PERANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGK

1

PERANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNG
MORAWA
M. Anwar Sadat,Khairuddin Tambusai
Email: abul.sadat@gmail.com

The purpose of this study are: 1. To describe the implementation of Group
Guidance in MTs Negeri Tanjung Morawa Deli Serdang, 2. To describe the
implementation of discipline among students MTs Negeri Tanjung Morawa Deli
Serdang, 3. To describe the role Guidance Group to improve discipline Students
MTs Negeri Tanjung Morawa Deli Serdang. This research is qualitative
descriptive. The subjects of this study is Master Supervisor on duty at the
Madrasah and Student MTs Negeri Tanjung Morawa Deli Serdang. This study
uses data analysis techniques with 3 grooves berintraksi analysis of data
reduction, data presentation, and conclusion. To generate descriptive data in the
form of data written and spoken then dilaksanakanlah interviews and
observations. Interview and observation method is used in order to describe the
objectives mentioned above. From interviews and observations showed that group
counseling conducted two times a month. It turns out to handle disciplinary

problems, Teachers Advisors uses group counseling as a way of solution.
Constraints faced was conducted group counseling has no special time provided
by the school as well as the subjects. And also do not have a special room group
counseling. But once the guidance of the group remain well implemented and
discipline of students in MTs Tanjung Morawa Deli Serdang gradually began to
increase from time to time
Keywords :Guidance Services Group, Discipline
Pendahuluan
Pelanggaran atau penyimpangan dari tata tertib itu akan merugikan
siswa itu sendiri dan bahkan dapat ditindak dengan mendapat sanksi atau
hukuman. Dengan kata lain setiap anak didik harus dibantu hidup secara
berdisiplin, dalam arti mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuanketentuan yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negaranya. Selanjutnya juga mau dan mampu mematuhi ketentuan-ketentuan yang
diatur oleh Allah Swt dalam beribadah dan ketentuan lainnya yang berisi nilainilai fundamental serta mutlak sifatnya, dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan syariat Islam.1
1 Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, ( Surabaya : Al-Ikhlas,
1993 ), h. 230

2


Ketaatan dan kepatuhan dalam menjalankan tata tertib baik dilingkungan
sekolah atau di masyarakat, tidak akan dirasa memberatkan bila dilaksanakan
dengan kesadaran akan penting dan manfaatnya. Kemauan dan kesediaan
mematuhi disiplin itu datang dari dalam diri orang yang bersangkutan atau tanpa
paksaan dari luar atau orang lain, khususnya diri anak didiknya. Akan tetapi dalam
keadaan seseorang belum memiliki kesadaran untuk mematuhi tata tertib, yang
sering dirasakannya memberatkan atau tidak mengetahui manfaat dan
kegunaannya, terlebih siswa SMP atau Madrasah Tsanawiyah yang notabenya
berada pada Awal akhir dari remaja maka diperlukan tindakan memaksakan dari
luar atau dari orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan atau
mewujudkan sikap disiplin. Kondisi seperti itu sering ditemui pada kehidupan
anak masa akhir remaja, yang mengharuskan pendidiknya melakukan pengawasan
agar tata tertib kehidupan dilaksanakan, yang sering kali mengharuskan juga
untuk memberikan sanksi atau hukuman karena pelanggaran yang dilakukan oleh
anak didiknya.
Layanan bimbingan kelompok memanfaatkan media dinamika kelompok
untuk mencapai tujuan bimbingan. Agar dinamika kelompok bermanfaat bagi
pembinaan para anggota kelompok maka setiap kelompok beranggotakan 10
sampai 15 orang. Anggota kelompok dibentuk berdasarkan keberagaman dari
jenis kelamin, kemampuan akademik, social ekonomi, tempat tinggal, bahkan

permasalahannya, semua anggota kelompok memberikan peranan untuk saling
berinteraksi.2
Penelitian ini ingin mendeskripsikan beberapa hal yang menjadi tofik
bahasan yaitu:
1. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan kelompok pada Siswa Madrasah
Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
2. Bagaimana Pelaksanaan Disiplin Dikalangan Siswa Madrsah Tsanawiyah
Negeri Tanjung Morawa. ?
3. Bagaimana Peranan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan
Disiplin Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang.

Kajian Pustaka
Bimbingan Kelompok
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, dalam usaha
memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya. Bantuan tersebut hendaknya
merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadiaannya sendiri
(bakat dan minatnya, kecakapan dan kemampuan, dsb). Sehingga dengan
2 Abu Bakar M. Luddin, konseling Individual dan kelompok,
( Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2012). h. 75


3

demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dihadapinya.
Jadi bimbingan itu bukanlah pemberian arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si
pembimbing; bukan suatu paksaan pandangan atau pendirian kepada seseorang;
bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorag.
Dalam rangka bimbingan ini hendaknya si-individu diberi kebebasan untuk
memilih. Pembimbing membantu untuk menetapkan suatu pilihan, tetapi tak
berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang memilih. Anak (orang) itu sendirilah
yanng menentukan sikapnya.3
Dari dibeberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang, tanpa melihat jenis kelamin
dari individu tersebut dengan tujuan agar yang dibimbing dapat mengatur dirinya
sendiri, mengetahui bakat dan minatnya , potensinya, dan lain sebagainya.
Bilamana seorang pembimbing menghadapi sekelompok murid, dia
memberikan apa yang disebut dengan bimbingan kolempok, bentuk-bentuk
bimbingan kelompok merupakan cara tertentu, untuk mengelompokkan murid,
sedangkan aktivitas-aktivitas bimbingan kelompok merupakan jenis-jenis kegiatan
yang didilakukan. Konselor menghadapi kelompok belajar murid atau konseli

yang sudah dibentuk untuk keperluan bimbingan, jadi tidak terjadi lagi
pengelompokan kembali. Tetapi dipertahankan satuan –satuan kelas yang sudah
ada. Pada jam tertentu ( yang sudah ditentukan dalam jadwal) konselor masuk
kelas dan memberikan pelayanan bimbingan. 4
M. Luddin menjelaskan Layanan Bimbingan kelompok, yaitu layanan
yang memungkinkan sejumlah individu membahas suatu topik tugas dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Dan lebih lanjut beliau juga memaparkan
bahwa layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diselenggarakan dalam
suasana kelompok dimana pembahasan masalah yang dialami anggota kelompok
dengan menggunanakan dinamika kelompok.5
Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan umum bimbingan kelompok adalah: mengembangkan keperibadian
siswa dimana berkembang kemampuan soaialisasinya, komunikasinya,
kepercayaan diri, keperibadian, dan mampu memecahkan masalah berdasrkan
ilmu dan agama.
Tujuan khusus bimbingan kelompok adalah: membahas topic yang
mengandung masalah actual, hangat dan menarik perhatian anggota kelompok.

3 M. Ngalim Purwanto Dkk, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:
Mutiara Sumber Widya, 1989), h. 126

4
W.s Wingkel " Bimbingan Dan Konseling" ( Jakarta PT
Gramedia,1982) h. 101
5 Abu bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling, ( Bandung Cita
Pustaka Media perintis , 2010), h. 164

4

TAHAP I
PEMBENTUKAN
TAHAP II
PERALIHAN
TAHAP III
KEGIATAN
KONSELING
KELOMPOK

BIMBINGAN
KELOMPOK


TOPIK BEBAS
TUGAS

TOPIK

TAHAP IV
TOPIK UMUM

PENGAKHIRAN

MASALAH
PRIBADI

Teknik Dalam Kegiatan BKp(bimbingan kelompok) selama ini dilakukan
oleh konselor adalah Teknik umum untuk pengembangan dinamika kelompok
Meliputi:
1. Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka
2. Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan
diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.
3. dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktifitas anggota

kelompok.
4. penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan
analisis, argumentasi dan pembahasan.
5. pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang dikehendaki.
Permainan Kelompok dibutuhkan dalam BKp sebagai selingan maupun
sebagai wahana yang memuat materi pembinaan tertentu6
Komponen- Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen-komponen bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
6 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan
Konseling, (2004) Jakarta: PT.Rineka Cipta, Cet. II h. 54-6o

dan

5

1. Pimpinan kelompok (PK)
Pimpinan kelompok ini biasany dari konselor sendiri dan bisa dari siswa
yang dipilih oleh guru pembimbing.
2. Anggota Kelompok (AK)
Anggota kelompok berjumlah antara 7 sampai 10 orang dengan

memperhatikan homigenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok,
Adapun asas-asas dalam bimbingan kelompok yang dipakai adalah :
1. Kesukarelaan bahwa sanya tidak ada paksaan dalam mengemukakan
pendapat.
2. Keterbukaan yaitu keterusterangan dalam memberikan pendapat
3. Kegiatan bahwasanya partisipasi semua kelompok dalam mengemukakan
pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok.
4. Kenormatifan artinya aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan
hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak
tidak menyalahkan anggota lainnya.
5. Kerahasian: ini terakhir karena topik ( pokok pembahasan) bersipat
umum.7
Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu unsur moralitas seseorang yang menekankan pada
peraturan dan tata tertib dalam prinsip-prinsip keteraturan, pemberian perintah,
larangan, pujian dan hukuman dengan otoritas atau paksaan untuk mencapai
kondisi yang baik.
Pentingnya Kedisiplinan
Disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah untuk
dapat :

1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian social secara mendalam
dalam dirinya.
2) Mengerti dengan segera menurut untuk menjalankan apa yang
menjadi kewajibannya dan secara langsung mengerti
laranganlarangan yang harus ditinggalkan.
3) Mengerti dan dapat membedakan tingkah laku yang baik dan
tingkah laku yang buruk
4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa adanya
peringatan dari orang lain.8
Jenis Disiplin Sekolah

7 ibid

8 Y. Singgih D.Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk
Membimbing, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h. 136.

6

Adapun jenis disiplin yang ditegak-kan diMts Negeri tanjung
morawa adalah : (1) Hadir 15 menit sebelum pelajaran di mulai; (2) Minta izin

kepada guru apabila akan meninggalkan kelas; (3) berpakaian seragam yang
bersih dan rapi; (4) mengikuti upacara bendera pada hari senin dan hari-hari basar
Nasional; (5) Mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru berupa PR,
tugas kelompok, dan tugas ekstra kurikuler; (6) tidak boleh merokok, tidak boleh
minum-minuman keras. Tidak boleh mencoret-coret dinding dan tembok baik di
dalam maupun di laur sekolah; (7) memberitahu orang tua pada waktu pergi dan
pulang sekolah, dan (8) tidak bolos. Semua ini penting utntuk di biasakan kepada
seluruh masyarakat sekolah khususnya siswa sehingga apa yang menjadi tujuan
sekolah dan tujuan pendidian akan tercapai.
Perlunya Disiplin Dalam Kegiatan Pembelajaran
Winataputra (1998:10) menjelaskan bahwa disiplin itu perlu diajarkan
kepada siswa dengan alasan, sebagai berikut: (1) disiplin perlu diajarkan serta di
pelajari dan di hayati oleh siswa agar siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri
dan mampu mengendalikan diri sendiri tanpa di control guru; (2) disiplin sebagai
mana diakui oleh pakar sejak dahulu, merupakan titik pusat dari tingkat
ketercapainnya dalam menerap-kan displin yang sempurna; (3) tingkat ketaatan
siswa yang tinggi terhadap aturan kelas lebih-lebih jika ketaatan itu tumbuh dari
diri sendiri, bukan dipaksa, akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang
kondusip, yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpaku untuk
belajar; (4) kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak
lebih lanjut bagi kehidupan di dalam aturan yang ada dalam masyarakat.
Temuan
Dari hasil wawancara dengan guru pembimbing
dapat peneliti
disimpulkan:
1. kedisiplinan di MTs Negeri tanjung morawa masih kurang
2. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru pembimbing untuk
mengatasi kasus kedisiplinan ini adalah dengan melaksanakan layanan
bimbingan kelompok bagi siswa-siswi yang melanggaran aturan atau
kedisiplinan di MTs Negeri tanjung morawa
3. Layanan bimbingan kelompok dilaksanankan dua kali dalam sebulan.
4. Kendala yang dihadapi adalah waktu pelaksanaan bimbingan kelompok ini
kurang tepat waktu.
Pelaksanan Bimbingan Kelompok Dimadrasah Tsanawiyah Negeri
Tanjung Morawa
Kegiatan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan yang diteliti
oleh peneliti di madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa berlangsung
mulai tanggal 24 april sampai tanggal 24 mei 2014, bimbingan kelompok untuk

7

meningkatkan kedisiplinan ini dikarenakan kasus pelanggaran kedisiplinan, yaitu
kasus keterlambatan, tidak memakai atribut, dan seragam.
1. Pelaksanan Layanan Bimbingan Kelompok Pertama
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pertama ini di laksanakan di
Aula MTs Negeri tanjung morawa pada tanggal 26 april 2014, pelaksanaan
bimbingan kelompok ini dilaksanakan di AULA MTs Negeri tanjung morawa
dikarenakan Ruang bimbingan konseling atau kantor bimbingan dan konseling
tidak memungkinkan untuk dipakai dikarenakan sempit, pelaksanaan bimbingan
kelompok ini dilaksanakan dikarenakan guru pembimbing menjumpai siswa yang
terlambat masuk sewaktu bel masuk sekolah berbunyi,tingkat keterlambatan ini
bermacam-macam, ada diantara siswa yang terlambat 10 menit, ada yang
terlambat 15 menit dan bahkan ada yang terlambat sampai setengah jam. Jumlah
siswa yang terlambat dalam pengamatan peneliti sangat banyak, yang terlambat
masuk selama sepuluh menit ada 4 siswa sedangkan yang terlambat masuk 15
menit ada 5 siswa sedangkan yang terlambat masuk diatas setengah jam ada satu
siswa, dan kebanyakan diantara mereka yang terlambat ini tidak lengkap dalam
memakai atribut sekolah, ada yang memakai sepatu putih yang seharusnya wajib
memakai sepatu hitam, ada yang tidak mengenakan dasi, dan bahkan ada yang
tidak memakai atribut Osis pelanggaran kedisiplinan dalam ketepatan waktu
masuk sekolah dan pemakiian atribut sekolah ini dilakukan oleh umumnya siswasiswi senioran yaitu kelas dua dan tiga yang seharusnya bisa menjadi contoh
teladan bagi adik-adik kelasnya yaitu kelas satu. peneliti bekerja sama dengan
guru bimbingan konseling dalam mengamati pelaksaan layanan bimbingan
kelompok ini, berikut peroses layanan bimbingan tersebut:
Pertama kali guru pembimbing sebelum melaksanakan layanan bimbingan
kelompok ini menunggu siswa-siswi yang terlambat dipintu gerbang sekolah dan
menyuruh mereka berbaris satu persatu dan dilainkan dengan barisan siswa-siswi
yang tepat waktu kemudian guru pembimbing membawa mereka kedalam Aula
MTs Negeri tanjung morawa.
Guru pembimbing memberi bantuan layanan terhadap siswa dalam
meningkatkan kedisiplinan di MTs Negeri tanjung morawa agar dapat
menerapkan kedisiplinan di MTs Negeri tanjung morawa
Untuk setiap melaksanankan bimbingan kelompok ini guru pembimbing
melaksanakannya di aula MTs Negeri tanjung morawa dikarenakan ruangan
bimbingan konseling di madrasah ini tidak memungkinkan untuk dilakukan
layanan bimbingan kelompok maka ruangan yang dipakai adalah ruangan AULA
madrasah pada jam 8 WIB. Topic yang dibahas dalam bimbingan kelompok ini
adalah “kerapian, Displin dan ketertiban”
Berikut skema dari layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan
tanggal 26 April 2014 pada siswa-siswi MTs Negeri tanjung morawa :

8

Pertama kali guru pembimbing mananyakan satu persatu nama dari siswasiswi yang terlambat tersebut serta kelas berapa, dan rumahnya dimana serta
alasan keterlambatannya, kemudian membuat kelompok bimbingan dari
kesepuluh orang tersebut dan yang menjadi pimpinan kelompok adalah guru
pembimbing sendiri.
Setelah membagi siswa-siswi kedalam kelompok tersebut seterusnya
proses bimbingan kelompok dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pimpinan kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Pimpinan kelompok melaksanakan pembentukan dengan menjelajaskan
tujuan kegiatan dan azas-azas bimbingan kelompok
3. Melaksanakan tahap peralihan untuk mempersiapkan siswa kepada topic
bahsan yaitu” tentang kerapian, disiplin dan ketertiban.
4. Melaksanakan tahap kegiatan kelompok, dimana didalam kelompok
tersebut dibuat dinamika-dinamika dalam kelompok, pertama tentang topic
kerapian, pimpinan kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk
belajar kerapian, bagaiman cara berpakaian yang rapi, membiasakan
memasukkan baju, dan memakai ikat pinggang serta menjelaskan
pentingnya kerapian itu setelah itu anggota kelompok disuruh
mengomentari cara berpakain masing anggota-anggota kelompok, dan
mengutarakan ide mereka tentang berpakaian seragam yang benar. Pada
topic kedisiplinan pimpinan kelompok juga membuat dinamika-dinamika
dalam kelompok dan ditambah membuat satu permainan yang
berhubungan dengan kedisiplinan. Permainan kedisiplinan yang dimaksud
disini adalah adalah pimpianan kelompok membuat satu permainan
menulis cerita pendek dalam waktu 15 menit, tidak boleh lebih. Dalam
waktu lima belas menit pas semua anggota harus mengumpulkannya. Ini
untuk melatih kedisiplinan waktu. Setelah itu ketua kelompok menjelaskan
maksud dari situ bahwa sanya kedisiplinan waktu sangatlah dibutuhkan
dimanapun dan kapanpun, termasuk disekolah. Dalam masalah ketertiban
pimpinan kelompok menjelaskan tentang pentingnya ketertiban dan
menjelaskan arti tentang ketertiban ini, dan masing-masing anggota
kelompok disuruh mencari 3 contoh bentuk ketertiban yang harus
dilaksanakan disekolah, dan bentuk ketertiban yang sering dilanggar
disekolah setelah itu disuruh mencari bagaimana solusinya.
5. Isi pembicaraan dalam bimbingan kelompok tersebut adalah:
a. Membahas tentang topik kerapian.
b. Membahas tentang pentingnya disiplin
c. Membahasa tentang pengaruh dari kurang dari kerapian, disiplin
dan ketertiban
d. Membahas tentang upaya menerapkan dan meningkatkan kerapian,
disiplin dan ketertiban

9

e. Membuat komitmen untuk selalu meningkatkan kerapian, disiplin
dan ketertiban.
2. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok kedua
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kedua ini di laksanakan pada
pada tanggal 13 Mei 2014, peneliti mengamati pelaksaan layanan bimbingan
kelompok ini untuk kedua kalinya , proses pelaksanan layanan bimbingan
kelompok ini tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan pada layanan
bimbingan kelompok tahap pertama dan tetap dilaksanakan Di Aula MTs Negeri
tanjung morawa dalam kegiatan bimbimbingan kelompok ini mengambil tema
“patuh terhadap peraturan sekolah” tema ini diambil dikarenakan banyaknya
siswa-siwi yang tidak mengindahkan peraturan sekolah, ini terbukti dengan masih
banyaknya siswa-siswi yang kedapatan tidak memakai atribut dengan lengkap,
baju dikeluarkan tidak pakai ikat pinggang, sepatu yang tidak seragam, tidak pakai
dasi bahkan tidak pakai atribut Osis, dari penelitian yang peneliti temui jenisi
pelanggaran terhadap peraturan sekolah ini juga umumnya dilakukan oleh siswasiswi senior Yaitu Kelas VIII dan IX yang seharus nya menjadi contoh teladan
bagi adik-adik kelasnya peroses layanan bimbingan kelompok yang kedua ini
tidak jauh beda dengan layanan bimbingan kelompok yang pertama berikut
penjabaran dari bimbingan kelompok tersebut:
Pertama kali guru pembimbing sebelum melaksanakan layanan bimbingan
kelompok ini membuat kelompok yang menjadi pimpinan kelompok langsung
guru pembimbing.
Dari pengamatan peneliti pelanggaran terbanyak dalam melanggar
peraturan sekolah ini adalah banyaknya yang tidak memakai atribut sekolah,
diantaranya, tidak memakai dasi, tidak memakai atribut osis, sampai baju yang
tidak dimasukkan.
Pelaksanaan bimbingan kelompok ini juga dilaksanakan pada jam istirahat
sekolah dan bertempat di aula sekolah, setelah terlebih dahulu guru pembimbing
berjalan mengelilingi sekolah dan memantau siswa-siswi yang melanggar
peraturan sekolah .
Setelah membuat kelompok bagi siswa-siswi kedalam kelompokseterusnya proses bimbingan kelompok dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pimpinan kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Pimpinan kelompok melaksanakan pembentukan dengan menjelajaskan
tujuan kegiatan dan azas-azas bimbingan kelompok
3. Melaksanakan tahap peralihan untuk mempersiapkan siswa kepada topic
bahsan yaitu” patuh dan taat terhadap peraturan sekolah
6. Melaksanakan tahap kegiatan kelompok, dimana didalam kelompok
tersebut dibuat dinamika-dinamika dalam kelompok, tentang. Pada topik
patuh dan taat terhadap peraturan sekolah pimpinan kelompok juga
membuat dinamika-dinamika dalam kelompok dan ditambah membuat

10

satu permainan yang berhubungan dengan kedisiplinan.
Materi
kedisiplinan yang dimaksud disini adalah adalah apa yang dimaksud
dengan kedisiplinan, apa guna kegunaan disiplinan bagi seseorang, dan
apa dampak negative tidak disiplinan bagi seseorang. Setelah dibahas
bersama-sama pemimpin kelompok bertanya apakah ada pertanyaan
tentang materi kedisiplinan ini, masing-masing anggota kelompok
dipersilahkan mengajukan pertanyaan dari hal-hal yang berhubungan
dengan tofik kedisiplinann ini.
7. Isi pembicaraan dalam bimbingan kelompok tersebut adalah:
a. Membahas tentang topik patuh dan taat terhadap peraturan sekolah
b. Membahas tentang pentingnya patuh dan taat terhadap peraturan
sekolah.
c. Membahas tentang upaya menerapkan dan meningkatkan kepatuh dan
ketaatan terhadap peraturan sekolah
d. Membuat komitmen untuk selalu meningkatkan kedisiplinan
Kaitan Antara Bimbingan Kelompok Dengan Kedisplinan Siswa Madrasah
Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa
Ada beberapa hal peranan bimbingan kelompok dengan peningkatan
kedisiplianan siswa dimadrasah Tsanawiyah negeri tanjung morawa yang peneliti
temukan selama melaksanakan penelitian dan observasi dimadrasah Stanawiyah
Negeri Tanjung morawa ini yaitu:
1. Dalam kegiatan layanan Bimbingan kelompok ini, siswa dengan
mudah mengikuti prosedur bimbingan kelompok yang diarahkan oleh
pimpinan
kelompok dalam hal ini Guru pembimbing tentang
kedisiplinan ini.
2. Dalam kegiatan bimbingan kelompok siswa sangat antusias sekali
mengikuti dan mendengar materi tentang disiplin,kerapian dan
ketertiban, serta patuh dan taat terhadap peraturan sekolah
3. Siswa dengan jujur mengutarakan alasan mereka kenapa mereka
selama ini tidak mempedulikan hingga dapat diambil jalan keluarnya
sampai mereka sadar akan pentingnya kerapian, kedisiplinan,
ketertiban dan patuh dan taat terhadap peraturan sekolah
4. Dalam bimbingan kelompok muncul komitmen-komitmen siswa untuk
selalu menjaga kerapian, kedisiplinan, ketertiban dan patuh dan taat
terhadap peraturan sekolah
5. Setelah dilaksanakan bimbingan kelompok ini siswa sadar akan
pentingnya, kedisiplinan, kerapian dan ketertiban diterapkan disekolah
ataupun diluar sekolah.

11

6. Siswa paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan kedisiplinan,
kerapian dan ketertiban setelah diadakan diskusi dalam kelompok yang
membahas tentang kedisiplinan, kerapian dan ketertiban ini.
7. Dalam bimbingan kelompok ini siswa langsung memperaktekkan
tentang kedisiplinan, kerapian dan ketertiban lewat permainanpermainan dan tugas tugas yang diberikan dan diarahkan ketua
kelompok hingga mereka terbiasa memperaktekkannya disekolah dan
diluaar sekolah.
8. Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan waktu yang
terjadwal dan mengambil tema tentan kedisiplinan, kerapian dan
ketertiban ini selam satu semester atau kurang leih enam bulan sudah
terlihat perubahan-perubahan dari beberapa siswa yang dulunya,
terlambat masuk menjadi tepat waktu, yang dulunya kurang
memperhatikan kerapian sudah mulai rapi, yang dulunya sering terjadi
keonaran dan berkelahi sekarang jarang terjadi. Dan mulai mematuhi
peraturan-peraturan disekolah

12

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian
beberapa kesimpulan yaitu:

maka dapat ditarik

1. Layanan Bimbingan konseling Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang, masih dirasakan hampir(kurang)
maksimal hal ini senada dengan pengakuan dari guru pembimbing
disekolah tersebut, hal ini dikarenakan kurangnya guru pembimbing
disekolah tersebut dan dikarenakan kurangnya waktu khusus untuk
melaksanaakan bimbingan dan konseling Di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ini.
2. Tingkat kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang sangat tinggi apalagi setelah diadakannya selalu
bimbingan kelompok bagi setiap siswa-siswi yang melanggar kedisiplinan
Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang terbukti dengan seringnya diadakan layanan bimbingan
kelompok Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang siswa-siswi mulai menerapkan kedisiplinan
3. Layanan bimbingan kelompok Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang sangat efektif dan efisien serta dalam
suasana penuh kegembiraan melalui dinamika kelompok pembahasan
terhadap topik kedisiplinan dapat terlaksana dan pengentasan masalah
anggota kelompok yang dampaknya dapat dimiliki oleh anggota
kelompok lainnya. Keluhan dan pertanyaan yang selama ini mengemuka
di lapangan bisa teratasi apabila kita mau berbuat dan berusaha didasari
dengan motivasi altruistik.
4. Peningkatan kerja sama dengan guru pembimbing, dukungan guru lain,
Kepala Sekolah sangat membantu terlaksananya layanan BKp. Dengan
kenyataan seperti telah dipaparkan di atas, maka pelaksanaan layanan
BKp sesungguhnya sangat aplikatif, berdaya guna, efektif dan
merangsang kretaivitas terutama komunikasi dan sosialisasi siswa dapat
terkembang.
5. Bimbingan kelompok merupakan bentuk bimbingan yang efektif serta
mengena pada peserta didik, guru akan mudah memantau dan
mengadakan bimbingan berdasarkan pelanggaran yang telah dilakukan
oleh siswa. Bimbingan kelompok dapat Meningkatkan Kedisiplinan Di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Peranan Bimbingan Kelompok
Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang, maka dapat diajukan saran-saran sebagai
berikut:

13

1. Untuk dapat terus melaksanakan bimbingan kelompok karena
sangat berperan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
2. Guru pembimbing memerlukan pendekatan dalam mengatasi
siswa persoalan kedisiplinan siswa di madrasah tsanawiyah negeri
tanjungmora melalui bimbingan kelompok.
3. Peran aktif guru pembimbing, kepala sekolah, dan guru-guru di
MTs negeri tanjung morawa untuk membimbing peserta didik
kearah kedisiplinan sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar M. Luddin, konseling Individual dan kelompok, ( Bandung: Cita
Pustaka Media Perintis, 2012)
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, ( Surabaya : Al-Ikhlas, 1993 )

14

M. Ngalim Purwanto Dkk, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 1989)
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2004), Cet. II
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1989 )
W.s Wingkel " Bimbingan Dan Konseling" ( Jakarta PT Gramedia,1982)

Y. Singgih D.Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995)