Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET BERBASIS PADA HARGA SAHAM TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DITHA SILVIA 110522015

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : DITHA SILVIA

NIM : 110522015

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI EKSTENSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY

SET BERBASIS PADA HARGA SAHAM

TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

Tanggal :………2013 Ketua Departemen S-1 Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak)

Tanggal :……….. 2013 Plt. Dekan

(Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak)


(3)

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : DITHA SILVIA

NIM : 110522015

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI EKSTENSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY

SET BERBASIS PADA HARGA SAHAM

TERHADAP REAL GROWTH PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

Medan, ………... 2013 Menyetujui

Pembimbing


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

Telah diuji pada Tanggal

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Pembimbing : Dra. Sri Mulyani,M.B.A, Ak Pembaca Penilai : Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Real Estate dan Properties yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2013 Yang Membuat

NIM. 110522015 Ditha Silvia


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan populasi sebanyak 40 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 28 perusahaan yang dijadikan sampel pada periode 2009 – 2011. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mengakses data laporan keuangan perusahaan dari website resmi BEI yait

Variabel independen yang diteliti adalah rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE), dan Rasio Firm value to depreciation (VDEP). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan asset (PA) dan perumbuhan ekuitas (PE)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dari semua variabel independen berpengaruh terhadap pertumbuhan asset dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial hanya variabel Firm value to depreciation (VDEP) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan asset, sedangkan rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Investment Opportunity Set (IOS), Real Growth, Market To Book value of Equity (MVEBVE), Firm Value To Book Value Of Plant, Property, And Equipment (VPPE), Firm Value To Depreciation (VDEP).


(7)

ABSTRAK

This Study aims to analyze the influence of investment opportunity set (IOS) based on the share price to the real growth of the companies either simultaneously or partially on the real estate and property companies at Indonesian Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling method with the population of 40 real estate companies and from properties listed on Indonesia Stock Exchange , 28 companies sampled acquired in the period 2009 – 2011 . the data resource in this study is secondary data obtained by accessing company financial statement from official website of IDX,

Independent variable studied is ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE), and ratio firm value to depreciation (VDEP) while the dependent variable is asset growth and equity growth.

The result of this study indicates that all of independent variable simultaneously influence to the asset growth and do not influence to the equity growth. Partially it was only variable firm value to depreciation (VDEP) that significantly influenced to the asset growth, while ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE) had no significant effect to the equity growth of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).

Keywords : Investment Opportunity Set (IOS), Real Growth, Market To Book Value Of Equity (MVEBVE), Firm Value To Book Value Of Plant, Property, And Equipment (VPPE), Firm Value To Depreciation (VDEP).


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul ” Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Real Estate dan Properties yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis, ayahanda tercinta Drs. Soleh Sirait (Alm), dan ibunda tersayang R. Sitorus yang tidak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dorongan, dan doanya kepada penulis. Terima kasih untuk keluarga besarku tercinta atas cinta, kasih sayang, dan doa serta dukungan semangat yang diberikan selama ini.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(9)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani,M.B.A, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Pimpinan saya ditempat saya bekerja Bapak Julius Setiadi dan Ibu Stephanie yang telah memberikan pengertian dan kesempatan untuk saya mengurus skripsi sampai selasai.

7. Teman-teman dari Akuntansi Ekstensi angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman – teman sekantorku ”Aquarium Girls” (Kak Ihdina Irmaya, Kak Kiki, Kak Reny, Kak Nina, Yuli dan Widya) atas dukungan dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Pebruari 2013 Penulis

NIM:110522015 Ditha Silvia


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Pembatasan Masalah ... 7

1.4.Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 8

1.6.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Investasi ... 10

2.1.1. Defenisi Investasi ... 10

2.1.2. Tujuan Investasi ... 11

2.1.3. Analisis Investasi ... 11

2.2. Saham ... 12

2.2.1 Pengertian saham ... 12

2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Harga saham ... 13

2.2.3 Risiko dan Return Saham ... 14

2.3. Investment Opportunity Set ... 16

2.3.1 Pengertian Investment Opportunity Set ... 16

2.3.2 Real Growth ... 22

2.3.3 Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis pada Harga Saham terhadap Real Growth Perusahaan ... 23

2.4Penelitian Terdahulu ... 25

2.5Kerangka Koseptual ... 29

2.6Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6 T eknik Analisis Data ... 40

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.7 Uji Hipotesis 3.7.1 Analisis Linier Berganda... 43


(11)

3.7.2 Uji Parsial (t –tes)... 44

3.7.3 Uji SIgnifikan Simultan (Uji F) ... 44

3.8 Analisis Koefisien Determinasi ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 49

4.2.1 Uji Normalitas Data ... 49

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.2.3 Uji Autokorealsi ... 57

4.2.4 Uji Multikolinieritas ... 58

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64

4.3.1 Model Regresi Linier Berganda ... 64

4.3.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 68

4.3.3 Uji Signifikan Parsial (t – test ) ... 70

4.3.4 Uji Signifikan Simultan ... 73

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1Kesimpulan ... 84

5.2Keterbatasan Penelitian ... 85

5.3Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(12)

DAFTAR TABEL

Keterangan Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel ... 34

Tabel 3.2 Daftar Sempel Penelitian ... 35

Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Korelasi ... 43

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen PA (Data Murni) .. 50

Tabel 4.3 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen P E (Data Asli) ... 52

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen LN_PA ... 54

Tabel 4.5 Uji Normalitas Pada Variabel Dependen LN_PE ... 55

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi (Ln_PA) ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Ln_PE) ... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas (Ln_PA) ... 58 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas (Ln_PE) ... 60

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif (Ln) ... 59

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis 1 ... 65

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Hipotesis 2 ... 67

Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Determinasi 1 ... 68

Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi 2 ... 69

Tabel 4.15 Uji Parsial Hipotesis 1(t –test) ... 70

Tabel 4.16 Uji Parsial Hipotesis 2 ... 72

Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 74


(13)

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32

Gambar 4.1 Normal P-P Plot Dependen Variabel PA ... 50

Gambar 4.2 Normal P-P plot Dependen Variabel PE ... 51

Gambar 4.3 Normal P-P Plot Dependen Variabel LN_PA ... 53

Gambar 4.4 Normal P-P Plot Dependen Variabel LN_PE ... 53

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot LN_PA ... 55


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan populasi sebanyak 40 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 28 perusahaan yang dijadikan sampel pada periode 2009 – 2011. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mengakses data laporan keuangan perusahaan dari website resmi BEI yait

Variabel independen yang diteliti adalah rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE), dan Rasio Firm value to depreciation (VDEP). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan asset (PA) dan perumbuhan ekuitas (PE)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dari semua variabel independen berpengaruh terhadap pertumbuhan asset dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas. Secara parsial hanya variabel Firm value to depreciation (VDEP) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan asset, sedangkan rasio market to book value of equity (MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and equipment (VPPE) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Investment Opportunity Set (IOS), Real Growth, Market To Book value of Equity (MVEBVE), Firm Value To Book Value Of Plant, Property, And Equipment (VPPE), Firm Value To Depreciation (VDEP).


(15)

ABSTRAK

This Study aims to analyze the influence of investment opportunity set (IOS) based on the share price to the real growth of the companies either simultaneously or partially on the real estate and property companies at Indonesian Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling method with the population of 40 real estate companies and from properties listed on Indonesia Stock Exchange , 28 companies sampled acquired in the period 2009 – 2011 . the data resource in this study is secondary data obtained by accessing company financial statement from official website of IDX,

Independent variable studied is ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE), and ratio firm value to depreciation (VDEP) while the dependent variable is asset growth and equity growth.

The result of this study indicates that all of independent variable simultaneously influence to the asset growth and do not influence to the equity growth. Partially it was only variable firm value to depreciation (VDEP) that significantly influenced to the asset growth, while ratio market to book value of equity (MVEBVE), ratio firm value to book value of plant, property and equipment (VPPE) had no significant effect to the equity growth of real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX).

Keywords : Investment Opportunity Set (IOS), Real Growth, Market To Book Value Of Equity (MVEBVE), Firm Value To Book Value Of Plant, Property, And Equipment (VPPE), Firm Value To Depreciation (VDEP).


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki harapan untuk tetap going concern . Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Pertumbuhan perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal hasil kepada para investornya dan adanya kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada para kreditur.

Pertumbuhan perusahaan sangat fluktuatif, adakalanya bertumbuh pesat dan adakalanya mengalami penurunan. Para stakeholders perusahaan, khususnya para pemegang saham menginginkan perusahaan menjadi besar. Menurut Hartono (2004) suatu perusahaan dapat dikatakan bertumbuh apabila terjadi pertumbuhan nilai aktiva, peningkatan laba, peningkatan penjualan, dan peningkatan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai asset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut (Saputro, 2003). Bagi investor pertumbuhan perusahaan merupakan suatu


(17)

prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Semakin banyak peluang dalam berinvestasi maka peluang perusahaan untuk tumbuh semakin besar. Investasi dilakukan sebagai alat untuk memperoleh nilai tambah dimasa yang akan datang. Misalkan saja, perusahaan ingin melakukan investasi keuangan yaitu dengan membeli suatu asset yang diharapkan dapat dijual kembali dengan nilai jual yang lebih tinggi dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2001) investasi juga bertujuan untuk mempersiapkan masa depan melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Dengan demikian terdapat dua hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi, yang pertama adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini dan yang kedua adanya keinginan untuk menambah nilai asset dan adanya kebutuhan untuk melindungi nilai asset yang sudah dimiliki.

Dalam bidang akuntansi dan keuangan saat ini, penilaian untuk suatu perusahaan masih sangat beragam. Ada pihak yang beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan ditunjukkan dalam kinerja laporan keuangan perusahaan. Namun ada pula yang memandang bahwa nilai suatu perusahaan juga tercermin dari nilai investasi yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Informasi keuangan dari kegiatan ekonomi masa lalu (historical) dalam laporan keuangan digunakan sebagian pihak sebagai dasar untuk menilai perusahaan, namun hal ini hanya dapat menilai perusahaan berdasarkan nilai bukunya. Sementara pihak lain memandang nilai perusahaan bukan hanya dari asset yang mereka miliki tapi juga investasi yang akan dikeluarkan dimasa datang. Adanya pilihan investasi yang


(18)

dapat menghasilkan keuntungan di masa datang merupakan kesempatan bertumbuh bagi perusahaan yang akan menaikkan nilai perusahaan.

Menurut Gaver dan Gaver (2003) nilai perusahaan dijelaskan sebagai sebuah kombinasi antara asset in place (asset yang dimiliki) dengan investment options (pilihan investasi) di masa depan. Dimana nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditure yang dikeluarkan oleh manajer di masa depan, sedangkan asset in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan – pilihan investasi ini kemudian dikenal dengan istilah Investment Opportunity Set

(IOS). Pilihan – pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dan besarannya tergantung pada pengeluaran – pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen di masa yang akan datang (Saputro, 2003). Asosiasi antara IOS dan kinerja manajemen tercermin pada pertumbuhan nilai perusahaan yang dikelola manajemen (Surbekti dan Kusuma, 2001). Realisasi pertumbuhan ini ditunjukkan melalui pertumbuhan nilai buku aktiva, penjualan, laba, dan nilai buku perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Utami, 2007). Nilai IOS suatu perusahaan juga mempengaruhi keputusan kebijakan perusahaan.

Menurut Smith dan Watts dalam Setirani (2006) peluang pertumbuhan perusahaan tersebut terlihat pada kesempatan investasi yang diprediksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). Konsep IOS, yang pertama diungkapkan oleh Myer (1977) dalam hendarno (2008), memiliki peranan penting dalam pasar modal karena berimplikasi adanya pertumbuhan di masa depan, yang relevan untuk meramalkan


(19)

ekspektasi kekayaan pemegang saham. Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan investment opportunity set dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan perusahaan dalam bentuk leverage dan risiko sistematis.

Pengukuran IOS beragam baik yang menggunakan faktor tunggal maupun dengan menggunakan kombinasi beberapa faktor. Sebagian besar menggunakan ukuran data-data pasar modal dalam menghitung IOS karena lebih banyak menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi dari IOS. IOS dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang. Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena harga saham mencerminkan present value dari arus kas di masa mendatang yang akan diterima investor. IOS dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan perusahaan. Proksi IOS dinyatakan sebagai proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten. Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan. Sami at al. dalam Prassetyo (2000) menunjukkan bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek dividen. IOS memiliki bentuk yang bervariasi dan di klasifikasikan menjadi empat tipe yaitu investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham, IOS berbasis pada varian, IOS berbasis pada investasi, dan investment opportunity set


(20)

gabungan. Disini Peneliti hanya meneliti investment opportunity set (IOS) yang berbasis pada harga saham yang diukur dengan menggunakan rasio market value equity to book value equity (MVEBVE), rasio tobin’q, rasio value to depreciation expense (VDEP) dan rasio firm value to book value of plan, property and equipment (VPPE).

IOS berbasis pada investasi diukur dengan menggunakan rasio investment to net sales (IONS), Rasio capital expenditure to market value to asset

(CAPBVA), dan rasio capital expenditure to market value to asset (CAPMVA). IOS berbasis varian diukur dengan menggunakan varian return (VARRET) dan beta asset (BETA). Nilai investment opportunity set (IOS) dihitung dengan kombinasi berbagai jenis rasio yang mengimplikasikan nilai aktiva ditempat (berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas perusahaan) dan nilai kesempatan yang tumbuh suatu perusahaan di masa depan (berupa nilai pasar perusahaan).

Berbagai penelitian tentang IOS telah berhasil membuktikan bahwa IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan, diantaranya yaitu kebijakan pendanaan atau struktur utang, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Realisasi pertumbuhan memiliki empat ukuran yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan asset.

Penelitian ini merujuk pada penelitian Irene (2008) yang berjudul “pengaruh Investment opportunity set terhadap pertumbuhan perusahaan dan

return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta” periode Penelitian 2005-2007. Penelitian yang dilakukan Irene adalah untuk untuk


(21)

menguji apakah terdapat pengaruh antara IOS dengan pertumbuhan perusahaan dan return saham pada perusahaan manufaktur dengan hasil penelitian tersebut adalah investment opportunity set (IOS) memiliki pengaruh pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan return saham di bursa efek Jakarta tahun 2005-2007.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini penulis meneliti pengaruh Investment opportunity set berbasis pada harga saham terhadap real growth pada perusahaan properties dan real estate dengan periode penelitian 2009-2011 dan dengan menambah variabel real growth

yang lain. Yang dimaksud dengan real growth dalam penelitian ini adalah realisasi pertumbuhan perusahaan. Variabel real growth yang diteliti adalah pertumbuhan ekuitas dan pertumbuhan asset perusahaan pada perusahaan properties dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2009- 2011.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap real growth perusahaan dengan judul: “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Berbasis Pada Harga Saham terhadap real growth Perusahaan Properties Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:


(22)

1. Bagaimana tingkat investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham yang diukur dengan rasio market to book value of equity

(MVEBVE), rasio firm value to book value of plant, property, and Equipment (VPPE), dan rasio firm value to depreciation (VDEP) pada perusahaan real estate dan property di BEI periode 2009-2011.

2. Bagaimana tingkat pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan asset pada perusahaan real estate dan property di BEI periode 2009-2011.

3. Seberapa besar pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) berbasis pada harga saham yang diukur dengan MVEBVE, VPPE. Dan VDEP terhadap pertumbuhan ekuitas dan pertumbuhan asset pada perusahaan real estate dan property di BEI 2009-2011.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka penelitian ini di batasi pada pengaruh tingkat investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham yang diukur dengan menggunakan rasio MVEBVE, rasio VPPE, dan rasio VDEP terhadap real growth pada perusahan real estate dan property di BEI periode 2009-2011.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang sudah diuraikan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


(23)

1. Apakah investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh terhadap pertumbuhan asset perusahaan real estate dan properti?

2. Apakah investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan properti?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham terhadap pertumbuhan asset perusahaan real estate dan properti.

2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh investment opportunity set

(IOS) berbasis pada harga saham terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan real estate dan properti.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi Peneliti

Menambah pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh IOS berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan serta untuk


(24)

mengetahui kemampuan opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham dalam memprediksikan pertumbuhan perusahaan.

2. Bagi Perusahaan, untuk membantu perusahaan dalam memprediksi pertumbuhan di masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi terutama untuk pengkajian topik-topik mengenai


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

2.1.1 Definisi Investasi

Menurut Halim (2005:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dan pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : investasi pada asset-asset finansial (financial asset) dan investasi pada asset-asset riil (real asset).

Menurut Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Menurut Jogiyanto (2003:5) mendefinisikan investasi sebagai berikut : “Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.

Dengan kata lain, penulis dapat menyimpulkan bahwa investasi itu adalah suatu komitmen keuangan untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan mengharapkan tingkat pengembalian atas investasi tersebut secara positif di masa datang sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada asset real seperti: tanah, emas, rumah, dan asset real lainnya atau pada asset finansial seperti : deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

Untuk melakukan investasi di pasar modal selain diperlukan dana, diperlukan pengetahuan yang cukup dalam bidang bisnis untuk menganalisis efek atau surat berharga mana yang akan dibeli dan efek mana yang tetap dipegang serta


(26)

pengalaman dalam berinvestasi. Apabila suatu investasi perusahaan sebagian besar didanai dari internal equity, maka akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Semakin besar investasi yang dilakukan maka semakin berkurang dividen yang akan dibagikan. Sebaliknya bagi perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana dari luar untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan dividen yang lebih besar.

2.1.2 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin (2010:8) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, diantaranya yaitu :

1. Untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatnnya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi . dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarikan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atauhak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan.

2.1.3 Analisis Investasi

Ketika investor hendak melakukan investasi maka investor akan melakukan analisis investasi terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (misspriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu menurut Halim


(27)

(2005:5) ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis, yaitu :

1. Pendekatan Fundamental

Pendekatan ini berdasarkan informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk memperkirakan prospek harga sahamnya dimasa mendatang harus dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor indutri lainnya, akhirnya dilakukan investasi terhadapkinerjanya dan saham yang diterbitkannya.

2. Pendekatan teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran penawarn (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan. Namun demikian, analisis ini lebih mudah dan cepat disbanding analisis fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Oleh karena itu,analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham itu tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian Saham

Saham merupakan surat berharga sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga dan Pakarti, 2003:55), dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh antara lain, yaitu :

a. Dividen, bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham

b. Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham dengan harga belinya.

c. Manfaat non-financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.


(28)

Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa saham adalah seftifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap waktunya. Dalam melakukan investasi pada pasar modal khususnya saham, perubahan harga saham menjadi perhatian penting bagi investor selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal adalah harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan bukanlah harga nominal dari saham tersebut.

Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Menurut Alwi (2003:87) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergeraka 2.2.2.1.1 Faktor Internal (Lingkungan mikro)

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan penjualan.


(29)

2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan denga

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5. Pengumumainvestment annuncements), seperti

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

2.2.2.1.2 Faktor eksternal (Lingkungan makro)

1. Pengumuman dari pemerintah seperti

berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi

merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

2.2.3 Risiko dan Return Saham

Dalam manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return- ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.


(30)

Menurut Sundjaja dan Inge Berlian (2003:64 ), risiko adalah kemungkinan adanya kerugian atau variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu, Pengertian ini diperjelas lagi oleh Jogiyanto (2003:108 ) yang menyatakan bahwa risiko adalah variabilitas return terhadap return yang diharapakan, dimana risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kerugian atas sejumlah dana yang diinvestasikan dan tidak sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.

Return saham adalah imbalan yang diperoleh dari investasi sehingga

Return merupakan motivasi bagi investor dalam melakukan investasi. Menurut Husnan (2000:204), Return adalah keuntungan investasi atau pendapatan yang diterima dari selisih lebih investasi yang dilakukan sedangkan keuntungan yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang dari pendapatan historis yang tercermin dari rata-rata profitabilitas tingkat keuntungan.

Menurut Halim (2005:34) return dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengembalian yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan pengembalian yang diharapkan (expected return – ER) akan diperoleh investor di masa depan.

Komponen pengembalian meliputi :

1. Untung/rugi modal (capital gain/loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder.

2. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield

dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.

Menurut Jogiyanto (2003:109 ), return saham dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :


(31)

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realiasasi penting karna digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return

historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang.

Dalam return realisasi ada beberapa pengukuran yang sering digunakan, antara lain:

a. Return total b. Relative return c. Kumulatif return d. Return yang disesuaikan 2. Return ekspektasi

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi yang terdiri dari capital gain dan yield.

3. Abnormal Return

Abnormal Return atau excess return merupakan kelebihan dari return realisasi terhadap return ekspekatasi. Salah satu cara yang digunakan untuk menghitung abnormal return adalah dengan menggunakan market adjusted model (model disesuikan pasar) pertimbangan yang digunakan model ini adalah adanya asumsi bahwa penduga tertarik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada periode tersebut.

2.3 Investment Opportunity Set (IOS)

2.3.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

Istilah Investment Opportunity Set (IOS) pertama kali dikemukakan oleh Myers (1976) dalam Utami (2007) yang menjelaskan bahwa IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan pertumbuhan pada masa yang akan datang dengan Net Present Value

(NPV) positif. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Utami (2007) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki net present value positif. Menurut kedua penelitian tersebut, IOS juga


(32)

dapat meningkatkan size perusahaan, sedangkan tidak semua growth opportunities

mampu menghasilkan net present value positif. Pendapat ini juga diperjelas oleh Kole (1991), dalam Gaver & Gaver (2003) yang menyatakan bahwa nilai IOS tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan – pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal (cost of equity) dan dapat menghasilkan keuntungan. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan nilai kesempatan yang hilang. Nilai kesempatan investasi merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang ini kemudian dikenal dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS).

Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati (2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan adanya variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif


(33)

mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Nugroho dan Hartono, 2002).

Kesempatan investasi atau Investment Opportunity terbuka jika perusahaan mampu menghasilkan margin laba yang tinggi secara konsisiten, dan memiliki kinerja keuangan yang baik, sehingga perusahaan dapat menginvestasikan kembali laba yang diperoleh perusahaan ke proyek-proyek yang dianggap memiliki nilai tambah positif dimasa yang akan datang.

Menurut Gaver dan Gaver (2003) opsi investasi masa depan tidak semata – mata ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Pilihan – pilihan pertumbuhan (growth Option) bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi . (inherently unobservable). Karena sifatnya yang tidak dapat diobservasi, IOS memerlukan sebuah proksi.

Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kusuma,2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prassetyo (2000), menyatakan bahwa proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

2.3.1.1Proksi IOS berbasis pada harga saham

Investment Opportunity Set (IOS) berbasis pada harga saham ini mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga saham, selanjutnya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi


(34)

akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang dimiliki (assets in place). Perbedaan harga saham ini hanya terjadi bila pasar saham adalah efisien semi kuat secara keputusan, yaitu investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal. IOS yang didasari pada harga saham akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio – rasio yang digunakan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut :

a. Rasio market to book value of equity (MVEBVE)

Rasio ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan dimasa depan akan lebih besar dari return return yang diharapkan dari ekuitasnya (Smith dan Watts; 1992, Hartono; 1999). Perusahaan yang mempunyai rasio market to book value of equity (MVEBVE) yang tinggi akan memiliki pertumbuhan aktiva dan ekuitas yang besar. market to book value of equity dapat dihitung dengan mengggunakan rumus :

Total ekuitas

Lembar saham yang bredar x Harga penutupan saham

b. Rasio firm value to depreciation expense (VDEP)

Rasio ini menunjukkan seberapa besarnya pengurangan asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan invesatasi. Rasio firm value to depreciation expense ini dapat dihitung dengan rumus:

Biaya Depresiasi


(35)

c. Rasio firm value to book value of PPE (VPPE)

Rasio firm value to property, plant and equipment digunakan dengan didasari alasan bahwa property, plant and equipment (PPE) dapat menunjukkan adanya investasi aktiva tetap yang produktif (Subekti, 2000).

Komposisi PPE yang besar dan struktur aktiva dapat menunjukkan adanya potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. :

Total aktiva Net

Total Asset – Total ekuitas + (Lembar saham yang beredar x harga penutupan saham)

2.3.1.2Proksi IOS berbasis pada investasi

Merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio – rasio yang sering digunakan oleh para peneliti antara lain:

a. Rasio investment to net sales (IONS)

Menurut hartono (1999) dalam Hendarno (2008) Rasio investment to net sales menggunakan investasi modala sesungguhnya sebagai suatu ukuran nilai buku gross property, plant, dan equipment . Nilai gross property, plant, dan

equipment menunjukkan asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dikur dengan menggunakan rumus:

Investasi Penjualan Bersih

b. Rasio capital expenditure to book value asset (CAPBVA)

Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


(36)

Total Asset

Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetap t-1

c. Rasio capital expenditure to market value of Assets (CAPMVA)

Sama dengan rasio CAPBVA, rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetap t-1

Total Asset – Total Kuitas + (Lembar Saham Yang Beredar X Harga Penutupan Saham

2.3.1.3Proksi IOS berbasis pada varian ( variance measurement)

Merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:

a. Varian return (VARRET)

Varian return yang digunakan untuk menilai return dari IOS perusahaan. Varian return ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

[(Harga Penutupan Saham x Lembar Saham Beredar) +Deviden+Biaya Bunga] Total Asset – Total Kuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham)

b. Beta asset (BETA)

Beta asset digunakan untuk menilai risiko dari IOS perusahaan. Beta asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Beta Saham x (Harga Penutupan Saham x Lembar Saham Beredar) Total Asset – Total Kuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham)


(37)

2.3.2 Real Growth

Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Evana (2009) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan sizenya. real growth

yang dimaksudkan disini adalah realisasi pertumbuhan. Menurut Kallapur dan Trombley dalam Hendarno (2008), realisasi pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dalam pertumbuhan nilai buku aktiva dan nilai buku perusahaan. Pertumbuhan sebagai basis pengujian investment oppportinity set (IOS) adalah realisasi pertumbuhan penjualan, laba, nilai buku total ekuitas dan nilai buku asset. Pengukuran growth yang banyak digunakan adalah pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, atau diwakili dengan nilai pasar dibagi dengan nilai buku Hartono (2003:473)

Pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi sejumlah kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi dengan pendapatan yang besar memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah karena mereka mempunyai kesempatan yang profitable dalam menandai investasinya secara internal sehingga perusahaan tidak tergoda untuk membayar bagian yang lebih besar labanya kepada pihak luar.

Menurut Julianto (2003:74), realisasi pertumbuhan terbagi menjadi empat bagian yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan asset.


(38)

Pada saat pertumbuhan penjualan relative tinggi , hal ini menandakan bahwa produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dapat diterima oleh pasar. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:

total penjualan bersiht-1

Total penjualan bersiht – total penjualan bersiht-1

2.3.2.2Pertumbuhan laba

Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:

Laba t-1 Labat - Laba t-1

2.3.2.3Pertumbuhan nilai Buku ekuitas

Pertumbuhan nilai buku ekuitas dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:

Total Ekuitas t-1

Total Ekuitast - Total Ekuitas t-1

2.3.2.4Pertumbuhan Asset

Pertumbuhan asset dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut:

Total Asset t-1 Total Assett - Total Asset t-1

2.3.3 Pengaruh Investment Opportnity Set (IOS) Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan

Menurut Kallapur dan Trombley (2001) Invesment Opportunity Set (IOS) berbasis harga saham merupakan investasi yang menunjukkan propek pertumbuhan perusahaan yang dinilai berdasarkan harga pasar dan secara parsial yang dinyatakan dalam harga saham. Perusahaan yang tumbuh akan memiliki


(39)

nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva – aktiva yang dimiliki (asset in place). IOS yang didasari pada harga saham akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.

Pada pasar yang efisiensi secara semi kuat, harga saham akan merefleksikan secara penuh atas informasi yang tersedia di pasar saham. Oleh karena itu, pasar seharusnya bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh. Perbedaan harga saham ini hanya terjadi bila pasar saham adalah efisien semi kuat secara keputusan, yaitu investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal.

Menurut Hartono (2000) efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua faktor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar yaitu investor dapat merespon secara tepat informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal.

Perbedaan harga saham antara perusahaan yang bertumbuh dan yang tidak bertumbuh sesuai dengan salah satu dasar pembentukan harga saham yang yakin bahwa harga saham terjadi karena aliran laba atau kas masa depan yang dinilai sekarang. (Foster : 2006). Perusahaan yang bertumbuh mempunyai aliran laba dan kas masa depan lebih besar dibanding dengan perusahaan yang tidak bertumbuh (Gaver dan Gaver, 2003; Kallapur dan Trombley, 2000; Prassetyo, 2000; dan Surbekti dan Kusuma, 2002) .

Indikasi adanya perusahan yang bertumbuh merupakan informasi yang digunakan investor untuk memperoleh return saham. Dalam hubungan perusahan


(40)

yang bertumbuh dengan return saham sebagai reaksi pasar dapat diuji melalui besarnya abnormal return kumulatif di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan dan hanya bersifat sementara waktu saja. Semakin efisien suatu pasar maka semakin cepat atau semakin sedikit waktunya investor dapat memperoleh

abnormal return (Surbekti dan Kusuma,2002)

2.4 Penelitian Terdahulu

Hendarno (2008) meneliti tentang korelasi invesment opportunity set (ios) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan manufaktur. Variabel dependennya adalah Real Growth sedangkan variabel Invesment Opportunity Set

(IOS). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 30 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2004 -2006 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity set berbasis harga saham terhadap pertumbuhan penjualan.

Sukma Lestari (2008) meneliti tentang pengaruh investment opportinity set terhadap pertumbuhan perusahaan dan return saham pada perusahaan manufaktur. Variabel dependennya adalah pertumbuhan perusahaan dan return saham. Sedangkan variabel independen adalah Invesment Opportunity Set (IOS). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 109 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2005 -2007 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan


(41)

investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap return saham dan pertumbuhan perusahan manufaktur yang terdaftar di BEJ.

Kusuma (2008) meneliti tentang investment opportunity set (ios) dan realisasi pertumbuhan perusahaan dalam menerapkan kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen. Variabel dependennya yaitu kebijakan pendanaan dan kebijakan deviden. Sedangkan variabel independennya yaitu pertumbuhan perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 116 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2003 – 2007 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitiannya menunjukkan hubungan antara proksi-proksi IOS dengan proksi-proksi realisasi pertumbuhan, baik untuk perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh. Hasil penelitiannya juga menunjukkan perbedaan rata-rata mengenai kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh.

Prasetyo (2009) meneliti tentang pengaruh investment opportinity set (ios) berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan di bursa efek indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 50 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2007 -2008 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan asset perusahaan dan pertumbuhan laba perusahaan manufaktur tetapi Investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh terhadap pertumbuhan Ekuitas Perusahaan Manufaktur.


(42)

Putri (2011) meneliti tentang pengaruh Investment Opportunity Set dan

Profitabilitas terhadap return saham dan kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Ada 37 perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2006 -2009 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan Investment Opportunity Set berdasarkan harga, berdasarkan varian, dan Profitabilitas terhadap return saham dan kebijak dividen perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No

Peneliti Judul Variabel Hasil Peneliti

1 Hendro Hendarno (2008) Korelasi Invesment Opportunity Set (IOS) Berbasis Harga Saham terhadap Real Growth Perusahaan di BEI. Variabel dependen: Real Growth Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity set berbasis harga saham terhadap pertumbuhan penjualan. 2 Irene Sukma Lestari Barus (2008) Pengaruh Investment Opportinity Set Terhadap Pertumbuhan Perusahaan dan Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Periode Penelitian 2005 – 2007 )

Variabel dependen: Pertumbuhan Perusahaan dan Return Saham Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)

Secara simultan

investment

opportunity set

berpengaruh signifikan

terhadap return

saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ. Secara simultan

investment

opportunity set


(43)

signifikan terhadap pertumbuhan perusahan

manufaktur yang terdaftar di BEJ 3

Kusuma (2008)

Investment

Opportunity Set

(Ios) dan Realisasi Pertumbuhan Perusahaan Dalam Menerapkan Kebijakan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen.

Studi Kasus Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia

(2004 – 2007)

Variabel dependen: kebijakan pendanaan dan kebijakan deviden Variabel independen: pertumbuhan perusahaan Terdapat

hubungan antara proksi-proksi

IOS dengan proksi-proksi

realisasi pertumbuhan, baik untuk perusahaan yang tumbuh dan perusahaan yang tidak tumbuh serta menunjukkan adanya perbedaan rata-rata mengenai kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh. 4 Erwin Prassetyo (2009) Pengaruh Investment Opportinity Set (IOS) Berbasis pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) Variabel dependen: Real Growth Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)

Investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

Asset dan

pertumbuhan laba Perusahaan Manufaktur. Investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh


(44)

terhadap pertumbuhan Ekuitas Perusahaan Manufaktur. 5 Arie Pratania Putri (2011) Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap return

saham dan kebijakan deviden

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Variabel dependen: Return saham dan kebijakan deviden Variabel independen: Invesment Opportunity Set (IOS)

Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan Investment Opportunity Set berdasarkan harga, berdasarkan varian, dan Profitabilitas terhadap return saham dan kebijak dividen perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.5 Kerangka Koseptual

Investment Opportunity Set (IOS) merupakan karakteristik penting bagi perusahaan karena IOS sangat mempengaruhi cara perusahaan dipandang oleh manajer, pemilik, investor, dan kreditur. Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai asset yang dimiliki oleh perusahan. Kesempatan investasi tidak selalu berwujud secara fisik tetapi dapat berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan.


(45)

Pertumbuhan suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan aspek positif bagi perusahaan seperti dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Menurut Gaver and Gaver (2003), pilihan pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil yang sedang aktif melakukan penelitian dan pengembangan. Perusahaan kecil sering kali menghadapi keterbatasan pilihan dalam menentukan proyek baru atau merestrukturisasi asset. Perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya. Sehingga seringkali perusahaan besar memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasi kesempatan investasi.

Peluang pertumbuhan perusahaan dapat terlihat pada kesempatan investasi yang diprediksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai investment opportunity set (IOS). Nilai IOS ini dihitung dengan kombinasi berbagai jenis rasio yang mengimplikasikan nilai aktiva ditempat (berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas perusahaan) dan nilai kesempatan yang tumbuh suatu perusahaan di masa depan (berupa nilai pasar perusahaan)

Gaver dan Gaver (1993) dalam Fitrijanti dan Hartono (2002) mencatat bahwa market to book value of equity, market to book value of asset, earning per share to price, research and development total asset, variance of total return and funds memiliki korelasi signifikan dengan IOS. Menurut Kallapur dan Trombley (2001), dengan asumsi set kesempatan investasi secara rata – rata mengarah kearah investasi aktual , IOS diduga kuat memiliki korelasi dengan realisasi pertumbuhan perusahaan periode berikutnya. Berdasarkan pemikiran tersebut


(46)

Kallapur dan Trombley (2001) menguji korelasi proksi IOS dengan realisasi pertumbuhan setelah tahun pengukuran tingkat IOS. Beberapa rasio individual yang diuji antara lain: book to market value of asset, book to market value of equity, property plant and equipment to market value of asset, Tobin- Q, depreciation expense to market value, earning per share to price, research and development to market value of asset, research and development to sales, capital expenditures to market value of asset, capital expenditures to book value of asset variance of return dan beta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh rasio tersebut berkorelasi signifikan dengan realisasi pertumbuhan, kecuali EPS/Price, rasio dengan pembilang R & D, Varret dan Beta.

Dalam penelitian ini rasio yang diuji antara lain: firm value to book value of PPE (VPPE), dengan dasar pemikiran bahwa adanya investasi pada aktiva tetap yang produktif sebagai asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya pertumbuhan asset perusahaan. Rasio market to book value of equity

(MVEBVE) dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return investasi di masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekuitas perusahaan. Rasio

firm value to depreciation expense (VDEP) menunjukkan besarnya pengurangan

asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan investasi. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dengan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian digambarkan sebagai berikut.


(47)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka koseptual di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh terhadap pertumbuhan asset perusahaan property dan real estate .

H2 : investment opportunity set (IOS) berbasis pada harga saham berpengaruh terhadap pertumbuhan ekuitas perusahaan property dan real estate.

Rasio firm value to book value of

PPE (VPPE) ; X1

Rasio market to book value of equity (MVEBVE) ; X2

Rasio firm value to depreciation expense (VDEP) ; X3

Pertumbuhan Asset ( Y1)

Pertumbuhan Ekuitas ( Y2) Investment Opportunity Set (IOS)

berbasis pada harga saham (X)

Realisasi Pertumbuhan Perusahaan (Y)


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan secara fakta dan fenomena serta mencari keterangan-keterangan secara faktual. Rancangan penelitian ini dilakukan untuk menguji pengeruh fakta dan fenomena investment opportunity set berbasis pada harga saham terhadap real growth perusahaan real estate dan property.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2006;72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia yang telah menyajikan laporan keuangan dari tahun 2009-2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara


(49)

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Kriteria- kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sampel yang diambil merupakan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai tahun 2011.

2. Perusahaan real estate dan properti mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang diaudit secara konsisten dari tahun 2009 sampai tahun 2011 karena penulis meneliti untuk tahun pengamatan 2009-2011. Perusahaan real estate dan properti yang memiliki harga penutupan saham minimal 3 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2011

3. Perusahaan yang mencatat laba selama 3 tahun berturut – turut dari tahun 2009 sampai tahun 2011

Sesuai dengan keempat Kriteria di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011, seperti ditunjukkan pada table 3. 1 berikut ini.

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di BEI 40

2

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit mulai tahun 2009 sampai dengan

tahun 2011 (1)

3

Perusahaan yang tidak memiliki harga penutupan saham berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011

dan tidak mencatat laba selama 3 tahun berturut - turut (5) 4

Perusahaan yang tidak mencatat laba selama 3 tahun

berturut – turut (6)

Jumlah sampel penelitian 28


(50)

Berikut adalah daftar sampel perusahaan Manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini setelah melalui tahap penyeleksian kriteria sampel:

Tabel 3.2

Daftar sampel penelitian

No Kode Nama Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 ADHI Adhi Karya √ √ √ √ 1

3 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ √ 2 4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ √ 3 5 BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ √ √ 4 7 BKSL Sentul Cit y (formerly Bukit Sentul) Tbk √ √ √ √ 5

8 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ √ 6

9 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ √ 7

11 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ √ 8

12 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ √ 9 15 GMTD Gowa Makassar Tourism Development

Tbk

√ √ √ √ 10

17 JIHD Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk √ √ √ √ 11 18 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk √ √ √ √ 12 19 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ √ 13 20 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ √ 14 21 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ √ 15

23 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ √ 16

24 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ √ 17

25 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ √ √ 18 26 MKPI Metro Politan Kentjana Tbk √ √ √ √ 19

28 MTSM Metro Realty Tbk √ √ √ √ 20

29 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ √ √ 21

31 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ √ 22

34 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ √ 23

35 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ √ √ 24

37 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ √ 25

38 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk √ √ √ √ 26 39 TOTL Total Bangun Persada Tbk √ √ √ √ 27

40 WIKA Wijaya Karya Tbk √ √ √ √ 28


(51)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data merupakan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat ( Situmorang, dkk, 2020:1). Beberapa macam data antara lain ; data populasi dan data sampel, data observasi, data primer, dan data sekunder.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 20010 dan 2011. Data ini merupakan data sekunder yaitu data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005:122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel – variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat didefinisikan dan diukur dengan dua variabel yaitu: variabel dependen dan variabel independen. Real growth (realisasi pertumbuhan) diperlakukan sebagai variabel dependen dan investment opportunity set (IOS) berbasis harga saham diperlakukan sebagai variabel independen.


(52)

A. Variabel Real Growth (Y)

Real growth perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pertumbuhan asset dan pertumbuhan ekuitas yang ditunjukkan dalam pertumbuhan nilai buku aktiva dan nilai buku perusahaan. Menurut mardiyah (2001) pertumbuhan asset merupakan perubahan tingkat pertumbuhan tahunan dari total aktiva. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Variabel pertumbuhan asset dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase kenaikan atau penurunan asset dari suatu periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan ekuitas merupakan akumulasi dari laba yang diperoleh. Laba bersih yang tidak dibagikan sebagai dividen akan menjadi tambahan terhadap nilai ekuitas. Jika perusahaan dapat terus menghasilkan keuntungan, terlebih apabila terus meningkat, nilai ekuitas pun akan terus bertambah. Variabel pertumbuhan ekuitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase kenaikan atau penurunan ekuitas dari suatu periode ke periode berikutnya.

B. Variabel Investment Opportunity Set (X)

Investment Opportunity Set (IOS) adalah set peluang investasi yang berfungsi sebagai prediktor pertumbuhan perusahaan, dengan alternatif proksi yaitu proksi berbasis harga. Proksi berbasis harga, didasari pada pemikiran bahwa harapan pertumbuhan perusahaan dinyatakan paling tidak secara parsial dalam harga saham, sehingga perusahaan bertumbuh akan memiliki nilai pasar lebih tinggi relatif terhadap asset yang dimiliki (asset in place). Proksi berdasarkan harga ini


(53)

berbentuk rasio sebagai suatu ukuran asset yang dimiliki dengan nilai pasar perusahaan. Proksi berbasis harga terdiri dari:

1. Rasio Market to book value of asset (MVABVA) dengan dasar pemikian bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar menilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya.

2. Rasio Market to book value of equity (MVEBVE) dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.

3. Rasio Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) menunjukkan adanya investasi pada aktiva tetap yang produktif sebagai asset in place.

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Definisi Pengukuran Skala

Dependen Pertumbuhan Asset Pertumbuhan asset merupakan perubahan tahunan dari total aktiva yang dimiliki perusahaan

PA = (Total asset - total asset tahun sebelumnya) : total asset tahun sebelumnya

Rasio

Dependen Pertumbuhan Ekuitas Peningkatan jumlah nilai kapitalisasi laba yang dihasilkan dari pengelolaan asset plus nilai sekarang neto (NPV) dari pilihan

investasi di masa datang.

PE = Total ekuitas – total ekuitas tahun sebelumnya) : total ekuitas tahun sebelumnya


(54)

Independen Market to Book Value of Equity (MVEBVE) Proksi ini mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. MVEBVE = (Lembar saham yang beredar x Harga penutupan saham) : Total ekuitas

Rasio

Independen Value to

Depreciation Expense (VDEP) Rasio ini menunjukkan besarnya pengurangan

asset in place. Semakin besar rasio ini menunjukkan adanya kesempatan investasi.

VDEP = [Total Asset-Total

ekuitas+(saham yang beredar x harga penutupan saham)]: Biaya Depresiasi

Rasio

Independen Firm Value to Book Value of property, plant, and equipment (VPPE)

Rasio ini merupakan Rasio yang dapat menunjukkan adanya aktiva tetap yang produktif. Rasio ini menunjukkan investasi masa lalu pada Plant, Property dan Equipment

(PPE) yang ditunjukkan

pengurangan

asset in place.

VPPE = [Total Asset – Total ekuitas + (saham yang beredar x harga penutupan saham)] : Total aktiva Net


(55)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, dengan cara membaca buku akuntansi dan literatur-literatur yang berkaitan dengan pasar modal dan investment opportunity Set. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan program SPSS 16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskesdasitas serta uji autokorelasi. 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, model tersebut harus diuji terlebih dahulu apakah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari gejala multikolonieritas, gejala heteroskedastisitas, dan gejala autokorelasi. Untuk mendapatkan parameter-parameter estimasi dari model dinamis yang dipakai, dalam penelitian ini digunakan metode penaksiran OLS (Ordinary Least Square). Penggunaan metode


(56)

ini disertai dengan asumsi-asumsi yang mendasarinya. Asumsi - asumsi tersebut yaitu :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika angka signifikan > taraf signifikansi (a) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2) Jika angka signifikan < taraf signifikansi (a) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Erlina, 2007:108). Model Regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokesdasitisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, di mana bila ada titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan: 1) titik - titik menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,


(57)

3) penyebaran titik - titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar, 4) penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.

c. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghazali (2005:91-92) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk deteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolinearitas dapat dilihat dari :

1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance, dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1

2. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (<0.70) 3. Nilai R2 menunjukkan nilai yang lebih kecil dari pada koefisien korelasi

simultan (R) d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghazali (2005:95) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk melihat adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson.

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1) Tidak ada autokorelasi positif jika 0 < DW < dl 2) Tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ DW ≤ du 3) Tidak ada autokorelasi negatif jika 4 - dl < DW < 4 4) Tidak ada autokorelasi negatif jika 4-du≤ DW ≤ 4 – dl


(58)

3.7 Uji Hipotesis

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan sebagai berikut.

Y1 = α+β1X2+β2X2+β3X3 + e Y2 = α+β1X2+β2X2+β3X3 + e Dimana:

Y1 : Pertumbuhan Asset Y2 : Pertumbuhan Ekuitas a : intersep (konstansta)

X1 : firm value to book value of PPE (VPPE)

X2 : market value to book value of equity (MVBVE) X3 : value to depreciation expense (VDEP)

e : standar error

β1,2,3 = Koefisien masing-masing variabel independen 3.7.2 Uji Parsial (t – tes )

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Ha : b1 ≠ 0 : ada pengaruh

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah:

a. Ha diterima atau H0 ditolak apabila -t tabel > t hitung > t tabel, pada α = 2,5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

b. Ha ditolak atau H0 diterima apabila -t tabel < thitung < t pada tabel, pada


(1)

(2)

Lampiran vi


(3)

Lampiran vii

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .431a .186 .155 .91104 2.235

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variable: LN_PA

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .128a .016 -.021 .74397 2.279

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variable: LN_PE

Lampiran viii

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.460 .274 -8.975 .000

LN_VPPE -.161 .111 -.227 -1.451 .151 .422 2.370

LN_MVEBV

E .215 .164 .147 1.312 .193 .815 1.226

LN_VDEP .385 .129 .490 2.980 .004 .380 2.629

a. Dependent Variable: LN_PA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.466 .224 -6.548 .000

LN_VPPE -.033 .091 -.062 -.361 .719 .422 2.370

LN_MVEBVE .114 .134 .105 .853 .396 .815 1.226

LN_VDEP .044 .106 .075 .415 .679 .380 2.629


(4)

Lampiran ix

HASIL UJI REGRESI PERTUMBUHAN ASSET

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .431a .186 .155 .91104 2.235

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variable: LN_PA

HASIL UJI REGRESI PERTUMBUHAN EKUITAS

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .128a

.016 -.021 .74397 2.279

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variable: LN_PE

Lampiran x

KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .431a .186 .155 .91104 2.235

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variabel: LN_PA

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .128a .016 -.021 .74397 2.279

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variabel: LN_PE


(5)

Lampiran xi

HASIL UJI PARSIAL (t – test )

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.460 .274 -8.975 .000

LN_VPPE -.161 .111 -.227 -1.451 .151 .422 2.370

LN_MVEBVE .215 .164 .147 1.312 .193 .815 1.226

LN_VDEP .385 .129 .490 2.980 .004 .380 2.629

a. Dependent Variable: LN_PA

HASIL UJI PARSIAL (t – test )

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.466 .224 -6.548 .000

LN_VPPE -.033 .091 -.062 -.361 .719 .422 2.370

LN_MVEBVE .114 .134 .105 .853 .396 .815 1.226

LN_VDEP .044 .106 .075 .415 .679 .380 2.629


(6)

Lampiran xii

HASIL UJI SIMULTAN (F – test )

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14.987 3 4.996 6.019 .001a

Residual 65.570 79 .830

Total 80.557 82

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variable: LN_PA

HASIL UJI SIMULTAN (F – test )

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .724 3 .241 .436 .728a

Residual 43.726 79 .553

Total 44.450 82

a. Predictors: (Constant), LN_VDEP, LN_MVEBVE, LN_VPPE b. Dependent Variabel: LN_PE


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Pengaruh ROA, PER, dan DPR terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.

1 3 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Definisi Investasi - Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13