PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR SEKOLAH

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014
“Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013”
Surabaya, 18 Januari 2014

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR SEKOLAH MENENGAH
MELALUI PEMBUDAYAAN DAN PERMAKNAAN LAGU-LAGU NASIONAL
(Sebuah Upaya Mewujudkan Kesehatan Mental dan Sosial)
Safran Rochim1), Hamdan Nur Rahman1), Widodo Hariyono1,2)
1)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
2)
Pusat Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PS-K3), UAD Yogyakarta
e-mail: [email protected]
Abstract

Indonesia's future based on the younger generation, on the strength of character, moral integrity, high morale and
great willingness to sacrifice. We need an attempt to awaken, grow, and form the character of young people who are
psychologically soul being 'grown and formed'. One way through songs and music. Songs and music can affect a
person's emotional and mental steer in a certain direction, so expect a songs and music nuanced struggle, chivalry,

and heroism, patriotism emotions, spirit, effort, and fosters good behavior and healthy personality. It results are
expected by this idea (1) to bring awareness to high school students to love and care for the nation's cultural
heritage, in this case national songs and struggle for meaning and excavated contained in it, so it can be used to
improve morale and patriotism, (2) to socialize again incessantly national songs and struggle, which has been
largely forgotten, especially by high school students, (3) uplifting soul on high school students are capable, the
awareness of the country defense and keep to national unity, (4) through song and music, the personality and
character of high school students can be formed strong and healthy. There are 5 main steps familiarization program
national songs.
Keywords: character education, cultivation, meaning, student, national songs.

Abstrak
Masa depan Indonesia bertumpu pada generasi mudanya, pada kekuatan karakter, integritas moral, semangat
juang yang tinggi, dan kerelaan berkorban yang besar. Perlu upaya untuk menyadarkan, menumbuhkan, dan
membentuk karakter generasi muda yang secara psikologis jiwanya sedang ‘tumbuh dan terbentuk’. Salah satu
caranya melalui lagu dan musik. Lagu dan musik dapat memengaruhi emosi dan mengarahkan jiwa seseorang ke
arah tertentu, sehingga diharapkan sentuhan lagu dan musik yang bernuansa perjuangan, keksatriaan, dan
keperwiraan, perasaan emosi patriotisme, semangat kejuangan, serta menumbuhkan perilaku yang baik dan
kepribadian yang sehat. Hasil yang diharapkan melalui gagasan ini (1) memberikan kesadaran bagi para pelajar
sekolah menengah untuk mencintai dan peduli terhadap warisan budaya bangsa, dalam hal ini lagu-lagu nasional
dan perjuangan, untuk digali makna dan arti yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk

meningkatkan semangat juang dan patriotisme, (2) menyosialisasikan kembali secara gencar lagu-lagu nasional
dan perjuangan yang saat ini telah banyak dilupakan, terutama oleh para pelajar sekolah menengah, (3)
menggugah semangat jiwa pada para pelajar sekolah menengah secara kuat, dalam kesadaran akan bela negara
dan menjaga persatuan nasional, (4) melalui lagu dan musik, kepribadian dan karakter pelajar sekolah menengah
dapat dibentuk secara kuat dan sehat. Terdapat 5 langkah utama program pembudayaan lagu-lagu nasional.
Kata Kunci: pendidikan karakter, pembudayaan, permaknaan, pelajar, lagu nasional.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Generasi muda adalah harapan bangsa, penerus citacita perjuangan bangsa di masa depan, yang akan
menjadi generasi pelanjut pembangunan negara. Begitu
besarnya nilai dan tumpuan masa depan pada generasi
muda, sehingga dapat dikatakan, bahwa “nasib suatu
bangsa terletak pada generasi mudanya”. Begitu pula
dengan Indonesia, masa depan negeri ini bertumpu pada
generasi mudanya, yang secara riil tentunya pada
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

kekuatan karakter, integritas moral, semangat juang
yang tinggi, dan kerelaan berkorban yang besar.

Namun, akhir-akhir ini dapat disaksikan betapa
nilai-nilai moral, norma agama, akhlak, etos kerja, dan
perilaku generasi muda Indonesia banyak yang tidak
sesuai harapan itu. Banyak kelompok generasi muda
(pada kelompok pelajar, mahasiswa, maupun lulusan
perguruan tinggi) yang tidak mampu mengemban
amanat perjuangan masa depan tersebut. Mereka yang
seharusnya memiliki karakter yang kuat dan
kepribadian yang mulia, tetapi justru berperilaku yang
ISSN XXXX-YYYY
1

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
tidak sesuai dengan harkat dan martabat ‘budaya
bangsa Timur’ yang menjunjung tinggi akhlak dan
moralitas.
Saat ini dapat disaksikan fakta dari berbagai media
massa, bahwa banyak generasi muda Indonesia
(khususnya pelajar sekolah menengah yang masih labil
kepribadiannya)

perikehidupannya
tidak
lagi
mengindahkan nilai-nilai moral dan agama. Ada dua hal
pokok yang dapat dijadikan penyebab timbulnya
karakter yang tidak ‘sehat’ tersebut. Kemungkinan
pertama adalah pergaulan yang tidak bisa dikontrol saat
pelajar (terutama pada pelajar sekolah menengah)
berada dalam komunitas usia sebayanya (kawan
bergaul). Pergaulan yang negatif berdampak buruk bagi
tumbuh berkembangnya psikologi seorang remaja (saat
meningkat menjadi dewasa). Kemungkinan kedua
adalah gancarnya paparan media massa (baik cetak
maupun elektronik) yang memertontonkan budaya
permisif, hedonis, dan menganjurkan kesenangan
semata. Dalam konteks ini, paparan dari media massa
dapat memengaruhi pembentukan watak dan karakter
seseorang, khususnya di waktu usia muda.
Di sisi lain, lembaga pendidikan (sekolah) yang
tidak sepenuhnya mampu melakukan pengawasan yang

ketat terhadap perkembangan perilaku anak didiknya.
Pendidikan formal di sekolah lebih menitikberatkan
pada pengolahan kecerdasan intelektual, sehingga
seringkali
pembinaan
kecerdasan
emosional
mendapatkan porsi yang kurang memadai. Banyak
pelajar dan mahasiswa yang meraih prestasi dalam
pendidikan formal dan informal tinggi, tetapi karakter
individualnya tidak peka pada masalah sosial,
cenderung apatis (tidak peduli), dan individualistis.
Salah satu cara untuk menyadarkan, menumbuhkan,
dan membentuk karakter generasi muda yang secara
psikologis jiwanya sedang ‘tumbuh dan terbentuk’
adalah melalui lagu dan musik. Lagu dan musik dapat
memengaruhi emosi dan mengarahkan jiwa seseorang
ke arah tertentu. Bagi generasi muda, sentuhan lagu dan
musik yang bernuansa perjuangan dan keperwiraan,
juga akan memunculkan perasaan emosi semangat

kejuangan yang menyala-nyala, sehingga akan tumbuh
perilaku yang baik dan kepribadian yang sehat.
Alat musik yang paling utama adalah yang paling
murah, yaitu suara manusia. Ini juga yang paling mahal,
sebab mengendaki syarat-syarat dan kewajibankewajiban yang paling berat. Suara sebagai alat musik
adalah anugrah setiap manusia (Dungga, 1983). Setiap
orang diberi kemampuan suara yang dapat digunakan
untuk tujuan mewujudkan keindahan berupa lagu dan
musik. Aspek sebuah lagu yang dinyanyikan oleh
sesorang pasti memiliki tujuan tertentu, yang intinya
sebagai
ungkapan
perasaan
orang
yang
menyanyikannya. Baik kesenangan maupun kesedihan
yang
sedang
dihadapi
seseorang,

biasanya
memunculkan sebuah ‘cetusan hati’ berwujud lagu
yang dinyanyikannya.
Dari segi psikologi musik, Djohan (2009)
menjelaskan, bahwa komunikasi hanya akan bermakna
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

bila seseorang memiliki pengertian yang sama dengan
orang yang meresponnya, yang akhirnya dapat
memperkuat kemampuan mengomunikasikan karakter
emosi. Namun, bila hanya terkonsentrasi pada bagian
ini, emosi tidak akan banyak memberi arti karena tidak
ada kepentingan aspek lain yang berhubungan dengan
pengalaman musikal. Bila kita mengamati cara seorang
pendengar menggunakan berbagai cara isyarat ekspresi
dalam keseharian untuk merekognisi karakter emosi,
maka sangat dimungkinkan untuk menggunakan
kombinasi dari kinerja suara yang telah disintesiskan.
Dari perspeksif fungsionalisme, komunikasi emosi

dalam musik menunjukkan kekhususan melalui proses
komunikasi non-verbal. Oleh sebab itu perspektif
fungsionalisme memiliki implikasi penting. Implikasi
lain adalah pendengar dapat mengingat dengan baik
sesuai hasil yang diharapkan dari karakter emosi, tanpa
perlu memperhatikan pengetahuan musikalnya (Djohan,
2009). Maka, komunikasi musikal lebih banyak
menggunakan kode spatio-temporal sebagai bentuk lain
dari komunikasi non-verbal. Selain itu perlu juga
dipertimbangkan kenyataan bahwa walau musisi
membutuhkan “pengetahuan emosi”, tetapi tidak berarti
secara otomatis dapat mengekspresikan emosi.
Maksud dari teori psikologi musik yang dikutip di
atas adalah memberikan pengertian bahwa “lagu dan
musik mampu memengaruhi jiwa seseorang dan
mengarahkannya kepada suatu tujuan tertentu”. Musik
dan lagu yang diarahkan untuk membangkitkan
semangat juang (patriotisme), membentuk karakter
keperwiraan, meningkatkan etos kerja, dan sejenisnya,
dapat mencapai tujuannya jika dikondisikan dalam

suatu subjek dan waktu yang tepat. Termasuk dalam hal
ini, generasi muda dapat dididik kerpibadiannya
melalui lagu dan musik yang sesuai dengan tumbuhnya
fase kejiwaan mereka yang sedang bergejolak.
Lagu dan musik bagi generasi muda menjadi sebuah
kebutuhan sebab hal tersebut sejalan dengan fitrah
manusia dan sebagai ungkapan rasa seni, ekspresi
kepribadian, maupun sebagai hiburan. Tidak bisa
dipungkiri kekuatan suatu lagu dapat merubah suatu
keadaan, baik langsung maupun tidak langsung. Lagu
dan musik muncul sepanjang perjalanan hidup manusia
dan menjadi bagian dari kebudayaan yang nilainya
tinggi. Tanpa lagu dan musik, seolah kehidupan
menjadi ‘kering’ dan tiada kehalusan budi.
Kepentingan lagu dalam kehidupan masyarakat
sangat dirasakan memberi “warna” dalam segi
kehidupan dengan latar belakang yang berbeda,
misalnya segi suku bangsa, kelompok agama, status
sosial, ragam profesi dan sebagainya. Aliran musik
yang berbeda-beda juga merupakan sebuah dinamika

yang menarik untuk dicermati sebab hal tersebut
menunjukan bentuk kreativitas manusia yang
menginginkan keselarasan hidup. Dalam permusikan,
terdapat elemen-elemen musik, yaitu harmony,
counterpoint, rhythm, dan notation, sementara itu dari
segi psikologi musik, dipelajari tentang what the
listener hears, and how and why he hears what he does
(Ammer, 1973). Dapat dikatakan bahwa lagu dan musik
ISSN XXXX-YYYY
2

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
dapat
memengaruhi
kejiwaan
manusia,
mengarahkannya kepada suatu tujuan tertentu pada nilai
kebaikan, seperti membangkitkan semangat dan
memertebal etos kerja.
Seperti diketahui, bahwa Indonesia adalah termasuk

negara yang kemerdekaannya (bebas dari penjajah)
didapatkan dari perjuangan bersenjata yang begitu
pedih dan pengorbanan yang luar biasa. Hal tersebut
menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia terutama para
generasi mudanya mempunyai semangat berjuang yang
hebat. Dalam konteks masa perjuangan tersebut, lagulagu nasional dan perjuangan menjadi modal yang
cukup menentukan dalam menjaga konsistensi
semangat, keyakinan, dan idealitas dalam perjuangan
itu sendiri. Pada masa perjuangan kemerdekaan, begitu
banyak muncul beragam lagu nasional dan perjuangan,
salah satu hal yang membuat semangat kebangsaan
(ingin merdeka) muncul secara konsisten dan besar.
Ada keterkaitan yang signifikan antara lagu
perjuangan, semangat berjuang, dan realisasi
perjuangan itu sendiri. Sebagai contoh dinyanyikannya
pertama kali lagu “Indonesia Raya” oleh penciptanya
yaitu Wage Rudolf Supratman pada Kongres Pemuda II,
tanggal 28 Oktober 1928 (Sularto et al, 1982). Hal
tersebut menjadi contoh bahwa semangat para pemuda
muncul dan menggelora, salah satunya oleh syair dan
nada lagu “Indonesia Raya”. Banyak lagu nasional dan
perjuangan yang digubah pada masa revolusi fisik
maupun ketika suasana Negara Indonesia masih penuh
pergolakan politik dan keamanan. Beberapa contoh di
bawah ini adalah judul lagu-lagu nasional yang bersifat
wajib untuk dinyanyikan oleh generasi muda Indonesia
di sekolah-sekolah.
Tabel 1. Contoh lagu-lagu wajib di Indonesia
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Judul Lagu
Bangun Pemuda Pemudi
Berkibarlah Benderaku
Dari Sabang Sampai
Merauke
Gugur Bunga di Taman
Bakti
Hallo-hallo Bandung
Hari Merdeka
Indonesia Pusaka
Indonesia Tetap Merdeka
Maju Tak Gentar
Rayuan Pulau Kelapa
Satu Nusa Satu Bangsa
Tanah Airku

Pengarang
A. Simandjuntak
Ibu Sud
R. Soerarjo
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki
H.S. Mutahar
Ismail Marzuki
C. Simanjuntak
C. Simanjuntak
Ismail Marzuki
L. Manik
Ibu Sud

Penghargaan terhadap para pengarang atau pencipta
lagu-lagu nasional dan perjuangan di Indonesia,
direalisasikan dengan wujud penetapan Hari Musik
Nasional. Hari Musik Nasional yang ditetapkan untuk
diperingati pada setiap tanggal 9 Maret, diusulkan oleh
Persatuan Artis, Pencipta, dan Rekaman Musik
Indonesia (PAPRI) sebagai penghargaan kepada Wage
Rudolf Supratman, sang pencipta lagu kebangsaan
“Indonesia Raya”. Wage Rudolf Soepratman dilahirkan
pada hari Selasa Wage, tanggal 9 Maret 1903, di Dusun
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

Trembelang, Kelurahan Somongari, Kecamatan
Kaligesing, Kabupaten Purworejo (Sularto et al, 1982).
Penetapan Hari Musik Nasional tersebut atas dasar
gagasan dari Presiden Megawati Soekarnoputri pada
saat beliau menjabat sebagai Presiden Republik
Indonesia (http://saktiancool.blogspot.com/).
Adanya Hari Musik Nasional diharapkan dapat
mengingatkan generasi muda pada kekayaan lagu
nasional, termasuk lagu-lagu daerah (musik etnik), yang
kemudian
tergerak
untuk
memelihara
dan
mengembangkannya. Sebab, jika tidak dipelihara dan
dikembangkan, bukan hanya pulau dan laut saja yang
bisa lepas dari negeri ini, melainkan juga bisa
kehilangan kekayaan musik Indonesia, baik lagu
nasional maupun lagu-lagu daerah, sebagai warisan
budaya yang tak ternilai harganya. Hilangnya warisan
budaya bangsa yang berupa lagu atau musik, bukan
hanya karena diplagiasi, tetapi juga dapat secara
internal (hilang dengan sendirinya), yaitu tidak
dimengertinya atau tidak dipahaminya makna yang
terkandung dalam isi atau materi dalam lagu-lagu
tersebut.
Bentuk lain perhatian Pemerintah Indonesia yang
belakangan mewacana di sebagian kalangan insan
musik, adalah keinginan untuk membangun Museum
Musik Indonesia. Pembangunan museum ini menjadi
sangat strategis terkait dengan upaya untuk
mengabadikan sejarah panjang perkembangan lagu dan
musik di Indonesia, sekaligus nantinya dapat menjadi
objek wisata dan objek penelitian yang menarik serta
bermanfaat bagi generasi mendatang.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan ini adalah (1) menyadarkan
kembali kepada segenap pihak akan pentingnya lagulagu nasional dan perjuangan di kalangan masyarakat,
khususnya generasi muda, untuk membangkitkan
kembali semangat patriotisme dan pembentukan
karakter yang kuat, (2) merumuskan cara-cara untuk
memanfaatkan lagu-lagu nasional dan perjuangan
tersebut untuk menumbuhkan semangat patriotisme dan
pembentukan karakter, agar nilai kejuangan dan
semangat idealisme yang dicita-citakan para pahlawan
terdahulu dapat mengakar kuat di kalangan generasi
muda, (3) memahamkan kepada generasi muda akan
berharganya lagu-lagu nasional dan perjuangan, sebagai
warisan para pejuang terdahulu yang harus dijaga agar
tidak ‘hilang’, baik makna maupun nilainya dalam
kehidupan kebangsaan saat ini, (4) menumbuhkan
kecintaan akan seni musik yang dapat menghaluskan
budi dan perasaan, atau untuk membentuk karakter
yang baik, (5) untuk menanggulangi berbagai
penyimpangan perilaku dan kepribadian buruk atau
negatif pada generasi muda melalui lagu dan musik.
Manfaat dari penulisan ini adalah (1) bagi
Pemerintah, khusunya Kementerian Pendidikan
Nasional maupun Kementerian Pemuda dan Olah Raga
Republik Indonesia, diharapkan dapat membuat
program atau kurikulum yang terkait dengan
penggunaan lagu dan musik yang bernilai patriotisme,
ISSN XXXX-YYYY
3

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
khususnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan
perguruan tinggi, (2) bagi sekolah dan perguruan tinggi,
diharapkan mendapat manfaat dalam mengonsep
penumbuhan kecintaan terhadap lagu dan musik
perjuangan sebagai media untuk meningkatkan
semangat patriotisme dan pembentukan karakter peserta
didik, (3) bagi segenap masyarakat, agar ikut
mendukung
dan
berpartisipasi
aktif
dalam
menyosialisasikan lagu-lagu nasional dan perjuangan
dalam berbagai kegiatan, baik formal maupun informal,
(4) bagi generasi muda, dapat bermanfaat untuk
menumbuhkan nilai semangat kejuangan, rasa memiliki
dan bangga pada lagu-lagu nasional dan perjuangan,
yang merupakan warisan seni dan budaya bangsa
Indonesia dalam masa perjuangan kemerdekaan dan
memertahankan keutuhan negara, baik sekarang
maupun di masa depan.
METODE
Metode penulisan ini dengan studi kepustakaan dan
bersifat deskriptif, penjelasan dilakukan secara
argumentatif. Materi berupa tinjauan situasi riil dengan
pemecahan secara teoritis berdasarkan sumber-sumber
literatur yang sesuai dengan topik penulisan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Kondisi Kekinian
Akhir-akhir ini ditengarai bahwa dari segi semangat
nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia
telah memudar. Beberapa indikasi antara lain adalah (1)
munculnya semangat kedaerahan/egoisme kesukuan,
keagamaan, dan kekelompokan tertentu, seiring dengan
diberlakukannya otonomi daerah, (2) mengecilkan nilai
dan arti Pancasila sebagai Dasar Negara dan alat
pemersatu bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,
sehingga Pancasila tidak lagi menjadi perekat persatuan
bangsa yang majemuk, (3) ketidakpedulian terhadap
makna dan arti bendera negara dan lagu kebangsaan,
(4) kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan
kesenian, baik skala nasional maupun daerah, (5)
konflik antaretnis dan agama yang mengakibatkan
pertumpahan darah, tawuran antardesa, antarsiswa, dan
antar mahasiswa, (6) para siswa maupun mahasiswa
cenderung tidak menyukai lagu-lagu nasional, tetapi
justru menyukai jenis lagu dan musik yang membawa
nilai kesenangan semata, pergaulan bebas, dan tidak
bernilai positif bagi mentalitas.
Musik ‘modern’ merupakan salah satu seni yang
sangat disukai di kalangan generasi muda. Hampir
setiap hari, berbagai jenis corak musik dan lagu diputar
di televisi, radio, maupun media elektronik lainnya.
Berbagai aliran musik berkembang mulai dari lagu pop,
rock, hip-hop, rap, dan sebagainya. Berkembangnya
kemajuan di dunia musik tersebut telah membawa
dampak bagi generasi muda, baik berdampak positif
maupun negatif. Namun, dampak negatif dari beberapa
aliran musik ‘modern’ tersebut, yaitu (1) musik dan
lagu yang beraliran keras seperti rock terkadang identik
dengan minuman keras, narkoba, dan pergaulan bebas,
(2) lirik dari lagu tersebut terkadang tidak membawa
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

nilai moral yang baik, tetapi kadang-kadang berbau
porno ataupun cengeng, sehingga secara psikologis
dapat merusak moral dan kepribadian generasi muda,
(3) adanya berbagai aliran musik baru dan ‘modern’
tersebut membuat generasi muda merasa malu atau
menganggap kuno//kolot/tertinggal/tidak mengikuti
zaman, jika harus menyanyikan lagu-lagu kebangsaan
yang diciptakan pada masa lalu.
Adanya anggapan bahwa lagu-lagu nasional dan
perjuangan tidak ‘modern’, membuat generasi muda
melupakan semangat patriotisme yang terkandung
dalam lagu tersebut. Generasi muda sekarang
cenderung memilih lagu ‘modern’ yang lirik serta
lagunya tidak mendidik. Muatan lagu sekarang yang
paling banyak berisi kisah percintaan, kesenangan yang
tiada berujung, dan keluh-kesah dalam menjalani
kehidupan yang penuh kesusahan. Oleh sebab
kesehariannya selalu diliputi oleh jenis lagu atau musik
seperti itu, mentalitas generasi muda yang menjadi
penggemarnya juga menjadi cengeng, berhati lemah,
dan tidak suka bekerja keras.
Kegiatan upacara bendera di sekolah-sekolah yang
biasanya dilakukan pada setiap hari Senin, masih
menjadi kegiatan seremonial dan formalitas yang tidak
dipahami maknanya secara benar. Lagu-lagu wajib
seperti “Indonesia Raya” dan “Mengheningkan Cipta”
hanya sebatas dinyanyikan, tanpa ada upaya untuk
memahami makna dan filosofi yang terkandung dalam
lagu tersebut. Banyak generasi muda yang tidak
mengetahui sejarah dan kronologi digubahnya lagulagu perjuangan tersebut. Sebagai contoh, Lagu
Kebangsaan “Indonesia Raya” yang diciptakan oleh
Wage Rudolf Supratman, mempunyai lirik yang sangat
luar biasa menyentuh hati dan memunculkan semangat
kejuangan.
Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi
bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945). Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar
pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam
keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan
cita-cita bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia. Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” adalah
lagu wajib pertama milik seluruh rakyatnya.
Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” adalah sebuah
lagu perjuangan yang menentukan berdirinya Negara
Indonesia. Lagu ini mampu menjadi penggerak bagi
rakyat Indonesia untuk memerjuangkan kemerdekaan,
meskipun dengan taruhan nyawa sekalipun. Secara utuh,
Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” terdiri dari tiga
stanza atau kouplet, tetapi kenyataannya, masyarakat
Indonesia hanya hafal stanza ke-1 saja, yang biasa
dinyanyikan pada waktu upacara bendera. Lagu
kebangsaaan ini harus diperdengarkan dan dinyanyikan
dengan sendi suara 4/4. Berikut ini lirik Lagu
Kebangsaan “Indonesia Raya” stanza atau kouplet ke-2
dan ke-3, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44,
ISSN XXXX-YYYY
4

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
Tahun 1958, syair lagunya adalah sebagai berikut
(Sularto, 1982).

Sudi tetap berusaha jujur dan kuat
Tak usah banyak bicara t’rus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra Negri
Bertingkah laku halus hai putra Negri

Tabel 2. Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
Stanza II
Indonesia tanah yang
mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berdiri
Untuk s’lama-lamanya

Stanza III
Indonesia tanah yang
suci
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri
N’jaga ibu sejati

Indonesia tanah pusaka
P’saka kita semuanya
Marilah kita mendo’a
Indonesia bahagia

Indonesia tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
Indonesia abadi

Suburlah tanahnya
Suburlah jiwanya
Bangsanya, rakyatnya
semuanya
Sadarlah hatinya
Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

S’lamatlah rakyatnya
S’lamatlah putranya
Pulaunya, lautnya
semuanya
Majulah neg’rinya
Majulah pandunya
Untuk Indonesia Raya

Jika direnungi secara mendalam, stanza atau kouplet
ke-2 dan ke-3 kutipan syair Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya” di atas (seperti halnya stanza ke-1),
berisi nilai-nilai kejuangan dan cita-cita yang luar biasa
dari penggubahnya. Dia seolah dapat mewakili “suara
hati” seluruh rakyat Indonesia yang menginginkan
kemerdekaan negerinya dari penjajahan. Lagu tersebut
semestinya dapat menggugah hati setiap Warga Negara
Indonesia pada saat ini, yang sedang menginginkan
perasaan bersatu dalam kemakmuran dan keadilan
bersama. Isi lagu tersebut tetap relevan dalam konteks
kekinian, cita-cita “kemerdekaan” dari segala situasi
dan kondisi negatif yang sedang dihadapi oleh bangsa
Indonesia.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya, isi dan maknanya
telah memberikan “gelora dan semangat perjuangan
yang hebat” bagi seluruh rakyat pada masa perjuangan
kemerdekaan, sehingga akhirnya Indonesia dapat
merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun, yang patut
disesalkan, perjuangan untuk kemerdekaan yang saat
ini telah berbentuk lain (merdeka dari berbagai kondisi
yang buruk) di Indonesia, belum terwujud. Salah satu
sebabnya, bahwa lagu kebangsaan tersebut, makna dan
filosofinya telah dilupakan oleh ‘anak-anak bangsa’ itu
sendiri, sehingga secara maknawi telah dilupakan
hakekat keberadaannya.
Sebuah contoh lagu lain yang sangat tepat
dibutuhkan oleh generasi muda, syairnya dikutip di
bawah ini. Lagu tersebut diciptakan oleh A.
Simandjutak (seorang komponis besar Indonesia)
(Muchlis dan Azmy, 1978), sebagai berikut.
Bangun Pemudi Pemuda
Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk Negara
Masa yang akan datang kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

Pesan semangat yang dikandung dalam lagu
tersebut adalah ajakan bagi segenap generasi muda
Indonesia (pelajar, mahasiswa, dan semua pemudapemudi) untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dan
membentuk karakter yang kuat, dengan partisipasi
aktifnya dalam membangun Negara Indonesia. Jenis
lagu
seperti
inilah
yang
seharusnya
terus
diperdengarkan dan digelorakan pada seluruh generasi
muda Indonesia sepanjang waktu. Sebuah program
yang mulia bagi kelangsungan masa depan bangsa dan
negara ini.
Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya
Pemerintah selama ini sebenarnya sudah melakukan
berbagai cara untuk menanamkan
kecintaan
masyarakat, khususnya pada generasi muda, terhadap
lagu dan musik perjuangan untuk menumbuhkan rasa
patriotisme. Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah adalah kegiatan upacara bendera yang
dilakukan setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional.
Dalam pelaksanaan upacara bendera tersebut
dinyanyikan beberapa lagu nasional, diantaranya lagu
“Indonesia Raya” dan “Mengheningkan Cipta”.
Beberapa lagu lain juga dinyanyikan dalam prosesi
upacara tersebut, yang pada dasarnya bertujuan untuk
menumbuhkan kembali semangat para pelajar tentang
pentingnya patriotisme yang dimulai sejak dini.
Namun, usaha tersebut masih belum maksimal, sebab
prosesi upacara bendera masih hanya menjadi kegiatan
seremonial tanpa ada penjelasan tentang makna yang
terkandung dalam upacara, khususnya makna lagu-lagu
yang dinyanyikan.
Adanya Hari Musik Nasional yang mulai ditetapkan
tanggal 9 Maret, juga bagian dari upaya menumbuhkan
kecintaan kepada lagu-lagu nasional. Bentuk perhatian
pemerintah lainnya yang belakangan mewacana di
sebagian kalangan insan musik, adalah keinginan untuk
membangun Museum Musik Indonesia. Pembangunan
museum ini menjadi sangat strategis terkait dengan
upaya
untuk
mengabadikan
sejarah
panjang
perkembangan musik Indonesia, sekaligus nantinya
dapat menjadi objek wisata dan objek penelitian yang
menarik serta bermanfaat bagi generasi mendatang.
Tingkat Keberhasilan Gagasan
1. Segi Pendidikan
Manfaat yang dapat dirasakan dari segi pendidikan
yaitu memberikan kesadaran bagi generasi muda
(pelajar dan mahasiswa) untuk mencintai dan peduli
terhadap kebudayaan bangsa, dalam hal ini lagu-lagu
nasional dan perjuangan, untuk diketahui makna yang
terkandung didalamnya, sehingga dapat digunakan
untuk meningkatkan semangat juang, patriotisme, dan
membentuk karakter kejiwaan di masa sekarang
maupun yang akan datang. Generasi muda (pelajar dan
ISSN XXXX-YYYY
5

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
mahasiswa) dapat memelajari sejarah dan makna lagu
nasional dan perjuangan, sesuai dengan disiplin ilmu
dasar yang berhubungan, seperti seni budaya,
pendidikan kewarganegaraan, dan ilmu lain yang terkait,
selain juga secara umum bagi siswa dan mahasiswa
yang memelajari disiplin ilmu tersebut.
2. Segi Seni dan Budaya
Bagi segi seni dan budaya, diharapkan dapat
diangkatnya kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan
yang telah banyak dilupakan, terutama oleh generasi
muda. Para seniman juga dapat lebih meningkatkan
kreativitasnya dengan mengolaborasikan antara lagulagu ‘modern’ yang saat ini sangat digemari kalangan
generasi muda, dengan corak lagu-lagu perjuangan,
misalnya dengan mengombinasikan lirik ataupun
musiknya. Hal tersebut diharapkan dapat menjadikan
kebudayaan modern Indonesia lebih berwarna dan
bervariasi, tanpa harus meninggalkan warisan masa lalu
yang sangat berharga.
3. Segi Sejarah Perjuangan Bangsa
Lagu kebangsaan, nasional, dan perjuangan
merupakan modal penting dalam upaya membangkitkan
semangat para pejuang dalam perjuangan kemerdekaan
di masa lampau. Terangkatnya kembali jenis lagu-lagu
tersebut, secara tidak langsung merupakan wujud
penghargaan kepada para pejuang, pahlawan, dan
perintis kemerdekaan, yang telah mengorbankan jiwa,
raga, maupun harta untuk kemerdekaan negeri tercinta
Indonesia ini. Inti dari manfaat ini adalah kesadaran
untuk menghidupkan kembali semangat juang dan
tipologi perjuangan yang telah dicontohkan para
pendahulu negeri, baik dalam segi perjuangan fisik,
maupun perjuangan nonfisik (dengan seni, budaya, ilmu,
pengetahuan, teknologi, dan bentuk lainnya).
4. Segi Sosial dan Kemasyarakatan
Lagu-lagu nasional dan perjuangan, jika dilihat dari
liriknya mengandung makna yang sangat dalam tentang
semangat dalam (1) solidaritas atau kesetiakawanan, (2)
rela berkorban bagi sesama, (3) suka menolong, (4)
mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur, (5)
kerukunan dalam masyarakat. Makna dari lagu atau
musik perjuangan tersebut melahirkan rasa semangat
perjuangan dan patriotisme yang kuat bagi masyarakat,
khususnya generasi muda. Munculnya rasa patriotisme
tersebut dapat melahirkan generasi muda yang
berkarakter kuat tidak mudah diombang-ambingkan
oleh pengaruh buruk kehidupan akibat dampak
globalisasi.
5. Segi Politik
Manfaat dari segi politik, lagu-lagu nasional dan
perjuangan diharapkan dapat memerbaiki karakter dan
sifat para generasi muda yang kini aktif dalam dunia
politik dan pemerintahan, sehingga dapat ‘melahirkan’
para pemimpin yang (1) berbudi pekerti baik, (2)
berakhlak mulia, (3) berkarakter kuat. Generasi muda
yang bergelut di bidang politik dengan karakter yang
kuat dan berbudi pekerti baik akan membawa negeri ini
menjadi negeri yang baik pula, yang menjadikan
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

pemerintahan Indonesia lebih adil dan berorientasi
kepada rakyat. Sebagai contoh, saat ini banyak orang
yang sudah tidak menjalankan tugas dan tanggung
jawab yang diembannya secara amanah.
6. Segi Pertahanan dan Keamanan
Dari segi ini, lagu-lagu nasional dan perjuangan
dapat mampu menggugah semangat jiwa para generasi
muda secara kuat, dalam kesadaran akan bela negara
dan menjaga stabilitas nasional. Lagu-lagu ini akan
dapat membuat gejolak psikologis para generasi muda
untuk bangkit dari kemalasan, kelemahan hati, dan
ketidakpercayadiri dalam menyongsong masa depan.
Banyak hal yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia,
terutama ketika pada suatu saat nanti berhadapan
dengan bangsa-bangsa lain (negara-negara tetangga)
dalam masalah kebutuhan sumberdaya alam,
kepentingan geopolitik, masalah persaingan ekonomi,
dan sebagainya. Semua hal tersebut harus dihadapi oleh
generasi muda mendatang, sehingga nilai-nilai
kebangsaan dan nasionalisme harus senantiasa dipupuk
dan dijaga. Melalui lagu-lagu nasional dan kebangsaan,
baik makna teksnya maupun nilai spiritnya, akan
diperoleh suatu kekuatan untuk menghadapi segala
macam tantangan tersebut, seolah menjadi senjata
ampuh yang mampu memukul mundur setiap ancaman
musuh yang akan mengganggu keutuhan dan
kedaulatan negara.
Pihak-pihak yang Terlibat
1. Pemerintah Pusat dan Daerah
Peran pemerintah pusat dan daerah sangat penting
demi terwujudnya program ini. Peran pemerintah pusat
dimulai dengan pengumpulan dan pemaknaan
(penggalian makna dan maksud secara filosofis)
kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan Indonesia,
dengan menyusunnya kembali dalam sebuah buku
sebagai dokumen, sampai pada tahap pembuatan
peraturan tentang pengangkatan dan pelestarian
kembali lagu-lagu perjuangan. Pemerintah juga harus
membatasi peredaran lagu-lagu ‘Barat’ dan lagu-lagu
dengan aliran musik tertentu yang membawa dampak
negatif terhadap pembentukan karakter dan kepribadian
generasi muda. Pemerintah daerah sebagai pihak yang
memiliki wewenang dalam suatu daerah, memiliki
kewajiban untuk memberikan kesadaran kepada
masyarakat, khususnya para generasi muda (pelajar dan
mahasiswa). Sosialisasi besar-besaran melalui media
massa (elektronik maupun cetak) menjadi tanggung
jawab Pemerintah dengan kebijakan yang ditetapkan
untuk masyarakat.
2. Seniman dan Budayawan
Seniman dan budayawan, terutama yang bergelut di
dunia musik juga memiliki peran demi terlaksananya
program ini. Seniman dan budayawan berperan dalam
usaha terciptanya lagu-lagu yang sesui dengan
kepribadian bangsa Indonesia dan membawa dampak
positif bagi para penikmat musik. Khusus untuk
generasi muda, seniman dan budayawan harus mampu
mencipta lagu yang sesuai dengan kebutuhan
ISSN XXXX-YYYY
6

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
masyarakat, dari dimensi kebangsaan dan nasionalisme.
Diharapkan banyak muncul lagu-lagu baru yang dapat
membawa kebaikan bagi generasi muda, yang syarat
dengan nilai kepahlawanan, kerelaan berkorban,
kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan, dan nilai
positif lainnya.
3. Masyarakat
Peran masyarakat adalah membantu pemerintah
dalam usaha sosialisasi kembali lagu-lagu nasional dan
perjuangan, sebagai usaha memunculkan jiwa
patriotisme dan pendidikan karakter bagi generasi muda.
Orang tua berperan memberikan pemahaman sejak dini
mengenai manfaat dan pentingnya lagu-lagu perjuangan
sepanjang masa. Selain itu, orang tua berkewajiban
mengawasi segala sesuatu yang dilakukan anaknya,
tanpa si anak merasa terkekang, misalnya orang tua
harus tahu hal yang dilakukan dan diinginkan anaknya,
hal yang mereka tonton mengenai pertunjukan musik
dan lagu, dan jenis hobi yang diinginkan oleh anaknya
mengenai seni dan budaya (khususnya jenis musik),
dan sebagainya. Peran orang tua sebagai fasilitator akan
kebutuhan seni dan budaya anak-anaknya.
4. Institusi Pendidikan
Orang yang peduli terhadap dunia pendidikan dan
bergerak di bidang pendidikan menjadi kunci untuk
mewujudkan pendidikan karakter. Guru sebagai orang
yang dipercaya dan diteladani oleh murid, harus dapat
memberikan contoh karakter yang kuat. Pendidikan
karakter harus benar-benar direalisasikan pada
pendidikan di Indonesia, mengingat bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis karakter. Guru-guru yang
berkewajiban mengajarkan, harus dididik dulu tentang
makna lagu-lagu nasional dan perjuangan tersebut.
Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Permaknaan Kembali Lagu-lagu Nasional
Indonesia memiliki banyak sekali lagu nasional dan
perjuangan yang digubah pada masa penjajahan dan
revolusi masa lalu. Sudah semestinya berbagai lagu
tersebut dieksplorasi dalam isi dan maknanya, sehingga
dapat menjadi nilai dan ilmu dalam masa sekarang dan
yang akan datang. Permaknaan (tafsiran) ini bukan
dalam konteks puitisasi atau prosaisasi, melainkan pada
konteks filosofi perjuangan dan patriotisme yang
menjadi niat diciptakannya lagu tersebut.
Selain Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, Wage
Rudolf Supratman juga mencipta lagu lain, sebagai
contohnya lagu “Di Timur Matahari” (Sularto et al,
1982), yang syair lagunya adalah sebagai berikut.
Di Timur Matahari
Di timur matahari mulai bercahaya
Bangun dan berdiri kawan semua
Marilah mengatur barisan kita
Seluruh pemuda Indonesia
Syair lagu tersebut memberikan pengertian yang luar
biasa, bahwa pengarangnya menginginkan suatu
kebangkitan para pemuda dan pemudi Indonesia untuk
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

menyongsong terbitnya matahari “kemerdekaan”.
Seperti inilah yang seharusnya dilakukan, yaitu
permaknaan kembali setiap waktu, bahwa cita-cita
nasional Indonesia adalah persatuan (mengatur barisan),
sehingga akan tercapailah cita-cita bangsa, apapun itu
bentuknya. Diperlukan kerja sistemis untuk menggali
kembali nilai-nilai dasar dan filosofi setiap lagu
nasional yang dimiliki bangsa Indonesia.
2. Penguatan Dalam Kurikulum Pendidikan
Suatu ide yang bagus jika segera dilakukan
penguatan kurikulum mengenai pengajaran lagu-lagu
nasional dalam mata pelajaran seni suara atau seni
musik. Terutama lagu-lagu nasional, hendaknya hal itu
menjadi materi wajib yang diberikan secara utuh, bukan
hanya sekedar teks lagunya, tetapi juga “makna dan
latar belakang penyusunan” yang terkandung di
dalamnya. Saat ini lagu-lagu nasional dan perjuangan
hanya diajarkan secara seadanya, seolah agar hafal
secukupnya, padahal yang lebih penting adalah
penggalian “makna dalam syair lagu” tersebut, diambil
menjadi nilai-nilai dalam kehidupan riil sehari-hari.
3. Pemutaran Lagu-lagu Nasional Secara Berkala
Tidak hanya pada saat memeringati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia pada setiap tanggal
17 Agustus, yang ketika itu melalui pengeras suara
diputarkan lagu-lagu nasional dan perjuangan. Namun,
mestinya di berbagai sekolah dasar, menegah, kampus
perguruan tinggi, dan kantor-kantor Pemerintah, pada
setiap pekan (bahkan lebih frekuentif, pada setiap
kegiatan yang penting) selalu diperdengarkan lagu-lagu
nasional dan perjuangan melalui pengeras suara. Hal
tersebut akan dapat mengingatkan pentingnya bersikap
bagi setiap individu dalam bermasyarakat dan
bernegara. Adanya upaya yang “sistematis dan
berkesinambungan” dalam memerdengarkan berbagai
lagu nasional dan perjuangan tersebut, pada hakekatnya
akan cepat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air.
4. Pembentukan Komunitas Pencinta Lagu Perjuangan
Munculnya berbagai macam aliran musik di
kalangan pemuda tentunya semakin berdampak negatif
bagi perkembangan lagu/musik perjuangan. Seniman
musik saat ini lebih tertarik untuk menciptakan lagu
yang sedang berkembang tanpa memerhatikan dampak
dari lagu tersebut. Berbagai lagu percintaan yang
liriknya cengeng telah menjadi santapan rutin generasi
muda, akibatnya karakter pemuda menjadi lemah,
berhati lembek, dan sebagainya. Diperlukan adanya
komunitas seniman yang mencintai lagu dan musik
yang bertemakan perjuangan.
5. Pembangunan Museum Lagu dan Musik
Pembangunan museum lagu dan musik yang khusus
untuk ‘merekam’ lintasan sejarah perjalanan lagu-lagu
nasional dan perjuangan, telah dirasakan mendesak saat
ini. Lagu-lagu nasional Indonesia diciptakan oleh
banyak komponis besar yang berada dalam “suasana
perjuangan fisik maupun mental” menghadapi
penjajahan bangsa asing. Banyak lagu perjuangan yang
ISSN XXXX-YYYY
7

Format dan Aturan Penulisan….(4 kata pertama pada judul naskah)
begitu kental dalam “mendeskripsikan suasana perang,
pertempuran, dan penderitaan”. Semua itu perlu
direkam dalam suatu bentuk museum yang secara utuh
memberikan informasi detil perjalanan lagu dan musik
di Indonesia, dari masa ke masa.
Kontekstualisasi Dalam Berbagai Forum
1. Forum Kesiswaan
Penumbuhan jiwa patriotisme dengan menyanyikan
lagu-lagu nasional pada para siswa dan mahasiswa,
dapat dilakukan dengan mengadakan kompetisi di
bidang seni, khususnya perlombaan lagu-lagu nasional
(contoh: Gita Bahana Nusantara). Selain itu, forumforum keorganisasian siswa dapat pula dimanfaatkan.
Setiap melaksanakan suatu forum resmi di sekolah,
wajib melantunkan lagu-lagu nasional, seperti
diadakannya Aubade (Aubade adalah paduan suara
besar, terdiri dari dua ratusan lebih penyanyi). Aubade
ini dapat dilakukan juga bagi siswa pada saat perayaan
hari-hari besar nasional seperti upacara peringatan Hari
Kemerdekaan, upacara peringatan Hari Sumpah
Pemuda, upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional,
serta acara-acara kenegaraan seperti upacara
pembukaan dan penutupan SEA GAMES, dan
sejenisnya.
2. Forum Kepemudaan dan Kepanduan
Semangat patriotisme dapat ditumbuhkan dengan
menyanyikan lagu-lagu nasional pada forum
kepemudaan, misalnya pertemuan Karang Taruna,
Remaja Islam Masjid, Pramuka dan Kepanduan Hizbul
Wathon (dalam Muhammadiyah), dan sejenisnya, yang
merupakan forum bagi pembentukan semangat
patriotisme dan nilai kejuangan.

pencinta lagu perjuangan, (5) pendirian museum lagu
dan musik.
Prediksi keberhasilan konsep ini sangat besar, sebab
adanya berbagai masalah moral yang sedang dihadapi
generasi muda Indonesia saat ini. Melalui pembudayaan
lagu-lagu tersebut, tujuannya adalah (1) sebagai media
pembangkit semangat juang, keperwiraan, dan
keksatriaan, (2) bermuatan nilai-nilai kejujuran,
kerelaan berkorban, kepedulian kepada sesama, dan
sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ammer, C. 1973. Harper’s Dictionary of Music. New
York: Barnes and Noble Books.
Djohan. 2006. Terapi Musik. Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Galangpress.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best
Publisher.
Dungga, J.A. 1983. Musik. Pandangan dan Renungan.
Jakarta: Cipta Karya.
Mintargo.
2008.
Musik
Revolusi
Indonesia.
Yogyakarta: Ombak.
Muchlis & Azmy. 1978. Lagu-lagu untuk Sekolah
Dasar dan Lanjutan. 1. Lagu Wajib. Jakarta:
Musika.
Sularto, B. 1982. Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Sularto, B., Kusbini, Sosrokusumo, M.K., Sagimun,
Sumaryo, Sundoro. 1982. Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya. Jakarta: Proyek Media
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

SIMPULAN
Simpulan yang diambil adalah (1) perlu penyadaran
kembali akan pentingnya lagu-lagu nasional dan
perjuangan bagi generasi muda, untuk membangkitkan
kembali semangat patriotisme dan pembentukan
karakter yang kuat, (2) perlu cara-cara untuk
menyosialisasikan lagu-lagu nasional dan perjuangan
pada generasi muda, (3) perlu pemahaman kepada
generasi muda akan berharganya nilai lagu-lagu
nasional dan perjuangan, sebagai warisan budaya
bangsa yang harus dijaga agar tidak ‘hilang’, (4) perlu
menumbuhkan kecintaan akan seni musik untuk
menghaluskan budi dan perasaan, atau untuk
membentuk karakter yang baik, (5) perlu
menanggulangi berbagai penyimpangan perilaku dan
kepribadian buruk atau negatif pada generasi muda
melalui lagu dan musik.
Saran kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (melalui seluruh Dinas
Pendidikan di daerah-daerah), agar membuat program
riil, dengan teknik implementasi yang dilakukan
melalui lima cara, yaitu (1) pemaknaan kembali lagulagu nasional dan perjuangan, (2) penguatan dalam
kurikulum pendidikan, (3) pemutaran lagu-lagu
nasional secara berkala, (4) pembentukan komunitas
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya

ISSN XXXX-YYYY
8