Budaya kerja di Perusahaan jepang

Budaya kerja di Perusahaan
Budaya Perusahaan adalah budaya organisasi yang berlaku di sebuah perusahaan. Apa
yang dimaksud dengan budaya organisai dinyatakan oleh Kotler (2000:42) sebagai berikut : A
company’s organization consist of its structures, policies, and corporate culture, all of which
can become dysfunctional in a rapidly changing business environmment. Sebuah organisasi
perusahaan terdiri dari atas struktur, kebijakan, dan budaya perusahaan, semuanya bisa tidak
berfungsi dalam lingkungan perusahaan yang cepat berubah. Struktur perusahaan serta
kebijakannya dapat berubah mengikuti situasi, namun

budaya perusahaan agak sulit

mengikuti.
Kemampuan merubah budaya perusahan merupakan kunci keberhasilan menyusun
dan melaksanakan strategi perusahaan untuk masa depan. Biasanya budaya sebuah
perusahaan atau organisasi sudah terbentuk sejak lama, sudah terbiasa, sudah mendarah
daging, jadi kadang-kadang sulit untuk dirubah. Apanya yang sulit berubah ? Inilah yang
dikatakan budaya, yang sulit dikatakan, tapi dapat dirasakan dna dilihat, yaitu semacam
cerita, kepercayaan, keyakinan, pengalaman, norma, yang merupakan ciri khas sebuah
perusahaan. Misalnya jika kita memasuki sebuah area perusahaan maka akan terasa dan
terlihat bagaimana suasana, bagaimana cara karyawan, atau lingungan perusahaan
menyambut tamu, cara mereka berpakaian, memberi salam, cara bicara, cara kerja sibuk,

santai dsb. Dalam hal ini contoh dari pimpinan akn ditiru langsung oleh karyawan. Jadi faktor
pemimpin sangat berpengaruh terhadap pembentukan budaya perusahaan.
Budaya organisasi yang terbentuk dalam sebuah perusahaan sangat tergantung pada
visi dan misi organisasi dan ini melekat pada pimpinan organisasi itu sendiri. Budaya ini akan
membentuk perilaku keseluruhan personal perusahaan, yang dapat memperkuat nilai-nilai
atau memperlemah nilai-nilai dalam bekerja. Nilai-nilai ini akan digunakan sebagai pedoman
dalam organisasi yang kelak dapat membuat sebuah organisasi tampil beda dengan organisasi
yang lain.
Budaya organisasi dapat membuat karyawan gairah, disiplin, suka, memiliki moral
tinggi atau sebaliknya, tidak bergairah, tidak disiplin, santai, atau malas, selalu mengharap
imbalan dsb. Perbedaan latar belakang budaya dari setiap orang akan membuat perbedaan
pula dalam cara mereka berperilaku. Adakalanya budaya organisasi merupakan sesuatu

kekuatan yang tidak tampak, tapi sangat berpengaruh terhadap pikira, perasaan, dan tindakan
seseorang dalam bekerja.
Dalam organisasi bisa dilihat perangkat keras dari sebuah budaya seperi adanya
struktur, kebijakan, peraturan, teknologi, keuangan, yang dapat diawasi dan di ukur. Namun
ada pula perangkat lunak yang tidak tampak, yang bersifat kejiwaan menyangkut sisi
kemanusiaan dari organisasi, seperti nilai, kepercayaan, keyakinan, norma-norma, kebiasaan
yang sudah mendarah daging, yang sulit dikuantifisir, sulit diawasi, dan sulit dirubah.

Robbins (1996:206) menyatakan : Organzation culture refers to a system of shared
meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations.
Budaya organisaisi berarti sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota
organisasi yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya.
Budaya organisasi berarti sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama oleh
anggotaa organisasi yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya. Dalam
berbagai literatur banyak dikemukakan pengertian budaya organisasi, yang secara umum
dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi ialah keteraturan perilaku yang dapat dilihat,
pada saat orang berinteraksi, seperti menggunakan kata-kata, simbol-simbol, mimik, kualitas
kerja, penghargaan terhadap atasan atau bawahan.
Contoh simbol-simbol misalnya seperti yang sering diceramahkan oleh Dai kondang
Aa Gym yaitu hendaklah kita melaksanakan simbol berikut dalam pergaulan : SENYUM,
SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN.
Simbol – simbol tersebut dapat pula dijadikan budaya pada sebuah perusahaan, bila
akan melayani tamu yang berkunjung keperusahaan. Lontarkan senyum terlebih dahulu,
ucapkan salam dan sapa. Kemudian diikuti dengan tatacara yang sopan dan santun.
Ada pula sebuah perusahaan yang mengutamakan simbol-simbol Keamanan,
Kebersihan, Keinahan, Kesopanan dan Kepribadian dalam tata interaksi di perusahaannya.
Manajemen sebuah perusahaan dapat saja menciptakan simbol-simbol lain yang harus
dibudidayakan agar diikuti dan dibiasakan secara umum, misalnya simbol-simbol kerja keras,

efisien, ikhlas, ihsan, kaizen (Jepang = unending improvement) tepat waktu, akurat, dsb.
Pusdik Pertamina dalam Aan Komariah, (2004:191) menyatakan bahwa secara
tipologis budaya organisasi dapat dibedakan :
1)

Academy, yaitu budaya organisasi yang menekankan pada spesialisasi jabatan. Tipe ini
menghendaki karyawn berasal dari suatu Perguruan Tinggi yang terkenal yang akan dididik
dan ditempatkan pada suatu bidang kerja yang profesional;

2)

Club, dalam hal ini budaya organisasi menjadi senioritas, loyalitas, komitmen dan

pengalaman sebagai ciri khas budaya organisasi;
3)
Baseball Team, mencari bakat-bakat muda yang dapat memberikan sumbanga yang
cemerlang bagi kemajuan organisasi, tidak mementingkan umur, tapi yang penting adalah
individu yang memiliki jiwa “entrepreneur” dan inovatif;
4)
Fortress, menekankan pada kelangsungan hidup organisasi, survive melalui kepekaan

terhadap tantagan-tantangan baru.
Luthans dalam Aan Komariah (2004:25) mengemukakan ciri budaya
1)
2)
3)
4)
5)
6)

organisasi sebagai berikut :
Peraturan yang berlaku yang harus dipenuhi
Norma-norma
Nilai-nilai yang dominan
Filosofi
Aturan-aturan
Iklim organisasi
Ciri utama yang dominan dalam budaya organisasi diatas adanya pereturan,
norma, aturan-aturan dan nilai-nilai. Kemudian dilihat pula iklim organisasi, suasana
hubungan interaktif antar personil, atasan – bawahan, dan antara karyawan sendiri. Sedangka
landasan filosofis adalah dasar hakiki yang dianut oleh para pemilik/ pendiri perusahaan

tentang pandangan hidupnya, masa depan perusahaan, visi dan misi yang melandasi perilaku
organisasi sebuah lembaga.
Iskandar Kasim (2004;3) menyatakan bahwa paling penting sedikit ada
sepuluh aspek organisasi yang akan membentuk Budaya Organisasi, baik itu merupakan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Badan Usaha, Instansi Pemerintah atau lembaga lainnya yaitu:
Peraturan dan Kebijakan
Tujuan dan Ukuran
Kebiasaan dan Norma

Pelatihan
Perilaku Manajemen
Upacara dan Kejadian
Penghargaan dan Pengakuan
Komunikas
Lingkungan
Struktur Organisasi
Kesepuluhan komponen ini, tidak perlu semuanya ada, tapi tergantung pada
organisasinya, namun juga tidak satu komponenpun yang dapat berdiri sendiri membentuk
Budaya Organisasi. Budaya Organisasi merupakan campuran dari aspek-aspek diatas.
Melalui peraturan dan kebijaksanaan, Kebiasaan dan Norma serta Pelatihan,
akan dapat membentuk suatu sikap dari seluruh personalyang ada diperusahaan. Demikian

pula perilaku manajemen, upacara dan kejadian, penghargaan dan pengakuan, merupkan
kebisasaan-kebiasaan yang diberlakukan dalam perusahaan akan menjadi panutan bagi
seluruh karyawan yang kejadiannya akan berulang setiap periode tertentu.
Komunikasi, Lingkungan, serta Struktur organisasi akan memperlihatkan
bagaimana organisasi berhubungan dengan orang-orang baik internal maupun publik
eksternal. Kebiasaan yang dilakukan dalam omunikasi ini akan menimbulkan kesan pada
publik yang akan membuat image terhadap budaya organisasi itu sendiri.


2.1

1)

Fungsi Budaya Organisasi
Beach dalam Aan Komariah, (2004:192) menyatakan ada 7 fungsi sebagai
berikut :
Memberi spesifikasi apa yang utama yang harus dilakukuan buat organisasi, sehingga ada

standar pengurukuran baik terhadap keberhasilan ataupun kegagalan ;
2)
Memberi pedoman bagaimana cara menggunakan resources, dan untuk apa digunakan ;
3)
Menetapkan apa yang dapat diharapkan oleh organisasi dari karyawan, dan sebaliknya ;
4)
Membuat metode pengawasan perilaku dalam organisasi, mana yang sah, dan mana yang
5)

tidak sah, dimana letak kekuasaan dan bagaimana menggunakan kekeuasaan ;

Menetapkan mana perilaku yang boleh dilakukana dan mana yang tidak, dan menetapkan

hukuman atau penghargaan ;
6)
Menentukan suatu tatanan bagaimana anggota harus menciptakan kebersamaan sesama
anggota dan bagaimana menghadapi non anggota, dalam hal berkompetisi, bekerjasama,
berlaku sopan, dsb ;
7)
Memberi petunjuk kepada anggota bagaimana memperlakukan lingkungan eksternal,
aggresively, exploitatively, responsibly or proactively.
1)
2)
3)
4)
5)

Sedangkan Robins (1996:253) menyatakan lima fungsi budaya organisasi, yaitu :
Membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Meningkatkan sense of identity anggota.
Meningkatkan komitmen bersama.

Menciptakan stabilitas sistem sosial.
Membuat mekanisme pengendalian yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan.
Perusahaan yang ingin maju harus memiliki budaya organisasi, yang sudah
tertata dnegan baik, serta diikuti oleh seluruh personal organisasi. Kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam salah satu elemen budaya, harus segera diperbaiki, agar anggota
organisasi tidak terlanjur membiasan diri dalam kelemahan yang ada.