Chapter II Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Air Minum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Air
Pemurnian air untuk pencegahan penyakit hampir universal di dunia barat

kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat
pencemaran air itu. Saring epidemin air seperti kolera, disentri dan tifus masih
terjadi di bagian - bagian dunia dan penyakit ini mudah menjadi epidemi disuatu
negara seandainya tidak ada pengendalian pemerintah yang ketat terhadap air
minum dan pembuangan limbah. Air untuk keperluan hiburan lebih sukar
dikendalikan terhadap infeksi yang terhadap infeksi yang terbawa air. Dalam
perhatian kita tentang kemurnian air, penting untuk disadari bahwa dapat
mengandung bahan kimia yang beracun atau organisme patogen tetapi masih
jernih atau cemerlang. Dalam keadaan seperti itu air sebagai air terkontaminasi.
Selanjutnya air tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi tetapi tidak
mempunyai penampilan atau rasa yang tidak dikehendaki, sedangkan air yang
layak untuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak
menyenagkan) dikatakan sebagai dapat diminun (Wesley, 1989).

2.2

Air Minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan kualitas
yang harus dimiliki antara air bersih dan air minum. Kualitas air minum setingkat
lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen

Universitas Sumatera Utara

pendukungnya. Air minum menurut kandungan kolitinja yaitu sejenis bakteri
patogen yang berkembang biak, dibedakan dalam 5 kategori yaitu:
a. Air minum kelas A kategori baik adalah tidak mengandung koli atau
koliform.
b. Air minum kelas B kategori kurang baik mengandung kolitinja 1-10/1-50
koliform.
c. Air minum kelas C kategori jelek mengandung kolitinja 10-50/51-100
koliform.
d. Air minum kelas D kategori amat jelek mengandung kolitinja 51-100/1011000 koliform

e. Air minum kelas E kategori sangat jelek yang mengandung kolitinja >100/
>1000 koliform.
Air minum kategori A adalah yang langsung dapat diminum, dan air murni
kategori B, C, D, serta E, harus diperlakukan agar tidak mengandug kolitinja
dan koliform, dan sebelum diminum harus dimasak hingga mendidih untuk
mematikan bakteri yang merugikan tersebut (Pitojo, 2002).
2.2.1 Syarat-syarat Air Minum
Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar yaitu kondisi negara
masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi
a) Syarat Fisik, meliputi air tak boleh berwarna, tak berasa, tak berbau, suhu
air hendaknya dibawah sela udara, dan harus jernih. Syarat-syarat

Universitas Sumatera Utara

kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana
dilakukan penyaringan dalam pengolahannnya.
b) Syarat kimia, yaitu air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat
mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas telah
ditentukan.

c) Syarat bakteriologik, yaitu air minum tidak boleh mengandung bakteri
bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri
bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu
1 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli berasal dari usus besar (faeces)
dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada di dalam air antara lain
bakteri tipsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, entamoeba bystolotica
dan bakteri enteritis (penyakit perut). Air yang mengandung golongan Coli
dianggap telah berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.
Dengan demikian dalam pemeriksaa bakteriologik, tidak langsung
diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa
dengan indikator golongan Coli (Sutrisno, 2010).
Air yang dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan
bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang
menyerang manusia dapat ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone
disease atau water-related disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya
memerlukan adanya agen dan terkadang vektor. Beberapa penyakit yang ditularan
melalui air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa
disebut sebagai aquatic host (Sutrisno, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Untuk menetapkan standard air yang bersih tidaklah mudah, karena
tergantung pada banyaknya faktor penentu yaitu:
− Air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, termasuk
mikroba patogen.
− Air yang sudah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih,
sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia
dan lingkungan tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia
mudah terserang penyakit (Wardhana, 2004).

2.3

Sumber Air Minum
Mengetahui macam dan sumber air adalah hal yang amat pokok jika

membicarakan air dalam kaitannya dengan kesehatan. Penduduk pedesaan di
Indonesia pada umunya mengambil air minum untuk kebutuhannya dari sumber
alamiah yang berada di sekitar permukimannya dengan tidak memikirkan mutu air
tersebut.
Menurut letaknya maka sumber air minum dapat dibagi dalam 3 macam

yaitu : 1) Air Angkasa (Hujan) 2) Air permukaan dan 3) Air tanah.
2.3.1 Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau
pada saat persipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia (Chandra, 2012).

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan
sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan
berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis
pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi (Sutrisno,
2010).
2.3.3 Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang

kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami
proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami
proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia
sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga
memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air
tanah mengandung zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam
berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk mengisap
dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa. Air yang berada di
permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak

Universitas Sumatera Utara

sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air
tanah (Chandra, 2012).

2.4


Peranan Air Dalam Kehidupan
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang
ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2012).

2.5

Hubungan Air Dengan Kesehatan
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti

besar sekali perannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukkan
adanya hubungan air dengan kesehatan adalah adanya patogen organisme di
dalam air, adanya non patoghen organisme, air sebagai breeding places vector, air
sebagai media penularan penyakit, dan kandungan bahan kimia. Beberapa
penyakit dapat ditularkan dengan melalui air. Dalam hal ini air berfungsi sebagai
media atau vehicle (kendaraan). Untuk mengurangi timbulnya penyakit atau

menurunkan angka kematian tersebut salah satu usahanya adalah meningkatkan
penggunaan air minum yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas
(Sutrisno, 2010).

Universitas Sumatera Utara

2.6

Bakteri koliform
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan

sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri
koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri
pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform
dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan
parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen
serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.


Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakibatkan oleh bakteri
koliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air. Bakteri ini
merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya, koliform hidup di
lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia.
Patogen dalam air kebanyakan berasal dari kotoran manusia atau hewan. Beberapa
patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia
(giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait
hati), dan helminths (cacing parasit) (Brooks et al., 2001).

Bakteri koliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan,
yaitu koliform total, fekal koliform, dan Escherichia coli. Masing-masing
memiliki tingkat risiko yang berbeda. koliform total kemungkinan bersumber dari
lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fekal
koliform terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki

Universitas Sumatera Utara

risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fekal koliform atau
Escherichia coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat

dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan
pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan
solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke dalam
bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa
untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C. Contoh bakteri koliform
antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter,
Klebsiella, dll. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia sehat adalah mual,
nyeri perut , muntah, diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa
kasus bias kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi(Fardiaz, 1992) .

Bakteri Koliform adalah polutan air sangat umum dalam sumur dibor dan
digali. Bakteri koliform adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam keberanian
hewan ruminansia seperti sapi. Pada hewan-hewan bakteri koliform memainkan
peran penting dalam proses pencernaan normal. Karena bakteri koliform hadir
dalam keberanian dari hewan-hewan ini, juga hadir dalam kotoran mereka. Sumur
yang terkontaminasi dengan bakteri coliform pada dasarnya sumur yang telah
terkena kotoran binatang.


Bakteri yang ditemukan dalam air yang diukur dalam CFU. CFU adalah
koloni forming unit. Mereka diberi nama ini didasarkan pada metode laboratorium
pengujian digunakan untuk menghitung bakteri seperti coliform. Sampel air

Universitas Sumatera Utara

dikocok dan kemudian sejumlah kecil air ini disebar pada media pertumbuhan
bakteri. Pelat ini kemudian di inkubasikan dalam oven dan setelah sekitar satu hari
pun hadir bakteri akan berkembang biak membentuk koloni kecil yang muncul
sebagai sebuah titik. Koloni dihitung dan hasil ini dalam jumlah bakteri yang
dilaporkan.

Kabar baiknya adalah bahwa bakteri koliform tidak terlalu berbahaya. Unit
kesehatan yang paling atau departemen kesehatan akan mempertimbangkan air
dengan kurang dari 5 CFU itu aman untuk dikonsumsi. Kotoran hewan dapat
memperkenalkan sejumlah organisme yang sangat berbahaya ke dalam persediaan
air. Jadi, koliform bakteri digunakan untuk menunjukkan kemungkinan
kontaminasi masa depan oleh sekelompok jauh lebih berbahaya. Kabar baiknya
adalah bahwa kedua koliform dapat dengan mudah dan cukup terjangkau
dihilangkan dari pasokan air dengan menggunakan rumah sistim Bakteri koliform
adalah polutan air sangat umum dalam sumur dibor dan digali. Bakteri koliform
adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam keberanian hewan ruminansia seperti
sapi. Pada hewan-hewan bakteri koliform memainkan peran penting dalam proses
pencernaan normal. Karena bakteri koliform hadir dalam keberanian dari hewanhewan ini, juga hadir dalam kotoran mereka. Sumur yang terkontaminasi dengan
bakteri koliform pada dasarnya sumur yang telah terkena kotoran binatang.

Bakteri yang ditemukan dalam air yang diukur dalam CFU. CFU adalah
koloni forming unit. Mereka diberi nama ini didasarkan pada metode laboratorium
pengujian digunakan untuk menghitung bakteri seperti koliform. Sampel air

Universitas Sumatera Utara

dikocok dan kemudian sejumlah kecil air ini disebar pada media pertumbuhan
bakteri. Pelat ini kemudian diinkubasikan dalam oven dan setelah sekitar satu hari
pun hadir bakteri akan berkembang biak membentuk koloni kecil yang muncul
sebagai sebuah titik. Koloni dihitung dan hasil ini dalam jumlah bakteri yang
dilaporkan(Fardiaz, 1992).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45