Perilaku Kleptomania pada Manusia dalam
Perilaku Kleptomania pada Manusia
Oleh: Dwi Laksono Abdullah
Kleptomania adalah suatu gangguan akibat kegagalan atau ketidakmampuan
mengontrol keinginan untuk mengambil (mengutil, mencuri) barang yang seharusnya tidak
dibutuhkan atau sebenarnya tidak cukup berharga untuk pengambilnya. Orang dengan
kleptomania mengutil bukan bertujuan untuk balas dendam, bukan akibat dari halusinasi dan
bukan pula karena ingin mendapatkan keuntungan finansial (uang) dari barang yang dicurinya.
Tujuan utama orang dengan kleptomania mengutil adalah perasaan senang, lega dan puas
ketika melakukan pengutilan.
Penjelasan secara fisiologis (physiology explanation) menjelaskan bahwa perilaku
kleptomania disebabkan oleh pengaruh serotonin dan dopamin. Di dalam otak terdapat zat
kimia neurotransmiter, diantaranya bernama serotonin dan dopamin. Serotonin membantu
mengatur mood (suasana hati) dan emosi, sedangkan dopamin menimbulkan rasa senang.
Orang dengan kleptomania termasuk dalam golongan orang yang memiliki serotonin rendah,
sehingga mereka memiliki perilaku impulsif (sangat reaktif, mudah terpancing, sulit menahan
diri) ketika timbul dorongan kuat untuk mencuri.
Ketika dorongan untuk mencuri tiba-tiba muncul dengan kuat, orang dengan
kleptomania merasakan ketegangan yang sangat tidak mengenakkan. Akibatnya, mereka
mencuri untuk memenuhi dorongan yang muncul tersebut. Setelah kegiatan pencurian
dilakukan, timbul perasaan senang, puas, dan lega. Mencuri dalam hal kleptomania bertujuan
untuk melepaskan ketegangan, serta memicu keluarnya zat dopamin (zat yang menimbulkan
rasa senang). Sehingga hal yang dirasakan menyenangkan tersebut cenderung akan diulangi.
Kleptomania dalam penjelasan ontogenis (ontogenic explanation) disebabkan karena
kebutuhan emosi seseorang di masa kecilnya yang tidak terpenuhi, seperti kurangnya kasih
sayang. Penyebab lain juga dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua
yang terlalu permisif membolehkan anak melakukan hal apapun sehingga anak sulit
membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Perilaku anak yang dibiarkan mengambil
barang milik orang tuanya tanpa permisi dapat diaplikasikan di lingkungan sosialnya yang lain
(sekolah atau teman sebaya). Pola asuh orang tua yang otoriter dan serba melarang juga bisa
menjadi penyebab anak memberontak. Bentuk pertentangan kemudian diwujudkan dengan
melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak orang tuanya.
Dalam penjelasan evolusioner (evolutionary explanation) melihat perilaku kleptomania
sebagai bagian dari perilaku mencuri. Sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP, tidak
disebutkan bahwa kleptomania terpisah dari tindakan mencuri. Dalam hukum Indonesia tidak
dikenal istilah kleptomania, sehingga orang dengan kleptomania yang melakukan tindakan
mencuri dapat diancam hukuman pidana. Akan tetapi, kleptomania dapat dijadikan sebagai
alasan pemaaf penghapus pidana, karena orang dengan kleptomania dipandang sebagai orang
yang mengerjakan suatu tindak pidana dan kemudian tidak dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya karena dianggap sakit jiwa. Bagaimanapun, kleptomania tidak dibenarkan dalam
hukum Indonesia, meskipun mendapatkan toleransi, akan tetapi tetap saja perilaku kleptomania
dapat disamakan dengan mencuri.
Kleptomania jika dipandang dari sudut penjelasan fungsional (functional explanation),
tujuan orang dengan kleptomania melakukan tindakan mengutil tidak lain untuk menuntaskan
dorongan mencuri dalam dirinya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan
utama orang dengan kleptomania mengutil adalah perasaan senang, lega, dan puas.
Ini adalah draft tugas kelompok Small Group Discussion (SGD) 5 untuk mata kuliah
Biopsikologi, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Oleh: Dwi Laksono Abdullah
Kleptomania adalah suatu gangguan akibat kegagalan atau ketidakmampuan
mengontrol keinginan untuk mengambil (mengutil, mencuri) barang yang seharusnya tidak
dibutuhkan atau sebenarnya tidak cukup berharga untuk pengambilnya. Orang dengan
kleptomania mengutil bukan bertujuan untuk balas dendam, bukan akibat dari halusinasi dan
bukan pula karena ingin mendapatkan keuntungan finansial (uang) dari barang yang dicurinya.
Tujuan utama orang dengan kleptomania mengutil adalah perasaan senang, lega dan puas
ketika melakukan pengutilan.
Penjelasan secara fisiologis (physiology explanation) menjelaskan bahwa perilaku
kleptomania disebabkan oleh pengaruh serotonin dan dopamin. Di dalam otak terdapat zat
kimia neurotransmiter, diantaranya bernama serotonin dan dopamin. Serotonin membantu
mengatur mood (suasana hati) dan emosi, sedangkan dopamin menimbulkan rasa senang.
Orang dengan kleptomania termasuk dalam golongan orang yang memiliki serotonin rendah,
sehingga mereka memiliki perilaku impulsif (sangat reaktif, mudah terpancing, sulit menahan
diri) ketika timbul dorongan kuat untuk mencuri.
Ketika dorongan untuk mencuri tiba-tiba muncul dengan kuat, orang dengan
kleptomania merasakan ketegangan yang sangat tidak mengenakkan. Akibatnya, mereka
mencuri untuk memenuhi dorongan yang muncul tersebut. Setelah kegiatan pencurian
dilakukan, timbul perasaan senang, puas, dan lega. Mencuri dalam hal kleptomania bertujuan
untuk melepaskan ketegangan, serta memicu keluarnya zat dopamin (zat yang menimbulkan
rasa senang). Sehingga hal yang dirasakan menyenangkan tersebut cenderung akan diulangi.
Kleptomania dalam penjelasan ontogenis (ontogenic explanation) disebabkan karena
kebutuhan emosi seseorang di masa kecilnya yang tidak terpenuhi, seperti kurangnya kasih
sayang. Penyebab lain juga dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua
yang terlalu permisif membolehkan anak melakukan hal apapun sehingga anak sulit
membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Perilaku anak yang dibiarkan mengambil
barang milik orang tuanya tanpa permisi dapat diaplikasikan di lingkungan sosialnya yang lain
(sekolah atau teman sebaya). Pola asuh orang tua yang otoriter dan serba melarang juga bisa
menjadi penyebab anak memberontak. Bentuk pertentangan kemudian diwujudkan dengan
melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak orang tuanya.
Dalam penjelasan evolusioner (evolutionary explanation) melihat perilaku kleptomania
sebagai bagian dari perilaku mencuri. Sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP, tidak
disebutkan bahwa kleptomania terpisah dari tindakan mencuri. Dalam hukum Indonesia tidak
dikenal istilah kleptomania, sehingga orang dengan kleptomania yang melakukan tindakan
mencuri dapat diancam hukuman pidana. Akan tetapi, kleptomania dapat dijadikan sebagai
alasan pemaaf penghapus pidana, karena orang dengan kleptomania dipandang sebagai orang
yang mengerjakan suatu tindak pidana dan kemudian tidak dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya karena dianggap sakit jiwa. Bagaimanapun, kleptomania tidak dibenarkan dalam
hukum Indonesia, meskipun mendapatkan toleransi, akan tetapi tetap saja perilaku kleptomania
dapat disamakan dengan mencuri.
Kleptomania jika dipandang dari sudut penjelasan fungsional (functional explanation),
tujuan orang dengan kleptomania melakukan tindakan mengutil tidak lain untuk menuntaskan
dorongan mencuri dalam dirinya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan
utama orang dengan kleptomania mengutil adalah perasaan senang, lega, dan puas.
Ini adalah draft tugas kelompok Small Group Discussion (SGD) 5 untuk mata kuliah
Biopsikologi, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.