Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA 2008-2011

OLEH:

KINANTI

090503201

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2008-2011)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan berlaku.

Medan, April 2014

Yang Membuat Pernyataan

Kinanti


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2008-2011)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara empiris terhadap harga saham. Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.

Penelitian ini bersifat replikasi terhadap penelitian sebebelumnya. Pemilihan sample dilakukan dengan metode penyangkalan data Purposive sampling dengan cara memilih sample sebanyak 15 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Hasil penelitian ini menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.

Kata kunci : Return On Assets (ROA), Return On Assets (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Harga Saham, Perusahaan Property dan Real Estate.


(4)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS PERFORMANCE TOWARD TO STOCK PRICE AT THE REAL ESTATE AND PROPERTY THAT LISTED

ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODE 2008-2011 The aim of this research is the effect of Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) toward stock price. The reasearch sample is Real Estate and Property group company that listed in Bursa Efect Indonesia (BEI) from periode 2009-2011.

This study is a replication of the study before. The selection of samples was conducted using purposive sampling denial of data by selecting a sample of 15 companies Real Estate and Property are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)

The results of this study demonstrate Return On Assets (ROA) partially significant effect on stock prices. Return on Assets (ROE) partial effect on stock prices. Debt To Equity Ratio (DER) no partial effect on stock prices. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) simultaneously significant effect on stock prices.

Kata kunci : Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) dan Harga Saham, Perusahaan Property dan Real Estate


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2011”

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Hotma Ja’far, M.M. Ak selaku Seketaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi S1- Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail , MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S1- Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Yeti Meliany Lubis SE, Msi, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. Rustam Msi, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi

6. Orang tua penulis, ayahanda Hasanuddin dan almarhumah ibunda Eliati atas segenap kasih sayang, doa, pengorbanan dan semangat yang amatlah berarti buat penulis. Juga kakak saya Santi Ani Zar adik


(6)

v sayang Rio Welles, Ratih silvia dan juga Ade Rizki Delia Fazra yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis dan tidak lupa juga kepada Atok dan Nenek yang selalu mendukung dan memberikan motivasi selama penyelengaraan skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Jarred Anthony atas segenap cinta, kasih sayang, semangat dan dorongan yang amatlah sangat berarti buat penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Sahabat-sahabat terbaik penulis Dian Faqih Sumarli, Sri Ayu Anggaraini, Nataruli Rumahorbo, Syifa Yani, Yosaline Sipahutar, Rendi Nurshadi, dan semua rekan-rekan juang stambuk 2009 Akuntansi USU yang menjadi inspirator dan penyemangat penulis dan juga Alfreyda Heanity, Welman Leonardo, Darwin Fransisco, Kafi Geumala, Dinda Permata Sari, Junita Eriani Ginting, Wildani Angkasari, Saputri Rahmadani, Rosita, Widia Trismayana, Dea Asry, Kamri, Kennedy serta seluruh alumni, senior dan juga junior penulis di Akuntansi USU pada khususnya dan Fakultas Ekonomi USU pada umumnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Hanya doa yang dapat saya panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian. Dengan tulus hati, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Atas kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, April 2014

Penulis

Kinanti


(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 5

1.3 Batasan Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pasar Modal ... 7

2.2 Instrumen Pasar Modal ... 7

2.3 Analisis Rasio ... 8

2.3.1 Return On Assets (ROA)... 9

2.3.2 Return On Equity (ROE) ... 9

2.3.3 Debt to Equity Ratio (DER) ... 10

2.4 Saham ... 11

2.5 Harga Saham ... 13

2.6 Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Harga Saham ... 16

2.7 Analisi Laporan Keuangan ... 19

2.8 Penelitian Terdahulu ... 22

2.9 Kerangka Konseptual dan Hipotensis ... 23

2.9.1 Kerangka konseptual ... 23

2.9.2 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.5.1 Variabel Dependen ... 32

3.5.2 Variabel Independen ... 33

3.5.2.1 Return On Asset (ROA) ... 33

3.5.2.2 Return On Equity (ROE) ... 33


(8)

vii

3.6 Metode Analisis Data ... 35

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 35

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 35

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 36

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38

3.7 Pengujian Hipotesis ... 39

3.7.1 Uji Koefisien Determinasi ... 39

3.7.2 Uji F ... 40

3.7.3 Uji T ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 42

4.2 Analisi Data ... 42

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

4.2.2 Uji Normalitas Data ... 44

4.2.2.1 Analisis Grafik ... 44

4.2.2.2 Analisis Statistik ... 46

4.2.3 Uji Multikolinearlitas ... 48

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.2.5 Uji Autokorelasi ... 50

4.2.5.1 Pengujian Hipotesis ... 51

4.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2 ) ... 52

4.2.7 Uji Koefisien Regresi (Uji F) ... 53

4.2.8 Uji T ... 55

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Keterbatsan ... 59

5.3Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(9)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Real Estate dan Properti yang menjadi sampel .. 27 Tabel 3.2 Defenisi Opersional dan Pengukuran Variabel ... 30 Tabel 4.2.1 Analisis Data ... 34 Tabel 4.2.2.2 Analisis Statistik ... 42


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data ... 45

Gambar 4.2.2 Uji Normalitas Data ... 46


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 2 Variabel Dependen Harga Saham Lampiran 3 Uji Normalitas Data

Lampiran 4 Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov Lampiran 5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Lampiran 6 Uji Multikolinearitas

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas Lampiran 8 Scartterplot

Lampiran 9 Uji Autokorelasi Lampiran 10 Durbin Watson Lampiran 11 Pengujian Hipotesis

Lampiran 12 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Lampiran 13 Hasil pengujian Uji Koefisien Determinasi (R2) Lampiran 14 Uji Koefisien Regresi (Uji F)


(12)

ii ABSTRAK

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2008-2011)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara empiris terhadap harga saham. Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.

Penelitian ini bersifat replikasi terhadap penelitian sebebelumnya. Pemilihan sample dilakukan dengan metode penyangkalan data Purposive sampling dengan cara memilih sample sebanyak 15 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Hasil penelitian ini menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.

Kata kunci : Return On Assets (ROA), Return On Assets (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Harga Saham, Perusahaan Property dan Real Estate.


(13)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS PERFORMANCE TOWARD TO STOCK PRICE AT THE REAL ESTATE AND PROPERTY THAT LISTED

ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODE 2008-2011 The aim of this research is the effect of Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) toward stock price. The reasearch sample is Real Estate and Property group company that listed in Bursa Efect Indonesia (BEI) from periode 2009-2011.

This study is a replication of the study before. The selection of samples was conducted using purposive sampling denial of data by selecting a sample of 15 companies Real Estate and Property are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)

The results of this study demonstrate Return On Assets (ROA) partially significant effect on stock prices. Return on Assets (ROE) partial effect on stock prices. Debt To Equity Ratio (DER) no partial effect on stock prices. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) simultaneously significant effect on stock prices.

Kata kunci : Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) dan Harga Saham, Perusahaan Property dan Real Estate


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintahan maupun dari masyarakat. Kebutuhan biaya pembangunan dimasa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui penerimaan pajak dan penerimaan yang lainnya.

Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia disingkat dengan BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi aktivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Pada dasarnya, Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) meruapakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi ( put atau call). BEI memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang


(15)

2 mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi).

BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktifitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.

Sejak pemerintah melakukan serangkaian deregulasi pada tahun 1989 untuk menggairahkan pasar modal, volume transaksi di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan, apalagi sejak tahun 1995 dilakukan Jakarta Automatic Trading System (JATS) yang mengakibatkan perdagangan efek menjadi wajar dan transparan.

Perkembangan harga saham mempunyai hubungan kausalitas (hubungan timbal balik) dengan kinerja keuangan perusahaan. Naik turunnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pertimbangan investor untuk membuat keputusan berinvestasi dalam saham adalah informasi mengenai kondisi perusahaan. Analisa laporan keuangan dibutuhkan investor untuk memahami informasi laporan keuangan.


(16)

3 Hubungan rasio keuangan dengan harga saham didasarkan pada asumsi bahwa rasio keuangan berguna bagi investor untuk memberi informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.

Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dimasa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja akan lanjut. Kinerja keuangan perusahaan terutama terlihat dari tampilan keuangan yang pasti meningkat. Prestasi yang dicapai perusahaan dapat dilihat dari laporan yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Analisi rasio keuangan dapat membantu para para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan.

Keuntungan saham tersebut berkaitan dengan profitabilitas perusahaan dimasa ini dan masa yang akan datang. Menurut (Husnan, 1997) untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laporan laba rugi. Setiap analisis laporan keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu.

Beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rasio-rasio keuangan terhadap harga saham antara lain (Harianja, 2005) dalam penelitian


(17)

4 mengenai Analisis Faktor Fundamental Tehadap Harga Saham Dengan menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa hanya variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan semua variabel independen yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan properti. Penelitian ini menggunakan tiga rasio keuangan yaitu Return On Asset, Return On Equity dan Debt Equity to Ratio.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan penelitian ini adalah penelitian replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama di ambil di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang sebelumya dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ). Variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Perbedaannya terdapat pada jumlah sampel, perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel independen yang menggabungkan variabel dependen yang pernah diteliti dari beberapa penelitian sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :“ Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun (2008-2011)”.


(18)

5 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ROA berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah ROE berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan

real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah DER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah ROA, ROE, DER berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Batasan Penelitian

Penulis memberi batasan peneliti agar penelitian ini dapat tercapai, antara lain :

1. Objek penelitian adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Periode penelitian adalah tahun 2008-2011.

3. Rasio keuangan yang digunakan terbatas pada Return On Asset, Return On Equity dan Debt To Equity Ratio.


(19)

6 1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Return On Equity dan Debt To Equity Ratio terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham real estate dan properti sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi dilapangan.

2. Bagi Perusahaan Real estate dan properti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan real estate dan properti bagaimana rasio keuangan dapat berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan.

3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan investasi terutama di sektor real estate dan properti.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dlam penelitian dibidang lainnya


(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Tempat terjadinya transaksi jual beli sekuritas disebut bursa efek. Situmorang (2008:3) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta.

2.2 Instrumen Pasar Modal

Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang disebut efek. Menurut Tandelilin (2001:39), jenis sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah:

a. Saham biasa b. Saham preferen c. Obligasi

d. Obligasi konversi e. Right issue


(21)

8 f. Waran

g. Reksadana.

Saham merupakan surat beukti bahwa kepemimpinan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa: a. Dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik

b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan habelinya

c. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

2.3 Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio ini, dihitung rasio keuangan menggunakan laporan keuangan perusahaan.

Menurut (Djarwanto, 2000:123), “Yang dimaksud dengan “ratio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.”


(22)

9 2.3.1 Return On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. ROA mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aktiva perusahaan.

Rumus : ROA = Laba bersih x 100% Total Aktiva

2.3.2 Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) atau sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (Harjito, 2001:60).

ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Dimana rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelolah modal yang tersedia untuk memperoleh net income.

Brigham dan Daves (2004 : 20) mengemukakan bahwa ultimately, the most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measure the return on common equity (ROE). Stockholder invest to get a return on their money, and those ratio tells how well they are doing in an accounting sense. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity (ROE) mengindikasikan seberapa


(23)

10 baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.

The return on equity (ROE) ratio measure the average return on firm’s capital contribution from its owner (for a corporation, that means the the contributions of common stockholders). Its indicates how many dollars of income were produced for each dollar invested the common stockholders, Gallagher dan Andrew (2003 : 102). Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena pasar modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.

Rumus : ROE = Laba Bersih x 100% Ekuitas

2.3.3 Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Rumus : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri


(24)

11 2.4 Saham

Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 160) mengemukakan bahwa saham biasa merupakan investasi yang beresiko. Bisa dipahami investor tidak senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya. Maka perusahaan besar biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada bursa saham yang memungkinkan investor memperdagangkan saham yang ada di antara sesama mereka.

A. Jenis Saham

1) Dari segi peralihan

Saham atas tunjuk (bearer stocks) Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham


(25)

12 tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.

Saham atas nama (registered stocks)

Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.

2) Dari segi hak tagih

Saham biasa (common stocks)

Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.

B. Keuntungan dan Kerugian Saham

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:

1) Devidend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

2) Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain, Tetapi ada juga beberapa resiko yang akan dihadapi pemodalan dengan kepemilikan saham, yaitu :

1)Tidak mendapat dividend

Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan mengalami keuntungan, dengan demikian perusahaan tidak akan membagikan


(26)

13 dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijual. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring menurunnya harga saham maka investor rela menjual saham dengan harga rendah (cut loss).

C. Saham di-delist dari bursa (delisting)

Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan dibursa efek pada umumnya.

2.5 Harga Saham

Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.


(27)

14 a. Hubungan Penilaian Harga Saham dengan Keputusan Investasi Saham

Investasi saham mencerminkan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada nilai kekayaan bersih adalah total aktiva dikurangi total hutang. Nilai niminal saham adalah jumlah yang tertera di atas lembar saham. Dalam proses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dengan harga (price). Nilai adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata (true value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan, nilai intrinsik juga berarti nilai yang tercermin pada fakta, seperti aktiva, pendapatan, deviden prospek yang cerah, termasuk juga aspek manajemen.

b. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Upaya untuk merumuskan menghitung harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik) analisis dilakukan oleh setiap dengan tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus-menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Sebenarnya faktor-faktor mudah diketahui, masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan ke dalam portofolio. Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan risiko saham. Sehubungan dengan uraian diatas, berikut beberapa pendekatan


(28)

15 perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk penerapannya.

c. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan (misalnya laba, pembagian dividen, penjualan, dll) untuk menilai jenis saham tertentu. Secara singkat analisis fundamental bertitik tolak pada anggapan setiap investor adalah rasional. Oleh karena itu, para fundamental mempelajari hubungan antara harga saham yang memiliki nilai intrinsik yang akan diestimasi oleh investor. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekarang yang terjadi. Perbandingan yang dilakukan akan menunjukkan bahwa harga saham turun atau naik. Nilai pasar lebih kecil dari pada nilai intrinsik menunjukkan bahwa harga saham dijual dengan harga yang lebih rendah (under value), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari harga yang seharusnya dibayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga pasar yang lebih mahal (over value).

Analisis fundamental membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaannya. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perindustrian secara makro.


(29)

16 2) Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat atau analisis yang menganggap bahwa saham adalah komuditas perdagangagan yang pada gilirinnya, permintaan dan penawarannya merupakan manifesto kondisi psikologis dari pemodal Kamarudin, Ahmad ( 2004 : 79 ).

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

(Arifin, 2004:116) mengatakan bahwa ”faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumors.” Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain : 1) Faktor fundamental perusahaan

Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan (manajemen, sumber daya manusia, teknologi) dan kondisi keuangan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, penurunan kinerja keuangan akan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal karena investor menjadi tidak tertarik pada saham perusahaan tersebut.


(30)

17 2) Pasar

Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Apabila permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham akan naik. Sebaliknya, penurunan terhadap permintaan saham akan menurunkan harga saham. Transaksi jual-beli inilah yang mempengaruhi fluktasi harga saham

3) Tingkat suku bunga

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus artinya adalah jika perunahan suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham naik.

4) Indeks harga saham

Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang waktu tertentu menunjukkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim investasi sedang memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi fluktasi harga saham dipasar modal

5) News and rumors

Berbagai berita dan rumor yang beredar di masyarakat menyangkut beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal. Laporan keuangan seperti laporan laba rugi merupakan sumber informasi utama bilamana hendak melakukan analisis


(31)

18 yang akurat mengenai harga saham. Nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas pendapatan suatu saham yang dibayarkan dalam bentuk devidend income.

Perubahan pembagian merupakan isyarat perubahan pendapatan. Perusahaan akan menaikkan pembagian ketika manajemen percaya bahwa pendapatan telah meningkat secara permanen dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pendapatan perusahaan naik maka perusahaan diharapkan membayar deviden lebih besar sebagai sinyal tentang prediksi membaiknya nilai perusahaan.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap saham baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal, namun demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung bagaimana pendapatan dan pembagian yang terjadi pada sebuah perusahaan. Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, namun untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, kinerja perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi yang baik. Harga pasar dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik, namun sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun dalam melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3 (tiga) jenis informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik. Informasi yang bersifat


(32)

19 fundamental yaitu kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasukan, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak investor.

Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi dan kekuatan pasar. Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi dan kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya satu informasi saja, hal ini dikarenakan bahwa harga saham dapat berfluktasi karena faktor psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan (Lubis, 2008 : 123) 2.7 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005: 3).

Neraca merupakan suatu daftar aktiva kewajiban dan ekuitas pemilik tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu


(33)

20 ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. (Wild 2005:16) menyatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan untuk menilai kinerja laporan keuangan dimasa depan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dibedakan :

a. Perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini denganrasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama.

b. Perbandingan eksternal dan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Secara garis besar ada 4 (empat) jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu :

a. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan


(34)

21 memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio yang bisa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio dan net working capital.

b. Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio aktivitas yang umum digunakan adalah average collection periode, inventory turn over, fixed asset turnover, total asset turnover dan working capital turnover.

c. Rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukir seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Rasio yang umum dipakai antara lain debt ratio, debt to equity ratio dan time interest earned ratio dll.

d. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on invesment dan return on equity.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(35)

22 Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu NO Nama

peneliti (tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Lina Surya Kie (2010) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di BEI

Independen : ROA, ROE, NPM, EPS, PER, PBV Dependen : Return Saham Secara simultan maupun parsial tidak ada pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, PER terhadap harga saham.

2 Lenny Kielsan (2010)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. DER, NPM, ROA, ROE, dan Harga saham. Semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen

berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

3 Meilina Sari (2009)

Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin, dan Perubahan Laba.

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross

profit margin terhadap harga saham

4 Ester Farida Irawati

Analisis Faktor Fundamental

Return On Asset (ROA),

Hanya EPS yang memiliki pengaruh


(36)

23 Harianja (2005) Terhadap Harga Saham Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia

Return On Equity (ROE), Basic Earning Power (BEP), Earning Per Share (EPS), dan harga saham

yang signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

5 Noer Sasongko dan Nita Wulandari (2003) Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham ROA, ROE, ROS,EPS, BEP, dan Harga saham

Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

2.9 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.9.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan informasi tentang kondisi dan return atau pendapatan dari perusahaan. Informasi tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam keputusan investasi. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas dapat dijadikan


(37)

24 dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan prestasi perusahaan pada periode tersebut. Namun demikian, informasi keuangan diatas bukan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan keputusan bagi investor. Untuk Pasar Modal di Indonesia pertimbangan membeli dan menjual saham pada prakteknya masih banyak didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat saham..

Setiap kegiatan transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang dicatat dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan disajikan untuk memberikan informasi mengenai keadaan dari perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan merupakan informasi historis dari proses kegiatan pencatatan keuangan perusahaan. Tetapi, guna melengkapi analisis untuk proyeksi masa depan perusahaan, informasi kualitatif dan informasi-informasi lain yang sejenis perlu ditambahkan.

Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan.

Salah satu cara menganalis laporan rasio yaitu dengan analisis rasio. Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan keuangan perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat menilai kondisi dari hasil


(38)

25 operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang.

Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan dan pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analis risiko dan peluang bagi perusahaan yang sedang ditelaah.

Analisa rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap pertumbuhan laba ataupun harga saham. Analisa laporan keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Aspek kinerja masa mendatang perusahaan yang paling penting tergantung pada kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.

Dari beberapa teori dan penelitian-penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan sering dinilai dengan tingkat dari analisis rasio keuangan, apabila dari tingkat analisis rasio keuangan perusahaan baik maka dapat dianggap nilai dari perusahaan itu baik, tetapi jika analisis rasio keuangan menunjukkan kurang baik maka kinerja peusahaan juga dianggap kurang efektif. Kinerja dari perusahaan berbanding lurus dengan harga saham dari perusahaan tersebut. Hal ini berarti jika kinerja perusahaan baik maka kemungkinan harga saham dari perusahaan tersebut juga akan mengalami kenaikan.


(39)

26 Apabila tingkat rasio keuangan tertentu mengalami kenaikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus, sehingga apabila kinerja perusahaan tersebut dinilai bagus, seharusnya investor berani menginvestasikan dananya untuk perusahaan tersebut, dan jika banyak investor cenderung ingin membeli saham perusahaan tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan hukum ekonomi bahwa apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain. Selanjutnya yang menjadi pertanyaan apakah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap harga saham. Dari permasalahan yang terjadi dan latar belakang yang telah dipaparkan dalam uraian sebelumnya membawa peneliti kearah pola pemikiran yang dapat digambarkan dalam kerangka konseptual.

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2005 : 47) dari pengertian tersebut, kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(40)

27 Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

H1

H2 H4

H3

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini menguji pengaruh ROA, ROE dan DER sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen.

2.9.2 Hipotesis

Menurut (Rochaety, 2009:108), “hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik mngenai karakteristik popolasi”. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Harga Saham (Y) Return On Assets (X1)

Return On Equity (X2)


(41)

28 1. H1:Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H2: Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. H3 : Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. H4 : Apakah ROA, ROE, DER berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(42)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. (Erlina, 2007) menyatakan bahwa “Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data-data yang memberi garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Peneliti menggunakan desain kausal dalam penelitian ini. Menurut (Umar, 2003) “Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2007:72), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu berjumlah 15 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro 2003:107). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Rochaety, 2007:66). Berdasarkan teknik


(43)

30 pengambilan sampel tersebut, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih pada tahun selama periode 2008-2011.

3. Perusahaan memperdagangkan sahamnya selama periode 2008- 2011. Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Real Estate dan Properti yang menjadi sampel

No Emiten Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT. Alam Sutera Realty Tbk    1

2 PT. Bakrieland Development Tbk

   2

3 PT. Bakrieland Development Tbk

 X 

4 PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk

  X

5 PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk

  X

6 PT. Bukit Darmo Property Tbk    3 7 PT. Bumi Citra Permai Tbk  X  8 PT. Bumi Serpong Damai Tbk  X  9 PT. Ciputra Development Tbk    4 10 PT. Ciputra Property Tbk X  

11 PT. Ciputra Surya Tbk    5

12 PT. Citra Kebun Raya Agri Tbk   X 13 PT. Cowell Development Tbk   X 14 PT. Danayasa Arthatama Tbk   X

15 PT. Duta Anggada Realty Tbk    6

16 PT. Duta Pertiwi Tbk    7

17 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk

  X

18 PT. Global Land Development Tbk

  X


(44)

31 Dev. Tbk

20 PT. Indonesia Prima Property Tbk

   8

21 PT. Intiland Development Tbk  X 

22 PT. Jaya Real Property    9

23 PT. Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk

 X X

24 PT. Jakarta Setia budi internasional Tbk

   10

25 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk

  X

26 PT. Laguna Cipta Griya Tbk   X

27 PT. Lamicitra Nusantara Tbk    11

28 PT. Lippo Cikarang Tbk    12

29 PT. Lippo Karawaci Tbk    13

30 PT. Metropolitan Kentjana Tbk  X  31 PT. Modernland Realty Ltd.

Tbk

  X

32 PT. Mulialand Tbk  X X

33 PT. New Century Development Tbk

  X

34 PT. Pakuwon Jati Tbk   X

35 PT. Panca Wiratama Sakti Tbk   X 36 PT. Pembangunan Jaya Ancol

Tbk

   14

37 PT. Ristia Bintang

Mahkotasejati Tbk

 X 

38 PT. Royal Oak Development Asia Tbk

  X

39 PT. Sentul City Tbk   X

40 PT. Summarecon Agung Tbk   X

41 PT. Surya Citra Media Tbk    15

42 PT.Suryamas Dutamakmur Tbk   X

Sumbe

Sumber : Data diolah Peneliti, 2013 3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik dan merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun


(45)

32 laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2008 sampai dengan 2011. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek

Indonesia

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan, buku, jurnal maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini (Erlina, 2008:36). Data penelitian ini diperoleh melalui pustaka dan media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan-perusahaan real estate dan properti melalui situs dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2013.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif dipengaruhi oleh variabel bebas (Hermawan, 2003:32). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu harga saham, dan variabel independent yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER).

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang


(46)

33 ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor Jogiyanto ( 2003).

Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga rata-rata harga tahunan dengan menggunakan rumus:

Rata-rata harga saham bulanan : Σ Harga saham harian Σ Hari transaksi

Rata-rata harga saham tahunan : Σ Harga saham harian 12

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER). 3.5.2.1 Return On Asset ( ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang dapat diperolehdari seluruh kekayaan yang dimilki perusahaan.

3.5.2.2 Return On Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh modal yang dimilki perusahaan.

3.5.2.3 Debt to Equity Ratio ( DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur sebarapa besar ekuitas yang dimiliki perusahaan untuk membiayai utangnya.


(47)

34 Tabel 3.2

Defenisi Opersional dan Pengukuran Variabel Jenis

variabel

Nama variable

Defenisi Pengukuran Skala

pengukuran Independen Dependen Return On Asset (X1) Rasio untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan Laba Bersih Total Akiva Rasio Return On Equity (X2) Sebagai kemampuan untuk menghasilkan laba bagi suatu perusahaan dengan modal sendirinya Laba Bersih Modal Sendiri Rasio Debt To Equity Ratio (X3) Harga Saham (Y) Mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s

equity yang

dimiliki perusahaan

Harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan Total Debt Total Equity Rata-rata harga saham penutupan selama 1 periode tertentu. Rasio Rasio


(48)

35 3.6 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 21.0 . Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti terhadap harga saham, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 3.6.1.1 Uji Normalitas Data

Menurut (Nugroho, 2005:18) ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.

1 ) Analisis grafik

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan :

• jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(49)

36 • Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik

Untuk menentukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_smirnov Godness of Fit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan pada:

• Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal.

• Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

3.6.1.2 Uji multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2005:57).

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai cut off yang umum


(50)

37 dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 Ghozali (2005: 91).

Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan :

1. melihat nilai tolerance : nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10

2. melihat nilai variance inflation factor (VIF) : nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF > 10

3. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali (2005 : 93) “untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95”.

3.6.1.3 Uji heteroskedastisitas

Menurut (Nugroho, 2005:62) ”uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis adalah sebagai berikut :

• jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(51)

38 • jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.1.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2005:95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).

Cara yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari kriteria berikut ini:

1. Bila nilai DW lebih besar dari pada batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (DL) koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, artinya ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL), maka tidak dapat disimpulkan apakah ada autokorelasi atau tidak,

4. Bila nilai DW > 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, artinya ada autokorelasi negatif.

5. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.


(52)

39 3.7 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e Dimana : Y = Harga saham a = Konstanta

X1 = return on assets (ROA) X2 = Return on equity (ROE) X3 = Debt to equity ratio (DER) e = Error

b1,b2, b3 = koefisien regresi dari setiap variable independen

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji F dan uji t.

3.7.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel


(53)

40 dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu Time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar antara nol (nol) sampai dengan (satu) (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.7.2 Uji F

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya :

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima, Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak


(54)

41 3.7.3 Uji t

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.


(55)

42 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id

Variabel dari penelitian ini terdiri return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan real estate dan properti selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan real estate dan properti dari tahun 2008 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik


(56)

43

No. ROA ROE DER Harga Saham

1 2.6 4.53 0.74 50

2 4.3 7.95 0.07 77

3 0.13 0.19 0.54 50

4 2.49 5.06 0.38 184

5 6.68 10.3 8.4 158

6 4.53 19.69 3.35 250

7 3.15 6.28 0.81 1000

8 -3.84 -13.62 2.51 475

9 9.49 17 0.75 500

10 0.28 0.76 1.46 700

11 3.61 13.27 2.62 85

12 1.98 5.87 1.96 205

13 4 10.48 1.54 761

14 14.41 21.71 0.51 355

15 15.02 25.73 0.71 415

16 3.31 6.11 0.84 105

17 1.75 4.38 1.25 205

18 -0.74 -1.01 0.36 153

19 1.59 2.93 0.34 485

20 2.25 3.92 8.6 510

21 1.78 8.57 3.83 195

22 7.34 13.11 0.62 680

23 13.57 33.56 1.47 400

24 8.91 17.05 0.84 800

25 8.2 20.15 1.15 700

26 4.11 13.44 2.2 95

27 2.65 8.26 2.11 225

28 4.34 10.78 1.4 485

29 12.48 19.74 0.58 510

30 17.31 29.27 0.69 600

31 7.2 17.95 1.07 295

s32 1.32 2.81 0.82 157

33 -1.26 -1.76 0.41 116

34 2.75 5.26 0.43 350

35 3.34 5.64 17.6 690

36 2.19 7.59 2.47 186


(57)

44

38 16.96 31.96 0.88 170

39 9.3 20.11 1.1 1300

40 9.22 20.31 0.91 700

41 6.01 17.67 1.83 194

42 5.1 15.12 1.96 395

43 4.45 9.33 1.03 680

44 11.9 17.87 0.47 840

45 18.69 48.54 0.69 3550

46 11.17 24.08 1.16 460

47 0.61 0.99 0.62 119

48 -2.01 -2.77 0.38 115

49 2.8 6.4 14.7 540

50 4.7 9.8 29.1 870

51 1.43 4.44 0.83 435

52 9.43 13.73 0.46 1800

53 15.33 22.54 0.47 265

54 9.73 20.92 1.15 2900

55 9.05 16.08 0.78 700

56 10.88 22.7 1.09 225

57 14.77 36.71 1.49 1790

58 5.39 10.47 0.94 660

59 12.01 19.69 0.47 1000

60 47.92 8 0.67 7850

4.2.2 Uji Normalitas Data

Dari data diatas, terlebih dahulu diuji kenormalan datanya, dengan metode analisis grafik dan analisis statistik.

4.2.2.1 Analisis Grafik


(58)

(59)

46 Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa pola yang terbentuk dari grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, dan penyebaran titik-titik berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis, sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut adalah normal.

4.2.2.2 Analisis Statistik

Pada analisis statistik ini, penulis akan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov, berikut adalah tabel data setelah diresidualkan.

No. ROA ROE DER Harga Saham RES_1

1 2.6 4.53 0.74 50 -317.53352

2 4.3 7.95 0.07 77 -404.00235

3 0.13 0.19 0.54 50 -112.93505

4 2.49 5.06 0.38 184 -141.37602

5 6.68 10.3 8.4 158 -695.63232

6 4.53 19.69 3.35 250 156.88014

7 3.15 6.28 0.81 1000 617.57043

8 -3.84 -13.62 2.51 475 341.65306

9 9.49 17 0.75 500 -416.93632

10 0.28 0.76 1.46 700 525.25969

11 3.61 13.27 2.62 85 -113.54835

12 1.98 5.87 1.96 205 -31.20116

13 4 10.48 1.54 761 406.80689

14 14.41 21.71 0.51 355 -1116.98205

15 15.02 25.73 0.71 415 -992.84248

16 3.31 6.11 0.84 105 -308.73725

17 1.75 4.38 1.25 205 -46.33066

18 -0.74 -1.01 0.36 153 76.51327

19 1.59 2.93 0.34 485 212.06433

20 2.25 3.92 8.6 510 71.75578

21 1.78 8.57 3.83 195 72.1359

22 7.34 13.11 0.62 680 -63.8421

23 13.57 33.56 1.47 400 -488.49348

24 8.91 17.05 0.84 800 -28.35335


(60)

47

26 4.11 13.44 2.2 95 -167.15018

27 2.65 8.26 2.11 225 -19.95809

28 4.34 10.78 1.4 485 93.00519

29 12.48 19.74 0.58 510 -748.78391

30 17.31 29.27 0.69 600 -1014.05658

31 7.2 17.95 1.07 295 -241.98035

32 1.32 2.81 0.82 157 -85.91233

33 -1.26 -1.76 0.41 116 87.8925

34 2.75 5.26 0.43 350 -7.43521

35 3.34 5.64 17.6 690 40.88818

36 2.19 7.59 2.47 186 -20.41857

37 8.29 14.25 0.55 2100 1258.40029

38 16.96 31.96 0.88 170 -1287.14628

39 9.3 20.11 1.1 1300 530.34941

40 9.22 20.31 0.91 700 -47.23325

41 6.01 17.67 1.83 194 -183.64681

42 5.1 15.12 1.96 395 52.54608

43 4.45 9.33 1.03 680 218.71441

44 11.9 17.87 0.47 840 -403.5877

45 18.69 48.54 0.69 3550 2489.13305

46 11.17 24.08 1.16 460 -436.33502

47 0.61 0.99 0.62 119 -85.93213

48 -2.01 -2.77 0.38 115 160.79979

49 2.8 6.4 14.7 540 39.36003

50 4.7 9.8 29.1 870 33.99418

51 1.43 4.44 0.83 435 239.77218

52 9.43 13.73 0.46 1800 766.51287

53 15.33 22.54 0.47 265 -1312.83887

54 9.73 20.92 1.15 2900 2096.69195

55 9.05 16.08 0.78 700 -187.1287

56 10.88 22.7 1.09 225 -681.1429

57 14.77 36.71 1.49 1790 844.26604

58 5.39 10.47 0.94 660 102.72293

59 12.01 19.69 0.47 1000 -188.26367


(61)

48 Dengan menggunakan SPSS, didapat hasil untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dari nilai pada tabel residual

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 651.97374855 Most Extreme Differences

Absolute .173 Positive .173 Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z 1.342

Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,055 > 0,05; sehingga dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. 4.2.3 Uji Multikolinearitas

Untuk melihat terjadi atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat sebagai berikut:

Kriteria Pengujian:

- Tidak ada multikolinearitas yang terjadi apabila nilai Tolerance > 10%, dan nilai VIF < 10.

- Ada multikolinearitas yang terjadi apabila nilai Tolerance < 10%, dan nilai VIF > 10.


(62)

49 Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolera

nce

VIF

1

(Constant) 143.942 149.526 .963 .340

ROA 151.286 14.635 .997 10.33

8

.000 0.625 1.59 9 ROE -39.541 10.285 -.370 -3.845 .000 0.626 1.59

7 DER 12.664 18.816 .052 .673 .504 0.977 1.02

3 a. Dependent Variable: Harga Saham

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai Tolerance untuk variabel ROA = 0,625; ROE = 0,626; dan DER = 0,977 > 0,1; dan nilai VIF pada variabel ROA = 1,599; ROE = 1,597; dan DER = 1,023 < 10; sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolinearitas yang terjadi pada seluruh variabel.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Untuk uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik Scatter Plot, dapat dilihat pada gambar berikut:

Dari gambar, dapat dilihat pola pesebaran titik yang menyebar diatas garis 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.


(63)

50 Selain dengan metode Scatter Plot, untuk melihat terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan menguji nilai absolut dari nilai residual yang digunakan pada uji normalitas dengan kriteria pengujian tidak ada heteroskedastisitas yang terjadi apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas (Sig.) pada masing-masing variabel independen > 5%. Berikut adalah tabel hasil SPSS untuk uji heteroskedastisitas:

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 51.434 86.553 .594 .555

ROA 16.095 8.471 .242 1.900 .063

ROE 21.455 5.953 .458 3.604 .001

DER -11.155 10.892 -.104 -1.024 .310 a. Dependent Variable: ABS_RES

Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai Sig. untuk variabel ROA = 0,063 > 0,05; dan DER = 0,31 > 0,05 sehingga variabel dinyatakan tidak mengalami heteroskedastisitas, sedangkan variabel ROE = 0,001 < 0,05 sehinga variabel tersebut mengalami heteroskedastisitas pada penelitian ini.

4.2.5 Uji Autokorelasi

Untuk uji autokorelasi, pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Durbin-Watson dengan kriteria pengujian sebagai berikut:


(1)

70

34

2.75

5.26

0.43

350

-7.43521

35

3.34

5.64

17.6

690

40.88818

36

2.19

7.59

2.47

186

-20.41857

37

8.29

14.25

0.55

2100

1258.40029

38

16.96

31.96

0.88

170

-1287.14628

39

9.3

20.11

1.1

1300

530.34941

40

9.22

20.31

0.91

700

-47.23325

41

6.01

17.67

1.83

194

-183.64681

42

5.1

15.12

1.96

395

52.54608

43

4.45

9.33

1.03

680

218.71441

44

11.9

17.87

0.47

840

-403.5877

45

18.69

48.54

0.69

3550

2489.13305

46

11.17

24.08

1.16

460

-436.33502

47

0.61

0.99

0.62

119

-85.93213

48

-2.01

-2.77

0.38

115

160.79979

49

2.8

6.4

14.7

540

39.36003

50

4.7

9.8

29.1

870

33.99418

51

1.43

4.44

0.83

435

239.77218

52

9.43

13.73

0.46

1800

766.51287

53

15.33

22.54

0.47

265

-1312.83887

54

9.73

20.92

1.15

2900

2096.69195

55

9.05

16.08

0.78

700

-187.1287

56

10.88

22.7

1.09

225

-681.1429

57

14.77

36.71

1.49

1790

844.26604

58

5.39

10.47

0.94

660

102.72293

59

12.01

19.69

0.47

1000

-188.26367


(2)

71

Lampiran 5

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 651.97374855

Most Extreme Differences

Absolute .173

Positive .173

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z 1.342

Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 6

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardi zed Coefficient

s

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 143.942 149.526 .963 .340

ROA 151.286 14.635 .997 10.338 .000 .625 1.599 ROE -39.541 10.285 -.370 -3.845 .000 .626 1.597 DER 12.664 18.816 .052 .673 .504 .977 1.023 a. Dependent Variable: Harga Saham


(3)

72

Lampiran 7

Uji Heteroskedastisitas

Scartterplot

Lampiran 8

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 51.434 86.553 .594 .555

ROA 16.095 8.471 .242 1.900 .063

ROE 21.455 5.953 .458 3.604 .001

DER -11.155 10.892 -.104 -1.024 .310 a. Dependent Variable: ABS_RES


(4)

73

Lampiran 9

Uji Autokorelasi

Durbin Watson

Hipotesis Nol

Keputusan

Jika

1. Tidak ada autokorelasi positif.

2. Tidak ada autokorelasi positif.

3. Tidak ada autokorelasi negatif.

4. Tidak ada autokorelasi negatif.

5. Tidak ada autokorelasi, positif atau

negatif.

Tolak

Ragu - ragu

Tolak

Ragu - ragu

Tidak ditolak

0 < d < dl

dl <

4–dl < d < 4

d < du

4–du < d < 4–dl

du < d < 4-du

Lampiran 10

Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .821a .674 .657 669.210 2.526

a. Predictors: (Constant), DER, ROE, ROA b. Dependent Variable: Harga Saham


(5)

74

Lampiran 11

Pengujian Hipotesis

Model Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 143.942 149.526 .963 .340

ROA 151.286 14.635 .997 10.338 .000

ROE -39.541 10.285 -.370 -3.845 .000

DER 12.664 18.816 .052 .673 .504

a. Dependent Variable: Harga Saham

Lampiran 12

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Range

Hubungan

0

0,01 – 0,24

0,25 – 0,49

0,50 – 0,74

0,75 – 0,99

1

Tidak ada korelasi

Sangat lemat

Cukup

Kuat

Sangat Kuat

Sempurna

Lampiran 13

Hasil pengujian Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .821a .674 .657 669.210

a. Predictors: (Constant), DER, ROE, ROA b. Dependent Variable: Harga Saham


(6)

75

Lampiran 14

Uji Koefisien Regresi (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 51940240.224 3 17313413.408 38.660 .000b

Residual 25079116.359 56 447841.364 Total 77019356.583 59

a. Dependent Variable: Harga Saham b. Predictors: (Constant), DER, ROE, ROA

Lampiran 15

Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 143.942 149.526 .963 .340 ROA 151.286 14.635 .997 10.338 .000 ROE -39.541 10.285 -.370 -3.845 .000

DER 12.664 18.816 .052 .673 .504