Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif P

Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif PENGARUH WISATA PENDAKIAN
GUNUNG ANDONG TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI
MASYARAKAT
PENGARUH WISATA PENDAKIAN GUNUNG ANDONG TERHADAP
KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT
(Studi Kasus Wisata Pendakian Gunung Andong, Dusun Sawit, Desa Girirejo,
Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah)
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak di bidang jasa yang sampai
saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia, khususnya di Negara Indonesia,
banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para pelaku pariwisatabaik
domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi Negara Indonesia.Indonesia
adalah salah satu negara di dunia yang menyimpan banyak potensi wisata, baik itu
wisata alam, maupun wisata minat khusus. Potensi sumber daya alam dan
ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai pelestarian alam
dan sekaligus sebagai wisata alam dan wisata minat khusus, misalnya gunung, laut,
sungai, pantai, flora termasuk hutan, fauna, air terjun, danau dan pemandangan
alam.
Dengan adanya perkembangan dalam dunia pariwisata, belakangan ini
wisataminat khusus mulai digemari oleh wisatawan.Wisata minat khusus adalah
jenispariwisata aktif yang pada umumnya melibatkan wisatawan sebagai pelaku,

bukansebagai penonton. Sifatnya yang menantang dan tak jarang memiliki resiko
yangtinggimenyebabkan wisatawan yang ingin menikmati wisata jenis ini dituntut
memiliki stamina fisik yang prima, serta persiapan yang cermat sebelum
melakukannya, tak jarang pula harus diawali dengan latihan cukup berat dan
pengadaan peralatan yang tidak murah. Oleh karena itu, jenis pariwisata ini

didominasi oleh kelompok usia tertentu.Berpedoman pada apa yang di cari
wisatawan, maka keutuhan lingkungan alam menjadi syarat yang perlu dijaga dan
dilestarikan.Selain menjaga keutuhan lingkungan alam, masyarakat juga harus
merasakan manfaat dan ikut berpartisipasi dari adanya kegiatan wisata minat
khusus tersebut. .
Salah

satu

bentuk

partisipatif

dalam


pariwisata

adalah

dengan

menerapkan Community Based Tourism (CBT).Bentuk perencanaan pariwisata ini
memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat
dalam manajemen dan pembangunan pariwisata.Masyarakat yang tidak terlibat
langsung dalam usaha usaha pariwisata seharusnya juga mendapat keuntungan dan
pemberdayaan serta distribusi keuntungan kepada masyarakat yang kurang
beruntung di pedesaan/pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dengan demikian, CBT berperan sebagai suatu pendekatan pembangunan
pariwisata yang menekankan pada peran aktif masyarakat lokal (baik yang terlibat
langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk memberikan
kesempatan (akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung
pada pemberdayaan, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegitan
pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat lokal.Gagasan tersebut sebagai wujud
perhatian yang kritis pada pembangunan pariwisata yang sering kali mengabaikan

hak masyarakat lokal di daerah tujuan wisata, terutama dalam kegiatan wisata
minat khusus.Masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata minat khusus juga harus
mampu mengembangkan potensi wisata yang ada sebagai daya tarik wisata minat
khusus.
Banyak daerah-daerah di Indonesia yang sedangmengembangkan wisataminat
khusus sebagai daya tarik wisata di daerahnya, mulai dari air (water sport), udara
(aerosport) dan darat seperti mendaki gunung, berburu, menembak, memancing,
perlombaan perahu layar, paralayang, dan sebagainya.Salah satu wisata minat

khusus yang sedang digemari pada saat ini adalah mendaki gunung.Mendaki
gunung adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapapun baik itu laki-laki,
perempuan, anak-anak, orang tua dan manula sekalipun dapat melakukan kegiatan
ini.
Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya,
selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.Karena hal
itu, sebelum melakukan pendakian, setiap pendaki harus melakukan persiapan
yang matang.Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan untuk diri pendaki dan
alam.Salah satu tempat yang dapat dijadikan tempat kegiatan pendakian adalah
Gunung Andong.

Gunung

Andongadalah

sebuah gunung bertipe

perisaidi Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini belum pernah mempunyai riwayat aktivitas
meletus. Gunung Andong terletak diDusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan
Ngablak, kabupaten Magelang dan berketinggian sekitar 1.780 mdpl.Gunung
Andong merupakan salah satu dari beberapa gunung yang melingkari
Magelang.Berdampingan dengan Gunung Telomoyo, gunung ini berada di
perbatasan wilayah Salatiga, Semarang, dan Magelang.
Gunung Andong cukup menonjol diantara pegunungan-pegunungan yang
membentang di daerah sekitarnya.Jika diperhatikan 2 puncak yang berada di
Gunung Andong terlihat seperti Punuk Unta. Itulah tidak sedikit orang yang
menamakan puncak gunung ini dengan nama puncak Punuk Unta. Terdapat 3 jalur
pendakian untuk mencapai puncak Punuk Unta yaitu daru sisi tenggara, timur laut
dan barat.Banyak pendaki menyebut gunung ini memang tidak tinggi, namun tetap

butuh nyali untuk mencapai puncaknya.
Pada saat ini Gunung Andong banyak diminati oleh pendaki yang berasal dari
dalam negeri maupun dari luar negeri.Dengan banyaknya pendaki yang berkunjung

ke Gunung Andong seharusnya memberikan pengaruh yang positif bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar.Akan tetapi pada kenyataannya masyarakat
sekitar belum sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan
pendakian di Gunung Andong.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Wisata Pendakian Gunung Andong
Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Wisata Pendakian
Gunung Andong, Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah)”.
B. Batasan Masalah
Agar bahasan tidak keluar dari topik permasalahan, maka peneliti membatasi
masalah pada pengaruh wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten
Magelang
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka hal

rumusan masalah penelitian adalah sejauh mana pengaruh wisata pendakian
Gunung Andong terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Sawit, Desa
Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh wisata
pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun
Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan
mengenai pengaruh wisata pendakian terhadap kesejahteraan masyarakat serta
dapat dijadikan sebagai referensi peneliatian yang relevan bagi mahasiswa
khususnya pada Jurusan Hospitality dan dapat menambah daftar kepustakaan STP
AMPTA Yogyakarta
2. Bagi pengelola daya tarik wisata Gunung Andong
Penelitian ini dapat memberikan acuan kerja bagi pihak pengelolah daya tarik
wisata Gunung Andong tentang pengaruh wisata pendakian Gunung Andong untuk
mensejahterakan perekonomian masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo,

Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui, analisis dan menambah pengetahuan mengenai
pengaruh wisata pendakian terhadap kesejahteraan masyarakat serta untuk
menerapkan teori-teori yang didapat oleh peneliti pada saat menerima mata kuliah
dan wacana bagi pengembangan usaha jasa pariwisata.
F. Landasan Teori
1. Pengertian Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan
sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat
membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada
hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi
dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan
dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa
daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu
yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkan.
2.


Pariwisata

Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti
banyak, berkali-kali dan berputar-putar , sedangkan wisata berarti perjalanan atau
bepergian. Jadi, pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan
berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan kata untuk istilah tourism
dalam bahasa Inggris.Pengertian pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10
tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
Istilah pariwisata ( tourism ) baru muncul di masyarakat kira-kira pada abad
ke-18, khususnya setelah revolusi industri di Inggris. istilah pariwisata berasal dari
dilaksanakannya kegiatan wisata ( tour ), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat
tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal sehari-hari dengan suatu
alasan apapun selain bukan melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau
gaji.Berdasarkan beberapa pengertian pariwisata di atas, maka pariwisata
merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu
menciptakan pengalaman dan perjalanan bagi wisatawan.
3.


Bentuk Wisata
Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat
diklasifikasikan bentuknya ke dalam beberapa kategori berikut ini:

a. Menurut asal wisatawan
Dilihat dari asal wisatawan, apakah asal wisata itu dari dalam atau luar
negeri.Jika dalam negara berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat
sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya (pariwisata domestik),
sedangkan jika ia datang dari luar negeri dinamakan pariwisata Internasional.
b.

Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang
asing.Pemasukan valuta asing itu berarti memberi efek positif terhadap neraca

pembayaran luar negara suatu yang dikunjungi wisatawan ini disebut pariwisata
aktif.Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri memberikan efek
negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya ini dinamakan
pariwisata aktif.
c. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan
pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan.
Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan jangka panjang,
yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku oleh suatu negara
untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksud.
d. Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang, apakah
sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah
istilah-istilah pariwisata tunggal dan rombongan.
e. Menurut alat angkut yang dipergunakan
Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh
sangwisatawan, maka katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,
pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang
wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
4.

Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.


a.Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam:
1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,
2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,
3) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata
harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menarik
wisatawan untuk datang untuk datang.Membangun suatu objek wisata harus
dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.
b.Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
4) Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5) Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
1) Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari
pembangunan

objek

wisata

tersebut.Perkiraan

untung-rugi

sudah

harus

diperkirakan dari awal.Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali
modal pun sudah harus diramalkan.
2) Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan
untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi

secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja/berusaha, dapat meningkatkan
penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti
pajak,perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan
dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga
memperhatikan dampaknya secara lebih luas. Sebagai contoh,pembangunan
kembali

candi

Borobudur

tidak

semata-mata

mempertimbangkan

soal

pengembalian modal pembangunan candi melalui uang retribusi masuk candi,
melainkan juga memperhatikan dampak yang ditimbulkannya, seperti jasa
transportasi, jasa akomodasi, jasa restoran, industri kerajinan, pajak dan
sebagainya.
3) Kelayakan Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk
membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah.
Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata
tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
4) Kelayakan Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata.Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan
rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.Pembangunan objek
wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber
daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan
antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam dan manusia
dengan Tuhannya.

c. Jenis-jenis daya tarik wisata
Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi
tiga macam, yaitu :
1) Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta
memilikidaya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada
usaha budi daya.
Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :
a)
b)

Flora fauna
Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem

hutan bakau
c)
Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
d) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha
perikanan
2) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya TarikWisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan
sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah,
upacara adat, senipertunjukan dan kerajinan.
3) Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan
di Indonesia.Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai
motivasi khusus.Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki
keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobat
an, agrowisata, dan lain-lain.
Suatu obyek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus
memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani
(1991:11) syarat-syarat tersebut adalah:

1) What to see
Di tempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang berbeda
dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki
daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan ”entertainment” bagi
wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam,kegiatan kesenian, dan atraksi
wiata.
2) What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus
disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lamadi
tempat itu.
3) What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang
souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat
asal.
4) What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi obyek
wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama tiba
ketempat tujuan wisata tersebut.
5) What to stay
Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur di
obyek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau
hotel non berbintangdan sebagainya.
Selain itu pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas:
1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

3) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
5) Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara–upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya menusia pada masa lampau.
5.

Wisata Minat Khusus
Kita sering mendengar istilah wisata minat khusus yang belakangan ini
banyak dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan outdoor seperti mendaki gunung atau
arung jeram. Dari segi pengertian, wisata minat khusus petualangan dapat
didefinisikan sebagai bentuk perjalan wisata yang dilakuka di suatu lokasi yang
memiliki atribut fisik yang menekankan unsur tantangan, rekreatif, dan pencapaian
keinginan seorang wisatawan melalui keterlibatan/ interaksi dengan unsur alam.
Wisatawan yang terlibat dalam wisata minat khusus dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:

a.

Kelompok Ringan (Soft Adventure): Kelompok yang melihat keterlibatan dirinya
lebih merupakan keinginan untuk mencoba aktifitas baru, sehingga tingkat

tantangan yang dijalani cenderung pada tingkat ringan sapai rata-rata.
b.
Kelompok Berat (Hard Adventure): Kelompok yang memandang
keikutsertaannya dalam kegiatan wisata minat khusus petualangan lebih
merupakan sebagai tujuan atau motivasi utama, sehingga cenderung terlibat lebih
aktif dan serius pada kegiatan yg diikuti. Kelompok ini cenderung mencari produk
yg menawarkan tantangan di atas rata-rata.

Sedangkan berdasarkan pada motivasi pokoknya, pemilahan pasar wisata
petualangan dapat dibedakan dalam dua kelompok:
a.

Risk Seekers
Kelompok yang menganggap aspek tantangan dan resiko sebagai tujuan pokok
yang dicari dan dihadapi dalam mengikuti perjalanan wisata minat khsus
petualangan. Sementara proses pemahaman dan pencarian wawasan hanya dilihat

sebagai efek samping dari kegiatan mencari tantangan.
b. Gaining Insight
Kelompok yang melihat memandang perjalan wisata minat khusus petualangan
sebagai

prosese

untuk

mengali

dan

mendapatkan

wawasan

atau

pemahaman.Sementara faktor tantangan dipahami hanya sebagai efek samping
yang selalu terkait dengan atau ada dalam kegiatan wisata minat khusus
petualangan, dan bukan sebagai tujuan utamanya.Dengan melihat karakteristik
peminat pariwisata minat khusus, faktor fisik merupakan faktor yang peting karena
merupakan daya tarik bagi para wisatawan.
6. Pendakian Gunung
Indonesiamemiliki banyak gunung dengan beragam tipe dan keistimewaan.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di gunung:
a. Mendaki (Hiking atau Mauntaineering)
Mendaki adalah kegiatan jalan kaki di pegunungan dan merupakan awaldari
berbagai

kegiatan

yang

nantinya

mungkin

dilakukan

di

gunung.Selain

menyenangkan, kegiatan penuh pengalaman ini tentunya memiliki resiko sehingga
dibutuhkan stamina, keahlian, mental dan perlengkapan memadai untuk dapat
sampai ke puncaknya.Tingkat kesulitan pendakian tergantung tipe dan rute
medannya apakah berupa semak belukar, hutan lebat, lembah, ataupun berupa
tebing.Mendaki bisa dilakukan perorangan atau berkelompokdengan mengikuti
rute yang sudah ada atau mungkin membuka jalur baru.Tujuan orang mendaki
gunung berbeda-beda namun umumnya ingin menikmati keindahan alam

pegunungan, merasakan sensasi berada di ketinggian, atau ingin melihat dunia dari
puncak tertinggi.Selain itu, kegiatan mendaki gunung juga bermanfaat bagi
kesehatan jasmani dan melatih mental. Ada banyak pilihan gunung di negeri ini
yang dapat didaki, beberapa yang terkenal di antaranya adalah: Gunung Kerinci,
Gunung Bromo, Gunung Rinjani, atau yang bersalju seperti Puncak Carstensz di
Papua.
b. Sepeda Gunung (Mountain Biking)
Aktivitas seru di gunung tidak hanya bisa dilakukan dengan mendaki tetapi
juga dengan menuruninya menggunakan sepeda khusus. Kegiatan ini dikenal
dengan mountain biking.Karena membutuhkan keahlian khusus, kegiatanini hanya
bisa dilakukan mereka yang terlatih saja. Sepedanya didesain berbeda agar bisa
melalui medan terjal berupa tanah berbatu, tebing curam, serta akar dan pohon
besar. Aktivitas bersepeda gunung memiliki beberapa kategori diantaranya adalah:
cross country(XC), all mountain(AM), free ride(FR), down hill(DH), dan dirt
jump(DJ). Dlajah edisi 00 (perdana) membahas lokasi bersepeda gunung terbaik di
Indonesia seperti Baturaden (Jawa Tengah), Sabang (Aceh), Cikole (Jawa Barat),
Batuturi (Bali), atau Watupapak(Jawa Timur).
c. Panjat Tebing (Rock Climbing)
Ketika mendaki rute menuju puncak tidak bisa dicapai dengan berjalan kaki
maka salah satu teknik yang tepat dilakukan adalah dengan panjat tebing.Aktivitas
menjajal tebing batu terjal dengan sudut kemiringan sampai 45 derajat memang
tergolong ekstrim namun demikian bukan berarti sulit dipelajari.Panjat Tebing
(rock climbing)dapat dilakukan siapa pun bahkan anak-anak, kita hanya perlu
berlatih dan menguasai teknik khususnya saja.Kunci panjat tebing terletak pada
kekuatan dan ketangkasan otot tangan dan kaki. Sedangkan untuk peralatan
utamanya berupa carnmantle, carabiner, belay,danharness.Pilihan lokasi terbaik
kegiatan ini di Tanah Air adalah Lembah Harau di Sumatera Barat, Citatah dan

Ciampea di Jawa Barat, Uluwatu di Bali, Parangtritis di Yogyakarta, atau Bukit
Tanggul di Tulungagung (Jawa Timur).
d. Paralayang (Paragliding)
Tanpa berada di gunung atau bukit, kegiatan ini hampir mustahil untuk
dilakukan.Paralayang atau yang dikenal juga dengan Paraglidingadalah kegiatan
terbang bebas menggunakan parasut dengan puncak gunung sebagai titik awal
untuk lepas landasnya.Angin yang naik ke atas gunung mampu menerbangkan
parasut hingga melayang berjam-jam di udara meskipun tanpa mesin.Kegiatan
yang mengasyikkan ini memang belumlah banyak digeluti di Tanah Air padahal
memiliki banyak lokasi terbaik. Beberapa yangsudah popular untuk kegiatan ini
dapat dilakukan di Puncak Lawang (Sumatera Barat), Bukit Joglo (Jawa Tengah),
Pegunungan Tongging (Sumatera Utara), Gunung Banyak (Jawa Timur), dan
Gunung LinggaDua (Jawa Barat).
e. Susur Gua (Caving)
Susur Gua adalah kegiatan seru menelusuri lorong-lorong gua.Kegiatan ini
dilakukan dengan terlebih dahulu turun ke dasar gua kemudian dilanjutkan dengan
berjalan kaki dan berenang (jika gua tersebut berair). Susur gua adalah kegiatan
yang membutuhkan keahlian khusus terutama pengenalan medan secara seksama
karena kondisi dalam gua tidak dapat diprediksi. Persiapan matang mulai dari
pemetaan kondisi gua sampai kondisi cuaca harus benar-benar diperhatikan.Gua di
pegunungan sendiri terjadi akibat proses geologi dengan tipe yang berbeda-beda
bergantung kondisi. Ada yang berbentuk horizontal,vertikal, atau jenisnya ada yang
kering maupun berair. Ada banyak sekali gua di pegunungan yang menarik untuk
ditelusuri di Indonesia.Beberapa sudah terkenal dan banyak dikunjungi namun
masih banyak pula yang menunggu untuk ditemukan dan dijelajahi.Salah satu gua
yang patut dikunjungi adalah gua Luweng Grubung di Gunung Sewu,
Yogyakarta.Gua ini berbentuk vertikal dengan kedalaman 90 meter dan kabarnya
sudah berusia ribuan tahun.

7.

Kesejahteraan
Definisi Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi
dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan
makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat
menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan
pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau menurut
HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki
ataupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik
dari segi kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak
maka hal tersebut telah melanggar HAM.
Adapun pengertian kesejahteraan menurut UU tentang kesejahteraan yakni
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.Kesejahteraan adalah salah satu aspek
yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan
ekonomi, dimana kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya
kecemburuan sosial dalam masyarakat.Maka setiap individu membutuhkan kondisi
yang sejahtera, baik sejahtera dalam hal materil dan dalam hal nonmateril sehingga
dapat terciptanya suasana yang harmonis dalam bermasyarakat.

8.

Kesejahteraan Ekonomi

Kesejahteraan ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan
teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari
ekonomi

makro

dan

akibat

distribusi

pendapatan

yang

saling

berhubungan.Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang tidak terlepas dari pasar.
Pada dasarnya kegiatan ekonomi lebih mementingkan sebuah keuntungan
bagi pelaku ekonomi dari pasar tersebut.Sehingga sangat sulit dalam menemukan
ekonomi yang dapat menyejahterakan, apabila dilihat dari mekanisme pasar yang
ada.Keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan
salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan.Kompetitif
dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu
yang wajib dalam mekanisme pasar. Ekonomi memiliki tugas untuk memberi
prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan
ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia
perorang dan jangka pendek, akan tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan
banyak orang dalam negara. Dalam kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi
optimal atau tidaknya kegiatan ekonomi tersebut.
Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif untuk
terwujudnya ekonomi kesejahteraan.Dimana kompetisi pasar membuat konteks
sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi
lebih sulit tercapai.Maka, perlu adanya ilmu kesejahteraan ekonomi dalam
membangun suatu kegiatan ekonomi yang dapat memberikan atau menciptakan
suatu kondisi yang sejahtera dalam skala bermasyarakat ataupun lingkungan
keluarga.

9.

Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia,
yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh

mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi
dengan sendirinya harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan
adanya orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.
Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses
masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.
Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan
oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya, baik
dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu
atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan
keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah
ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan
berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.
10.

Pariwisata Berbasis Komunitas(Community Based Tourism)
Meskipun menuntut banyak prasyarat dan prakondisi, pergulatan untuk

menjadikan perkembangan pariwisata dunia berkelanjutan (sustainable) bagi
negara-negara Dunia III melalui pembangunan pariwisata berbasis komunitas
bukan hanya merupakan sebuah harapan melainkan sebuah peluang. Ia
memperoleh rasionalnya di dalam properti dan ciri-ciri unik yang dimilikinya,
yang antara lain dan terutama meliputi paling sedikit empat hal berikut (Nasikun,
2001):
a.

Pertama, oleh karena karakternya yang lebih mudah diorganisasi di dalam skala
yang kecil, jenis pariwisata ini pada dasarnya merupakan suatu jenis pariwisata
yang bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis aman, dan tidak menimbulkan
banyak dampak negatif seperti yang dihasilkan oleh jenis pariwisata konvensional
yang berskala massif.

b.

Kedua, pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu
mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata berskala kecil, dan oleh
karena itu dapat dikelola oleh komunitas-komunitas dan pengusaha-pengusaha
lokal, menimbulkan dampak sosial-kultural yang minimal, dan dengan demikian

memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima oleh masyarakat.
c. Ketiga, berkaitan sangat erat dan sebagai konsekuensi dari keduanya, lebih dari
pariwisata konvensional yang bersifat massif pariwisata alternatif yang berbasis
komunitas memberikan peluang yang lebih besar bagi partisipasi komunitas lokal
untuk melibatkan diri di dalam proses pengambilan keputusankeputusan dan di
dalam menikmati keuntungan perkembangan industri pariwisata, dan oleh karena
itu lebih memberdayakan masyarakat.
d. Keempat, “last but not least”, pariwisata alternatif yang berbasis komunitas tidak
hanya memberikan tekanan pada pentingnya "keberlanjutan kultural" (cultural
sustainability), akan tetapi secara aktif bahkan berupaya membangkitkan
penghormatan para wisatawan pada kebudayaan lokal, antara lain melalui
pendidikan dan pengembangan organisasi wisatawan.
Dalam pembangunan pariwisata berbasis komunitas, yang terpenting
adalah bagaimana memaksimalkan peran serta masyarakat dalam berbagai aspek
pembangunan pariwisata itu sendiri. Masyarakat diposisikan sebagai penentu, serta
keterlibatan maksimal masyarakat mulai dari proses perencanaan sampai kepada
pelaksanaannya. Masyarakat berhak menolak jika ternyata pengembangan yang
dilakukan tidaklah sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat itu
sendiri.
11.

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Kesejahteraan Masyarakat adalah kesejahteraan semuaperorangan secara

keseluruan anggota masyarakat.Dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksudkan

adalah kesejahteraan masyarakat. Adapun tahapan yang harus diperhatikan dalam
meningkatkan kesejahteraandiantaranya:
a.

Adanya persediaan sumber-sumber pemecahan masalah yang dapat digunakan.
Dalam hal ini memang harus diperhatikan, dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan, karena tanpa adanya

sumber pemecahan masalah maka masalah tersebut akan tetap ada.
b. Pelaksanaan usaha dalam memggunakan sumber-sumber pemecahan masalah
harus efisien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat menyelesaikan antara
masalah yang ada dengan sumber pemecahan masalah yang tepat dan dapat selesai
dengan cepat.
c. Pelaksanaan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat harus
bersifat demokratis. Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan perekonomian
masyarakat lebih baik masyarakat tersebut dilibatkan langsung didalamnya.
d. Menghindarkan atau mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut. Hal ini
juga harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Sebaiknya dalam melakukan usahanya tersebut tidak menimbulkan dampak
negative bagi masyarakat, tapi sebaliknya dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Ekonomi masyarakat sesungguhnya adalah ungkapan dari demokrasi ekonomi
(economy democracy) dengan pengacuan dalam pasal 33 tercantum dasar
demokrasi ekonomi, para penyusunUUD 1945 secara resmi menggeser isu
ekonomi

rakyat

(people

economy)menjadi

ekonomi

kerakyatan

(people

centeredeconomy).Sasaran utama dari ekonomi kerakyatan adalah dihapuskannya
stratifikasi statusekonomi masyarakat baik berdasarkan ras atau suku bangsa
maupun dari modal atau tingkat penguasaan faktor-faktor produksi.
Upaya penggerakan sumber daya masyarakat untuk mengembangkan potensi
ekonomi masyarakat ini akan meningkatkan produktivitas masyarakat, sehingga

baik sumber dayamanusia maupun sumber daya alam disekitar masyarakat dapat
ditingkatkanproduktivitasnya

dengan demikian masyarakat dan lingkungan

mampu secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah yang
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan mereka.Keberhasilan upaya
kesejahteraan dapat dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif.Kuantitatif
dimungkinkan karena hasil-hasil yang dicapai dapat dijelaskan dalam hal-hal yang
bisa diukur. Sedangkan penilaian secara kualitatif indikatornya antara lain adanya
partisipasi masyarakat, kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhan secara layak
dan sebagainya.
Pengembangan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tiga segi:
a.

Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan bahwa setiap manusia
memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tidak ada masyarakat yang sama

sekali tanpa daya.
b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dalam rangka
memperkuat potensi ekonomi masyarakat ini upaya yang amat pokok adalah
peningkatan taraf pendidikandan derajat kesehatan, serta terbukanya kesempatan
untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.
c. Mengembangkan ekonomi masyarakat juga mengandung arti melindungi
masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta
mencegah eksploitasi golonganekonomi yang kuat atas yang lemah. Upaya
melindungi masyarakat tersebuttetap dalam rangka proses pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat.

G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
(Sugiyono, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh dari wisata pendakian Gunung Andong terhadap
kesejahteraan masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Ngablak, Magelang.
Ha: Ada pengaruh dari wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan
masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Ngablak, Magelang.