T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di SDN Ngampon yang beralamatkan di Desa
Ngampon, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Guru dan staff di SDN
Ngampon berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1
guru olahraga, 1 guru agama Islam dan 1 penjaga sekolah.
SDN Ngampon memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru sekaligus sebagai
ruang kepala sekolah, 1 ruang tamu, 1 musholla, 1 perpustakaan, 4 buah kamar
kecil untuk siswa dan guru, dan mempunyai 2 halaman luas yang terdapat di
depan dan di belakang sekolah. Saat ini jumlah keseluruhan siswa yang ada di
SDN Ngampon adalah 124 siswa.
Penelitian ini dilakukan pada semester II pada tahun pelajaran 2017 / 2018.
Subjek penelitian adalah kelas 5 yang berjumlah 27 orang yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti sebelumnya melakukan
observasi untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA dan diskusi
dengan guru kelas ditemukan beberapa permasalahan yaitu di dalam mengajar
guru masih menggunakan model konvensional, guru kurang memanfaatkan media

yang sesuai dengan materi pelajaran dan hanya bergantung pada buku teks dan
buku pegangan guru, siswa kurang aktif saat kegiatan diskusi dan kurang antusias
saat guru mengajukan pertanyaan, siswa berbicara dengan teman sebangku saat
guru mejelaskan di depan, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,
siswa mudah bosan dan jenuh saat mengikuti pembelajaran.
Permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minumal (KKM) yang telah ditetapkan di
SDN Ngampon yaitu ≥70. Hal ini dapat dilihat dari dokumentasi yang diperoleh
dari guru kelas pada nilai ulangan harian IPA semester II tahun pelajaran 2017 /
2018 dari materi sebelum diadakannya penelitian. Menurut Sugiono (2011: 3642

43

37), data yang disederhanakan dalam Tabel distribusi frekuensi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Range

= Max – Min
= (88-44) = 44


Kelas

= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 4,7235
= 5,7235 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Interval

=
=

�����
�����

44
6

=7


Data hasil belajar IPA kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5
SDN Ngampon Pada Kondisi Awal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nilai
40-46
47-53
54-60
61-67
68-74
75-81

82-88
Jumlah

Frekuensi
2
2
1
2
11
5
4
27

Persentase (%)
7,40
7,40
3,70
7,40
40,75
18,53

14,82
100

Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa
kelas 5 SDN Ngampon dapat dikatakan masih rendah, hal ini dapat dilihat
banyaknya siswa yang belum tuntas karena belum mencapai KKM yang
ditentukan yaitu 70. Dari tabel 4.1 dapat diketahui perolehan nilai siswa pada
rentang 40-46 sejumlah 2 siswa dengan persentase 7,40% dari jumlah
keseluruhan, siswa yang mendapat rentang nilai 47-53 sejumlah 2 siswa dengan
persentase 7,40% dari jumlah keseluruhan, siswa yang mendapat rentang nilai 54-

44

60 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,70% dari jumlah keseluruhan, siswa
yang mendapat rentang nilai 61-67 sejumlah 2 siswa dengan persentase 7,40%
dari jumlah keseluruhan, siswa yang mendapat rentang nilai 68-74 sejumlah 11
siswa dengan persentase 40,75% dari jumlah keseluruhan, siswa yang mendapat
rentang nilai 75-81 sejumlah 5 siswa dengan persentase 18,53% dari jumlah
keseluruhan keseluruhan dan siswa yang mendapat rentang nilai 82-88 sejumlah 4
siswa dengan persentase 14,82% dari jumlah keselutruhan. Dari daftar nilai pada

kondisi awal nilai tertinggi adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 44. Hasil
belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon pada kondisi awal dapat dilihat pada
lampiran 1. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan melalui diagram sebagai
berikut:

12
Jumlah Siswa

10
8
6
4
2
0
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88
Rentang Skor

Diagram 4.1
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5
SDN Ngampon pada Kondisi Awal

Berdasarkan KKM yang telah di tentukan pada mata pelajaran IPA yaitu
≥70 data hasil perolehan nilai pada kondisi awal dapat disajikan pada tabel 4.2
berikut ini:

45

Tabel 4.2
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Pada Kondisi Awal
No

Ketuntasan

Nilai

Frekuensi

Persentase (%)

1


Tuntas

≥ 70

13

48

2

Belum Tuntas

< 70

14

52

27


100

Jumlah
Rata-rata

69

Nilai tertinggi

88

Nilai Terendah

44

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas KKM dalam
mata pelajaran IPA berjumlah 14 siswa dengan persentase 52% dari total
keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang tuntas sesuai KKM berjumlah 13 siswa
dengan persentase 48% dari total ketseluruhan siswa. Berdasarkan hasil tabel 4.2

dapat dilihat pada diagram berikut ini:

52%

48%

Tuntas
Belum Tuntas

Diagram 4.2
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas 5 SDN Ngampon Pada Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai
ulangan harian materi sebelum melakukan penelitian, maka perlu dilakukan

46

perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA melalui
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan

siklus II.
4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
a.

Pertemuan Pertama
Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung

pembelajaran

seperti

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

yang

menggunakan model PBL pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat
cahaya. RPP disusun dengan masukan-masukan dari dosen pembimbing yang
meliputi langkah-langkah pembelajaran menggunakan model PBL. Guru kelas 5
sebagai guru kolaborator juga memberikan masukan mengenai indikator dan
materi yang akan diajarkan. Adapun indikator yang dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) menyebutkan sumber-sumber cahaya dilingkungan
sekitar, (2) menjelaskan sifat-sifat cahaya, (3) mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
dapat merambat lurus, (4) menunjukkan perbedaan benda yang dapat ditembus
oleh cahaya dan benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya.
Peneliti juga menyiapkan materi dan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar observasi guru, lembar
observasi siswa, serta penghargaan. Setelah itu peneliti dan guru kolaborator
menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan pertama siklus I
yaitu pada hari Selasa tanggal 11 April 2017 pukul 07.00-08.10.
b.

Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua peneliti juga menyusun RPP menggunakan model

pembelajaran PBL pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
dengan materi pelajaran lanjutan dari pertemuan pertama. Indikator pada
pertemuan kedua ini adalah menjelaskan pemantulan cahaya dalam kehidupan
sehari-hari. RPP juga disusun dengan masukan dosen pembimbing dan guru kelas
5 sebagai guru kolaborator.

47

Setelah menyusun RPP peneliti juga menyiapkan media yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan daftar
presensi siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada saat
pelaksanaan model pembelajaran PBL. Peneliti juga menetukan waktu
pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan kedua yaitu pada hari Rabu tanggal 12
April 2017 pukul 07.00-08.10.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi dan

lembar jawaban yang akan dikerjakan pada akhir pertemuan yaitu pertemuan
ketiga untuk mengukur hasil belajar siswa. Pembuatan soal evaluasi sesuai dengan
indikator-indikator yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Selain itu
juga mempersiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL dan menentukan
waktu pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan ketiga yaitu pada hari Kamis
tanggal 13 April 2017 pukul 09.00-09.35.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
a.

Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal

11 April 2017 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik
Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Sebelum pembelajaran di mulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa
lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan
bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek
kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku
pelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan
mengajak siswa untuk menebak apa yang akan terjadi jika suatu tempat tersinari
matahari, memberikan pertanyaan pada siswa: “ apa yang terjadi jika ibu guru

48

mematikan lampu yang berada diruangan kelas?” Semua siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru sehingga membuat suasana di kelas menjadi
gaduh dan kurang kondusif. Untuk mengatasinya guru meminta siswa untuk
mengangkat tangan jika siswa akan mengemukakan pendapatnya secara
bergantian. Seorang siswa menjawab” akan gelap bu jika lampu ruangan
dimatikan”. Nah hari ini kita akan belajar tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap
elaborasi dan tahap konfirmasi. Di tahap eksplorasi guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “ anak-anak benda apa saja yang
bisa mengeluarkan sinar cahaya?” semua siswa menjawab dengan antusias dan
menimbulkan keramaian, lalu guru menunjuk seorang siswa untuk menjawab
“sinar matahari bu,” iya apalagi selain itu “lampu, senter bu” nah kalian kan sudah
tahu benda yang bisa mengeluarkan sinar cahaya, berarti yang termasuk sumber
cahaya adalah mathari, lampu, senter dan sebagainya.
Pada tahap elaborasi guru menjelaskan pokok-pokok materi yaitu tentang
cahaya dan sifat-sifat cahaya. Setelah itu guru dan siswa melakukan tanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok
yang masing-masing siswa beranggotakan 5-6 siswa dengan cara berhitung.
Kemudian guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok. Guru
membagikan lembar kerja dan media alat peraga pada masing-masing kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan dua lembar kerja yang harus didiskusikan dengan
anggota kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah
sesuai dengan soal yang sudah dibagikan. Guru membimbing siswa melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus dan
pembuktian bahwa cahaya dapat menembus benda bening, dengan cara mengikuti
langkah-langkah yang sudah ada di lembar kerja. Dalam kegiatan ini beberapa
siswa masih gaduh dan memainkan alat-alat yang seharusnya digunakan untuk
melakukan percobaan. Setelah semua kegiatan selesai masing-masing kelompok
mencatat hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan.

49

Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk maju
kedepan mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok yang lain
menanggapi hasil yang telah dibacakan di depan kelas. Guru memberikan
penegasan mana materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum tepat.
Pada kegiatan penutup guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti
pembelajaran hari ini “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Apakah
menyenangkah atau tidak?” lalu siswa menjawab “menyenangkan Bu”. Siswa
dengan bantuan guru membuat kesimpulan pada kegiatan hari ini. Guru
memberikan tindak lanjut yaitu tugas rumah pada siswa dan meminta siswa untuk
mempelajari materi pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan mempersilahkan anak-anak untuk istirahat.
b.

Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12

April 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik
Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Sebelum pembelajaran di mulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa
lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan
bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek
kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku
pelajaran yang akan digunakan. Setelah itu, guru memotivasi siswa untuk
memperhatikan pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya guru
melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa apa yang dipelajari pada
pertemuan kemarin. Guru memberikan pertanyaan lanjutan “anak-anak bagaimana
jika cahaya senter ibu arahkan ke kertas, apa yang terjadi?” kemudian siswa
menjawab “tidak memantul bu”. Nah kita hari ini akan belajar mengenai sifat-sifat
cahaya dapat dipantulkan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan di capai hari ini.

50

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap
elaborasi dan tahap konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “nah tadi kan kita
suda tahu kalau cahaya senter jika di arahkan ke kertas tidak dapat memantul,
coba sekarang kalau cahaya senter diarahkan ke cermin, apa yang terjadi?”
selanjutnya guru memberikan pertanyaan lanjutan “bagaimana jika Ibu bercermin
di cermin datar? Apa yang terjadi?” siswa terlihat semangat mengikuti pelajaran
hari ini dengan antusias cepat-cepat ingin menjawab. Tetapi, Ibu guru meminta
untuk tenang dan untuk memjawab pertanyaan tadi guru mengajak siswa untuk
melakukan kegiatan percobaan.
Pada tahap elaborasi guru mengajak siswa untuk belajar secara kelompok.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 5-6 siswa. Siswa diminta untuk duduk sesuai kelompoknya.
Setelah itu guru membagikan media alat yang digunakan dan lembar kerja yang
didiskusikan dengan kelompoknya. Guru membimbing siswa untuk memecahkan
masalah. Guru membimbing siswa melakukan percobaan, dengan cara mengikuti
langkah-langkah yang sudah ada di lembar kerja. Dalam kegiatan ini beberapa
siswa masih gaduh dan memainkan alat-alat yang seharusnya digunakan untuk
melakukan percobaan. Setelah semua kegiatan selesai masing-masing kelompok
mencatat hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan.
Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas, sedangkan kelompok yang
lain menanggapi hasil yang telah dibacakan di depan kelas. Guru memberikan
penegasan mana materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum tepat.
Pada kegiatan penutup guru menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti
pembelajaran hari ini “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Apakah
menyenangkah atau tidak?” lalu siswa menjawab “menyenangkan Bu”. Siswa
dengan bantuan guru membuat kesimpulan pada kegiatan hari ini. Guru
memberikan tindak lanjut “anak-anak untuk pertemuan berikutnya akan
mengerjakan soal-soal evaluasi jadi dirumah harus belajar”. Guru mengakhiri

51

pelajaran dengan mengucapkan salam dan mempersilahkan anak-anak untuk
istirahat.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13

April 2017 pada pukul 09.00-09.35 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik
Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek
kehadiran siswa dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang akan
digunakan. Guru menjelaskan cara mengerjakan soal kepada siswa dengan
memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang di anggap benar.
Pada kegiatan inti guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. Setelah itu,
siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Guru membimbing
siswa jika ada soal yang kurang jelas dan jika ada soal yang ditanyakan.
Pada kegiatan penutup siswa mengumpulkan jawaban kepada guru ke depan
kelas. Selanjutnya meminta siswa untuk duduk ditempat masing-masing untuk
memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan melanjutkan materi tentang
pembiasan cahaya dan cara kerja pembuatan periskop sederhana. Guru menutup
pelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon diperoleh
melalui pelaksanan tes evaluasi diakhir siklus pada pertemuan ketiga siklus I
setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berikut disajikan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon dengan Kompetensi
Dasar (KD) 6.1 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya dapat dilihat pada tabel berikut:

52

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus I
Siswa Kelas 5 SDN Ngampon
Semester II/2016-2017
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
40-46
1
3,70
47-53
2
7,40
54-60
2
7,40
61-67
5
18,53
68-74
6
22,22
75-81
4
14,82
82-88
5
18,53
89-95
1
3,70
96-102
1
3,70
Jumlah
27
100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN
Ngampon pada siklus I mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang belum tuntas jumlahnya berkurang menjadi 11 siswa.
Siswa yang mendapat rentang nilai 40-46 sebanyak 1 siswa dengan persentase
3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 47-53 sebanyak
2 siswa dengan persentase 7,40% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat
rentang nilai 54-60 sebanyak 62 siswa dengan persentase 7,40% dari keseluruhan
siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 61-67 sebanyak 5 siswa dengan
persentase 18,53% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 6874 sebanyak 6 siswa dengan persentase 22,22% dari keseluruhan siswa, siswa
yang mendapat rentang nilai 75-81 sebanyak 4 siswa dengan persentase 14,82%
dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 82-88 sebanyak 5
siswa dengan persentase 18,53%, siswa yang mendapat rentang nilai 89-95
sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari jumlah keseluruhan dan ada 1
siswa dengan persentase 3,70 dari keseluruhan siswa yang mendapat rentang nilai
96-102. Nilai rata-rata mengalami peningkatan yaitu 70,5 dengan nilai tertinggi
100 sedangkan nilai terendah adalah 44. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN
Ngampon secara terperinci pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil
belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon pada siklus I dapat ditunjukkan pada
diagram berikut ini:

53

7

Jumlah Siswa

6
5
4
3
2
1
0

Rentang Skor

Diagram 4.3
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5
SDN Ngampon pada Siklus I
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA yaitu ≥70
data hasil perolehan nilaipada siklus I dapat disajikan secara ringkas pada tabel
4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus I
No

Ketuntasan

Nilai

Frekuensi

Persentase (%)

1

Tuntas

≥ 70

16

59

2

Belum Tuntas

< 70

11

41

27

100

Jumlah
Rata-rata

70,5

Nilai tertinggi

100

Nilai terendah

44

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas KKM dalam
mata pelajaran IPA siswa siklus I berjumlah 11 dengan persentase 41% dari total
keseluruhan siswa, dan yang tuntas berjumlah 16 siswa dengan persentase 59%

54

dari total keseluruhan siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat
dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

Nilai IPA Siklus I
41%
59%

Tuntas

Tidak Tuntas

Diagram 4.4
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5
SDN Ngampon pada Siklus I
Hasil belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan setelah
diterapkan model pembelajaran PBL jika dibandingkan dengan kondisi awal,
namun belum mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan pada
siklus II.
4.1.2.3 Tahap Observasi
a.

Pertemuan Pertama
Pada saat pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas

guru dan siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL. Kegiatan observasi
ini dilakukan oleh seorang obsever dengan menggunakan pedoman observasi yang
telah disiapkan sebelumnya. Selain itu obsever juga mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran..
Dari hasil observasi yang dilakukan obsever pada pertemuan pertama siklus
I guru telah melakukan sebagian langkah-langkah model pembelajaran PBL. Pada
persiapan yang dilakukan oleh guru, guru sudah menyiapkan ruang, alat dan
media pembelajaran yang relevan dalam proses pembelajaran. Guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kegiatan awal dengan berdoa, presensi,
menyampaikan apersepsi, guru juga sudah menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai, guru belum memberikan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa

55

kurang bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan
kekurangan tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada pertemuan kedua.
Selain melakukan observasi aktivitas guru, peneliti juga melakukan
observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa
menunjukkan masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru
tentang materi yang dipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain dengan
teman sebangkunya. Pada saat presentasi masih banyak siswa yang gaduh dan
tidak memperhatikan kelompok yang sedang membacakan hasil diskusi di depan
kelas.
b.

Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh obsever pada pertemuan

kedua kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru sudah
memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa menjadi lebih bersemangat
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti juga melakukan observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran,
hasil observasi yang dilakukan oleh obsever menunjukkan siswa banyak yang
memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang dipelajari, kegaduhan
didalam kelas juga sudah mulai berkurang. Tetapi, pada saat presentasi masih ada
siswa yang tidak memperhatikan kelompok yang sedang membacakan hasil
diskusi di depan kelas.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga ini guru sudah membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi. Dari hasil kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dan diakhiri
dengan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa. Tes dilakukan secara klasikal
dan diikuti oleh semua siswa kelas 5 yang berjumlah 25 siswa.
4.1.2.4 Tahap Refleksi
a.

Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pelaksanaan pertemuan pertama refleksi dilakukan untuk

memperbaiki

pertemuan

selanjutnya.

Terdapat

kekurangan pada pembelajaran yang telah dilakukan.

beberapa

kelebihan

dan

56

Kelebihan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu pembelajaran tidak
lagi berpusat pada guru melainkan siswa yang lebih aktif dan terlibat langsung
dalam proses pembelajaran yang menggunakan model PBL. Akan tetapi, juga ada
kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan yaitu guru belum memberikan
motivasi belajar pada siswa sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengikuti
proses pembelajaran. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan
dari guru tentang materi yang dipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain
dengan teman sebangkunya.
Berdasarkan kekurangan tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada
pertemuan berikutnya yaitu dengn cara guru memberikan motivasi belajar pada
siswa sehingga siswa bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
meminta siswa agar lebih memperhatikan penjelasan materi, dan memberikan
pertanyaan dadakan pada siswa yang asyik bermain.
b.

Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang telah dilakukan dengan
baik dan hal-hal apa saja yang belum dilakukan dengan baik. Pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan kedua memiliki kelebihan yaitu guru sudah
memberikan motivasi kepada siswa supaya bersemangat saat mengikuti proses
pembelajaran. Namun juga ada kekurangannya yaitu pada saat presentasi masih
ada siswa yang tidak memperhatikan.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka perbaikan yang dilakukan yaitu
menegur dan mengingatkan siswa dengan cara memberikan pertanyaan kepada
siswa yang tidak memperhatikan presentasi.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada akhir siklus I di pertemuan ketiga dilakukan refleksi terhadap

pembelajaran. Pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal
evaluasi yang telah disediakan oleh guru. Kelebihan pada pertemuan ini yaitu
guru sudah menjelaskan cara mengerjakan soal.
Namun disamping itu juga terdapat kekurangan yaitu, siswa masih ada
yang ramai saat mengerjakan soal evaluasi sehingga dapat menganggu siswa yang

57

lain. Untuk mengatasi kekurtangan tersebut maka dilakukan perbaikan pada siklus
II yaitu pada saat mengerjakan soal evaluasi guru menegur siswa supaya tidak
ramai.
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
a.

Pertemuan Pertama
Pada tahap ini persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk melaksanakan

siklus II yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
menggunakan model PBL berdasarkan Kompetensi Dasar lanjutan dari siklus I
yaitu 6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Peneliti juga menyiapkan materi dan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar observasi guru, lembar
observasi siswa serta penghargaan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator menentukan waktu
pelaksanaan penelitian tindakan pertemuan pertama siklus II yaitu pada hari Senin
tanggal 17 April 2017 pukul 09.00-10.10.
b.

Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua peneliti juga menyusun RPP menggunakan model

pembelajaran PBL pada Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya/model,
misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan memanfaatkan sifatsifat cahaya dengan materi pelajaran lanjutan dari pertemuan pertama. RPP
disusun dengan masukan dosen pembimbing dan guru kelas 5 sebagai guru
kolaborator.
Setelah menyusun RPP peneliti juga menyiapkan media yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan daftar
presensi siswa, lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada
saat pelaksanaan model pembelajaran PBL. Pelaksanaan penelitian tindakan
pertemuan kedua yaitu pada hari Selasa tanggal 18 April 2017 pukul 07.00-08.10.
Setelah itu peneliti mempelajari RPP dan materi pelajaran yang akan diajarkan.

58

c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga peneliti mempersiapkan soal-soal evaluasi yang akan

dikerjakan siswa pada akhir pertemuan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Pembuatan soal-soal evaluasi sesuai indikator yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Selain itu juga peneliti mempersiapkan daftar presensi
siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada saat pelaksanaan
model pembelajaran PBL dan menentukan waktu pelaksanaan penelitian tindakan
pertemuan ketiga yaitu pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 pukul 09.00-09.35.
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
a.

Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pertemuan pertama siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal

17 April 2017 pada pukul 09.00-10.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik
Indiyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi menjadi tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyiapkan ruang kelas agar lebih
sisw lebih mundah dan nyaman mengikuti proses pembelajaran menggunakan
model PBL, alat da bhan yang akan digunakan.
Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam, mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar, dan guru meminta ketua
kelas untuk memimpin doa. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang akan dipakai dalam
pembelajaran. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan dengan mengajukan
pertanyaan ke siswa “anak-anak apakah kalian pernah berenang?” para siswa
menjawab dengan jawaban “pernah Bu”. Nah, pernakah kalian melihat kaki kalian
di dalam kolam?” seorang siswa menjawab “pernah bu” lalu, guru bertanya lagi
“bagaimana bentuknya?” “apakah pendek atau menjadi panjang?”, guru menunjuk
salah seorang siswa kemudian, siswa tersebut menjawab pertanyaan dari guru
“kaki saya akan menjadi pendek bu”. Nah, hari ini kita akan belajar tentang
cahaya dan sifat-sifatnya (pembiasan dan dispersi).Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

59

Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap
elaborasi dan tahap konfirmasi. Di tahap eksplorasi guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal “nah kalian kan sudah pernah
berenang, kenapa kaki kalian kalau di dalam kolam terlihat pendek? Apakah sama
kalau Ibu guru memasukkan bolpoint ke dalam gelas yang berisi air?”. Untuk
menjawab pertanyaan yang ibu berikan perhatikan penjelasan dari Ibu.
Pada tahap elaborasi guru menjelaskan pokok-pokok materi. Setelah itu
guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
Kemudian guru mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok. Guru
membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotkan 5-6 siswa dengan cara berhitung. Selanjutnya guru meminta siswa
untuk duduk secara berkelompok. Guru membagikan lembar kerja dan media alat
peraga pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan dua lembar
kerja yang harus didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Guru membimbing
siswa dalam memecahkan masalah sesuai dengan soal yang terdapat di lembar
kerja. guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan bahwa
cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan dengan mengikuti langkah kerja yang
sudah ada. Dalam kegiatan ini beberapa siswa masih gaduh dan masih asyik
bermain-main sendiri. Setelah kegiatan selesai masing-masing kelompok mencatat
hasil diskusi dan membuat kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan.
Tahap akhir dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi guru meminta perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sedangkan
keompok lain memperhatikan dan menanggapi hasil dari kelompok lain. Guru
memberikan penegasan materi yang sudah benar jawabannya dan yang belum
tepat.
Pada kegiatan penutup guru menanyakan perasan siswa setelah mengikuti
pembelajaran “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Apakah menyenangkan
atau tidak” kemudian siswa menjawab “menyenangkan sekali bu”. Siswa dengan
bantuan guru membuat kesimpulan kegiatan hari ini. Guru memberikan tindak
lanjut yaitu tugas yang dikerjakan dirumah dan simeminta siswa untuk

60

mempelajari materi pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapakan salam.
b.

Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April

2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Nanik
Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi dalam tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Sebelum pembelajaran dimulaipeneliti menyiapkan ruang kelas agar siswa
lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL, alat dan
bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam, mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu guru meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, guru mengecek kehadiran siswa dan meminta
siswa untuk mengeluarkan alat tulis dan buku pelajaran yang akan digunakan.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa apa yang
dipelajari di pertemuan sebelumnya. Guru memberikan pertanyaan lanjutan
“anak-anak apakah kalian pernah bercermin? Apakah bayangan dicermin sama
dengan tubuh kita?”. Kemudian seorang siswa menjawab “pernah bu, bayangan
tubuh kita akan sama seperti yang ada dicermin”. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Pada kegiatan inti dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap
elaborasi, dan tahap konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru memberikan
pertanyaan pada siswa untuk menggali pengetahuan awal “apa manfaat lain dari
cermin datar selain untuk bercermin?” “apakah kalian pernah melihat periskop?”.
Nah untuk menjawab pertanyaan tadi sekarang kita akan melakukan kegiatan
percobaan. Di tahap ini masih ada siswa yang asyik main sendiri, dan berbicara
dengan teman sebangkunya.
Pada tahap elaborasi guru mengajak siswa untuk belajara secara kelompok.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok

61

beranggotakan 5-6 siswa. Siswa diminta untuk duduk sesuai dengan
kelompoknya. Setelah itu guru membagikan media alat peraga dan lembar kerja
yang harus didiskusikan dengan kelompoknya. Guru membimbing untuk
memecahkan masalah dan membimbing dalam melakukan percobaan. Dalam
kegiatan ini beberapa siswa masih berbicara sendiri dengan teman di sebelahnya,
masih remain sendiri, dan tidak main mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah
semua kegiatan selesai masing-masing kelompok mencatat hasil diskusi dan
membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
Pada tahap konfirmasi guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sedangkan kelompok lain
menganggapi hasil yang dipresentasikan oleh kelompok lain. Guru memberikan
penegasan materi yang sudh benar dan yang belum tepat.
Pada kegiatan penutup menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti
pelajaran “bagaimana pelajaran hari ini anak-anak? Menyenangkan atau tidak?”
lalu siswa menjawab “menyenangkan bu”. Siswa membuat kesimpulan pada
kegiatan hari ini. Guru memberikan tindak lanjut “anak-anak untuk pertemuan
berikutnya akan mengerjakan soal-soal evaluasi jadi dirumah harus belajar”. Guru
mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19

April 2017 pada pukul 09.00-09.35 WIB oleh guru kolaborator yaiotu Ibu Nanik
Indriyatini, S.Pd selaku guru kelas 5 SDN Ngampon. Kegiatan pembelajaran
dibagi menjadi tiga tahapan yang sesuai dengan standar proses yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran dan
meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulis yang digunakan. Setelah itu, guru
menjelaskan tata cara mengerjakan soal evaluasi dengan memberikan tanda silang
(x) pada jawaban yang di anggap benar.
Pada kegiatan inti guru membagikan lembar soal evaluasi kepada siswa.
Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Guru

62

membimbing siswa jika ada soal yang kurang jelas dan jika ada soal yang
ditanyakan.
Pada kegiatan penutup guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban
ke depan kelas. Guru mengakhiri pelajaran hari ini dengan mengucapkan salam
dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon diperoleh
melalui pelaksanan tes evaluasi diakhir siklus pada pertemuan ketiga siklus II
setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Berikut disajikan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon dengan Kompetensi
Dasar (KD) 6.2 mendiskripsikan sifat-sifat cahaya dapat dilihat pada tabel berikut:

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus II
Siswa Kelas 5 SDN Ngampon
Semester II/2016-2017
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
40-46
1
3,70
47-53
1
3,70
54-60
2
7,40
61-67
1
3,70
68-74
1
3,70
75-81
6
22,22
82-88
5
18,53
89-95
6
22,22
96-102
4
14,83
Jumlah
27
100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN
Ngampon pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar siklus
I, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas jumlahnya
berkurang menjadi 5 siswa. Siswa yang mendapat rentang nilai 40-46 sebanyak 1
siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat
rentang nilai 47-53 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan
siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 54-60 sebanyak 2 siswa dengan
persentase 7,40% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 6167 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari keseluruhan siswa, siswa yang
mendapat rentang nilai 68-74 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,70% dari

63

keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang nilai 75-81 sebanyak 6 siswa
dengan persentase 22,22% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapat rentang
nilai 82-88 sebanyak 5 siswa dengan persentase 18,53% dari jumlah keseluruhan,
siswa yang mendapat rentang nilai 89-95 sebanyak 6 siswa dengan persentase
22,22% dari jumlah keseluruhan siswa

dan ada 4 siswa dengan persentase

14,83% dari keseluruhan siswa yang mendapat rentang nilai 96-102. Nilai ratarata mengalami peningkatan yaitu 80,1 dengan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai
terendah adalah 44. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Ngampon secara terperinci
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN
Ngampon pada siklus II dapat ditunjukkan pada diagram berikut ini:

7

Jumlah Siswa

6
5
4
3
2
1
0

Rentang Skor

Diagram 4.5
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5
SDN Ngampon pada Siklus II
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA yaitu ≥70
data hasil perolehan nilaipada siklus I dapat disajikan secara ringkas pada tabel
4.6 berikut ini:

64

Tabel 4.6
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus II
No

Ketuntasan

Nilai

Frekuensi

Persentase (%)

1

Tuntas

≥ 70

22

81

2

Belum Tuntas

< 70

5

19

27

100

Jumlah
Rata-rata

80,1

Nilai tertinggi

100

Nilai terendah

44

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5
SDN Ngampon pada siklus II yang belum tuntas 5 siswa dengan persentase 19%
dari total keseluruhan dan yang tuntas sejumlah 22 siswa dengan persentase 81%.
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat disajikan pada diagram berikut ini:

Nilai Siklus II

19%

81%

Tuntas
Tidak Tuntas

Diagram 4.6
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5
SDN Ngampon pada Siklus II

65

4.1.3.3 Tahap Observasi
a.

Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari awal sampai akhir

pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa, secara keseluruhan dalam
menerapkan model PBL sudah diterapkan dengan baik. Kegiatan diskusi sudah
berlangsung tertib dibandingkan pada siklus I.
b.

Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua guru sudah melaksanakan semua kegiatan dengan

baik. Siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus
I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran
PBL yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu juga
siswa pada siklus I kurang mendengarkan arahan dari guru. Pada siklus II ini
sudah dapat memperhatikan dengan baik.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga ini guru sudah membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi. Dari hasil kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dan diakhiri
dengan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa. Tes dilakukan secara klasikal
dan diikuti oleh semua siswa kelas 5 yang berjumlah 25 siswa.
4.1.3.4 Tahap Refleksi
a.

Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pelaksanaan pertemuan pertama siklus II memiliki

kelebihan yaitu siswa sudah tertib dan bekerjasama saat diskusi. Kebanyakan
siswa sudah mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa juga semakin aktif untuk
menanggapi kelompok lain.
Namun masih ada kekurangan dalam pembelajaran pertemuan pertama
siklus II yaitu siswa masih ada yang gaduh, remain dan sibuk dengan teman
sebangkunya.
b.

Pertemuan Kedua
Hasil refleksi pada pertemuan kedua siklus II yaitu guru dan siswa sudah

melaksanakan semua langkah-langkah model pembelajaran PBL dengan baik

66

sehingga suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif
bekerjasama. Siswa juga lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab yang dilakukan.
c.

Pertemuan Ketiga
Pada akhir siklus II di pertemuan ketiga dilakukan refleksi terhadap

pembelajaran. Pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal
evaluasi yang telah disediakan oleh guru. Kelebihan pada pertemuan ini yaitu
guru sudah menjelaskan cara mengerjakan soal.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Perbandingan aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II
Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran PBL dengan mengisi lembar observasi yang
telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terjadi
peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran yang dilakukan. Berikut hasil
peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran PBL pada siklus 1 dan siklus II:
Tabel 4.7
Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran PBL Pada Siklus I dan Siklus II
N Aktivitas
o
Guru
1 Dilakukan
2

Tidak
dilakukan
Jumlah

Siklus I
Pertemuan
Pertemuan
Pertama
Kedua
22
19

Pertemuan
Pertama
23

Siklus II
Pertemuan
Kedua
22

1

0

0

0

23

19

23

22

Berdasarkan tabel 4.7 terdapat peningkaan aktivitas guru dalam menerapkan
model pembelajaran PBL dari pertemuan pertama siklus I guru hanya melakukan
22 tindakan yang tidak dilakukan adalah indikator nomor 6 yaitu guru
memberikan motivasi belajar. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I guru
telah melakukan 23 tindakan yang artinya sudah dilakukan semua. Hasil observasi

67

secara terperinci dapat dilihat pada lampiran. Pada siklus II pada pertemuan
pertama dan kedua semua tindakan telah dilakukan dengan baik. Hasil observasi
guru secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran. peningkatan aktivitas guru
pada siklus I dan II dapat disajikan pada diagram 4.7 berikut ini:

25
20
15
10
5
0
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II

Pelaksanaan
Tindakan

Diagram 4.7
Diagram Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA
Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II
4.2.2 Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II
Selain melakukan observasi terhadap guru, peneliti juga melakukan
observasi terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi aktivitas
siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

68

Tabel 4.8
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran PBL Pada Siklus I dan Siklus II
N Aktivitas
o
Guru
1 Dilakukan
2

Tidak
dilakukan
Jumlah

Siklus I
Pertemuan
Pertemuan
Pertama
Kedua
15
16

Siklus II
Pertemuan
Pertemuan
Pertama
Kedua
16
16

1

0

0

0

16

16

16

16

Dari tabel 4.8 terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran PBL, pertemuan pertama siklus I siswa
melakukan 15 tindakan sedangkan yang belum dilakukan adalah indikator nomor
4 yaitu siswa termotivasi dan menunjukkan semangat belajar, sedangkan pada
pertemuan kedua siklus I siswa telah melakukan 16 tindakan yang artinya sudah
dilakukan semua. Pada siklus II pada pertemuan pertama dan kedua semua
tindakan telah dilakukan dengan baik. Hasil observasi guru secara terperinci dapat
dilihat dalam lampiran. peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat
disajikan pada diagram 4.8 berikut ini:

16,2
16
15,8

15,6
15,4
15,2
15
14,8
14,6
14,4

Pertemuan I
Siklus I

Pertemuan II
Siklus I

Pertemuan I
Siklus II

Pertemuan II
Siklus II

Diagram 4.8
Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA
Menggunakan Model Pembelajaran PBL pada Siklus I dan Siklus II

69

4.2.3 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PBL
dapat diketahui hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon mengalami
peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5
SDN Ngampon Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No

Ketuntasan Nilai
Belajar
1.
Tuntas
≥ 70
2.
Belum
< 70
tuntas
Jumlah
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata

Kondisi awal
F
%
13
48
14
52

Siklus I
F
%
16
59
11
41

Siklus II
F
%
22
81
5
19

27

27

27

100
88
44
69

100
100
44
70,5

100
100
44
80,1

Dari tabel 4.9 dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari
kondisi awaL, siklus I dan siklus II. Dari 13 siswa dengan persentase 48% dari
keseluruhan siswa yang tuntas pada kondisi awal meningkat 16 siswa dengan
persentase 59% dari keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus I dan meningkat
22 siswa dengan persentase 81% dari keseluruhan siswa yang tuntas pada siklus
II. Berdasarkan hasil tersebut maka tindakan penelitian menggunakan model
pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan telah mencapai
indikator

keberhasilan

yaitu

80%

siswa

mencapai

ketuntasan

belajar.

Perbandingan ketuntasan belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan
pada diagram 4.9 berikut ini:

70

Tuntas
25
20
15
Tuntas

10
5
0
Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Diagram 4.9
Diagram Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5
SDN Ngampon
Selain itu nilai rata-rata siswa kelas 5 mengalami peningkatan yaitu kondisi
awal 69 meningkat menjadi 70,5 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 80,1
pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
dapat disajikan pada diagram 4.10 berikut ini:

Nilai Rata-rata
82
80
78

80,1

76
74
72
70
68
66

64

70,5
69

62

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Diagram 4.10
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5
SDN Ngampon Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

71

4.3 Pembahasan
Pada kondisi awal hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon masih
rendah ditunjukkan dari ketuntasan belajar yang dicapai dari 27 siswa ada 13
siswa atau 48% dari keseluruhan siswa yang telah mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang aktif, mudah bosan karena
guru cenderung menggunakan motode ceramah yang mendominasi dalam
penyampaian materi dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Tidak ada
kelompok kerja siswa hanya duduk dibangku masing-masing mendengarkan
penjelasan dari guru. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan tindakan
penelitian kelas dengan menggunakan model pembelajaran PBL sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada
kondisi awal terdapat 13 siswa atau dengan persentase 48% dari keseluruhan
siswa yang tuntas sedangkan 14 siswa atau dengan persentase 52% dari
keseluruhan siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 69. Setelah dilakukan
tindakan siklus I hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat dari yang tuntas
bertambah menjadi 16 siswa atau dengan persentase 59% dari keseluruhan siswa
dan yang tidak tuntas semakin berkurang yaitu 11 siswa atau dengan persentase
41% dari keseluruhan siswa dengan nilai rata-rata 70,5. Apabila dibandingkan
dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I sudah meningkat namun hasil ini
belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% dari
keseluruhan siswa yang tuntas. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran masih
terdapat kekurangan seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru,
siswa masih banyak yang ramai sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tersebut
maka dilakukan tindakan perbaikan dengan pelaksanaan siklus II.
Pada siklus II hasil belajar siswa semakin meningkat yaitu 22 siswa atau
dengan persentase 81% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan yang
telah ditetapkan dan 5 siswa atau dengan persentase 19% dari jumlah keseluruhan

72

belum mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80,1. Hal ini telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari jumlah keseluruhan
telah mencapai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaaan model pembelajaran PBL di kelas 5 SDN Ngampon dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis
tindakan yaitu penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang sesuai
sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Ngampon Semester II
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penerapan model PBL membuat pembelajaran menjadi menyenangkan,
karena siswa bisa belajar secara berkelompok dan dapat b

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84