PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAK (1)

KELOMPOK ILMIAH REMAJA
PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN GULO PUAN

DISUSUN OLEH
Kurnia Sela
Indah Puspita
Marsa Apriani

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 PALEMBANG
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini dibuat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di dalam makalah ini, penulis menulis
tentang "Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan Gulo Puan”
Penulis sebagai peserta lomba telah berusaha semaksimal mungkin dan
saling bekerja sama untuk menyusun karya tulis ini dengan penuh rasa tanggung
jawab. Oleh karena itu, penulis melanjutkan “Lembar Pengesahan” agar dapat
disetujui dan disahkan.
Palembang, 11 Januari 2015

Menyetujui

Mengesahkan

Pembina KIR

Kepala SMA Negeri 6 Palembang

Marelin Riyayu, S.Pd
NIP: 197703272008012003

Drs. H. Pujiono Rahayu, M.M
NIP. 196611091991031006

KATA PENGANTAR
Allhamdulillahi Rabbil Alamiin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku
Pembuatan Gulo Puan” dengan baik. Makalah ini disusun untuk mengikuti lomba
karya tulis ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam penulisan makalah ini banyak melibatkan pihak-pihak yang telah
memberikan dorongan serta membantu kami baik secara langsung, maupun tidak
langsung, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan ini,
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan petunjuk dalam proses pembuatan
karya tulis ini. Kami menyadari tanpa bantuan semua pihak karya tulis ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan segala keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, kami
menyadari akan segala adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
mengenai materi maupun metodologinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
serta menghaturkan banyak terima kasih dalam hal kritik, saran, dan masukan
yang diberikan demi menyempurnakan dan meningkatkan kualitas penulisan
dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siswa dan
masyarakat pada umumnya.
Palembang, 11 Januari 2015

Penulis

ABSTRAK

Sela, Kurnia, dkk. 2015. Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan
Gulo Puan.
Kata Kunci :Gulo Puan, Biji Karet, dan Pengolahan
Indonesia memiliki berbagai makanan khas di setiap daerahnya. Kota
Palembang memiliki salah satu makanan khas yang bernama “Gulo Puan”. Gulo
puan atau gula susu merupakan makanan yang terbuat dari gula dan susu yang
saat ini jarang ditemui. Pada umumnya, pembuatan gulo puan menggunakan susu
hewani seperti susu kerbau dan susu sapi.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah memanfaatkan biji karet dan
menaikkan popularitas gulo puan sebagai makanan khas Palembang. Metode
pembuatan makalah ini yaitu pengumpulan data dan analisis data.
Bahan susu hewani lebih mahal daripada susu nabati. Biasanya susu nabati
terbuat dari kacang-kacangan seperti kedelai. Namun, biji karet juga dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan susu nabati. Biji karet cukup mudah didapat
terutama di daerah tropis. Maka, biji karet berpotensi besar untuk dijadikan susu
yang ekonomis dan bergizi. Racun biji karet yang selama ini ditakutkan ternyata
dapat dihilangkan, yaitu dengan cara perendaman selama 48 jam, direbus selama 2
jam, direndam kembali selama 36 jam dan dikeringkan selama 12 jam. Setelah biji
karet diolah menjadi susu, selanjutnya susu biji karet dapat diolah menjadi gulo
puan dengan menambahkan gula kemudian dimasak hingga mengkristal.


ABSTRACT
Sela, Kurnia, dkk. 2015. Pemanfaatan Biji Karet sebagai Bahan Baku Pembuatan
Gulo Puan.
Keywords :Gulo puan, rubber seeds and processing
Indonesia has a variety of foods typical in each region. The city of
palembang has one of the typical food named “Gulo Puan”. Gulo puan or milk
sugar is a food made from sugar and milk now rarely found. In general, making
gulo puan use animal milk as milk buffalo and dairy cattle.
The purpose of this paper is made of rubber and raising the popularity of
Gulo Puan as food typical of Palembang. A method of making this paper is for
collecting data and analysis of data.
Animal milk materials more expensive than vegetable milk .Usually milk
made from vegetable like soy beans. But, rubber seeds can also be used as a
making vegetable milk .Rubber seeds quite easily obtained especially in tropical
region. Then, rubber seeds potentially large to be made of milk which was
economical and nutritious. Poison the seeds of rubber feared during this fact can
be eliminated, namely by means of soaking for 48 hours, boiled over two hours,
soaked it back during 36 hours and dried for 12 hours. After the seeds of rubber
mixed into milk, then milk rubber seeds can be processed into gulo puan by

adding sugar then cooked until crystallized .

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................... 4
2.1 Biji Karet ..........................................................................................4
2.2 Gulo Puan .........................................................................................6
BAB III HASIL PENGAMATAN .....................................................................7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................7
3.2 Metode Penelitian .............................................................................7

3.3 Alat dan Bahan .................................................................................7
3.4 Cara Pengolahan ...............................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................9
4.1 Kandungan .......................................................................................9
4.2 Tahapan Percobaan ..........................................................................10
4.2.1 Percobaan I .............................................................................10
4.2.2 Percobaan II ...........................................................................10
4.2.3 Percobaan III ..........................................................................10
4.3 Eksperimen........................................................................................11
4.3.1 Penjelasan Tentang Guna Alat .............................................11
4.3.2 Penjelasan Bahan Baku ........................................................12

4.3.3 Penjelasan Bahan Tambahan ................................................12
4.3.4 Hasil Eksperimen..................................................................13
4.3.5 Diagram Alur .......................................................................14
4.3.6 Alasan dipilihnya Biji Karet Sebagai Bahan Baku Gulo Puan
...............................................................................................15
4.3.7 Kelebihan Gulo Puan Berbahan Baku Biji Karet ...............16
4.3.8 Kendala Yang Dihadapi ......................................................16
BAB V PENUTUP ............................................................................................18

5.1 Kesimpulan .....................................................................................18
5.2 Saran ...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................19
LAMPIRAN ......................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia,

meskipun tanaman karet baru diintroduksi pada tahun 1864, hanya dalam kurun
waktu sekitar 150 tahun sejak dikembangkan pertama kali luas areal perkebunan
karet Indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar. Provinsi yang memiki areal
perkebunan karet terluas pada tahun 2004 adalah Sumatera Selatan yaitu
mencapai 671.290 hektar.1
Karet merupakan produk perkebunan yang hingga saat ini dimanfaatkan
getah dan batangnya saja. Sampai saat ini biji karet belum dimanfaatkan secara

maksimal. Selain sebagai bibit tanaman, biji tanaman karet hanya dibiarkan
terbuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Kandungan protein yang terdapat pada
biji karet juga hampir sama bila dibandingkan dengan kedelai dan beberapa
tanaman komersil lainnya.
Di samping pemanfaatan yang kurang, biji karet yang mudah diperoleh
dapat menjadi dasar .perlunya pemanfaatan biji karet sebagai bahan alternatif
pembuatan makanan yang kaya akan gizi, seperti protein, lemak dan sebagainya.
Biji karet yang

sering dikhawatirkan dan dinilai beracun membuat banyak

masyarakat tidak tertarik untuk memanfaatkannya lebih luas dan belum begitu
berani untuk mencoba menyalurkan inovasi dengan biji karet.
Racun biji karet yang selama ini dianggap berbahaya ternyata dapat
dihilangkan dengan proses perendaman selama 1-2 hari kemudian direbus selama

1Handoko, Agus dan Didit Heru Setiawan.2008.Petunjuk Lengkap Budidaya Karet.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka, hal 11.

2 jam. Selain itu, bisa juga direndam selama 24 jam dengan air garam kemudian

direbus selama 2 jam.
Biji karet yang memiliki kandungan yang hampir sama dengan kedelai
dapat diolah menjadi susu kaya protein. Susu dapat diproses lebih lanjut menjadi
suatu jenis makanan dalam bentuk yang berbeda . Salah satunya yaitu, susu dapat
diolah menjadi makanan yang terkenal dengan nama Gulo Puan atau dalam
bahasa Indonesia disebut gula susu. Gulo puan merupakan salah satu jenis
makanan tradisional kota palembang yang terbuat dari campuran gula dan susu
yang diproses melalui perebusan dalam wajan sampai mengental dan akhirnya
mengkristal atau memadat. Susu yang biasa digunakan yaitu susu kerbau. Nama
gulo puan sendiri diambil dari bahan baku pembuatannya yaitu gula dan puan atau
dalam bahasa Indonesia disebut susu.
Saat ini, gulo puan sudah jarang sekali ditemukan, bahkan banyak anak
muda yang mengaku asli orang Palembang tetapi tidak mengetahui apa itu gulo
puan. Padahal, gulo puan merupakan makanan tradisional kota Palembang yang
memiliki cita rasa yang enak dan gurih.
Selain untuk meningkatkan nilai guna biji karet, kami juga ingin
melestarikan dan memperkenalkan kembali gulo puan sebagai makanan
tradisional khas kota Palembang kepada masyarakat Indonesia dan khususnya
kepada masyarakat kota Palembang. Maka, kami tertarik untuk memanfaatkan
biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan atau gula susu.

1.2

Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah

ini yaitu

bagaimana cara

mengolah biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan agar aman
dikonsumsi ?
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana cara mengolah biji karet yang tepat dan efektif
agar aman dikonsumsi.
2. Memanfaatkan biji karet yang terbuang menjadi bahan baku pembuatan
gulo puan.

3. Meningkatkan nilai guna tanaman karet sehingga tidak hanya batang dan
getahnya yang dimanfaatkan.
4. Melestarikan makanan khas Kota Palembang yang pada saat ini sudah
sangat jarang ditemukan.
1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi tentang proses pembuatan gulo puan dari biji karet yang
aman dikonsumsi.
2. Sebagai informasi tentang kandungan gizi dari biji karet.
3. Sebagai sarana untuk melestarikan makanan khas kota Palembang yang
pada saat ini sudah sangat jarang ditemukan.
4. Sebagai cara untuk meningkatkan minat masyarakat dalam memanfaatkan
biji karet sebagai bahan baku pembuatan gulo puan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1

Biji Karet
Tahun 1493 Michele De Cuneo melakukan pelayaran ekspedidisi ke benua

Amerika yang dahulu dikenal sebagai “Benua Baru”. Dalam perjalan ini
ditemukan sejenis pohon yang mengandung getah. Pohon-pohon itu hidup secara
liar di hutan-hutan pedalaman Amerika yang lebat. Tahun 1601 karet telah ditulis
sendiri dalam sebuah buku oleh Antonio Herrera. Kemudian tim dari Academic
Rovale De Sciences Perancis melakukan ekspedisi pertama ke daerah Amerika
Selatan yang diketahui memiliki banyak karet liar.
Penemuan-penemuan baru terutama yang menyangkut pengetahuan fisika
dan kimia menambah nilai karet untuk kepentingan manusia. Penemuan ini
akhirnya berlanjut ke perkembangan industri dengan bahan baku karet. Tahun
1971 Furcroy berhasil menemukan cara mengangkut lateks. John Caought ditahun
1803 dan dilanjutkan oleh Joule di tahun 1853 menemukan sifat ketahanan panas.
Sifat kekenyalan pada karet ditemukan oleh Hancock pada tahun 1918.
Pada saat Perang Dunia II berlangsung, ketersediaan karet alam
mengalami penurunan yang cukup drastis. Kemudian pemerintah Amerika
mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik guna
memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini lambat laun mengakibatkan
permintaan terhadap karet sintetis meningkat pesat sehingga mengurangi
permintaan karet alam. Dalam jangka waktu 3 tahun sesudah berakhirnya Perang
Dunia II, sepertiga karet yang dikonsumsi oleh dunia adalah karet sintetik. Pada
tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, sebaliknya, karet
sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton dan terus bertambah hingga
sekarang. Hasil studi dari Task Force Rubber Eco Project (REP) yang dibentuk
oleh International Rubber Study Group (IRSG) pada tahun 2004 menyatakan
bahwa permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 diperkirakan
mencapai 31,3 juta, dan 15 juta ton diantaranya adalah karet alam.

Di Indonesia, sejarah karet mencapai puncaknya pada periode sebelum
perang dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu Indonesia menjadi negara
penghasil karet terbesar di dunia komoditas ini pernah begitu diandalkan sebagai
penopang perekonomian negara. Waktu itu sampai terkenal ucapan ‘rubber is de
kurk waarop wij dirjven’ yang berarti karet adalah gabus dimana kita mengapung.
Sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu
digeser oleh Malaysia. Walaupun demikian, bagi perekonomian Indonesia karet
tetap memberi sumbangan ekonomi yang besar. Tanaman karet mulai dikenal di
Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam di Kebun
Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Selanjutnya karet dikembangkan menjadi
tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah.2
Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata kandungan protein biji karet
terhitung tinggi. Dari hasil analisis diketahui kadar proteinnya sebesar 27%,
lemak 32,3% , air 3,6%, abu 2,4%, thiamin 450µg, asam nikotinat 2,5µ , karoten
dan tokoferol 250µ, dan sianida sebanyak 330 mg dari setiap 100 gr biji karet.3
Tanaman karet termasuk genus Hevea dan familinya adalah
Euphorbiaceae sehingga nama spesies dari tanaman karet tersebut adalah Hevea
braziliensis. Adapun susunan taksonomi tanaman karet adalah sebagai berikut :

2.2

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Hevea

Spesies

: Hevea braziliensis

Gulo Puan

2 Tim Penulis PS.2008.Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Niaga Swadaya, hal 7-12.
3Tim Penulis PS.2008.Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Niaga Swadaya, hal 33.

Gulo Puan atau gula susu merupakan salah satu makanan tradisional khas
Palembang yang dahulunya sering dimakan oleh para raja. Namun, karena cita
rasanya yang enak dan gurih gulo puan disukai oleh masyarakat. Pada umumnya,
gulo puan terbuat dari susu kerbau atau susu sapi. Dikarenakan bahan baku
pembuatan gulo puan adalah susu dan gula maka gulo puan ternilai sebagai salah
satu makanan yang bergizi. Menurunnya populasi kerbau di wilayah Palembang
membuat gulo puan semakin jarang ditemui. Satu-satunya tempat yang menjual
gulo puan di Palembang yaitu di halaman masjid agung Palembang. Biasanya
penjual gulo puan menjajakan dagangannya hanya setiap hari jumat. Oleh karena
itu, gulo puan semakin jarang terdengar dan ternilai asing bagi masyarakat
Palembang khususnya para generasi muda.

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. Siaran Lr. Kavling No. 1025 A Sako

Palembang dan hasil penelitian diperiksa oleh Balai Pemeriksa Obat dan Makanan
Republik Indonesia ( BPOM RI ) Palembang.
3.2

Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan karya tulis ini dilakukan pengumpulan data
dengan dua cara, yakni sebagai berikut:
1. Metode Kepustakaan
Data penelitian yang mendukung pembuatan karya tulis ini
diambil dari berbagai sumber buku, artikel yang bersumber dari
berbagai alamat website.
2. Metode Eksperimen
Data pengolahan biji karet yang dikelola menjadi gulo puan
didapat dari eksperimen pengolahan dan pembuatan.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif
berupa data berbentuk kalimat penjelasan.

3.3

Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat biji karet

menjadi susu adalah sebagai berikut :
Alat

1.

Baskom

2.

Panci

3.

Cobek

4.

Saringan

5.

Kain saring atau Kain blacu

6.

Kompor

7.

Belender

8.

Spatula

9.

Sendok

10.

Gelas ukur

11.

Wajan

12.

Neraca

Bahan

3.4

1.

1 kg Biji karet

2.

2 liter Air hangat

3.

500 gr Gula pasir

4.

3 lembar Daun pandan

5.

½ sdt garam

Cara Pengolahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahap perendaman selama 48 jam
Tahap perebusan selama 2 jam
Tahap perendaman kembali selama 36 jam
Tahap pengeringan selama 12 jam
Tahap pengolahan menjadi susu
Tahap pengolahan menjadi gulo puan

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1

Kandungan
Kandungan susu biji karet dan gulo puan :
Perbandingan Kandungan Gizi Biji Karet Dengan Bahan Dasar Susu
Nabati Lainnya :
(%)

(%)

(%)

Protein

Lemak

Karbohidrat

Biji karet

34,9

9,14

1,34

8,8

2

Kedelai

34

2,5

3,8

7

3

Kacang Hijau

22

2,1

2,62

9,1

4

Kacang Tanah

25

3,42

8,21

1,4

5

Kecipir

32

8,17

0,36

5,1

No.

Biji

1

(%) Air

(Sumber : Sahrun Dongoran. 2010. Makanan Dari Biji Karet)
Perbandingan Susu Biji Karet Dengan Susu Lainnya
(Sumber : mama cerdas. 2010. Perbedaan Susu Sapi dan Susu Kedelai)
No

Kandungan

Biji Karet

Kedelai

Sapi

1

Air

88,60

88,60

88,6

2

Kalori

52,99

58,00

62

3

Protein

4,40

2,9

1,4

4

Karbohidrat

3,80

4,50

7,20

5

Lemak

2,50

0,30

3,10

6

Vit.B1

0,04

0,04

0,02

7

Vit.B2

0,02

0,15

0,03

.

4.2

Tahapan Percobaan

4.2.1

Percobaan I
1. Tahap perendaman selama 24 jam
2. Tahap perebusan selama 2 jam
3. Tahap pengeringan
4. Tahap pengolahan menjadi susu
5. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

4.2.2

Percobaan II
1. Tahap perendaman selama 48 jam
2. Tahap perebusan selama 2 jam
3. Tahap pengeringan
4. Tahap pengolahan menjadi susu
5. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

4.2.3

Percobaan III
1. Tahap perendaman selama 48 jam
2. Tahap perebusan selama 2 jam
3. Tahap perendaman kembali selama 36 jam
4. Tahap pengeringan
5. Tahap pengolahan menjadi susu
6. Tahap pengolahan menjadi gulo puan

4.3

Eksperimen
4.3.1

Penjelasan Tentang Guna Alat
1. Baskom
Baskom merupakan alat yang digunakan untuk mencuci dan
menampung biji karet selama proses perendaman.

2. Panci

Panci merupakan alat yang digunakan untuk merebus biji karet.
3. Cobek
Cobek merupakan alat yang digunakan untuk memecahkan biji
karet.
4. Saringan
Saringan merupakan alat yang digunakan untuk meniriskan biji
karet setelah dihaluskan.
5. Kain saring atau Kain blacu
Kain saring merupakan alat yang digunakan untuk menyaring
biji karet setelah dihaluskan.
6. Kompor
Kompor merupakan alat yang digunakan untuk memanakan biji
karet dalam proses perebusan.
7. Belender
Blender merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan
biji karet.
8. Spatula
Spatula merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk biji
karet yang telah berwujud susu.
9. Sendok
Sendok merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk dan
menambahkan bahan tambahan dalam proses pembuatan gulo
puan.

10. Gelas ukur
Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
volume air dalam pembuatan gulo puan.
11. Wajan
Wajan merupakan alat yang digunakan sebagai tempat
memasak gulo puan.
12. Neraca
Neraca merupakan alat yang digunakan untuk menimbang
bahan baku dan bahan tambahan untuk membuat gulo puan.

4.3.2

Penjelasan Bahan Baku
Adapun bahan baku yang dibutuhkan, yaitu
1 Kg Biji Karet
Biji karet merupakan suatu bahan makanan yang
mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Biji karet dibutuhkan
dalam pembuatan gulo puan sebagai bahan utama.

4.3.3

Penjelasan Bahan Tambahan
1. 2 liter Air hangat
Air hangat merupakan bahan yang digunakan untuk mengolah
biji karet yang telah dihaluskan menjadi susu.
2. 500 gr Gula pasir
Gula

Pasir

merupakan

bahan

yang

digunakan

untuk

menciptakan rasa manis pada gulo puan.
3. 3 lembar Daun pandan
Daun pandan merupakan bahan yang digunakan untuk membuat
gulo puan berbau harum dan menciptakan rasa gurih.

4. ½ sdt garam
Garam meruupakan bahan yang digunakan untuk mengawetkan
gulo puan sehingga dapat dikonsumsi dalam selang waktu yang
cukup lama.

4.3.4

Hasil Eksperimen
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan sebanyak
tiga kali. Percobaan ke tiga berhasil untuk menghilangkan asam
cyanida pada biji karet. Berikut merupakan penjelasan hasil
eksperimen.

Tahap Persiapan
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan yaitu baskom, panci, cobek,
saringan, kain saring atau kain blacu, kompor, blender, spatula,
sendok, gelas ukur, wajan dan neraca.
2. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan yaitu biji karet (1 kg),
air hangat (2 liter), gula pasir (500 gram), daun pandan (3 lembar)
dan garam (½ sdt).
Tahap Pengolahan Biji Karet
1. Rendam biji karet di dalam baskom berisi air yang telah di siapkan
(perendaman dilakukan selama 48 jam).
2. Setelah itu, biji karet direbut selama 2 jam.
3. Selanjutnya biji karet yang telah direbus direndam kembali selama
36 jam.
4. Kemudian keringkan. Setelah kering biji karet dipecahkan dengan
menggunakan

cobek

dan

dihaluskan

bersama

air

menggunakan blender.
5. Biji karet yang telah halus disaring hingga menjadi susu.
Tahap Pembuatan Gulo Puan
1. Siapkan susu biji karet yang telah diolah.

dengan

2. Panaskan susu di atas kompor dengan kondisi api sedang hingga
mendidih.
3. Lalu, air susu biji karet yang telah mendidih dipindahkan di dalam
wajan, berikan bahan tambahan seperti, gula, daun pandan dan
garam.
4. Aduk secara merata hingga gulo puan mengental.
5. Terakhir, pindahkan gulo puan ke dalam wadah, dinginkan dan
tunggu hingga mengkristal. Gulo Puan siap dionsumsi.
4.3.5

Diagram Alur
Persiapkan seluruh bahan

Rendam biji karet selama 48 jam

Rebus biji karet yang telah direndam selama 2 jam
Rendam kembali selama 36 jam

Keringkan biji karet selama 12 jam

Pecahkan dengan menggunakan cobek dan haluskan dengan menggunakan blender

Tiriskan dengan menggunakan saringan

Peras dengan menggunakan kain saring bersih hingga berwujud susu

Rebus susu hingga mendidih

Masukkan ke dalam wajan

Tambahkan bahan tambahan seperti gula, daun pandan dan garam

Aduk terus-menerus hingga mengental

Masukkan ke dalam wadah, dinginkan dan tunggu hingga mengkristal

Gulo Puan dari biji karet siap dikonsumsi

4.3.6

Alasan Dipilihnya Biji Karet Sebagai Bahan Baku Gulo Puan
Alasan dipilihnya biji karet sebagai bahan baku pembuatan
gulo puan, antara lain
1. Sumatera Selatan merupakan wilayah dengan perkebunan
karet terluas di Indonesia sehingga tanaman karet mudah
didapatkan.
2. Tanaman karet hanya dimanfaatkan bagian getah dan
batangnya saja.
3. Biji karet hanya dijadikan limbah, belum adanya pengolahan
berlanjut untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat.
4. Biji karet mengandung protein yang tinggi.

4.3.7

Kelebihan Gulo Puan Berbahan Baku Biji Karet
1. Biji karet mudah didapatkan
2. Tidak membutuhkan biaya untuk membeli biji karet sebagai
bahan utama pembuatan gulo puan
3. Mengandung protein yang tinggi
4. Memiliki cita rasa yang manis dan gurih

4.3.8

Kendala Yang Dihadapi
Dalam pembuatan karya tulis ini, banyak kendala yang dihadapi,

yaitu mulai dari penelitiannya sampai dalam penyusunan makalah.
Pada pembuatan makalah ini, kami telah melakukan tiga kali
percobaan. Pada percobaan pertama, bau biji karet masih menyengat dan
saat diolah menjadi susu, ditemukan kandungan minyak. Setelah diolah
menjadi gulo puan, sulit mengkristal dan rasanya manis bercampur pahit.
Sedangkan pada percobaan kedua, bau biji karet tidak menyengat namun
setelah diolah menjadi gulo puan, sulit mengkristal. Rasa pahitnya
berkurang. Pada percobaan ketiga, bau biji karet tidak menyengat, susu
yang dihasilkan tidak berminyak. Setelah diolah menjadi gulo puan,
mudah mengkristal, rasanya manis dan gurih. Kendala yang dihadapi yaitu
belum tersedianya fasilitas untuk memeriksa kandungan makanan
sehingga harus memriksa di Balai Pemeriksa Obat dan Makanan
( BPOM ) untuk memastikan bahwa gulo puan berbahan baku biji karet
tidak mengandung cyianida.

Hal ini dilakukan untuk menguji kelayakan gulo puan berbahan
baku biji karet untuk dikonsumsi. Pemeriksaan cyanida harus dilakukan
karena cyanida tidak baik untuk dikonsumsi tubuh manusia. Kemudian
kami juga mengalami kendala dalam proses pembuatan gulo puan yang
cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Biji karet yang biasanya hanya terbuang dan menjadi limbah ternyata

dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan gula puan, yang dapat dibuat
dengan mudah dan menggunakan alat yang sedehana.
Pembuatannya sangat sederhana, meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap perendaman selama 48 jam
2. Tahap perebusan selama 2 jam

3. Tahap perendaman kembali selama 36 jam
4. Tahap pengeringan
5. Tahap pengolahan menjadi susu
6. Tahap pengolahan menjadi gulo puan
5.2

Saran
Sebaiknya biji karet dipilih sebagai alternatif pembuatan gulo puan karena

selain kandungan gizi yang lebih tinggi juga dari segi ekonomi harganya relatif
lebih murah dibandingkan gulo puan dari susu lainnya.
Oleh karena itu biji karet merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan
bahan dasar pembuatan gulo puan dengan cara pengolahan yang baik. Biji karet
tidak hanya dapat dijadikan bibit atau bahkan dibuang tetapi juga dapat
memberikan keuntungan baik dari segi kesehatan hingga ke segi ekonomi. Gulo
puan dari biji karet juga merupakan upaya menaikkan popularitas makanan khas
Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Agus dan Didit Heru Setiawan.2008.Petunjuk Lengkap Budidaya Karet.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Tim Penulis PS.2008.Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Niaga Swadaya.
Anonim.(2011). Mama Cerdas. [Online]. Tersedia:
http://mamacerdas.com/kenapa-harus-susu-formula-bahaya-susu-sapi/ [19
September 2014]

Margono, Tri dkk. (2000). Buku Panduan Teknologi Pangan. [Online]. Tersedia :
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/susu_kedelai.pdf
/ [19 September 2014]

LAMPIRAN
Alat dan bahan
Alat

Gambar 1.1 Baskom

Gambar 1.2 Panci

Gambar 1.3 Sendok

Gambar 1.4 Blender

Gambar 1.5 Kain Belacu

Gambar 1.6 Kompor gas

Gambar 1.7 Spatula

Gambar 1.8 Wajan

Gambar 1.9 Tampah

Gambar 1.10 Cobek

Gambar 1.11 Gelas ukur

Gambar 1.12 Neraca

Bahan

Gambar 2.1 Biji karet

\

Gambar 2.2 Garam

Gambar 2.3 Gula

Gambar 2.4 Daun pandan

Gambar 2.5 Air mineral
Tahap pembuatan

Gambar 3.1 Biji karet direndam

Gambar 3.2 Biji karet direbus

Gambar 3.3 Biji karet direndam kembali

Gambar 3.4 Biji karet dikeringkan

Gambar 3.5 Letakkan biji karet pada blender dan tambahkan air

Gambar 3.6 Haluskan biji karet

Gambar 3.7 Biji karet yang telah dihaluskan

Gambar 3.8 Tambahkan air ke dalamnya

Gambar 3.9 Aduk rata biji karet yang telah halus

Gambar 3.10 Letakkan biji karet halus yang telah ditambahkan air ke
dalam kain

Gambar 3.11 Peras biji karet halus yang telah ditambahkan air hingga
menjadi susu

Gambar 3.12 Tuangkan susu ke dalam wajan

Gambar 3.13 Tambahkan garam dan gula ke dalam wajan

Gambar 3.14 Aduk rata susu dalam wajan

Gambar 3.15 Tambahkan daun pandan ke dalam wajan dan aduk hingga
mengkristal

Gambar 3.16 Gulo puan sudah mengkristal

Gambar 3.17 Gulo puan siap dikonsumsi