jurnal kimia lingkungan 1 docx
KIMIA LINGKUNGAN
ASRIATI MALKA
11140161000028
ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh polusi pada makhluk hidup serta
melakukan pengujian kandungan logam dalam sampel air. Pengamatan pertama dilakukan
dengan menggunakan sampel ikan yang dimasukkan ke dalam kondisi air yang berbeda.
Percobaan ini juga dilakukan untuk menguji kandungan logam Pb, Ag, serta Fe (besi) dalam
air. Kandungan logam dapat diuji dengan mereaksikan air yang mengandung logam tersebut
dengan bahan-bahan tertentu seperti KI, Na2CO3, HCl, NaOH. Pengukuran pH air dan tanah
dilakukan dengan menggunakan pH meter, sedangkan pengukuran daya hantar listrik
dilakukan dengan menggunakan konduktivtimeter. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui
bahwa suhu, pH, serta kandungan bahan pencemar pada air dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan. Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air,
ada parameter yang bisa digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya bahan pencemar
dalam air antara lain yaitu Warna, bau dan atau rasa dari air, Sifat-sifat senyawa anorganik
(pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam
berat).
LANDASAN TEORI
Kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari sumber, reaksi-reaksi transport,
pengaruh dan nasib dari suatu jenis senyawa kimia dalam lingkungan air, tanah dan udara.
Bila disederhanakan kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari fenomena dalam
lingkungan (Saeni, 1984).
Saat ini, pencemaran berlangsung di mana-mana dengan laju begitu cepat, yang tidak
pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal
yaitu,pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan
industry dan transportasi. Yang lainnya akibat penggunaan berbagai produk bioksida dan
bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia (Achmad:2004).
Potensi Hidrogen (pH) air dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam
lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya hara-hara serta toksitas dari unsure-unsur
renik (Saeni:1989). Pada umumnya jika pH air itu kurang dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus
hati-hati, karena mungkin ada pencemaran seperti pabrik bahan kimia, rabuk, kertas,
mentega, keju dan sebagainya (Sastrawijaya:2000). Air yang mempunyai pH antara 6,7
sampai 8,6 mendukung populasi ikan dalam kolam. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan
dan pembiakkan air tidak terganggu (Sastrawijaya:2000).
Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut
dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makhluk yang tinggal di air, baik tanaman
maupun hewan, bergantung kepada Oksigen yang terlarut ini. Jadi, penentuan kadar Oksigen
terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu air (Sastrawijaya:2000).
METODELOGI
ALAT:
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NAMA
JUMLAH
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Stopwatch
Gelas plastik
pH meter
Konduktiviti meter
1
4
1
1
1
1
1
BAHAN:
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
NAMA
Sabun
Tanah
Air danau
Ikan mas kecil
PbNO3
AgNO3
FeCl3
KI
Na2CO3
HCl
NaOH
JUMLAH
1 tetes
secukupnya
secukupnya
1 ekor
5 tetes
30 tetes
30 tetes
5 tetes
5 tetes
5 tetes
5 tetes
LANGKAH KERJA
Percobaan I
Menyiapkan 3 buah gelas plastik bening, ambil tanah dan air danau lalu masukkan kedalam
gelas plastik. Setelah itu tuangkan air kedalam gelas plastik yang berisi tanah, aduk dan
saring, kemudian ukur Ph dan suhunya.
Percobaan II
Siapkan tabung reaksi dan pipet tetes, kemudan tuangkan 30 tetes sampel 1 (mengandung
logam Pb), tambahkan 5 tetes larutan KI, kemudian catat perubahan warnanya, lalu
tambahkan 5 ttes larutan Na2CO3, kemudian amati kembali perubahan warnanya. Pada
sampel 2 (mengandung logam Ag), tambahkan 5 tetes HCl, lalu amati perubahan warnanya.
Kemudian tabahkan kembali 5 tetes larutan NaOH, lalu amati kembali perubahan warnanya.
Kemudian tambahkan kembali 5 tetes larutan KI, amati kembali perubahan warnanya. Pada
sample 3 (mengandung logam Fe), lalu tambahkan 5 tetes NaOH, lihat dan catat perubahan
warnanya.
Percobaan III
Menyiapkan 1 buah gelas plastik bening, isi dengan air danau secukupnya, lalu ukur pH dan
suhu air menggunakan pH meter kemudian masukan satu ekor ikan mas kecil. Lalu amati
jumlah pergerakan mulutnya selama satu menit, catat hasil perhitungan tersebut. Kemudian
tambahkan satu tetes sabun, lalu aduk hingga tercampur dan amati kembali jumlah
pergerakan mulutnya. Catat hasil perhitungan tersebut.
Percobaan IV
Masukkan air danau (sampel) ke dalam tabung reaksi sebanyak 30 tetes. Kemudian
tambahkan 5 tetes KI dan Na2CO3. amati perubahan yang terjadi. air yang telah ditambahkan
KI dan Na2CO3 kemudian ditambahkan HCl 5 tetes lalu tambahkan 5 tetes NaOH dan 5 tetes
KI. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Kemudian tambahkan lagi dengan NaOH
sebanyak 5 tetes dan amati perubahan yang terjadi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengetahui pengaruh
pencemaran pada makhluk hidup.
Percobaan pertama yaitu mengamati perbedaan tingkah laku ikan di dalam kondisi air
yang berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan, dalam waktu singkat ikan langsung mati ketika
dimasukkan ke dalam air hangat. Haal ini sesuia dengan teori bahwa setia spesies hewan
mempunyai batas-batas suhu agar bisa hidup (Sastrawijaya, 2000). Sedangkan ketika ikan
dimasukkan ke dalam air yang mengandung detergen, pada awalnya ikan bergerak aktif,
kemudian kejang-kejang dan akhirnya mati. Selain itu ikan juga mengeluarkan lender. Air
yang ditambahkan deterjen bersifat basa yang berarti pH air tersebut lebih dari 7.
Berdasarkan teori, air tersebut tiding mendukung kelangsungan hidup ikan. Karena pada
umumnya jika pH air itu kurang dari dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus berhati-hati. Air yang
yang mendukung populasi ikan dalam kolam ilah air yang memilikim pH 6,7 – 8,6
( Sastrawijaya, 2000).
Ikan mengalami kejang serta mengeluarkan lender dari tubuhnya, kemunginan hal ini
disebabkan karena adanya bahan kimia yang terkandung dalam air yang diberi deterjen
sehingga ikan mengalami keracunan kemudian mati. Hal ini membuktikan bahwa air yang
mengandung deterjen ini mempunyai pengaruh buruk pada makhluk hidup.
Percobaan kedua yaitu menguji kandungan logam dalam air. Kandungan timbal dalam
air dapat diuji dengan menambahkan KI dan Na2CO3. Kandungan perak (Ag) di dalam air
dapat di uji dengan menambahkan HCl, NaOH dan KI. Ketika ditambahkan HCl, AgNO3(aq)
akan mengalami perubahan warna menjadi putih dan terdapat butiran-butiran putih tak larut
yang berasal dari reaksi keduanya. Reaksi: AgNO3(aq) + HCl(l) → AgCl(s) + HNO3(aq).
Ketika ditambahkan dengan NaOH, larutan mengalami perubahan warna menjadi putih
tulang dan terdapat gelembung. Reaksi yang mungkin terjadi: AgNO3(aq) + HCl(l) +
NaOH(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) + H 2O. Ketika ditambahkan dengan KI, larutan ini
mengalami perubahan warna kembali menjadi hijau muda. Reaksi yang mungkin terjadi:
AgNO3(aq) + HCl(l) + NaOH(aq) + KI(aq) → AgCl(s) + NaI(aq) + KNO3(aq) + H2O.
Pemberian bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk menguji kandungan logam perak
(Ag) yang terkandung di dalam air. Hal ini terbukti dari hasil reaksi yang terjadi yaitu
menghasilkan endapan AgCl(s). Kandungan besi (Fe) di dalam air dapat diuji dengan
menambahkan NaOH. FeSO4 Ketika ditambahkan dengan NaOH terjadi perubahan warna
menjadi hijau tua dan terbentuk endapan Reaksi: FeSO4 (aq) + NaOH(aq) → Na2SO4(s) +
FeOH2(aq).
Percobaan yang ketiga yaitu menguji logam-logam seperti Pb, Ag, dan Fe dalam
sampel air danau yang dibawa dari rumah. Dengan mengacu pada percobaan kedua, kita
dapat mengetahui apakah air sampel tersebut mengandung logam. Ketika ditambahkan
dengan KI, tidak terdapat perubahan warna dan juga tidak terjadi perubahan pada air tersebut.
Kemudian, ketika ditambahkan dengan Na2CO3 juga tidak terdapat perubahan warna serta
tidak terjadi perubahan pada air tersebut. Hal ini membuktikan bahwa air tersebut tidak
mengandung logam Pb, karena perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan hasil pengamatan
percobaan kedua dan apabila perubahan tersebut sesuai, maka air ini positif mengandung
logam Pb. Ketika ditambahkan HCl, tidak terjadi perubahan warna serta tidak terjadi
perubahan di dalam larutan ini. Lalu, ketika ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan
warna menjadi bening, dan tidak terjadi perubahan pada larutan. Ketika ditambahkan KI
kembali, warna larutan berubah tetap tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan pada
larutan. Berdasarkan data tersebut dan data dari hasil pengamatan percobaan kedua, dapat
dipastikan bahwa pada air ini tidak mengandung logam perak. Ketika ditambahkan dengan
NaOH kembali, tidak terdapat perubahan warna dan tidak terjadi perubahan pada larutan.
Sehingga dapat dipastikan bahwa air ini juga tidak mengandung logam Fe.
Percobaan keempat, menganalisis pencemaran pada sampel tanah dan air tanah.
Berdasarkan pengamatan, sampel pada tanah memiliki pH sebesar 6,89 dengan suhu 29,3 o C.
Sampel air tanah di lingkungan yang praktikan amati memiliki pH 7,02 hal ini sesuai dengan
ambang batas normal.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran/polusi dapat berpengaruh buruk bagi makhluk hidup
2. Air ataupun tanah yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Ag, dan Fe sangat
berbahaya bagi makhluk hidup
3. Kandungan logam berbahaya dapat diuji dengan mereaksikan air yang mengandung logam
tersebut dengan bahan-bahan tertentu
4. Penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya harus dikurangi agar
tidak terjadi pencemaran di lingkungan sekitar kita. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti suhu, serta air.
5. Air yang dibawa sebagai sampel tidak mengandung logam berat seperti Pb, Ag,
dan Fe
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Dr Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Saeni, MS. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: IPB.
Sastrawijaya, A Tresna MSc. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Lutfi, Ahmad. 2009. Sumber dan Bahan Pencemar Air. http://www.chem-is-try.org. diakses
pada 20 Oktober 2014. Pukul 21:15 WIB.
Setiawan, Deni. 2013. Ciri-ciri Air Tanah yang Tercemar. www.nanosmartfilter.com. Diakses
pada 20 Oktober 2014. Pukul 20:00 WIB.
LAMPIRAN
DATA PENGAMATAN
Percobaan I
Kondisi Air
Air danau
Air + sabun
Hasil Pengamatan
Ikan tidak mengalami apa – apa
Ikan bergerak aktif, kemudian kejang dan mati.
Percobaan II
Sampel
Pb 30 tetes
Ag 30 tetes
FeSO4 30 tetes
Penambahan Larutan
+5 tetes KI
+5 tetes KI +5 tetes Na2CO3
Warna
kuning
putih
Keterangan
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl
putih
berwarna putih
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl +5 tetes NaOH
Putih tulang
putih dan hitam
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl +5 tetes NaOH
Hijau muda
dan gelembung
Terbentuk endapan
Hijau tua
abu – abu
-
+5 tetes KI
+5 tetes NaOH
Percobaan III
Keadaan Air
Air danau
Air danau + sabun
Jumlah pergerakan mulut ikan
110 kali
64 kali
Percobaan IV
Sampel
Penambahan
Warna
Air danau 30 tetes
Larutan
+KI 5 tetes
Tidak berubah
+5 tetes KI +5 tetes
warna
Tidak berubah
Na2CO3
+5 tetes HCl
warna
Tidak berubah
+5 tetes NaOH
warna
Tidak berubah
+5 tetes KI
warna
Tidak berubah
warna
ASRIATI MALKA
11140161000028
ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh polusi pada makhluk hidup serta
melakukan pengujian kandungan logam dalam sampel air. Pengamatan pertama dilakukan
dengan menggunakan sampel ikan yang dimasukkan ke dalam kondisi air yang berbeda.
Percobaan ini juga dilakukan untuk menguji kandungan logam Pb, Ag, serta Fe (besi) dalam
air. Kandungan logam dapat diuji dengan mereaksikan air yang mengandung logam tersebut
dengan bahan-bahan tertentu seperti KI, Na2CO3, HCl, NaOH. Pengukuran pH air dan tanah
dilakukan dengan menggunakan pH meter, sedangkan pengukuran daya hantar listrik
dilakukan dengan menggunakan konduktivtimeter. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui
bahwa suhu, pH, serta kandungan bahan pencemar pada air dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan. Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air,
ada parameter yang bisa digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya bahan pencemar
dalam air antara lain yaitu Warna, bau dan atau rasa dari air, Sifat-sifat senyawa anorganik
(pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam
berat).
LANDASAN TEORI
Kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari sumber, reaksi-reaksi transport,
pengaruh dan nasib dari suatu jenis senyawa kimia dalam lingkungan air, tanah dan udara.
Bila disederhanakan kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari fenomena dalam
lingkungan (Saeni, 1984).
Saat ini, pencemaran berlangsung di mana-mana dengan laju begitu cepat, yang tidak
pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal
yaitu,pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan
industry dan transportasi. Yang lainnya akibat penggunaan berbagai produk bioksida dan
bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia (Achmad:2004).
Potensi Hidrogen (pH) air dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam
lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya hara-hara serta toksitas dari unsure-unsur
renik (Saeni:1989). Pada umumnya jika pH air itu kurang dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus
hati-hati, karena mungkin ada pencemaran seperti pabrik bahan kimia, rabuk, kertas,
mentega, keju dan sebagainya (Sastrawijaya:2000). Air yang mempunyai pH antara 6,7
sampai 8,6 mendukung populasi ikan dalam kolam. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan
dan pembiakkan air tidak terganggu (Sastrawijaya:2000).
Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut
dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makhluk yang tinggal di air, baik tanaman
maupun hewan, bergantung kepada Oksigen yang terlarut ini. Jadi, penentuan kadar Oksigen
terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu air (Sastrawijaya:2000).
METODELOGI
ALAT:
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NAMA
JUMLAH
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Stopwatch
Gelas plastik
pH meter
Konduktiviti meter
1
4
1
1
1
1
1
BAHAN:
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
NAMA
Sabun
Tanah
Air danau
Ikan mas kecil
PbNO3
AgNO3
FeCl3
KI
Na2CO3
HCl
NaOH
JUMLAH
1 tetes
secukupnya
secukupnya
1 ekor
5 tetes
30 tetes
30 tetes
5 tetes
5 tetes
5 tetes
5 tetes
LANGKAH KERJA
Percobaan I
Menyiapkan 3 buah gelas plastik bening, ambil tanah dan air danau lalu masukkan kedalam
gelas plastik. Setelah itu tuangkan air kedalam gelas plastik yang berisi tanah, aduk dan
saring, kemudian ukur Ph dan suhunya.
Percobaan II
Siapkan tabung reaksi dan pipet tetes, kemudan tuangkan 30 tetes sampel 1 (mengandung
logam Pb), tambahkan 5 tetes larutan KI, kemudian catat perubahan warnanya, lalu
tambahkan 5 ttes larutan Na2CO3, kemudian amati kembali perubahan warnanya. Pada
sampel 2 (mengandung logam Ag), tambahkan 5 tetes HCl, lalu amati perubahan warnanya.
Kemudian tabahkan kembali 5 tetes larutan NaOH, lalu amati kembali perubahan warnanya.
Kemudian tambahkan kembali 5 tetes larutan KI, amati kembali perubahan warnanya. Pada
sample 3 (mengandung logam Fe), lalu tambahkan 5 tetes NaOH, lihat dan catat perubahan
warnanya.
Percobaan III
Menyiapkan 1 buah gelas plastik bening, isi dengan air danau secukupnya, lalu ukur pH dan
suhu air menggunakan pH meter kemudian masukan satu ekor ikan mas kecil. Lalu amati
jumlah pergerakan mulutnya selama satu menit, catat hasil perhitungan tersebut. Kemudian
tambahkan satu tetes sabun, lalu aduk hingga tercampur dan amati kembali jumlah
pergerakan mulutnya. Catat hasil perhitungan tersebut.
Percobaan IV
Masukkan air danau (sampel) ke dalam tabung reaksi sebanyak 30 tetes. Kemudian
tambahkan 5 tetes KI dan Na2CO3. amati perubahan yang terjadi. air yang telah ditambahkan
KI dan Na2CO3 kemudian ditambahkan HCl 5 tetes lalu tambahkan 5 tetes NaOH dan 5 tetes
KI. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Kemudian tambahkan lagi dengan NaOH
sebanyak 5 tetes dan amati perubahan yang terjadi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengetahui pengaruh
pencemaran pada makhluk hidup.
Percobaan pertama yaitu mengamati perbedaan tingkah laku ikan di dalam kondisi air
yang berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan, dalam waktu singkat ikan langsung mati ketika
dimasukkan ke dalam air hangat. Haal ini sesuia dengan teori bahwa setia spesies hewan
mempunyai batas-batas suhu agar bisa hidup (Sastrawijaya, 2000). Sedangkan ketika ikan
dimasukkan ke dalam air yang mengandung detergen, pada awalnya ikan bergerak aktif,
kemudian kejang-kejang dan akhirnya mati. Selain itu ikan juga mengeluarkan lender. Air
yang ditambahkan deterjen bersifat basa yang berarti pH air tersebut lebih dari 7.
Berdasarkan teori, air tersebut tiding mendukung kelangsungan hidup ikan. Karena pada
umumnya jika pH air itu kurang dari dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus berhati-hati. Air yang
yang mendukung populasi ikan dalam kolam ilah air yang memilikim pH 6,7 – 8,6
( Sastrawijaya, 2000).
Ikan mengalami kejang serta mengeluarkan lender dari tubuhnya, kemunginan hal ini
disebabkan karena adanya bahan kimia yang terkandung dalam air yang diberi deterjen
sehingga ikan mengalami keracunan kemudian mati. Hal ini membuktikan bahwa air yang
mengandung deterjen ini mempunyai pengaruh buruk pada makhluk hidup.
Percobaan kedua yaitu menguji kandungan logam dalam air. Kandungan timbal dalam
air dapat diuji dengan menambahkan KI dan Na2CO3. Kandungan perak (Ag) di dalam air
dapat di uji dengan menambahkan HCl, NaOH dan KI. Ketika ditambahkan HCl, AgNO3(aq)
akan mengalami perubahan warna menjadi putih dan terdapat butiran-butiran putih tak larut
yang berasal dari reaksi keduanya. Reaksi: AgNO3(aq) + HCl(l) → AgCl(s) + HNO3(aq).
Ketika ditambahkan dengan NaOH, larutan mengalami perubahan warna menjadi putih
tulang dan terdapat gelembung. Reaksi yang mungkin terjadi: AgNO3(aq) + HCl(l) +
NaOH(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) + H 2O. Ketika ditambahkan dengan KI, larutan ini
mengalami perubahan warna kembali menjadi hijau muda. Reaksi yang mungkin terjadi:
AgNO3(aq) + HCl(l) + NaOH(aq) + KI(aq) → AgCl(s) + NaI(aq) + KNO3(aq) + H2O.
Pemberian bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk menguji kandungan logam perak
(Ag) yang terkandung di dalam air. Hal ini terbukti dari hasil reaksi yang terjadi yaitu
menghasilkan endapan AgCl(s). Kandungan besi (Fe) di dalam air dapat diuji dengan
menambahkan NaOH. FeSO4 Ketika ditambahkan dengan NaOH terjadi perubahan warna
menjadi hijau tua dan terbentuk endapan Reaksi: FeSO4 (aq) + NaOH(aq) → Na2SO4(s) +
FeOH2(aq).
Percobaan yang ketiga yaitu menguji logam-logam seperti Pb, Ag, dan Fe dalam
sampel air danau yang dibawa dari rumah. Dengan mengacu pada percobaan kedua, kita
dapat mengetahui apakah air sampel tersebut mengandung logam. Ketika ditambahkan
dengan KI, tidak terdapat perubahan warna dan juga tidak terjadi perubahan pada air tersebut.
Kemudian, ketika ditambahkan dengan Na2CO3 juga tidak terdapat perubahan warna serta
tidak terjadi perubahan pada air tersebut. Hal ini membuktikan bahwa air tersebut tidak
mengandung logam Pb, karena perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan hasil pengamatan
percobaan kedua dan apabila perubahan tersebut sesuai, maka air ini positif mengandung
logam Pb. Ketika ditambahkan HCl, tidak terjadi perubahan warna serta tidak terjadi
perubahan di dalam larutan ini. Lalu, ketika ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan
warna menjadi bening, dan tidak terjadi perubahan pada larutan. Ketika ditambahkan KI
kembali, warna larutan berubah tetap tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan pada
larutan. Berdasarkan data tersebut dan data dari hasil pengamatan percobaan kedua, dapat
dipastikan bahwa pada air ini tidak mengandung logam perak. Ketika ditambahkan dengan
NaOH kembali, tidak terdapat perubahan warna dan tidak terjadi perubahan pada larutan.
Sehingga dapat dipastikan bahwa air ini juga tidak mengandung logam Fe.
Percobaan keempat, menganalisis pencemaran pada sampel tanah dan air tanah.
Berdasarkan pengamatan, sampel pada tanah memiliki pH sebesar 6,89 dengan suhu 29,3 o C.
Sampel air tanah di lingkungan yang praktikan amati memiliki pH 7,02 hal ini sesuai dengan
ambang batas normal.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran/polusi dapat berpengaruh buruk bagi makhluk hidup
2. Air ataupun tanah yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Ag, dan Fe sangat
berbahaya bagi makhluk hidup
3. Kandungan logam berbahaya dapat diuji dengan mereaksikan air yang mengandung logam
tersebut dengan bahan-bahan tertentu
4. Penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya harus dikurangi agar
tidak terjadi pencemaran di lingkungan sekitar kita. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti suhu, serta air.
5. Air yang dibawa sebagai sampel tidak mengandung logam berat seperti Pb, Ag,
dan Fe
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Dr Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Saeni, MS. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: IPB.
Sastrawijaya, A Tresna MSc. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Lutfi, Ahmad. 2009. Sumber dan Bahan Pencemar Air. http://www.chem-is-try.org. diakses
pada 20 Oktober 2014. Pukul 21:15 WIB.
Setiawan, Deni. 2013. Ciri-ciri Air Tanah yang Tercemar. www.nanosmartfilter.com. Diakses
pada 20 Oktober 2014. Pukul 20:00 WIB.
LAMPIRAN
DATA PENGAMATAN
Percobaan I
Kondisi Air
Air danau
Air + sabun
Hasil Pengamatan
Ikan tidak mengalami apa – apa
Ikan bergerak aktif, kemudian kejang dan mati.
Percobaan II
Sampel
Pb 30 tetes
Ag 30 tetes
FeSO4 30 tetes
Penambahan Larutan
+5 tetes KI
+5 tetes KI +5 tetes Na2CO3
Warna
kuning
putih
Keterangan
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl
putih
berwarna putih
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl +5 tetes NaOH
Putih tulang
putih dan hitam
Terbentuk endapan
+5 tetes HCl +5 tetes NaOH
Hijau muda
dan gelembung
Terbentuk endapan
Hijau tua
abu – abu
-
+5 tetes KI
+5 tetes NaOH
Percobaan III
Keadaan Air
Air danau
Air danau + sabun
Jumlah pergerakan mulut ikan
110 kali
64 kali
Percobaan IV
Sampel
Penambahan
Warna
Air danau 30 tetes
Larutan
+KI 5 tetes
Tidak berubah
+5 tetes KI +5 tetes
warna
Tidak berubah
Na2CO3
+5 tetes HCl
warna
Tidak berubah
+5 tetes NaOH
warna
Tidak berubah
+5 tetes KI
warna
Tidak berubah
warna