LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DE

LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN
IDENTIFIKASI KEHIDUPAN SOSIAL PETANI TOMAT
DI DUSUN BOCEK KRAJAN DESA BOCEK

Oleh :
Finayu Mayangsari

155040101111004

(A)

Bita Jefia Sentosa

155040101111179

(H)

Iyossy Anggarsari

155040107111068


(I)

Akhfia Khoirunissa

155040107111068

(J)

Neshya Atria

155040101111004

(J)

Kelompok : 2
Kelas : A, H, I, dan J
Asisten: Anisatun Nikmah
LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
MALANG
2015
1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN
IDENTIFIKASI KEHIDUPAN SOSIAL PETANI TOMAT DI DUSUN BOCEK
DESA BOCEK KRAJAN KECAMATAN KARANGPLOSO, MALANG

Disetujui,
Asisten,

Anisatun Nikmah
NIM. 145040100111110

2


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Praktikum Sosiologi Pertanian
dengan judul “Identifikasi Kehidupan Sosial Petani Tomat di Dusun Bocek,
Kecamatan Karangploso, Malang”. Selain itu melalui laporan ini kami bermaksud
memberikan informasi kepada pembaca tentang bahasan keadaan petani tomat di
dusun Bocek, kecamatan Karangploso.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua kami yang telah
mendoakan kami juga kepada dosen dan asisten praktikum Sosiologi Pertanian
sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya dan kepada semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini.
Harapan kami terhadap laporan akhir ini adalah membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman kami beserta teman-teman. Kami menyadari bahwa
laporan akhir praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan.

Malang, 10 Desember 2015,

Penulis


DAFTAR ISI

3

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 4
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 5
1.2 Tujuan............................................................................................................6
1.3 Manfaat…………………………………………………………………….. 6
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geografis Dusun Bocek Desa Bocek Krajan..............................................7
2.2 Aset dan Modal Pertanian.......................................................................... 7
2.3 Kebudayaan.................................................................................................. 8
2.4 Kelembagaan Pertanian...............................................................................8
2.5 Perubahan Sosial.......................................................................................... 9
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Petani.......................................................................................10
3.2 Aset dan Modal Pertanian......................................................................... 10
3.3 Pola Tanam Pertanian Petani.....................................................................11
3.4 Kebudayaan Petani.................................................................................... 11
3.5 Kelembagaan atau Pranata Sosial Di Desa Bocek.................................. 14
3.5.1 Lembaga Penguasaan Lahan Pertanian (Tegal atau Kebun)..............14
3.5.2 Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian......................................................................................................14
3.5.3. Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Tenaga Kerja............17
3.5.4 Lembaga yang dapat Melakukan Fungsi Pengolahan Hasil Pertanian 17
3.5.5 Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian................................................. 17
3.5.6 Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani................................. 18
3.5.7 Lembaga Keuangan atau Perkreditan..................................................18
3.6 Perubahan Sosial Petani............................................................................ 19
4. PENUTUP.........................................................................................................20
4.1 Kesimpulan ................................................................................................20
4.2 Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Neshya Atria 155040107111078)


4

Sosiologi pertanian merupakan ilmu yang mempelajari perilaku para pelaku
pertanian serta aspek-aspek sosiologi yang berkaitan dengan kegiatan pertanian,
seperti aset dan modal yang dimilikki oleh pelaku pertanian, pola tanam dan
perlakuan petani pada tanaman, pengaruh lembaga atau pranata sosial yang dapat
menghasilkan perubahan sosial dalam masyarakat tani, khususnya pada pola pikir
petani. Aspek-aspek tersebut sangat berpengaruh pada kemajuan bidang pertanian
baik pada petani maupun desa. Selain itu dalam suatu wilayah/desa pertanian
terdapat penggolongan pada masyarakatnya biasa disebut sebagai stratifikasi sosial
yang juga dapat berpengaruh pada kemajuan di bidang pertanian karena biasanya
stratifikasi ini didasari pada luas kepemilikan lahan yang dapat juga disebut
sebagai aset/modal pelaku usaha tani, seperti yang terjadi di Desa Bocek,
Karangploso.Semakin luas lahan yang dimilikki maka semakin tinggi tingkat
sosialnya dalam masyarakat. Kemajuan di bidang pertanian juga dipengaruhi oleh
pola tanam dan perlakuan petani pada tanamannya. Pola tanam yang tepat dapat
menghasilkan hasil tani yang baik dan berkualitas sehingga tingkat permintaan dan
kepuasan masyarakat akan bahan pokok yang berasal dari hasil pertanian
meningkat.Selain aset, modal, dan pola tanam, keberadaan lembaga atau pranata

sosial di desa pertanian juga mempengaruhi kemajuan pertanian. Adanya lembagalembaga pertanian dapat menjadi wadah para petani untuk berkumpul dan saling
bertukar pengalaman bagaimana cara yang tepat untuk bercocok tanam, perlakuan
yang tepat untuk tanaman agar mendapat hasil yang optimal. Aspek-aspek tersebut
dapat menghasilkan perubahan sosial pada kelompok tani khususnya dalam pola
pikir perlakuan tanaman. Perubahan sosial masyarakat petani yang positif akan
dapat mengubah kehidupan dan nasib pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju.

1.2 Tujuan(Neshya Atria 155040107111078)

a.

Untuk mengidentifikasi petanitomat narasumber di Dusun Bocek,
Karangploso

5

b.

Untuk mengetahui kepemilikan aset dan modal petanitomat di Dusun
Bocek, Karangploso yang meliputi sarana transportasi dan komunikasi

serta kepemilikan ternak dan lahan khususnya pada petani narasumber

c.

Untuk mengetahui pola tanam pada lahan yang diterapkan oleh petani
Dusun

d.

Bocek, Karangploso khususnya petani narasumber

Untuk mengetahui kebudayaan petani khususnya Dusun Bocek,
Karangploso

e.

Untuk mengetahui lembaga atau pranata sosial yang berkaitan dengan
usaha tani di Dusun Bocek, Karangploso

f.


Untuk mengetahui sistem pertanian di Dusun Bocek, Karangploso

1.3 Manfaat (Neshya Atria 155040107111078)

a.

Mahasiswa dapat mengidentifikasi petani narasumber di Dusun Bocek,
Karangploso

b.

Dapat mengetahui kepemilikan aset dan modal petani di Dusun Bocek,
Karangploso yang meliputi sarana transportasi dan komunikasi serta
kepemilikan ternak dan lahan khususnya pada petani narasumber
sehingga dapat menjadi acuan pemerintah untuk mengembangkan
fasilitas petani

c.


Mahasiswa dapat mengetahui pola tanam pada lahan yang diterapkan
oleh petani Dusun Bocek, Karangploso khususnya petani narasumber

d.

Masyarakat dapat mengetahui kebudayaan petani khususnya Dusun
Bocek, Karangploso

e.

Mahasiswa dapat mengetahui lembaga atau pranata sosial yang
berkaitan dengan usaha tani di Dusun Bocek, Karangploso

f.

Masyarakat dan mahasiswa dapat mengetahui sistem pertanian di
Dusun Bocek, Karangploso
2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Geografis Dusun Bocek Desa Bocek Krajan (Finayu Mayangsari

155040101111004)
6

Desa Bocek memiliki luas wilayah 1.478.741 ha. Wilayah tersebut terbagi
menjadi beberapa wilayah yaitu term untuk umum, pemukiman, pertanian, pabrik,
hutan produksi dan lain-lain. Luas lahan tempat umum adalah sebagai berikut:
perkantoran 0,50 ha , sekolah 2,520 ha ,dan tempat olahraga 1,56 ha. Luas lahan
untuk pemukiman adalah 150.000 ha. Luas lahan untuk pertanian adalah 130.991 ha.
Luas lahan untuk anak perusahaan subsidiaries adalah 12.350 ha . Luas Lahan untuk
hutan produksi adalah 437.750 ha. Sedangkan untuk tempat pemakaman umum
adalah 2,1 ha.
Wilayah desa Bocek mempunyai ciri geologis yaitu tanah berwarna hitam yang
sangat cocok sebagai lahan pertanian. Perbedaan struktur tanahnya dibagi menjadi 3
yaitu: sangat subur sebanyak 27 ha, subur sebanyak 250 ha, sedang sebanyak 150 ha,
dan tanah regular tidak subur/kritis sebanyak 12.350 ha. (http://malangkab.go.id)
2.2 Aset dan Modal Pertanian (Neshya Atria 155040107111078)

Aset/modal merupakan salah satu komponen penting yang dapat menunjang
kemajuan di bidang pertanian. Menurut Gilarso (1992), dalam ilmu ekonomi istilah
modal (capital, capital goods) sebagai faktor produksi menunjuk pada segala sarana
dan prasarana (selain manusia dan pemberian alam) yang dihasilkan untuk digunakan
sebagai masukan (input) dalam proses produksi.
Dalam ekonomi pertanian disebutkan pula modal adalah barang atau uang
yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barangbarang baru atau komoditi pertanian (Mubyarto, 1993).
Menurut Fadholi Hernanto (1989), yang dimaksud dengan modal usaha tani
adalah:
1.

Tanah

2.

Bangunan-bangunan (gudang, kandang, pabrik, lantai jemur, dll.)

3.

Alat-alat pertanian (traktor, cangkul, sabit, sprayer, dll.)

4.

Tanaman, ternak, dan ikan di kolam

5.

Bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, dan obat-obatan)

6.

Piutang

7

7.

Uang tunai

2.3 KEBUDAYAAN PETANI (Iyossy Anggarsari 155040107111059)

Di dalam buku "SETANGKAI BUNGA SOSIOLOGI" mengemukakan
bahwa kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan ( material
culture ) yang diperlukan masyarakat untuk menguasai alam di sekitarnya, agar
kekuatannya serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakatRasa
yang ada di

jiwa manusia mewujudkan segala norma-norma dan nilai-nilai

kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemar,1964).
Koejaraningrat mengemukakan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia sebagai belajar. Karwan A.
Salikin mengemukakan pertanian merupakan bagian agroekosistem yang tak
terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan budaya
saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup bersama.
2.4 KELEMBAGAAN PERTANIAN(Akhfia K. 155040107111068)

Menurut Nabli dan Nugent (1989), lembaga adalah sekumpulan batasan atau
faktor pengendali yang mengatur hubungan perilaku antar anggota atau antar
kelompok. Salah satu contoh kelembagaan pertanian adalah Gapoktan. Fungsi
Gapoktan adalah meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku usahatani.

2.5 PERUBAHAN SOSIAL (Bita Jefia Sentosa 155040101111179)

Menurut Selo Soemardjan, Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi suatu
8

sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap dan pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 IDENTIFIKASI PETANI TOMAT(Akhfia K. 155040107111068)

9

Pak Zakur adalah salah satu contoh petani. Pak Zakur berumur 40 tahun dengan
pendidikan formal terakhir adalah SD. Beliau beragama Islam, pekerjaan utama beliau adalah
sebagai petani tomat. Bapak Zakur dahulu memiliki pekerjaan sampingan yaitu peternak.
Beliau menjadi petani sejak tahun 1991.

Tabel 1. Susunan Anggota Keluarga

No

Hub dg Umur

Nama

KK

(Thn)

Tkt

Pekerjaan

Penddkn
terakhir

Utama

Karyawan

Sampingan

1

Alisatus Saadah

Istri

33

SMP

2

Farhan

Anak

13

SD

Pelajar

-

3

M. Ridho

Anak

5

TK

Pelajar

-

Rokok

-

Interpretasi :
Pak Zakur tinggal bersama Alisatus Saadah (istri) dengan pendidikan
terakhir SMP, Farhan (anak) dengan pendidikan terakhir SD, dan M. Ridho
(anak) dengan pendidikan terakhir TK.
3.2 Aset dan Moda lPertanian (Neshya Atria 155040107111078)

Kepemilikan aset/modal yang dimiliki Pak Zakur sebagai petani narasumber
pada penelitian kami dalam hal transportasi dan komunikasi yaitu berupa dua
unit sepeda motor, satu unit televisi, dan satu buah telepon genggam. Pak Zakur
tidak memiliki aset/modal dalam hal kepemilikan ternak. Untuk aset/modal
dalam hal kepemilikan lahan, Pak Zakur memiliki sawah milik sendiri dengan
luas 3500 m2 dan berlokasi di dekat pabrik karet. Kegunaan dan dampak dari
aset/modal yang dimiiki narasumber tidak dijelaskan secara rinci.

10

3.3 POLA TANAM PERTANIAN PETANI (Iyossy Anggarsari 155040107111059)

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, Bapak Zakur hanya mempunyai
lahan sawah di Desa Bocek yang ditanami tomat karena pengolahannya yang
murah dan mudah. Biasanya pak Zakur menanam mulai bulan Novemeber karena
di bulan itu cocok untuk menanam tomat. Pengolahan tanah yang dilakukan di
lahan Pak Zakur menggunakan cangkul, menurutnya menggunakan cangkul
lebih efektif dibanding traktor.sebenarnyaPak Zakur juga memiliki traktor
dirumah tetapi tidak pernah dipakai karena memerlukan dana yang cukup besar.
Untuk benih, Pak Zakur tidak menggunakan hasil panen sebelumnya karena
hasilnya tidak begitu baik bila digunakan untuk musim tanam berikutnya. Selain
itu, semua hasil panen tomat dijual ke tengkulak tanpa ada hasil panen yang
disimpan dirumah. Biasanya tengkulak langsung datang ke lahan jika sedang
musim panen. Sistem Pak Zakur adalah ada barang ada uang, jadi tengkulak
harus membayar pada saat itu juga. Jumlah benih yang dimasukkan 1 benih per
lubang.
Untuk pengairan di Desa Bocek cukup mudah. Budidaya yang dilakukan Pak
Zakur tidak selalu lancar, hama adalah salah satu musuh terbesar ,di lahan Pak
Zakur hama yang paling banyak adalah wereng coklat dan tikus. Untuk
menunjang pertumbuhan tomat Pak Zakur menggunakan 4,5kg NPK dan 30kg50kg(maksimal) pupuk oraganik degan harga NPK Rp.16.500/kg sedangkan
pupuk kompos Rp. 15.000/sak. Pak zakur mengetahui cara bertani dari melihat
orang-orang yang sedang menggarap lahan, Pak Zakur menggunakan naluri
dalam bertani karena beliau belum pernah belajar mengenai bercocok tanam
yang baik dan benar, dari situlahPak Zakur mempunyai keinginan untuk
mencoba sebagai petani dan belajar bagaimana cara bercocok tanam yang benar
sehigga menghasilkan panen yang kualitasnya baik. Dalam mengerjakan
lahannya Pak Zakur tidak melakukannya sendiri, beliau menggunakan buruh tani
untuk melakukan beberpa kegiatan seperti bajak, tanam, dan panen. Upah

11

diberikan secara harian, biasnya Pak Zakur memberi upah sekitar Rp 20.000-Rp
25.000.
Pak Zakur memilih tanaman tomat untuk budidayanya karena tidak
memerlukan perawatan yang khusus, jangka tanamnya tidak begitu lama sekitar
75 hari, dan keuntungan menanam tomat cukup besar. Pak Zakur mengatur pola
tanamnya dengan jarak sekitar 40-50cm dengan kedalaman lubang 5-7cm dan
hanya 1 tanaman per lubang supaya tanaman bisa mendapatkan unsur hara yang
cukup. Tomat yang siap dipanen dapat dilihat dari warna tanamannya ataupun
dari perhitungan hari, tomat mulai masak ketika berumur 65 hari dan baru
dipanen 75 hari. Pada tahun 2014 dengan luas lahan 3
3.4 KEBUDAYAAN PETANI(Iyossy Anggarsari 155040107111059)

Hasil wawancara dengan bapak Zakur mengenai pengolah lahan pertaniannya
dengan menggunakan tenaga manusia, menurut Pak Zakur mengoalah tanah
dengan tenga manusia lebif efektif dibandingkan menggunakan traktor, biasnya
Pak Zakur hanya mempekerjakan beberapa buruh tani untuk membantunya di
sawah. Selain menanam tomat Pak Zakur juga menanam sawi, jagung, dan timun
pada lahan yang berbeda, tapi Pak Zakur paling mengutamakan menanam tomat
karena tidak terlalu susah perawatannya dan hasil panen yang banyak.Sebelum
menanam Pak Zakur biasanya mempekejakan orang untuk membajak sawahnya
dengan memberikan upah secara harian, biasanya upah per hari 20.000-25.000
itu juga sudah disediakan makan siang dan rokok. Untuk pemilihan bibit Pak
Zakur lebih memilih membeli bibit di toko daripada membuat bibit sendiri
karena bibit dari toko hasil per batang nya lebih banyak daripada bibit buatan
sendiri. Di awal tanam memang menggunakan pupuk oraganik dari kotoran
kambing untuk membantu pertumbuhan tomat, namun dipertengahan Pak Zakur
mulai memberi pupuk NPK untuk membantu pertumbuahan supaya hasilnya
lebih maksimal.

12

Untuk penanaman tergantung dengan jenis tanamannya, seperti penanaman
bibit tomat yang diberi jarak per lubang 40-50 cm dengan kedalaman 5-7
cm.Penyiangan yang dilakukan Pak Zakur tidak secara manual melaikan
menggunakan Gramason(obat pembasmi rumput),dengan melihat luas tanah
tidak memungkinkan dikerjakan secara manual pasti akan membutuhkan waktu
yang lama dan membtuhkan tenaga kerja lagi.Pemberian obat kimia dilakukan
dengan cara manual dengan menyemprotkan cairan ke rumput. Penanaman bibit
juga harus disesuaikan dengan kondisi airnya.
Dalam satu lubang hanya di tanami satu bibit tomat supaya pertumbuh bisa
maksimal. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dari kotoran kambing
dengan takaran 30kg-50kg (maksimal) dan NPK dengan takaran 4,5 kg.
Pemupukan dilakukan saat awal dengan menggunakan pupuk oraganik dan
pertengahan menggunakan NPK, pemberian pupuk dilakukan dengan tenaga
manusia.Pak Zakur menjelaskan cara pengairan di Desa Bocek dilakukan secara
bergilirmisalnya sabtu minggu di lahan Pak Zakur, senin selasa di lahan petani A
jadi dalam 1 minggu hanya mendapat jatah 2 hari untuk pengairannya,
dikarenkan untuk mendapat air di Desa Bocek masih tergolong sulit jika musim
kemarau,

untuk menghindari kekeringan pada lahan Pak Zakur membuat

lekukan di pinggir lahan gunanya untuk manampung air, jika musim penghujan
pengairannya lancar tetapi tetap dilakukan pengarian secara bergilir, jika sudah
memasuki musim kemarau pengairan tidak tepat waktu karena sulitnya mencari
air di Desa Bocek.
Jenis hama yang sering ditemui di lahan yaitu wereng coklat, ular, dan tikus.
Untuk pengendalian hama biasanya Pak Zakur memberi obat pembasmi hama
jika hama sudah mulai banyak.. Setelah itu untuk menentukan tanaman itu sudah
siap dipanen dengan cara melihat warna pada buah tomat, jika warna sudah
kuning kemerahan itu tandanya tomat siap dipanen, dan biasanya juga
menentukan dengan perhitungan bulan, tanaman tomat biasnya masak sekitar 75
hari baru bisa dipanen. Apabila harga tomat murah Pak Zakur tidak akan
memanen tomatnya, beliau menganggap rugi tenaga dan waktu jika tanamannya

13

dipanen. Jadi tanaman tomat dibiarkan di lahan sampai musim tanam berikutnya
dan berperan juga sebagai pupuk organik. Dari setiap penanaman Pak Zakur
selalu mencoba cara lain dalam sistem penanamannya supayamengetahui sistem
mana yang paling menguntungkan. Kebudayaan yang yang telah banyak berubah
adalah penggunaan pupuk anorganik yang terlalu banyak karena dengan
menggunakan sedikit pupuk anorganik sudah bisa melakukakan panen dan
menghasilkan panen yang baik. Selain itu jika harga sayuran murah para petani
di Desa Bocek langsung beralih menanam makanan pokok seperti jagung, padi
dan kedelai.
3.5 Kelembagaan atau Pranata Sosial di Dusun Bocek Krajan Desa Bocek (Finayu
Mayangsari 155040101111004)

3.5.1

Lembaga Pengusahaan Lahan Pertanian (Finayu Mayangsari
155040101111004)
Bapak Zakur memiliki lahan seluas 3.500 m2 (0,35 ha). Status lahan
sawah yang diusahakan oleh beliau adalah milik pribadi. Pada tahun
2006, beliau memperoleh lahan tersebut dari warisan orang tuanya.
Kemudian pada tahun 2012 dan tahun 2014 beliau membeli lahan sendiri.
Semua lahan diolah sendiri oleh tanpa ada sistem sewa maupun bagi
hasil. Lahannya ditanami oleh tomat dan cabai dengan sistem tumpang
sari. Beliau membeli lahan tersebut untuk memperluas lahan pertanian
sehingga beliau bisa meningkatkan produksi pertaniannya. Beliau
membeli lahan di sebelah pabrik karet di desa Bocek. Beliau membeli
secara perorangan dan dibayar secara tunai.

3.5.2

Lembaga yang Melakukan Fungsi Penyediaan Sarana Produksi Pertanian
(Finayu Mayangsari 155040101111004)
Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapat, Jenis sarana
produksi yang digunakan Bapak Zakur adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jenis Sarana Produksi Pertanian

No.

Jenis Sarana

Varietas/Jenis
14

Diperoleh dari

Harga

Produksi
Sembada
1.

Tidak

Benih/bibit

dijelaskan
secara rinci
Tidak
2.

NPK

dijelaskan
secara rinci
Kotoran

3.

Kandang/kom
pos

kambing
Kotoran sapi
Compidor

4.

Pestisida

Prevathon
Gramason

Membeli di Toko
Pertanian
Hasil panen
sebelumnya
Membeli di Toko
Pertanian
Membeli dari
tetangga
Membeli dari
tetangga
Membeli di Toko
Pertanian
Membeli di Toko
Pertanian
Membeli di Toko
Pertanian

Rp 2.700.000/kg

Rp 0

Rp 16.500/kg

Rp 8.000/kg
Rp 15.000/kg
Rp 32.000/kg
Rp 30.000/kg
Rp 60.000/L

Benih yang digunakan oleh Bapak Zakur adalah bibit unggul dengan
jenis sembada. Penyediaan benih/bibit tomat tersebut diperoleh dari toko
pertanian di Desa Bocek dengan harga Rp 2.700.000/kg. Selain menggunakan
benih sembada, beliau juga menggunakan bibit local yang diperoleh dari hasil
panen sebelumnya. Namun, beliau lebih sering menggunakan bibit unggul
dengan jenis sembada karena jumlah anakan yang dihasilkan adalah 30
anakan/batang. Sedangkan jumlah anakan yang dihasilkan bibit lokal