Hubungan usia dengan kejadian Benigna prostitis Hiperplasia (BPH) Di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2014. Gunardi Pome. M. Kes

  Hubungan usia dengan kejadian Benigna prostitis Hiperplasia (BPH) Di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2014

Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes.

Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja

Gunardi.pome@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran hipertropi prostat, kelenjar prostat yang membesar memanjang kearah depan kedalam kandung kemih yang menyumbat aliran urine. Di Rri Bedah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja yang menderita penyakit BPH adalah sebanyak 22 orang dari 435 pasien pada 1 januari – 20 Mei 2014. dimana yang berusia rata-rata diatas 40 atau 45 tahun. Dari hasil penelitian factor Penyebab utamanya adalah bertambahnya usia.

  Metode Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yang bertujuan untuk melihat dinamika korelasi hubungan antara variable devenden (kejadian Benigna Prostitis Hiperplasia) dan variable indevenden (usia)

  Dari hasil Univariat menunjukan terdapat 136 jumlah seluruh pasien yang dirawat di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja pada 1 Januari - 20 Mei 2014 dan tedapat 71 (52,2%) yang berusia diatas 40 tahun dan 65 (47,8%) yang berusia dibawah 40 tahun dan dengan tedapat 22 (16,2%) yang terkena penyakit Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) dan terdapat 114 (83,8%) yang tidak terkena penyakit Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH).

  Hasil Penelitian Bivariat menunjukan adanya hubungan usia dengan kejadian BPH dengan Hasil uji Chi Square yang didapatkan p. value 0,0005 (p. value < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian Benigna Prostitis Hiperplasi (BPH). dari 136 jumlah seluruh pasien yang dirawat di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja pada 1 Januari - 20 Mei 2014. Yang berusia diatas 40 tahun yang mengalami BPH terdapat 22 (31,0%) dari 71 responden. Sedangkan Yang berusia dibawah 40 tahun tidak ada yang mengalami BPH dari 65 (100%) responden. Kata kunci : Benigna Prostitis Hiperlasia (BPH).

  PENDAHULUAN

  usia sekitar 40 tahun, dan menjadi 1.600 per 100.000 pria Afrika-Amerika. (Dr. M.N. Bustan, 2007. Hal 192 & 193)

  1. Populasi Penelitian Menurut sugiyono, 2004 dalam buku Alimul Aziz Hidayat 2009 hal.60, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mepunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh pasien yang dirawat di

  Populasi dan Sampel Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain yang digunakan adalah cross sectional yang bertujuan untuk melihat dinamika korelasi antara variabel independen usia dan kejadinya (BPH) sebagai variabel dependen. (Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2002 hal 145), lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2014. Waktu penelitian dilakukan pada 1 Januari – 20 Mei tahun 2014.

  Sedangkan data yang diperoleh ditahun 2014 1 januari- 20 Mei tahun 2014 yang menderita Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) sebanyak 22 orang dari 435 orang.

  dengan laki-laki usia 65 tahun keatas 38 orang, usia 45-64 sebanyak 37 orang, dan usia 25-41 sebanyak 2 orang. Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan di tahun 2013 ini sebanyak 3 orang.

  Hiperplasia (BPH) sebanyak 78 orang,

  Sedangkan data yang diperoleh ditahun 2013 yang menderita Benigna Prostitis

  dengan laki-laki usia 65 tahun keatas 41 orang, usia 45-64 sebanyak 36 orang, dan usia 25-41 sebanyak 3 orang.

  Hiperplasia (BPH) sebanyak 80 orang

  Pada data yang diperoleh di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2012 yang menderita Benigna Prostitis

  Hiperplasia (BPH) 1-2 per 1000.000 pada

  Pada umumnya orang tua banyak mengalami perubahan biologi, dan perubahan fisik, sosial dan perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya (Departemen Kesehatan RI, 2012).

  sesuai peningkatan umur. Sebagai perbandingan ditemukan ;(comella, 1994) di AS insiden Benigna Prostitis

  Prostitis Hiperplasia (BPH) meningkat

  Selain itu secara epidemologis, telah diterima beberapa kondisi sebagai factor risiko beberapa lainnya sementara dalam studi dengan beberapa bukti diantaranya factor usia. Usia tua diatas 60 tahun ; rata- rata usia penderita adalah 61,4–6,4 tahun (keecth, 1994). Dengan resiko Benigna

  kematianya urutan ke 6. Dalam hal itu tahun 2003 the American cancer prostat memperkirakan terjadinya 220.900 kasus baru Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) dan 28.900 pria mati karenanya. Distribusi insiden Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) dapat dibagi tiga kelompok insiden tinggi 100 per 100.000 (bagian- bagian tertentu AS dan Eropa), Insiden sedang 30- 50 per 100.000 (Canada, AS), dan insiden rendah 1 per 100.000 (Japan, China). (Dr. M.N. Bustan, 2007, hal.192)

  Prostitis Hiperplasia (BPH) penyebab

  sebanyak 34. Di Amerika Serikat Benigna

  Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH)

  penyakit yang paling umum dikalangan laki-laki yang menjadi salah satu penyebab resiko kematian. Urutan risiko kematian pada pria usia 40 tahun di Amerika yaitu penyakit jantung sebanyak 341, penyakit kanker paru sebanyak 80, stroke sebanyak 62, COPD sebanyak 55, pneumonia dan influenza sebanyak 38 dan kanker prostat/

  Prostitis Hiperplasia (BPH), Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) adalah jenis

  Dimulai setelah umur 50 tahun sudah sekitar 80% besarnya resiko Benigna

METODE PENELITIAN

  RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja pada 1 Januari - 20 Mei 2014 adalah sebanyak 435 orang. Sampel Penelitian

  Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, yaitu diambil dari seluruh pasien yang di rawat di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja bulan 1 Januari – 20 Mei sebanyak 435 tahun 2014, yang diolah dengan cara menggunakan teknik Systematic

  Random Sampling (Sugiyono, 2004 hal.73)

  Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Suharsimi Arikunto, 1998 dalam buku Alimul Aziz Hidayah, 2009 hal.63 dengan jumlah data yang diambil pada bulan 1 Januari – 20 Mei Tahun 2014 yaitu sebanyak 435 orang

  2

  n : Z 1-α/2. P(I-P)

  2

  d Keterangan : n : Sampel yang akan diambil

  1 – α/2

  Z : Derajat kepercayaan dari seluruh proporsi yaitu 95% (1,96)

  P : Proporsi pada populasi yaitu 0,5 d : Derajat Ketetapan, digunakan 0,1 N : Jumlah seluruh populasi 435 orang

  2

  2

  n = N.Z 1 –α/ . P(1-P)

  2

  2

  2

  (N-1). d + Z 1 – α/ . P (1-P)

  2

  2

  n = N.Z 1 –α/ . P(1-P)

  2

  2

  2

  (N-1). d + Z 1 – α/ . P (1-P)

  2

  n = 435x1,96 x 0.5 (1-0,5)

  2

  2

  (435-1)x 0,1 + 1,96 x 0,5( 1-0,5) n = 435x 3,92 (0,5) 434 x 0,01 + 3,92 x 0,5 n = 852,6

  4,34 + 1,96 n = 852,6 = 135,33 6,3

  Dibulatkan menjadi 136 sampel dari jumlah polpulasi Hasil penelitian

  Hasil analisi Univariat disajikan dalam bentuk tabel Distribusi Frekuensi dengan masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel dependen (kejadian benigna prostitis hyperplasia) dan variable indevenden (Usia).

  2. Kejadian Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kerjadinya Beniga Prostitis Hiperplasia (BPH) di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2014 Jumlah No Kejadian BPH N Persentase

  I Terkena BPH 22 16,2%

  II Tidak Terkena BPH 114 83,8% Berdasarkan Tabel 5.1 Diatas responden yang terkena penyakit Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) terdapat tedapat 22 (16,2%) dan yang terkena Prostitis Hiperplasia (BPH) terdapat 114 (83,8%), jumlah seluruh responden adalah 136.

  3. Usia

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia pada pasien yang dirawat di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2014 Jumlah No Umur N Persentase

  ≥ I 40 tahun 71 52,2%

  II < 40 tahun 65 47,8%

  Jumlah 136 100%

  Berdasarkan tabel 5.2 diatas responden yang berusia 40 atau lebih dari 40 tahun sebanyak 71 (52,2%) yang berusia dibawah 40 tahun terdapat 65 (47,8%) jumlah seluruh responden adalah 136.

B. Analisis Bivariat

  Hasil analisi Bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan usia dengan kejadian Benigna Prostitis Hyperplasia (BPH) dengan masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel dependen (kejadian benigna prostitis hyperplasia) dan variable indevenden (Usia) dengan menggunakan metode metode uji statistik yang digunakan adalah uji statistik chi-square.

Tabel 5.3 Hubungan Usia Dengan Kerjadinya Beniga Prostitis Hiperplasia (BPH) di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2014

  Kejadian BPH No Umur Ya terkena Tidak terkena Total p. value

  BPH BPH ≥

  I 40 tahun

  22

  49

  71 (31,0%) (69,0%) (100%)

  II

  65

  65 40 tahun

  <

  0,0005 (0%) (100%) (100%)

  Jumlah 22 114 136 (16,2%) (83,8%) (100%)

  Berdasarkan tabel 5.3 diatas responden yang berusia 40 tahun atau lebih dari 40 tahun yang terkena Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) adalah 22 (31,0%) dan yang tidak tekena Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) adalah 49 (69,0%). Sedangkan Yang berusia dibawah 40 tahun yang mengalami Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) tidak ada dan yang tidak mengalami Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) adalah 65 (100%) responden. Berdasarka hasil uji statistik. Chi Square didapatkan hasil p. value 0,0005 (p. value < 0,05) artinya ada hubungan bermakna antara umur dengan kejadian Benigna Prostitis Hiperplasi (BPH).

  Pembahasan Januari – 20 tahun 2014 terdapat hasil Dari hasil penelitian ini dilakukan sebagai berikut: di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo

  1. Kejadian Benigna Prostitis

  Baturaja Tahun 2014 pada bulan 1 Hiperpasia

  Berdasarkan hasil peneitian terdapat 16,2% yang terkena penyakit Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) dari

  Ada beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya

  Berdasarkan hasil penelitian hubungan prestasi belajar mata kuliah teori keperawatan Gerontik dengan prestasi belajar praktek pembelajaran klinik (PPK) keperawatan gerontik mahasiswa Poltekkes kemenkes Palembang Prodi keperawatan

  KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian sebanyak 136 responden menunjukkan bahwa sebagian besar bertambahnya usia responden mempunyai pengaruh terhadap Kejadian Benigna Prostitis (BPH), uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian Benigna Prostitis Hyperplasia (BPH) dengan bukti p value 0,0005 (p. value < 0,05).

  meningkat sesui dengan peningkatan umur.

  Prostitis Hiperplasi (BPH)

  60 tahun rata-rata usia penderita adalah 61,4+ -6,4 tahun dengan resiko terkenanya Benigna

  Sebagai perbandingan penelitian dari pendapat lain ditemukan (Comella, 1994), di AS insiden kangker prostat atau Benigna Prostitis Hiperplasi (BPH) mencapai 1-2 per 1000.000 pada usia 40 tahun, dan menjadi 1.600 per 100.000 pria Afrika-Amerika. Sebagai bukti perbandingan lain Keecth membuktikan usia tua lebih dari

  (BPH) dan kemungkinan penyebab menurut teori Dihidrotestosteron (DHT), dengan peningkatan kadar Dihidrotestosteron (DHT) yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat.

  Benigna Prostitis Hiperplasia

  Proses penuaan inilah yang biasanya menunjukan bahwa adanya pengaruh terhadap hormon Testosterone yang menyebabkan terjadinya proses sintesis protein dapat menyebabkan hipertropi jaringan prostat

  71 responden. Hal ini menunjukan bahwa di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja masih ada yang terkena Benigna Prostits

  (BPH) biasanya dialami oleh pria yang berusia 40 tahun atau lebih dari 40 tahun, dan dan pria yang berusia 40 tahun atau lebih dari 40 inilah yang lebih meliki resiko terkena Benigna Prostits Hiperplasi (BPH) dibandingkan dengan pria

  Benigna Prostitis Hiperplasia

  Menurut Purnomo (2005),

  0,0005 (p. value < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian Benigna Prostitis Hiperplasi (BPH).

  Chi Square didapatkan p. value

  Hasil analisa bivariat dengan uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian Benigna Prostits Hyperplasia (BPH) dari 136 jumlah seluruh pasien yang dirawat di RRI Bedah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja pada 1 Januari - 20 Mei 2014, Yang berusia diatas 40 tahun yang mengalami Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) terdapat 22 (31,0%) dari 71 responden. Sedangkan Yang berusia dibawah 40 tahun tidak ada yang mengalami Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH) dari 65 (100%) responden. Hasil uji

  Prostits Hiperplasia (BPH) akan selalu ada setiap tahunya.

  Bedah dari tahun ke tahun menurun angka kejadian tetapi Benigna

  Hiperplasia (BPH), Walaupun kejadian Benigan Prostits Hiperplasia (BPH) ini di RRI

2. Hubungan Usia Dengan Kejadian Benigna Prostitis Hiperplasia (BPH)

  tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara prestasi belajar teori di kelas dan prestasi belajar praktek klinik di lapangan (puskesmas). . Saran : pembekalan teori dalam pembelajaran akan membantu mahasiswa melaksanakan kelancaran tugasnya dalam praktek klinik.

  ke-3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. Muttaqin, Alif, Kumala Sari. 2011

  2. Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 900.000,-

  1. Persiapan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 880.000,-

  Buku Azar Keperawatan Medikal Bedah vol. 2. Edisi ke-8 . Jakarta : EGC

  wildya Suddarth & Brunner. 2002.

  Gejala penyakit dan pencegahanya pedoman kesehatan. bandung: yrama

  center, Nashville, Tenn. Sitorius. Ronald H, 2008

  Proceedings of the National Academy of sciences. Vanderbilt-Ingram Cancer

  Salemba Medika . Robert H.Silverman,Bruce Roth. Jan.15-19, 2006

  Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Edisi ke-1.Jakarta:

  Kapita Selekta Kedokteran . Edisi

  REFERENSI

  Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta Http://Id. Wikipedia. Com/org/wiki/BPH diakses 02 April 2014 Mansjoer, Arif DKK. 2008

  Metodologi penelitian kesehatan . Edisi

  Cipta Dr. Notoatmodjo, soekidjo.2002

  Buku epidemiologi penyakit tidak menular . Edisi ke-2. Jakarta: Rineka

  Medika. Dr. M.N, Bustan. 2007.

  Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data . Jakarta: Salemba

  jilid ke-2. Jakarta: Media Aesculapius Alimul, Hidayat, Aziz. 2009

  Kapita Selekta Kedokteran . Edisi ke-3,

  Aesculapius, Media.2000

A. Rencana Anggaran Ringkasan Anggaran

  

Total Anggaran Rp. 2.780.000,-

  yang dibutuhkan…………………

  (Terbilang: Dua Juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah) Rincian Anggaran

1. Persiapan Penelitian

  a. Perizinan……………………………………… Rp. -

  b. ATK/Fotocopy Kertas A4, 1 Rim……..……… ..…………… Rp. 35.000,- Flast Disk 1 buah………….………………... Rp. 80.000,- Catrigde dan Tinta………. .………………… Rp. 300.000,- Alat Tulis……………………………………… Rp. 200.000,- CD RW 5 buah…………..…..……………… Rp. 25.000,-

  c. Penggandaan kuesioner Rp. 240.000,-

  Sub Total Rp. 880.000,-

2. Pelaksanaan Penelitian

  a. Biaya Pengambilan data/responden Rp. 400.000,-

  b. Transport peneliti Rp. 500.000,-

  Sub Total Rp. 900.000,-

3. Administrasi Pengelola

a. Copy dokumen publikasi/perpustakaan Rp. 1.000.000,-

  Sub Total Rp. 1.000.000,- Total Biaya 1, 2, 3 Rp. 2.780.000,-

  (Terbilang: Dua Juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUANGMASOKA RS. Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 Yeni Elviani, SKM.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Paritas dan Um

0 0 14

HUBUNGAN PHBS TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN LUBUK AMAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS TAHUN 2013 Ns. YUNIKE ,S.Kep.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan PHBS terhadap Kejadian Diare pada

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMAN 2 KABUPATEN OKU TAHUN 2013 D. Eka Harsanto, S.Kp, M.Kes Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKO

0 1 7

Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilyaha kerja Puskesmas Tanjung Agung Gunardi Pome,S.Ag,. M.Kes

1 2 12

LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RRI BEDAH RS IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2013 Ni Ketut Sujati Kestina, M.Kes Poltekkes Palembang prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN

0 0 9

Faktor faktor yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru di RSUD TIPE D Martapura kabupaten OKU Timur tahun 2013. Gunardi Pome. Febri Triana P

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA Pada Balita di Kelurahan SUKARAYA Kecamatan BATURAJA Timur Kabupaten Ogan Komering ULU Tahun 2013

0 1 8

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI selama 2 tahun di kelurahan sukaraya wilayah kerja puskesmas Sukaraya Gunardi Pome,. S.Ag,. M.Kes

0 1 6

PERBEDAAN NILAI GLASGOW COMA SCALE (GCS),TENSI,NADI DAN RESPIRASI PADA 72 JAM PASCA TRAUMA KEPALA PADA USIA MUDA DAN LANSIA DI RSUD Dr.IBNU SUTOWO Ni Ketut,. M.Kes

0 0 10

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI selama 2 tahun di kelurahan sukaraya wilayah kerja Puskesmas Sukaraya tahun 2014. Gunardi, Pome, M.Kes

0 0 12