STANDAR KUALITAS AIR MINUM INDONESIA

Nama : Ari
Sutarman
NIM

: 121624004

STANDAR KUALITAS AIR MINUM INDONESIA
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan
suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang
dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan,
tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar
tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak
90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air,
untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.
Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala
kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas
dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya
kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH,
kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga

harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat
tertentu dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air
untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap
tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf
kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk
dunia

setiap

hari

bertambah,

sehingga

mengakibatkan

jumlah


kebutuhan

air

(Suriawiria,1996).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/
sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri
terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan seharihari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk
tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh.
Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan
yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia
berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan
fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula
untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air

berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan
ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu

kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya
dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup
diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan
harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum
yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang
sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah,
air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang
paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumbersumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat
pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan,
karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat
menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk
kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut.
Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar
manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung
pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan

penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia
sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap
produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang
akan dilakukan terhadap sumber daya air

A. Persyaratan Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang
tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
1.

Syarat fisik, antara lain:
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:
a.

Jernih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat.
Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
b.


Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

c.

Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau
asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam
tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik
maupun asam anorganik.

d.

Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air
yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi
(penguraian) oleh mikroorganisme air.

e.


Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan
menghambat pertumbuhan mikro organisme.

f.

Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air

2.

Syarat kimiawi, antara lain:
a.

pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan
gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH

yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa
senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.

b.

Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat
(permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium
bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau
menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh
sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi
dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/
l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi

dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang
lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi
dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
c.

Besi

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa
logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal.
Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang
banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air
adalah 1,0 mg/l

d.

Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan
No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan
rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.

e.

Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan
maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.

f.


Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang
keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada
pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.

g.

Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat
terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari
oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar
dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung
dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat
menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh

3.

Syarat mikrobiologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen
penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar
tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam
pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk
membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi

oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/
Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a.

Aman dan higienis.

b.

Baik dan layak minum.

c.


Tersedia dalam jumlah yang cukup.

d.

Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

B. Parameter Kualitas Air
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya.
Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai
berikut:
Parameter Air Bersih secara Fisika
1.

Kekeruhan

2.

Warna

3.

Rasa & bau

4.

Endapan

5.

Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia
1.

Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein,
deterjen,
Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )

No

Parameter

Satuan

1
2
3
4
5

FISIKA
Bau
Jumlah zat padat terlarut
Kekeruhan
Rasa
Warna

Mg/L
Skala NTU
Skala TCU

6

Suhu

7

Daya Hantar Listrik

o

C

Umhos/cm

Kadar Maksimum
Golongan Golongan Golongan Golongan
A
B
C
D
1000
5

1000

1000

1000

15
Suhu
udara
2250

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

KIMIA anorganik
Air raksa
Aluminium
Arsen
Barium
Besi
Florida
Kadmium
Kesadahan CaCO3
Klorida
Kromium valensi 6
Mangan
Natriun
Nitrat sebagai N
Nitrit sebagai N
Perak
.pH
Selenium
Seng
Sianida
Sulfat
Sulfida sebagao H2S
Tembaga
Timbal
Oksigen terlarut (DO)
Nikel

Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt

0.001
0.2
0.005
1
0.3
0.5
0.005
500
250
0.005
0.1
200
10
1.0
0.05
6.5 – 8.5
0.01
5
0.1
400
0.05
1.0
0.05
-

Mg/lt

-

Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt

0.0007
0.01
0.00001
0.0003
0.03
0.10
0.03
0.5
0.01
0.0003

0.017

11 Heptachlor heptachlor epoxide

Mg/lt

0.003

0.018

12
13

Mg/lt
Mg/lt

0.00001
0.004

0.056

26 SAR (Sodium Absortion Ratio)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kimia Organik
Aldrin dan dieldrin
Benzona
Benzo (a) Pyrene
Chlordane (total isomer)
Chlordane
2,4 D
DDT
Detergent
1,2 Dichloroethane
1,1 Dichloroethane
Hexachlorobenzene
Lindane

Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt

0.001
0.05
1
5
1.5
0.01

0.002

0.005

1

1

1.5
0.01

0.01

600
0.05
0.5

0.003
0.05

10
1
5–9
0.01
5
0.1
400
0.1
1
0.01
>=6

1
2
60

0.06
6–9
0.05
0.02
0.02
0.002
0.02
0.03
>3

5–9
0.05
2

0.1
1
0.5
1.5 – 2.5

0.003
0.042

0.002

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

1
2

Metoxychlor
Pentachlorophenol
Pestisida total
2,4,6 Trichlorophenol
Zat Organik (KMnO4)
Endrin
Fenol
Karbon kloroform ekstrak
Minyak dan lemak
Organofosfat dan carbanat
PCD
Senyawa aktif biru metilen
Toxaphene
BHC
Mikrobiologik
Koliform tinja
Total koliform

Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt
Mg/lt

0.03
0.01
0.1
0.01
10
-

0.035

Jml/100ml
Jml/100ml

0
3

2000
10000

0.001
0.002
0.05
Nihil
0.1
Nihil
0.5
0.005

0.004
0.001
1
0.1
0.2
0.21

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat
terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh
air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang
mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN)
dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air
bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman
pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya
bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar
melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti
Actinomycetes dan Cladocera
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis

Parameter
1
1.Air Minum
E. coliatau Fecalcoli

Satuan
2
Jumlah per 100 ml
sampel

Kadar maksimum yang
diperbolehkan
3

Keterangan
4

0

1.Air yang masuk sistem
distribusi
Jumlah per 100 ml
sampel
Jumlah per 100 ml
Total Bakteri Coliform
sampel
E. coliatau Fecalcol

0
0

1.Air pada sistem distribusi
Jumlah per 100 ml
sampel
Jumlah per 100 ml
Total Bakteri Coliform
sampel
E. coliatau Fecalcol

0
0

Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai
berikut:
1.

Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air
laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

2.

Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung
air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air
ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

3.

Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan
ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batangbatang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam
yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya
melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan
berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang

menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya
dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4.

Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
(Suyono,1993 :1).

5.

Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit
sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit
konsumsi, yaitu :
1) Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang
mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah,
air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas
air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas
air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air
bersih atau minum yang aman bagi manusia.
3) Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke
beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi.
4) Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air
menjadi air bersih.

Kesimpulan :
Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusiaa.
Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci
dan sebagainya. Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat
manusia terhindar dari penyakit. Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi
sebagai pelarut dan peyusun segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk
kegiatan manusia tidak berdampak negative bagi manusia, maka perlu diketahui persyaratan
air bersih.
Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik
ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas kimia dapat diteliti melalui pengamatan tentang

kesadahan,

pH,

kandungan

ion dan

sebagainya.

Sedangkan

ada

atau

tidaknya

mikroorganisme penyebab penyakit pada air merupakan syarat biologi air bersih. Selain dari
segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia.
Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan, perikanan dan lain
sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan jumlah air yang beragam. Sumber
air yang ada di permukaan bumi dapat diolah menjadi air minum dengan berbagai teknik
yang telah berkembang, sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi persyaratan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagiu seluruh lapisan masyarakat.
Sumber:
http://muhalikhsan.blogspot.com/2013/09/standar-kualitas-air-minum-negara.html

STANDAR KUALITAS AIR MINUM MYANMAR
Abstrak
Myanmar adalah salah satu negara paling maju di dunia , dan sangat sedikit informasi yang
tersedia mengenai kualitas air bangsa . Laporan ini memberikan gambaran dari situasi saat ini
di negara itu , menyajikan hasil berbagai penilaian - kualitas air di daerah perkotaan
Myanmar . Sungai , waduk , danau , dan sumber air juga diteliti dan ditemukan dengan
kualitas yang umumnya baik . Kedua As dan hadir dalam konsentrasi yang relatif tinggi dan
harus dikeluarkan sebelum sumur dalam yang digunakan . Jumlah piring heterotrofik dalam
air minum yang tertinggi dalam pot publik , diikuti dengan air keran nonpiped , pipa air keran
, dan air kemasan . Langkah-langkah harus diambil untuk meningkatkan kualitas air rendah
dalam pot dan air keran nonpiped .
1.

Pengantar
Akses terhadap air bersih adalah masalah yang signifikan di negara-negara berkembang.
Menurut laporan WHO , sekitar 780 juta orang di dunia tidak memiliki akses ke sumber
pasokan air yang memadai [ 1 ] . Selain itu , 2,5 miliar orang tidak memiliki akses terhadap
fasilitas sanitasi yang sesuai . Selanjutnya , sekitar 2 juta orang meninggal setiap tahun karena
penyakit diare . Oleh karena itu , akses terhadap air bersih merupakan kebutuhan penting di
negara berkembang , di mana infrastruktur tidak selalu tersedia dan sering perlu diperluas .
Karena ketidaksesuaian perencanaan kota dan daerah perumahan yang sebenarnya , beberapa
daerah harus bergantung pada pasokan air swasta tidak memadai . Ini adalah masalah yang
berbeda di daerah kumuh dan daerah pinggir kota .
Myanmar adalah negara berkembang di Asia Tenggara . Bahkan di antara negara-negara
berkembang , Myanmar jatuh ke dalam kategori negara-negara berkembang dengan kriteria
PBB [ 2 ] . Infrastruktur air perlu dikembangkan untuk pembangunan ekonomi lebih lanjut
negara . Namun, sangat sedikit data kualitas air yang tersedia saat ini . Untuk yang terbaik
dari pengetahuan kita , hanya survei kualitas air yang telah dilakukan [ 3 ] . Penelitian
tersebut melaporkan kualitas air di Danau Inle di bagian timur laut negara . Beberapa data kualitas air untuk bendungan yang disediakan pada halaman web Lingkungan Hidup
Kemitraan Air di Asia [ 4 ] tetapi hanya untuk parameter kualitas yang terbatas . Untuk
pengetahuan kita, tidak ada informasi lain telah dilaporkan , dan situasi - kualitas air dan
sanitasi saat ini di Myanmar karena tetap tidak jelas . Kami mengunjungi negara itu untuk
melakukan survei - kualitas air dan menilai situasi saat ini sehubungan dengan infrastruktur

air. Survei ini dilakukan di dua wilayah perkotaan , Yangon dan Nay Pyi Taw , ibukota
mantan dan saat ini , masing-masing. Artikel ini mengungkapkan situasi - kualitas air dan
sanitasi di Myanmar untuk pertama kalinya .
2.

Bahan dan Metode

2.1. Study Area
Kami disurvei dua daerah perkotaan , Nay Pyi Taw dan Yangon . Kota Nay Pyi Taw menjadi
ibukota pada tahun 2008, kota Yangon adalah ibukota sebelumnya. Sebuah survei dari
sumber air minum dan kualitas dilakukan . Rincian lokasi perairan sumber ditunjukkan pada
Gambar 1 . Di Nay Pyi Taw , air sumber dari sumur yang dalam dan dua bendungan
diperiksa . Di daerah Yangon , perairan lingkungan di danau dan sungai diperiksa .
Minum air dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk pot publik , keran nonpiped , keran
pipa , dan air minum kemasan , seperti ditunjukkan pada Tabel 1 . Tiga botol air ( 500 ml )
dari perusahaan yang berbeda diperoleh secara komersial . Pipa air keran dikumpulkan dari
tiga keran di Yangon dan Nay Pyi Taw . Air keran Nonpiped dikumpulkan pada sebuah
pagoda dan pada bangunan lain ( gedung D ) . Di Myanmar , pagoda adalah tempat
pertemuan bagi umat Buddha , dan air minum pelengkap disediakan . Keran air di pagoda
diberikan oleh sumber pasokan nonpiped . Hal itu dirawat oleh point-of - penggunaan
( POU ) fasilitas dan kemudian disimpan . Gedung D terletak di luar kota Yangon di daerah
yang tidak dilayani oleh Komite Pembangunan Kota Yangon ( YCDC ) layanan air keran .
The sistem pasokan air ke bangunan itu pribadi dioperasikan oleh fasilitas POU yang
menggunakan kombinasi reverse osmosis ( RO ) membran pengobatan dan ( UV ) sistem
disinfeksi ultraviolet .
Air minum juga dikumpulkan dari pot umum yang berada di pinggir jalan ( Gambar 2 ) . Di
daerah Yangon , pot diisi dengan air , tertutup , dan ditempatkan di sepanjang pinggir jalan
untuk keperluan minum publik . Kami mengumpulkan sampel dari berbagai panci dan
memeriksa kualitas air , dengan fokus pada analisis bakteri .
2.2. Diukur Parameter
2.2.1. Bakteri
Jumlah E. coli dan bakteri coliform jumlah dan jumlah piring heterotrofik ( HPC ) ditentukan
dengan menggunakan kit komersial ( Petrifilm , 3M , USA) di setiap situs . E. coli dan
bakteri coliform total yang diinkubasi pada suhu 37 ° C selama 24 jam , dan HPC diinkubasi
pada suhu 37 ° C selama 48 jam . Validitas kit ini telah dikonfirmasi [ 5 , 6 ] , dan itu
menunjukkan korelasi tinggi untuk E. coli dan coliform jumlah . Korelasi yang tinggi juga

dilaporkan untuk HPC , meskipun perbedaan kecil bisa timbul dengan kondisi inkubasi yang
berbeda [ 7 ] .
2.2.2.

Parameter kimia
Terlarut karbon organik ( DOC ) , nitrogen total terlarut ( DTN ) , dan anion diukur dengan
TOC analyzer ( TOC - L , Shimadzu ) . Konsentrasi anion ( , , , , , , dan ) ditentukan dengan
kromatografi ion ( IC - 861 , Metrohm ) setelah penyaringan melalui 0,45 m
politetrafluoroetilena ( PTFE ) membran .

2.2.3.

Logam Berat
Logam terlarut dianalisis dengan ICP - MS ( 7500 Series , Agilent ) setelah penyaringan
melalui membran PTFE 0,45 pM .

3.

Hasil dan Diskusi

3.1 Sumber Kualitas Air di Nay Pyi Taw
Parameter kualitas air di dua bendungan dan sumur yang dalam di Nay Pyi Taw diperiksa dan
dibandingkan . Ringkasan hasil , ditunjukkan dalam Gambar 3 , menunjukkan kualitas air
umumnya baik . Tidak ada E. coli terdeteksi pada 1 sampel mL di semua lokasi ,
menunjukkan kualitas air bakteri baik . Jumlah tingkat coliform adalah 14 dan 3 CFU / mL
pada dua bendungan . Nilai-nilai yang dekat dengan 10 CFU / mL , yang merupakan " kelas
A " standar lingkungan Jepang untuk air danau [ 8 ] . DOC adalah 3,5 mg / L pada Dam 1 dan
3,0 mg / L pada Dam 2 , dan itu 0,8 mg / L dalam sumur . Nilai DOC pada dua bendungan
yang dapat diterima untuk sumber air , mengingat 3 mg / L dari TOC dalam air jadi telah
diadopsi sebagai standar air minum di Jepang [ 9 ] . sebuah studi sebelumnya telah dilaporkan
sekitar 30-50 mg C / L dari TOC di Danau Inle [ 3 ] . Dibandingkan dengan hasil untuk
Danau Inle , kedua bendungan memiliki kualitas air yang lebih baik .
Dua pengamatan penting dilakukan berkaitan dengan kualitas air sumur dalam. Tingkat ion
fluoride adalah 1 mg / L , yang dekat dengan 1,5 mg / L nilai pedoman WHO [ 10 ] . As
tingkat adalah 7,9 mg / L , yang juga dekat dengan nilai pedoman WHO dari 10 mg / L. Oleh
karena itu , pengolahan air yang memadai harus disediakan sebelum juga dapat digunakan
sebagai sumber air minum . Secara keseluruhan , kualitas air di dua bendungan dan sumur
dalam bisa dianggap adil, dan air dapat digunakan untuk minum dengan pengobatan yang
tepat .
3.2. Kualitas Air lingkungan di Yangon

Kualitas air lingkungan juga disurvei di wilayah Yangon . Hasil parameter bakteri
ditunjukkan pada Tabel 2 . Standar Jepang untuk kadar total coliform dalam air sungai 0,5
CFU / mL untuk kelas AA , 10 CFU / mL untuk kelas A , dan 50 CFU / mL untuk kelas B [ 8
] . Perairan sungai di Yangon ditemukan untuk menjadi dekat dengan standar kelas B ,
menunjukkan bahwa mereka dapat digunakan untuk minum setelah pengolahan lanjutan. Di
antara titik sampling di Sungai Yangon , R2 terletak di tepi sungai sebelah kiri , sedangkan
R3 dan R4 yang terletak di tengah sungai . Nilai total coliform tertinggi pada R2 di tepi
sungai sebelah kiri , yang paling dekat dengan kegiatan perkotaan . Ada juga cairan yang
keluar dari sebuah pabrik pengolahan air limbah di tepi sungai sebelah kiri , yang akan
memberikan kontribusi terhadap jumlah besar dari total coliform tercatat sebesar R2 .
L1 dan L2 adalah danau rekreasi di wilayah Yangon . Di L1 , E. coli tidak terdeteksi pada 1
sampel mL , sedangkan tingkat 2 adalah CFU / mL pada L2 . Jumlah coliform juga tinggi ,
dengan 110 CFU / mL pada L2 . Sebuah laporan sebelumnya menunjukkan kadar total
coliform dari 18-137 CFU / mL di Danau Inle [ 3 ] . Mengingat angka-angka ini , L2 tidak
cocok sebagai sumber air minum .
Bahan kimia Parameter - kualitas air diringkas dalam Gambar 4 . Dalam sampel air sungai ,
DOC kurang dari 3 mg C / L , yang memenuhi standar air minum berkualitas Jepang [ 9 ] .
Tingkat ion cenderung meningkat hilir . Tingkat Br ion dan As menunjukkan kecenderungan
yang sama, meskipun penurunan tersebut tidak ditandai . Berbeda dengan pengukuran unsur,
DOC , DTN , dan nitrat yang stabil di sepanjang aliran sungai . Oleh karena itu diasumsikan
bahwa sumber-sumber , , dan As berbeda dengan karbon dan nitrogen .
3.3. Kualitas Air Minum Kualitas air minum minum yang disurvei untuk berbagai sumber air di Myanmar termasuk ( i
) pot publik , ( ii ) pipa pasokan air di Yangon dan Nay Pyi Taw , ( iii ) penyediaan air
nonpiped , dan ( iv ) botol air.
Untuk kualitas air bakteri , E. coli tidak terdeteksi pada 1 sampel air mL dari sumber air.
Namun, ada tren yang jelas dalam HPC , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 . Air Pot
memiliki tingkat HPC 3200 dan 1500 CFU / mL . Dalam air keran nonpiped , tingkat HPC
adalah 1700 dan 1170 CFU / mL , dan , di perairan keran pipa , HPC adalah 140 , 600 , dan
1200 CFU / mL . Dari tiga botol air diperiksa , HPC terdeteksi pada dua botol di 760 dan 12
CFU / mL , tapi HPC tidak terdeteksi dalam sampel air minum kemasan lainnya . KBT
memiliki berbagai kondisi inkubasi [ 11 ] kondisi inkubasi , dan berbeda menghasilkan nilai
yang berbeda . Pemerintah Jepang telah mengadopsi nilai 2000 CFU / mL sebagai standar
kualitas air untuk HPC dengan inkubasi pada 20 ° C selama 7 hari [ 9 ] . Hal ini sama dengan
sekitar 740 CFU / mL dengan inkubasi pada 37 ° C selama 2 hari di Petrifilm , yang kita

digunakan dalam penyelidikan awal kami ( data tidak dipublikasikan ) . Dari hasil ini , kami
menyimpulkan bahwa air dari semua panci , semua keran nonpiped , satu pipa keran , dan
satu botol air melebihi nilai yang dikonversi dari standar air minum berkualitas Jepang dan
mungkin tidak cocok untuk minum .
Pipa air yang disurvei di dua bangunan di Nay Pyi Taw dan pada satu bangunan di Yangon .
Air pipa persediaan berisi beberapa residu klorin : 0,01 mg / L di dua keran di Nay Pyi Taw
dan 0,03 mg / L pada keran di Yangon . Pada keran di Yangon , klorin hadir sepenuhnya
seperti klorin bebas . Klorin ini sisa mungkin telah berkontribusi terhadap pemeliharaan
kualitas air dalam penyediaan air bersih .
Sangat menarik untuk dicatat distribusi - kualitas air di perairan botol , dengan satu pasokan
air minum kemasan memiliki kualitas air lebih buruk dari dua keran pipa . Ini mungkin hasil
dari kualitas air sumber dan efisiensi pengobatan perusahaan air botol yang berbeda .
Parameter kualitas air lainnya juga dimonitor , termasuk As dan . Semua item yang diukur
memenuhi standar air minum berkualitas Jepang [ 9 ] .
3.4. Pengobatan Efisiensi Sarana POU
Kami menyelidiki kinerja fasilitas POU di sebuah bangunan di Yangon , yang terletak di luar
daerah pipa air YCDC . Sumber air adalah air tanah , yang dirawat oleh membran RO diikuti
oleh desinfeksi UV . Rasio menghilangkan bakteri ( HPC ) , karbon dan nitrogen , anion , dan
logam ditunjukkan pada Gambar 6 . Logam berat yang terdaftar telah dihapus dengan
efisiensi tinggi . Anion juga dihapus dengan efisiensi tinggi kecuali nitrat , yang hanya
penghapusan 45% tercapai . Karena pengobatan UV tidak menghapus anion dan logam ,
unsur-unsur ini telah dihapus oleh membran RO .
Sebaliknya , DOC dan DTN penghapusan sangat rendah : 1 % DOC dan 5% DTN . DOC dan
DTN isi air baku adalah 0,55 mg C / L dan 0,23 mg N / L , masing-masing. Mengingat
penghapusan anion dan logam , membran RO akan bekerja dengan baik . Penjelasan yang
mungkin adalah bahwa materi yang paling organik dan nitrogen dalam air baku memiliki
berat molekul yang sangat kecil dan dapat melewati membran RO . Penyelidikan lebih lanjut
dari distribusi berat molekul akan mengkonfirmasi asumsi ini .
Perlu dicatat bahwa rasio penghapusan bakteri negatif . Mengingat penghapusan anion dan
logam , bakteri bisa dihilangkan dengan pengobatan membran RO . Pengobatan UV juga
berkontribusi terhadap penekanan aktivitas bakteri , tetapi pengobatan UV tidak memiliki
efek residual. Oleh karena itu , pertumbuhan kembali bakteri dapat terjadi dalam tangki

penyimpanan setelah perawatan UV . Pengobatan UV memiliki potensi tinggi untuk dipasang
di fasilitas POU karena kemudahan penanganan dan pemeliharaan . Mempertahankan
kualitas air bakteri setelah perawatan UV merupakan isu penting di luar daerah pipa pasokan
air.
4.

Kesimpulan
Penelitian ini meneliti kualitas air di daerah perkotaan Myanmar dan menghasilkan gambaran
dari situasi saat ini . Sungai , waduk , danau , dan baik sampel air yang diperiksa dan
ditemukan dengan kualitas yang umumnya baik . As dan hadir pada konsentrasi yang relatif
tinggi dan harus dikeluarkan sebelum sumur dalam dapat digunakan . Jumlah piring
heterotrofik dalam air minum yang tertinggi dalam pot , diikuti dengan air keran nonpiped ,
pipa air keran , dan sampel air kemasan . Langkah-langkah perlu diambil untuk
meningkatkan kualitas air yang buruk dalam pot dan keran nonpiped .
http://muhalikhsan.blogspot.com/2013/09/standar-kualitas-air-minum-negara.html