TANGGUNG JAWAB wanita AUDITOR docx

APA SAJA TANGGUNG JAWAB AUDITOR??
Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 menyatakan “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang
telah diperbuatnya”
Maksud dari ayat tersebut adalah perbuatan individu itu merupakan suatu gerakan yang
dilakukan seorang pada waktu, tempat dan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin bisa
meninggalkan bekas atau pengaruh pada orang lain. Oleh sebab itu apakah tanggung jawab
seseorang terbatas pada amalannya saja ataukah bisa melewati batas waktu yang tak terbatas bila
akibat dan pengaruh amalannya itu masih terus berlangsung mungkin sampai setelah dia
meninggal?. Penerapan ayat ini dapat diterapkan pada auditor, bagaimana seharusnya seorang
auditor bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Menurut PSA No.02 Seksi 110, auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Auditor tidak menjamin kebenaran atas suatu laporan keuangan, namun Auditor bertanggung
jawab dalam melaksanakan audit sesuai aturan yang berlaku umum / GAAS yaitu :
1. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material
2. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material.
3. Kekeliruan/ salah saji ada dua macam yaitu :
4. Errors adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.
5. Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti kecurangan manajemen dan
kecurangan pegawai atau penggelapan.

Islam pun mengajarkan agar setiap orang termasuk pekerja lebih mengedepankan tanggung
jawab dan kewajiban. Bukan mengedepankan hak. Kenapa demikian? Karena hak adalah
konsekwensi logis dari kewajiban. Manakala kewajiban sudah ditunaikan secara sempurna, maka
hak pasti didapat secara proporsional. Inilah yang dalam Islam sering disebut dengan istilah
hablun minan nas, yakni hubungan antara manusia yang harmonis dan seimbang. Jika ini
berjalan sesuai dengan aturan, maka semua akan tenang, damai, dan sejahtera.
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bertanggung jawab terhadap kewajibannya dan selalu
memberi manfaat bagi orang lain.
Sumber :
Departemen Agama. (1989). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Semarang: Toha Putera.