BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITAN - Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Cincau Hitam Di Kota Medan (Studi Kasus : Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITAN

2.1. Tinjauan Pustaka

  Menurut sistematika secara taksonomi Tanaman cincau hitam (Mesona palustris) ini dibagi dalam : Divisi : pterydophyta Kelas : dycotiledonae Famili : labialae Genus : Mesona Spesies : Mesona palustris (Tanaman cincau hitam).

  Tanaman cincau hitam sebagai bahan baku cincau hitam banyak tumbuh secara liar dihutan hutan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya permintaan akan potongan kering tanaman cincau hitam atau biasa disebut sebagai simplisia kering, maka petani banyak yang membudidayakannya. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara dihamparkan di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat tua.

  Simplisia yang dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam karung dan ditekan sehingga menjadi padat. Simplisia kering inipun siap dipasarkan (Widyanigsih, 2007). Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk. Proses pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1-2% saja dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan.

  Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk. Proses pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1-2% saja dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan (Sunanto, 1995).

  Adapun kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur-mayur sehari-hari bias memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bias membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner. Kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah sehingga baik dikonsumsi sehari-hari (Pitojo, 1998).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Pendapatan

  Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.

  Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktik ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan (Anonimus, 2014).

  Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam ekonomi makro yaitu teori yang mempelajari hal-hal sebagai berikut :

  • Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen
  • Investasi dunia usaha
  • Pembelian yang dilakukan pemerintah Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadaannya. Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Selain itu pendapatan adalah selisih antara Total Penerimaan (TR) dengan Total Biaya (TC) (Sumitro, 1991).

  2.2.2. Teori Produksi

  Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah jika memberikan manfaat yang baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan suatu usaha dengan mengkombinasikan beberapa masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dengan biaya yang efisien (Putong, 2002). Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Komoditi bukan hanya berbentuk barang tetapi bisa juga berbentuk jasa. Produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input menjadi output beberapa barang atau jasa (Salvatore, 2001).

  2.2.3. Teori Harga

  Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

  Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan (Anonimus, 2014).

  Salah satu gejala ekonomi yang penting bagi petani baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen adalah harga. Suatu barang mempunyai harga karena dua sebab, yaitu barang itu berguna dan jumlahnya terbatas.Suatu barang merupakan barang ekonomi dalam ilmu ekonomi dinyatakan barang tersebut mempunyai permintaan dan penawaran. Suatu barang mempunyai permintaan karena barang tersebut berguna, sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas.

2.2.4. Analisis Finansial

  Studi kelayakan (feasibility study) pada akhir-akhir ini telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama yang bergerak dalam bidang dunia usaha. Bermacam- macam peluang dan kesempatan yang ada dalam dunia usaha telah menuntut untuk menilai sejauh mana peluang tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) apabila dilaksanakan. Kegiatan menilai sejauh mana manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha disebut dengan studi kelayakan bisnis (Ibrahim, 2003). Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif dan sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dalam melakukan studi kelayakan usaha ialah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Karena usaha investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang.

  Kelayakan dari suatu kegiatan usaha diperhitungkan atas dasar besarnya laba finansial yang diharapkan. Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila kegiatan usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial (Kasmir dan Jakfar, 2003). Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), secara umum tujuan adanya studi kelayakan agar usaha atau proyek yang dijalankan tidak akan sia-sia atau dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga, waktu dan pikiran secara percuma serta tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu di masa yang akan datang. Bahkan dengan adanya usaha atau proyek akan memberikan berbagai keuntungan serta manfaat kepada berbagai pihak. Paling tidak ada lima tujuan dilakukan studi kelayakan sebelum suatu usaha atau proyek dilaksanakan, yaitu : 1.

  Menghindari risiko kerugian Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang, karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak kita inginkan, baik risiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

  2. Memudahkan perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pengembangan usaha, mulai dari usaha dikembangkan sampai waktu tertentu.

  3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilaksanakan secara sistematis, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.

  4. Memudahkan Pengawasan Dengan telah dilaksanakan suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.

  Pelaksanaan pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.

5. Memudahkan Pengendalian

  Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan akan tercapai. Menurut Ibrahim (2003), aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis antara lain: a.

  Aspek Pasar Peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan usaha merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran.

  Aspek pasar sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar dan langkah-langkah yang diperlukan disamping kebijaksanaan yang diperlukan. Dalam aspek pasar juga harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pemasaran, seperti pesaing, kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan.

  b.

  Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis dapat diketahui rancangan

  Analisis secara teknis berhubungan dengan usaha (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan kerangka kerja usaha harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti Aspek-aspek lain dari analisa usaha hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan, walaupun asumsi- asumsi teknis dari suatu perencanaan usaha mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terperinci.

  Faktor utama yang harus dimuat dalam aspek teknis adalah lokasi usaha/pabrik yang akan dikembangkan. Faktor lain yang perlu dijelaskan dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja, transportasi dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah bila diperlukan.

  c.

  Aspek Manajemen Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam usaha dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan usaha adalah proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar usaha yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya. Pelaksanaan pembangunan usaha tersebut bisa pihak yang mempunyai ide usaha itu, umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapapun yang akan melaksanakan usaha tersebut, perusahaan yang mempunyai ide membuat usaha perlu mengetahui kapan usaha itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan usaha operasional.

  Dalam aspek manajemen yang perlu diuraikan adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari gagasan usaha/proyek yang direncanakan secara efisien.

  Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang dilakukan) dan berdasarkan pada struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur organisasi yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.

  d.

  Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti. Didalam aspek sosial yang perlu dievaluasi adalah seberapa jauh respon masyarakat sekitar bisnis terhadap dilaksanakannya usaha. Berapa banyak masyarakat yang setuju, menentang, dan tidak memberikan pendapat atas pelaksanaan bisnis tersebut. Untuk mengatasi masalah sosial yang mungkin timbul dalam masyarakat sehubungan dilaksanakannya proyek, sebaiknya sejak dini masyarakat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara mengajak wakil mereka untuk turut serta dalam perencanaan.

  e.

  Aspek Keuangan Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, kebijakan modal kerja dan kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas. Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut yang bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Dalam analisis finansial, yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa yang menerima hasil proyek tersebut. Analisis finansial didasarkan pada keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan data harga yang sebenarnya ditemukan dilapangan (real price).

  Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan dapat melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan apa adanya. Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan juga dapat segera melakukan penyesuaian (adjustment), bilamana proyek tersebut berjalan meyimpang dari rencana semula (Kadariah, 1999).

  Dalam kelayakan investasi ini beberapa indikator finansial yang digunakan yaitu perhitungan terhadap NPV ( net present value ), IRR (internal rate of return ) dan Net Benefit-cost ratio (Net B/C ratio).

  

NPV adalah metode penilaian yang dapat menciptakan cash in flow dibandingkan

  dengan opportunity cost dari capital yang ditanamkan. Jika hasil perhitungan NVP > 0 maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan menghasilkan

  

cash in flow dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan opportunity

cost-nya.

  IRR merupakan suatu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah dikalikan

  

discount factor. Jika hasil IRR ternyata lebih besar dari bunga bank maka dapat

  dikatakan bahwa investasi yang dilakukan lebih menguntungkan jika dibandingkan modal yang dimiliki disimpan di bank.

  Net Benefit-cost ratio (Net B/C ratio ) dapat dikatakan sebagai ratio perbandingan antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha.

  Jika ratio menunjukkan hasil nol maka dapat dikatakan bahwa usaha tidak memberikan keuntungan finansial. Demikian juga jika ratio menunjukkan angka kurang dari 1 maka usaha yang dilakukan tidak memberikan keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan (Rahim dan Diah, 2008).

2.3. Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan adalah Nur’aidah Nasution (2014) dengan judul Strategi Pemasaran Cincau Hitam Di Kota Medan Dengan hasil cincau hitam di daerah penelitian adalah strategi turn around atau strategi WO (weakness opportunities) yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

2.4. Kerangka Pemikiran

  Usaha cincau hitam merupakan usaha yang dilakukan oleh pengusaha dengan mengelola input produksi yang tersedia dengan segala pengetahuan dan kemampuan untuk memperoleh hasil (produksi). Biaya-biaya produksi atau biaya- biaya yang dikeluarkan untuk biaya usaha cincau hitam adalah biaya pembelian daun cincau hitam, tepung tapioka, alat dan bahan operasional, tenaga kerja dan berupa modal untuk memulai usaha mempengaruhi produksi atau hasil yang diterima. Selanjutnya akan dilakukan analisis finansial yang digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha cincau hitam. Adapun kriteria investasi yang dipakai dalam analisis ini yakni B/C ratio, NPV, dan IRR. Bila kriteria tersebut terpenuhi maka dapat dikatakan usaha tersebut layak diusahakan. Jika usaha dikatakan layak artinya usaha tersebut memberikan keuntungan/manfaat secara finansial, namun bila dikatakan tidak layak artinya usaha tersebut tidak memberikan keuntungan/manfaat secara finansial sehingga pengusaha cincau hitam dapat melakukan tindakan penyesuaian (adjustment) karena usaha yang dikerjakan meyimpang dari tujuan semula.

  Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut : Keterangan :

  • Daun Cincau Hitam -
  • Alat dan Bahan Operasional -
  • Tenaga Kerja Produksi Penerimaan Biaya Produksi
    • Analisis NPV
    • Analisis IRR
    • Analisis Net B/C

  :

  Hubungan

  Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

  Usaha Cincau Hitam

  Input Produksi :

  Tepung Tapioka

  Modal

  

Harga Jual

  Pendapatan Usaha Cincau Hitam Kriteria investasi :

  Layak Tidak Layak

2.5. Hipotesis Penelitian

  Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut : cincau hitam layak dikembangkan secara finansial di daerah penelitian.

Dokumen yang terkait

Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Cincau Hitam Di Kota Medan (Studi Kasus : Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan)

14 131 83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Dampak CAFTA (China ASEAN Free Trade Area) Terhadap Volume Dan Harga Impor Apel Di Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Pendapatan Wanita pada Usaha Lemang dn Kontribusinya pada Pendapatan Keluarga (Studi kasus : Kota Tebing Tinggi)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Permintaan Daging Sapi Di Kota Medan

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Dampak Fluktuasi Harga Bbm Terhadap Usaha Penangkapan Ikan Dengan Kapal Motor (Kasus : Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah)

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pertanian Organik - Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 2 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA sPEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengonsumsi Gula Putih Bermerek Di Kota Medan

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Tingkat Daya Saing Karet Indonesia

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Di Kecamatan Medan Tuntungan

0 0 12