Sedikit tentang Mitigasi bencana di (1)

Sedikit tentang Mitigasi
By lutfib
Indonesia merupakan negara yang dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng IndoAustralia, Lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Sehingga secara geologis wilayah Indonesia
memiliki jalur pegunungan aktif sepanjang pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau Bali sampai Nusa
Tenggara. Kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang
ekonomis seperti emas, minyakbumi, dll. Selain sumberdaya yang melimpah, maka konsekuensi
lainnya yaitu Indonesia menjadi negara yang mempunyai potensi besar terjadi bencana alam
seperti gempabumi, tsunami dan gunung meletus. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat
Indonesia memerlukan melakukan sikap yang sesuai dan bijak untuk memanfaatkan dan
menangani segala macam potensi yang ada di Indonesia sehingga tidak terjadi bencana yang
memakan banyak korban.
Definisi bencana menurut Undang-Undang no.24 tahun 2007 yaitu peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bencana merupakan sesuatu keadaan
yang menimbulkan korban baik korban jiwa maupun material. Sedangkan bahaya adalah sesuatu
yang berpotensi menimbulkan bencana. Secara umum risiko bencana dipengaruhi oleh tiga unsur
yang penting yaitu bahaya yang mengancam, kerentanan dari kondisi sekitar dan kapasitas yang
dimiliki masyarakat.
Dalam konsep disaster management, terdapat tiga tahap penting yaitu tahap sebelum terjadi

bencana, tahap saat terjadi bencana dan yang terakhir merupakan tahap pasca bencana. Tiga
tahap tersebut merupakan siklus yang dilakukan dalam disaster management dan tahap sebelum
terjadi bencana merupakan tahap yang penting namun sering terlupakan oleh masyarakat karena
terkadang kurang peduli terhadap bahaya yang mengancam di sekitarnya. Tahap sebelum terjadi
bencana ini terdapat tiga bagian yaitu pencegahan, mitigasi dan kesiapan. Apa perbedaan
diantara tiga bagian ini? Pencegahan dapat dikatakan sebagai upaya untuk menghindari daerah
bahaya yang ada, ketika kita mengetahui suatu daerah memiliki potensi terjadi bencana maka
kita akan lebih memilih menjauhi daerah tersebut sebagai daerah pemukiman. Sedangkan
mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi risiko terjadinya bencana. Mitigasi berupa usaha
apa yang dilakukan saat suatu daerah diketahui sebagai daerah rawan bencana dan kita tidak bisa
melakukan upaya pencegahan sehingga diperlukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana yang akan terjadi. Sesuai dengan unsur yang mempengaruhi risiko,
pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan mengurangi nilai kerentanan dan
meningkatkan nilai kapasitas yang dimiliki. Oleh karena itu, mitigasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu mitigasi secara struktural dan non-struktural. Mitigasi secara struktural yaitu
bagaimana kita dapat merekayasa suatu kondisi yang rentan terhadap bencana menjadi lebih kuat
atau tahan ketika terjadi bencana. Contohnya, ketika kita membangun bangunan di daerah rawan
longsor, maka bagaimana kita membangun pondasi yang kuat agar bangunan tersebut tidak rusak

berat ketika terjadi longsoran. Kemudian mitigasi non-struktural dapat dilakukan dengan usaha

sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya di lingkungannya dan apa yang
harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana sehingga ketika terjadi bencana, mereka sudah
siap menghadapi bencana sehingga meminimalkan jumlah korban jiwa maupun material.
Kesiapan masyarakat ini akan meningkatkan kapasitas yang dimiliki ketika menghadapi
bencana.
Salah satu hal yang sering terlupakan ini harus terbiasa untuk dilakukan karena kita tak pernah
tahu kapan terjadinya bencana sehingga alangkah baiknya jika kita mempersiapkan semuanya
sebelum terjadi. Usaha mitigasi yang dilakukan juga harus mempertimbangkan kearifan lokal
karena masyarakat di suatu daerah pasti jauh lebih mengenal daerah yang ditempatinya lebih
lama. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam ini juga harus siap ketika
menghadapi bencana yang juga mengancam negara kita.

(sumber Gathot, 2011)
http://lutfibaiti.wordpress.com/2012/05/25/sedikit-tentang-mitigasi/

Pengertian Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana). Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana

dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai tropis,
dan lainnya. Kegiatan mitigasi bencana di antaranya:
a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
c. pengembangan budaya sadar bencana;
d. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;
e. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;
f. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;
g. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
h. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
i. kegiatan mitigasi bencana lainnya. Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat
dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk
mengurangi resiko terjadinya bencana.

Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:
a. robot pencegah kebakaran

b. robot pendeteksi tsunami
c. robot patroli/pemantau rumah atau gedung
d. robot pemantau gunung api e. robot penghijauan
f. robot pembersih sungai
g. robot assistant untuk penyuluhan bencana
h. robot mitigasi bencana lainnya

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:
1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)

2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi) Bila dilihat dari
defisini, mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum bencana terjadi, untuk mencegah atau
mengurangi dampak resiko bencana. Kegiatan yang bersifat preventif masuk kategori pertama
(mitigasi). Sementara kuratif (penyembuhan) masuk dalam kategori 4, kegiatan pasca bencana.
Untuk PRC2013, robot yang dikompetiskan dapat mencakup mitigasi yang diperluas.
Maksudnya dapat juga termasuk kategori 2, 3 dan 4. Sehingga robot mitigasi, robot evakuasi,
robot rescue, robot kuratif, semua dapat diajukan untuk meramaikan PRC2013
http://www.rcweb.0fees.net/index.php?p=1_27_Pengertian-Mitigasi-Bencana


Apakah Mitigasi Bencana itu?
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai
tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam
melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah
melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung resiko
bencana sebuah daerah kita harus mengetahui Bahaya (hazard), Kerentanan (vulnerability)
dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik
dan wilayahnya..
Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan
terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini
bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster)
apabila telah menimbulkan korban dan kerugian.
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya
(baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana
(disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan
sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan,

mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.
Jenis-jenis kerentanan :
1. Kerentanan Fisik
: Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang lemah.
2. Kerentanan Sosial
: Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat pertumbuhan yang
tinggi, anak-anak dan wanita, lansia.
3. Kerentanan Mental
: ketidaktahuan, tidak menyadari, kurangnya percaya diri, dan
lainnya.
Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap situasi
tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan dan lainnya).
Kapasitas ini bisa merupakan kearifan lokal masyarakat yang diceritakan secara turun
temurun dari generasi ke generasi.
Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada

suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat. , akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas
dari daerah yang bersangkutan.

Menghitung Resiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada penilaian bahaya,
kerentanan dan kapasitas di wilayah tersebut. Menghitung resiko bencana menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Risk (R) = H xV/ C
Keterangan => R
H
V
C

: Resiko Bencana
: Bahaya
: Kerentanan
: Kapasitas

Setelah melakukan resiko bencana, yang harus kita lakukan ialah melakukan tindakan
untuk mengurangi resiko bencana tersebut. Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk
mengurangi kerentanan dan menambah kapasitas sebuah daerah.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi resiko bencana antara lain :
1.Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan penduduk yang
berada dipinggir tebing yang mudah

longsor
2.Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah daerah.
3.Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana. 4.Bangunannya relatif
lebih kuat jika dilanda gempa.
5.Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
6.Dan lain-lain
http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html