SISTEM PEMA SARAN TANAMAN HORTIKULTURA

1

1.PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan terlepas dari masalah penyaluran barang

yang dihasilkan stau barang yang akan di jual ke masyarakat. Para produsen berhak menentukan
kebijaksanaan distribusi yang akan dipilih dan di sesuaikan dengan jenis barang serta luasnya
armada penjualan yang akan digunakan.
Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera
mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian pasar tersebut bertujuan untuk mengetahui
kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan
langganan.
Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam marketing apabila perusahaan tersebut
dapat memasarkan barang-barangnya secara luas dan merata dengan mendapatkan kuntungan
yang maksimal.
Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan
banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun produsen. Kesulitan yang akan
terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan

yang telah di tentukan tidak dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan.
Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan tendensi harga
yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat berkurangnya barang yang
ditawarkan di pasar. Oleh karena itu sangatlah tepat apabila perusahaan memahami
kebijaksanaan distribusi terutama yang menyangkut pemilihan saluran distribusi dan penentuan
distribusi fisik.
Distribusi juga sering dikenal sebagai bagian dari pemasaran. Dimana pemasaran juga
diartikan sebagai proses distribusi. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang
menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam
dua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek
pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
Saluran distribusi dikemukakan oleh 2 ( dua ) orang ahli, yaitu :

2


Menurut Winardi (1989) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai

berikut : “saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu

sama lain an yang menyalurkan produk – produk kepada pembeli.”

Philip Kotler (1997) mengemukakan bahwa : “saluran distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang
atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.”
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen
dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Untuk lebih jelasnya mekanisme distribusi dapat dilihat pada gambar 1 :

Produsen

Sub
distributor/Agen/Gosir

Distributor

Super market/mini
market
Pengecer/Warung


Konsumen Akhir

Gambar 1 : mekanisme distribusi (www.bi.go.idsipukid)
Salah satu distribusi barang adalah distribusi hasil-hasil pertanian yang berupa hasil
tanaman hortikultura.
Hortikultura, dalam bahasa asing horticulture, gartenbau atau tainbouw, meliputi
tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Merupakan suatu bagian dari

3
pertanian umum, yang hasilnya kebanyakan tidak tahan lama, namun dibutuhkan setiap hari
dalam keadaan segar. Hasil hortikultura merupakan barang pasaran sehari-hari, berbeda dengan
hasil pertanian yang lain yang merupakan barang pasar timbunan, yang dapat disimpan dalam
waktu yang cukup lama.
Ruang Lingkup Hortikultura termasuk dalam ilmu Agronomi (bercocok tanam umum)
Hortikultura berasal dari kata Hortos : yang berarti Kebun dan Colere : yang berarti
mengusahakan (budidaya), jadi Hortikultura merupakan penguasaan khusus meliputi tanaman
sayur – sayuran, tanaman hias, dan tanaman buah – buahan yang meliputi aspek ; cara bercocok
tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.
Tanaman hias dan bunga potong telah berkembang sejak 1983 di daerah Jakarta, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Timur, Yang terdiri dari bunga potong, tanaman hias
pot, tanaman hias pohon, anggrek, anyelir, mawar, krisan, gladiol, dan lain sebagainya. Tanaman
sayuran memegang peranan, penting namun dilihat dari peningkatan eksportnya peranan buah –
buahan cukup besar. Sedangkan bunga potong dan tanaman hias terutama dihasilkan pada daerah
dataran tinggi kecuali jenis Anggrek dapat dibudidayakan di dataran rendah.
Berdasarkan uraian di muka didapat hal yang layak untuk diketahui dan dipelajari, yaitu
bagaimana saluran distribusi pada hasil tanaman hortikultura terjadi.
1.2.

Maksud dan Tujuan

Menstudi dan mempelajari saluran distribusi hasil tanaman hortikultura yang terjadi.
1.3.

Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam prosesnya selama kegiatan magang berlangsung yang akan dilakukan adalah

menstudi kegiatan distribusi hasil tanaman hortikultura yang berlangsung di Dinas Pertanian
Kabupaten Karo.
Dalam hal ini yang dimaksud distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil tanaman

hortikultura dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia.
Hasil tanaman hortikultura adalah tanaman yang berupa sayur-sayuran yang pada
umumnya dibutuhkan dalam keadaan segar. Tanaman hortikultura juga sering disebut dengan
tanaman muda, karena dapat menghasilkan dalam usia sekitar 3-4 bulan, tanaman ini bersifat
hanya sekali panen saja.

4
Kabupaten Karo Sumatera Utara, sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian.
Berdasarkan suhu udara, ketinggian, kelembapan dan curah hujan daerah ini sangat ideal sebagai
daerah pertanian. Jenis hortikultura yang dibudidayakan di daerah ini adalah beragam jenis
sayur-sayuran untuk kebutuhan pasar. Jenis tanah di daerah ini juga cenderung tergolong andosol
yang sangat subur.
1.4.

Manfaat Kegiatan.

1.

Menambah kasanah ilmu tentang pemasaran.


2.

Memberikan gambaran secara jelas kepada para pengguna hasil tanaman hortikultura

tentang distribusi hasil tanaman hortikultura di Kabupaten Karo.
3.

Menambah kemampuan dan penjelasan didalam memahami dan mempelajari pemasaran,

khususnya bagi tanaman hortikultura.

5

2. KERANGKA TEORI

2.1.

Distribusi barang dalam pemasaran
Pada dasarnya distribusi adalah bagian dari proses pemasaran. Dalam melakukan


pendistribusian pada tanaman hortikultura, maka harus memperhatikan kesegaran tanaman
tersebut. Karena dalam perdagangannya tanaman ini harus selalu terlihat segar, agar mendapat
nilai jual yang tinggi. Dimana tanaman ini juga dapat disebut sebagai pasaran sehari-hari, karena
itu tanaman hortikultura harus dipanen secara terus menerus dan tida berumur panajang, bahkan
terkadang hanya dapat dilakukan sekali panen saja.
Pengertian lain dari distribusi ialah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan
jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan
kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. Contoh dari kegiatan distribusi adalah penyaluran
hasil panen petani ke kota-kota.
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen
dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya,
yaitu :
1.)

Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing

channel).
2.)


Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara

produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu :
Pedagang perantara dan agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses
negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.

6
Pedagang perantara (merchant middlema), bertanggung jawab terhadap pemilikan semua
barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan
barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu : pedagang besar dan
pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus
sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
Agen perantara (Agent middle man), tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
1.) Agen Penunjang
(1)

Agen pembelian dan penjulan


(2)

Agen Pengangkutan

(3)

Agen Penyimpanan

2.) Agen Pelengkap
(1)

Agen yang membantu dalam bidang financial

(2)

Agen yang membantu dalam bidang keputusan

(3)


Agen yang dapat memberikan informasi

(4)

Agen khusus

Menurut Philip Kotler (1993) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan
dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan
sejumlah tugas penting, yaitu :
1.)

Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan

melancarkan pertukaran.

7
2.)

Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai


penawaran.
3.)

Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.

4.)

Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli

termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan.
5.)

Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan

lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias
dilaksanakan.
6.)

Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.

7.)

Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya

dari saluran pemasaran tersebut.
8.)

Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang terakhir membantu
penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan
sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa
dialih-alihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas,
maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi. Ada beberapa
alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya alternatif saluran tersebut
didasarkan pada golongan barang konsumsi barang industri.
Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi. Pembeliannya
didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembelinya adalah pembeli konsumen
akhir bukan pemakai industri, bukan pemakai karena industri barang-barang tersebut tidak
diproses lagi, melainkan dipakai sendiri (Basu Swasta, 1984).

8
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi untuk kepentingan
dalam industri. Jadi, pembeli barang industry ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi,
termasuk non laba (Basu Swasta, 1984).
Berdasarkan pengertian diatas, maka seperti halnya pupuk itu digolongkan kedalam
golongan barang industri, sebab pupuk dibeli petani bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk
digunakan dalam produksi pertaniannya. Berikut ini digambarkan beberapa tipe saluran untuk
barang konsumsi dan barang industri.

Tipe saluran untuk barang konsumen
Saluran 1 : Produsen → Konsumen
Saluran 2 : Produsen → Pedagang eceran → Konsumen
Saluran 3 : Produsen → Grosir → Pedagang eceran → Konsumen
Saluran 4 : Produsen → Agen → Grosir → Pedagang eceran → Konsumen
Tipe saluran untuk barang industri
Saluran 1 : Produsen → Pemakai industry
Saluran 2 : Produsen → Distributor industry → Pemakai industry
Saluran 3 : Produsen → agen → distributor industry → pemakai industry
Saluran 4 : Produsen → agen → pemakai industry
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan didalam memilih saluran distribusi,
factor tersebut antara lain :
1)

Jenis barang yang dipasarkan

2)

Produsennya

3)

Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian

9
4)

Pasar sasaran
Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen

dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam
masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan
konsumsi. Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat
menggunakan beberapa jenis distribusi yang dapat dikelompokkan :
1.) Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen.
2.) Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke
konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3.) Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil
produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.
Tujuan saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan
tujuan akhir dari kegiatan saluran distribusi.
Saluran melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu mengadakan
penggolongan produk dan mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkan jumlah dari
berbagai keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan pada pasar. Jadi barang atau jasa
merupakan sebagian dari penggolongan produk yang menunjukkan jumlah dari berbagai
keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada pasar dan mempunyai tingkat harga
tentu.
Kegiatan distribusi, secara ekonomis, merupakan suatu kegiatan ekonomi yang berupaya
menambah manfaat atau nilai guna suatu barang melalui proses pemindahan tempat dan
pengaturan waktu. Melalui kegiatan inilah suatu produk akan disalurkan pada tempat dan waktu
yang tepat.
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk
tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu,

10
Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik
sebagai berikut : “ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara
efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup
pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.
Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk
menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal
ini sering pula diistilahkan sebagai manajemen logistik atau logistik pemasaran. Namun
demikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama. Secara terperinci,
kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam (Basu
Swasta, 1984) yaitu :

1.)_Penentuan lokasi persediaan dan system penyimpanannya
Kebijaksanaan terhadap lokasi persediaan didasarkan pada strategi yang diinginkan,
apakah secara memusat (konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) dipasarnya. Jika perusahaan
mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan.
Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun
dari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan pengantaran barang
kebeberapa segmen pasar akan terlambat. Dan jika perusahan menyebarkan persediaannya
kebeberapa lokasi, maka keadaannya akan berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.
Penyimpanan erat kaitannya dengan pergudangan, biasanya perusahaan yang tidak mempunyai
fasilitas penyimpan sendiri umumnya menyewa kepada lembaga atau perusahaan lain atau
disebut gudang umum. Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut besarnya ruangan
yang digunakan.
2.) Sistem penanganan barang
(1) Paletisasi, penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku maupun barang jadi
dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini barang-barang dapat dipindahkan secara
cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar.

11
(2) pengemasan, barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti
kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam
ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya.
3.) Sistem pengawasan persediaan
Faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan
secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan
persediaan adalah meminimumkan jumlah persediaan yang diperlukan, dan meminimumkan
fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan sangat
ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan
pasar dapat diukur dengan menggunakan analisis ramalan penjualan.
4.) Prosedur memproses pesanan
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan antara lain :
menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta
menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu
melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli.
5.) Pemilihan metode pengangkutan
Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai
hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu
fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu.
Fungsi distribusi dilakukan oleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan barang
dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke konsumen, berdasarkan hal tersebut
maka fungsi distribusi terbagi atas:
Fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang atau jasa yang
meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko (untuk mengatasi resiko bisa dilakukan
dengan menciptakan situasi dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan barang
dagangan yang akan dan sedang dilakukan).

12
Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan dalam jumlah
yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan.
Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya memberikan
fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar, fungsi
ini meliputi pelayanan, pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi.Fungsi produksi
merupakan hubungan antara input yang berupa sumber daya perusahaan dengan output yang
berupa barang dan jasa.
Fungsi produksi terikat pada hukum yang disebut “law of diminishing returns.” Hukum
tersebut menjelaskan pertautan antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan.
2.2.Distribusi hasil tanaman hortikultura
Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan
sektor pertanian adalah hortikultura. Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura banyak
diusahakan saat ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan,
seperti kondisi lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta ketersediaan air yang memadai.
Peranan hortikultura tentunya sangat berarti dalam penyerapan tenaga kerja khususnya di daerah
pedesaan.
Produk hortikultura terdiri dari jenis tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias,
tanaman obat. Menurut Studi Penawaran dan Permintaan Komoditas Unggulan Hortikultura
dalam Khairina (2006), komoditas hortikultura paling sedikit memiliki tiga peranan yang cukup
penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai sumber pendapatan masyarakat, sebagai
bahan pangan masyarakat khususnya sumber vitamin (buah-buahan), mineral (sayuran) dan
bumbu masak, dan sebagai sumber devisa negara non migas. Salah satu sumber pertumbuhan
ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura.
Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura banyak diusahakan saat ini didukung oleh
keadaan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti kondisi lahan yang
subur, klimatologi yang baik, serta ketersediaan air yang memadai. Peranan hortikultura tentunya
sangat berarti dalam penyerapan tenaga kerja khususnya di daerah pedesaan.

13
Cara memperdagangkan tanaman hortikultur sedikit berbeda dengan hasil pertanian yang
lain, pada hasil holtikultura, dalam pendistribusiannya atau perdagangannya yang paling
diutamakan adalah kesegarannya. Negara Amerika dan Eropa, perkebunan ini merupakan sumber
devisa yang sangat penting dan diusahakan dengan modal yang besar, di Negara Belanda tak
segan-segan mengeluarkan uang berjuta-juta untuk membuat rumah-rumah kaca, yang luarnya
berpuluh-puluh hektar untuk tempat menanam tanaman hortikultura. Sedangkan di Indonesia
sendiri tanaman hortikultura mempunyai aspek social maupun ekonomi, karenanya terdapat
dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk pekarangan dan dalam bentuk penanaman khusus
Cara distribusi yang digunakan pada hasil tanaman hortikultura sangat berpengaruh
dalam perkembangan pemasaran hasilnya kepada konsumen, jadi sebelum melakukan distribusi
maka para produsen harus benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumen.
Kegiatan distribusi pada hasil tanaman hortikultura keadaan barang biasanya harus dalam
keadaan segar, karena barang tersebut langsung dikonsumsi oleh para konsumen.
Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karena
sifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para
petani langsung bertindak sebagai pedagang. Namun untuk beberapa tanaman tertentu ada juga
yang mejadi pedagang perantara, ini biasanya dilakukan oleh pedagang besar dan juga pengecer
yang langsung membeli dari para petani.
Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura, maka yang berperan sebagai ager penunjang adalah
petani, dimana para petani dapat langsung mengangkut barang sendiri dari lahan ke pasar dan
dapat langsung dijual kepada pedagang perantara maupun kepada konsumen secara langsung.
Tipe saluran konsumen yang terjadi didistribusi hasil tanaman hortikultura ialah sebagai
berikut :
Saluran 1 : Petani → Konsumen
Saluran 2 : Petani → Pedagang Pengecer → Konsumen
Factor-faktor yang dipertimbangkan didalam memilih saluran distribusi adalah :
1) Jenis hasil tanaman yang dipasarkan
2) Petaninya
3) Pasar sasarannya.
Jenis distribusi yang digunakan dalam hal ini adalah jenis distribusi yang langsung dan
juga distribusi tidak langsung. Distribusi langsung, para petani langsung menjual barangnya

14
kepada para konsumen. Sedangkan distribusi semi langsung, para petani menjual barang hasil
tanaman hortikulturanya melalui para pedagang pengecer.
Dalam kegiatan distribusi ada yang disebut dengan distribusi fisik. Maka dalam kegiatan
distribusi hasil tanaman hortikultura ini distribusi fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Penentuan lokasi dan penyimpanan barang, biasanya dilakukan apabila barang tersebut
akan diekspor atau dikirim ke beberapa kota terdekat yang ada disekitar daerah produksi.
Contohnya adalah kentang diekspor ke Malaisya,Singapura,Brunei, USA. Tomat diekspor ke
Malaisya dan Singapura. Kubis diekspor ke Malaisya, Singapura, Jepang, Taiwan dan
Pakistan. Kubis bunga ke Malaisya, Singapura dan Hongkong. Wortel ke Malaisya,
Singapura, Pakistan dan Hongkong. Buncis ke Malaisya, Singapura, Hongkong dan Jepang.
Arcis ke Malaisya dan seledri ke Malaisya dan Singapura. Tanaman-tanaman tersebut dapat
diekspor karena daya tahannya yang cukup lama dibanding dengan tanaman hortikultura
yang lainnya.
2) System penanganan barang, pengemasan yang dilakukan harus sangat hati-hati karena
barang-barang hasil tanaman hortikultura sangat gampang rusak. Teurutama pengemasan
barang-barang yang akan diekspor keluar negeri harus dengan sangat hati-hati, karena ini
sangat menyangkut kepeceyaan pikah luar terhadap barang yang akan kita ekspor dan juga
menyangkut pemasukan devisa Negara tentunya. Pengemasan barang ini biasanya dilakukan
dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, logam dan lain-lain.
3) Pemilihan metode pengangkutan, biasanya yang sangat berpengaruh adalah jarak dari
lahan ke pasar atau daerah penjualan.
.

15

3.RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
3.1.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Jl. Veteran no.
24, Kabanjahe
Waktu pelaksanaan

: Tanggal 7 Juni 2010 sampai 31 Agustus 2010, sesuai dengan
ketetapan ± 2 bulan atau 60 hari kerja.

3.2.

Metode Magang
a. Observasi
Secara langsung ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan di Dinas Pertanian yaitu
dibagian Pendistribusian
b. Kepustakaan
Yaitu penelusuran teori dengan media cetak dan elektronik yang mendukung hasil
pengamatan.

3.3.

Materi Magang
a.

Mempelajari cara pendistibusian tanaman hortikultura.

b.

Mempelajari dan mengamati kesesuaian antara pendistribusian yang berlaku
dengan distribusi yang sebenarnya.

16
c.

Mempelajari sistem distribusi yang berlaku di Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

d.

Mengetahui keputusan- keputusan yang diambil oleh pimpinan dalam
menghadapi masalah yang berhubungan dengan distribusi tanaman hortikultura di
Kabupaten Karo.

e.

Menganalisis efektifitas pendistribusian tanaman hortikultura yang ada di Dinas
Pertanian Kabupaten Karo.

Daftar Pustaka
Satiadirendja, Soeparma. 1969. Holtikultura. Jakarta : c.v. Yasaguna
Ihalauw, Jhon J.O.I, Raharjo, Lianti & Matrutty, Eko S.H.R. 2002. Manajemen
Distribusi dan Logistik. Salatiga : Fakultas Ekonomi, Universitas Satya Wacana
Anonim, 1997. Pengertian Distribusi dan Fungsi Distribusi.
Mengerjakantugas.blogspot.com
Anonim, 1997. Pengertian dan Fungsi Distribusi. Devoav.webnode.com
Anonim, 2005. Bitstream. Respository.usu.ac.id
Anonim, 2009. Pengertian Distribusi. Dansite.Wordpress.com

17