T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Pada Proses Belajar Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Kedondong ecamatan Gajah Kabupaten Demak T2 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan
2.1.1 Pengertian Pengelolaan
Manajemen atau pengelolaan menurut Hersey
dan blanchard dalam Sagala (2006: 13) merupakan
proses kerjasama melalui orang-orang atau kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi yang diterapkan
pada semua bentuk dan jenis organisasi. Manejemen
juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berkenaan

dengan

pengelolaan

proses

pendidikan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik

tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan
jangka panjang (Mulyasa, 2007: 19).
Manajemen pendidikan yang juga sering disebut
dengan administrasi pendidikan, yaitu segenap proses
usaha pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu,
baik

individual,

berkaitan

dengan

spiritual

maupun

pencapaian

material,


tujuan

yang

pendidikan.

Dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha
orang-orang yang terlibat di dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan itu terintegrasi, terorganisasi dan
terkoordinasi
prasarana

secara efektif, dan semua sarana dan
yang

ada, dapat dimanfaatkan secara

efektif (Purwanto, 2006: 3-4).
Dengan dasar dari pendapat- pendapat di atas,

maka dapat dibuat kesimpulan bahwa manajemen atau
pengelolaan merupakan proses pendayagunaan sumber
daya sekolah dengan beberapa kegiatan yaitu planning,

9

organising, penggerakan dan pengendalian secara lebih
efektif dan efisien.

2.1.2 Fungsi Manajemen Pengelolaan
a.

Perencanaan
Setiap program ataupun konseps memerlukan

perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Perencanaan adalah suatu cara menghampiri suatu
masalah. Dalam penghampiran masalah itu, Perencana
berbuat merumuskan apa saja yang akan dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya (Purwanto, 2006: 15).

Sa’ud

dan

Makmun

(2007:

3)

mengatakan

perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan
terjadi (peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya)
dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, revisi
eksistensifikasi,

renovasi,


substitusi,

kreasi,

dan

sebagainya).
Uno
merupakan

(2008:

2)

suatu

cara

mengatakan
yang


perencanaan

memuaskan

untuk

membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan berbagai langkah yang antisipatif guna untuk
memperkecil
kegiatan

kesenjangan

tersebut

yang

mencapai


terjadi

tujuan

sehingga

yang

telah

ditetapkan.

b.

Pengorganisasian
Purwanto

pengorganisasian

(2006:16)

adalah

mendefinisikan
merupakan

suatu
aktivitas

menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja
antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan
dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

10

Dalam menjalankan suatu organisasi, maka harus ada
pembagian tugas, wewenang, dan tanggug jawab secara
rinci menurut bidangnya dan bagiannya, sehingga
terciptalah adanya hubungan dan kerjasama yang
harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.


c.

Pengarahan
Suharsimi Arikunto (1988) dalam Suryosubroto

(2004:

25)

memberikan

difinisi

pengarahan

sebagai suatu penjelasan, petunjuk, serta

yaitu


masukan

dan bimbingan terhadap para petugas yang terkait,
baik secara struktural maupun fungsional agar dalam
pelaksanaan

tugas

dapat berjalan

dengan

lancar.

Pengarahan dapat juga diartikan sebagai suatu usaha
untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat
berjalan seperti yang dikehendaki.

d.


Pengendalian
Pengelolaan

yang

baik,

tentu

memerlukan

pengendalian yang efektif. Pengendalian diperlukan
untuk memastikan

bahwa

aktivitas

atau

kegiatan

berjalan sesuai dengan yang direncanakan ( TIM, 2004:
14). Perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi
yang berpasangan, artinya pengendalian yang baik
memerlukan perencanaan, dan perencanaan yang baik
memerlukan pengendalian.

2.2 Pengelolaan Supervisi Akademik
2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik
11

Supervisi

Akademik

merupakan

usaha

yang

sifatnya membantu atau melayani guru agar ia dapat
memperbaiki,

mengembangkan,

dan

bahkan

meningkatkan Proses Belajar Mengajar, serta dapat
pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif
dan efisien demi mencapai tujuan pendidikan dan
meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini seperti yang
dikemukakan

oleh

(Purwanto,

2006:76-79)

bahwa

bantuan atau pelayanan yang diberikan oleh kepala
sekolah yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan
dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan
pembelajaran yang terdiri dari

penyusunan rencana

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
prestasi belajar. Supervisi akademik bukan hanya
dapat membantu guru dalam memahami pendidikan
dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi
juga membantu guru dalam memahami keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana kegiatan belajar mengajar secara
tepat (Arikunto, 2009: 12).
Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik
diberi pengertian sebagai serangkaian usaha pemberian
bantuan

kepada

guru

dalam

bentuk

layanan

profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala
sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.

2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan Supervisi Akademik Aqib dan Rohmanto (
2007: 190-191 ) adalah memberikan layanan dan

12

bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
di kelas yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kualitas belajar siswa. Bukan saja untuk memperbaiki
kemampuan

mengajar

tetapi

pengembangan

potensi dan

juga

kualitas

untuk

guru.

Dalam

penjabarannya adalah sebagai berikut.
1)

Mengembangkan kurikulum yang sedang
digunakan di sekolah,

2)

Meningkatkan

mutu

proses

Kegiatan

Belajar Mengajar di sekolah dan,
3)

Mengembangkan kemampuan seluruh staf
di sekolah.
Agar

tujuan

dan

maksud

supervisi

akademik dapat tercapai, maka perlu diketahui tentang
sasaran supervisi. Sasaran supervisi akademik adalah
guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar,

meliputi

materi

pokok

dalam

proses

pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan
metode

pembelajaran, penggunaan alat peraga dan

media informasi pembelajaran, menilai kegiatan dan
penilaian

hasil

kegiatan

belajar

mengajar

serta

penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, pengelolaan
supervisi akademik harus diperhatikan dengan baik.
Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

supervisi
konsep

akademik

yang

meliputi

supervisi akademik;

(1)

Memahami

(2) membuat rencana

program supervisi akademik; (3) menerapkan teknikteknik supervisi akademik; (4) menerapkan supervisi
klinis;(5)

Melaksanakan

tindak

lanjut

supervisi

akademik.

13

2.2.3 Proses pengelolaan Supervisi
Proses
pembelajaran

pengelolaan
tersebut

supervisi

dapat

akademik

dijabarkan

sebagai

berikut.

1.

Perencanaan

Program

Supervisi

Akademik

Pembelajaran
Perencanaan

merupakan

salah

satu

syarat

mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi
setiap

kegiatan,

kelompok. Tanpa

baik

secara

individual

maupun

planning yang baik, pelaksanaan

suatu kegiatan akan terjadi kesulitan/ hambatan dan
bahkan mungkin kegagalan (Purwanto, 2006 : 106107). Supervisi akademik harus direncanakan dengan
baik, rapi dan terstruktur. Perencanaan dimulai dari
pertemuan awal, observasi kelas, wawancara hingga
diskusi dan tindak lanjutnya. Perencanaan ini meliputi
tujuan, waktu, tempat, instrument dan sebagainya
yang diperlukan demi kelancaran proses supervisi.
Perencanaan

sangat

berpengaruh

terhadap

hasil

supervisi, oleh karena itu perencanaan yang matang
merupakan awal keberhasilan (Hartoyo, 2006:93).
Supervisi Akademik harus direncanakan dengan
baik, dan terstruktur. Perencanaan program supervisi
akademik pembelajaran adalah penyusunan dokumen
perencanaan
membantu

pemantauan
guru

serangkaian

untuk

kegiatan

mengembangkan

kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan
yang rinci dan disusun bersama antara pengawas dan
kepala sekolah ini dimaksudkan untuk menciptakan

14

koordinasi

antara

keduanya

sehingga

pelaksanaa

supervisi tidak tumpang tindih (Arikunto, 2009:95-96).
Kegunaan dari perencanaan program supervisi
akademik adalah sebagai berikut :
1)sebagai

acuan

dalam

pelaksanaan

dan

pengawasan supervisi akademik,
2)untuk
warga

menyamakan
sekolah

persepsi

tentang

bagi

seluruh

program

supervisi

serta

keefektifan

daya

sekolah

akademik, dan
3)penjamin

penghematan

penggunaan

sumber

(tenaga, waktu dan biaya).
Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan
melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan
instrumen supervisi,

sesuai dengan tujuan, sasaran,

objek , metode, teknik dan pendekatan yang telah
direncanakan.

Perencanaan

supervisi

akademik

di

Sekolah Dasar Negeri Kedondong 1 Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak dilakukan dengan mendata lengkap
nama

guru, mencatat bahwa

kegiatan

tahunan,

bulanan

kegiatan ini adalah

dan

mingguan,

serta

membuat jadwal kunjungan.

2.

Pelaksanaan Teknik Supervisi Pembelajaran
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah

melaksanakan

supervisi

akademik.

Untuk

melaksanakan supervisi akademik diperlukan keahlian
ketrampilan konseptual, interpersonal dan teknikal
(Glickman, at al; 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala
Sekolah harus mampu
berupa

kemampuan

memiliki ketrampilan teknikal
menerapkan

teknik-teknik

15

Supervisi Akademik yang tepat dalam melaksanakan
supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik
meliputi dua macam, yaitu : individual dan kelompok
(Gwyn, 1961).
Pelaksanaan

teknik

supervisi

dengan

sistem

individual terdiri dari:

1) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas artinya kepala sekolah datang
langsung kekelas pada saat guru mengajar untuk
melihat kelemahan dan kelebihan guru tersebut dalam
mengajar,

sehingga

jika

ada

yang

kurang

bisa

diperbaiki. Tahap pelaksanaan kunjungan kelas adalah
dengan perencanaan tentang waktu, sasaran dan cara
mengobservasi

selama

kunjungan

kelas.

Tahap

pelaksanaan adalah melihat langsung jalannya proses
kegiatan

belajar

kunjungan

mengajar

adalah

di

kepala

kelas,

Tahap

sekolah

akhir

membuat

kesepakatan dengan guru untuk melakukan pertemuan
kembali dalam membahas hasil observasi ini. Tahap
akhir adalah tahap tindak lanjut.

2) Pertemuan Individual
Pertemuan individual artinya pertemuan yang
dilakukan oleh kepala sekolah langsung kepada guru
tujuannya untuk mengembangkan profesional guru
dalam perangkat pembelajaran, kemampuan dalam
mengajar

dan

memperbaiki

kelemahan

dan

kekurangan pada diri guru.

16

3) Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas berarti guru mengunjungi
guru

lain

pada

waktu

proses

berlangsung, Tujuannya yaitu

pembelajaran

berbagi pengalaman

dalam pembelajaran.

4) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri artinya yaitu guru melakukan
penilaian

diri

penyusunan

terhadap

perangkat

dirinya
kegitan

sendiri
belajar

tentang
mengajar,

pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar

yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif, penilaian dan analisis
hasil

test

serta

kemampuan

membuat

dan

melaksanakan remidial dan pengayaan
Pelaksanaan Teknik supervisi akademik dengan
teknik

kelompok

adalah

Salah

satu

cara

yang

digunakan oleh Kepala sekolah untuk melaksanakan
supervisi dua
disupervisi

guru

atau

berdasarkan

kemampuan
berdasarkan

lebih.

hasil

kinerjanya,
kebutuhan

Guru

yang akan

analisis

kebutuhan,

dan
guru.

dikelompokkan
Selanjutnya

guru

diberikan layanan supervisi akademik yang sesuai
dengan

permasalahan

atau

kebutuhan.

Menurut

(Purwanto, 2006) menyatakan bahwa dalam teknik
supervisi

kelompok,

dilaksanakan
laboratorium

yaitu
dan

ada

13

teknik

kepanitiaan,

kurikulum,

yang

dapat

kerja

kelompok,

membaca

terpimpin,

kuliah/ studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi
profesional,buletin supervisi,demonstrasi pembelajaran,
Darmawisata, Pertemuan Guru dan Lokakarya.

17

Berdasarkan

uraian

di atas

bahwa

dalam

melaksanakan supervisi terdapat dua teknik yang bisa
dilakukan yaitu teknik individual dan teknik kelompok.
Sekolah tidak bisa melakukan supervisi akademik
secara bersamaan. Oleh sebab itu, seorang kepala
sekolah harus mampu menentukan teknik-teknik yang
mampu membina keterampilan Proses Belajar Mengajar
guru.

Untuk

menetapkan

teknik-teknik

supervisi

akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala
sekolah, selain harus memahami aspek atau bidang
ketrampilan yang akan dibina, juga harus memahami
karakteristik / sifat atau kepribadian guru sehingga
teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru
yang

sedang

dibina

melalui

supervisi

akademik.

Adapun menurut Mulyasa ( 2003, 160-162) teknik
supervisi yang banyak digunakan selama ini adalah
kunjungan

kelas

dan

observasi

kelas,

diskusi

perorangan, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
dan perpustakaan profesional.
Sekolah Dasar Negeri Kedondong 1 Kecamatan
Gajah

Kabupaten

Demak

melaksanakan

teknik

supervsi kunjungan kelas dan pertemuan guru sebagai
salah satu teknik yang digunakan kepala sekolah
dalam usaha mengembangkan profesional guru dalam
mengajar.

3.

Evaluasi Supervisi Akademik
Tahap selanjutnya

adalah

menganalisis

hasil

pelaksanaan supervisi akademik untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi

18

sebagai

acuan

ataupun

dalam

motivasi,

memberikan

umpan

penyempurnaan

balik

instrumen

pembelajaran , dan tindak lanjut. Mengidentifikasi dari
beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah
disupervisi.
Beberapa hal yang harus dianalisa, ialah :
a.

Perencanaan

pembelajaran,

yang

meliputi

dokumen perangkat pembelajaran.
b.

Pelaksanaan pembelajaran.
Penilaian hasil pembelajaran.
Buatlah rangkuman/kesimpulan hasil analisis

supervisi saudara terhadap perangkat kegiatan belajar
mengajar,

proses

kegiatan

belajar

mengajar,

dan

penilaian kegiatan belajar mengajar secara rapi dan
baik untuk dievaluasi dan diberikan umpan balik.
Buatlah laporan hasil analisis dan penilaian Saudara
dalam bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah
pelaksanaan supervisi akademik dan rekapitulasi hasil
pelaksanaan supervisi akademik (Hidayat, 2014: 2).

4.

Umpan balik supervisi
Hasil

supervisi

perlu

ditindaklanjuti

agar

memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan
dapat sesuai keinginan

masyarakat maupun orang-

orang yang berkepentingan . Tindak lanjut tersebut
adalah berupa : Motivasi atau penghargaan diberikan
kepada

guru

pembinaan/

yang

telah

pengarahan

yang

memenuhi
bersifat

standar,
pembinaan

diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar

19

dan

guru

diberi

kesempatan

untuk

mengikuti

pelatihan/ penataran Iebih lanjut.
Menurut Hasan (2002: 93) Langkah tindak
lanjut dilakukan melalui proses dialogis antara kepala
sekolah dengan yang disupervisi untuk mendiskusikan
langkah perbaikan atas kekurangan dan kelemahan
yang dialami guru dalam proses Belajar Mengajar.
Dialog tersebut dilakukan secara kekeluargaan dan
bersifat

kemitraan

sehingga

terjadi

proses

yang

terbuka, manusiawi dan saling menghormati untuk
bersama-sama dalam mencari solusi terbaik dalam
upaya peningkatan mutu proses pembelajaran yang
pada akhirnya prestasi peserta didik dapat meningkat.
Pidarta (2009: 107) menyatakan bahwa untuk kasuskasus

atau

kelemahan-kelemahan

kecil

yang

membutuhkan diskusi setelah supervisi selesai dibawa
ke pertemuan balikan. Karena jumlah kasus atau guru
yang disupervisi lebih dari satu dalam satuan waktu
tertentu maka pertemuan balikan dilakukan secara
bergantian. Diskusi pada pertemuan balikan perlu
mempertimbangkan kemampuan guru, pribadi, watak,
dan sifat-sifat guru lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka fungsi balikan
dalam

pelaksanan

mengkomunikasikan

hasil

supervisi
supervisi

kepada

adalah
guru

sebagai feedback atau umpan balik untuk memperbaiki
kekurangan dengan tindaklanjutnya. Dengan adanya
umpan balik
mempengaruhi
Mengajar

diharapkan dapat membantu guru dan
terjadinya

proses

Kegiatan

Belajar

yang diinginkan ( umpan balik motivasi ).

Dengan adanya umpan balik tersebut diharapkan ada

20

perbaikan

proses

pembelajaran

dan

meningkatnya

mutu pembelajaran yaitu dengan tercapainya tingkat
pelayanan

siswa

pada

proses

pembelajaran

dan

meningkatnya perolehan hasil belajar.

2.3

Penelitian Yang Relevan
Ryan dan Gottfried (2012) dalam penelitiannya

yang

berjudul



Elementary

Supervision

and

the

Supervisor: Teacher Attitudes and Inclusive Education ”,

menunjukkan

bahwa

seorang

supervisor

harus

mengetahui kondisi dari setiap orang atau individu
yang akan disupervisi agar kegiatan supervisi tersebut
dapat

berjalan

dengan

lancar.

Sehingga

dalam

pelaksanaan supervisi diperlukan adanya dukungan
dari semua komponen sekolah seperti kepala sekolah,
guru agar kegiatan supervisi dapat berjalan dengan
baik dan memperoleh hasil yang maksimal.
Sharma, Yusof, Kannan dan Baba (2011)

dalam

penelitiannya yang berjudul “Concerns of Teachers and
Principals on Instructional Supervision in Three Asian
Countries”,

membahas

tentang

sifat

pengawasan

pembelajaran yang dilakukan di sekolah di tiga Negara
di Asia yaitu India, Malaysia, dan Thailand. Penelitian
ini

menggunakan

menggunakan

metode

kuesioner

penelitian

menunjukkan

supervisi

dilakukan

memberikan
supervisi

manfaat

kualititaif

dan
bahwa

wawancara.
pengawasan

oleh

kepala

bagi

guru

pembelajaran.

Dalam

dengan

sekolah
melalui

kegiatan

Hasil
atau
yang

kegiatan
supervisi

21

harus melibatkan guru, kepala sekolah, guru mata
pelajaran agar kegiatan supervisi dapat berjalan lancar.
Zulkifli Dalimunthe (2008) dalam

penelitiannya

yang berjudul “Model Pendampingan Kepala Sekolah
Dalam Melakukan Supervisi Akademik di Sekolah
Dasar Negeri 060915 Medan Sunggal”, menunjukkan
bahwa Supervisi Akademik Model pendampingan oleh
Pengawas bersama dengan Kepala Sekolah dilakukan
secara terus menerus.Hal ini akan tercipta
edukatif, komunikasi yang positif

interaksi

sesuai dengan

keinginan dan harapan kepala sekolah. Pendampingan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan
disain PTK model siklus oleh Kemmis dan Taggart.
Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang
dilakukan

yaitu : rencana , tindakan, pemantau,

refleksi dan evaluasi.

Hasil evaluasi pada siklus I

ternyata pelaksanaan supervisi
belum

oleh kepala sekolah

masuk kategori baik. Siklus II dan siklus III,

kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan
metode pendampingan. Hasil Supervisi menunjukkan
bahwa dengan model pendampingan, tehnik ini dapat
meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan
supervisi akademik.
Murat dan Sibel (2010) dalam penelitiannya
yang berjudul “English Language Teachers’ Perceptions
Of

Educational

Supervision

Professional Development:

In

Relation

To

Their

A Case Study Of Northern

Cyprus”. Penelitian ini menghasilkan bahwa persepsi

guru tentang supervisi pendidikan berhubungan secara
langsung dengan perkembangan profesionalisme guru
yang

bersangkutan.

Maksudnya

adalah

dengan

22

dilaksanakannya supervisi pendidikan, guru berharap
terdapat hasil yang positif yang dapat membantu dalam
meningkatkan profesionalisme.
Wiyono

(2014)

dalam

penelitiannya

yang

berjudul “Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas
Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan
Pringkuku Kabupaten Pacitan”, menunjukkan bahwa:
(1) Pelaksanaan pengawasan peraturan mengajar di
sekolah-sekolah di
dalam

tiga

tahap,

Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan
pengawasan

pengawas

sekolah

didasarkan pada kolaborasi dengan kepala sekolah;
Permasalahan yang dihadapi oleh pengawas sekolah
mengawasi status peringkat, senioritas dan temansejawat

(2)

Implikasi

dari

efektivitas

pengawasan

peraturan sekolah pada pengajaran sekolah tingkat
kesiapan sekolah, sekolah adalah persepsi yang sangat
positif

bahwa

pengawas

memberikan

bantuan,

bimbingan, arahan dan pengalaman guru terhadap
profesionalisme dan sangat sedikit persepsi negatif,
keberhasilan yang dicapai setelah pengawasan adalah
adanya pembangunan fisik menjadi lebih baik.

2.4 Kerangka Berfikir
Berdasarkan
berfikir

dalam

uraian

penelitian

di atas
ini

maka

adalah

kerangka

pengelolaan

supervisi akademik oleh kepala sekolah di Sekolah
Dasar

Negeri

Kedondong

1

Kecamatan

Gajah

Kabupaten Demak. Pengelolaan tersebut dilakukan
dengan sebuah perencanaan yang terstruktur agar
pelaksanaan supervisi lebih terarah dan terfokus pada

23

masalah penelitian. Masalah yang dialami guru pada
saat pembelajaran baik kesulitan atas metode, media
dan

pengembangana

perangkat

pembelajaran

menjadikan dasar pelaksanaan supervisi akademik.
Pada pelaksanaan supervisi akademik, kepala
sekolah menerapkan beberapa teknik supervisi baik
berupa

diskusi

kunjungan

bersama

guru,

ataupun

ke kelas. Pelaksanaan

berupa

supervisi harus

disurvei lebih lanjut dengan sebuah evaluasi yang
dilakukan

kepala

sekolah.

Pelaksanaan

evaluasi

dilakukan setelah semua teknik supervisi dilakukan
dan dikumpulkan hasilnya. Hasil juga bisa dilihat
perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan
prestasi non akademik yang lain.
Umpan balik dilakukan setelah evaluasi, langkah
ini sangat jarang dilakukan oleh kepala sekolah, ratarata

mereka

berhenti pada

sebuah

evaluasi saja.

Umpan balik dapat berupa pengarahan atau masukan
dan motivasi. Masukan diberikan untuk mengubah
kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran
yang

langsung

pembelajaran.

disampaikan

Umpan

setelah

supervisi

balik yang berupa

motivasi

digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih
baik

dengan

memberikan

penghargaan

bagi

yang

berprestasi dalam pembelajaran.
Dengan uraian tersebut di atas maka dapat
digambarkan kerangka berfikir penelitian ini adalah
sebagai berikut :

24

Umpan balik

Perencanaan

Pelaksanaan

Supervisi

Evaluasi

motivasi

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

25

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45