Fisioterapi Pada Cedera Olahraga Golf

FISIOTERAPI PADA CEDERA OLAHRAGA GOLF
Guna memenuhi tugas mata kuliah Fisioterapi pada Olahraga

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3




Fitri Rahayu
Muhammad Ro’uf
Ratna Aziami Yustiansari

P 27226010047
P 27226010058
P 27226010061

JURUSAN FISIOTERAPI
PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2012


FISIOTERAPI PADA CEDERA OLAHRAGA GOLF
GERAKAN –GERAKAN PADA OLAHRAGA GOLF
Ayunan golf yang efektif idealnya terdiri dari:
1. Fase 1 - Set-up dan grip/address yang tepat
Dalam posisi ini, pemain harus berada dalam keadaan santai di mana otototot tidak aktif namun dalam posisi siap. Pemain harus seimbang dan selaras.
Kaki pemain yang menentukan bahwa pemain tersebut berada dalam
keselarasan yang optimal. Jika kaki sudah tidak selaras dan mempengaruhi
posisi

address,

ayunan

akan

terpengaruh

bahkan


sebelum

pemain

mengayunkan stik golf.
2. Fase 2 – Back Swing
Kaki adalah yang akan memulai backswing. Kekuatan lemah di antara
kedua kaki dan berat badan pemain bergeser dari kedua kaki ke kaki belakang
(hampir seluruhnya) ketika pemain melakukan ayunan. Ini adalah di mana
torsi atau tenaga putaran terbentuk. Tubuh bagian bawah pemain berputar ke
belakang sejauh yang ia mampu akan menciptakan satu gigi untuk melakukan
rotasi dan kemudian tubuh bagian atas. Pemain berputar lebih lanjut lagi di
atas tubuh bagian bawah menciptakan gigi lain untuk rotasi. Ketika keduanya
dikombinasikan, akan tercipta energi dari simpanan energi yang siap
dilepaskan. Ini semua membutuhkan dasar yang stabil, fleksibilitas dan
propriosepsi (sensasi mengontrol gerakan dan posisi tubuh) yang baik. Jika
dasar support pada tubuh pemain terganggu atau mengalami ketidakselarasan
(mal-aligned), maka back swing pemain juga akan terpengaruh sehingga
pemain tidak dapat memukul bola dengan lurus selama melakukan down
swing.

Pada fase ini otot – otot yang banyak bekerja adalah otot – otot ekstremitas
bagian bawah dan otot rotator trunk.
3. Fase 3 – Down Swing
Selama Down Swing, semua energi yang tersimpan dilepaskan secara
bertahap. Tubuh bagian bawah sekali lagi memulai gerakan dengan
melepaskan dan mentransfer berat badan pemain dari kaki belakang ke kaki

depan dengan cepat. Kaki menentukan fondasi yang stabil untuk melepaskan
beban tersebut dan terjadi rotasi. Untuk mendapatkan ayunan yang hebat,
harus ada tekanan yang cukup di tanah. Dengan kata lain, kaki belakang
pemain harus mendorong kuat ke tanah untuk melakukannya. Jika pemain
kesakitan, tidak seimbang atau dalam keadaaan yang tidak selaras, pemain
tidak dapat membuat dorongan yang diperlukan. Agar transfer ini terjadi,
penting untuk memastikan tubuh bagian bawah stabil dan seimbang.
Pergeseran berat badan yang tidak benar dan ketidakmampuan untuk
mempertahankan pusat tekanan juga mempengaruhi kemampuan pemain
untuk memukul bola. Penelitian menunjukkan bahwa mengoptimalkan pola
rotasi dan transfer berat badan akan memfasilitasi hubungan segmental dan
kinematik yang diperlukan untuk melakukan ayunan golf yang efisien, akurat
dan dapat direproduksi, sehingga risiko cedera lebih rendah.

Sama halnya dengan fase sebelumnya, pada fase ini otot – otot yang
banyak bekerja adalah otot – otot ekstremitas bagian bawah dan otot rotator
trunk.
4. Fase 4 – Follow-Through
Fase ini memungkinkan terjadinya perlambatan yang aman dari ayunan
dan disipasi dari kekuatan rotasi besar terjadi. Pergeseran berat badan ke kaki
depan akan memberikan kekuatan geser dan torsi berlebihan pada kaki (di luar
batas). Beban ini bisa mencapai 85 persen dari total berat badan Pemain. Kaki
ikut digeser untuk melakukan rotasi pinggul yang tepat dengan pusat putaran
pada kaki depan. Selama follow through, kekuatan yang lebih banyak
diarahkan pada kaki depan dapat membebani otot yang mengendalikan
gerakan ini secara berlebihan. Sendi-sendi yang melalui sisi kaki ini bisa
mendapatkan stres berlebihan. Dengan berputarnya kaki ke luar batas, kaki
dapat berputar eksternal (keluar). Rotasi eksternal ini dapat membuat lutut
mengalami hiperekstensi (ayunan ke belakang yang berlebihan) dan
berpotensi membebani kaki depan dan juga lutut.
Pada fase ini selain otot – otot ekstremitas bawah dan otot rotator trunk,
juga melibatkan kerja otot – otot bahu, lengan dan tangan dalam gerakan
mengayun dan menukul bola golf.


BERBAGAI CEDERA PADA OLAHRAGA GOLF
Pada olahraga golf, hampir semua bagian tubuh memiliki kemungkinan
untuk menderita cedera. Ketika mengayun tongkat golf dan memukul bola, cedera
kemungkinan terjadi pada leher dan otot. Cedera pada leher biasanya terjadi
akibat mengayun tongkat, mengayun kaki secara berlebihan pada waktu berdiri,
dan mata mencoba terus memusatkan pandangan pada bola.
Sedangkan cedera otot biasanya terjadi karena pemain berlatih berlebihan
atau karena putaran yang kurang betul dan keras saat memukul. Otot yang terkena
cedera adalah otot-otot trapesius dan juga ligamentum nuchae yang terentang
antara dasar tengkorak ke arah antara tulang belikat.
Sedikit turun dari leher, daerah tulang punggung bisa pula terjadi cedera.
Biasanya, ini terjadi karena cedera otot, sendi, atau iritasi pada jaringan saraf.
Bedanya di sini, tulang punggung dilindungi atau ditunjang tulang-tulang rusuk,
sehingga daerah ini lebih jarang mengalami cedera. Pemain yang telah berusia
lanjut, dengan tulang lemah sekali, bila memukul terlalu kuat dapat mengalami
fraktur (patah tulang) pada badan dari ruas-ruas tulang belakang atau tulangtulang rusuk. Dapat pula terjadi rasa nyeri sedikit di antara tulang-tulang rusuk
karena terjepitnya serabut-serabut saraf di tempat itu.
Pada tangan, cedera bisa menimpa ibu jari tangan kiri (pada pemain bukan
kidal) karena pemain merilekskan pegangan tangannya pada puncakback swing.
Rasa sakit pada telapak tangan dasar ibu jari dapat terjadi secara akut, dengan rasa

nyeri tekan pada tendon-tendon serta otot fleksor dan aduktor (otot pada lengan
bawah). Selain itu, dapat pula timbul rasa sakit pada punggung pergelangan
tangan kiri.
Penyebabnya, iritasi pada tulang stiloidem atau tarikan berulang-ulang
pada tempat melekatnya tendon otot-otot ekstensor pada tulang-tulang metakarpal
ke-2 dan 3. Rasa sakit pada punggung pergelangan tangan kiri ini biasanya terjadi
pada mereka yang sering sekali berolahraga golf, terutama kalau pukulannya

mengenai tanah. Sebaliknya, punggung tangan bagian kanan jarang mengalami
cedera.
Bagian tubuh lebih rendah lagi, yakni daerah pinggang, juga sering
mengalami

cedera

akibat

olahraga

golf.


Cedera

ini

terjadi

lantaran

penekanan/pembebanan, sikap badan kurang baik (biasanya karena pinggang
melengkung ke depan atau lordotik), apalagi mengingat kenyataannya banyak
orang yang otot-otot perutnya kurang kuat.
Sedangkan cedera pada pinggang yang kronis dapat terjadi karena berdiri
terlalu lama, memukul pada tempat-tempat sulit, berulang kali membongkok dan
tegak kembali, dan menunggu terlalu lama. Cedera ini terutama sering terjadi pada
turnamen yang cukup panjang waktunya.
Sakit pada pinggang dapat pula terjadi gara-gara kereta golf. Kereta ini
biasanya tidak memiliki sandaran yang cukup baik bagi pengendaranya. Maka,
ketika kereta mendadak bergerak, pinggang penumpangnya akan melengkung ke
belakang secara mendadak pula. Atau, ketika kereta bertenaga listrik dari baterai

ini memantul-mantul dengan keras bila dikendarai di tempat kasar atau kurang
rata. Akibatnya, pemain golf yang menggunakan sarana tersebut bisa menderita
sakit pinggang.
Turun lagi ke bawah, bagian pinggul, lutut, pergelangan kaki, dan kaki
juga rawan terhadap cedera. Pada bagian-bagian tersebut cedera bisa terjadi
lantaran jalan cukup lama dan berdiri terlalu lama ketika bermain. Tandatandanya, rasa sakit pada sendi, pembengkakan, atau terbatasnya gerak. Bila yang
bersangkutan tergolong gemuk berlebihan, kemungkinan mengalami cedera pada
bagian ini lebih besar karena sendi-sendinya mendapat beban terlalu berat.
Untuk mengatasi cedera yang terkait dengan golf dengan efektif,
seseorang tidak hanya harus mendapatkan diagnosis yang akurat, tetapi juga
penting untuk mengidentifikasi keadaan yang dapat memperparah cedera ataupun
memicu terjadinya cedera. Ini memungkinkan adanya pemahaman yang lebih baik

tentang faktor-faktor yang berkontribusi dan membantu menyusun program
perawatan/pemulihan dari cedera.
Jenis cedera yang biasa terjadi pada pemain golf meliputi:


Epicondilitis Medialis / Golfer’s Elbow – Kondisi ini biasa terjadi karena
Mikro trauma berulang akibat gerak flexi pergelangan tangan dan/atau pronasi

siku sehingga mengakibatkan kerobekan (rupture) tendon otot flexor carpi
radialis dan/atau pronator teres, Strain otot flexor carpi radialis dan pronator
teres, Trauma langsung pada sendi siku bagian dalam, Degenerasi jaringan
tendon karena trauma kecil yang berulang, Inflamasi kronis pada tendon otot



carpi radialis dan pronator teres.
Plantar Fasciopathy – Kondisi ini biasanya terjadi karena pronasi yang
berlebihan pada kaki. Ini muncul karena trauma mikro pada ligamen dari
plantar fascia. Plantar fascia bertanggung jawab untuk menunjang lengkungan
kaki (foot arch). Pada kondisi ini, ada nyeri dan kekakuan pada langkahlangkah kaki pertama yang dilakukan di pagi hari dan setelah waktu istirahat.
Nyeri terletak di dekat pusat tumit dan bisa menjalar turun ke lengkungan



kaki.
Cuboid Syndrome – Menggambarkan kondisi yang muncul akibat cedera
pada sendi dan ligamen di sekitar tulang cuboid, salah satu dari beberapa
tulang tarsal pada struktur kaki manusia. Nyeri dapat dirasakan di kaki depan

selama fase down swing dan follow through, namun kedua kaki dapat
terpengaruh. Nyeri terjadi selama posisi berdiri dan mendorong jari-jari kaki
Anda selama berjalan, berlari, atau melompat. Nyeri terjadi di batas luar kaki
Anda dan mungkin ada nyeri tekan di bawah tulang cuboid. Kelemahan di



kaki juga dapat dirasakan.
Achilles Tendinopathy – Otot betis menempel pada tulang tumit belakang
melalui tendon Achilles. Tendon Achilles dapat mengalami cedera dan
meradang ketika kaki mengalami pronasi berlebihan yang menyebabkan
sebuah gerakan memutar pada tendon. Otot betis yang tegang juga dapat
meningkatkan

ketegangan

pada

tendon


dan

berkontribusi

terhadap

peningkatan tekanan. Biomekanika yang buruk, dikombinasikan dengan

aktivitas berjalan dan tekanan yang terjadi selama ayunan juga dapat


memberikan tekanan berlebih pada tendon.
Retrocalcaneal and Calcaneal Bursitis – Kondisi ini mengakibatkan rasa
sakit pada bagian belakang tumit, dekat tendon Achilles. Nyeri di area ini
dapat disebabkan oleh peradangan pada tendon Achilles yang berkaitan
dengan bursa. Dua bursa berada di area ini. Satu di atas tendon Achilles
(calcaneal bursa) dan bursa lain yang letaknya lebih dalam (retrocalcaneal
bursa). Peradangan salah satu atau kedua bursa dapat menyebabkan nyeri di



belakang area tumit dan pergelangan kaki.
Peroneal Tendinopathy – Tendinopathy adalah cedera berlebihan yang dapat
mempengaruhi tendon yang berbeda dalam tubuh. Ini biasanya terjadi sebagai
akibat dari penggunaan kompleks otot dan tendon yang berlebihan yang
menghasilkan respon peradangan pada tendon. Tendon peroneal terletak di
luar pergelangan kaki dan biasanya memang digunakan secara berlebihan.
Nyeri dan pembengkakan pada bagian luar pergelangan kaki atau tumit dapat
terjadi dan rasa sakit akan menjadi lebih parah selama beraktivitas dan akan
membaik dengan istirahat.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CEDERA OLAHRAGA
Pencegahan Cedera
 Menentukan kondisi kesehatan secara umum
 Mendeteksi keadaan postur tubuh yang mungkin dapat menyebabkan cedera
 Mendeteksi keadaan-keadaan yang membahayakan bila yang bersangkutan
melakukan olah raga.
 Melakukan stretching atau pemanasan sebelum melakukan olahraga
Tujuan Penatalaksanaan:





Mengurangi rasa sakit dan bengkak.
Mengembalikan mobilitas secara penuh.
Meningkatkan kekuatan dan stabilitas sendi.
Dapat melakukan aktivitas penuh seperti sedia kala.

Proses Fisioterapi :

1) Anamnesis (tanya jawab dengan pasien), ditanyakan mula timbulnya cidera
2) Palpasi dan Inspeksi (diraba dan dilihat)
3) Pemeriksaan gerak dasar - Pemeriksaan gerak pasif, Pemeriksaan gerak aktif,
Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan
4) Diagnosis, menentukan daerah mana dan bagian apa yang mengalami cidera.
5) Perencanaan, menentukan pengobatan yang paling tepat untuk cidera yang
dialami.
6) Pelaksanaan tindakan
7) Evaluasi.
Secara prinsip seperti pula pada cidera yang lain maka upaya penyembuhan
adalah kesempatan jaringan untuk sembuh baik sehingga tidak menimbulkan
jaringan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu prinsip pengobatan pada kondisi
akut mempunyai program yang sangat terkenal yaitu berikan RICE, yaitu ;
 R : Rest : Istirahat dari kegiatan yang menimbulkan rasa sakit.
 I : Ice : Lakukan cold terapi atau kompres es (gambar )untuk membatasi
pembengkakan. Lakukan cold terapi selama 15 menit setiap 2 jam untuk hari
pertama dan frekuensi dapat dikurangi secara bertahap sampai 3 kali sehari
selama beberapa hari.untuk perhatian jangan tempelkan es langsung ke kulit
karena dapat mengakibatkan “ice burns”.
Kontraindikasi dalam melakukan cold terapi antara lain:
 Raynauds Phenomenon : suatu kondisi dimana akan mempengaruhi
blood vessel yang berukuran kecil pada ekstremitas, pemberian dingin


secara berlebihan akan menimbulkan kembali simptom ini .
Cold Hypersensitivity : ada banyak cold hypersensitivity, antara lain:
1. Cold Urticaria – dikenal juga dengan sebutan hives. Munculnya
kembali histamine selama re-warming setelah beberapa waktu,
timbul kemerahan dan adanya rasa gatal pada kulit.
2. Cold Erythema – adanya ruam ditandai dengan kemerahan dan gatal
disebabkan karena terpapar dingin, bisa menyebabkan nyeri dan
spasme otot.
3. Cold Hemoglobinuria – ketika sel darah merah turun terlalu cepat
sehingga beberapa HB tidak bisa bersatu dengan protein darah.
4. Anesthesia – apabila ada daerah yang tidak dapat merasakan sensasi
maka cold terapi tidak boleh diberikan.

Demikian juga dalam melakukan cryotherapy, dibutuhkan perhatian dan
kehati-hatian dengan kondisi:



Cardiac Conditions – seperti Arthymia, Angina atau CHD
High Blood Pressure – vasokontriksi dapat menyebabkan



meningkatnya tekanan darah.
Superficial Nerves – Cold therapy tidak boleh diberikan pada daerah

dimana saraf terletak pada permukaan.
 Healing Wounds – Cold therapy tidak boleh diberikan pada luka baru.
 C : Compression : Menerapkan kompresi pada cedera memiliki efek
mencegah terjadi pembengkakan berlebihan dan harus diterapkan selama
sekitar 24-48 jam dari mulai cedera. Tujuan sebagai pengarah gerak dan
mengurangi rasa nyeri tetapi jika saat gerakan terjadi rasa nyeri maka akan
berfungsi sebagai penahan lingkup gerak sendi dan otot dan sangat efektif
pada saat ada bengkak sebagai kompresi.
 E : Elevation : bertujuan untuk mengurangi pembengkakan pada lutut
apabila perlu, melalui sistem vakuler dan limfatic, dengan cara
meninggikan kaki lebih tinggi dari hip.
Dan hindari HARM, yaitu
H: heat, peberian panas justru akan meningkatkan perdarahan
A: alcohol,akan meningkatkan pembengkakan
R: running, atau exercise terlalu dini akan memburuk cidera
M: massage, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.
Rehabilitasi pada cedera olahraga dibagi menjadi dua bagian:
Bagian 1 meliputi pembebasan dari kerusakan jaringan (tendon, ligament
atau otot) sepanjang ada tanda-tanda bengkak atau nyeri. Adalah penting untuk
menghindari istirahat yang terlalu lama selama menjalani latihan, dan latihan
harus terus dilakukan pada jaringan-jaringan yang tidak mengalami cidera.
Dibutuhkan lebih banyak waktu untuk memulihkan jaringan yang cidera

dibandingkan untuk merusaknya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk
memulihkan cidera seperti semula. istirahat selama latihan dapat memperlemah
semua otot, tendon, ligament dan tulang:
a. latihan kebugaran (bersepeda, berenang, lari dengan injury pada tubuh bagian
atas apabila memungkinkan)
b. latihan beban dengan semua otot yang tidak cidera
c. latihan ketangkasan untuk pencegahan dan koordinasi.
Bagian 2 meliputi rehabilitasi yang spesifik pada jaringan yang rusak, dengan
tujuan membuat jaringan menjadi sangat kuat dan dapat mengatur beban yang
diperlukan. Rehabilitasi yang spesifik harus dimulai 24-48 jam setelah cidera
terjadi (sehingga tidak menimbulkan perdarahan yang lebih buruk).

DAFTAR PUSTAKA
http://klinikfisioterapisatria.blogspot.com/2012/01/golfers-elbow-syndrome.html
http://tusuka.wordpress.com/2012/04/17/golf-pun-bisa-bikin-cedera/
http://arifsugiri’s.blogspot.com/golf/sekilas-tentang-fisioterapi-pada-cidera.html
http://www.rujito-fisioterapi.com/2009/11/fisioterapi-pada-cidera-akut/

http://duniafitnes.com/health/apakah-anda-sudah-bermain-golf-dengan-benar.html
http://www.ArticleStreet.com/profile/matth02-786.html

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65