PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PENENTUAN OPINI AUDIT

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN
KUALITAS AUDIT TERHADAP PENENTUAN OPINI AUDIT
TITI SUHARTATI 1
Politeknik Negeri Jakarta
SETYO HARI WIJANTO
Universitas Indonesia

Abstract
This study examined the effect of the application of accounting information
systems and audit quality to determine the audit opinion. The study uses
primary data and data collection techniques using a questionnaire by
survey method. The method of selecting sample using purposive sampling to
select the accountant who worked at the firm of the Big Four and non Big
Four in Jakarta and Bekasi and has a license to audit listed companies in
Indonesia Stock Exchange in 2013. This study used SEM approach, while
analysis used data processing LISREL software. The results showed that the
accounting information system statistically has not affected to the audit
opinion, while audit quality statistically significant affected on the
determination of the audit opinion..
Keywords: information systems, audit quality, opinion


Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi dan
kualitas audit terhadap penentuan opini audit. Penelitian menggunakan data
primerdan teknik pengumpulan data metode survey dengan menggunakan
kuesioner. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling
dengan memilih akuntan yang bekerja pada KAP Big Four dan Non Big
Four di wilayah Jakarta dan Bekasi serta memiliki ijin mengaudit
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Penelitian ini
menggunakan pendekatan SEM, sedangkan analisis dengan pengolahan data
menggunakan software LISREL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sistem informasi akuntansi secara statistik tidak berpengaruh terhadap opini
audit, sedangkan kualitas audit secara statistik signifikan berpengaruh
terhadap penentuan opini audit.
Kata kunci: system informasi, kualitas audit, opini.

1

Author can be contacted at: b_titis@yahoo.com

1. Introduction

Perkembangan teknologi informasi, terutama pada era informasi berdampak
signifikan terhadap sistem informasi akuntansi (SIA) dalam suatu perusahaan. Dampak
yang dirasakan secara nyata adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari
sistem manual ke sistem komputer. Di samping itu, pengendalian intern dalam SIA serta
peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan juga akan
terpengaruh. Perkembangan akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam
menghasilkan laporan keuangan akan mempengaruhi praktik audit.
Kemajuan sistem informasi yang digunakan oleh klien berdampak dengan keahlian
yang harus dikuasai oleh auditor yang semula pendekatan yang dilakukan dengan cara
manual maka dengan perubahan tersebut auditor dituntut untuk menguasai proses
sistem informasi yang dipakai klien. Agar pelaksanaan auditing dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, auditor sudah seharusnya menyesuaikan teknik-teknik auditnya
dengan sistem informasi klien. Utomo (2006) berpendapat untukmengurangi risiko
pengulangan kesalahan untukmemastikan bahwa data yang dihasilkan benarbenarakuratmenimbulkanmetode baru dalam audit. Auditor harus mempelajari keahliankeahlianbaru untuk bekerja secara efektif dalamsuatu lingkungan bisnis yang
dikomputerisasi.Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan laporan audit yang
berkualitas.
De Angelo (2001) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana
seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada
kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. Beberapa penelitian

umumnya mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya dapat menemukan
suatu pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa
informasi tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan,
profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi sulit
dipisahkan.
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
masyarakat lingkungannya(Mulyadi, 2002:12). Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Opini audit
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari laporan audit (audit report). Auditor
bertanggung jawab atas opini yang diberikan, sedangkan isi laporan keuangan

sepenuhnya menjadi tanggung jawab manajemen. Opini auditor merupakan sumber
informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai pedoman untuk pengambilan
keputusan. Auditor yang berkualitas dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang
dihasilkan handal (reliable).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus perumusan permasalahan dalam
penelitian ini, yaitu mengenaipengaruh penerapan sistem informasi akuntansi dan
kualitas audit terhadapopini audit.Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kualitas audit dan opini audit.Penelitian ini menambahkan variabel
SIA yang diduga memperkuat secara positif hubungan antara kualitas dan opini audit.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan SIA terhadap opini
audit dan secara bersama-sama menguji kualitas audit terhadap opini audit.

2.Theoritical Framework and Hyphothesis Development
2.1. Sistem Informasi Akuntansi dan Auditing
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian
sumber daya(data, materials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk
mengkonversi input berupadata ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan
yang digunakan untuk melaksanakankegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
akuntansi bagi pihak-pihak yangberkepentingan (Wilkinson, 2002).Tujuan sistem
informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukandalam
pengambilan

keputusan

yang

dilaksanakan

oleh


aktivitas

yang

disebut

pemrosesaninformasi.Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi
disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem
pemrosesan transaksi.
Arens et, al,.(2005) mendefinisikan auditing sebagai proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksudkan dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses
yang sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai tindakan
dan kejadian ekonomi yang bertujuan memberikan tingkat kesesuaian antara informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan auditing menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2012) dinyatakan bahwa tujuan umum atas laporan


keuangan oleh auditor independen adalah menyatakan pendapat atas kewajaran dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai prinsip
akuntansi yang berterima umum.
2.2. Kualitas Audit
Salah satu cara untuk mengukur kualitas hasil pekerjaan auditor adalah
melaluikualitas keputusan-keputusan yang diambil. Menurut Lennox (1999) terdapat
duapendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah keputusan secara umum,
yaituoutcome oriented dan process oriented.Untuk pendekatan yang berorientasi proses,
Elder (2007) berpendapat bahwa dalam konteks Amerika Serikat, kualitas keputusan
diukurdengan: (i) tingkat kepatuhan auditor terhadap General Acceptance on Auditing
Standards(GAAS); (ii) tingkat spesialisasi auditor dalam industri tertentu. Bagi
pendekatan yangberorientasi hasil, DeAngelo (2001) mengukur kualitas audit melalui
hasil audit. Ada dua hasil audit yang dapat diobservasi yaitu: (i) laporan audit; dan (ii)
laporan keuangan.Ukuran yang dapat diobservasi dalam laporan audit adalah
kecenderungan auditor untukmengeluarkan opini going concern ketika perusahaan
bangkrut.
2.2.1. Independensi
Independensi akuntan publik mencakup dua aspek menurut Agoes (2012: 35),
yaitu: (1) independensi sikap mental, (2) independensi penampilan. Berdasarkan

keterangan-keterangan yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa independensi
merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara objektif dan dengan integritas
yang tinggi. Integritas berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan
objektifitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditan. Kualitas audit dapat ditentukan dari
independensi seorang akuntan.
2.3.2. Masa Penugasan (Audit Tenure)
Terdapat sejumlah studi yang berusaha menghubungkan antara kualitas
denganmasa penugasan audit (audit tenure). DeAngelo (2001) melakukan penelitian
terkait dengan kualitasaudit berdasarkan teori permintaan dan penawaran kualitas jasa
audit. Argumenutamanya adalah permintaan (dan penawaran) kualitas jasa audit dapat
terpenuhi dengansemakin panjangnya masa penugasan auditor, karena auditor dapat
terusmenggunakan teknologi dan pengetahuan audit yang telah diperoleh selama
menjalankanaudit

pada

periode

sebelumnya


dan

memberikan

jasa

secara

konsisten.Walaupun DeAngelo (2001) tidak secara eksplisit menyatakanbahwa kualitas

audit berkorelasi dengan jangka waktu tertentu sebagai masa optimalpenugasan audit,
namun dia berargumen bahwa berbagai manfaat akan hilang jika masapenugasan
auditor hanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
2.4. Opini/Pendapat Audit
Pendapat audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran
penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Laporan audit
harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak diberikan (IAPI, 2012).
Jika pendapat secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak

dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal jika nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor
bersangkutan. Arens et, al,. (2007: 38) mendefinisikan pendapat sebagai kesimpulan
dari hasil laporan audit dan proses pengambilan keputusan dalam bidang audit. Bagian
ini sangat penting sehingga sering kali keseluruhan laporan audit hanya disebut sebagai
pendapat auditor. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut
didasarkan atas pertimbangan professional.
2.5. Pengembangan Hipotesis
2.5.1. Sistem Informasi Akuntansi dan Opini Audit
Perkembangan SIA dan proses audit sebagai akibat dari adanya kemajuan TI dan
perkembangan akuntansi akan memunculkan peluang bagi akuntan. Peluang ini dapat
dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai pengetahuan memadai tentang SIA dan
audit berbasis komputer. Sebaliknya, akuntan yang tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang SIA dan audit berbasis komputer akan tergusur posisinya karena tidak
mampu memberikan jasa yang diperlukan oleh klien. Menurut Utama (2006), tujuan
pemeriksaan spesifik auditor tidak akan berubah apakah data akuntansi diproses secara
manual atau dengan komputer. Akan tetapi, metode penerapan prosedur pemeriksaan
untuk pengumpulan bukti mungkin dipengaruhi oleh metode pemrosesan data. Auditor
dapat menggunakan prosedur pemeriksaan manual, teknik pemeriksaan dengan bantuan

komputer atau kombinasi keduanya untuk memperoleh bahan pembuktian yang
mencukupi dan kompeten. Akan tetapi, dalam beberapa sistem akuntansi yang
menggunakan komputer untuk memproses penerapan akuntansi yang penting mungkin

sulit atau mustahil bagi auditor untuk memperoleh data tertentu melalui inspeksi,
wawancara atau pun konfirmasi tanpa bantuan komputer.
Perubahan proses akuntansi akan mempengaruhi proses audit karena audit
merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan keuangan (produk
akuntansi) sebagai objeknya. Praktik auditing bertujuan untuk memberikan opini
terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIA. Dengan
adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA
berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik auditing akan
terkena dampaknya (Noviari, 2009).
Berdasarkan landasan teori tersebut dan penelitian empiris yang telah dilakukan,
maka hipotesis yang dikembangkan adalah
H1: Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap Opini Audit
2.5.2. Kualitas Audit dan Opini Audit
Opini audit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan yang penting
bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Oleh karena itu, auditor sangat
diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam

Fanny dan Saputra, 2005).
Terdapat dua argumen yang berbeda terkait hasil penelitian mengenai kualitas dan
opini audit. Masa penugasan audit yang lama akan mengurangi independensi sehingga
mempengaruhi opini saat audit (Dopuch et al. 2003, Bazerman et al. 1997). Argumen
kedua menyatakan bahwa dengan semakin lamanya masa penugasan audit, kapabilitas
auditor untuk bersikap kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Hal
ini akan menyebabkan semakin terbatasnya pendekatan pengujian audit kreatif seperti
yang sering terjadi saat awal perikatan audit (Hoyle, 1978 dan McLaren, 1958 dalam
Carey dan Simnett, 2006). Penelitian terkait masa penugasan audit (audit tenure),
Bamber dan Iyer (2002) menemukan bahwa lamanya keterikatan auditor dengan klien
berhubungan dengan makin tingginya kualitas audit. Hal ini dapat diartikan bahwa
rotasi kantor akuntan publik tidak bersifat produktif. Temuan ini konsisten dengan
kesimpulan Ghosh dan Moon (2005) tentang persepsi investor yang menyatakan bahwa
lamanya keterikatan KAP dengan klien identik dengan semakin meningkatnya kualitas
audit.
Opini auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai
pedoman untuk pengambilan keputusan. Hanya auditor yang berkualitas yang dapat

menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkannya reliable. Selama ini, penelitian
mengenai kualitas auditor banyak dikaitkan dengan ukuran KAP dan reputasi KAP.
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Craswell dkk (1995), reputasi
auditor kurang bernilai ketika dalam suatu industri juga terdapat auditor spesialis.
Auditor yang memiliki spesialisasi pada industri tertentu pasti akan memiliki
pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan industri
tersebut.

Kebutuhan

akan

industry

specialization

mendorong

auditor

untuk

menspesialisasikan diri dan mulai mengelompokkan klien berdasarkan bidang industry.
Untuk industri yang memiliki teknologi akuntansi khusus, auditor spesialis akan
memberikan jaminan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak
spesialis.
Terkait ukuran, pada umumnya Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar (yang
bekerja sama dengan KAPinternasional) mempunyai insentif yang kuat untuk
menyelesaikan tugas audit lebih cepat demimempertahankan reputasinya. KAP besar
juga memiliki lebih banyak pengalaman yangmembuat mereka dapat melakukan tugas
audit lebih cepat. KAP ini dapat menjalankanpengauditan secara lebih efisien dan
efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalampenjadwalan audit
(Ratnawaty & Sugiharto; 2005).
Berdasarkan landasan teori tersebut dan penelitian empiris yang telah dilakukan,
maka hipotesis yang dikembangkan adalah
H2: Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Opini Audit

3. Research Method
3.1. Data dan Sampel Penelitian
Data penelitian ini menggunakan data primer dan teknik pengumpulan data metode
survey dengan menggunakan kuesioner (terlampir).

Kuesioner diberikan kepada

responden yaitu para akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP).
Metode pemilihan sampel yaitu menggunakan purposive sampling dengan
mengambil responden akuntan yang bekerja pada KAP yang termasuk kriteria big four
dan non big four dan memiliki ijin mengaudit perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013.

Pemilihan sampel penelitian diperlihatkan pada Tabel 3.1.

Responden dipilih sebanyak 20 orang auditor dari KAP Big Four dan 8 orang auditor
KAP Non Big Four sehingga total responden 120 orang. Sebanyak 48 responden telah
mengembalikan kuesioner secara lengkap.

Tabel 3.1. Pemilihan Sampel Penelitian
No

KAP Big Four

KAP Non Big Four

1

PricewaterhouseCoopers
(KAP Tanudiredja, Wibisana &
Rekan)
Ernst & Young (KAP Purwantono,
Suherman & Surja)
Deloitte Touche Tohmatsu (KAP
Osman Bing Satrio & Eny)
KPMG (KAP Sidharta& Widjaja)

KAP Jan Ladiman & Rekan

2
3
4
5

KAP Drs. Surjadi
KAP Tia Adityasih & Rekan
KAP Gatot Premadi Yoewono
KAP Arifin Faqih dan Rekan

Sumber: Data diolah
3.2. Model Penelitian
3.2.1. Model Penelitian Struktural
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM). Model struktural
menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel laten. Path Diagram
secara lengkap pada Gambar 3.1. 3.3.2.2. Model Pengukuran
Model pengukuran dalam penelitian ini menggunakan model Confirmatory Factor
Analysis (CFA), karenasebuah variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabelvariabel teramati. CFA didasarkan atas alasan bahwa variabel-variabel teramati adalah
indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yang
mendasarinya (Wijanto, 2008: 25).

Dalam CFA, model dibentuk terlebih dahulu,

jumlah variabel laten ditentukan dan pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel
teramati ditentukan lebih dahulu.
3.3.Operasionalisasi Variabel.
3.3.1. Variabel Laten dan Varibel Teramati
DalamStructural Equation Model/SEM variabel kunci yang menjadi perhatian
adalah variabel laten (latent variables) atau konstruk laten Variabel laten merupakan
konsep abstrak dan hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna
melalui efeknya pada variabel teramati. Terdapat dua jenis varibel laten, yaitu endogen
dan eksogen. (Wijanto, 2008: 10)
Dalam penelitian ini variabel laten eksogen adalah opini audit dan variabel endogen
adalah sistem informasi akuntansi dan kualitas audit.Variabel teramati (observed
variabel) atau variabel terukur adalah variabel yang diamati atau dapat diukur secara
empiris dan sering disebut sebagai indikator. Variabel teramati yang berkaitan atau
merupakan efek dari variabel laten eksogen (ksi) diberi notasi matematik dengan label

X, sedangkan berkaitan dengan variabel laten endogen (eta) diberi label Y. (Wijanto,
2008: 11).
Dalam penelitian ini variabel teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari
variabel laten eksogen adalah variabel bukti audit dan kertas kerja. Sedangkan yang
berkaitan dengan variabel laten endogen adalah data availability, data reliability, data
integrity (sistem informasi akuntansi) dan independensi, tenure audit, ukuran KAP
(kualitas audit).
3.3.2. Variabel Model CFA
Model Second Order CFA, dipilih untuk tujuan pengembangan analisis faktor
sehingga memiliki variabel laten tingkat yang satu (first order) terdiri dari: Sistem
Informasi Akuntansi, Kualitas Audit dan Opini Audit
Variabel-variabel laten yang langsung mempengaruhi/mendasari variabel-variabel
teramati mungkin dipengaruhi oleh varibel laten lain yang tidak perlu berhubungan
langsung dengan variabel-variabel teramati tersebut disebut dengan model analisis
faktor tingkat lebih tinggi (higher order factor analysis). Model ini diperlihatkan pada
Gambar 3.1.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: Bukti Audit dengan tiga

pertanyaan (Suraida, 2005); Kertas Kerja dengan tiga pertanyaan (Ridwan, 2009); Data
Availabilitydengan tiga pertanyaan (Utomo, 2006); Data Reliability dengan tiga
pertanyaan (Utomo, 2006); Data Integritydengantiga pertanyaan (Utomo, 2006);
Independensi tiga pertanyaan kuesioner (Pramita, 2009); Tenure Audit tiga pertanyaan
kuesioner (Mayang Sari, 2003); Ukuran KAP tiga pertanyaan kuesioner (Mayang Sari,
2003).
3.4. MetodeAnalisis dan Pengolahan Data
Penelitian ini dengan menggunakan ModelPersamaan Struktural (Structural
Equation Model/SEM) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software
Linear Structural Relationship (LISREL) versi 8.3.

4. Results
4.1. Hasil Model
Berikut disajikan gambar hasil uji coba model: Gambar 4.1. menunjukkan hasil
standardized loading dan Gambar 4.2. menujukkan t-value dari standardizedloading
factor dalam path diagram. Analisis validitas model pengukuran dilakukan dengan
memeriksa :

a) Apakah t-value dari standardizedloading factor dari variabel-variabel teramati
dalam model ada yang 0.50.

Jika ada

standardizedloading factor yang kurang dari nilai cut off (0.50) maka harus
dilanjutkan respesifikasi.
Hasil

analisis

a)

memperlihatkan

bahwa

nilai

t-value

yang

bertanda

merahmenunjukkan hasil yang tidak signifikan (0.5) dengan memilih saran
untuk variabel teramati P3, P6, P8,P9, P11, P15-P20 dan P22-24. Sedangkan variabel
teramati lainnya dibawah 0.50 (Gambar 4.1).
Setelah itu dilakukan uji kecocokan keseluruhan model pengukuran, ringkasan bisa
dilihat pada Tabel 4.1.Hasil ringkasan tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kecuali CFI bahwa nilai-nilai tersebut menujukkan kecocokan yang baik. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa model penelitian cocok antara data dengan model penelitian.
Tabel 4.1. Tes Uji Kecocokan (GOF)
Ukuran Goodness-of-Fit
Chi-Square
Significance Probability(Pvalue)
RMR(Root Mean Square
Residual)
RMSEA(Root Mean square
Error of Approximation)
GFI(Goodness of Fit Index)
AGFI(Adjusted Goodness of Fit
Index)
CFI (Comparative Fit Index)
Sumber: Data diolah

Cut-off-Value
Semakin kecil
semakin baik

Hasil

keterangan

175.84

≥ 0,05

0.99952

close FIT

0.012

close FIT

≤ 0,08

0,000

close FIT

≥ 0,90

0.86

Marginal Fit

1.00

Poor FIT

≤ 0,05 atau ≤
0,1
≥ 0,90
≥ 0,95

0.89

Marginal Fit

4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terhadap Opini Audit
Hasil t-value atas hubungan variabel teramati berupa kuesioner terkait data
availability, data reliability dan data integrity terhadap sistem informasi akuntansi
menunjukkan hasil yang signifikan (>1.96). Tetapi nilai hubungan antara variabel
teramati dengan variabel laten sistem informasi menunjukkan nilai yang tidak signifikan
(-0,23). Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh
terhadap opini audit. Hasil ini berlawanan dengan pendapat (Noviari, 2009) bahwa
perkembangan akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan
laporan keuangan akan mempengaruhi praktik pengauditan. Perubahan proses akuntansi
akan mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang
menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Kemajuan TI
juga mempengaruhi perkembangan proses audit. Kemajuan software audit memfasilitasi
pendekatan audit berbasis komputer, selanjutnya praktik auditing bertujuan untuk
memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang dihasilkan oleh
SIA, dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang
menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan. Perbedaan
hasil ini kemungkinan karena pendekatan yang berbeda terhadap sistem informasi
akuntansi.
Penelitian ini lebih menekankan pada keamanan atas sistem informasi akuntansi
dengan melihat segi keberadaan, reabilitas dan integritas data (Wilkinson, 2000).
Sedangkan penelitian lain melihat dari sisi lingkungan teknologi memungkinkan
perusahaan untuk memajukan kinerjanya. Tekonologi informasi (TI) dan kinerja
akuntan memiliki hubungan simbiosis. Perkembangan yang terjadi selama ini mencakup
perkembangan infrastruktur TI, yakni hardware,software, data, dan komunikasi
(McNurlin dan Sprague, 2002: 11).
4.3.2. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit
Hasil t-value atas hubungan variabel teramati berupa kuesioner terkait tenure audit
dan ukuran KAP terhadap sistem informasi akuntansi menunjukkan hasil yang
signifikan (>1.96). Tetapi untuk variabel teramati independensi menunjukkan nilai yang
tidak signifikan (0.42). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel teramati independensi
tidak berhubungan dengan kualitas audit. Sedangkan variabel teramati tenure audit dan
ukuran KAP merupakan bagian dari besaran dari kualitas audit.

Hubungan antara kualitas audit dan opini audit menunjukkan hasil yang signifikan
(2.21), hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap opini
audit. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya terkait masa penugasan audit
(audit tenure), Bamber dan Iyer (2002) menemukan bahwa lamanya keterikatan auditor
dengan klien berhubungan dengan makin tingginya kualitas audit.
Hal ini dapat diartikan bahwa rotasi kantor akuntan publik tidak bersifat produktif.
Temuan ini konsisten dengan kesimpulan Ghosh dan Moon (2005) tentang persepsi
investor yang menyatakan bahwa lamanya keterikatan KAP dengan klien identik
dengan semakin meningkatnya kualitas audit.

5. Conclusion and Limitation
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan, bahwa asil uji kecocokan atas keseluruhan model pengukuran (Goodness
of Fit) menunjukkan hasil yang baik, close fit dan marjinal fit kecuali CFI masih poor
fit.

Hasil uji coba model menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansitidak

berpengaruh terhadap opini audit, sehingga hipotesis pertama (H1) tidak terbukti. Hasil
ini diperoleh berdasarkan nilai t-value yang tidak signifikan (-0.23).
Hasil uji coba model menyimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap
opini audit, jadi hipotesis kedua (H2) terbukti. Hasil ini diperoleh berdasarkan nilai tvalue yang signifikan (2.21).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel penelitian yang terbatas dan data
yang diperoleh dari pengembalian kuesioner yang masih belum memenuhi kriteria
pengolahan data menggunakan model SEM dan software LISREL, sehingga hal tersebut
mempengaruhi hasil penelitian dan hasilnya tidak bisa digeneralisasikan. Dalam
melakukan analysis juga peneliti memiliki keterbatasan pengetahuan dalam memahami
SEM dan penggunaan software LISREL sehingga terdapat beberapa tahapan prosedur
SEM yang masih belum dilaksanakan.
Dalam penelitian mendatang, sebaiknya sampel penelitian diperluas baik dalam
jumlah atau dalam waktu penelitian sehingga menghasilkan kesimpulan yang memadai.

P7
P8

Data
Availabitity

P9

P10

Sistem
Informasi
Akuntansi

P1

P2

P11

Data
Reliability

Bukti
Audit

P3

P12

P13

Data
Integrity

Opini
Audit

P14

P15
P4
P16
P5

Kertas
Kerja

P17

Independensi
P18

P6
P19

Kualitas
Audit

Tenure
Audit

P20
P21
P22

Gambar 3.1.Path Diagram CFA Mode

Ukuran
KAP

P23
P24

P23
P24

14

0.35

DA

P7

0.87

P8

0.63

P9

0.57

P10

0.91

P11

0.66

P12

0.77

P13

0.77

P14

0.87

P15

0.61

P16

0.72

P17

0.75

P18

0.71

P19

0.57

P20

0.48

P21

0.77

P22

0.68

P23

0.60

P24

0.58

0.61
0.66

0.78
0.30

SIA

0.85

DR

1.00
0.86

0.48

P1
0.37

0.97

P2

0.18

1.00

BA

0.63
0.60

0.58

0.48

-0.06

P3

DI

0.37
0.63

1.00

OPINI
0.71

0.70
0.94

0.53

P4

0.77

P5

0.48

IND

0.77

0.24

KKA

0.50
0.54

0.67
0.55

0.98

P6
1.00

KA

TA
0.90

0.66
0.72
0.48

0.64

KAP

0.56
0.64
0.65

Chi-Square=175.84, df=242, P-value=0.99952, RMSEA=0.000
Gambar 4.1. Path Diagram Standardized Loading

2.72

P7

7.20

P8

5.53

P9

4.84

P10

7.29

P11

5.17

P12

6.40

P13

6.86

P14

7.26

P15

5.82

P16

6.58

P17

6.75

P18

6.49

P19

5.89

P20

5.09

P21

7.04

P22

6.11

P23

5.32

P24

5.18

3.59

DA
3.57

2.95
1.86

SIA

1.99

DR

0.00
7.03

2.14
2.19

P1
4.73

7.57

P2

1.47

BA

2.92
4.75

-0.23

P3

DI
2.88

2.90
3.99

7.82

OPINI

2.24

7.43

0.43

P4

2.21

IND

1.90
6.09

P5

3.28

0.43

KKA

3.11
3.36

0.43

0.42

P6
0.00
2.57

KA

2.28

TA

2.56
2.43

3.86

4.78

KAP

5.18
5.23

Chi-Square=175.84, df=242, P-value=0.99952, RMSEA=0.000
Gambar4.2. Path Diagram T- Value Standardized Loading

REFERENCES
Agoes, Soekrisno, (2012), Auditing, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta
Arens, Alvin A., Randall J.Elder, dan Marks S. Beasleay. (2005). Auditing and
Assurance Services. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Brown.Clifford D. & K. Raghunandan, (2007). Audit Quality in Audits of Federal
Programs by Non-Federal Auditors: A Reply. Accounting Horizon Vol.11
No.1.American Accounting Association.
DeAngelo,L.E, (2001), Auditor Size and audit quality. Journal of Accounting &
Economics, Vol 10 No.3, pp 121-135.
Deis, Donald R. Jr & Gary A.Giroux, (2002). Determinants of Audit Quality in the
Public Sector, The Accounting Review, Vol 67, No.3.
Dye,R, (2003). Auditing Standards, Legal Liability and Auditor Wealth, Journal of
Political Economy, Vol.101.
Elder Randal J.(2007). A Comment on Audit Quality in Audits of Federal programs by
Non-Federal Auditors. Accounting Horizon Vo.11 No.1. American Accounting
Association
Elitzur Ramy dan Haim Failk, (2006), Planned Audit Quality. Journal of Accounting &
Public Policy, 15.247-269. North Holland.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia, (2012), Standar Profesional Akuntan Publik Per 1
Juni, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Khomsiyah & Nur Indriantoro, (2008), Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen
dan Sentivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. VolI No.1
Laudon, K.C., Jane P. Laudon, (2006). Management Information Systems. 9th edition.
New Jersey: Prentice- Hall, Inc.
Lennox S. Clive, (1999), Audit Quality & Auditor Size: An Evaluation of Reputation
and Deep Pockets Hypotheses. Journal of Business Finance & Accounting, 26(7) &
(8).Sept/Oct.
Mardiasmo, (2000). Value for Money Audit Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah
Sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik. Bahan Seminar Strategi
Pemeriksaan Keuangan Daerah yang Ekonomis, Efisien & Efektif dalam Rangak
pelaksanaan Otonomi Daerah, Yogyakarta.
Mautz,R.K& H.A.Sharaf, (1961), The Philosophy of Auditing, American Accounting
Association, Sarasota.
Mayang Sari, Sekar, (2003). Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Pendapat
Audit : Sebuah Kuasieksperimen, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 6 No.
1 Edisi Januari.
McLeod, Raymond, George Schell. (2004). Management Information Systems. 9th
edition. New Jersey : Prentice- Hall, Inc.
McNurlin, B.C. dan R.H. Sprague. (2002). Information Systems Management in
Practice. 5th edition. New Jersey : Prentice- Hall, Inc.
Mulyadi, (2002), Auditing, Edisi Keenam, Jilid Satu Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Pramita, Norma Aditya, (2009), Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor terhadap
Pendapat Auditor, S-1 Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Ridwan Muhammad., (2009), Pengaruh Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor
Terhadap Opini Auditor, S-1 Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur,
Surabaya.

Suraida, Ida, (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Terhadap Risiko
Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor Dan Ketetapan Pemberian Opini
Akuntan Publik, Sosiohumaniora, Volume 7 No. 3.
Utomo, Bambang, (2006), Reduksi Norma Evidencial Matter Menjadi Norma Evidence
serta Dampaknya pada Kualitas Audit dan Pembukuan di Indonesia. Jurnal
Keuangan dan Moneter, Vol.2 No.2
Wijanto, Setyo Hari, (2008), Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph W. (2000). Accounting Information Systems. 4th edition. New York:
John Wiley & Son.

APPENDIX 1:
KUESIONER
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN
KUALITAS AUDIT TERHADAP PENENTUAN OPINI AUDIT
a. Identitas Responden:
Nama Responden
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Masa Kerja
Jabatan

:
:
:
:
:
:

b. Daftar Pertanyaan
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataanpernyataan berkenaan dengan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, Kualitas dan
Opini Audit dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika
menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan
pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) = 5
2. Setuju (S) = 4
3. Netral = 3
4. Tidak Setuju (TS) = 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
OPINI
BUKTI AUDIT
No
1

2
3

Pernyataan
Dikumpulkan dimulai dari tahap
perencanaan sampai dengan
pelaksanaan audit
Prosedur pengumpulan bukti audit
disesuaikan dengan jenis bukti audit
Harus memenuhi karakteristik
kecukupan, kompeten dan relevan

STS

TS

N

S

SS

KERTAS KERJA AUDIT
No
4
5
6

Pernyataan
Disusun secara sistematis dan lengkap
Bebas dari kesalahan dan penyajian
informasi
Mendukung kesimpulan dan
rekomendasi signifikan auditor

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

SISTEM INFORMASI AUDIT
DATA AVAILABILITY
No
7
8
9

Pernyataan
Data dan informasi dikelola oleh
sistem yang memadai
Data dan informasi yang ada sesuai
permintaan
Kemudahaan pengambilan data

DATA RELIABILITY
No
10
11
12

Pernyataan
Data disajikan akurat
Data disajikan sesuai standar
Terdapat otorisasi atas penyajian data

DATA INTEGRITY
No
13
14
15

Pernyataan
Data disajikan sesuai bukti dan
keadaan sebenarnya
Data disajikan berdasarkan kecakapan
profesional yang memadai
Data disajikan berdasarkan
pengukuran yang memadai

KUALITAS AUDIT
INDEPENDENSI
No
16

17

Pernyataan
Penyusunan program audit bebas dari
campur tangan pimpinan untuk
menentukan, mengeliminasi atau
memodifikasi bagian-bagian tertentu
yang diperiksa.
Penyusunan program audit bebas dari
usaha-usaha pihak lain terhadap subyek
pekerjaan pemeriksaan selain untuk
proses pemeriksaan yang disediakan.

18

Pemeriksaan bebas dari kepentingan
pribadi atau hubungan yang membatasi
pemeriksaan pada kegiatan catatan,
orang-orang tertentu yang seharusnya
tercakup dalam pemeriksaan.

LAMA PENUGASAN (AUDIT TENUR)
No

Pernyataan

19

Masa penugasan audit berhubungan

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

dengan kualitas audit
20

Masa penugasan audit disesuaikan
dengan tujuan audit.

21

Masa penugasan audit disesuaikan
dengan program audit

UKURAN KAP
No

Pernyataan

22

Ukuran perusahaan mencerminkan
profesionalisme audit.

23

Ukuran perusahaan mencerminkan
kualitas auditor

24

Ukuran perusahaan mencerminkan
sumber daya yang dimiliki.

Dokumen yang terkait

KARATERISTIK KOPERASIUNTUK MEMBEDAKAN PENGARUHNYA TERHADAP PERMINTAAN JASA AUDIT EKTERNAL

0 0 25

ANGGARAN WAKTU AUDIT DAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ABDUL HALIM Universitas Gajayana Malang Abstract - 081 ANGGARAN WAKTU AUDIT DAN KOMITMEN PROFESIONAL, kualitas aud

0 0 26

082 ANALISIS NILAI KULTUR INDIVIDUALIS KOLEKTIVIS AUDIT

0 0 31

FUNGSI MEDIASI ELEMEN INSTITUSIONAL BUDAYA TERHADAP HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN NILAI-NILAI ISLAM PADA LAPORAN TAHUNAN BANK ISLAM: STUDI LINTAS NEGARA

0 6 27

080 INDEPENDENSI DAN CONFLICT OF INTEREST AUDITOR

0 0 26

PENGARUH BIAS SELF FULFILLING PROPHECY DAN INISIATIF PERUBAHAN MANAJEMEN SEBAGAI UPAYA PENGURANGBIASAN GOING CONCERN JUDGMENT

0 0 27

PENGARUH KOMPETENSI, SKEPTISME, HUBUNGAN KLIEN DENGAN AUDITOR, UKURAN KAP TERHADAP KEPUASAN KLIEN DAN KEGUNAAN UNTUK STAKEHOLDER EKSTERNAL DALAM PERSPEKTIF KLIEN IBNU IRAWAN LILI SUGENG WIYANTORO HELMI YAZID EWING YUVISA IBRANI Universitas Sultan Ageng Ti

1 2 21

PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)

0 0 23

PERAN KEKHAWATIRAN MENDAPAT SANKSI PROFESIONAL DALAM PROFESIONALISMA DAN INDEPENDENSI AUDITOR: PENGUJIAN TEORI KOGNITIF SOSIAL FRANCISCA RENI RETNO ANGGRAINI Universitas Sanata Dharma ZAKI BARIDWAN SUWARDJONO HARDO BASUKI Universitas Gadjah Mada Abstract

0 0 20

Universitas Airlangga Abstract - 075 PENGARUH UMUR, GENDER, DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU

0 1 27