SEJARAH PERADABAN ISLAM khalifa docx

MAKALAH
INVASI MONGOL
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Disusun oleh :
Nama

: Dinda Distika Fajriyah

Kelas

: Biologi D

NIM

: 16620121

Kelompok

:7


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Silsilah Bangsa Mongol.............................................................................................
B. Invasi Bangsa Mongol...............................................................................................
C. Akibat Serangan Mongol dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Islam...................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
1.


BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sesungguhnya Invasi (serangan) Mongol terhadap wilayah-wilayah Islam adalah tragedi

besar yang tidak ada tandingannya. Karena dalam serangan Mongol ini, banyak umat muslim
yang menjadi korban kekejaman dari pimpinan bangsa Mongol ini. Nama pemimpinya yaitu
Hulagu Khan. Ia merupakan cucu dari Chengis Khan dan putra dari Tulli. Ia dengan semenamena membunuh dan menyiksa umat Islam tanpa melihat perempuan atau laki-laki, karena yang
namanya Islam pada masa itu harus dihancurkan bagi mereka. Serangan Mongol ini
menyebabkan kerugian umat Islam pada Dinasti Abbasiyah, karena bangunan-bangunan indah
dan perpustakaan tempat dimana pusat pemerintahan Abbasiyah harus dihancurkan. Disamping
itu, Invasi Mongol mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif dalam masyarakat islam,
yaitu membangun perasaan kaum muslimin terhadap pentingnya persatuan membuang jauh-jauh
perpecahan.
B.
1)

2)
3)
4)

Rumusan Masalah
Bagaimana silsilah bangsa Mongol ?
Apa yang menyebabkan Invasi Mongol ?
Apa saja yang dilakukan pasukan Mongol terhadap umat muslim ?
Apa saja pengaruh invasi Mongol terhadap peradaban ?

C.
1)
2)
3)
4)

Tujuan
Untuk mengetahui silsilah dari bangsa Mongol
Untuk mengetahui maksud dari Invasi Mongol
Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan bangsa Mongol

Untuk mengetahui apa saja pengaruh dari invasi Mongol terhadap peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Silsilah Bangsa Mongol
Orang-orang Mongol berasal dari Asia Tenggara, negerinya disebut Mongolia kawasan
terjauh di Cina. Mereka adalah orang Badui-Sahara. Bangsa Mongol berasal dari daerah
pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tenggara sampai ke Siberia Utara, Tibet
Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja
Khan, yang mempunyai dua putra kembar yaitu Tartar dan Mongol. Kedua putra tersebut
melahirkan dua suku bangsa besar, Tartar dan Mongol.Dalam rentang waktu yang sangat
panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, menggembala kambing dan hidup dari
hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit
binatang dengan binatang lain, baik diantara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan
Cina. Orang-orang Mongol mempunyai watak kasar, keras kepala, suka berperang, menyembah
berhala, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat
patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), yaitu
menyembah binatang dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Bangsa Mongol yang dipimpin Yesugay Khan (Yasugi Bahadur Khan) mengalami

kemajuan besar-besaran. Setelah kematian Yesugay, putranya, Timujin yang masih berumur 13
tahun tampil sebagai pemimpin. Ia memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa
Mongol dengan suku bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada
tahun 1206 M, ia mendapat gelar Chengis Khan, raja yang perkasa. Chengis Khan
menyempurnakan moral masyarakat dengan undang-undang yang dibuatnya, yakni Alyasah atau
Alyasak. Isi undang-undang terebut antara lain hukum mati bagi siapa yang berbuat perzinaan,
sengaja berbuat bohong, melaksanakan magik (sihir), memata-matai, membantu salah satu dari
dua orang yang berselisih, memberi makan atau pakaian kepada tawanan perang tanpa izin, dan
bagi yang gagal melaporkan budak belian yang melarikan diri.
B. Invasi Bangsa Mongol
Invasi Mongol ke wilayah Islam terjadi karena adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218,
yaitu ketika Gubernur Khawarizm dan para saudagar muslim membunuh para utusan Chengis.

Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan dapat menaklukan
wilayah Transoxonia yang merupakan wilayah Khawarizm tahun 1219-1220, padahal
sebelumnya mereka hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di
Samarkand yang terdapat makam Imam Bukhari seorang perawi hadis termasyur, Balkh dan
kota-kota lain yang mempunyai peradaban Islam yang tinggi di Asia Tengah tidak luput dari
penghancuran. Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan dari penguasa Khawarizm, yaitu
Sultan Ala Al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang, dan masing-masing kembali

ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian, mereka masuk ke Bukhara, Samarkand,
Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai keperbatasan Irak. Di Bukhara, mereka
mendapatkan perlawanan kembali dari Sultan Ala Al-Din, namun kali ini mereka dengan mudah
mengalahkan pasukan Khawarizm. Sultan Ala Al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran
tahun 1220 M. Ia digantikan oleh putranya, Jalal Al-Din. Jalal Al-Din berusaha meminta bantuan
kepada Khalifah Abbasiyah di Baghdad, agar dapat membendung serangan dari Mongol. Jalal
Al-Din kemudian juga melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran Attock tahun
1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan. Disetiap daerah yang dilaluinya,
pembunuhan besar-besaran terjadi, bangunan-bangunan indah dihancurkan, sehingga tidak
terbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah,
masjid-masjid, dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada kondisi fisiknya yang mulai melemah, Chengis Khan membagi wilayahnya kepada
empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tulli. Sultan Khawarizm, Jalal Al-Din
terus membendung serangan tentara Mongol, namun Sultan tidak sekuat dulu dan akhirnya
Sultan melarikan diri kedaerah pegunungan karena terdesak. Disana ia dibunuh oleh seorang
Kurdi. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizm itu
membuka jalan bagi Changatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Tulli anak dari Chengis Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah
terpecah belah dan melemah. Tuli dengan mudah menguasai Irak. Ia meninggal tahun 1256 M
dan digantikan oleh putranya Hulagu Khan. Tentara Mongol bersama Hulagu Khan yang

berkeuatan 200.000 orang tiba disalah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu’tasim, penguasa
terakhir Bani Abbas di Baghdad tidak mampu membendung tentara Hulagu Khan. Saat kritis
tersebut, Wazir Khalifah Abbasiyah mengambil kesempatan dengan menipu Khalifah, dengan
mengatakan bahwa Hulagu Khan datang dengan maksud tujuan damai dan ingin menikahkan

putrinya dengan Abu Bakri, putra khalifah tersebut. Ia menyetujuinya dan keluar bersama
beberapa orang dengan membawa hadiah untuk diserahkan pada putri Hulagu Khan. Namun
sambutan Hulagu Khan sungguh diluar dugaan khalifah, apa yang dikatakan wazir tidak benar.
Mereka semua termasuk wazir sendiri dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran.
Dengan pembunuhan yang kejam ini, berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad dan Baghdad
akhirnya dikuasai oleh Hulagu Khan. Umat islam dengan demikian dipimpin oleh Hulagu Khan.
Hulagu Khan memberi daerah kekuasaannya agar diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Hulagu
meninggal diganti oleh anaknya, Abaga yang termasuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga,
Ahmad Tegunder yang masuk islam. Karena masuk islam, Ahmad Tegunder ditantang oleh
pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Akhirnya ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang
kemudian menggantikannya menjadi raja. Arghun merupakan raja dinasti Ilkhan yang sangat
kejam terhadap umat Islam. Selain Tegunder, Mahmud Ghazan, raja yang ketujuh dan raja
selanjutnya juga pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan yang
sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan sangat besar. Ghazan mulai
memperhatikan perkembangan peradaban.


C. Akibat Serangan Mongol dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Islam
Ada dampak positif dan negatif akibat dari serangan Mongol, terutama setelah Baghdad
jatuh ketangan Mongol. Dampak negatif tentunya lebih banyak. Seperti kehancuran terjadi
dimana-mana akibat serangan Mongol dari wilayah timur hingga ke barat. Kota-kota dengan
bangunan yang indah dan perpustakaan-perpustakaan yang mengoleksi banyak buku
memperburuk situasi umat Islam dengan adanya kehancuran tersebut. Pembunuhan terjadi pada
umat Islam seperti pada masa Hulagu yang membunuh khalifah Abbasiyah dan keluarganya. Dan
pembunuhan terhadap semua umat muslim yang tidak berdosa, seperti yang dilakukan Arghun
yang membunuh Tegunder karena masuk Islam. Bangsa Mongol pada mulanya memeluk agama
nenek moyang mereka, lalu beralih memeluk agama Budha dan bersimpati kepada orang-orang
Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghentikan dakwah Islam dikalangan
Mongol. Yang lebih fatal lagi, hancurnya Baghdad sebagai pusat Dinasti Abbasiyah yang
didalamnya terdapat berbagai tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan, hilang dan lenyap
dibakar Hulagu. Suatu kerugian besar yang dampaknya masih terasa hingga kini.

Ada pula dampak positif dengan berkuasanya Dinasti Mongol ini setelah para
pemimpinnya memeluk agama Islam. Mereka dapat menerima masuknya agama Islam
disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka
waktu yang panjang. Seperti yang dilakukan Ghazan, yang menjadikan Islam sebagai agama

resmi kerajaannya, walaupun pada mulanya ia beragama Budha. Rupanya ia telah mempelajari
ajaran agama-agama sebelum menetapkan keislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk
Islam ialah pengaruh seorang menterinya, Rasyiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah. Ia
menyurauh kaum Kristen dan Yahudi untuk membayar jizyah dan memerintahkan mencetak
uang yang bercirikan Islam, melarang riba, dan menyuruh para pemimpinnya menggunakan
sorban.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Bangsa Mongol bersama pemimpinnya datang kedaerah Islam, sesungguhnya datang untuk
menghancurkan umat Islam pada saat itu, seperti Sultan Khawarizm dan Khalifah Abbas yakni
Al Mu’tasim. Invasi Mongol tersebut terhadap negara-negara Islam adalah tragedi besar yang
tidak ada tandingannya sebelum dan sesudahnya kendati sebelumnya didahului perang Salib,
apalagi melihat peristiwa hancurnya ibu kota dinasti Abbasiyah yaitu Bagdad.

B.


Saran

Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam hasil makalah yang telah dibuat. Dan masih terdapat kekurangan dalam materi
serta sumber rujukan pada makalah, sehingga kami sangat berharap kritik dan juga saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Siregar, Hidayat. 2010. Sejarah Peradaban Islam Klasik. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.