Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

ROBIANTO SIMBOLON 110522032

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan,

NIM 110522032


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari debt to equity ratio, price earning ratio dan return on equity berpengaruh secara parsial dan simultan secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan real estate dan properti selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek IndonesiaIndonesian Capital Market Directory

(ICMD) 2010. Selain itu untuk memperoleh data harga saham perusahaan diperoleh dari metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, debt to equity ratio

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan

price earning ratio dan return on equity berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Pengujian secara simultan, menunjukan bahwa variabel

debt to equity, price earning ratio dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci : Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Equity, dan Harga Saham


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE OF REAL ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study was to investigate and analyze financial performance consisting of a debt to equity ratio, price earning ratio, and return on equity simultaneous and partial influence significantly to the company's stock price in the real estate and property listed on the Indonesia Stock Exchange.

The collection of secondary data in the form of financial statements of the real estate and property companies for three years are done by accessing the site Indonesia Stock Exchange website www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 than that to acquire the company's stock price data obtained from method of statistical analysis using SPSS software. The statistical test used is the test statistic t (partially) and F test (simultaneously) with the classical assumption test first.

These results indicate that partial, debt to equity ratio are partially no significant effect on stock price while the price earning ratio and return on equity significant partial effect on stock price. Simultaneous testing, indicates that the variable debt to equity ratio, return on equity, and price earning ratio significantly influence stock price.

Keywords: Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Equity, and Stock Price


(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Marito Simbolon dan Ibunda Tiermin Nainggolan atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivasi bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., selaku Dekan Sementara Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM,Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.

6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, Masten Simbolon, Medi Fransiska Simbolon, Peronika Simbolon, Niruandi Simbolon dan Jumpa Simbolon. Juga kepada sahabat-sahabat penulis Oliver, Evan, Marko, Adrian, Eca, Idar, Astri, Nurfadilah dan Boyke terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2013 Penulis,

NIM 110522032 Robianto Simbolon


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti ... 10

2.2 Pasar Modal ... 11

2.3 Saham ... 13

2.4 Harga Saham ... 15

2.5 Kinerja Keuangan... 17

2.6 Laporan Keuangan ... 18

2.6.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 18

2.6.2 Analisis Laporan Keuangan ... 19

2.6.3 Analisis Rasio Keuangan ... 23

2.7 Penelitian Terdahulu ... 30

2.8 Kerangka Konseptual ... 31

2.9 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 36

3.4 Defenisi Operasional ... 36

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 38

3.7.1 Metode Analisis Deskriptif ... 38

3.7.2 Metode Regresi Berganda ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Variabel yang Mempengaruhi Harga Saham ... 47

4.2 Deskriptif Obyek Penelitian ... 50

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 51


(8)

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 53

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 59

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 62

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 63

4.2.3.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 63

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 66

4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan . ... 70

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 71

5.3 Saran ... ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... ... 73


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... ... 30

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 34

4.1 Nilai Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Equity Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Tahun 2008 ... ... 47

4.2 Nilai Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Equity Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Tahun 2009 ... ... 48

4.3 Nilai Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Equity Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Tahun 2010 ... ... 49

4.4 Hasil Statistik Deskriptif ... ... 52

4.5 Hasil Uji Normalitas setelah transformasi ... ... 56

4.6 Hasil Uji Multikolineritas ... ... 59

4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson . ... 62

4.8 Hasil Uji Statistik Durbin-Watson ... ... 62

4.9 Hasil Uji Parsial (t-test) ... ... 64

4.10 Hasil Uji Simultan (F-test) ... ... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... ... 31 4.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi

(Histogram) ... ... 54 4.2 Uji Normalitas Sebelum Transformasi

(Normal Probability Plot) ... ... 55 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi

(Histogram) ... ... 57 4.4 Uji Normalitas Setelah Transformasi

(Normal Probability Plot) ... ... 58 4.5 Scatterplot ... ... 61


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Tabel Nilai Debt to Equity Ratio (DER)

Tahun 2008 ... ... 76

2 Tabel Nilai Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2009 ... ... 77

3 Tabel Nilai Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2010 ... ... 78

4 Tabel Nilai Price Earning Ratio (PER) Tahun 2008 ... ... 79

5 Tabel Nilai Price Earning Ratio (PER) Tahun 2009 ... ... 80

6 Tabel Nilai Price Earning Ratio (PER) Tahun 2010 ... ... 81

7 Tabel Nilai Return On Equity (ROE) Tahun 2008 ... ... 82

8 Tabel Nilai Return On Equity (ROE) Tahun 2009 ... ... 83

9 Tabel Nilai Return On Equity (ROE) Tahun 2010 ... ... 84

10 Data Variabel Penelitian Tahun 2008 Setelah Transformasi ... ... 85

11 Data Variabel Penelitian Tahun 2009 Setelah Transformasi ... ... 86

12 Data Variabel Penelitian Tahun 2010 Setelah Transformasi ... ... 87

13 Uji Normalitas Sebelum Transformasi (Metode One Sampel Kolmogrov-Smirnov) ... ... 88

Uji Normalitas Sebelum Transformasi (Metode Grafik Normal Probability Plot) ... ... 88

Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi ... ... 89

Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi . ... 89

Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi ... ... 90

Uji Koefisien Determinan Sebelum Transformasi ... ... 90

Uji Signifikansi Parsial Sebelum Transformasi ... 90

Uji Signifikansi Simultan Sebelum Transformasi ... ... 90


(12)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari debt to equity ratio, price earning ratio dan return on equity berpengaruh secara parsial dan simultan secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan real estate dan properti selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek IndonesiaIndonesian Capital Market Directory

(ICMD) 2010. Selain itu untuk memperoleh data harga saham perusahaan diperoleh dari metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, debt to equity ratio

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan

price earning ratio dan return on equity berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Pengujian secara simultan, menunjukan bahwa variabel

debt to equity, price earning ratio dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci : Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Equity, dan Harga Saham


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE OF REAL ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study was to investigate and analyze financial performance consisting of a debt to equity ratio, price earning ratio, and return on equity simultaneous and partial influence significantly to the company's stock price in the real estate and property listed on the Indonesia Stock Exchange.

The collection of secondary data in the form of financial statements of the real estate and property companies for three years are done by accessing the site Indonesia Stock Exchange website www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 than that to acquire the company's stock price data obtained from method of statistical analysis using SPSS software. The statistical test used is the test statistic t (partially) and F test (simultaneously) with the classical assumption test first.

These results indicate that partial, debt to equity ratio are partially no significant effect on stock price while the price earning ratio and return on equity significant partial effect on stock price. Simultaneous testing, indicates that the variable debt to equity ratio, return on equity, and price earning ratio significantly influence stock price.

Keywords: Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Equity, and Stock Price


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun (Samsul, 2006:43). Pasar modal merupakan bagian dari pasar financial, yaitu yang berhubungan dengan supply dan demand akan dana jangka panjang. Dengan demikian pasar modal juga menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi berarti mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang mempunyai dana ke pihak yang memerlukan dana. Fungsi keuangan ditunjukkan dari kemungkinan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih. Bagi perusahaan, pasar modal akan berfungsi sebagai alternatif sistem perbankan untuk memeperoleh dana eksternal jangka panjang. Dalam hal ini perusahaan melakukan investasi dalam bentuk saham yang dijual di pasar modal.

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Investor memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal untuk mengurangi ketidak pastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa yang akan datang, dan menentukan sekuritas apa yang akan dibeli dan dijual sehingga perasaan aman akan investasi dan tingkat return akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini


(15)

diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan faktor internal yang mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi pasar modal. Beberapa faktor diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi pasar modal yaitu kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, volume dan transaksi di pasar modal, kondisi bursa, kebijakan moneter, kondisi ekonomi, dan kondisi pasar. Laporan keuangan dari suatu perusahaan pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bersifat ekonomis. Laporan keuangan dianalisis untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan.

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap laporan. Ukuran yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah Analisis rasio. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi


(16)

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagi hasil antara total kewajiban dengan kekayaan pemegang saham/pemilik modal. DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Debt to equity ratio yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan.

Market value ratio merupakan rasio yang meningkatkan harga saham perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan. Salah satu alat ukur Market value ratio adalah Price Earning ratio (PER). PER merupakan rasio pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya. Semakin tinggi price earning ratio

menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan perlembar sahamnya, sehingga price earning ratio yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat.

Rasio Laba terhadap Modal (ROE) menghubungkan pendapatan bersih dengan jumlah investasi yang dilakukan pemegang saham. ROE merupakan


(17)

pengukuran bagaimana efisiensi pemegang saham mempertaruhkan penggunaan sahamnya didalam bisnis perusahaan. ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Angka ROE yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang selanjutnya meningkatkan harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah memperoleh dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa ( pasar sekunder ). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak menurun. Membeli saham suatu perusahaan tertentu, berarti investor membeli prospek perusahaan yang bersangkutan. Apabila prospek perusahaan tersebut membaik, harga saham itu biasanya akan meningkat pula, dan perusahaan akan dapat memenuhi kewajibannya untuk memberikan dividen kepada investor.

Penelitian Citra Noveli Sitepu (2010) menyimpulkan bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham sedangkan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh secara parsial terhadap harga saham pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial. Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE)


(18)

secara simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah hasil untuk data tahun 2005 – 2008. Penelitian Widyastuti Pratidina (2011) menyimpulkan bahwasanya nilai Earning Per Share (EPS),

Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Sementara itu secara parsial Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap harga saham sementara Price Earning Ratio (PER) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah hasil untuk data tahun 2006 – 2010. Penelitian Felik Hendarta G (2011) menyimpulkan bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah hasil untuk data tahun 2008 – 2009. Uraian beberapa peneliti menunjukan bahwa hasil penelitian mengenai kinerja keuangan yang mempengaruhi harga saham masih sangat bervariasi. Kesimpulan penelitian tersebut memiliki perbedaan pada hasil pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham secara parsial maupun simultan.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut dan fenomena yang terjadi,


(19)

terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pemilihan kelompok industri real estate dan properti ini didasarkan pada alasan bahwa kelompok industri real estate dan properti memiliki emiten yang cukup besar dibandingkan dengan kelompok industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan ini juga dilakukan dengan asumsi bahwa semakin besar kumpulan objek yang diamati maka akan semakin akurat hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan.

Perusahaan real estate dan properti merupakan kelompok usaha yang bergerak di bidang jasa konsultan dan konstruksi bangunan. Sektor usaha ini bergerak di bidang pengolahan tanah dan seluruh pengembangan di atasnya maupun pada tanah tersebut. Dimana pengembangan di atasnya dapat berupa gedung dan bangunan, sedangkan pengembangan pada tanah tersebut dapat berupa pembangunan jalan, tanah terbuka (pembukaan hutan), selokan, dan seluruh sarana pendukung lainnya (improvement), jika ada.

Perusahaan real estate dan properti memiliki potensi return yang besar. Potensi ini muncul karena penduduk semakin bertambah, namun di sisi lain jumlah tanah yang ditempati tetap. Developer real estate dan property pun bersaing dalam menyediakan kebutuhan manusia akan tempat tinggal dengan meningkatkan fasilitas dan kenyamanan produk real estate dan propertinya. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan usaha real estate dan properti sehingga


(20)

menaikkan pengharapan investor dalam returnnya. Investor berharap akan menerima return tanpa mengkhawatirkan risiko yang tinggi.

Penelitian ini merupakan replikasi dan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Felik Hendarta G (2011) dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Peneliti ingin menguji generalisasi hasil dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan periode penelitian yang berbeda. Penelitian terdahulu memakai periode penelitian tahun 2008 - 2009, sedangkan penelitian ini memakai periode tahun 2008 - 2010, sehingga penelitian ini diharapkan menjadi lebih terbaru.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji, menganalisis, dan memberikan bukti empiris mengenai apakah : Kinerja keuangan yang terdiri dari

Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.4 Manfaat Penelitian

Penulisan hasil penelitian dan pengamatan ini dimaksudkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi banyak kalangan umumnya dan bagi para pembaca hasil penelitian ini khususnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi banyak kalangan. Dengan adanya penelitian ini, penulis juga berharap besar agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada semua kalangan, antara lain:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pembentukan pola pikir penulis mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan, utamanya rasio DER, PER dan ROE terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti.

2. Bagi pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal), PT


(22)

(Perusahaan Terbuka), BEI (Bursa Efek Indonesia), dan profesi terkait dalam menigkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi dalam atau saat akan melakukan suatu keputusan investasi. 3. Bagi pihak lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi banyak kalangan utamanya bagi para peneliti selanjutnya. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai data tambahan atau bahan perbandingan dalam melakukan penelitian serupa yang berhubungan dengan akuntansi.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti

Perusahaan properti dan real estate adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan berbagai keperluan konsumen berupa rumah dan properti lainnya. Perusahaan ini biasanya membantu para konsumen yang tengah mencari dan membutuhkan sebuah hunian atau apapun yang berhubungan dengan properti dan keperluan lainnya.

Jenis bantuan yang diberikan perusahaan properti dan real estate kepada konsumen bisa berupa penyediaan sebuah rumah hunian baru atau sekadar memberikan jasa pencarian rumah yang sudah jadi. Dewasa ini banyak sekali perusahaan real estate yang tersebar di berbagai kota dan daerah.

Kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan sebuah hunian yang nyaman dan dengan berbagai kemudahan menjadi dasar mengapa perusahaan real estate semakin banyak dan terus berkembang. Namun, tidak semua perusahaan real estate dikenal dan dipilih oleh masyarakat.

Pada umumnya, masyarakat atau para calon konsumen pencari hunian baru hanya akan memilih perusahaan yang besar dan memiliki kredibilitas yang bagus dalam bisnis real estate. Di Indonesia sendiri, Ciputra Group dan Agung Podomoro Group merupakan sebagian contoh perusahaan properti dan real estate yang memiliki kredibilitas yang baik.


(24)

2.2 Pasar Modal

Menurut Sitompul (2004:3), stock exchange atau stock market adalah “an organized market or exchange where shares (stocks) are traded” yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan. Sedangkan menurut Sartono (2001:21), “Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset”. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham preferens, dan saham biasa. Setiap jenis instrument pasar modal tersebut merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya yang dapat diperjualbelikan. Pemegang instrument pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrument tersebut.

Pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar – pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu ada penjual yang berhasil. Jika jumlah orang yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual, harga akan menjadi semakin tinggi dan bila tidak ada seorang pun yang ingin membeli dan banyak yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual belikan adalah dana – dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

Pasar uang dan pasar modal berkembang dengan pesat, baik dalam bentuk saham maupun instrument hutang. Banyak perusahaan yang relative kuat tidak


(25)

lagi menggantungkan dana kepada bank, mereka memandang pasar modal sebagai alternatif pembiayaan yang sering sekali dianggap lebih murah serta lebih menguntungkan dari debt to equity ratio. Pasar modal sebagai pesaing bank dalam perannya adalah sebagai sumber pembiayaan maupun sebagai sumber investasi. Keterlibatan bank dalam pasar modal menjadi masalah yang cukup menarik, karena di satu sisi diharapkan akan menimbulkan sinergi antara perbankan dan pasar modal dalam membiayai pembangunan.

Tujuan dibentuknya pasar modal adalah untuk mempermudah dunia usaha memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu pasar modal juga dimaksudkan untuk meratakan hasil – hasil pembangunan melalui kepemilikan saham – saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha. Dalam hubungannya dengan kepemilikan saham melalui pasar modal masyarakat dapat ikut menikmati keberhasilan perusahaan melalui pembagian dividen dan peningkatan harga saham yang diharapkan.

Di sisi lain, pasar modal juga merupakan salah satu indikator ekonomi yang utama yang dapat digunakan oleh lembaga baik nasional maupun internasional. Selanjutnya, keberadaan pasar modal dapat membuka kesempatan berusaha baik bagi emiten maupun lembaga penunjang pasar modal. Menurut Lubis (2008:10), “Perkembangan pasar modal pada prinsipnya tertumpu pada dua hal yaitu; (1) efisiensi sistem pasar modal dan (2) kualitas produk yang diperdagangkan di pasar modal. Kedua kriteria ini merupakan kriteria utama yang menentukan berhasil tidaknya pasar modal sebagai alternatif pembiayaan perusahaan”.


(26)

Salah satu keunggulan penting yang dimiliki pasar modal dibandingkan dengan bank adalah bahwa mendapatkan dana sebuah perusahaan tidak perlu menyediakan agunan, sebagaimana dituntut oleh bank. Hanya dengan menunjukkan prospek yang baik, maka surat berharga perusahaan tersebut akan laku dijual di pasar. Disamping itu dengan memanfaatkan dana pasar modal, perusahaan tidak perlu menyediakan dana setiap bulan atau setiap tahun untuk membayar bunga. Sebagai gantinya perusahaan harus membayar dividen kepada investor. Hanya saja tidak seperti bunga di bank yang harus disediakan secara periodik dan teratur, entah perusahaan dalam keadaan merugi ataupun untung. Keunggulan tersebutlah yang dinikmati emiten, bagi investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal. Pasar modal juga memberikan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh bank, yaitu berupa pembayaran dividen yang bukan tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang dibayarkan oleh pihak bank atas nilai investasi yang sama, sekalipun keuntungan ini diiringi resiko yang tinggi. Bila perusahaan sedang merugi misalnya, maka investor tidak akan mendapatkan hak dividennya.

2.3Saham

Menurut Samsul (2006:45), “Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau

stockholder)”. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham atau dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham


(27)

diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum.

Adapun jenis – jenis saham menurut Mohamad Samsul (2006 : 45) adalah sebagai berikut :

1. Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.

2. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terdahulu. Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS.

Menurut sartono (2001:330) kelebihan dan kelemahan saham preferen dan saham saham biasa adalah :

1. Saham preferen. Dari sisi perusahaan mengeluarkan saham preferen manfaat utama yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga utang. Ketidakmampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga utang yang dapat diancam bangkrut. Sedangkan kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena dividen saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak.

2. Saham biasa. Manfaat utama penggunaan saham biasa untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah tidak adanya kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Keuntungan lain adalah saham biasa tidak memiliki jatuh tempo. Dengan demikian memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada manajemen untuk mengelola dana yang diperoleh dari emisi saham biasa. Sedangkan kelemahannya adalah saham biasa memiliki biaya


(28)

modal yang paling tinggi dibandingkan dengan sumber dana jangka panjang lainnya karena investor meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen.

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendaptkan capial gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah dari harga beli saham, maka investor akan menderita kerugian atau disebut capital loss. Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan yang berbeda, yaitu untuk mendaptkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Investor membeli pada pagi hari dan segera menjual pada saat harga naik, yang kenaikannya melebihi biaya transaksi jual beli pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya. Investor semacam ini lebih tepat disebut sebagai spekulator atau day trader. Investor yang sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka panjang, yaitu untuk disimpan dan dijual setelah beberapa bulan. 2.4 Harga Saham

Harga saham menurut undang – Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pada hakekatnya harga saham merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Jika pasar bursa efek ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share), maka akan didapatkan nilai pasar (market value).


(29)

keuangan perusahaan menuliskan adanya laba bersih yang tinggi dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menetapkan sebagian keuntungan akan dibagikan dalam bentuk dividen. Hal in terjadi karena investor ingin mendapatkan bagian dari dividen dengan memiliki saham perusahaan.

Menurut Lubis (2008:59), dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah tersebut antara lain :

a. Harga Nominal

Merupakan nilai yang ditetapkan oleh Emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikerluarkannya. Sama dengan nilai pari (par value)

merupakan nilai yang tertera dilembaran saham tersebut. Emiten bebas menetapkan harga per lembar sahamnya.

b. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga sebelum saham di catat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin (underwriter), maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. Biasanya untuk menentukan harga perdana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : Goodwill, kondisi pasar, Prospek perusahaan dan lain – lain.

c. Agio Saham

Merupakan selisih antara harga nominal dengan harga perdana saham. d. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga penjual dari penjamin emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya. Harga tersebut terjadi setelah saham dicatat di Bursa. e. Harga Pembukaan

Merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.

f. Harga Penutup

Merupakan harga yang diminta oleh penjual/ pembeli pada saat akhir hari bursa.

g. Harga Tertinggi

Harga yang paling tinggi pada suatu hari bursa. h. Harga Terendah

Merupakan lawan dari harga tertinggi. Bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan.

i. Harga Rata – rata

Merupakan harga rata – rata dari harga tertinggi dan harga terendah. j. Capital Gain

Merupakan kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder.


(30)

k. Capital Loss

Kerugian yang diderita investor yang mungkin terjadi karena ia membeli di pasar perdana dan menjualnya dipasar sekunder.

l. Indeks Beta

Menunjukkan sensitivitas saham terhadap kondisi pasar secara umum. Beta bisa dihitung dengan membandingkan tingkat resiko saham dengan tingkat resiko saham secara keseluruhan. Bila beta = 0, artinya saham tersebut bebas dari semua resiko tidak terpengaruh atas terjadinya fluktuasi harga saham di bursa. Untuk beta norma = 1, artinya persentase peningkatan harga saham ini sama dengan persentase peningkatan harga saham secara keseluruhan. Bila indeks beta = negative rtinya selalu terjadi kondisi yang berlawanan dengan fluktuasi harga saham secara keseluruhan. Indeks beta juga dapat mengukur keberanian investor menanggung resiko tersebut.

2.5 Kinerja Keuangan

Kinerja (performance) secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan intern maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

Selain itu Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sarana strategik di empat perspektif: keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dari pengertian diatas maka dapat terlihat bahwa kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat


(31)

secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

2.6 Laporan Keuangan

2.6.1 Pengertian Laporan Kuangan

Menurut Margaretha (2005:12) “Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan”. Laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan yang ada pada halaman belakang neraca dan laporan laba rugi perlu dipahami karena merinci setiap akun yang ada dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat – tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak – tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil – hasilnya. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan


(32)

pihak lainnya yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak ekstern (luar perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga :

1. Memenuhi keperluan untuk :

a. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan – keputusan ekonomi;

b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih perusahaan;

c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan;

d. Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.

2. Mencapai mutu sebagai berikut : a. Relevan;

b. Jelas dan dapat dimengerti; c. Dapat diuji kebenarannya;

d. Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat; e. Dapat dibandingkan; dan

f. Lengkap.

2.6.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga


(33)

perusahaan dan lembaga lainnya di mana aktifitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa. Bagi lembaga yang bertujuan memperoleh keuntungan, akuntansi memberikan metode untuk menentukan apakah lembaga tersebut memperoleh keuntungan (sebaliknya menderita rugi) sebagai hasil dari transaksi yang dilakukannya. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu akuntansi (laporan keuangan) dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada di luar perusahaan. Informasi yang berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang – utang jangka pendek, kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman, keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri.

Pimpinan perusahaan (manajemen), dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya akan dapat mengetahui keadaan perkembangan keuangan perusahaan dan hasil – hasil keuangan yang telah dicapai baik pada waktu – waktu yang lalu maupun waktu sekarang. Hasil


(34)

analisis tersebut akan sangat penting artinya untuk menyusun kebijaksanaan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat imbalan hasil (rate of return) dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan. Apakah investor akan menanamkan modalnya dalam bentuk obligasi, saham biasa, atau saham prioritas tergantung pada hasil analisisnya.

Oleh karena itu, analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor. Bahkan investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek, walaupun sama-sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja perusahaan, sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham.

Laba per saham, nilai buku per saham, dividen tunai, return on equity, dan return on aset merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama suatu periode ke periode yang lain. Sementara itu, rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan antara lain adalah rasio perputaran, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.


(35)

Menurut Samsul (2006:129) analisis laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Neraca

Analisis neraca tergantung pada pengguna laporan tersebut. Hasil analisis kreditor akan berbeda dengan hasil analisis investor efek. Investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang, misal satu tahun atau lebih, akan menganalisis kinerja perusahaan dan manajemen beberapa tahun yang lalu sampai sekarang sebelum memutuskan apakah akan melakukan investasi.

Rasio-rasio keuangan mengenai likuiditas, aktivitas, dan solvabilitas merupakan bidang yang harus dianalisis untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan. Rasio profitabilitas dan trend kemajuan perusahaan juga akan dianalisis untuk mengetahui hasil kerja final manajemen atau disebut dengan kinerja perusahaan.

2. Laporan laba rugi

Maju mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh setiap tahun. Suatu perusahaan yang mampu meraih keuntungan setiap tahunnya mengindikasikan suatu kemajuan, sedangkan jika menderita kerugian setiap tahunnya mengindikasikan kebangkrutan.

Apabila investor ingin memilih salah satu di antara banyak jenis saham, maka unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi harus diperbandingkan untuk mengetahui perusahaan mana yang paling produktif.

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas sangat penting bagi perusahaan yang menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda, terutama dalam kondisi ekonomi yang sedang mengalami inflasi. Kebijakan akuntansi itu adalah mengenai metode penilaian persediaan dan penyusutan aktiva tetap. Metode tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap penetapan laba perusahaan yang dapat menyesatkan pembacanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis arus kas dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

4. Perubahan ekuitas

Struktur ekuitas dapat berubah karena kerugian luar biasa, pembagian dividen tunai, kapitalisasi agio saham, kapitalisasi laba ditahan, split saham, right issue, debt swap equity, dan konversi

bonds.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu


(36)

mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lau, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

2.6.3 Analisis Rasio keuangan

Dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor. Menurut Samsul (2006:143) Analisis rasio adalah

Membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lain. Analisis rasio dan analisis trend selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan diterbitkan.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan maka akan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana keadaan sebenarnya perusahaan yaitu mengetahui bagaimana tingkat kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang dapat dipengaruhi keadaan perusahaan tersebut. Dengan adanya pengetahuan tersebut maka akan dapat meningkatkan mutu maupun efektifitas manajemen dalam menjalankan perusahaan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengendalian.

Menurut Djarwanto (2004:143), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah “suatu angka yang menunjukkan hubungan


(37)

antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding. Bila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembandingan, dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan, penganalisisan tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Dengan adanya pembandingan yang menggunakan standar rasio ini, maka akan dapat diketahui apakah rasio-rasio perusahaan yang bersangkutan terletak di atas standar rata-rata atau di bawah standar rata-rata. Standar rasio yang baik adalah standar rasio yang memberikan gambaran rata-rata mengenai keadaan perusahaan.

Namun perlu dipahami, oleh karena laporan keuangan suatu perusahaan merupakan kombinasi dari fakta yang telah dicatat, kesepakatan akuntansi, dan pertimbangan pribadi yang meyebabkan rasio itu bukan ukuran eksak, maka standar rasio jangan dianggap sebagai kondisi yang ideal. Penentuan standar rasio sebagai dasar pembanding tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar rasio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda. Ada yang


(38)

kondisi keuangannya baik, hasil usaha menguntungkan dan ada juga yang sebaliknya dimana kondisi keuangannya buruk, dan hasil usahanya rendah.

Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan di mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh. Sedangkan golongan kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan.

Rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan oleh masyarakat akuntansi pada umumnya terdiri dari enam rasio. Weston,dkk (1999:138) membuat kategori rasio berdasarkan pengalaman dan temuan di lapangan, yaitu:

a. Rasio likuiditas, bertujuan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio leverage, bertujuan dalam mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Misalnya rasio total utang dengan total aktiva (total debt to total assets ratio), kelipatan keuntungan terhadap beban bunga (time interest earned), kemampuan keuntungan dalam menutup beban tetap (fixed charge coverage), dan lain sebagainya.

c. Rasio aktivitas, berttujuan dalam mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Misalnya inventory turnover, average collection period, total aset turnover, dan lain sebagainya.

d. Rasio profitabilitas, bertujuan dalam mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Misalnya profit margin on sales, return on total asset, return on net worth, dan lain sebagainya.

e. Rasio pertumbuhan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.


(39)

f. Rasio valuasi, bertujuan mengukur performance perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis ratio keuangan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan yang mempengaruhi harga saham. Rasio keuangan yang digunakan oleh penelti dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah rasio yaitu :

a. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagi hasil antara total kewajiban dengan kekayaan pemegang saham/pemilik modal.

Rasio utang terhadap ekuitas (DER) =

Total Hutang Total Ekuitas

Rasio hutang terhadap kekayaan menunjukkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang – hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Untuk keamanan pihak luar yang meminjamkan dana, rasio adalah baik jika jumlah modal lebih besr daripada jumlah hutang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.

Debt to equity ratio merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan.


(40)

Perusahaan dengan debt to equity ratio rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian yang besar ketika keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik.

Debt to equity ratio akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Debt to equity ratio yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan.

b. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio merupakan rasio yang termasuk dalam market value ratios. Market value ratio merupakan ratio yang meningkatkan harga saham perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan. Rasio ini memberi indikasi kepada manajemen mengenai apa pendapat investor tentang prestasi perusahaan di masa lalu dan prospeknya untuk masa mendatang. Price earning ratio menunjukkan seberapa banyak Rp/$ yang harus dibayar investor untuk setiap $1 laba periode berjalan.

Price Earning Ratio =

Market price per share Earning per share


(41)

Price earning ratio merupakan rasio pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya.

Price earning ratio ini merupakan salah satu segi memandang kinerja harga saham. Biasanya price earning ratio suatu saham dibandingkan dengan

price earning ratio industrinya untuk melihat kinerja saham tersebut terhadap kinerja saham rata-rata pada industri tersebut.

Kegunaan dari price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya.

Semakin tinggi price earning ratio menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan perlembar sahamnya, sehingga price earning ratio yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena capital gain dihitung dari selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.

c. Return on Equity (ROE)

Rasio Laba terhadap Modal (ROE) menghubungkan pendapatan bersih dengan jumlah investasi yang dilakukan pemegang saham. ROE


(42)

merupakan pengukuran bagaimana efisiensi pemegang saham mempertaruhkan penggunaan sahamnya didalam bisnis perusahaan.

ROE merupakan rasio yang populer dan penting diantara para investor dan manager senior. ROE sangat penting sebab merupakan ukuran atas efisiensi perusahaan yang menggunakan kapital dari para pemilik. ROE merupakan ukuran dari pendapatan per rupiah yang diinvestasikan sebagai modal/Ekuitas, atau sama dengan persentase pengembalian kepada para pemilik atas investasinya.

ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Angka ROE yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang selanjutnya meningkatkan harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah memperoleh dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.

Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut, maka secara ringkas dapat disimpulkan bahwa rumus yang digunakan dalam menghitung nilai ROE suatu perusahaan adalah sebagai berikut:


(43)

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan penelitian terdahulu Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Hasil Penelitian

Widyastuti Pratidina

(2011)

Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan

Telekomuniksai yang terdaftar di bursa efek indonesia

Variabel independen : 1. EPS 2. PER 3. DER 4. ROI 5. ROE Variabel dependen : Harga saham

i. Hasil uji t menunjukan EPS, DER, ROI dn ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ii. Hasil uji F menunjukan EPS,

PER, DER, ROI dan ROE memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

Citra Noveli Sitepu (2010)

Pengaruh kinerja keuangan terhadap hargasaham pada perusahaan industry makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.

Variabel independen : 1. DER 2. PER 3. ROE Variable dependen : hargasaham

i. Hasil uji t, menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hargasaham. Sedangkan DER, PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

ii. Hasil uji F,menunjukkan bahwa DER, PER, dan ROE memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap harga saham.

Felik Hendarta G

(2011)

Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di bursa efek indonesia.

Variabel independen :

1. DER 2. PER 3. ROE Variable dependen : harga saham

i. Hasil uji F menunjukkan bahwa DER, PER, dan ROE terhadap variable terikat hargasaham tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

ii. hasil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, PER dan ROE dengan harga saham. Sumber : Data yang diolah penulis, 2013


(44)

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4 Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah debt to equity ratio, price earning ratio dan return on equity. Variabel dependen yang digunakan adalah harga Saham. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. Price Earning Ratio (PER) menunjukkan perbandingan harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Return On Equity (ROE) mencerminkan kemampuan ekuitas perushaan dalam menghasilkan laba.

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat

Harga Saham

( Y ) Debt to Equity Ratio

( X1 )

Price Earning Ratio

( X2 )

Return On Equity


(45)

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa ( pasar sekunder ).

Kesemua rasio – rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen merupakan rasio yang secara teori dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi dalam saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan yang dicerminkan dengan menigkatnya rasio PER dan ROE dan penurunan DER maka semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan , maka semakin tinggi harga saham tersebut.

2.9 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008:49), hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat Pengaruh antara Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan penelitian sebab-akibat (causal research). “Penelitian sebab-akibat (causal research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai variabel” (Erlina, 2008 : 21).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan dan harga saham pada setiap akhir tahun dari perusahaan real estate dan properti yang listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 hingga 2010, antara lain neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (income statements), dan ratio yang diperoleh melalui media internet, buku serta jurnal referensi lainnya.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sangadji & Sopiah, 2010:185). Target populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 perusahaan real estate


(47)

dan properti yang terdaftar dan tidak keluar (delisting) di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2010.

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina,2008:75). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Non- Probability Sample (Selected Sample) melalui metode Purposive Sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara sengaja dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan real estate dan properti tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010

2. Perusahaan real estate dan properti tersebut tidak sedang dalam proses

delisting pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010

3. Perusahaan real estate dan properti tersebut menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan telah diaudit pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka populasi penelitian yang berjumlah 38 perusahaan diseleksi sehingga jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah menjadi 32 perusahaan yang diperlihatkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Populasi dan sampel penelitian No. Kode

Perusahaan

Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel 1 2 3

1 APLN PT. Agung Podomoro Land Tbk.   


(48)

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3

3 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.    Sampel 2

4 BCIP PT. Bumi Citra Permai Tbk.   

5 BIPP PT. Bhuawanatala Indah Permai Tbk.    Sampel 3 6 BKDP PT. Bukit Darmo Property Tbk.    Sampel 4

7 BKSL PT. Sentul City Tbk.    Sampel 5

8 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk.    Sampel 6 9 COWL PT. Cowell Development Tbk.    Sampel 7 10 CTRA PT. Ciputra Development Tbk.    Sampel 8

11 CTRP PT. Ciputra Property Tbk.    Sampel 9

12 CTRS PT. Ciputra Surya Tbk.    Sampel 10

13 DART PT. Duta Anggada Realty Tbk.    Sampel 11 14 DILD PT. Intiland Development Tbk.    Sampel 12

15 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk.    Sampel 13

16 ELTY PT. Bakrieland Development Tbk.    Sampel 14 17 EMDE PT. Megapolitan Developments Tbk.   

18 FMII PT. Fortunemate Indonesia Tbk.    Sampel 15 19 GMTD PT. Goa Makassar Tourism Development Tbk.    Sampel 16 20 GPRA PT. Perdana Gapura Prima Tbk.    Sampel 17 21 JIHD PT. Jakarta International Hotels and Development Tbk.    Sampel 18

22 JRPT PT. Jaya Real Property    Sampel 19

23 KPIG PT. Global Land Development Tbk.    Sampel 20 24 LAMI PT. Lamicitra Development Tbk    Sampel 21 25 LCGP PT. Laguna Cipta Griya Tbk.    Sampel 22

26 LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk.    Sampel 23

27 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk.    Sampel 24

28 MDLN PT. Modernland Realty Tbk.    Sampel 25 29 MKPI PT. Metropolitan Kentjana Tbk.   

30 MTLA PT. Metropolitan Land Tbk.   

31 OMRE PT. Indonesia Prima Property Tbk.    Sampel 26

32 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk.    Sampel 27

33 PWSI PT. Panca Wiratama Sakti Tbk.   

34 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.    Sampel 28 35 SCBD PT. Danayasa Arthatama Tbk.    Sampel 29 36 SIIP PT. Surya Inti Permata Tbk.    Sampel 30 37 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur Tbk.    Sampel 31

38 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk.    Sampel 32


(49)

3.3 Batasan Operasional

Adapun hal yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu: a. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan properti

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan harga saham pada setiap akhir tahun dari perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 hingga 2010.

c. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh debt to equity ratio (DER), price earning ratio (PER), dan return on equity (ROE)

terhadap harga saham dengan analisis regresi berganda, yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 20.0 for window (Statistic Product and Social Sciences).

3.4 Defenisi Operasional

Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.

b. Variabel Bebas (independent variable)


(50)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagi hasil antara total kewajiban dengan kekayaan pemegang saham/pemilik modal.

Debt Equity Ratio (DER) = 2) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut.

Price Earning Ratio (PER) = 3) Return On Equity (ROE)

Rasio Laba terhadap Modal (ROE) menghubungkan pendapatan bersih dengan jumlah investasi yang dilakukan pemegang saham.

Return On Equity (ROE) = x 100%

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan situs

b. Waktu Penelitian


(51)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dan dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Sedangkan untuk data mengenai harga saham dapat dilihat dan didownload dari situs

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:

3.7.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara obyektif.


(52)

3.7.2 Metode Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari debt to equity ratio (DER),Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham. Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Harga Saham a = konstanta

X1 = Debt to Equity Ratio (DER) X2 = Price Earning Ratio (PER) X3 = Return On Equity (ROE)

b1 = Koefisien regresi variabel Debt to equity ratio b2 = Koefisien regresi variabel Price earning ratio b3 = Koefisien regresi variabel Return on equity e = error

Menurut Situmorang,et.al (2010:141) “regresi linear berganda bertujuan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3, dan seterusnya dengan varibel terikat yang disebut Y”. Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi


(53)

klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji normalitas data

Menurut Erlina (2008:102) Uji normalitas dapat berguna dan bermanfaat untuk

tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal digunakan statistik non-parametik atau lakukan treatment agar data normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Menurut Situmorang,et.al (2010:91), untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Histogram. Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri – ciri khusus, salah satu diantaranya adalah bahwa : mean, mode dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga tendensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat maka berarti bahwa kurva tersebut juling ke kiri atau ke kanan. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan tersebut dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” (skewness). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

2. Pendekatan Grafik. PP plot akan membentuk plot antara nilai – nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai – nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). apabila plot dari keduanya berbentuk linier (dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data terdistribusi normal.


(54)

3. Pendekatan Kolmogrov – Smirnov. Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorv smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.

Menurut Erlina (2008:104) analisis statistik digunakan untuk melihat apakah

suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Zhitung lebih kecil dari Ztabel. Nilai Ztabel pada tingkat signifikansi 0,05 sebesar 1,96 sedangkan pada tingkat signifikansi 0,01 nilai Ztabel sebesar 2,58.

Menurut Situmorang, et.al (2010:97) ada beberapa cara yang dapat dilakukan jika data ternyata tidak menyebar secara normal, caranya melalui :

1. Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln) 2. Menambah jumlah data

3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data

4. Menerima data apa adanya.

b. Uji multikolinieritas

Menurut Erlina (2008:105) multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi

variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.


(55)

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menlihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen.

Menurut Lubis (2007:32) ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu :

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakatakan terbebas dari dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing – masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih rendah dari 0,70 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

c. Uji heteroskedastisitas

Menurut Erlina (2008:106) “ uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas.


(56)

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.

Menurut Lubis (2007:34) suatu model regresi linear berganda dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d. Uji autokorelasi

Menurut Situmorang,et.al (2010:113), “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung menganggu data lainnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi.

Cara menguji autokorelasi adalah dengan melihat model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin Watson (DW) berada dibawah angka 2.


(1)

Lampiran 10

Data Variabel Penelitian Tahun 2008

(SetelahTransformasi)

NO

Kode

Perusahaan

Ln_DER Ln_PER

Ln_ROE Ln_Harga Saham

1

ASRI

-0.3 2.68 1.21 3.91

2

BAPA

0.17 5.35 -0.26 4.98

3

BIPP

-0.21 0.73 3.59 3.99

4

BKDP

-0.8 5.96 -2.04 3.91

5

BKSL

-1.83 4.57 -0.34 4.23

6

BSDE

0.1 1.54 2.38 4.48

7

COWL

-0.3 3.84 1.72 6.05

8

CTRA

-0.97 1.79 1.62 5.21

9

CTRP

-2.53 1.44 1.76 4.86

10

CTRS

-0.82 0.77 2.33 5.06

11

DART

1.21 2.14 2.76 5.7

12

DILD

-0.15 4.48 0.23 5.99

13

DUTI

-0.21 3.83 0.57 6.91

14

ELTY

-0.36 1.66 1.8 4.28

15

FMII

-0.12 1.53 2.93 4.32

16

GMTD

0.74 0.62 2.16 4.99

17

GPRA

0.49 4.56 0.77 5.83

18

JIHD

0.93 2.18 2.89 5.39

19

JRPT

-0.29 2.23 2.48 6.21

20

KPIG

-1.56 2.35 1.86 5.77

21

LAMI

0.96 2.35 1.68 4.44

22

LCGP

-1.97 2.37 1.42 3.91

23

LPCK

0.67 2.31 1.1 5.32

24

LPKR

0.43 3.62 2.11 6.68

25

MDLN

-0.26 4.16 -1.47 3.91

26

OMRE

0.92 3.04 2.9 6.16

27

PWON

0.9 6.06 -0.06 4.58

28

RBMS

-2.3 3.49 -0.11 4.57

29

SCBD

0.63 3.07 2.02 6.45

30

SIIP

0.24 2.75 1.95 5.32

31

SMDM

-0.69 3.05 0.51 4.61


(2)

Lampiran 11

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

(SetelahTransformasi)

NO

Kode

Perusahaan

Ln_DER Ln_PER

Ln_ROE Ln_Harga Saham

1

ASRI

-0.17 2.99 1.59 4.65

2

BAPA

0.01 1.58 2.6 4.2

3

BIPP

-0.04 1.32 3.09 3.99

4

BKDP

-1.02 4.91 0.12 5.03

5

BKSL

-1.51 5.95 -2.21 4.62

6

BSDE

-0.17 3.44 1.91 6.71

7

COWL

-0.54 2.96 2.34 5.9

8

CTRA

-1.08 3.99 1.08 6.18

9

CTRP

-2.66 3.01 0.81 5.5

10

CTRS

-0.78 2.87 1.37 6.23

11

DART

1.34 2.92 1.51 5.27

12

DILD

-0.19 4.35 0.8 6.46

13

DUTI

-0.48 1.78 2.15 6.52

14

ELTY

0.22 3.37 1.05 5.26

15

FMII

-2.41 2.77 1.31 4.5

16

GMTD

0.65 0.1 2.56 4.99

17

GPRA

0.29 2.66 1.72 4.94

18

JIHD

1.15 2.27 1.32 6.41

19

JRPT

-0.14 2.44 2.65 6.68

20

KPIG

-1.97 2.16 1.95 5.75

21

LAMI

0.79 2.16 1.91 4.55

22

LCGP

-1.9 4.19 -0.4 3.91

23

LPCK

0.75 1.81 1.64 5.42

24

LPKR

0.34 3.12 2.07 6.23

25

MDLN

-0.36 5.09 -1.47 4.83

26

OMRE

0.39 2.12 3.33 5.99

27

PWON

0.66 3.61 2.54 4.87

28

RBMS

-3 5.34 -2.3 4.32

29

SCBD

-0.04 2.07 2.84 6.45

30

SIIP

-0.04 2.28 1.65 4.61

31

SMDM

-0.65 4.95 -1.47 4.42


(3)

Lampiran 12

Data Variabel Penelitian Tahun 2010

(SetelahTransformasi)

NO

Kode

Perusahaan

Ln_DER Ln_PER

Ln_ROE Ln_Harga Saham

1

ASRI

0.07 2.9 2.58 5.69

2

BAPA

-0.2 2.55 2.83 5.52

3

BIPP

0.04 2.76 1.71 3.99

4

BKDP

-0.92 4.05 0.7 4.75

5

BKSL

-1.77 3.73 0.46 4.69

6

BSDE

-0.36 3.69 1.86 6.8

7

COWL

0.05 2.4 1.86 4.84

8

CTRA

-0.84 3.02 1.66 5.86

9

CTRP

-2.53 2.86 1.5 6.09

10

CTRS

-0.51 2.75 1.73 6.54

11

DART

0.9 2.98 1.29 5.23

12

DILD

-1.31 2.53 2.28 6.05

13

DUTI

-0.6 2.68 2.27 7.65

14

ELTY

-0.2 3.44 0.8 5.06

15

FMII

-1.24 3.83 0.81 4.5

16

GMTD

0.59 -0.49 3.07 5.11

17

GPRA

-0.03 2.5 1.78 4.9

18

JIHD

0.56 1.32 3.05 6.67

19

JRPT

0.1 2.6 2.86 7.17

20

KPIG

-2.66 2.14 2.12 5.98

21

LAMI

0.6 2.46 2.23 5.27

22

LCGP

-2.53 4.87 -1.08 3.91

23

LPCK

0.67 1.44 2.45 5.98

24

LPKR

0.03 3.33 1.92 6.52

25

MDLN

-0.19 2.97 1.24 5.5

26

OMRE

-0.13 1.03 3.26 5.14

27

PWON

0.51 3.5 2.95 5.38

28

RBMS

-2.66 4.03 -0.84 4.39

29

SCBD

-0.54 3.08 1.55 6.21

30

SIIP

0.05 6.59 -2.81 4.49

31

SMDM

-1.43 5.39 -1.97 4.62


(4)

Lampiran 13

Hasil Uji dan Olah Data SPSS

1.

Metode One Sample Kolmogrov-Smirnov

Uji Normalitas Data (sebelum transformasi)

Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

96

Normal

Parameters

a,b

Mean

0E-7

Std. Deviation

311.82746927

Most Extreme

Differences

Absolute

.206

Positive

.206

Negative

-.148

Kolmogorov-Smirnov Z

2.018

Asymp. Sig. (2-tailed)

.001

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2.

Sebelum Transformasi

Metode Grafik (Normal Probabiliy Plot)


(5)

Sebelum Transformasi

Uji Multikolinieritas (sebelum transformasi)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

(Constant)

DER

.973

1.028

PER

.989

1.011

ROE

.984

1.017

Sebelum Transformasi

Uji Heteroskedastisitas


(6)

Sebelum Transformasi

Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan (sebelum transformasi)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .273a .074 .044 316.87083 1.875

a. Predictors: (Constant), ROE, PER, DER b. Dependent Variable: Harga_Saham

Uji Signifikansi Parsial (t-test) – (sebelum transformasi)

Sebelum Transformasi

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 271.258 54.506 4.977 .000

DER 10.846 40.843 .027 .266 .791

PER -.066 .285 -.023 -.231 .818

ROE 9.074 3.435 .267 2.642 .010

Uji Signifikansi Simultan (F-test) (sebelum transformasi)

Sebelum Transformasi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 743471.033 3 247823.678 2.468 .067b

Residual 9237455.206 92 100407.122

Total 9980926.240 95

a. Dependent Variable: Harga_Saham b. Predictors: (Constant), ROE, PER, DER


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015

0 52 70

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 0 11

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11