TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG ASI PERAH

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS

TENTANG ASI PERAH

  

Level Of Postpartum Mother Knowledge About Dairy Milk

Lina Wahyu Susanti, Lia anitiya sari

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

  

ABSTRACT

Going back to work after maternity leave is an exclusive breastfeeding

constraint, but it can be alleviated by breast feeding in infants so that mothers can

continue to work and babies still get exclusive breastfeeding. Based on a preliminary

study at Desa Tanjung, Nguter Subdistrict, Sukoharjo District, there were 35 women

who were still in the puerperium who were scattered in 8 hamlets. Results of random

interviews in 10 postpartum mother about milk dairy, got 6 people of which less

understanding about milk milk and 4 other mother already know about milk

milk.Aims of this research to know the level of knowledge of postpartum about Dairy

milk in Desa Tanjung Nguter Sukoharjo.

  This type of research is descriptive by distributing questionnaires. Using sample saturated technique with respondents 35 postpartum mothers. The result of this research indicated that the knowledge level of postpartum

mother about milk dairy with good knowledge was 27 people (77,14%). The

knowledge level of the postpartum mother about the understanding of dairy milk is 17

people (47,57%) knowledgeable Good, then about how to milk ASI there are 33

people (94,30%) knowledgeable, while about milk dairy storage there are 15 people

(42,85% ) knowledgeable, then the level of knowledge of postpartum mother about

method of giving milk of milk there are 16 people (45,71%) have good knowledge and

knowledge level of puerperal mother about factors influencing quantity of result of

reddening there are 17 people (48,57%) knowledgeable enough. Keyword: Dairy milk

  

ABSTRAK

  Kembali bekerja setelah cuti melahirkan merupakan kendala pemberian ASI eksklusif, namun semua itu dapat diatasi dengan memberikan ASI perah pada bayi sehingga ibu dapat terus bekerja dan bayi tetap mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo didapatkan ibu yang masih dalam masa nifas ada 35 orang yang tersebar di 8 dusun. Hasil wawancara acak pada 10 ibu nifas tentang ASI perah, didapatkan 6 orang diantaranya kurang mengerti tentang ASI perah dan 4

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  orang ibu yang lain sudah mengetahui tentang ASI perah.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang ASI perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan membagikan kuesioner. Menggunakan teknik sampel jenuh dengan responden 35 ibu nifas.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang ASI perah yang berpengetahuan baik ada 27 orang (77,14%). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian ASI perah ada 17 orang (47,57%) berpengetahuan Baik, kemudian tentang cara memerah ASI ada 33 orang (94,30%) berpengetahuan baik, sedangkan tentang penyimpanan ASI perah ada 15 orang (42,85%) berpengetahuan baik, lalu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode pemberian ASI perah ada 16 orang (45,71%) berpengetahuan baik dan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas hasil memerah ada 17 orang (48,57%) berpengetahuan cukup.

  Kata Kunci : ASI Perah PENDAHULUAN

  Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Cara pemberian makanan pada

  Indonesia pada tahun 2013 sebesar bayi yang baik dan benar adalah 54,3%, sedikit meningkat bila menyusui bayi secara eksklusif sejak dibandingkan dengan tahun 2012 yang lahir sampai dengan umur 6 bulan dan sebesar 48,6%. Persentase pemberian meneruskan menyusui anak sampai ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, Tenggara Barat sebesar 79,74%, diikuti bayi mendapat makanan pendamping oleh Sumatera Selatan sebesar 74,49%,

  ASI yang bergizi sesuai dengan dan Nusa Tenggara Timur sebesar kebutuhan tumbuh kembangnya. ASI

  74,37%. Sedangkan persentase merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, pemberian ASI eksklusif terendah protein dan zat kekebalan yang cocok terdapat di Provinsi Maluku sebesar

  25,21%, diikuti oleh Jawa Barat sebesar untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan 33,65% dan Sulawesi Utara sebesar dan perkembangan anak secara optimal 34,67% (Kemenkes RI, 2013). serta melindungi terhadap penyakit.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 25,6% menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar 45,18%.

  Cakupan pemberian ASI Eksklusif di kabupaten sukoharjo pada tahun 2010 sebesar 64,58% sedangkan pada tahun 2011 cakupan pemberian ASI eksklusif terjadi penurunan mencapai 55,0%. Hal ini menunjukkan pencapaian pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Sukoharjo belum mencapai target nasional yang sebesar 80% (Raharjo H, 2012).

  Kembali bekerja setelah cuti melahirkan merupakan kendala suksesnya ASI eksklusif. Jumlah pekerja perempuan di Indonesia mencapai sekitar 40,74 juta jiwa, 25 juta jiwa diantaranya berada di usia reproduksi. Karena itu dibutuhkan perhatian yang memadai agar status ibu bekerja tidak lagi menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif (Lestari, 2012).

  Ibu bekerja tetap harus memberikan ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Bekerja bukan alasan untuk tidak diberikannya ASI eksklusif. ASI dapat diperah dan disimpan untuk kemudian diberikan kepada bayi ibu (Adiningrum, 2014).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo didapatkan ibu yang masih dalam masa nifas ada 35 orang yang tersebar di 8 dusun. Hasil wawancara acak yang dilakukan pada 10 ibu nifas tentang ASI perah, didapatkan 6 orang diantaranya kurang mengerti tentang ASI perah dan ada ibu yang sudah memberikan makanan tambahan seperti bubur yang sudah dihaluskan kepada bayi yang baru berumur 4 bulan,menurut ibu tersebut bayi jika hanya diberi ASI saja tidak cukup sehingga mereka memberikan makanan tambahan kepada bayi dan 4 orang ibu yang lain sudah mengetahui tentang ASI perah.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang ASI Perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo”.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

  Total 35 100

  30 85,72 3 >35 3 8,57

  Total 35 100 Tabel

  4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi

  No Informasi Frekuensi ( %)

  1 Mendapat informasi 23 65,71

  2 Tidak mendapat informasi 12 34,28

  Hasil penelitian

  No Umur (Tahun)

  Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang ASI Perah

  No Tingkat Pengetahuan

  Frekuensi (%)

  1 Baik 27 77,14

  2 Cukup 7 20,00

  3 Kurang 1 2,86 Total 35 100

  Berdasarkan Tabel 5 dari 35 responden di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang berpengetahuan baik sebanyak 27 orang (77,14%).

  Frekuensi (%) 1 <20 2 5,71 2 20-33

  Total 35 100 Tabel 3 Karakteristik Umur

   ISSN : 2407 - 2656 METODE PENELITIAN

  Tabel 1 Karakteristik Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Presentase

  Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Jenis Penelitian Deskriptif

  Kuantitatif,

  sampel 35 ibu dengan

  sampling

  jenuh, instrumen penelitian dengan kuesioner, menggunakan variabel tunggal.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik responden

  %)

  2 Tidak Bekerja 2 5,70

  1 SD 4 11,43

  2 SMP 3 8,57

  3 SMA 20 57,14

  4 PT 8 22,86 Total 35 100,00

  Tabel 2 Karakteristik Pekerjaan No Status

  Pekerjaan Frekuensi (%)

  1 Bekerja 33 94,30

  Tabel 6 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian ASI Perah No Tingkat Frekuensi (%)

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

  2 Cukup 13 37,15

  Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa dari 41 responden diketahui ada 17 responden (48,57%) yang tingkat pengetahuannya cukup tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil memerah.

  3 Kurang 4 11,43 Total 35 100

  2 Cukup 17 48,57

  1 Baik 14 40,00

  Pengetahuan Frekuensi (%)

  Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 35 responden diketahui ada 16 responden (45,71%) yang tingkat pengetahuannya baik tentang metode pemberian ASI perah. Tabel 10 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil memerah No Tingkat

  3 Kurang 8 22,86 Total 35 100

  2 Cukup 11 31,43

  1 Baik 16 45,71

  Frekuensi (%)

  No Tingkat Pengetahuan

  Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 35 responden diketahui ada 15 responden (42,85%) yang tingkat pengetahuannya baik tentang cara penyimpanan ASI perah. Tabel 9 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Pemberian ASI Perah

  3 Kurang 7 20,00 Total 100

  1 Baik 15 42,85

   ISSN : 2407 - 2656

  Frekuensi (%)

  No Tingkat Pengetahuan

  Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 35 responden diketahui ada 33 responden (94,30%) yang tingkat pengetahuannya baik tentang cara memerah ASI. Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Penyimpanan ASI Perah

  3 Kurang 1 2,85 Total 35 100

  2 Cukup 1 2,85

  1 Baik 33 94,30

  Frekuensi (%)

  No Tingkat Pengetahuan

  Tabel 7 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Memerah ASI

  Berdasarkan Tabel 6 dari 35 responden diketahui bahwa ada 16 responden (45,70%) dengan tingkat pengetahuan tentang pengertian ASI perah baik.

  3 Kurang 5 14,30 Total 35 100

  2 Cukup 14 40,00

  1 Baik 16 45,70

  Pengetahuan

  Pembahasan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang ASI Perah

  Berdasarkan table 5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang ASI perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 27 orang (77,14%).

  Pengetahuan adalah hasil “tahu”. Ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek melalui panca indra pada manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011;h.147).

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini yaitu faktor umur, faktor pendidikan, faktor pekerjaan,faktor informasi dan lingkungan. Menurut Wawan dan Dewi (2011; h. 16-8) yaitu faktor umur adalah semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja; faktor pendidikan adalah mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi; faktor pekerjaan adalah pekerjaan dapat memberikan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan; Informasi adalah informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan; faktor lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

  Ibu nifas di Desa Tanjung mayoritas berusia 20-33 tahun sebanyak 30 orang (85,72%), mayoritas ibu nifas memiliki tingkat pedididkan menengah sebanyak 20 orang (57,14%) dan ibu nifas mayoritas bekerja sebanyak 33 orang (94,30%).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anestesia (2012) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap air susu ibu perah (ASIP)

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  dengan praktik pemberian ASIP pada ibu bekerja di Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan hasil Sebagian besar pengetahuan responden di kategori baik (60%), Sikap ibu bekerja terhadap ASIP sebagian besar positif (60%), dan yang negatif (40%), Responden yang tidak melakukan praktik ASIP (71,4%) dan yang melakukan (28,6%) jadi Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu bekerja dari 35 responden mayoritas responden berusia 20-35 tahun adalah 27 orang (71,1%). Responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 orang (54,3%) dan responden mayoritas bekerja sebanyak 35orang (100%).

  Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian ASI Perah

  Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian ASI perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 16 orang (48,57%).

  ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya akan diberikan pada bayi (Agustin, 2011 ).

  Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor umur. Semakin cukup umur seseorang, semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011;h.16-8). Ibu nifas di Desa Tanjung mayoritas berusia 20-33 tahun sebanyak 30 orang (85,75%) sehingga pola berfikir logis semakin berkembang dan menambah pengetahuan.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mu’aabidah Shohibah (2012) dengan Tingakat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI perah di desa kaliancar kecamatan selogiri kabupaten wonogiri dengan hasil baik hal in dipengaruhi oleh umur semakin cukup umur seseorang maka semakin matang kekuatan seseorang dalam berfikir dengan logis dan bekerja.

  Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara memerah ASI

  Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara memerah ASI di Desa

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 33 orang (94,30%).

  Memerah ASI dapat dilakukan dengan dua cara yaitu memerah dengan tangan dan memerah dengan alat pompa,sebelum memerah ASI sebaiknya ibu mencuci tangan terlebihdahulu dan mengompres payudara dengan handuk bersih yang sudah dicelupkan ke air hangat. Dalam membeli alat pompa ASI sebaiknya ibu memperhatikan kemudahan dalam membersihkan komponen-komponen atat pompa (Nana,2014).

  Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pekerjaan. Pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang, karena dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011:h.16-8). Ibu nifas di Desa Tanjung mayoritas bekerja yaitu 33 orang (94,30%). Hal ini menyebabkan dalam bekerja terjadi interaksi antar manusia sehingga bertambahnya pengetahuan.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitri Fiddini (2010) dengan judul Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Posyandu Cempaka Kelurahan Larangan Selatan menunjukkan bahwa dari 33 responden

  19 orang (57,6%) berpengetahuan baik hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan dapat memberikaan pengetahuan yang luas bagi seseorang.

  Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang penyimpanan ASI perah

  Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang penyimpanan ASI perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 15 orang (42,85%).

  ASI perah yang diletakkan disuhu ruangan akan bertahan selama 6-8 jam. Jika ingin menyimpan ASI didalam kulkas sebaiknya tidak menyimpan dipintu kulkas,ASI yang sudah dibekukan kandungan vitamin didalamnya tidak akan hilang namun kandungan vitamin C pada ASI akan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  berkurang bila dibekukan lebih dari 3 bulan. ASI yang dibekukan dapat optimal hingga 6 bulandan, ASI yang sudah dingin dan ASI yang hangat sebaiknya tidak disatukan secara langsung (Monika,2014).

  Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011:h.16-8). Ibu nifas di Desa Tanjung mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 20 orang (57,14%) dari

  35 responden sehingga memudahkan seseorang dalam menerima informasi.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Leni Puspita (2014) dengan judul Perbedaan metode penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap wanita bekerja yang menyusui tentang air susu ibu perah menyatakan bahwa pendidikan seseorang mempengaruhi kecepatan orang tersebut dalam menerima informasi yang didapat.

  Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode pemberian ASI perah

  Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode pemberian ASI perah di Desa Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 16 orang ( 45,71%).

  ASI perah dapat dibrikan melalui gelas kecil, sendok, pipet, suntikan yang sudah dilepas jarumnya ataupun alat khusus seperti haberman feeder, tidak disarankan memberikan ASI menggunakan dot. Jika ingin memberikan ASI perah pada bayi dengan menggunakan pipet langsung saja meneteskan ASI ke dalam mulut bayidengan posisi bayi tegak agar bayi tidak tersedak (Monika,2014).

  Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

  impact

  ) sehingga menghasilkan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  perubahan atau peningkatan pengetahuan (Wawan dan Dewi 2011;h.16-8). Pada penelitian ini, ibu nifas di Desa Tanjung mayoritas mendapatkan informasi sebanyak 23 orang (65,71%) dari 35 responden sehingga mempengaruhi pengetahuan yang baik.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dwi Wahyuni (2012) dengan judul Pelaksanaan Pemberian Air Susu Ibu Perah Pada Ibu Bekerja di Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan bertambah jika mereka mendapat informasi dari berbagai sumber.

  Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil memerah

  Berdasarkan tabel

  10 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil memerah di Desa

  Tanjung Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 17orang ( 48,57%).

  Ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya maka akan memproduksi ASI lebih sedikit, bila ibu secara rutin membiarkan payudara penuh maka produksi ASI juga akan melambat, besar kecilnya payudara tudak berhubungan dengan kapasitas penyimpanan ASI. Produksi ASI lebih banyak pada malam hari, keahlian ibu mempraktikan teknik memerah dengan tangan sangat penting dalam pengoptimalan pengosongan payudara. Bila ibu sedang marah, frustasi atau stres, adrenalin akan terlepas, memblok hormon oksitosin sehingga menghalangi terjadinya reflek pengeluaran ASI. Untuk ibu dari bayi kembar, sebaiknya memerah minimal 10 kali sehari dan sebaiknya mengoptimalkan produksi ASI dalam dua minggu pertama pasca kelahiransangat penting untuk menjaga produksi ASI selanjutnya (Monika,2014).

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Faktor yang mempengaruhi negativ terhadap pemberian ASI perah tingkat pengetahuan dalam penelitian ini sebesar 57,1% hal ini dikarenakan faktor adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi adalah faktor merupakan seluruh kondisi yang ada lingkungan yang tidak mendukung yang disekitar manusia dan pengaruhnya yang bisa menghalangi seseorang memiliki dapat mempengaruhi perkembangan dan pengetahuan yang rendah karena perilaku orang atau kelompok (Wawan lingkungan tempat orang berinteraksi dan Dewi 2011:h.16-8). Hal ini dan bergaul dalam masyarakat. menyebabkan pola hidup yang berbeda

  dan terjadi interaksi antar manusia sehingga mempengaruhi pengetahuan. Simpulan Di Desa Tanjung masyarakat

  1. Tingkat pengetahuan ibu nifas mengetahui cara memperbanyak ASI tentang ASI perah , sebagian besar yaitu dengan mengkonsumsi daun berpengetahuan baik. pepaya dan bawang goreng,

  2. Tingkat pengetahuan ibu nifas pengetahuan tentang cara tentang pengertian ASI perah, memperbanyak ASI itu sangat diyakini sebagian besar berpengetahuan oleh masyarakat setempat karena baik. cepatnya informasi yang menyebar tentang cara memperbanyak ASI di

  3. Tingkat pengetahuan ibu nifas lingkungan setempat. tentang cara memerah ASI,

  Berdasarkan penelitian yang sebagian besar berpengetahuan dilakukan Dewi Endah (2013) dengan baik. judul Hubungan Pengetahuan Ibu

  4. Tingkat pengetahuan ibu nifas Tentang ASI Eksklusif Terhadap tentang penyimpanan ASI perah, Pemberian ASI Perah Pada Ibu yang sebagian besar berpengetahuan Bekerja di RS Mardi Rahayu Kudus baik. dengan hasil responden berpengetahuan cukup 52,35% dan memiliki sikap

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  5. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang metode pemberian ASI perah, sebagian besar berpengetahuan baik.

  6. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas hasil memerah, sebagian besar bepengetahuan cukup.

  Saran

  1. Bagi Bidan / Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan, dapat meningkatkan pemberian informasi tentang ASI, khususnya nformasi tentang ASI perah agar dapat menambah wawasan serta pengetahuan ibu. Sehingga ibu dapat memberikan yang tebaik untuk bayinya.

  2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat, khususnya ibu nifas diharapkan dapat menambah wawasan tentang ASI perah dengan banyak membaca buku tentang ASI ataupun dari media lainnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang ASI perah yang berpengetahuan cukup dan kurang.

  Adiningrum H. Buku pintar ASI eksklusif. Jakarta: Salsabila pustaka alkautsar group; 2014. h. 104-05. Agustin ER.Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi ibu bekerja berdasarkan karakteristik individu di kelurahan tugu rejo kecamatan tugu kota semarang. 31 Agustus 2011

  Budiarto

  E. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2012. h.

  37. Dewi Endah. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Terhadap Pemberian ASI Perah Pada Ibu yang Bekerja di RS Mardi Rahayu Kudus . 2013 Diknes. Profil Kesehatan Jawa Tengah.

  2012 Dwi Wahyuni. Pelaksanaan Pemberian

  Air Susu Ibu Perah Pada Ibu Bekerja di Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

  Mu’aabidah S. Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI perah di desa kaliancar kecamatan selogiri kabupaten wonogiri. 2012. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta.

  h. 12. Sujarweni VW. Metodologi penelitian.

  Yogyakarta: Nuha medika; 2012.

  Riwidikdo H. Statistik kesehatan.

  S.Kesehatan masyarakat ilmu & seni. Jakarta: PT rineka cipta; 2011. h. 147 ; 148-150. Raharjo H. Hubungan support system keluarga dengan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas sukoharjo.2012

  h. 125-26. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT rineka cipta; 2012. H. 103; 35-6; 130; 147-8; 176-8; 182.

  Yogyakarta: Stiletto book; 2014.

  Nana A. Hand book for new mom.

  Monika FB. Buku pintar ASI dan menyusui. Jakarta: PT mizan publika; 2014. h. 198-99; 208; 221-22; 192-94.

   ISSN : 2407 - 2656

  Lestari A. Motivasi ibu bekerja dalam memberika ASI eksklusif di PT dewhirst men’s weare indonesia. 2012

  Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Bekerja yang Menyusui Tentang Air Susu Ibu Perah.2014

  Kemenkes: Jakarta. 2014. h . 96. Leni Puspita. Perbedaan Metode

  Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.

  Hidayat A.Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika; 2014. h. 81; 62; 74; 76; 86-8.

  Fitri Fiddini. Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Posyandu Cempaka Kelurahan Larangan Selatan.2010

  Eka dan Kurnia. Asuhan kebidanan masa nifas. Jakarta: Cv trans info media; 2014. h. 1;4. Elisabeth dan Endang. Asuhan kebidanan masa nifas & menyusui. Yogyakarta: pustaka baru press; 2015. h. 3.

  Universitas Muhammadiyah Semarang.2012

  Yogyakarta: Pustaka baru press; 2014. h. 39; 65. Wawan dan Dewi. Teori&pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha medika; 2010. h. 16-8.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Wulandari

  A. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap air susu ibu perah (ASIP) dengan praktik pemberian ASIP pada Ibu bekerja di kelurahan tandang kecamatan tembalang kota semarang. 2013