Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes. Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja ABSTRAK - HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes.

  HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUKAPINDAH KECAMATAN PENINJAUAN KABUPATEN OKU TAHUN 2015

Hj. Zanzibar, S.Pd, M.Kes.

  

Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja

ABSTRAK

Masa Balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit.

  Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan legih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer. Dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare (Retno, 2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan sumber air bersih dan ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita di desa Sukapindah kecamatan Peninjauan kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015. Desain penelitian ini menggunakan desain Cross sectional.

  Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan bermakna antara penggunaan sumber air bersih dengan kejadian diare pada balita dengan p-value 0,016; ada hubungan bermakna antara ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita dengan p-value 0,004. Petugas kesehatan diharapkan lebih intensif memberikan penyuluhan secara komprehensif dan berkelanjutan kepada masyarakat tentang pemanfaatan air sungai sebagai sumber air bersih agar memenuhi syarat kesehatan serta meningkatkan motivasi warga untuk menyediakan jamban keluarga di rumah harus dengan memberikan penyuluhan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

  Referensi: 24 (2009-2013)

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Masa Balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan legih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer. Dapat berwarna hijau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare (Retno, 2013).

  Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Menurut World

  Health Organization (WHO), di

  Negara berkembang diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur kurang dari 2 tahun. Rata-rata anak usia kurang dari 3 tahun di Negara berkembang mengalami diare 3 kali dalam setahun (Kemenkes RI, 2010).

  Di Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34 % dari semua penyebab kematian (Depkes, 2010). Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Di Indonesia dilaporkan Terdapat 1,6 sampai 2,3 kejadian diare per tahun (Pitono, dkk, 2006).

  Angka Kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor ibu dalam penatalaksanaan diare yang belum benar, karena dari faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan selalu memberi makan. Penyebab mayoritas adalah masalah lingkungan yang kuranag sehat, sisanya akibat pola makan yang teratur (Anggraini, 2008).

  Pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit diare berpengaruh pada perilaku ibu dan masalah kesehatan keluarga. Namun secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena infeksi, malabsorbsi , alergi, keracunan, immune defisiensi, dan peneybab lain. Adapun penyebab- penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, pengetahuan, sikap, kebiasaan atau prilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya (Amirudin, 2007).

  Faktor dominan penyebab diare yang berbasis lingkungan yaitu ketersediaan air bersih dan ketersediaan jamban (WHO, 2011). Perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dalam ketersediaan jamban yang buruk dan tidak memadainya air bersih bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare (Depkes, 2010).

  Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian diare dengan harapan masalah diare dapat teratasi dan anak tidak mengalami dehidrasi sedang atau berat yang memerlukan perawatan rumah sakit. Namun pada kenyataannnya, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia (Depkes, RI, 2011).

  Pemecahan masalah diare sebenarnya sudah menjadi agenda pemerintah dalam program Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan sejak tahun 1999 namun belum memeperlihatkan hasil signifikan. Namun ditegaskan bahwa diperlukan swadaya masyarakat dan instansi terkait untuk menyukseskannya (Yulianti, 2010).

  Di Propinsi Sumatra Selatan menunjukkan kasus Diare pada tahun 2012 terdapat 47.350 kasus, pada tahun 2013 terdapat 58.287 kasus, dan pada tahun 2014 terdapat 58.658 kasus. Angka kesakitan (Diare klinis) per 1000 penduduk di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan dalam tahun 2013 Prevalensi Diare lebih banyak di perdesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di perdesaan dan 7,4 % di perkotaan (Profil Kesehatan Sumsel, 2013).

  Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Berdasarkan Data SP2TP LB-I (2014), Diare menjadi urutan keempat dari sepuluh penyakit terbanyak. Dengan jumlah kasus Diare tahun 2012 terdapat 3.304 kasus, Pada tahun 2013 terdapat 8.508 kasus, pada tahun 2014 terdapat 8.652 kasus (Dinkes OKU, 2013).

  Berdasarkan data dari Puskesmas Peninjauan terdapat peningkatan kasus diare dalam tiga tahun terakhir pada balita usia 1-4 tahun yaitu pada tahun 2012 terdapat 293, tahun 2013 terdapat 479 kasus dan tahun 2014 terdapat 588 kasus .

  Sedangkan untuk periode bulan Januari-Maret tahun 2015 terdapat 141 kasus.

  Data yang didapatkan dari bidan desa Sukapindah 3 tahun terakhir terjadi peningkatan pada kasus diare yaitu tahun 2012 terdapat 185 kasus diantaranya 81 kasus terjadi pada balita (43,80%), tahun 2013 sebanyak 197 kasus dengan 89 kasus terjadi pada balita (45,17%), dan pada tahun 2014 terdapat 201 kasus diare, 94 kasus terjadi pada balita (46,77%).

  Berdasarkan survai awal dari Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan masih ada yang belum memenuhi syarat kesehatan dan tidak tersedia karena sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat Buang Air Besar (BAB).

  Berdasarkan Data dari Desa Sukapindah jumlah penduduk sebanyak 2.202 jiwa, 457 KK, jumlah balita sebanyak 174 balita. Cakupan Air Bersih 270 KK (59.1%) dan cakupan jamban keluarga terdapat 256 KK (56,0%) (Profil

  Pukesmas Peninjauan, tahun 2014) .

  Secara tofografis, Pemukiman Desa Sukapindah terletak di sepanjang aliran sungai, sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat Buang Air Besar yang paling nyaman, Sehingga memungkinkan terjadinya kejadian Diare.

  Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Peninjauan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Rumusan Masalah

   Bagi Puskesmas Peninjauan

  Pada penelitian ini, meneliti tentang Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015, yaitu Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersedian Jamban Keluarga

  Ruang Lingkup Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti khususnya mengenai kejadian diare sehingga dapat dimanfaatkan sebagai materi kuliah dan pengembangannya untuk selanjutnya.

  3. Bagi Peneliti

  Penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah referensi penelitian khususnya mengenai diare pada balita di perpustakaan.

  2. Bagi Prodi Keperawatan Baturaja Poltekkes Palembang

  Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai masalah kesehatan terutama tentang kasus diare khususnya di desa Sukapindah sehingga dapat lebih meningkatkan penyediaan sarana prasarana dan program pelayanan di masa yang akan datang.

  Manfaat Penelitian 1.

  Belum diketahuinya Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Diketahuinya hubungan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  b.

  Diketahuinya hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Diketahuinya Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

   Tujuan Umum

  Tujuan Penelitian 1.

  Adakah Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Pertanyaan Penelitian

2. Tujuan Khusus a.

  sebagai variabel Independen,

  Populasi dan Sampel Penelitian 1.

  Sedangkan Variabel Kejadian Diare

   Populasi

  Populasi adalah keselururhan Sebagai Variabel dependen. objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Yang

METODE PENELITIAN

  menjadi populasi dalam peneitian ini adalah seluruh ibu yang

  Jenis Penelitian

  memiliki Balita 1-4 tahun Penelitian ini menggunakan bertempat tinggal di Desa metode survey analitik dengan

  Sukapindah Wilayah Kerja UPTD pendekatan cross sectional dimana variabel independen dan variabel Puskesmas Peninjauan Kecamatan

  Peninjauan Kabupaten Ogan dependen diteliti secara bersamaan, Komering Ulu berjumlah 174 dikumpulkan pada suatu saat (point responden.

  time approach ) dan tiap-tiap subjek

  penelitiannya di observasi satu kali saja (Notoatmodjo, 2010).

2. Sampel a. Besar Sampel

  Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut. Dalam penelitian ini besar jumlah sampel dihitung menggunakan rumus Iwan Ariawan 1989, yaitu:

  2 Z .1-

  α.2.P(1-P).N n =

  2

  2

  d .(N-1) + Z .1- α/ 2.p(1-p)

  Keterangan:

N : Jumlah Populasi yang akan diteliti yaitu 174 responden

Z.1.α/2 : Derajat Kepercayaan dari seluruh populasi yaitu 95% (1,96).

  P : Proporsi Pada Populasi 50% (0,5) d : Presisi yang diinginkan 5% (0,05) n : Jumlah Sampel

  Jadi, Perhitungan besar sampel adalah sebagai berikut:

2 Z .1-

  α.2.P(1-P).N n =

  2

  2

  d .(N-1) + Z .1- α/ 2.p(1-p)

  2

  1.96 .0,5(1-0,5).174 n =

  2

  2

  0,05 .(174-1) + 1,96 .0,5(1-0,5) 3,8416.0,5(0,5).174 n =

  3,8416.0,25.174 n = 0,4325 + 0.9604 167,096 n =

  2. Teknik Pengumpulan Data

  4. Cleaning Data (pembersihan data)

  Memasukkan data yang diperoleh dengan menggunakan komputer.

  3. Processing (pemasukan data)

  Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbantuk angka/ bilanagan.

  2. Coding (pengeditan data)

  Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekkan isi kuisioner apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

  1. Editing (pengkodean)

  Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  Pengolahan Data

  Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan check list (lembar observasi).

   Alat/ Instrumen Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara dan observasi 3.

  Peninjauan dan Data Desa Sukapindah.

  1,3929 n = 119,9 di bulatkan Jadi, besar sampel yang diambil dalam peneltian ini adalah 120 responden b.

  Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Data Puskesmas

  Data diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan menggunakan Kuisioner dan check list.

   Sumber Data a. Data Primer

  Pengumpulan Data 1.

  Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei -Juli 2015.

  Waktu Penelitian

  Desa Sukapindah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Peninjauan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Tempat Penelitian

  yaitu setiap ibu yang memiliki Balita mendapat kesempatan untuk terpilih menjadi sampel penelitian.

  (Simple Random Sampling )

  Untuk penentuan sampel diambil secara acak sederhana

   Teknik Pengambilan Sampel

b. Data Sekunder

  Merupakan proses pengecekan Analisa ini dilakukan untuk melihat kembali data untuk konsistensi dan hubungan variabel yang diteliti treatmen yang hilang. yaitu variabel independen

  (Penggunaan Sumber Air Bersih

  Analisis Data

  dan Ketersediaan Jamban Keluarga) 1.

   Analisis Univariat dan variabel dependen (Kejadian

  Analisa ini dilakukan untuk Diare). Adapun uji yang digunakan mengetahui distribusi frekuensi adalah uji statistik Chi Square variabel independen (Penggunaan dengan derajat kepercayaan 95%

  Sumber Air Bersih dan dengan tingkat kemaknaan (α) Ketersediaan Jamban Keluarga) dan sebesar 5% atau 0,05. Bila p value variabel dependen (Kejadian Diare).

  ≤ 0,05 menunjukkan ada hubungan bermakna dan jika p value > 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan 2.

   Analisis Bivariat

  bermakna antara variabel independen dan dependen.

HASIL PENELITIAN

  Hasil Analisa univariat 1.

   Kejadian Diare pada Balita

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Diare Pada Balita

  di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  Kejadian Diare Jumlah Persentase Diare 63 52,5

  Tidak Diare 57 47,5 Total 120 100

  Dari tabel 5.1 didapatkan bahwa dari 120 balita terdapat 63 balita yang mengalami diare (52,5 %) dan terdapat 57 balita yang tidak mengalami diare (47,5 %).

2. Penggunaan Sumber Air Bersih

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penggunaan Sumber Air Bersih

  di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  Penggunaan Sumber Jumlah Persentase

  Air Bersih Tidak Tersedia 57 47,5

  Tersedia 63 52,5 Total 120 100

  Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 120 responden terdapat 57 responden yang tersedia sumber air bersih (47,5b%) dan terdapat 63 responden yang tidak tersedia sumber air bersih (52,5 %).

3. Ketersediaan Jamban Keluarga

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Ketersediaan Jamban Keluarga

  di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  Ketersediaan Jamban Jumlah Persentase

  Keluarga Tidak Tersedia 68 56,7

  Tersedia 52 43,3 Total 120 100

  Dari tabel 5.3 diketahui bahwa dari 120 responden terdapat 68 responden yang tersedia Jamban Keluarga (56,7 %) dan 52 responden yang tidak tersedia jamban keluarga (43,3 %).

A. Hasil Analisa Bivariat 1. Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita

  Tabel 5.4 Hubungan Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare

  Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  Kejadian Diare Penggunaan Sumber

  Jumlah p Value Air Bersih

  Diare Tidak Diare

  37

  20

  57 Tidak Tersedia (64,9%) (35,1%) (100,0 %)

  0,016

  26

  37

  63 Tersedia (41,3%) (58,7%) (100,0 %)

  63 57 120 Total

  (52,5%) (47,5% ) (100,0 % ) Dari Tabel 5.4 didapatkan bahwa proporsi responden yang tidak tersedia sumber Air Bersih dan balitanya mengalami diare sebesar 64,9% lebih besar dari proporsi responden yang tersedia sumber Air Bersih yaitu sebesar 41,3%.

  Hasil uji statistik chi-square di peroleh p value 0,016 (< 0,05), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Penggunaan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

2. Hubungan Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita

Tabel 5.5 Hubungan Ketersediaan Jamban dengan Kejadian Diare Pada Balita

  

di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten

Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  Kejadian Diare Ketersediaan Jamban

  Jumlah p Value Keluarga

  Diare Tidak Diare

  44

  24

  68 Tidak Tersedia (64,7%) (35,3%) (100,0%)

  0,004

  19

  33

  52 Tersedia (36,5%) (63,5%) (100,0%)

  63 57 120 Total

  (52,5%) (47,5%) (100,0%) Dari Tabel 5.5 didapatkan proporsi responden yang tidak tersedia jamban keluarga dan Balitanya mengalami Diare sebesar 64,7% lebih besar dari proporsi responden yang tersedia jamban keluarga tetapi balitanya mengalami diare yaitu sebesar 36,5%.

  Hasil uji statistik chi-square di peroleh p value 0,004 (< 0,05), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Ketersediaan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare pada Balita di di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

KESIMPULAN DAN SARAN A.

   Kesimpulan 1.

  Ada hubungan yang bermakna Penggunaan Sumber Air Bersih dengan kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 dengan p value 0,016.

  Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

  Kementerian Kesehatan RI, 2011.

  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum.

  Dinkes. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kementerian Kesehatan RI, 2010.

  Jakarta: Ditjen PPM dan PL. Dinkes Sumsel. 2012. Profil Dinas Kesehatan Sumatra Selatan.

  Depkes RI, 2009. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.

  Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

  Jakarta: EGC Chandra, B.2009. Pengantar Ilmu

  Chandra, B.2009. Ilmu Kedokteran- Pencegahan dan Komunitas.

  Bumolo, 2012. Hubungan Sarana Penyediaan Air Bersih Dan Jenis Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.

  Azwar, 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jogyakarta: Pustaka Pelajar

  Arisman, 2009. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

  Edisi Revisi . Kencana : Jakarta

  2013. Kesehatan Lingkungan

  Arif, Sumantri, DR, SKM, M.Kes.

2. Ada hubungan yang bermakna

  Ariawan, Iwan. 2010. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatn Masyarakat, Universitas Indonesia.

  2. Motivasi warga untuk menyediakan jamban keluarga di rumah harus ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

  Petugas Kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan secara komprehensif dan berkelanjutan kepada masyarakat tentang pemanfaatan air sungai sebagai sumber air bersih agar memenuhi syarat kesehatan.

   Saran 1.

  B.

  Ketersediaan jamban keluarga dengan kejadian Diare Pada Balita di Desa Sukapindah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 dengan p value 0,004.

DAFTAR PUSTAKA

  Lapau, B, 2013. Metode Penelitian http://helpingpeopleideas.com/publich Kesehatan. Jakarta: Yayasan ealth/index.php/2011/05/diare- Pustaka Obor Indonesia. dan-sanitasi/

  Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.

  Yogyakarta : Nuha Medika Marfasah, L. 2012. Ketersediaan

  Sanitasi Dasar, Personal Hyegene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwoharjo Kabupaten Pemalang: Jurnal Kesehatan Masyarakat

  Mubarak, Wahid Iqbal, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

  Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.

  Jakarta: Rineka Cipta Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan

  Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

  Suririnah, 2009. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT.

  Gramedia Pustaka Utama Umiati, 2009. Hubungan Antara

  Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Nogosari Kabupaten Boyolali: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Semarang.

  WHO. 2011. Global World Health Organization Widjaja, M.C. 2009. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita.

  Kawan Pustaka: Jakarta.