366155487 Tugas Makalah Pemasaran Kel 1

COLLECTING INFORMATION AND MARKETING DEMAND AND
CONDUCTING MARKETING RESEARCH AND FORECASTING DEMAND
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Pemasaran yang diampu oleh
Dr. Hj. Meta Arief, M.Si)

Disusun Oleh:
Alex Kuswandi 1707520
Dolores Silvia 1707469
Fahmi Dharmawan 1707518
Ratih Fitriani 1707284

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
1

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A.


LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................1

B.

RUMUSAN MASALAH.................................................................................................3

C.

TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A.

Mengumpulkan Informasi..............................................................................................5

B.

Sistem Informasi Pemasaran.........................................................................................7


C.

Meningkatkan Mutu Intelijen Pemasaran..................................................................10

D.

Lingkungan Pemasaran................................................................................................12

E.

Strategi Bisnis................................................................................................................18

F.

Strategi Bauran Pemasaran Ritel................................................................................18

G. Pengertian Riset Pemasaran........................................................................................20
H. Klasifikasi Riset Pemasaran.........................................................................................22
I.


Proses Riset Pemasaran................................................................................................26

J.

Ciri Riset Pemasaran dan Hambatannya....................................................................28

K. Mengukur Produktivitas Pemasaran..........................................................................29
L.

Mengukur Kinerja Rencana Pemasaran.....................................................................30

M. Peramalan dan Pengukuran Permintaan....................................................................31
N.

Fungsi Riset Manajemen Dalam Indrusti Riset..........................................................34

O. Meramalkan Permintaan Dalam Industri Ritel.........................................................35
BAB III PENUTUP...................................................................................................................37
A.


KESIMPULAN.............................................................................................................37

B.

SARAN..........................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................39

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik roduk dan nilai dengan orang lain.
Pemasaran yang baik menginginkan pemahaman yang membantu mereka
menerjemahkan kinerja masa lalu dan juga merencanakan kegiatan masa depan.
Mereka memerlukan informasi yang tepat waktu, akurat dan dapat ditindak
lanjuti tentang konsumen, persaingan dan merek mereka. Mereka juga harus

sebaik mungkin membuat keputusan taktis dalam jangka pendek dan keputusan
strategis dalam jangka panjang. Di dalam kegiatan pemasaran pasti tidak
semuanya berjalan dengan lancer, banyak yang bisa kita ambil pokok
permasalahannya, dari segi penjual maupun pembelinya.

Oleh karena itu

dibutuhkan suatu manajemen pemasaran yang baik untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut yang didasarkan pada permasalahanpermasalahan yang terjadi.
Manajemen Pemasaran adalah merupakan alat analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan
target pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu memperoleh laba.
Dalam bisnis tentu tujuan yang diinginkan adalah mendapatkan
keuntungan sehingga dengan keuntungan tersebut maka perusahaan dapat
membiaya biaya operasional, dan biaya tenaga kerja. Untuk mencapai
keuntungan tersebut maka ditetapkanlah target oleh perusahaan, namun dalam
jalannya usaha bisnis tersebut dalam mencapi target perlu diadakan strategi
1


pemasaran yang baik, serta informasi yang berkaitan dalam kelangsungan bisnis
dimana diera teknologi saat ini persaingan didunia bisnis sangatlah tinggi.
Perusahaan memerlukan informasi yang tepat tentang konsumen yang ditujunya
agar perusahaan dapat menetapkan barang / jasa apa yang akan ditawarkan
sehingga memiliki suatu daya pemikat dimata konsumen untuk barang/ jasanya
dapat terjual. Informasi tersebut juga berguna saat perusahaan hendak
mengambil keputusan-keputusan dalam mencapai tujuan/ target yang ingin
ditetapkan.
Usaha untuk menemukan pandangan konsumen dan memahami implikasi
pemasarannya sering menghasilkan peluncuran produk yang berhasil atau
mendorong pertumbuhan suatu merek. Sehingga sangatlah penting untuk setiap
perusahaan melakukan riset pemasaran dan meramalkan jumlah permintaan,
dengan informasi yang sebelumnya didapat maka perusahaan dapat melakukan
riset pemasaran. Riset pemasaran dilakukan guna memperoleh hasil riset yang
cukup dapat dipercaya untuk membantu pengusaha memutuskan banyak masalah
dalam penyusunan rencana strategi pemasaran produk. Sehingga bisa
menentukan sistem pemasaran yang cocok diterapkan dalam perusahaan
tersebut. Setelah riset selesai, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan
ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba tiap-tiap peluang pasar.

Saat ini salah satu industri yang mengalami persaingan pesat adalah
industri retail, perkembangan usaha retail sangatlah cepat dimana banyak
bermunculan usaha-usaha retail baru dan mulai menjadi kompetitor-kompetitor
bagi para pelaku usaha lama, kemunculan online shop juga banyak membanting
sebagian perusahaan retail besar dimana banyak beberapa gerai usaha retail yang
tutup, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan dalam
beberapa bulan terakhir sebelum september 2017 sebanyak 10% dari jumlah total
ritel modern tutup dimana berdasarkan data Aprindo saat ini terdapat 3.000 gerai
diseluruh Indonesia. Permasalahan yang dihadapi industri retail saat ini selain
persaingan sesama retail, pergeseran pola belanja konsumen, ritel bersaing ketat
dengan usaha online shop.
2

Setiap para pelaku bisnis diindustri retail saling berlomba mendapatkan
informasi apa yang diinginkan dan diperlukan konsumen serta apa yang
pesaingnya lakukan. Diperlukan strategi pemasaran yang tepat serta pengelolaan
permodalan untuk dapat memasarkan permintaan akan barang/ jasa agar
perusahaan dapat menyediakan barang tersebut sesuai dengan target yang ingin
dicapai. Industri retail merupakan salah satu industri yang tidak goyah oleh
dampak yang terjadi saat krisis moneter 1998, daya beli masyarakat bukanlah

suatu alasan mengapa banyak usaha retail tutup. Lalu bagaimana strategi yang
tepat dalam membuat usaha retail tetap menjadi pilihan bagi masyarakat?,
industri retail perlu melakukan riset mengenai pola belanja konsumen dengan
meilihat beberapa faktor penyebabnya. Serta setelah diketahui maka perusahaan
dapat mengambil keputusan akan langkah apa selanjutnya yang harus dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka diambil beberapa
rumusan masalah sebagia berikut :
1. Apa saja informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan terutama usaha
2.
3.
4.
5.
6.

ritel?
Apa saja yang termasuk dalam lingkungan pemasaran?
Bagaimana cara meningkatkan mutu intelijen pemasaran?
Bagaimana klasifikasi riset pemasaran?

Bagaimana langkah dari proses riset pemasaran?
Bagaimana klasifikasi peramalan permintaan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan diatas,
maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan
terutama usaha ritel.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk lingkungan pemasaran ritel.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan mutu intelijen pemasaran.
4. Untuk mengetahui klasifikasi riset pemasaran
3

5. Untuk mengetahui langkah dari proses riset pemasaran.
6. Untuk mengetahui klasifikasi dari peramalan permintaan.

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengumpulkan Informasi
Pengumpulan informasi dalam sebuah bisnis amatlah penting, setiap
perusahaan haruslah mendapatkan informasi mengenai segala hal penting yang
berkaitan dengan proses bisnis yang dijalani oleh perusahaan tersebut. Begitu pula
dengan usaha ritel mengumpulkan informasi merupakan suatu keharusan bagi
kelancaran proses bisnis, yang dimaksud dengan ritel ialah upaya memecah barang/
produk yang diproduksi manufaktur maupun perusahaan dalam jumlah besar
sehingga dikonsumsi konsumen akhir dalam jumlah kecil sesuai dengan
kebutuhannya. Informasi yang diperlukan oleh perusahaan ritel berkenaan dengan
apa yang dinginkan konsumen, apa yang dibutuhkan konsumen, apa yang sedang
menjadi trend saat ini, dan apa saja yang dilakukan oleh kompetitornya.
1. Informasi Sejarah Penjualan Tahun Sebelumnya
Informasi ini dilakukan dengan menganalisis data penjualan usaha retail itu
sendiri, apakah mencapai pertumbuhan penjualan atau penurunan penjualan.
Dengan data tersebut maka pengusaha retail dapat melakukan langkah perbaikan
apabila tidak mencapai pertumbuhan penjualan dengan melihat apa penyebab
ditahun ini penjualan turun, apa kunci sukses yang dilakukan di penjualan tahun
lalu, dan apa langkah perbaikan yang akan diambil. Hal-hal yang dapat

mempengaruhi penurunan penjualan diantaranya hubungan kerja sama dengan
supplier, persaingan dengan pelaku usaha retail serta onlineshop, dan kreatifitas
usaha retail itu sendiri.
2. Informasi dari Konsumen
Informasi dari konsumen dapat menjadi penentu mau seperti apa usaha retail
dijalankan. Usaha retail yang baik tidak hanya berfokus pada tingginya penjualan
namun juga pada apakah kebutuhan konsumen sudah benar-benar terpenuhi.
Harga memang menjadi faktor pendukung untuk kembalinya konsumen belanja
ke usaha retail tertentu, namun tidak semua konsumen peduli dengan harga. Salah
satu faktor penting lainya yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha retail
5

adalah apakah pelanggan sudah puas dengan pelayanan yang diberi. Kepuasan itu
sendiri meliputi berbagai hal antara lain :
1) Pelayanan yang ramah
2) Suasana toko yang bersih dan nyaman
3) Musik yang didengar ditoko
4) Produk lengkap dan berkualitas
3. Informasi dari Kompetitor
Kompetitor merupakan perusahaan lain yang menjalankan bisnis sebidang
dengan apa yang bisnis kita jalankan. Konsumen sebagai target pasar memiliki
kebebasan untuk membelanjakan pendapatanya. Dalam industri ritel persaingan
sangatlah ketat sehingga masing-masing pelaku usaha retail akan mencari
informasi yang sedalamnya tetntang kompetitornya. Berikut beberapa informasi
yang diambil oleh pelaku bisnis retail untuk kompetitornya :
a) Harga
Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keputusan konsumen
untuk membeli suatu produk. Tidak jarang konsumen akan beralih ke dari
satu usaha retail ke retail lainnya untuk mendapatkan harga yang diinginkan
terlebih bila barang tersebut sifatnya kebutuhan pokok. Sehingga para pelaku
usaha retail banyak melakukan survey ke kompetitornya untuk melihat harga
yang dijual oleh kompetitornya, dan dengan demikian dapat dilakukan
kebijakan untuk menyamakan atau menurunkan harga jual agar lebih
kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.
b) Lokasi
Lokasi menjadi salah satu alasan konsumen untuk berbelanja, sehingga diera
teknologi saat ini banyak konsumen memilih belanja online yang lebih mudah
dan dapat diterima dirumah customer.
c) Kelengkapan dan Kualitas Produk
Survey yang dilakukan oleh masing-masing pelaku bisnis retail bertujuan
untuk mengetahui apa saja produk yang tersedia dikompetitor karena, selain
memperebutkan konsumen para pelaku ussaha retail juga memperebutkan
barang berkualitas dan barang-barang tertentu yang ketersediaanya di
produsen memanglah sedikit namun permintaan akan barang tersebut tinggi.
Konsumen sebelum berbelanja kebanyakan sudah membuat daftar apa saja
barang yang hendak ia beli, sehingga ketia ia mendapatkan barang yang ingin
dibeli tersebut tidak tersedia maupun kualitasnya buruk maka akan terbentuk
6

image dibenak konsumen bahwa pelaku industri retail tersebut tidak
menyediakan barang lengkap dan tidak berkualitas.
d) Acara
Banyaknya acara yang diadakan oleh suatu usaha retail baik acara yang
sifatnya langsung ke penjualan maupun acara yang tidak langsung
berpengaruh kepenjualan. Acara merupakan salah satu program yang dapat
diadakan baik secara mandiri oleh pengusaha retail, maupun kerjasama
dengan pikah supplier. Para pelaku saling berlomba untuk membuat acara
yang menarik untuk memikat konsumen agar berbelanja ke tokonya. Acara
merupakan suatu keunggulan yang tidak dilakukan oleh penjual di
onlineshop, sehingga para pelaku bisnis dapat memanfaatkannya agar
konsumen lebih berminat belanja di usaha retail dibandingkan dengan
onlineshop.
e) Visualisasi
Penentuan visualisasi dapat meningkatkan mood konsumen untuk belanja,
dengan pola pemajangan yang menarik, area jual yang bersih serta di desain
semenarik mungkin, dan pencahayaan yang tepat. Pelaku bisnis ritel selalu
melakukan survey ke pesaingnya untuk melihat visusalisasinya.
B. Sistem Informasi Pemasaran
Perusahaan retail yang lebih unggul memiliki sistem informasi pemasaran
yang memberikan informasi dengan cepat kepada pihak manajemen perusahaan
mengenai konsumen. Namun tidak semua pengusaha retail memiliki sistem database
informasi yang canggih disertai dengan riset pemasaran. Informasi yang diterimapun
haruslah cepat, penting, dan akurat sehingga dapat diteruskan kebagian pemasaran
guna mengambil keputusan langkah strategi bisnis. Sistem informasi pemasaran
(SIP) terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, menyortir,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang sesuai kebutuhan,
tepat waktu, dan akurat kepada pembuat keputusan pemaran. Sistem informasi
pemasaran dikembangkan dari catatan perusahaan internal, kegiatan inteligensi
pemasaran, dan riset pemasaran menurut Kotler, Keller (2007). Adapun hal lain yang
terdapat didalam sistem informasi pemasaran yaitu :
7

1) Intelejensi Pemasaran
Seperangkat prosedur yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi
mengenai :
a. New and Trade Publications
b. Monitor sosial media sites
c. Meet with custumers, suppliers, distributors, and other manager
2) Penyimpanan Dokumen Internal
Data internal merupakan penyimpanan data yang terdapat/dikumpulkan dar
dalam organisasi/ perusahaan berikut beberapa jenis data internal dalam usaha
ritel :
a. Siklus pengorderan sampai pembayaran
Dalam pengadaan barang/ jasa perusahaan tentu perlu mengadakan kerja
sama dengan pihak lainnya. Perusahaan ritel dalam memenuhi ketersediaan
barang dagangannya perlu melakukan pengorderan kepihak supplier/
distributor. Peritel harus dapat melihat perkiraan permintaan barang oleh
konsumen sehingga jumlah pengestimasian order tepat dan tidak terjadi
kelebihan order maupun kehilangan kesempatan menjual karena estimasi
order kurang. Hal ini perlu dilakukan agar cas flow perusahaan dapat berjalan
lancar, sehingga peritel dapat membayar kontra bon kepada supplier/
distributor tepat waktu. Cara tepat dalam menghitung estimasi order yang
akurat dapat dilakukan dengan melihat histori penjualan barang tertentu
sebelumnya, dan melihat moment penjualan.
b. Penyimpanan data
Penyimpanan data dalam usaha ritel, dapat berupa data penerimaan barang,
data gudang, dam data invetori atau data stock barang, usaha ritel yang besar
8

dan modern biasanya sudah memiliki sistem program pendataan yang
canggih. Berikut penjelasan lebih terperinci tiga data tersebut, yaitu :
1) Data

penerimaan

barang

(Receiving),

ketika

peritel

melakukan

pengorderan barang ke supplier/ distributor, maka ketika barang tersebut
datang harus didata terlebih dahulu sehingga data tersebut akan masuk
kedalam data invetory.
2) Data gudang (Warehousing)
Data gudang merupakan data jumlah persediaan barang yang khusus
disimpan digudang, sehingga ketika karyawan mengambil barang untuk
dipajang diarea jual, maka sistem program gudang/ pencatatan gudang
mengurangi data stock gudang susuai dengan jumlah barang yang
diambil.
3) Data invetory
Data invetory merupakan gabungan keselurahan data barang yang ada
diarea jual, digudang, dan barang yang baru diterima yang telah didata.
Keakuratan data inventori menentukan keuntungan dan kerugian usaha
ritel, hal ini dikarenakan barang yang sebelumnya diorder akan diterima
oleh peritel dan barang tersebut akan masuk kedalam data invetory dan
peritel bisa melakukan stock opname (menghitung jumlah barang baik
digudang maupun diarea jual) dengan tujuan apakah data yang tersimpan
dalam data inventory dikurangi data barang yang terjual dan data hasil
dari stock opname terdapat selisih. Bila selisih yang didapat sangat tinggi
maka barang tersebut harus ditelusuri lagi apakah terjadi kehilangan.
c. Sistem informasi penjualan
Informasi penjualan didapat melalui histori penjualan yang dapat diambil
dalam kurun waktu tertentu yaitu bisa perjam, perhari, perminggu, perbulan,
9

pertahun, dan seterusnya. Dengan adanya penyimpanan data yang terstruktur
sehingga akan lebih mudah dalam pembuatan laporan penjualan dan
analisinya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan sebagai
langkah perbaikan apabila tidak tercapai target penjualan.

C. Meningkatkan Mutu Intelijen Pemasaran
Perusahaan memerlukan segala informasi secara teratur baik harian,
mingguan, bulanan, maupun tahunan mengenai perkembangan dilingkungan
pemasasaran. Dalam mencari informasi tersebut diperlukan intelijen pemasaran yang
handal, makna perusahaan dapat melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki
mutu intelijen pemasaran menurut Kotler, Keller (2007):
a. Perusahaan dapat melatih dan menorong tenaga penjual untuk melaporkan
sejumlah perkembangan baru
Perusahaan harus menjual tenaga penjual lebih sebagai informasi penting
dalam pasar bisnis. Perusahaan ritel dalam ini bisa dilihat melalui informasi
yang didapat tenaga kerja tentang pola belanja konsumen, apa saja produk
yang lebih diminati oleh pelanggan, apakah pelanggan lebih menyenangi
produk dengan merek X, ataukah lebih menyenangi produk dengan harga
rendah dan kualitas biasa saja.
b. Perusahaan dapat memotivasi para distributor, pengecer, dan perantara
pemasaran lain supaya menyampaikan informasi intelijen penting
Tidak sedikit perusahaan yang mempekerjakan suatu spesialis untuk
mengumpulkan intelejensi pemasaran dan menemukan bahwa hanya beberapa
perusahaan saja yang melaksanakan standard pelayanan. Pelayanan dapat
mendukung penjualan lebih tinggi, terutama dalam perusahaan retail selain
menjual barang, usaha retail juga menjual jasa berupa pelayanan kepada
pelanggan. Keramahtamahan merupakan salah satu kunci sukses untuk
menigkatkan penjualan diusaha retail. Perusahaan perlu melakukan sebuah
revolusi standard pelayanan untuk para karyawannya.
10

c. Perusahaan dapat membentuk panel penasihat pelanggan
Anggotanya cukup dengan perwakilan pelanggan, atau pemilihan pelanggan
secara random, dan pelanggan yang paling canggih. Hal ini bertujuan untuk
memberikan umpan balik sebagai kesan terhadap perusahaan guna perbaikan
perusahaan. Dalam bisnis ritel custumer service sering mendapatkan banyak
saran dan kritik dari konsumen untuk perbaikan, hal ini sangat membantu
peritel guna memperbaiki mutu layanannya.
d. Perusahaan dapat membuka jaringan secara eksternal
Perusahaan dapat membeli produk pesaing, mengikuti pameran dagang,
membaca laporan publikasi pesaing, serta mendapatkan informasi dari tenga
kerja, informasi dari supplier/ distributor, dan informasi dari konsumen
mengenai pesaingnya. Begitu pula dalam perusahaan ritel segala informasi
tersebut dapat dibuat dari sumber yang sama dengan tujuan untuk melakukan
perbaikan dan inovasi.
e. Perusahaan dapat membeli informasi dari pemasok luar
Perusahaan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan karyawan, supplier/
distibrutor. Kompetisi dalam bisnis retail sangatlah tinggi, pengusaha retail
yang memiliki hubungan sangat baik dengan supplier/ distributornya
mendapatkan keuntungan informasi lain mengenai kompetitornya yang
dipasok oleh supplier tersebut.
f. Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya data pemerintah
Data yang disediakan perintah sangatlah bermanfaat dan minim biaya riset
bagi pengusaha bisnis ritel. Salah satu data yang dapat dimanfaatkan data
sensus penduduk, dimana pengusaha bisnis retail dapat melihat jumlah
penduduk, jenis kelamin, umur, pendidikan, dan agama. Sehingga dapat
diambil peluang dalam penentuan segmentasi pasar yang dituju.
g. Menggunakan umpan balik online
Umpan balik online sangat mendukung untuk mendapatkan dan menyebarkan
informasi secara online dalam skala global dengan biaya yang rendah. Dengan
umpan balik online maka dapat dibuat forum evaluasi pelanggan. Peusahaan
ritel juga dapat memanfaatkan umpan balik online untuk melakukan promosi
akan produknya maupun membuat forum saran dan kritik konsumen
perbaikan online untuk kemajuan perusahaan.

11

D. Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran merupakan segala aspek lingkungan perusahaan baik
yang terdiri dari pelaku bisnis maupun pihak diluar pemasaran yang mempengaruhi
kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan
hubungan yang berhasil dengan perusahaan
h. Lingkungan mikro
Perusahaan yang memiliki kemampuan mempengaruhi stakeholder terdiri dari
produsen, supplier/ distributor, pelanggan yang dituju, masyarakat dan
kompertitor merupakan perusahaan yang memiliki kekukatan. Peritelpun harus
mampu menjaga hubungan baik dengan supplier, pelanggan, masyarakat dan
pesaingnya. Bagimana cara perusahaan ritel mampu bernegosiasi dengan
supplier, bagaimana dapat membina hubungan dengan konsumen, dan
bagimana dapat tetap menjalin hubungan baik dengan kompetitornya.
i. Lingkungan makro
Salah satu kunci berhasilnya bisnis perusahaan dapat diambil dari mengertinya
perusahaan dalam menanggapi kebutuhan yang belum terpenuhi dan tren untuk
mendapatkan keuntungan. Berikut beberapa pola konsumsi konsumen menurut
Kotler, Keller (2007) :
1. Fad, yaitu kesukaan masyarakat akan suatu produk/ jasa yang berlangsung
singkat dan tidak dapat diduga serta berusia pendek. Perusahaan perlu
membedakan pola kepopuleran suatu produk, apakah kesukaan masyarakat
akan suatu barang bersifat singkat, atau berisfat tahan lama.
2. Tren, arah atau peristiwa khusus dengan momentum yang mampu bertahan
lama. Tren dalam industri ritel berubah dengan cepat, dimulai dari format
ritel dimana usaha ritel mempunyai segmen pasar yang berbeda begitu pula
dengan minimarket, cara berinteraksi dengan konsumen.
3. Megatren, digambarkan dengan perubahan

bersar dibidang sosial,

ekonomi, politik, dan teknologi dimana perubahan tersebut belangsung
secara lambat dan bila terjadi perubahan maka pengaruh yang ditimbulkan
akan lama.
12

j. Kekuatan Lingkungan Makro
Perusahaan, pemasok/supplier, perantara pemasaran, konsumen, masyarakat
dan kompetitor keseluruhannya berada dibawah kendali kekuatan tren
lingkungan makro yang dapat menciptakan peluang maupun ancaman yang
bersifat tidak dapat dikendalikan. Terdapat enam kekuatan utama dalam
lingkungan makro, yaitu :
1. Lingkungan demografi, kekuatan demografik sangatlah andal baik dalam
jangka pendek maupun menengah. Melalui kekuatan demografik maka
perusahaan dapat memantau populasi dimana orang adalah yang
membentuk pasar. Para pemasar sangat tertarik dengan besarnya jumlah
populasi penduduk dan angka pertumbuhan dikota, usia, etnis, pendidikan,
pola rumah tangga, karakteristik, dan gerakan regional. Peritel juga dapat
memanfaatkan lingkungan demografi dalam menentukan segmen pasar
yang dituju.
2. Lingkungan ekonomi, dalam ekonomi global pemasar harus mampu
memberi perhatian pada pergeseran distribusi pendapatn diseluruh dunia
khusunya negara dengan tingkat kemakmuran yang tinggi. Selain orang,
pasar juga mensyaratkan daya beli dimana daya beli pada perekonomian
itu sendiri merupakan konsumsi yang bergantung pada penghasilan, harga,
utang, tabungan , dan ketersediaan kredit saat ini. Para pemasar sering
membedakan ngera-negara kedalam lima pola distribusi pasar yaitu :
penghasilan sangaat rendah; penghasilan benar-benar rendah; penghasilan
sangat rendah dan sangat tinggi; penghasilan rendah, sedang, dan tinggi;
dan penghasilan menengah. Dalam usaha ritel penentuan segmentasi
melalui daya beli juga sering dibedakan sehingga toko ritel juga sudah
memberikan kelas tersendiri untuk konsumenya yang dapat dilihat dari
fasilitas, kelengkapan barang, pelayanan, dan harga.
13

3. Lingkungan sosial budaya
Daya beli juga diarahkan kepeda selera konsumen terhadap suatu barang
dan jasa tertentu.masyrakat membentuk keyakinan, nilai, dan norma.
Masyarakat secara tidak sadar menciptakan lingkungan sosial budanya
berdasarkan cara pandang sebagai berikut :
a. Pandangan terhadap dirinya, setiap orang memiliki pandangan yang
berbeda-beda terhadap apa yang disukainya. Orang membeli suatu
produk, jasa/sarana sebagi bentuk pengekspresian diri dimana perilaku
dan ambisi lebih konservatif. Dalam hal ini pemasar harus mengakui
bahwa kelompok yang berbeda memiliki cara pandang yang berbeda.
Dalam bisnis ritelpun pengusaha harus mampu memahami karakteristik
pandangan tersebut guna memenuhi permintaan pasar.
b. Pandangan terhadap sesamanya,

orang sangat peduli dengan

sesamanya baik itu tuna wisma dan orang lain yang membutuhkan
bantuan. Orang semakin membutuhkan hubungan serius dan bertahan
lama dengan pihak lain. Tern tersebut menandakan permintaan besar
akan barang/ jasa kebutuhan sosial yang mendorong langsung
hubungan antar sesama manusia yang berkembang atas barang
pengganti sosialisasi yang memungkinkan manusia terhindar dari rasa
kesepian. Barang/jasa tersebut antara lain televisi, klub hiburan, vidio
games, chat room, internet, dll.
c. Pandangan terhadap organisasi, orang memiliki perilaku cara pandang
yang berbeda atas suatu kelompok atau organisasi tertentu, instansi
pemerintah, kelompok perdagangan. Kebanykan orang akan bersedia
bekerja pada organisa itu, meskipun mereka memiliki pandangan yang
kritis akn orgganisasi tertentu. Banyak orang yang menganggap bahwa
pekerjaan bukanlah sesuatu ang menyenangkan lagi melainkan hanya

14

suatu rutinitas saja. Sehingga harus memiliki peran yang besar dalam
menumbuhkan tingkat kepercayaan konsumen dan karyawan.
d. Pandangan terhadap masyarakat, pola konsumsi merupakan perilaku
sosial, orang memiliki tipe perilaku yang berbeda terhadap masyarakat
baik dimana sebagaian pemelihara, pengambil, pengubah, pencari, dan
pelarian. Tipe pengubah biasanya hidup dengan hemat, dan tipe
pelarian dan pencari merupakan pasar utama bagi film, musik, selancar
air, dan perkemahan.
e. Pandangan terhadap alam, masing-masing individu memiliki cara
pandang yang berbeda terhadap alam ada yang ditaklukan oleh alam,
ada yang merasa bersatu dengan alam, dan ada yang ingin menguasai
alam. Tren tersebut dalam jangka panjang adalah manusia menguasai
alam dengan menggunakan teknologi, namun dewasa ini mausia sadar
bahwa sumber daya alam itu bersifat terbatas dan dapat hancur oleh
kegiatan manusia.
f. Pandnagan terhadap alam semesta,

orang memiliki cara pandang

yang berbeda atas salam semesta dan peran mereka didalamnya. Ada
sebagian masyarakat yang kehilangan orientasi keagamaan dan
mencari pemusan pribadi sebagi kesenangan seketika.
Setiap tren seperti melakukan perlawanan terhadap tren yang lainnya.
Orang yang tinggal didaerah tertentu mempertahankan keyakinan tertentu,
dimana keyakinan dan nilai sekunder lebih memungkinkan berubah. Pemasar
mempunyai kesempatan untuk mengubah nilai sekunder namun hanya sedikit
kesempatan untuk mengubah nilai dasar sebagai contoh organisasi masyarakat
peduli kesehatan pernafasan tidak menghentikan penjualan rokok, tetapi
mengajukan gagasan agar setiap orang menjaga kesehatan pernafasannya
dengan tidak merokok.

15

4. Lingkungan alam, kerusakan alam merupakan masalah global yang utama.
Konsumen mulai peduli dengan kelestarian alam dimana keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk/ jasa tergantung pada aman
tidaknya sebuah barang/jasa terhadap kelestarian alam. Munculnya produk
yang aman bagi lingkungan akan mempengaruhi loyalitas pelanggan akan
suatu produk. Pemasar harus mengantisipasi ancanan dan peluang terkait
dengan lingkungan alam. Terdapat empat tren berkaitan dengan lingkungan
alam, yaitu :
1) Kekurangan bahan baku; bahan baku yang tersedia dibumi terdiri dari
yang terbatas seperti udara dan air; tidak terbatas seperti minyak bumi;
dan sumber daya terbatas namun dapat diperbarui seperti hutan dan
bahan pangan. Perusahaan yang kegiatan produksinya membutuhkan
sumber daya yang langka tentu akan menghadapi peningkatan biaya
yang besar.
2) Peningkatan biaya enerji; salah satu sumber daya alam yang terbatas
tidak dapat diperbaharui ialah minya bumi yang telah menimbulkan
masalah serius terhadap perekonomian dunia. Perusahaan banyak
mencari alternatif pengganti sumber daya tersebut misalnya penggunaan
energi surya.
3) Tekanan anti polusi; beberapa kegiatan industri tentu dapat merusak
lingkungan alam dimana polusi diair laut, tanah, dan udara yang sangat
mempengaruhi persediaan makanan. Hal tersebut membuat para
pengusaha untuk mencari alternatif untuk solusi pengurangan polusi.
Dalam kasus ini banyak perusahaan ritel yang menggunakan kantong
plastik ramah lingkungan.
4) Perubahan peran pemerintah; peran pemerintah masing-masing negara
berbeda dalam menangani masalah polusi lingkungannya.

16

5. Lingkungan teknologi; salah satu kemajuan dalam kehidupan manusia
adalah teknologi, dimana teknologi berperan dalam bidang kesehatan
untuk keberlangsungan hidup manusia dan disisi lain teknologi
menciptakan suatu ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia berupa
bom hidrogen. Tingkat pertumbuhan ekonomi juga banyak dipengaruhi
oleh kemajuan teknologinya. Pemasar harus mampu mengamati tren dalam
teknologi berikut ini :
1) Meningkatnya kecepatan perubahan; banyak produk yang saat ini
dianggap biasa, namun dibeberapa dekade tahun yang lalu produk
tersebut tidak ada contohnya faksimili, dan internet.
2) Tidak terbatasnya peluang inovasi; banyak para ilmuan yang
mengembangkan berbagai inovasi khusunya bidang bioteknologi,
komputer,

robotik,

telekomunikasi,

dan

bidang

perancang.

Tantangannya adalah bagimana menciptakan dan mengembangkan
produk dengan tidak terbatasanya peluang inovasi yang dapat dijangkau
pelanggan dengan harga yang murah.
3) Beragamnya anggaran R&D; perusahaan harus mapu secara tepat
menggunakan anggarannya untuk mengembangkan produknya baik
melalui peniruan produk kompetitornya, maupun melalui penelitian.
4) Meningkatnya

peraturan

perundang-undangan

atas

perubahan

teknologi; peran pemerintah dalam mengawasi kelayakan konsumsi
suatu produk/ jasa yang dihasilkan perusahaan sangatlah besar untuk
meyakinkan kenyamanan penggunaannya oleh masyarakat.
6. Lingkungan politik hukum, banyak keputusan pemasaran yang diatur oleh
politik dan hukum. Terkadang politik hukum itu menciptakan peluang baru
bagi bisnis, contohnya aturan daur ulang akan menciptakan banyak
perusahaan yang memproduksi barang baru dari hasil daur ulang. Hal-hal
tersebut

akan

menciptakan
17

tren

baru

yang

berhadapan

dengan

meningkatnya legalisasi bisnis dan pertumbuhan kelompok minat khusus,
yaitu :
1) Meningkatnya peraturan perundang-undangn yang mengatur dunia
bisnis; terdapat tiga tujuan utama dalam peraturan bisnis yaitu
melindungi perusahaan dari persaingan tidak sehat, melindungi
konsumen dari praktik yang tidak sehat, dan melindungi masyarakat
dari perilaku perusahaan yang tidak terkendali. Yang harus diperhatikan
dari ketiga tujuan tersebut apakah lebih besar manfaatnya ataukah
biaya?, sehingga penegak hukum harus memberlakukan peraturan yang
adil baik bagi kepentingan masyarakat umum maupun bagi perusahaan.
Perusahaan

harus

memiliki

pengetahuan

mengenai

peraturan

perundang-undangan yang melindungi masyarakat, konsumen, dan
pesaing.
2) Pertumbuhan kelompok dengan kepentingan khusus; jumlah kelompok
dengan kebutuhan khusus telah meningkat agar memberi perhatian yang
lebih besar pada hak konsumen wanita, manula, minoritas dan kaum
homo.

E. Strategi Bisnis
Statregi bisnis merupakan rencana maupun arah yang akan dituju oleh
perusahaan. Begitu pula didalam bisnis ritel memerlukan strategi bisnis berdasarkan
sasaran dan rencana strategis yang menyeluruh, berikut beberapa pernyataan yang
terdapat dalam strategi ritel menurut Utami (33:2006) :
1) Pasar sasaran (target market), yaitu segmen-segmen pasar yang direncanakan
untuk dilayani terkait dengan aktivitas memfokuskan sumber daya yang harus
disiapkan oleh ritel.
2) Format yang direncanakan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan target
pasar. Format ritel adalah gabungan ritel didasarkan pada sifat atau ciri barang
18

dan jasa yang ditawarkan, kebiakan penentuan harga, pemasangan iklan dan
program promosi, desain toko, dan lokasi khusus.
3) Dasar perencanaan ritel untuk memperoleh keunggulan bersaing yang
dipertahankan (sustainable competitive advantage). Atau keuntungan dari
persaingan yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Dari tiga pernyataan strategi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis
dalam industri ritel dapat berfokus pada pemilihan segmen target pasar serta
penentuan format ritel dan pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan
ritel untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi. Pengusaha ritel harus
selalu merencanakan dan menjalankan strategi bisnisnya untuk mencapai target yang
diharapkan, menentukan apa saja tujuan jangka panjang dan pendek untuk sales dan
profit, pangsa pasar, dan citra perusahaan.
F. Strategi Bauran Pemasaran Ritel
1. Produk
Produk merupakan penawaran fisik yang disediakan perusahaan bagi konsumen
untuk dijual. Perusahaan akan mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang
dipilih untuk produk yang dijualnya kelengkapan produk akan mempengaruhi
konsumen untuk belanja pada suatu toko ritel, konsumen tentunya telah
membawa list belanja sebelumnya sehingga bila didapati barang yang diinginkan
tidak tersedia maka konsumen akan memberikan kesan bahwa toko tersebut tidak
lengkap. Produk yang dijualpun harus berkualitas. Pelengkap produk juga harus
tersedia contohnya ketika usaha ritel menjual makanan juga tersedia minuman,
merek dijual juga harus bervariasi.
2. Harga
Harga yang ditetapkan toko ritel akan mempengaruhi presepsi konsumen
terhadap unsur lain dalam bauran ritel. Harga terkandang mencerminkan kualitas
barang bagi konsumen. Peritel umumnya menetapkan harga berdasarkan tiga
asumsi yaitu :
k. Penetapan harga dibawah harga pasar, ini biasanya dilakukan oleh peritel
dengan biaya operasional yang rendah namun menjual produk/ barangnya
dengan volume yang bessar.
19

l. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar, biasanya dilakukan oleh
peritel yang ingin memperluas pasarnya dengan meawarkan kepada
konsumen produk yang berkualitas baik, harga yang cukup, pelayanan
yang baik, dan kenyamanan dalam berbelanja.
m. Penetapan harga diatas harga, ini biasa dilakukan oleh peritel yang sudah
memiliki nama reputasi yang baik, sehingga konsumen tetap akan
berbelanja meskipun harganya diatas harga pasar.
3. Promosi
Promosi merupakan bentuk komunikasi periltel kepada konsumennya untuk
menjelaskan dan membujuk konsumen untuk membeli produknya dan
memaparkan kepada konsumen apa saja keuntungan berbelanja ketempatnya. Ada
tiga jenis promosi yang dapat digunakan oleh peritel, yaitu :
a. Ikaln, peritel dapat melakukan promosi produk dan pelayannannya
melalului berbagai media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
katalog, internet, dan media lainnya.
b. Penjualan langsung, peritel dapat melakukakan pelayanan melalui unit
kerjanya/

karyawannya

dengan

komunikasi

langsung

dengan

konsumennya baik melalui audioland maupun secara tatap muka.
c. Promosi penjualan, dapat dilakukan dengan merangsang konsumen
berbelanja melalui visualisasi pemajangan, pameran, demontrasi/
pertunjukan, dan sampling produk.
4. Pelayanan
Pelayanan ialah memberikan kepuasan dari sesuatu yang ditawarkan, adapun
pelayanan yang dapat ditawarkan dalam bauran ritel antara lain kecepatan dalam
pemajangan, kecepatan pemiringan barang, penanganan terhadap keluhan
konsumen, pelayanan pesanan melalui telepon dan pos, dan fasilitas area parkir.
5. Fasilitas Fisik
Pengusahaa ritel dapat memberikan fasilitas fisik berupa bangunan toko, desain
eksterion dan interior yang menarik, penyediaan barang, SDM yang memadai,
dan nama toko.
G. Pengertian Riset Pemasaran
Philip Kotler yang dikenal sebagai salah satu guru pemasaran dunia
mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan
20

pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi
pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.
Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki pendapatnya sendiri
mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan riset pemasaran sebagai
suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan
pengumpulan.

analisis,

dan

perangkaian

informasi

yang

bertujuan

untuk

memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan
peluang dalam proses pemasaran.
Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi
sendiri

untuk

riset

pemasaran.

American

Marketing Association

(AMA)

mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen,
pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasaran melalui informasi. Informasi ini
digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran;
merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau
kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai
sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas
pemasaran lebih efektif.
Kemudian dijelaskan oleh Lamb (2006) bahwa riset pemasaran merupakan
suatu perencanaan proses perencanaan, pengumpulan, dan analisis data yang relevan
untuk pengambilan keputusan pemasaran. Sehingga riset pemasaran adalah suat
kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menanalisis data yang yang
bersangkutan dengan berbagai macam masalah pemasaran hasil produksi. Hasil
kegiatan tersebut sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memutuskan jalan
keluar apa yang akan ditempuh guna mengatasai masalah tersebut. Oleh karena
masalah pemasaran itu dapat muncul baik pada saat perencanaan, pelaksanaan
maupun pengendalian pemasaran, maka riset pemasaran dapat membantu para
pengusaha dalam menunaikan ketiga macam tugas pokok manajemen pemasaran.
Luas kegiatan yang dilakukan dalam setiap riset pemasaran akan dipengaruhi
oleh besar kecilnya masalah pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan yang
bersangkutan. Sebuah perusahaan yang merencanakan menghasilkan produk baru
misalnya, mungkin akan menugaskan sebuah lembaga konsultan untuk mengadakan
21

riset pemasaran secara intensif dan lengkap. Bermacam-macam data seperti potensi
permintaan barang di masa lampau dan yang akan datang, selera pembeli terhadap
hasil produksi, kemungkinan subtitusi, masalah persaingan dan sebagainya akan
dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Bermacam-macam orang dari berbagai kelas
social atau daerah tempat tinggal diwawancarai. Pentingnya Riset Pemasaran Bagi
Manajemen Riset pemasaran memainkan tiga peran fungsional:
1. Fungsi deskriptif: pengumpulan dan penyajian pernyataan tentang fakta
2. Fungsi diagnostik: penjelasan tentang data atau tindakan
3. Fungsi prediktif: spesifikasi tentang bagaimana menggunakan riset deskriptif
dan diagnostik untuk memperkirakan hasil keputusan pemasaran yang
direncanakan.
Peran proaktif dari Riset Pemasaran Pemahaman sifat dasar sistem pemasaran
diperlukan untuk suatu orientasi pemasaran yang berhasil. Dengan memiliki
pengetahuan yang mendalam atas faktor yang dapat berdampak pada pasar sasaran dan
bauran pemasaran, manajemen dapat bertindak proaktif. Manajemen yang proaktif
memodifikasi bauran pemasaran agar cocok dengan pola baru yang muncul di bidang
ekonomi, sosial dan lingkungan persaingan, sedangkan manajemen yang reaktif
menunggu perubahan sampai berdampak besar terhadap perusahaan sebelum
memutuskan bertindak. Manajer proaktif selalu mencari peluang baru dalam pasar yang
selalu berubah. Mereka bukan saja meneliti pasar yang muncul namun juga mencari,
melalui perencanaan strategik, untuk mengembangkan strategi pemasaran jangka
panjang bagi perusahaan. Suatu rencana strategik memandu penggunaan sumber daya
jangka panjang berdasarkan kapabilitas internal saat ini dan proyeksinya di masa
mendatang dan pada proyaksi perubahan dalam lingkungan eksternal. Riset terapan
merupakan riset yang bertujuan untuk memecahkan masalah pragmatis dan spesifik,
pemahaman yang lebih baik mengenai pasar, penentuan mengapa suatu strategi gagal,
dan berusaha mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan manajemen.
Riset dasar merupakan riset yang dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan, dan
bukan untuk memecahkan masalah pragmatis dan spesifik

22

H. Klasifikasi Riset Pemasaran
Dalam melakukan riset pada bidang pemasaran tentunya memiliki sebuah tujuan
yang sebagai alasan kenapa kegiatan riset dilakukan atau di kerjakan, harus mempunyai
alasan yang jelas dan tepat karena riset memerlukan banyak tenaga, uang serta yang
terpenting yaitu menghabiskan waktu. riset pemasaran biasanya tujuan umumnya yaitu
untuk memperbaiki pemasaran yang ada sebelumnya. berikut beberapa macam riset
dalam pemasaran yaitu riset untuk identifikasi masalah dan juga riset untuk pemecahan
masalah semuanya dilakukan untuk memperbaiki strategi pemasaran yang ada
sebelumnya, berikut penjelasan lengkap mengenai klasifikasi riset pemasaran.

Gambar 2.1
1. Riset Identifikasi Masalah
Membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak atau belum muncul ke
permukaan, namun telah atau bakal terjadi di masa depan. Riset Identifikasi
masalah terdiri dari: riset potensi pasar, riset pangsa pasar, riset citra merk atau
perusahaan, riset karakteristik pasar, riset analisis penjualan, riset peramalan
bisnis, dan riset trend bisnis. Riset pemecahan masalah Digunakan dalam
pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah pemasaran yang lebih
spesifik.
23

Riset pemecahan masalah meliputi : riset segmentasi, riset produk, riset
penetapan harga, riset promosi, riset distribusi.
a. Riset Segmentasi
-

Menentukan dasar teori dari segmentasi

-

Analisis potensi pasar dan respon terhadap berbagai segmen

-

Pilih pasar sasaran (target market). dan analisis profil gaya hidup
(lifestyle profiles) seperti demografi, media dan kesan terhadap
karakteristik suatu produk.

b. Riset Produk
-

Konsep pengujian

-

Menentukan desain produk yang optimal

-

Pengujian kemasan

-

Modifikasi produk

-

Posisi Merek dan Pengujian Posisi

-

Pengujian pasar

-

Pengujian penempatan dalam supermarket atau departemen store.

c. Riset Harga
-

Pentingnya harga dalam pemilihan merek

-

Kebijakan mengenai harga

-

Biaya dari setiap lini produk

-

Elastisitas harga berdasarkan permintaan

-

Respon yang diakibatkan oleh perubahan harga

d. Riset Promosi
-

Anggaran promosi yang optimal

-

Keterkaitan promosi Penjualan

-

Bauran Promosi yang optimal

-

Keputusan mengenai iklan

-

Keputusan mengenai media

-

Pengujian Iklan yang kreatif

-

Evaluasi Efektivitas Iklan

e. Riset Distribusi
24

-

Menentukan tipe distribusi

-

Perilaku saluran distribusi

-

Intensitas Grosir dan cakupan retail

-

Margin Saluran Distribusi

-

Lokasi retail dan outlet grosir
Riset identifikasi masalah berfungsi untuk mengidentifikasi untuk

mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pemasaran suatu produk. Riset
identifikasi masalah dirancang untuk mengestimasi pasar potensial, pangsa
pasar, pencitraan merek atau perusahaan, karakteristik pasar, analisis penjualan,
peramalan jangka pendek, atau kecenderungan arah bisnis. Informasi berkenaan
dengan perubahan selera dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial,
budaya, dan kecenderungan perilaku konsumen bisa membantu mengidentifikasi
peluang.
Ketika suatu masalah atau peluang pemasaran telah dapat diidentifikasi,
riset penyelesaian masalah mulai dilakukan untuk mengatasi masalah yang
timbul dalam pemasaran. Riset penyelesaian masalah meliputi riset segmentasi
pasar, jenis produk, harga, promosi, dan pendistribusiannya. Riset pemasaran
adalah mata rantai komunikasi perusahaan dengan lingkungan dan dapat
membantu bagian pemasaran dalam hal perencanaan, penyelesaian masalah, dan
pengendaliannya.
2. Bentuk Penilaian Pemasaran
a. Hasil riset pelayanan tertulis
Konsumen dalam bentuk perusahaan ini dan pertukaran informasi yang ada
di mana perusahaan menjual untuk mendapatkan keuntungan.
Misalnya, media penelitian Nielsen, SAMI/Burke
b. Perusahaan yang merupakan objek penelitian
Sistem perusahaan ini berbentuk penyewaan spesifikasi dari objek dan
proyek luar. Mereka merancang study dan hasil dari apa yang telah mereka
temukan
c. Kekhususan tim peneliti perusahaan

25

Bentuk perusahaan ini biasanya menyediakan spesialisasi dari penyediaan
atau pelayanan dari riset. Sebagai contoh utama adalah tempat pelayanan
perusahaan itu sendiri di mana ini menjual seperti bentuk interelasi ke
perusahaan lain.

I. Proses Riset Pemasaran
Riset pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah yaitu :

Mendefinisikan Masalah &
Sasaran Riset

Mengembangkan Rencana Riset

Mengumpulkan Informasi
Menganalisis Informasi
Menyajikan Hasil Temuan
Membuat Keputusan
Gambar 2.2
a. Mendefinisikan Masalah dan Sasaran Riset
1) Exploratory research
26

riset pemasaran untuk mengumpulkan informasi awal yang akan
membantu dalam pendefinisian masalah dan pengusulan hipotesis
2) Descriptive research
riset pemasaran untuk menjelaskan masalah pemasaran, situasi, atau
pasar dengan lebih baik. Contoh : pasar bagi suatu produk atau
demographi
3) Causal research
riset pemasaran untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat.
b. Menyusun Rencana Riset
1. Sumber data
Mengumpulkan data primer dan data sekunder maupun keduanya. Data
sekunder adalah data sebelumnya yang dikumpulkan untuk tujuan
manapun. Data primer adalah informasi yang dikumpulkan untuk
pertama kalinya, dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
diselidiki. Teknik yang paling popular dalam pengumpulan data primer
adalah riset survey dimana seorang peneliti berinteraksi dengan orang
orang untuk memperoleh fakta, pendapat dan sikap.
2. Pendekatan riset
a. Riset observasi
Mengumpulkan data dengan mengamati para pelaku dan keadaan
yang relevan
b. Riset kelompok fokus
Kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diseleksi secara
cermat berdasarkan pertimbangan demograffik, psikografik tertentu,
atau pertimbangan lain dan bersama-sama membahas berbagai topik
kepentingan.
c. Riset survei
Pengadaan survei untuk mempelajari pengetahuan, keyakinan,
preferensi, dan kepuasan orang, serta mengukur besarnya dalam
populasi secara umum.
d. Data perilaku
27

e. Riset eksperimen
Menangkap

hubungan

sebab

akibat

dengan

menghilangkan

penjelasan yang semerawut tentang hasil pengamatan.
3. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan data-data primer maupun data-data sekunder.
4. Menganalisis Informasi
Menyaring temuan-temuan yang berguna dari data –data yang dikumpulkan.
5. Menyajikan Hasil Temuan
Penyajian temuan-temuan yang relevan dengan keputusan pemasaran utama
yang dihadapi manajemen.
6. Membuat Keputusan

J. Ciri Riset Pemasaran dan Hambatannya
1. Tujuh ciri riset pemasaran yang baik
a. Metode Ilmiah (Is Scientific)
Riset pemasaran yang efektif menggunakan prinsip-prinsip metode ilmiah;
observasi, perumusan hipotesis peramalan, dan pengujian yang serba cermat.
b. Kreativitas Riset (Is Creative)
Kebaikannya, riset pemasaran mengembangkan cara inovatif untuk
menyelesaikan masalah: sebuah perusahaan pakaian melayani remaja
meberikan kepada beberapa orang muda kamera video, yang selanjutnya
menggunakan video itu untuk kelompok-kelompok pengamatan yang
diselenggarakan di restoran dan tempat-tempat lain yang sering dikunjungi
remaja.
c. Metode Berganda (Uses multiple Methods)
Para periset pasar yang baik menghindarkan diri dari terlalu mengandalkan
metode apa saja. Mereka juga mengakui nilai penggunaan dua atau tiga
metode guna meningkatkan kepercayaan terhadap hasil.
d. Kesaling tergantungan model dan data (realizes the interpendence of models
and data)
28

Periset pemasaran yang baik mengakui bahwa data diinterpretasikan dari
model-model yang melandasi, yang memandu jenis informasi yang dicari.
e. Nilai dan biaya informasi (acknowledges the cost and value of information)
Para periset pemasaran yang baik sangat memerhatikan perkiraan nilai
informasi terhadap biayanya. Biaya umumnya mudah untuk ditentukan,
tetapi nilai riset sulit untuk dihitung. Itu tergantung pada kehandalan dan
keabsahan hasil temuan dan keinginan manajemen untuk menerima dan
bertindak berdasarkan temuan-temuan itu.
f. Skeptisisme yang sehat
Periset pemasaran yang baik menunjukkan skeptisisme yang sehat terhadap
asumsi-asumsi yang diyakini oleh para manajer namu