127686 522 Perubahan Penampilan Fisik Dan Motorik Pada Usia Lanjut1

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pertambahan umur secara proporsional pada kelompok 45 tahun atau lebih dan
peningkatan secara umum dalam harapan lamanya orang hidup, merupakan kajian
tentang bertambahnya umur.
Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh setelah
mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan.
Penurunan kemampuan melakukan aktifitas dan kemampuan kerja menjadi menurun.
Penurunan tersebut karena penyusutan jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi
jaringan otot, system saraf, dan organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis
neurologis terjadi sesudah berumur 30 sampai 40 tahun dengan irama penurunan yang
berbeda untuk setiap orang.
Kemampuan mengangkut sisa-sisa produksi dalam tubuh juga mengalami
penurunan. Integritas system syaraf yang merupakan unsur vital dalm koordinasi respons
muscular juga menurun dan berakibat menurunnya kemampuan koordinasi gerakan.
Kecepan reaksi yang meliputi kecepatan merespon terhadap rangsangan, waktu reaksi
dan waktu gerak mengalami penurunan demikian pula persepsi kinestetik yang
merupakan rasa gerak untuk mengetahui posisi tubuh dalam gerak juga mengalami
penurunan.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan fisik dan gerak pada usia lanjut

b. Adakah perubahan syaraf otot dan kekuatan
c. Adakah perubahan dalam keseimbangan, koordinasi dan sistem syaraf
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui perkembangan fisik dan gerak pada usia lanjut
b. Untuk mengetahui perubahan syaraf otot dan kekuatan
c. Untuk mengetahui perkembangan dalam keseimbangan, koordinasi dan sistem
syaraf

1

BAB II
Pembahasan
2.1. Perubahan penampilan fisik dan motorik pada usia lanjut
Pertambahan umur secara proporsional pada kelompok 45 tahun atau lebih dan
peningkatan secara umum dalam harapan lamanya orang hidup, merupakan kajian
tentang bertambahnya umur.
Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh setelah
mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan.
Penurunan kemampuan melakukan aktifitas dan kemampuan kerja menjadi menurun.
Penurunan tersebut karena penyusutan jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi

jaringan otot, system saraf, dan organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis
neurologis terjadi sesudah berumur 30 sampai 40 tahun dengan irama penurunan yang
berbeda untuk setiap orang.
Kemampuan mengangkut sisa-sisa produksi dalam tubuh juga mengalami
penurunan. Integritas system syaraf yang merupakan unsur vital dalm koordinasi respons
muscular juga menurun dan berakibat menurunnya kemampuan koordinasi gerakan.
Kecepan reaksi yang meliputi kecepatan merespon terhadap rangsangan, waktu reaksi
dan waktu gerak mengalami penurunan demikian pula persepsi kinestetik yang
merupakan rasa gerak untuk mengetahui posisi tubuh dalam gerak juga mengalami
penurunan.
Selain penurunan kemampuan fungsi fisiologi dan neorologis terjadi pula
penurunan berbagai kemampuan lain, seperti:
 Penyesuaian diri terhadap proses pemulihan sesudah bekerja atau berlatih.
 Fleksibelitas persendian
 Kontrol tubuh
 Elastisitas otot
 Sensivitas pendengaran
 Ketajaman penglihatan

2


 Daya ingat
Keluhan yang sering dialami orang lanjut usia adalah sukar tidur dan mengalami
kekakuan otot maupun persendian. Sejalan dengan penurunan kemampuan fungsi-fungsi
organ-organ tersebut, maka kemampuan fisik seperti kekuatan, keseimbangan, ketahanan,
kecepatan, dan kelenturan(fleksibilitas) juga mengalami penurunan.
Perubahan-perubahan struktur dan penurunan fungsi fisiologis secara bersama-sama
meningkat setelah umur 30 tahun. Perubahan yang terjadi pada kekuatan dan kemampuan
fisik yang lain, memberikan pengaruh pada kemampuan kerja seseorang. Hasil penelitian
tentang kerja maksimal melalui tes memanjat dengan dua kaki bersama-sama, menujukan
bahwa pencapaian tingkat optimal untuk wanita sekitar umur 25 tahun sedangkan puncak
penampilan kerja pria terjadi sekitar 28 tahun. Setelah penampilan optimal dicapai oleh
kedua jenis kelamin maka terjadi penurunan terus-menerus dalam rata-rata kerjanya.
Kecepatan pengiriman sari maknan dan oksigen menuju daerah otot yang
sedangkan melakukan aktivitas, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas
dan gerakan sebagai hasil aktivitas itu sendiri. Semua itu banyak tergantung dari
pemompaan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Penurunan secara terus –menerus ratarata denyut nadi tertinggi selama kerja maksimal yang terus menerus terjadi sesuai
bertambahnya usia seseorang. Waktu sirkulasi darah memerlukan jangka waktu yang
lebih lama bagi pria umur 70 tahun bila dibandingkan dengan yang baik. Akan tetapi
perbandingan sel-sel darah merah dan volume darah antara pria umur 70 tahun dengan

yang mudah menunjukan perbedaan yang kecil. Selanjutnya dinyatakan bahwa ukuran
badan, volume jantung dan volume darah tidak berhubungan dengan rata-rata denyat nadi
maksimal atau kerja maksimal bagi orang lanjut usia.
Bertambanya usia orang dewasa juga mempengaruhi sistem pernapasan yang mulai
berkurang dalam kapasitas vital, volume maksimal pernapasan, dan pengambilan oksigen
secara maksimal selama latihan. Penurunan kapasitas vital dari umur 30 ke 80 tahun
adalah 40 persen, sedangkan pengurangan kapasitas maksimal parnapasan hampir 60
persen. Perubahan-perubahan yang besar terjadi dalam kapasitas total paru-paru, dan
dalam pengeluaran pernapasan sisa pada usia tua.

3

2.2. Perubahan syaraf otot dan kekuatan
Susunan otot dan dalam tubuh seseorang merupakan alat yang dapat
memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan dalam badan. Kekuatan otot merupakan
kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Dalam pengukuran
kekuatan otot yang diukur adalah kekuatan maksimal isometri kontraksi tampa
pamendekan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shock (1962) melalui pengukuran kekuatan
menggenggam pada pria sesudah umur 22 tahun menujukan penurunan kekuatan sesuai

dengan bertambahnya umur seseorang. Pada umur 80 tahun kekuatan menggenggam
tidak lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki umur 13 tahun. Penurunan kekuatan
menggenggam mengalami penurunan drastis sesudah umur 35 tahun yang turun sampai
44 kg kemudian menjadi 23 kg pada usia 90 tahun. Bertambahnya umur seseorang juga
ditandai dengan penurunan kekuatan pada bagian-bagian lain dari badan. Hilangnya
kekuatan daya tahan, yaitu sejumlah kekuatan menggenggam yang dapat dilakukan
selama 1 menit pada umur 75 tahun tidak jauh berbeda dengan daya tahan menggenggam
anak laki-laki umur 13 tahun. Kekuatan menggenggam sebesar 28 kg pada umur 20 tahun
menurun menjadi 8 kg pada umur 75 tahun.
Perubahan-perubahan yang terjadi dengan bertambahnya umur sesorang pada selsel otot dan syaraf yang ditentukan oleh tingakat kematangan dari sel-sel itu sendiri pada
usia dewasa. Sel-sel otot dan syaraf relatif akan teap bertahan atau mengalami sedikit
perubahan selama seseorang masih melakukan latihan.
Selama bertambahnya umur pada masa dewasa seseorang akan mengalami
perubahan kapasitas fungsi otot yaitu: penurunan kecepatan gerak, waktu reaksi dan
waktu kontraksi otot.
Koordinasi cenderung terganggu dengan bertambahnya umur terutama dengan
kegiatn-kegiatan yang memerlukan ketepatan waktu dan gerakan yang selalu berubah
antara cepat dan lambat.hal tersebut merupakan pengaruh yang terjadi karena penurunan,
kekuatan, kecepatan, dan daya tahan terhadap kelelahan.


4

Penurunan kekuatan otot mempunyai variasi perbedaan antar kelompok otot.
Penurunan kekuatan otot-otot fleksor tungkai bawah dapat diliat pda orang tua yang
sedang melakukan gerakan naik tangga yang mengalami kesulitan demikian pula ada
kekakuan tungkai pada waktu lari atau joging.
Otot diagfarma yang sangat diperlukan dalam kegiatan melakukan pernapasan
hanya mengalami sedikit penurunan. Apabila terjadi penurunan pada otot diafarma, maka
penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya serabut otot yang berfungsi baik dan
menyusutnya diagfarma secara otot.
Penurunan masa otot dan kekakuan bertambahnya usia orang dewasa atau tua dapat
dihambat dengan melakukan latihan beban secara teratur. Dari hasil penelitian dinyatakan
bahwa setelah berlatih 8 minggu dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu, kekuatan
meningkat pada kelompok muda maupun tua.
Seorang pria mulai mengalami penurunan kekuatan isometrik setelah umur 30
tahun, namun ada yang masih bertahan sampai umur 45 tahun, kemudian menurun secara
lambat. Pada usia 65 tahun seorang pria mengalami penyusutan kekuatan sebesar 15
persen dari puncak kekuatan maksimum, setelah itu terjadi penurunan kekuatan yang
lebih cepat. Sebelum usia 25 tahun terjadi kenaikan daya tahan otot secara teratur,
kemudian menurun sampai umur 75 tahun yang memiliki daya tahan otot yang sama

dengan penampilan anak laki-laki 12 – 15 tahun.
Kekuatan maksimum pada wanita dicapai pada umur 17 tahun melalui latihanlatihan beban selama masa mudanya, selanjutnya masih bertahan selama tetap berlatih
sebagai seorang atlit. Namun demikian pengembangan kekuatan wanita hanya sekitar 2/3
dari puncak kekuatan pria pada umur yang sama. Hal tersebut terjadi karena adanya
perbedaaan ukuran otot baik besarnya otot maupun proporsinya dalam tubuh.
Kekuatan maksimum untuk pria maupun wanita masih dapat meningkat sampai
umur 25 tahun dan setelah itu terjadi penurunan. Pada umur 65 tahun kekuatan otot
tinggal 65 – 70% dari yang mereka miliki pada usia 20 – 30 tahun.

5

2.3. Perubahan dalam keseimbangan, koordinasi dan sistem syaraf
Pegembangan keseimbangan sama pentingnya dengan kekuatan dalam usaha
pengembangan keterampilan gerak dasar. Selama masa pertumbuhan keseimbangan
maningkat, kemudian menurun sampai berada dalam keadaan berhenti selama masa
dewasa dan usia tua.
Penelitian tentang hubungan antara keseimbangan dengan usia tua tidak banyak
dilakukan dibandingkan dengan penelitian yang berhubungan dengan perubahan
fisiologis dengan fungsi syaraf , kekuatan dengan perubahan otot dan keterampilan gerak.
Hasil penelitian tentang pengaruh latihan pada orang-orang umur 69 tahun

menyatakan bahwa rata-rata skor tes sebelum latihan keseimbangan adalah 14,1 untuk 14
orang pria dan 7,6 untuk wanita. Selama 8 minggu program latihan yang terdiri dari 5
periode mingguan dengan satu jam setiap periode latihan, mereka mengikuti latihan,
jalan, joging, permainan dengan bola, senam dan renang. Hasil tes akhir setelah
mengikuti program latihan 8 minggu, ternyata latihan wanita memiliki kenaikan rata-rata
skor keseimbangan menjadi 9,0 sedangkan pria menjadi 15,2 atau wanita memiliki
kenaikan rata-rata skor keseimbangan lebih tinggi dibandingkan pria pada usia 69 tahun
selain terjadi peningkatan keseimbangan, ternyata untuk kedua jenis kelamin juga
mengalami peningkatan kardiovaskuler. Mereka yang terlatih ternyata juga memiliki
kondisi fisik lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Perbedaan antara pria dan wanita lanjut usia ditandai dengan menurunnya kondisi
tulang dengan bertambahnya umur seorang adalah bahwa pada wanita terjadi
kecenderungan keropos tulang dengan perbandingan 4:1, sehingga mudah terjadi patah
tulang.
Pemeliharaan keseimbangan tergantung dari vestibular masukan syaraf mata yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan anantomis dengan bertambahnya umur
seseorang. Perubahan fungsi vestibular untuk pria maupun wanita tidak terdapat
perbedaan, tetapi perubahan secara anatomis yang menyangkut fungsi syaraf,
pendengaran yang mulai melemah biasanya pria malebihi wanita pada usia 65 – 74 tahun.


6

Demikian pula hilangnya pendengaran yang baik pada frekuensi yang tinggi pada pria
lebih besar dibanding wanita. Sedangkan perubahan penglihatan pria maupun wanita
setelah usia 60 tahun tidak terjadi perbedaan .
koordinasi merupakan kemampuan mengontrol otot-otot yang melibatkan kerja
sama antara otot satu dengan yang lain untuk melaksankan tugas secara disien
mempunyai hubungan dengan umur seseorang. Sesudah umur 39 tahun koordinasi
menurun secara tetap, sedangkan kepadatan tubuh menurun sesudah umur 40 tahun.
Hilangnya jaringan otot, berkurangnya fungsi tulang dan bertambahnya jumlah lemak
dalam badan, semuanya memberikan perubahan terhapap komposisi badan yang
berhubungan dengan hilangnya koordinasi.
Pada usia lanjut terjadi penurunan kemampuan melakukan keterampilan jarak,
karena menurunnya berbagai kemampuan fisik seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan
dan reaksi.
Seorang lanjut usia dapat mengharapkan hasil positif dari latihan yang melakukan
meskipun persentase peningkatan hanya sedikit bila dibandingkan dengan yang muda.
Bertambahnya umur seseorang berarti hilangnya aktivitas jaringan otot yang
mengakibatkan rendahnya metabolisme. Sejumlah perubahan yang terjadi pada fungsi
kardiovaskuler akan mengakibatkan perubahan gaya hidup orang tua. Dengan kegiatan

fisik yang singkat sudah cepat meningkatkan denyat nadi, sedangakan untuk kembali ke
denyut nadi normal diperlukan waktu yang agak lama. Dalam melakukan beban kerja
tertentu sering berakibat meningkatkan tekanan darah diastolik, meningkatkan asam
laktat dalam darah, dan kebutuhan oksigen yang besar bagi orang tua volume darah yang
dipompakan jantung menurun sangat kecil dengan bertambahnya umur sesorang, tetapi
dengan denyut nadi yang lambat maka keluaran darah jantung juga berkurang.
Sesudah umur 25 tahun kemampuan kerja maksimum seorang pria menurun satu (1)
persen setiap tahun. Sedangkan penurunan yang terjadi pada wanita sedikit lebih besar
dibanding pria. Menurut Skinner (1973) sesudah umur 30 tahun memperlihatkan
perubahan pada stuktur dan kimiawi pada jaringan. Hasil penelitian lain menyebukan
bahwa pada pria yang kurang aktif, kemampuan kardiovaskuler menurun 25 persen dari
umur 17 tahun sampai umur 44 tahun.

7

Orang tua yang umumnya dapat mengingat kembali informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan yang muda. Ada dua penjelasan yang masuk akal tentang
menurunnya daya ingat orang tua. Pertama, rusaknya fungsi syaraf-syaraf dalam otak
yang terjadi karena proses menua yang meliputi perubahan struktur pada otak. Kedua
terjadinya penurunan fungsi pada proses ingatan.

Ingatan dipengaruhi oleh proses menua, jangka waktu ingatan terhadap sejumlah
informasi dapat dipertahankan sampai umur kurang lebih 60 tahun akan tetapi informasi
dalam bentuk angka tidak dapat diingat secara baik oleh orang tua.
Proses berkurangnya ingatan terhadap kode-kode (sandi) merupakan karakteristik
dari orang lanjut usia. Orang tua mengalami kemunduran untuk mendapatkan kembali
informasi sandi ke dalam ingatan, tetapi hal tersebut sulit untuk dinilai. Apabila orang
lanjut usia

gagal mengigat kembali

suatu informasi, hal tersebut disebabkan dua

kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah bentuk informasi berupa sandi sedangkan
kemungkinan kedua adalah bahwa informasi bukan merupakan bentuk sandi tetapi
memang sulit untuk diingat kembali.
Beberapa bukti menujukan bahwa hilangnya ingatan disebabkan oleh lambatnya
fungsi pikir. Seorang tua melakukan proses mengingat seperti halnya yang dilakukan oleh
orang muda, tetapi orang tua melakukan lebih lambat.
Perubahan panca indra pada lanjut usia
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.

8

f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
2) Pendengaran.
Gangguan pada pendengaran.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan
berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

Aktivitas fisik yang dilakukan oleh lanjut usia guna menjaga kebugaran.
Olahraganya yaitu:
1.Pekerjaan rumah atau berkebun
Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga
kesegaran jasmani, tetapi harus dilakukan secara tepat, agar nafas sedikit lebih cepat,
denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah. Akan tetapi perlu selalu dikontrol
terhadap peningkatan denyut nadi jangan sampai melebihi batas maksimal.

2.Berjalan kaki
Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya makin lama
makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Bila anda memilih jenis ini
sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 5 – 6, dikala udara masih bersih dan

9

segar. Lokasi terbaik adalah daerah perkebunan atau pegunungan yang jauh dari asap
kendaraan bermotor, pabrik yang menyebabkan polusi udara

3.Berenang
Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh. Latihan ini lebih baik lagi untuk
orang – orang yang mengalami kelemahan otot atau kaku sendi, asalkan dilakukan secara
teratur.

4.Lompat tali
Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan (menggerakkan tali secara
berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak daripada lari perlahan

Kegiatan fisik yang baik yang dilakukan oleh orang tua adalah olahraga yang
bertujuan untuk meningkatkan kesgaran jasmani. Melalui latihan-latihan yang sifatnya
aerobik dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. meningkatkan efisiensi paru-paru, artinya dengan sedikit tenaga yang
digunakan diperoleh masukan udara yang sebanyak-banyaknya
2. meningkatkan efisiensi kerja jantung, pengaruh latihan penyebabnya ototootot jantung berkerja lebih kuat dan memompakan darah lebih banyak dalam
setiap denyut.
3. meningkatkan daya kerja otot dan pembuluh darah sehingga mempermudah
sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
4. meningkatkan jumlah ukuran pembuluh-pembuluh darah ke seluruh jaringan
tubuh sehingga mempermudah transportasi oksigen.

10

BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh setelah
mencapai puncak kematangan usia dewasa fungsi organ tubuh mengalami penurunan.
Penurunan kemampuan melakukan aktifitas dan kemampuan kerja menjadi menurun.
Penurunan tersebut karena penyusutan jaringan tubuh secara bertahap, yang meliputi
jaringan otot, system saraf, dan organ-organ vital lainnya. Penurunan fungsi fisiologis
neurologis terjadi sesudah berumur 30 sampai 40 tahun dengan irama penurunan yang
berbeda untuk setiap orang.

11

Daftar Pustaka
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan. Depkes :Jakarta
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Lanjut
Usia. Depkes :Jakarta
Sugiyanto, perkembangan dan belajar motorik; jakarta: Universitas Terbuka,2005

12

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65