Konsep Pembangunan Eco id. doc

Konsep Pembangunan Eco-Homestay
Eco-homestay merupakan salah satu sarana akomodasi di daerah tujuan ekowisata yang
bernuansakan kedaerahan (tradisional), alami, bersih, sehat, aman, tertib dan ramah
lingkungan. Jadi tidak mungkin suatu eco-homestay dibangun di suatu daerah yang
kumuh.
Pembangunan eco-homestay bertujuan untuk mengembangkan pendapatan masyarakat
setempat dengan tetap menerapkan batasan-batasan dari konsep pengembangan
ekowisata. Ditinjau dari strategi operasionalnya, pembangunan sarana akomodasi ini
merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan,
selain itu bila eco-homestay ini dikelola dengan professional akan menjadi nilai tambah
tersendiri yang bias memberikan dampak positif pada pelaksanaan pemasaran wisata di
daerah tersebut.
Untuk dapat mensosialisasikan eco-homestay kepada masyarakat setempat dapat dimulai
dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan dan keasrian lingkungan
tempat tinggal. Untuk selanjutnya memberikan gambaran kepada mereka tentang
keuntungan yang dapat diperoleh melalui pengelolaan eco-homestay. Oleh karena itu
pola pembangunan eco-homestay harus bisa menjadi rumah contoh untuk masyarakat
setempat, dalam mengelola rumah yang bersih, sehat dan produktif.
Rencana Lokasi Pembangunan Eco-Homestay di TNGGP
Dengan diselenggarakannya program Rehabiliasi Hutan dan Lahan Partisipatif (RHLP) di
salah satu desa binaan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Bidang

Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah I Cianjur, tepatnya di Desa Sukatani yang
termasuk ke dalam wilayah kerja Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Gunung
Putri serta didukung dengan rencana program pengembangan wisata pedesaan di lokasi
ini, dirasakan cocok untuk mulai mengembangkan konsep eco-homestay.
Gambaran berikut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan
wisata pedesaan di Desa Sukatani.

Desa Sukatani adalah satu desa yang letaknya berbatasan langsung dengan kawasan
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), alam disekitarnya memiliki
pemandangan yang khas sebagai desa di kaki gunung dengan berbagai aktivitas para
petani sayuran.
Program-program pengembangan masyarakat yang dapat dikembangkan di sini antara
lain program wisata agro, pertanian, kerajinan, pendidikan dan reboisasi hutan alam.
Untuk langkah awal, maka dari kelompok masyarakat, khususnya kelompok tani RHLP
(dengan binaan dari pendamping) dapat memulai membangun sebuah eco-homestay di
wilayah salah satu anggotanya. Dimana penekanan dari pembangunan itu adalah
merupakan sebuah rumah percontohan bagi seluruh warga desa pada umumnya dan
anggota kelompok tani RHLP pada khususnya.
Program tersebut adalah untuk mendidik cara membangun sebuah rumah yang
bernuansakan alami, bersih, sehat dan ramah lingkungan dan sekaligus mempunyai nilai

yang produktif karena bias menghasilkan uang dari persewaan kamar untuk wisatawan.
Selain itu sisa tanah pekarangan akan ditanami dengan tanaman yang bisa dipanen dalam
jangka pendek seperti sayuran, singkong, jagung dan sebagainya yang juga sekaligus
sebagai penunjang pendapatan dari sektor perkebunan.
Peran pendamping (petugas TNGGP) dalam hal ini hanya betindak sebagai fasilitator
untuk bidang pengelolaan, pemasaran dan bidang-bidang lain yang berkaitan dengan
sistem monitoring, dan evaluasi kegiatannya. Di dekat eco-homestay ini, juga akan
dibangun sebuah bengkel kerajinan tangan oleh kelompok kerajinan dengan tujuan agar
pihak wisatawan bisa memanfaatkan waktu-waktu senggangnya untuk ikut belajar
menganyam tikar, atap rumah dan memahat/membuat patung. Dan selain itu kelompok
transportasi juga harus dipersiapkan dengan menata sarana milik anggota sendiri yang
setiap saat bisa disewa oleh wisatawan untuk dapat mencapai obyek wisata utama
(misalnya berkunjung ke plot penangkaran tanaman obat di camping ground). Sedangkan
untuk keperluan pemandu (guide) untuk sementara bisa bekerjasama dengan petugas
TNGGP di RPTN Gunung Putri.

Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik jika kelompok masyarakat mempunyai
keinginan yang kuat dan menjalin kerjasama dengan instansi-instansi terkait untuk
memperoleh dukungan baik moril maupun spirituil, sehingga hasil yang diperoleh dapat
optimal.

Struktur Organisai Pengelolaan
Dari anggota kelompok masyarakat yang ada, 5 orang diantaranya secara bergiliran akan
bertindak sebagai :
1. Front office dan merangkap sebagai cashier.
2. Food & Beverage yang sekaligus merangkap sebagai house keeper.
3. Maintenance dan perawatan lingkungan bisa dikerjakan bersama-sama.
Setiap 3 bulan posisinya akan dirubah sehingga setiap anggota akan mempunyai
keterampilan dan pengalaman yang sama.
Struktur Organisasi Keuangan
Dana pembangunan diusahakan berasal dari swadaya anggota kelompok tani RHLP.
Hasil dari kegiatan ini, 50% dapat dipergunakan sebagai biaya operasional dan sisanya
yang 50% harus ditabung sebagai cadangan untuk pengembangan / pembangunan ecohomestay berikutnya bagi anggota-anggota yang lain. Tidak lupa juga setiap pendapatan
dari eco-homestay harus menyisihkan untuk iuran kas kelompok tani RHLP.
Dengan cara demikian, diharapkan dalam beberapa tahun kemudian, anggota kelompok
yang lain dapat memiliki eco-homestay sendiri yang akan dibangun di rumah mereka
masing-masing dengan konsep yang sama tetapi berbeda pelayanan (misalnya; satu ecohomestay menyediakan menu makanan nasi liwet, sedangkan satu lainnya menyediakan
menu nasi timbel dsb).

Struktur Pengembangan Terpadu
Dengan adanya kelompok ecohomestay, transportasi dan kerajinan, maka desa binaan ini

akan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai konsep desa wisata (wisata
pedesaan).
Fisik Bangunan
Bangunan untuk pengembangan eco-homestay diusahakan dapat menonjolkan ciri khas
adat istiadat masyarakat setempat. Dengan demikian jika eco-homestay akan dibangun di
Desa Sukatani yang merupakan suku sunda, maka bangunan diharapkan dirancang
dengan arsitektur adat sunda ”rumah panggung” dengan 3 kamar dan 1 kamar mandi,
dilengkapi pula dengan beranda untuk menikmati pemandangan alam di luar ruangan.
Strategi Operasional


Mengacu pada konsistensi dari definisi ekowisata dan hasil studi daya dukung

lingkungan.


Memperbanyak fasilitas kegiatan dan atraksinya, sehingga mampu meningkatkan

jumlah dan lama kunjungan.



Meningkatkan kualitas SDM-nya dengan pelatihan-pelatihan yang intensif dalam

upaya pelayanan prima kepada pengunjung.
Strategi Pemasaran


Menjalin kemitraan dengan operator-operator yang sudah eksis di pasaran dalam

maupun luar negeri.


Memanfaatkan jaringan informasi dan pemasaran yang ada.

Dukungan dari berbagai pihak untuk membangun minat dan motivasi masyarakat untuk
memulai salah satu usaha dalam bidang pariwisata ini sangat diperlukan, oleh karena itu
sosialisai pembangunan dan pengelolaan eco-homestay ini harus dilakukan secara gencar
dengan melibatkan berbagai stakeholders, sehingga manfaat eco-homestay dapat ditinjau
dari berbagai sudut pandang.