandor transport dan
seluruh operator, kepala bengkel dan seluuruh
mekanik, kepala tukang dan seluruh tukang,
krani ) pada pukul 06.00 WIB.
• Memeriksa kesesuaian perawatan alat transport
( pemeriksaan rutin : oil engine, air radiator,
accu battery, minyak rem, dan lain – lain )
sebelum
alat
kendaraan
start
atau
dioperasikan bersama sopir dan mandor
transport.
• Memeriksa kelengkapan data inventaris alat
perlengkapan sesuai kartu perkakas setiap
alat transport ( kunci roda, ban serep,
dongkrak, sekop, cangkul dan sebagainya ).
• Memeriksa kelengkapan pengisian buku tugas
harian masing – masing transport ( sudah
terisi dengan baik dan dapat dipahami sopir/
operator ) serta memeriksa carlog ( sudah
terisi dengan baik dan up to date )
• Menilai/
memonitor
kelancaran
angkutan,

terutama produksi, sesuai dengan jarak dan
waktu yang dibutuhkan untuk setiap afdeling,
termasuk memantau keadaan pasar dan titi
jalan motor.
• Sore hari, pukul 17.00 – 20.00 WIB, membantu
mandor transport mengatur penugasan msing
– masing transport, berdasarkan keperluan
permintaan dari setiap afdeling agar lebih
efisien.
• Membaut
catatan situasi penyimpangan –
penyimpangan
dalam
buku
rekapitulasi
perjalanan alat transport, disertai pembuatan
petunjuk mengatasinya setelah berkonsultasi
dengan manajer pada kesempatan pertama.
• Membantu/ memeriksa krani transport dalam
kewajiban
harian
sebagai
petugas
administrasi, baik administrasi transoprt, suku
cadang, perawatan, biaya dan lain – lain untuk
menghindari
penyimpangan
data,
keterlambatan laporan dan sebagainya.
• Menetapkan tugas harian atau rencana kerja
harian kepala bengkel dan kepala tukang
beserta pekerjanya dalam papan kerja harian,
memeriksa hasil pekerjaan, serta memberikan
petunjuk dan mengatur tata letak bengkel
untuk kemudahan dan keleluasaan dalam
bekerja.
• Mengawasi kebersihan lingkungan dan keamanan
unit transport, perbengkelan dan pertukangan.
• Memeriksa kelancaran kendaraan penumpang
dan operasional alat berat yang secara khusus
operasionalnya di lapangan diawasi oleh
asisten atau askep.
b. Kepala Bengkel
• Melaksanakan

garis instruksi kerja sesuai dengan
rencana kerja harian yang ditetapkan oleh staf

traksi,
• Mengatur tukang bengkel, sesuai dengan profesi
atau tingkat ketrampilan masing – masing. Hal
tersebut perlu ditetapkan melalui daftar
khusus penanggung jawab setiap servis mesin
ringan ( sepeda motor dan mesin – mesin lain),
kendaraan penumpang ( jip solar/ diesel, pool,
bus, ambulance ), alat angkutan truk dan alat
berat, serta pembuatan alat pertanian
( tukang besi ). Selain itu, kepala bengkel
secara khusus memonitor dan mengawasi
prestasi dan kualitas kerja.
• Menetapkan petugas khusus ( anggota bengkel )
yang bertanggung jawab sebagai pelaksana
doorsmeer alat transport, jangan sekali – kali
dilimpahkan kepada kenek motor saja.
• Mengadakan pemeriksaan akhir servis kendaraan
bersama – sama staf traksi dan mengisi daftar
isian pemeriksaan.
• Bersama staf traksi mengatur tata ruang bengkel
agar setiap ruang dapat memberikan jaminan
keamanan pengawasan, keamanan spare part/
suku cadang yang dipersiapkan untuk
disempurnakan
kembali,
membantu
memeriksa/
memesan
kebutuhan
suku
cadang, serta melarang adanya kanibalisme di
bengkel,
• Mengatur kebersihan dan keamanan bengkel,
terutama menjaga ketertiban lalu – lintas
pekerja/ orang lain yang tidak berkepentingan
dalam lokasi bengkel.
c. Mandor Transport
• Mengatur

dan memeriksa seluruh alat transport
agar pada pukul 06.00 WIB seluruh armada
transport sudah siap beroperasi,
• Memeriksa keadaan alat transport bersama sopir/

operator
yang
bersangkutan
tanpa
menghambat
keseluruhan
operasional
pekerjaan
menugaskan
perbaikan
alat
transport dengan segera bila diketahui tidak
layak dioperasikan. Selain itu, mandor
transport memberikan laporan langsung
kepada staf traksi pada kesempatan pertama,
• Mengatur
pelaksanaan
harian
doorsmeer,
reparasi dan penugasan harian setiap alat
transport melalui buku tugas harian,
• Memeriksa pengisian carlog secara up to date
dan benar, menyelesaikan hambatan secara
tuntas setiap kejadian di lapangan, serta tetap
memberikan laporan kepada staf traksi pada
kesempatan pertama,
• Setiap hari membuat catatan permasalahan
transport, antara lain kebutuhan dan pesanan
suku cadang, sebab keterlambatan, atau
penyimpangan
dan
sebagainya.
Semua
permasalahan tersebut tercatat dalam buku
rekapitulasi perjalanan alat transport,
• Mengawasi kelancaran angkutan produksi harian
dan lain – lain, termasuk brondolan di TPH,
buah jatuh di jalan, serta selalu memantau
buah tinggal melaui peta potong buah harian,
• Bertanggung jawab terhadap keamanan dan
penggunaan
kendaraan,
peralatan,
dan
perlengkapan transport.

d. Kepala Tukang
• Melaksanakan

garis instruksi kerja sesuai dengan
rencana kerja harian yang ditetapkan oleh staf
traksi,
• Mengatur tenaga kerja tukang batu dan tukang
kayu sesuai dengan profesi atau tingkat

ketrampilan masing – masing pekerja. Hal
tersebut perlu ditetapkan melalui daftar
khusus penanggung jawab setiap perbaikan
prasarana ( jembatan dan lain – lain ) maupun
bangunan ( rumah karyawan, bangunan kerja
dan lain – lain ),
• Memeriksa
ketersediaan
bahan
bangunan
( semen, pasir, paku dan sebagainya ) agar
tidak terjadi kekurangan/ kehabisan bahan
pada saat pelaksanaan pekerjaan,
• Mengadakan
pemeriksaan
akhir
perbaikan
prasarana dan bangunan bersama – sama staf
traksi dan mengisi daftar isian pemeriksaan.
e. Krani Traksi
• Memeriksa

rutin ijin kendaraan ( STNK ),
memberikan perhatian khusus pada masa
berlaku, serta memeriksa kendaraan ( kir ),
• Memeriksa, membuat file/ copy SIM setiap sopir/
operator, dan memberikan perhatian khusus
terhadap masa berlaku,
• Mengisi buku riwayat kendaraan secara up to
date, mengisi buku rekapitulasi pemakaian
bahan bakar, oli, dan oli bekas. Mencatat
semua suku cadang yang dipakai pada masing
– masing file kendaraan dan sebagainya,
• Meneliti dan membuat bon suku cadang serta
mengajukan pesanan suku cadang dengan
terlebih dahulu memeriksa stok suku cadang
di gudang sentral,
• Mengisi buku rekapitulasi carlog serta memeriksa
kewajaran pengisian tonase angkutan dalam
hal jumlah trip dan volume diangkut,
• Mengisi buku rekapitulasi mobil penumpang,
• Mempersiapkan buku premi angkutan, yang
disahkan staf traksi dan dikirim ke afdeling
pada setiap awal bulan setelah tutup buku,

• Mengisi

laporan statistik transport, kapasitas
angkutan dna pemakaian biaya rata – rata
setiap bulan,
• Membuat laporan bulanan transport alat berat
dan mesin – mesin lain dilengkapi dengan
ulasan singkat dan jelas menyangkut keadaan
nyata selama operasional,
• Membuat rekapitulasi perjalanan harian alat
transport sesuai dengan tenaga operasional di
lapangan,
• Mendata, membuat inventaris, menyusun dalam
rak/ lemari atas suku cadang bekas pengganti
yang masih mungkin digunakan kembali atau
untuk contoh pesanan suku cadang.
f. Sopir/ Operator
• Setiap

pagi sebelum kendaraan dihidupkan, sopir
harus memeriksa :
• Kendaraan ( air pendingin mesin/ radiator, oli
mesin, air batery, minyak rem, tali kipas dan
lain – lain ),
• Alat inventaris ( kunci roda, ban serep, dongkrak,
sekop, cangkul dan lain – lain ), serta
• Administrasi ( buku tugas harian, carlog dan lain –
lain )
• Memastikan
kendaraan harus sudah mulai
bergerak menuju lokasi yang telah ditentukan
sesuai buku tugas pada pukul 06.00 WIB.
Catatan : memahami, mengerti dan hanya
melaksanakan setiap perintah penugasan di
buku tugas.
• Memastikan bahwa seluruh angkutan lain – lain di
divisi harus sudah selesai pukul 08.00 WIB dan
segera menuju ke tempat pemotongan buah,
• Melaksanakan
pengangkutan
buah
dengan
memperhatikan beberapa hal berikut,

Brondolan harus bersih di TPH,

Muatan tidak melebihi kapasitas angkut yang
telah ditentukan,

Wajib memuat buah yang jatuh di jalan
kebun,

Tidak ada buah restan di lapangan,

Tidak menjalankan kendaraan dengan
kecepatan tinggi ( ngebut ).
Melaksanakan pengangkutan lain – lain dengan
memperhatikan hal berikut,


• Peletakan

barang dilokasi tujuan hendaknya telah
dilakukan dengan benar ( pupuk di tempat –
tempat yang sudah di beri tanda, bibit diatur
rapi dan tidak rebah, janjang kosong tidak
menutupi dan sebagainya ),
• Volume barang yang dikirim/ dimuat harus sama
dengan yang diletakkan di tujuan, sesuai
dengan SPB ( Surat Pengantar Barang )/ tanda
terima,
• Mengisi carlog secara benar dan tepat waktu,
sesuai pekerjaan yang dilakukan,
• Melakukan pencucian kendaraan pada sore hari
bila waktu masih memungkinkan ( antara
pukul 18.00 – 19.00 WIB ), tanpa harus
menunggu perintah dari mandor transport /
asisten,
• Menjaga dan merawat kendaraan, termasuk
kelengkapan peralatan/ accessories sesuai
aslinya dan dilarang memasang accessories
tambahan tanpa seijin pihak manajemen,
• Bertanggung
jawab
penuh
terhadap
kemungkinan
kendaraan rusak/ kepater,
terlebih bila disebabkan oleh faktor kelalaian
pengemudi/ sopir, sampai kendaraan tiba
kembali ke garasi/ traksi.
2. Sistem Kerja
a. Mekanisme Kerja Servis Maintenance

( Perawatan Mmingguan )
Perawatan mingguan adalah perawatan dasar yang
mutlak bagi setiap unit kendaraan. Tujuannya
untuk memonitor secara terus – menerus kondisi
alat sehingga kerusakan dapat diantisipasi sejak
dini. Tanggap terhadap kerusakan kecil akan
terhindar dari kerusakan yang lebih besar. Dalam
servis ini, yang harus diperhatikan secara khusus
yaitu kendaraan harus bersih bila masuk bengkel.
Servsi
kerusakan
dilakukan
apabila
terjadi
kerusakan kendaraan/ alat berat/ mesin – mesin
secara insidental ( tidak terduga ), misalnya seal
water pump bocor, disc clutch rusak, pecah
bearing dan kerusakan bagian lainnya.
Perhatikan jadwal top overhaul atau general
overhaul. PP suku cadang harus sudah diajukan
pada saat alat/ kendaraan/ mesin – mesin
menjelang usia overhaul ( antisipasi proses
realisasi PP ). Ketelitian dan kebersihan dalam
pelaksanaan overhaul mutlak harus dijaga,
disamping kemampuan teknik mekanik yang cukup
memadai.

b. Tehnis Pelaksanaan Kerja
Tehnis pelaksanaan kerja menuntut detial dan
pelaksanaan yang berbeda antara perawatan rutin,
penggantian suku cadang yang sesuai jadwal dan
overhaul.
Perawatan/ maintenance (doorsmeer )
Perawatan kendaraan, alat berat, dan mesin –

mesin penunjang perlu diperhatikan sedini
mungkin agar tidak terjadi kerusakan mendadak
atau
cepatnya
keausan
komponen
yang
bergesekan. Banyak hal yang perlu dilakukan
dalam mengantisipasi kerusakan antara lain
pemeriksaan/
perawatan
setiap
hari
yang
dilakukan
oleh
operator/
sopir.
Perawatan/
pemeriksaan kendaraan, alat berat, dan mesin –
mesin sebelum dijalankan rikhendaknya dilakukan
setiap hari. Perawatan/ pemeriksaan tersebut
antara lain sebagai berikut.
• Periksa

seluruh permukaan oli sebelum mesin
dinyalakan/ dihidupkan,
• Periksa air battery beserta kabel – kabelnya,
• Periksa air radiator,
• Periksa ketinggian/ sistem rem,
• Periksa jarak/ sistem kopling/ klos,
• Periksa sistem kelistrikan/ instrumen panel/
lampu – lampu,
• Periksa ketegangan tali kipas,
• Periksa tekanan angin ban,
• Periksa seluruh baut – baut untuk menghindari
adanya baut yang hilang atau longgar,
• Periksa kelayakan fungsi dump/ sistem hidrolik,
• Nyalakan mesin dengan putaran rendah dan
perhatikan kelainan suara pada mesin,
• Periksa kebocoran – kebocoran oli,
• Lakukan pemeriksaan keliling sebanyak 2 kali
sebelum alat dijalankan.
c. Jadwal penggantian
Jadwal
penggantian
suku
cadang
perlu
diperhatikan waktunya. Kelalaian penggantian suku
cadang yang berhubungan langsung dengan mesin
dapat berakibat fatal dan merusak komponen –
komponen lain ( mempercepat keausannya ).

Dalam perawatan/ penggantian suku cadang, ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
sopir/ operator antara lain sebagai berikut.
• Pembersihan

air cleaner ( saringan udara )
sebaiknya dilakukan setiap hari atau minimum
2 hari sekali,
• Pemberian gemuk atau pispot dilakukan 1 kali
seminggu atau setiap 50 – 60 jam operasi,
• Pemeriksaan bearing roda dan bearing king pin
dilakukan 1 kali seminggu,
• Pengisian BBM sebaiknya diisi penuh setelah
selesai beroperasi ( sore hari sebelum parkir ).
Hal ini bertujuan untuk menghindari ruang
kosong dalam tangki bahan bakar agar tidak
terjadi penguapan atau pengembunan,
• Pembersihan alat sebaiknya dilakukan setiap hari
setelah dioperasikan,
• Pemeriksaan tie rod, profeller shaft, dan lain – lain
dilakukan saat melakukan jadwal servis.
d. Top overhaul
Top overhaul dilakukan pada saat mesin mulai
berasap, oli mesin berkurang mencapai 2 liter
hingga saat akan dilakukan penggantian oli
berikutnya, dan terdapat beberapa kebocoran pada
bagian gasket/ packing.
Sementara yang dimaksud engine overhaul adalah
perbaikan pada bagian bagian tertentu saja seperti
pada engine, transmisi, gardan, hydrolic, under
carriege ( alat berat ) dan sebagainya.
e. General overhaul
General overhaul adalah perbaikan alat/ unit
secara total ( untuk alat berat yang berumur
antara 10 – 12 tahun ). Biaya yang diperlukan juga

cukup mahal dan biasanya dilakukan bila alat
berat/ kendaraan tersebut sudah tidak efektif lagi
bila dioperasikan.
Pada kondisi ideal, jadwal overhaul beberapa jenis
kendaraan/ alat berat/ mesin adalah sebagai
berikut.

3. Administrasi Transport
Bagan organisasi traksi di perkebunan biasanya
terdiri dari satu orang staff traksi, yang posisinya
sejajar dengan Asisten Afdeling dan sama-sama
berada di bawah pengurus kebun ( manajer ). Staf
traksi membawahi kepala tukang, kepala bengkel,
mandor transport dan krani traksi.
Fungsi manajer adalah menetapkan kebijakan
sistem kerja unit traksi. Fungsi staf traksi adalah
menjabarkan kebijakan manajer agar seluruh
fungsi unit traksi secara tehnis, operasional dan
aministrasi dapat mencapai sasaran efektif. Fungsi
asisten afdeling adalah melakukan koordinasi
dengan staf traksi dalam kebutuhan kendaraan,
alat kerja atau mesin - mesin serta ikut aktif dalam
pengawasan operasional di lapangan guna sasaran
disiplin, efektif, efisien dan administrasi yang up to
date.
Wewenang dan kewajiban staf serta karyawan
traksi harus jelas agar pekerjaan traksi dan
transportasi dapat dilaksanakan dengan baik dan

lancar.
Suatu organisasi atau usaha akan berjalan baik
bila dikelola dengan administrasi yang baik dan
teratur. Oleh karena itu organisasi transport yang
sudah mempunyai anggaran / budget tahunan
harus dikelola dengan administrasi yang baik agar
rencana pemakaian anggaran tahunan tersebut
dapat diketahui setiap akhir bulan pelaksanaan
penggunaannya .
Administrasi transportasi ini langsung dikelola
oleh Afdeling Traksi, meliputi jenis pengelolaan
pengeluaran BBM, perawatan loco, mobil
gerobak, traktor roda, mobil bus sekolah,
excavator dan graeder .
b.
Pembukuan biaya untuk transport ini ialah
pada nomor perkiraan 41106 dan 41107
seperti :
• Spare - part
• Bahan - bahan minyak / pelumas
• Ban
• Gaji, premi dan lembur tukang
• Gaji, dan premi supir, kenek dan mekanik
• Gaji dan premi transport pekerja ( bongkar muat )
c.
Semua biaya yang tersebut diatas akan
dicatat dalam satu buku folio yang diberi
nama
”Buku
Uraian
Biaya
Perjalanan
Kendaraan”, tiap kendaraan masing – masing
mempunyai buku tersebut .
d.
Uraian perjalanan alat pengangkutan atau
lebih lazim dinamakan car-log, tercatat dalam
buku uraian biaya perjalanan kendaraan .
e.
Selanjutnya Op-tr-01 ( Oil palm transport 01 )
dimasukan dalam formulir Op-tr-02, Op-tr-04
dan terakhir dalam Op-tr-05. Dalam Op-tr-05
telah dapat diketahui biaya pengangkutan:
a.

Rp/Ton FFB, Rp/Jam dan Rp/Km.
f. Semua Op-tr ini disimpan dalam map, dimana
masing – masing kendaraan mempunyai map
sendiri.
g.
Sebagai alat kontrol terhadap biaya dan
kapasitas dari masing –masing jenis angkutan,
dicatat pada papan tulis / yang tergantung di
kantor traksi .
h.
Selain dari op-tr diatas, ada beberapa Op-tr
lagi yang dianggap perlu untuk mengkontrol
pelaksanaan transpot ini seperti :
• A- Opr-204
- Pemakaian BBM / Pelumas
• B- Op-tr-06
- Alat – alat pengangkutan /
pengolahan tanah
• C- Op-tr-07
- Formulir taksasi buah dari
Afdeling
• D- Op-tr-08
- Laporan produksi kepada
pengurus
• E- Op-tr-09
- Daftar pemasukan buah / jam
• F- Op-tr-10
- Laporan situasi pengangkutan
buah
i. Untuk mengetahui penggunaan pemakaian BBM
setiap kendaraan angkutan TBS dibuat satu
daftar harian untuk satu bulan yang mencatat
kapasitas dan penggunaan BBM .

4. Hubungan Transport Dengan Pengolahan
di Pabrik
Transport buah / TBS merupakan mata rantai dari
tiga proses kegiatan di perkebunan Kelapa Sawit
yaitu perawatan, panen dan pengangkutan. Ada
empat hal yang menjadi sasaran kelancaran

transport buah, yaitu :
• menjaga

agar ALB ( asam lemak bebas ) produksi
harian 2 – 3 %,
• kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik,
• keamanan TBS di lapangan,
• biaya (Rp/Kg TBS) transport yang minimum
Faktor yang mempengaruhi kelancaran transport
buah meliputi :
Organisasi Potong Buah
Pusingan potong buah dijaga antara 6 – 8 hari
sehingga persentase brondolan terhadap janjang
maksimum 7 – 9%. Hal ini perlu agar tidak terlalu
banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat
brondolan dari TPH ke kendaraan. Diusahakan agar
satu seksi selesai dipotong dalam satu hari, artinya
sedapat mungkin dihindari pengulangan panen
yang.
a.

Bentuk / Pola Jalan
Jalan – jalan buntu ( tidak tembus ) diminimumkan
dan sebaiknya tidak ada. Pada areal yang berbukit
maka diusahakan jalan dibangun di kaki bukit,
bukan di atas bukit.
b.

Kondisi / Perawatan Jalan
Faktor utama kelancaran transport yaitu kondisi
perawatan jalan itu sendiri, bukan kurangnya unit
transportasi.
Merupakan
gejala
umum
di
perkebunan selama ini, waktu yang disediakan
perusahaan untuk road grader banyak digunakan
untuk menarik kendaraan yang kepater karena
kerusakan jalan. Sebaiknya pemanfaatan road
grader seperti ini harus dihindari atau ditiadakan,
road grader hanya untuk membentuk dan merawat
jalan.
c.

Jenis / Tipe Alat Transport
Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan
dipakai disuatu perkebunan didasari oleh faktor
jarak afdeling/ blok dengan pabrik. Berikut adalah
tabel pemilihan transport.
d.

Kondisi / Perawatan Alat Transport.
Perawatan alat – alat transport seringkali
merupakan titik lemah yang disebabkan oleh
banyak faktor, terutama akibat kurangnya
pengetahuan tehnis. Selain itu, kepedulian para
staf,
terutama
Asisten
Afdeling
sangat
berpengaruh. Aspek – aspek yang kurang
mendapatkan perhatian yaitu :
e.

•lemahnya pengetahuan tehnis karyawan di
bengkel,
•kurang disiplinnya jadwal maintenance,
•muatan ( tonase ) kendaraan yang berlebihan,
•pengetahuan tehnis sopir yang minim,
•kondisi jalan yang tidak memadai,
•Transport TBS sampai larut malam,
•sistem premi transport yang kurang menarik, dan
beberapa hal lainnya.
5. Organisasi Pengoperasian Alat
Perlunya dihayati bahwa penyediaan kendaraan
( truk dan wheel traktor )oleh perusahaan di
perkebunan kelapa sawit terutama untuk transport
TBS dan untuk angkutan lainnya.

Apabila semua pekerjaan dikelola dengan baik dan
kebun sudah mapan maka persentase pemakaian
kendaraan untuk angkutan buah ( TBS ) 75 – 80 %
dan untuk angkutan lain – lain ( pupuk, karyawan,
bibit dan lain – lain ) 20 – 25 %. Oleh karena itu,
penentuan kebutuhan jumlah kendaraan per
afdeling, terutama ditentukan oleh jumlah produksi
TBS per hari.
Efisiensi pengoperasian alat – alat transport akan
maksimum apabila memperhatikan hal berikut.
• Setiap

hari asisten merencanakan tonase
produksi dan angkutan lain – lain untuk besok
setiap sore hari. Realisasi produksi tidak boleh
terlampau jauh menyimpang dari taksasi,
maksimum 2 %. Hal ini perlu diperhatikan
dalam rangka penentuan jumlah kendaraan
oleh mandor transport atau staf traksi,
• Angkutan pupuk per trip minimal 5 ton.
• Angkutan pupuk dan angkutan lain – lain sudah
harus selesai paling lambat pukul 08.30 WIB
agar saat itu juga buah sudah diangkat.
• Sopir dan kenek harus membawa ”bontot” dan
tidak dibenarkan pulang untuk makan dan
minum.
• Jadwal
”doormeer” harus benar – benar
dilaksanakan. Untuk hal ini perlu tetap
tersedia 1 – 2 unit kendaraan untuk
menggantikan
kendaraan
yang
sedang
doormeer
atau
direparasi
tersebut.
Sebelumnya sopir harus mencatat dan
melaporkan kerusakan saja yang perlu
diperbaiki.
• Jangan dibiasakan mentolerir adanya buah restan

( tinggal ) di lapangan (TPH)
• Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal
mungkin. Oleh karena itu, apabila TBS suatu
afdeling sudah habis dari lapangan lebih cepat
dari biasanya maka harus pindah ke afdeling
lain yang transportasinya mengalami kendala,
• Jangan ada gerak kendaraan yang tidak efesien,
• Pengisian BBM setiap hari sudah harus selesai
pukul 06.00 WIB.

6. Sistem Premi Transport
Tujuan premi transport adalah meningkatkan
mobilisasi angkutan kebun agar lebih murah.
Disamping itu, premi transport memudahkan
pengawasan operasional. Sistem premi transport
juga meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
sopir/ operator/ kenek tentang pentingnya fungsi
alat
transport
dalam
mendukung
operasi
pendukung
perusahaan
serta
pentingnya
pemeliharaan alat transport. Dengan begitu, usia
pakai ( life time ) alat akan meningkat dan losses
TBS/ brondolan di jalan kebun/ TPH dapat ditekan
atau dihindari.
Ketentuan Premi
Dasar perhitungan premi transport adalah
a.

kapasitas harian yang dicapai oleh kendaraan
angkutan sebagai berikut ;
Tabel Dasar Perhitungan Premi Transport

*ketentuan ini mutlak harus berdasarkan uji coba di lapangan
serta melihat kondisi dan situasi jalan ( topografi, jenis tanah
mineral/ gambut, lebar jalan, arah lurus atau berbelok, dan lain
– lain ), jenis alat angkut, serta kapasitas trailer.
• Premi

transport berlaku untuk angkutan TBS dan
angkutan lain – lain,
• Seluruh angkutan dikonversi ke dalam sataun ton,
• Basis borong dinas ditentukan dalam angkutan
ton TBS,
• Untuk hari libur, seluruh angkutan tanpa basis
borong dinas,
• Tonase TBS dibawah basis diperkirakan sebagai
angkutan lain – lain,
• Untuk hari Jum’at, basis borong dinas sebesar 5/7
x borong dinas hari biasa dan premi dibayar
seperti hari biasa,
• Operator/ sopir dibantu oleh 3 orang kenek atau
kurang, tergantung kebutuhan pekerjaan yang

dilakukan.
b.Sanksi/ Denda
Sanksi/ denda diberlakukan apabila :
• Brondolan tidak bersih di TPH,
• Kelebihan muatan,
• Tidak memuat atau mengambil

TBS yang jatuh di

jalan,
• Buah tinggal bukan karena faktor alam,
• Tidak mengisi carlog tepat pada waktunya dan
tidak memelihara kendaraan serta inventaris
alat perlengkapan, dan
• kendaraan rusak/ kepater dalam blok yang
disebabkan oleh kesengajaan/ kelalaian sopir/
operator.

7. ADMINISTRASI TRANSPORT
Sistem transport yang telah diatur dengan baik
memerlukan sarana administrasi yang baik pula
untuk memonitor efektivitas dan efisiensinya. Agar
tujuan yang dimaksud dapat dicapai, diperlukan
pengetahuan dan ketelitian personil dalam
membaca angka – angka/ data indikator
penyimpangan dan kemajuan kerja. Secara garis
besar,
administrasi transport
dikelompokkan
menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Administrasi Alat Kerja dan Mesin
Administrasi ini harus ada di setiap kendaraan/ alat
berat/ mesin dan disimpan rapi di map khusus. Staf
traksi, asisten afdeling, dan manajer harus sering

melakukan pemeriksaan terhadap fisik kendaraan/
alat berat/ mesin – mesin. Administrasi ini terdiri
dari :
• Buku instruksi kerja,
• Daftar perjalanan/ carlog,
• Kartu perkakas kendaraan,
• Jadwal servis.

dan

b. Administrasi Bengkel Kantor Traksi
( papan kerja )
Administrasi ini berbentuk papan kerja yang
dipasang di bengkel/ kantor traksi dengan tulisan
yang cukup besar dan mudah dibaca, terdiri dari :
• Rencana kerja harian traksi,
• Peringatan keselamatan kerja

( pamflet – pamflet

tehnis ),
• Jadwal doormeer dan servsi kendaraan, alat berat
serta mesin – mesin,
• Daftar hasil kegiatan harian ( bangunan, alat
panen, titi panen dan sebagainya ),
• Daftar reparasi/ periksa per jenis alat,
• Daftar/ peta situasi kondisi infrastruktur
prasarana, jalan, jembatan, seksi panen dan
buah restan.

c. Administrasi Kantor

Administrasi yang terdapat di kantor traksi
mengikuti bagan alir, Administrasi tersebut terdiri
dari :
• Riwayat

kendaraan ( tahun kendaraan, tahun
pakai,
maintenance,
overhaul
dan
sebagainya ),
• Kartu perkakas,
• Buku permintaan kendaraan afdeling,
• Uraian perjalanan angkutan/ carlog ( premi ),
• Kartu kerja kendaraan ( lembur ),
• Perincian pengangkutan,
• Rekapitulasi angkutan setiap kendaraan,
• Absensi harian operator/ pengemudi dan kenek
per jenis alat,
• Rekapitulasi perkiraan biaya per jenis angkutan
( upah dan bahan per bulan ),
• Laporan bulanan pemakaian BBM ( bensin, solar,
pelumas, hidrolik dan sebagainya ),
• Running account,
• Perincian biaya operasi alat berat dan mesin
pompa.
Kapasitas pengolahan buah, sangat tergantung
kepada kapasitas pemasukan buah ke pabrik.
Tetapi juga ada sebaliknya , kecepatan pemasukan
buah yang continue ke pabrik ditentukan oleh
lancarnya pengolahan itu sendiri, atau dengan kata
lain, in-put buah ke pabrik, harus selaras dengan
out-put lori kosong dari pabrik kelapangan.
Jadi untuk memperoleh kapasitas yang 45 – 50
ton / jam, kebun harus memasukan 20 – 22 lori /
jam . Untuk menjaga
kontiunitas pemasukan
selanjutnya,
pabrik
sendiri
juga
harus
mengeluarkan 20 – 22 lori / jam .
Hal – hal yang harus dijaga / dipelihara untuk

tercapainya kapasitas yang dimaksud ialah :

• Loko

yang menarik lori buah harus dijaga /
dirawat dengan
• baik
• seksi / lori panen harus dalam keadaan sempurna
.
• Mengisi buah kedalam lori harus teratur, mulai
dari memasukannya dituangan berat ± 2.300
kg / lori .
• Jangan diisi terlalu penuh ( meninggi / melewati
bibir samping lori) agar jangan sangkut masuk
dipintu dan mencegah pergesekan ( frietion )
dengan dinding rebusan sendiri.
• Jalan rail, weselan – weselan menuju rebusan dan
rail didalam rebusan sendiri harus dalam
kondisi baik .
• Petugas dibawah Hoist crane harus teratur agar
pengangkutan / transport buah ke dalam dan
keluar rebusan dapat lancar. Untuk kelancaran
ini juga perawatan seksi lori rebusan sangat
penting .
• Buah dari kebun harus masuk ke pabrik sebelum
jam 12.00 Wib
• Loko yang melangsir lori kosong harus tetap siap
pakai, agar lori buah yang menuju Hoist crane
jangan terhalang masuknya.
Dalam situasi produksi panen diatas 600 ton / hari,
buah harus sudah masuk ke pabrik sebelum jam
12.00 Wib agar pengolahan dapat dimulai pada
jam 12.00 Wib. Bila hal – hal tersebut diatas dapat
dijaga secara konsisten, pengolahan buah dapat
diselesaikan pada jam 03 – 04 pagi. Dampak
positip bila pengolahan selesai jam 03 subuh
ialah :

• Pekerja

tidak sempat mengantuk

• Mesin

– mesin pengolahan berkurang jam
kerjanya
• Penghematan BBM waktu cukup untuk reperasi
besok harinya
8. Perawatan Truct dan Tractor Roda
Perawatan / pemeliharaan terhadap semua unit
kendaraan yang beroda sangat penting sekali.
Mengingat bahwa kendaraan – kendaraan tersebut
harus operasi untuk pengangkutan produksi,
sebelum mengalami kerusakan harus tetap
mendapat
perhatian.
Dengan
memperbaiki
kerusakan – kerusakan kecil sedini mungkin maka
kerusakan

kerusakan
fatal
akan
dapat
dihindarkan. Perawatan / pemeliharaan unit
transport ini kami bagi dalam tiga bagian.

• Doorsmer
• Reparasi
• Pemeliharaan

oleh pengemudi
a. Doorsmer

Jadwal / waktu untuk doorsmer setiap minggu telah
ditentukan pada awal bulan untuk setiap unit
kendaraan. Masing – masing kendaraan tersebut
telah diberi nama seperti Sn I/ III, Rb II / IV, St II/III
yang maksudnya bahwa kendaraan tersebut harus
doorsmer pada hari senen minggu I dan senen
minggu ke III, yang lainnya pada hari rabu minggu
ke II dan rabu minggu ke IV dan demikian
selanjutnya. Jarak doorsmer satu I dengan ke II
diperhitungkan ± 15 hari setelah menempuh 2.500
– 3.000 Km. Jarak tempuh untuk 15 hari

diperkirakan 15 x 200 = 3.000 Km. Untuk traktor
roda diperhitung ka operasi 10 jam / hari, jam yang
tempuh untuk jalan doorsmer ± 150 jam bila :
Jalan / Medan yang ditempuh kendaraan
tersebut tidak baik (kotor dan berdebu)
b.
Jarak tempuhnya dekat atau sering berhenti.
Jam yang ditempuh untuk jadwal doorsmer ±
150 jam. Bila waktu mengijinkan, setiap hari
kendaraan – kendaraan tersebut harus dicuci.
Tetapi kemungkinan waktu untuk pekerjaan
tersebut tidak ada, karena tersita untuk
transport buah. Tetapi sewaktu doorsmer,
setiap kendaraan harus dicuci bersih baru
dilayani untuk doorsmer ( ganti olie, filter, dan
lain – lain ). Petugas untuk doorsmer ini telah
ditentukan. Olie mana yang dipercayakan
untuk tugas tersebut membuat bon olie dan
filter yang diperlukan. Pekerjaan ini diawasi
oleh kepala maintenance yang telah benar bener
dapat
dipercayai
untuk
pelaksanaannya.
c.
Pada saat doorsmer yang pertama, hal – hal
yang harus dikerjakan adalah :
Mesin
a.

• Periksa air pendinginan.
• Periksa banyaknya elektrolit battery.
• Periksa kekencangan tali kipas.
• Ganti olie mesin.
• Ganti olie pada saringan udara atau bersihkan

elemennya.
• Lumasi diapragma governor.
• Stel putaran idling dan saat injeksi.
• Bersihkan elemen saringan bahan bakar.
Chassis dan body
• Periksa

gerak bebas pedal kopling, rem dan

gerakan rem tangan.
• Periksa minyak kopling dan minyak rem.
• Periksa slang – slang, pipa – pipa dan sambungan
– sambungan yang kemungkinan bocor.
• Lumasi chassis.
• Rotasikan roda – roda.
• Periksa tekanan angin ban.
d. Dan pada doorsmer yang selanjutnya hal –
hal yang harus dikerjakan ialah :
Mesin
• Ganti air pendingin.
• Periksa battery.
• Periksa tali kipas.
• Ganti olie.
• Lumasi pompa air.
• Periksa slang – slang

dan pipa – pipa berikut
sambungan – sambungannya.
• Ganti saringan olie.
• Periksa pembatas pengambilan udara ( air intake
shutter ).
• Ganti olie saringan udara atau elemen saringan
udara.
• Ganti elemen saringan bahan bakar.
• Periksa saringan pompa penyalur ( feed pump ).
• Periksa tutup tanki bahan bakar, slang – slang,
pipa – pipa bahan bakar dan sambungan –
sambungan.
• Kencangkan baut – baut / mur – mur.
• Periksa sistem pemanas awal ( glow – plug ).
• Stel celah katup.
• Periksa saat injeksi.
• Periksa nozzle dan lumasi.
• Periksa putaran idling.
• Ganti diapragma governor.
• Chasis dan Body
• Periksa sistem kopling ( pedal, master, pipa –

pipa dan minyak kopling).
• Periksa sistem rem ( pedal, slang, pipa, sepatu
dan minyak rem kerja booster dan saringan
udaranya ).
• Periksa suspensi depan dan belakang.
• Periksa olie bak gigi kemudi.
• Lumasi chasis.
• Periksa oli transmisi,
transfer ( bj ) dan
differential.
• Ganti gemuk bantalan roda.
• Lumasi poros propeller.
• Kencangkan baut – baut / mur – mur pada chasis
dan body.
• periksa gerakan roda kemudi dan lengan lengan
penghubungnya.
• Periksa bekerjanya semua alat
• Periksa tekanan angin ban.
• Rotasikan roda – roda

– alat kelistrikan.

Dibawah ini kami gambarkan secara sistematis
pekerjaan – pekerjaan doorsmer servis awal bulan
( minggu I ) dan tengah bulan (minggu ke III).
• Minggu

I pada jarak ± 2.500 KM atau ± 150

jam
• Minggu III pada jarak ± 5.000 km atau ± 300 jam
Operasi perawatan :
• P = periksa,
• S = Stel,
• G = Ganti,
• K = Kencangkan,
• L = Lumasi

Khusus untuk truck jenis tipper, ada pelumasan an
2 x 1 minggu terhadap semua nipple pada system
hydraulicknya. Truck tipper yang baru operasi 3
bulan, diadakan penggantian minyak hydraulick
dari dalam hoist cylinder 1 x setahun. Pekerjaan
doorsmer ini akan memakan waktu 4 – 5 jam,
diusahakan pada waktu tersebut, segala persoalan
– persoalan / kekurangan – kekurangan kecil dapat
dikerjakan secara tuntas.
b. Reparasi
Ruang atau bengkel untuk reparasi sudah tersedia
dengan baik. dalam rungan tersebut, pekerjaan
resparasi sudah dapat dikerjakan pada waktu siang
hari, malam dan pada hari hujan. Fasilitas alat –
alat atau sarana – sarana untuk pekerjaan reparasi

di bengkel motor diusahakan semaximal mungkin
seperti kunci – kunci, bais, grenda, bor listrik dan
lain – lain. Semenjak Agustus 1983, pekerjaan
general overhaul engine dikerjakan ditempat.
Beberapa alat seperti Crankshaft, blok mesin,
injecktie pom yang menghendaki reparasi / bubut
dan lain – lain, dikirim ke bagian teknik / tenol
untuk pelaksanaan perbaikannya
di medan.
Sepeda motor yang digunakan asisten lapangan,
perawatan / reparasinya dikerjakan dibengkel ini
juga.
c, Pemeliharaan Oleh Pengemudi
Untuk menjaga daya tahan atau ” life time ” dari
seluruh unit kendaraan ini, faktor pengemudi
memegang peranan penting. Setiap pagi sebelum
kendaraan dihidupkan, para pengemudi harus
memeriksa : air pendingin mesin / radiator, olie
mesin, air batery, minyak rem dan tali kipas.
Secara insidentil, para asisten harus mengontrol
hal – hal tersebut. Tanpa perintah dari kepala
perawatan / maintenance, pencucian kendaraan
sudah dilaksanakan pada sore hari bila waktu
masih tersedia ( antara jam 18 – 19 ). Para
pengemudi harus dibina / diarahkan untuk
mengoperasikan kendaraannya dengan baik dan
tetap memperhatikan rambu – rambu jalan.
Kepada mereka diberikan petunjuk – petunjuk
mengemudikan kendaraan tersebut dijalan umum,
dijalan kebun, dan tetap diingatkan juga situasi /
kondisi jalan yang dilaluinya. Untuk membawa
muatan / beban, jangan sampai terjadi unsur
pemaksaan kapasitas yang diizinkan maksimal 5
ton / kendaraan kepada para pengemudi
ditekankan, harus mengisi daftar perjalanan car-log

op-Tr 01 setiap hari dan menyerahkannya setiap
pagi kepada Asisten untuk kontrol kebenaran dan
pengesahannya.

7. MAINTENANCE UMUM
• Semua

kendaraan yang dioperasikan kelapangan
harus dalam kondisi baik / sehat.
• Kendaraan – kendaraan yang di poolkan di pabrik
ataupun
yang
berpangkalan
di
Divisi,
perawatan
/
pemeliharaannya
adalah
tanggung jawab kepala urusan Traksi / Teniker
I.
• Pelaksanaan dari jadwal doorsmer / service yang
telah ditetapkan sesuai dengan nama / kode
dari masing – masing kendaraan harus
dilaksanakan dengan konsisten.
• Semboyan
dari maintenance / perawatan
terhadap semua kendaraan yang bergerak : ”
Kerusakan yang kecil jangan diabaikan, karena
sudah pasti mengakibatkan kerusakan /
kerugian yang besar ”.
Tukang, pembantu tukang, olie man yang bekerja
untuk perawatan / pemeliharaan kendaraan –
kendaraan tersebut, haruslah mempunyai
pengalaman, ketrampilan dan dedikasi yang baik
terhadap perusahaan. Kepada mereka harus
diberikan bimbingan, pengarahan yang positif agar
” Life time ” dari apa yang dikerjakan mereka
dapat dipertanggung jawabkan.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2