Sistem Informasi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai

  Kabupaten Serdang Bedagai yang beribukota Sei Rampah merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara.

  o

  Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 57” Lintang

  o o o

  Utara, 3 16” Lintang Selatan, 98 33” Bujur Timur, 99 27” Bujur Barat dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut.

  Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dengan area seluas

  2

  1.900,22 Km . Penduduknya berjumlah 579.499 jiwa atau 131.844 keluarga dengan kepadatan penduduk rata-rata 305 jiwa per kilometer persegi. Dari jumlah penduduk tersebut, tingkat pengangguran terbuka relatif kecil yakni 14.774 jiwa atau sekitar 3 persen. Sementara keragaman budaya yang ada tergambar dari multi etnis yang ada, yakni Jawa, Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun, Karo, Angkola, Mandailing, Minang, Banjar, Aceh, Nias dan Tionghoa-Indonesia.

  Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Simalungun, Serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 kecamatan yaitu: Bandar Khalipah, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Dolok Merawan, Kotarih, Pantai Cermin, Penggajahan, Perbaungan, Sei Bamban, Sei Rampah, Serba Jadi, Silinda, Sipispis, Tanjung Beringin, Tebing Syahbandar, Tebing Tinggi dan Teluk Mengkudu.

  Produktivitas Komoditas Tanaman Pangan Padi

  Serdang Bedagai merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun 2005 produksi padi (sawah + ladang) di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan sebesar 1,04 persen, yaitu dari 307.630 ton ditahun 2004 menjadi 310.824 ton. Rata-rata produksi mengalami kenaikan dari 44,60 Kw/Ha menjadi 46 Kw/Ha.

  Palawija

  Komoditi palawija di Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari jagung, ubikayu, ubi jalar, kacang tanah pada tahun 2005 mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan baik luas panen, rata-rata produksi dan produksinya. Tanaman jagung mengalami kenaikan luas panen dari 5.642 Ha menjadi 6.747 Ha atau naik sebesar 19,59 persen.

  Tanaman ubi kayu mengalami penurunan luas penen cukup drastis sebesar 52,91 persen dari 16.223 Ha menjadi 7.639 Ha pada tahun 2005. Rata-rata produksinya meningkat dari 122,7 Kw/Ha menjadi 221,47 Kw/Ha, demikian juga produksinya menurun 15,39 persen dari 198.985 ton pada tahun 2004 menjadi 168.363 ton pada tahun 2005.

  Tanaman kacang kedelai mengalami kenaikan drastis luas panen sebesar 335 persen yaitu 580 Ha pada tahun 2004 menjadi 2.523 Ha pada tahun 2005.

  Rata-rata produksi naik dari 11,1 Kw/Ha menjadi 14,51 Kw/Ha. Produksinya mengalami kenaikan dari 642 ton pada tahun 2004 menjadi 3.306 ton pada tahun 2005.

  Tanaman kacang hijau mengalami penurunan yang cukup drastis baik luas panen maupun produksinya. Luas panen kacang hijau tahun 2004 sebesar 3.045 Ha menjadi 706 Ha di tahun 2005 dan produksinya turun 80,06 persen, yakni 3.335 ton menjadi 665 ton (BPS Serdang Bedagai).

  Produktivitas pertanian tanaman pangan (padi dan palawija) dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kemampuan berproduksi dalam satu satuan luas.

  Namun secara luas produktivitas diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan segala potensi sumberdaya yang ada disertai dengan kemampuan untuk meminimumkan segala resiko yang dapat memperkecil pendapatan tersebut dalam satu satuan periode yang dibutuhkan. Hubungan antara produksi yang dihasilkan dengan pendapatan yang akan diterima petani sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Usaha peningkatan produksi di Indonesia pada dasarnya ditempuh secara bersama-sama dengan dua cara yaitu: 1) peningkatan hasil tiap satuan luas (intensifikasi), 2) perluasan areal tanaman (ekstensifikasi).

  Peningkatan produktivitas tanah pada umumnya diutamakan dari perluasan areal pertanian, hal ini terjadi karena terbatasnya tanah yang tersedia dan sulitnya pemindahan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang renggang. Produktivitas tanah umumnya dilakukan melalui : 1) perbaikan dibidang teknologi pertanian untuk meningkatkan daya produksi tanaman, 2) mengusahakan cara bertanam baru yang memungkinkan sebidang tanah menghasilkan lebih dari satu macam tanaman pada waktu yang sama misalnya pertanian tumpang sari (Syahwier, dkk, 1994)

  Teknologi dan Industri Pertanian Tanaman Pangan

  Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan. Manusia secara fisik mempunyai keterbatasan, untuk itu diperlukan seperangkat peralatan dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).

  Teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluas spektrum pemanfaatan nilai tambah yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan daya saing suatu komoditi di pasar. Oleh karena itu, teknologi akan terus berkembang dalam memasuki era industrialisasi, perkembangan tersebut tidak akan dapat di abaikan (A. M Safari, 1989).

  Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri, menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya.

  Sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang diperlukan oleh industri pengolah pertanian meliputi: usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah nilainya (Karmadi, 2003).

  Kabupaten Serdang Bedagai melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai instansi teknis yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembangunan pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai telah melakukan upaya-upaya/terobosan untuk tetap menjadikan pertanian sebagai kegiatan unggulan (a leading sector) dan sebagai Prime Mover bagi sektor-sektor unggulan lainnya di Kabupaten Serdang Bedagai.

  Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan tetap mengacu pada program unggulan Departemen Pertanian RI yaitu ; (1) peningkatan ketahanan pangan, (2) pengembangan agribisnis, dan (3) peningkatan kesejahteraan petani telah melaksanakan kegiatan- kegiatan baik secara swadaya maupun melalui bantuan dari Pemerintah Pusat.

  Melalui program ketahanan pangan diharapkan dapat menanggulangi kemiskinan melalui pengembangan kerangaman sumberdaya pangan lokal di setiap wilayah. Peningkatan SDM petani juga menjadi hal yang penting yang mendapat perhatian dalam rangka peningkatan hasil produksi pertanian yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

  Ketersedia pangan ini kemudian diperluas wacananya bukan hanya dari segi produksi saja, namun juga bagi ketahanan pangan (food security) dalam arti yang luas serta keamanan dan kesehatan pangan (food safety dan food healthy). Sehingga masalah yang berhubungan dengan standar produk juga harus diperhatikan. Persaingan dalam hal memproduksi bahan pangan pertanian memerlukan praktek-praktek yang menjamin mutu dan keamanan, seperti good

  farming practises (GFP), good handling practises (GHP) dan good manufacturing practises (GMP). Kecenderungn kearah hal tersebut memerlukan

  keahlian keteknikan yang perlu terus ditingkatkan, sehingga sistem usaha pertanian kita mampu bersaing di pasar internasional (Ditjenhort, 2001).

  Peranan Mekanisasi Terhadap Pertanian Tanaman Pangan

  Mekanisasi pertanian sebagai bagian dari keteknikan pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi didalam produksi pertanian (Moens, 1978).

  Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 5 bidang, yaitu :

  1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalan- persoalan penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian

  2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air

  3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung- gedung, bangunan, dan perlengkapan

  4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan

  5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan- persoalan penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan pangan. Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani (Handaka, 1996).

  Kabupaten Serdang Bedagai melalui Dinas Pertanian banyak melakukan program kerja yang berhubungan dengan mekanisasi pertanian dalam upaya peningkatan pembangungan pertanian, sesuai dengan visinya yaitu “ Terwujudnya pertanian modern dan tangguh yang berorientasi agribisnis, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ” dan salah satu misinya adalah menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian dan peternakan secara efisien dan efektif serta ramah lingkungan. Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi komoditi pertanian dan peternakan dilakukan dengan peningkatan mutu intensifikasi secara berkelanjutan dan efisien juga dilakukan penerapan teknologi tepat guna, spesifik lokasi dan ramah lingkungan dengan perbaikan budidaya tanaman dan ternak dan efisiensi usaha tani yang meliputi optimalisasi penggunaan air, penggunaan benih/bibit unggul bermutu Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pemupukan berimbang, menekan kehilangan hasil, penyediaan sarana produksi dan alat mesin pertanian.

  Sistem Informasi Pertanian Informasi merupakan sumber daya penting dalam pertanian modern.

  Perkembangan komputer dan perbaikan teknologi komunikasi memberikan petani kesempatan untuk memperoleh informasi teknis dan ekonomi dengan cepat dan menggunakannya secara efektif untuk pengambilan keputusan. Pelaku pengembangan pertanian membutuhkan informasi inovasi pertanian yang memadai sebagai dasar strategi perencanaan dan pertimbangan untuk pengembangan usaha tani lebih lanjut (BPPP, 2004).

  Ketersediaan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang lengkap dan akurat adalah prasyarat penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan industri pertanian Indonesia. Oleh sebab itu pengembangan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu diarahkan pada ketersediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, relevan, dan konsisten yang kesemuanya tidak terlepas dari manajemen data dan informasi.

  Untuk itu, perlu disusun suatu pedoman penyempurnaan metodologi pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data/informasi berikut peraturan-peraturan pendukungnya, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pembaharuan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tercapainya sasaran untuk mendapatkan data yang akurat, informatif dan representatif (Swastika, 2005).

  Data dan Sistem Informasi

  Menurut Mukhtar (1999), data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

  Secara grafik proses ini dapat dilihat pada gambar berikut: sistem pengambil data informasi keputusan keputusan proses data

  Gambar 1. Proses data menjadi informasi Agar informasi bisa berguna haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Reliable (dapat dipercaya). Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.

  2. Relevan (cocok atau sesuai). Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan bisa meningkatkan nilai dari suatu keputusan.

  3. Timely (tepat waktu). Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

  4. Complete (lengkap). Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan oleh pembuat keputusan.

  5. Understandable (dimengerti). Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.

  Sistem penghasil informasi atau yang dikenal dengan nama sistem informasi memiliki pengertian sebagai berikut :

  • Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
  • Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

  Sistem informasi menerima masukan data dan mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file

  storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu, kegiatan pengolahan

  tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya (Waljiyanto, 2003).

  Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja berguna bagi kegiatan layanan (Kroenke, 1992).

  Pemanfaatan Sistem Informasi

  Kabupaten Serdang Bedagai saat ini juga sudah menjalankan sebuah sistem informasi berupa website yang di dalamnya menyajikan informasi seputar pemerintahan, informasi potensi daerah, informasi pariwisata, informasi peluang investasi, informasi dinas dan dan badan daerah di Kabupaten Serdang Bedagai, dan banyak lagi informasi yang di harapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat.

  Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari segi teknologi maupun manajemen pengoperasiannya. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

  Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

  Pengolahan informasi mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus disajikan (Wahyono, 2004).

  Pengembangan sistem informasi pertanian memerlukan dukungan data yang akurat, sistem informasi dan layanan data, serta informasi yang baik. Dengan sistem informasi yang baik, akan dapat dilakukan pemantauan dan penyebarluasan informasi pertanian secara cepat, akurat dan murah. Pengembangan sistem informasi juga diperlukan dalam membangun kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian baik oleh Departemen Pertanian maupun swasta (Hanani, 2003).

  Sistem Informasi Berbasis Komputer

  Pembagian sistem informasi menurut proses untuk mendapatkan informasi, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi otomatis.

  Sistem informasi manual artinya, semua proses untuk memproduksi informasi tidak menggunakan komputer atau mesin. Keuntungan utama dari sistem ini adalah fleksibilitas yang tinggi, dapat dengan cepat menyesuaikan bentuk-bentuk informasi dengan situasi yang diinginkan atau pada situasi yang tidak umum. Disamping itu, sistem ini mampu menjalankan semua fungsi dan kondisi tanpa batas. Kerugian dari sistem ini adalah kecepatan dalam memproduksi informasi sangat lambat dan tingkat kepercayaan pemakai terhadap informasi yang dihasilkan juga sangat kecil.

  Sedangkan sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer dalam memproduksi informasi, sistem ini juga dikenal dengan nama computer

  based system . Keuntungan dari sistem ini adalah kecepatan dan akurasi yang tinggi dan bisa mengerjakan proses tanpa intervensi dari manusia. Namun, sistem ini tingkat fleksibilitasnya agak rendah karena perlu pengadaptasian terhadap sistem (Mukhtar, 1999).

  Kabupaten Serdang Bedagai khususnya Dinas Pertanian sudah menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk penyimpanan dan pengolahan datanya, dalam hal pengolahan data pihak Dinas masih menggunakan program komputer berupa Microsoft Office Excel.

  Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer

  Burch dan Grudnitski (1986) dalam Wahyono (2004) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen. Sebagai suatu sistem, blok-blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

  1. Blok masukan Pada blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi dimana inputan tersebut adalah metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan.

  2. Blok model Pada blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan

  3. Blok keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

  4. Blok teknologi Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.

  Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

  5. Blok basis data Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (database

  management system).

  6. Blok kendali Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun jika telah terlanjur terjadi dapat langsung diatasi.

  Untuk mengubah data menjadi informasi diperlukan tahap-tahap dimana tahapan ini harus dilalui oleh setiap data yang masuk. Tahap-tahap tersebut adalah input data, proses data, penyimpanan data dan output informasi.

  Manusia sebagai pengelola sistem informasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dari sistem informasi. Oleh karena itu, hubungan antara sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen (Wahyono, 2004).

  Sistem Informasi Berbasis Web

  Web merupakan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan data multimedia lainnya. Web adalah media yang digunakan untuk menampung data teks, gambar, animasi dan suara, yang dapat ditampilkan melalui internet dan dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung dengan internet. Untuk mendesain web, perlu memperhatikan hal berikut:

  Jenis web yang akan dibangun (jenis isi atau konten yang akan ditampilkan) - Bentuk layout web (seni letak) - Tujuan atau sasaran pengguna web - Objek yang digunakan untuk menampilkan web (tabel, gambar, dan lain-lain) - Ukuran setiap file - Sistem pengoperasian atau update isi yang mudah - (Madcoms, 2006).

  Situs web dikategorikan menjadi dua:

  1. Web statis Web statis adalah web yang berisi/menampilkan informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengguna tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Jika suatu web hanya berhubungan dengan halaman web lain dan berisi suatu informasi yang tetap maka web tersebut disebut statis.

  2. Web dinamis Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan.

  (Wahana Komputer, 2006)

  HTML, PHP, dan MySQL

  HTML (hyper text markup language) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menulis halaman web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung pada suatu platform tertentu (platform independent). Dokumen HTML adalah suatu dokumen teks biasa, dan disebut sebagai markup language karena mengandung tanda-tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen (Sutarman, 2003).

  PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Server-side scripting adalah sintak dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server akan tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP, namun kekuatan utama adalah konektivitas basis data dengan web. Dengan kemampuan ini akan didapatkan sistem basis data yang dapat diakses dari web.

  PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan structured query language (SQL) dalam hal ini MySQL sebagai basis data (Sunarfrihantono, 2002).

  Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal. Dengan demikian menampilkan data yang bersifat dinamis yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan (Kadir, 2003).

  MySQL adalah aplikasi database yang berjalan sebagai aplikasi service. Aplikasi service berjalan tanpa menampilkan antarmuka pada desktop atau pada

  taskbar . MySQL menyediakan beberapa aplikasi tambahan yang berfungsi

  sebagai antarmuka. MySQL server merupakan aplikasi yang berjalan sebagai service dalam suatu sistem operasi. Penggunaan MySQL untuk website dinamis telah didukung oleh beberapa macam bahasa pemrograman website, seperti active server page (ASP), PHP, dan Java (Wahana Komputer, 2006).

  MySQL sebagai sistem manajemen database relasi (relational database

  management system ) bersifat “terbuka” (open source). Terbuka maksudnya adalah

  MySQL boleh didownload oleh siapa saja, baik versi kode program aslinya

  (source code program) maupun versi binernya (executable program) dan bisa

  digunakan secara (relatif) gratis baik untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan seseorang maupun sebagai suatu kebutuhan aplikasi komputer (Arbie, 2004).

  Rancang Bangun Sistem Informasi

  Rancang bangun sistem dapat dilakukan dengan menggunakan metode

  system develompment life cycle (SDLC) ataupun rapid application development (RAD).

  Berdasarkan istilah system develompment life cycle-SDLC pembentukan katanya terdiri dari kata system, development, life, cycle dimana arti dari

  System - , susunan; tata; kumpulan prosedur; kumpulan komponen; kumpulan dari berbagai hal untuk suatu tujuan.

  Development, pengembangan; pembangunan; eksploitasi - Life, keawetan; hidup - Cycle, siklus; putaran; daur -

  Adapun konsep system develompment life cycle adalah :

  1. Analisis Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :

  a. Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem

  b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya

  c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini

  d. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah:

  • Problem detection

  Tujuannya adalah mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk). Hasil yang diperoleh adalah laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.

  • Initial investigation

  Tujuannya adalah memberikan sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan. Hasil yang diperoleh adalah penjelasan sistem saat ini.

  • Requirement analysis (determination of ideal systems)

  Tujuannya mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi). Hasilnya adalah penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.

  • Generation of system alternatives

  Tujuannya menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya.

  Hasilnya adalah dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.

  • Selection of proper system

  Tujuannya adalah membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management. Hasilnya adalah hasil-hasil dari studi sistem.

  2. Design Tahap perancangan (design) bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah:

  Output design - Tujuannya memberikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.

  Hasilnya dalam bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

  • Input design

  Tujuannya memberikan bentuk-bentuk masukan di dokumen dan di layar ke sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).

  • File design

  Tujuan memberikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi file.

  Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk:

  a. Melakukan kegiatan merancang spesifikasi logikal ke dalam kegiatan sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangun atau dikembangkan

  b. Mengimplementasikan sistem yang baru

  c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi adalah:

  • Programming & testing

  Tujuannya mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan menguji semua program serta memastikan semua fungsi/modul program dapat berjalan secara benar. Hasilnya adalah coding program dan spesifikasi program.

  • Training Tujuannya memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan (buku-buku panduan sistem). Hasilnya adalah rencana pelatihan sistem, modul-modul latihan dan sebagainya.
  • System changeover

  Tujuannya merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Perubahan sistem merupakan tanggung jawab tim designer ke pemakai sistem (user organization). Hasilnya adalah rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract)

  (Yogiyanto, 1995).

  Rapid application development (RAD) adalah salah satu alternatif dari system development life cycle yang belakangan ini seringkali digunakan untuk

  mengatasi keterlambatan yang terjadi apabila menggunakan metode konvensional. Adapun keunggulan yang bisa didapatkan dengan menggunakan metode ini adalah kecepatan, ketepatan, dan biaya yang relatif lebih rendah dibanding dengan metode konvensional. Di samping itu dengan melibatkan user pada proses desain menyebabkan kebutuhan user dapat terpenuhi dengan baik dan secara otomatis kepuasan user sebagai pengguna sistem semakin meningkat.

  Akan tetapi dalam menggunakan metode rapid application development perlu memperhatikan hal-hal penting seperti kesiapan tim, ruang lingkup sistem, kebutuhan user, dan kinerja sistem. Pada akhirnya, sebagai salah satu alternatif dari system development life cycle, maka rapid application development dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan user.

  Model RAD adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek/singkat/cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan : 1. Component based construction (pemrograman berbasis komponen).

  2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.

  3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.

  4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.

  Model RAD merupakan siklus pengembangan yang ditempuh sangat pendek dengan penerapan teknik yang cepat. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan (Noertjahyana, 2002).