LAPORAN PENELITIAN AKHIR MADRASAH ALIYAH

MINYAK ATSIRI DARI EKSTRAK DAUN CODIAEUM
VARIEGATUM
Laporan Penelitian
Disusun untuk memenuhi persyaratan
Mengikuti Ujian Nasional / UjianAkhir Madrasah
Madrasah Aliyah YKUI Maskumambang Gresik
Tahun Pelajaran 2014/2015

Jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Afhami Eka Putri
Annisa Nuril Fajriyah
Faizatur Roshifah

Imelda Rizqiyah
Miftahul Jannah

No Induk
No Induk
No Induk
No Induk
No Induk

: 5318
: 5325
: 5342
: 5352
: 5378

MADRASAH ALIYAH YKUI
PONDOK PESANTREN MASKUMAMBANG
Jalan Raya Maskumambang Dukun Gresik Telepon (031)3941757
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN


1. Judul
2. Nama Penulis
a.
b.
c.
d.
e.

: Minyak Atsiri dari Ekstrak Daun Codiaeum Variegatum
:
Afhami Eka Putri
NIS : 5318
Annisa Nuril Fajriyah
NIS : 5325
Faizatur Roshifah
NIS : 5342
Imelda Rizqiyah
NIS : 5352
Miftahul Jannah

NIS : 5378

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian
Nasional Madrasah Aliyah tahun 2014/2015.

Dukun, 15 Januari 2015
Pembimbing paper

Lailatu Najahah, S.Pd

Mengesahkan

:

Kepala MA YKUI Pondok Pesantren Maskumambang

Ahmad Sholihan, S.Pd, M.Si

ii
MOTTO


“Be Great Moslem in Modern era”
“Menjadi Bermanfaat itu Menyenangkan”

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Tidak terhitung jumlah dukungan yang penulis terima dalam penyelesaian
paper ini. Oleh sebab itu sekiranya penulis patut untuk menyampaikan terima
kasih yang sedalam-dalamnya. Jazakumullah Ahsanal Jazaa’ kepada
1. Bapak KH.Nadjih Ahjad, selaku pemangku YKUI

:

Pondok Pesantren

Maskumambang yang secara tidak langsung telah memberi penulis
kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui paper ini.
2. Bapak Ahmad Sholihan, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Madrasah Aliyah
Maskumambang yang telah memberikan kesempatan menambah wawasan

dan daya kritis penulis dalam setiap aktifitas sehari-hari, baik di dalam
lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
3. Ibu Lailatu Najahah, S.Pd, selaku pembimbing penelitian, yang penuh
dengan dedikasinya senantiasa memberikan bimbingan yang sangat
bermanfaat guna peyelesaian karya tulis paper ini.
4. Ibu Nashrul Millah, S.Si, selaku Murobbiyah kami yang dengan
kerelaanya dan penuh kesabaran memberi arahan pada kami dan motivasi
sehingga secara tidak langsung kami dapat menyelesaikan penulisan paper
ini.
5. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing dan mendidik kami selama
di Madrasah Aliyah YKUI Maskumambang ini.
6. Orang Tua Penulis yang tiada henti memberi motivasi dan dukungan demi
menunjang proses belajar.
7. Semua teman-teman kami di kelas XII D IPA yang selalu kompak dan
ceria sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat memberi
dukungan dalam penyelesaian paper ini.
Akhirnya harapan penulis, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak demi pengembangan dan perbaikan di masa mendatang. Aamiin
PENULIS
iv

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga karya tulis dengan judul

“Minyak ATSIRI Dari Ekstrak Daun Codiaeum Variegatum” ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai revolusioner akbar yang telah membimbing dari
jalan yang sesat menuju jalan yang benar.
Paper ini disusun bertujuan untuk memenuhi persyaratan
mengikuti Ujian Nasional Madrasah Aliyah tahun 2014/2015 juga untuk
memberikan informasi kepada masyarakat umum bahwa Daun Codiaeum
Variegatum atau biasa dikenal dengan istilah daun puring dapat dijadikan
sebagai produk untuk menyembuhkan beberapa penyakit diantara nya
ialah obat sakit perut.
Dalam penulisan paper ini, penulis mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ustadz KH.Nadjih Ahjad selaku pemangku YKUI Pondok

Pesantren Maskumambang.
2. Ustadz Fatihuddin Munawir, M.Ag selaku kepala staff

YKUI

Pondok Pesantren Maskumambang.
3. Ustadz Ahmad Sholihan, S.Pd, M.Si selaku kepala MA YKUI
Pondok Pesantren Maskumambang.
4. Ustadz Lailatu Najahah, S.Pd selaku guru pembimbing.
5. Kedua Orang tua yang telah memeberikan semangat dan motivasi.
6. Teman-teman yang selalu memberi dukungan.
v
7. Semua pihak yang dengan ikhlas membantu penulis dalam
penulisan paper ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun
penulis manyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna. Oleh k arena itu,
dengan kerendahan hati penulis menerima adanya kritik dan saran yang
membangun dari pihak manapun demi perbaikan di masa yang akan
datang.


Akhir kata penulis ucapkan selamat membaca. Semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Dukun, 05 Januari 2015

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..…………………………..…….…………. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..…… ii
HALAMAN MOTTO ……………………………………..……………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... iv
KATA PENGANTAR ……………..……………………………………... v

DAFTAR ISI ……………………...……………………………………... vii

DAFTAR GAMBAR ………………….………………………………..... ix
DAFTAR TABEL ………………….…………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang ……………...…………………………………….. 1
Rumusan Masalah …………..……………………………………..2
Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 2
Manfaat Penelitian …………..…………………………………….. 2
Metode Penelitian …………...…………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Puring …………............................................................
B. Menthol Sebagai Bahan Tambahan .................................................
C. Penyulingan ……………….............................................................
D. Daun Kersen Sebagai Pewarna Alami .............................................

E. Pigmen pada Daun …………...........................................................
F. Proses Pemisahan Pigmen dari Daun Kersen ..................................

3
6
6
11
12
15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 17
B. Sasaran Penelitian …………...……………………………………. 17
C. Jenis Penelitian ……………………………………...……………. 18
vii
D. Rancangan Penelitian ………......................................................... 18
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………….......................................................... 24
B. Pembahasan ………………........................................................... 29

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………............................................................ 30
B. Saran ………………………........................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Daun Puring……………………………………….……….. 3

Gambar 2.2

Daun Kersen……………………………………………….. 11

Gambar 2.3

Struktur Klorofil a…………………………………………..13

Gambar 2.4
13

Struktur Klorofil b…………………………………………..

Gambar 2.5

Struktur α-karoten …. . ………………...………………….. 14

Gambar 2.6

Struktur β-karoten …………………… ...…………...…….. 14

Gambar 2.7

Struktur xantofil……………………………………...…….. 14

Gambar 2.8

Struktur umum antosiasin………………………………….. 15

Gambar 4.1

Hasil distilasi daun puring………………...……………….. 25

Gambar 4.2

Memotong daun kersen……………………………………..25

Gambar 4.3

Menambahkan air ke dalam cawan……………………….. 25

Gambar 4.4

Filtrasi hasil tumbukan kersen…………………………….. 26

Gambar 4.5

Hasil filtrasi……………………………………………….. 26

Gambar 4.6

Memasukkan sampel hasil distilasi……………………….. 27

Gambar 4.7

Menambahkan FeCl3…………..………………………….. 27

Gambar 4.8

Hasil akhir…………………………………………………..27

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Daftar waktu dan kegiatan pembuatan minyak……………..17

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dalam industri makanan adalah salah satu
faktor munculnya berbagai produk instan. Hal ini memicu angka konsumtif
semakin tinggi. Kurangnya kewaspadaan konsumen terhadap produk instan
tersebut mengakibatkan banyak orang terjangkit berbagai penyakit berat,
seperti: Usus buntu, kanker, dan gagal ginjal.
Tidak bisa dipungkiri pada zaman modern ini msih banyak penyakit
berat yang berasal dari hal-hal sepele, seperti usus buntu, kanker, dan gagal
ginjal. Seringkali penderita menganggap ini hanya hal kecil, padahal itu

dapat berakibat fatal bagi manusia sendiri. Untuk itu perlu diimbangi dengan
obat-obat yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut.
Pemikiran manusia yang semakin berkembang membantu mereka
untuk menemukan pengobatan yang berasal dari alam sekitanya. Salah
satunya yaitu terbuatnya minyak atsiri dari ekstrak daun puring.
Puring adalah sejenis tanaman hias yang kurang mendapat perhatian
masyarakat. Mereka beranggapan bahwa puring hanya sebagai pengotor
halaman atau hiasan rumah belaka. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan puring
sangat cepat. Sehingga, daun yang dihasilkan juga sangat banyak. Selain itu,
minimnya pengetahuan masyarakat akan beberapa tumbuhan yang ternyata
memiliki banyak manfaat.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dari
tanaman puring yang dikhususkan pada daunnya dan menjadi minyak atsiri
dari ekstrak daun puring ini.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah daun puring dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri yang
bermanfaat?
2. Bagaimana cara pemanfaatan daun puring menjadi minyak yang
bermanfaat untuk banyak penyakit?
3. Apakah daun puring mengandung zat kimia bermanfaat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memanfaatkan daun puring menjadi minyak atsiri yang berguna
untuk sebagian penyakit.

2. Untuk mengetahui cara pemafaatan puring menjadi minyak atsiri yang
bermanfaat.
3. Untuk mengetahui zat kimia yang terkandung pada daun puring.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui manfaat daun puring sebagai bahan pembuatan obat.
2. Mengetahui tata cara pembuatan minyak dari daun puring.
3. Mengetahui kandungan yang ada pada daun puring.
E. Metode Penelitian
Metode analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen yang didasarkan pada pola pikir secara logika dan
didukung oleh beberapa penelitian untuk menarik satu atau lebih
kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat penelitian yang telah
dilakukan penulis.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Puring
Puring ialah tanaman semak hias yang berkayu, mempunyai bentuk
daun yang bermacam-macam (lonjong membundar, panjang seperti pita, dan
semisalnya). Berwarna merah atau hijau dengan bercak-bercak merah atau
kuning. Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Terbagi atas 1.600 varietas yang
tersebar di Amerika Serikat, Asia Selatan, Indonesia, Pulau Pasifik, dan
Kepulauan Fuji. Keberadaan puring sempat diremehkan dan dianggap tidak
bernilai ekonomis oleh masyarakat, dan baru mendapat perhatian sekitar tahun
2007.

Gambar 2.1 Daun Puring

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Devisi

: Magnoliophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malpighiales

Family

: Euphorbiaceae

Genus

: Codiaeum

Spesies

: Coidaeum variegatum

3
Secara umum, jenis puring dapat dibedakan berdasarkan:
1. Warna Daun
Berdasarkan warna daunnya, puring dibagi menjadi tiga macam.

Warna tunggal (monocolor) : hijau, kuning, hitam, atau merah. Seperti
pada puring jengkol, yang dominan dengan warna hitam.

Warna ganda (bicolor) : hijau - kuning, merah - kuning, hitam - kuning,
hitam - merah. Seperti puring koi, yang warna daunnya terdiri dari warna hijau kuning.

Warna majemuk (multicolor), satu daun terdiri atas berbagai warna.
Seperti puring sakura, puring kirana, puring walet.
2. Bentuk Daun
Berdasarkan bentuk daunnya, puring dibagi menjadi dua macam.
 Daun lebar, seperti puring raja dan puring oscar.
 Daun sempit, seperti puring air mancur dan puring Thailand.
Struktur organ anatomi daun puring (Coidaeum variegatum):
1.

Epidermis
Epidermis pada daun puring merupakan lapisan sel hidup terluar.
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah.

Berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya. Alat-alat
tambahan yang terdapat di antara epidermis daun, antara lain trikoma
2.

(rambut) dan sel kipas.
Hipodermis
Hipodermis merupakan zona transisisonal di antara kulit dan jaringan di
bawahnya yang mengandung sel lemak.

4
3.

Parenkim
Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar, karena banyak dijumpai
hampir ditiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim pada puring
(Coidaeum variegatum) yaitu parenkim palisade dengan bentuk bulat
memanjang/lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim
palisade ini terdapat sel klorofil (zat hijau daun).
Selain itu terdapat pula parenkim asimilasi, yaitu sebagai pembuat zat

makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesis di daun, lalu hasil
fotosintesis tersebut disimpan di parenkim penimbun.
Kandungan kimia daun puring (Coidaeum variegatum) adalah saponin dan
tannin. Khasiat daun puring dalam bidang kesehatan antara lain: dapat
menghilangkan gatal-gatal pada tubuh, menurunkan demam, melancarkan
peredaran darah, mengobati cacingan, meningkatan nafsu makan, dan
mengobati perut mulas.
Adapun Kandungan pada Puring (Codiaeum Variegatum)


Dalam sifat KIMIAWI:
Tumbuhan ini kandungan kimianya belum banyak diketahui kecuali
getahnya mengandung tanin dan saponin.



Dalam EFEK FARMAKOLOGIS:

Dalam farmakologi Cina disebutkan tanaman ini memiliki rasa pahit,
dingin, beracun.
Melancarkan peredaran darah, peluruh keringat dan pencahar ringan.Akar
dan kulit batang mempunyai rasa pedas, yang berkurang bila digodok
bersama dengan scutellaria.
5


Bagian TANAMAN YANG DIGUNAKAN:
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun, ranting muda, akar
dan kulit batang.

B. Menthol Sebagai Bahan Tambahan
Menthol (C10H20O) merupakan komponen bahan sintesis organic yang
terdapat dalam daun mint dan mint oil.
Menthol atau menthan-3-ol merupakan alcohol yang diperoleh dari
bermacam-macam minyak atau sediaan sintetiknya. Levorotary mentol [(-)menthol] atau bentuk resemiknya [(±)-menthol], dapat diproduksi alami
maupun sintetiknya. Biasanya menthol dibuat dari minyak peppermint jepang
dengan pendinginan (-22ºC), akan terbentuk Kristal. Bagian yang cair
dituangkan, Kristal menthol ditekan antara kertas saring, kemudian dimurnikan
dengan rekristalisasi. Minyak peppermint jepang diperoleh dengan destilasi
uap dari pucuk berbunga Mentha Arensis Linne Var Piperascens. Menthol
rasemik buatan dihasilkan dengan hidrognasi dengan Thymol, mentol bisa juga
dibuat dari pinen. Menthol yang terjadi tidak berwarna, Kristal segi enam
seperti jarum, massa melebur atau serbuk Kristal yang sedap baunya seperti
peppermint.
C. Penyulingan

Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di
Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri
dibawa oleh kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat
parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan
kimia yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli
kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi insprasi dalam destilasi skala mikro,
karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang.
6
Petroleum pertama kali didisetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama AlRazi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin/ minyak tanah pertama ditemukan
oleh Avicenna pada awal abad ke-11.
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponenkomponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut
terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui
penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah komposisi uap
harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutanlarutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan
yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer
yang digunakan.
Destilasi

dilakukan

melalui

tiga

tahap

yaitu

evaporasi

adalah

memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan yaitu pemisahan uap-cairan di
dalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah
yang lebih mudah menguap dari komponen lain yang kurang volatil dan
kondenasasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil. Pada pemisahan campuran dari dua campuran yang menguap atau yang
titik didihnya berdekatan lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat

dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses
dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.
Dalam proses ini campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan
tetap. Uap yang dilepaskan dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu
komponen tetapi masih mengandung campuran kedua komponen dengan
komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih.
7
Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak
mengandung komponen yang mudah menguap (atsiri).
Bila sebagian cairan yang telah didihkan uapnya diembunkan, maka
campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap
yang terembunkan disebut destilat, dan mengandung lebih banyak komponen
yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang
tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar
menguap. Bila destilat yang mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai
mendidih, maka uap yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih
atsiri.
Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh salah
satu komponen murni yang mudah menguap.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada hokum Roult dan hokum Dalton. Destilasi Skala
Industri. Umumnya proses destilasi dalam skala industri dilakukan dalam
menara, oleh karena itu unit proses dari destilasi ini sering disebut sebagai
menara destilasi (MD). MD biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan
tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari MD biasanya berupa cair jenuh
(cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap)
dan memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil

(lebih ringan/mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen
berat.
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang
mendidih memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan distilasi
atau juga pada proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum,
pengendalian temperatur suatu reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan
sebagainya.Cairan yang sedang dididihnya biasanya ditampung dalam bejana
8
dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau
vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan
panas atau uap panas pada sisi yang lain. Perbedaan sifat campuran suatu fase
dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara jelas jika suatu cairan
menguap, terutama dalam keadaan mendidih.
Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang
tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi
tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi
setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum
dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah.
Namun setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas
akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap.
Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan,
dan kecepatan molekulmolekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.
Ada 5 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi
sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu
ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi
dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi
reaktif.
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan
kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki

perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya.
Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada
saat mencapai titik didih masing – masing.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya dis.bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
9
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama sama mudah
menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat
sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.Proses berulang ini
terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat
dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang
lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah
menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam
kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran
alkohol-air (lihat gambar di bawah),titik didih alkohol adalah 78°C dan
titik didih air adalah 100°C.Campuran tersebut dicampurkan dalam labu
didih.Pada suhu sekitar 78°C alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air
juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar
alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran
semula.Ketika mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan
memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78°C,alkohol
tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak
alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air turun ke dalam
labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada
banyaknya plat dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang
lebih murni. Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian
minyak

bumi,yaitu

memisahkan

sebagainya dari minyak mentah.
3. Destilasi Azeotrop

gas,bensin,minyak

tanah,

dan

Untuk memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
10
4. Destilasi Uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air,
dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut
tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi
bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap
adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air
dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap
air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan
pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang
akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat
gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang
berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan
titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih
rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.
5. Destilasi vakum
Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi,
metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan
lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah,
dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak
perlu terlalu tinggi.
D. Daun Kersen sebagai pewarna alami

Gambar 2.2 Daun Kersen
11
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan

:Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

:Magnoliopsida

Ordo

:Malvales

Famili

:Muntingiaceae

Genus

:MuntingiL.

Spesies

:M. calabura

Nama binomial

:Muntingia calabura

Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus
buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di
Jakarta, buah ini juga dinamai ceri .Perdu atau pohon, tinggi sampai 12 m, meski
umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Hijau abadi dan terus menerus berbunga dan
berbuah sepanjang tahun.

E. Pigmen pada Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau daun dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi cahaya matahari melalui fotosintesis. Bentuk daun sangat beragam
namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Daun juga bisa
bermodifikasi menjadi duri (misalnya kaktus) dan berakibat daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintetik. Warna hijau pada daun berasal dari
kandungan klorofil pada daun.

Daun seringkali

mengandung beberapa senyawa yang berwarna

(pigmen) antara lain klorofil (hijau), dan xantofil (kuning). Meskipun klorofil
mengandung bagian yang polar, akan tetapi secara keseluruhan strukturnya
12
adalah non polar, seperti hidrokarbon, sehingga klorofil mudah larut dalam
pelarut non polar seperti eter atau petroleum eter. Ada dua jenis klorofil yaitu
klorofil a dan klorofil b, yang membedakan kedua jenis klorofil ini adalah
adanya gugus aldehid pada struktur klorofil b yang menyebabkan klorofil b
ini bersifat sedikit lebih polar dibandingkan klorofil a. Adapun struktur dari
kedua jenis klorofil ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3. Struktur klorofil a

Gambar 2.4 Struktur klorofil b
Karoten C40H56 adalah senyawa alkena dengan rantai panjang dari sistem
ikatan rangkap terkonjugasi. Daun hijau mengandung sekitar 90% betakaroten

dan 10 % alpha karoten. Meskipun secara keseluruhan molekul karoten adalah
non polar, akan tetapi mempunyai sifat dapat mengubah bidang polarisasi.

13
Karoten juga ada dua jenis yaitu a-karoten dan β-karoten, yang membedakan
kedua struktur ini adalah posisi ikatan rangkap pada cincin ujung. Adapun
strukturnya adalah sebagai berikut.

Gambar 2.5 Struktur α-karoten

Gambar 2.6 Struktur β-karoten
Xantofil C40H50O2 adalah bentuk karoten yang terhidroksilasi,
kandungan xantofil dalam daun hijau selalu dua kali lebih besar dari karoten.
Xantofil lebih larut dalam alkohol dan sedikit larut dalam petroleum eter
dibandingkan karoten. Xantofil memiliki struktur yang mirip dengan karoten,
hanya bedanya xantofil memiliki gugus OH pada struktur sikliknya. Adapun
struktur dari xantofil adalah sebagai berikut.

Gambar 2.7 Struktur xantofil

14
Selain itu, di dalam daun juga mengandung antosianin yang berwarna
merah, biru atau ungu tergantung derajat keasamannya. Untuk mengekstraksi
pigmen dari daun, terlebih dahulu dilakukan penggerusan dengan mortar
terhadap daun kering sampai halus. Pelarut yang dapat mengekstraksi pigmen
secara bertahap dengan urutan kepolaran yaitu petroleum eter, kloroform,
etanol, dan metanol. Adapun struktur umum dari antosianin adalah sebagai
berikut.

Gambar 2.8 Struktur umum antosianin
F. Proses Pemisahan Pigmen dari Daun Kersen
Daun-daun terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak simetris,
bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1-4 × 4-14 cm,
sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai pendek. Daun penumpu yang
sebelah meruncing bentuk benang, lk. 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan
rontok, sementara sebelah lagi rudimenter.
Dalam melakukan proses ekstraksi/pembuatan larutan zat warna alam
perlu disesuaikan dengan berat bahan yang hendak diproses sehingga jumlah
larutan zat warna alam yang dihasilkan dapat mencukupi untuk mencelup
bahan tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam yang diperlukan tergantung
pada jumlah bahan tekstil yang akan diproses. Perbandingan larutan zat warna

dengan bahan tekstil yang biasa digunakan adalah 1: 30. Misalnya berat
bahan tekstil yang diproses 100 gram maka kebutuhan larutan zat warna alam
15
adalah 3 liter. Beikut iniadalah langkah-langkah proses ekstraksi untuk
mengeksplorasi zat pewarna alam dalam skala laboratorium:
a.

Potong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang diinginkan
misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu
maupun langsung diekstrak. Ambil potongan tersebut seberat 500 gr.

b.

Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam panci. Tambahkan air
dengan perbandingan 1:10. Contohnya jika berat bahan yang diekstrak
500gr maka airnya 5 liter.

c.

Rebus bahan hingga volume air menjadi setengahnya (2,5liter). Jika
menghendaki larutan zat warna jadi lebih kental volume sisa perebusan
bisa diperkecil misalnya menjadi sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa
pigmen warna yang ada dalam tumbuhan telah keluar ditunjukkan
dengan air setelah perebusan menjadi berwarna. Jika larutan tetap bening
berarti tanaman tersebut hampir dipastikan tidak mengandung pigmen
warna.

d.

Saring dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi tersebut
untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diesktrak (residu). Larutan
ekstrak hasil penyaringan ini disebut larutan zat warna alam. Setelah
dingin larutan siap digunakan.

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium MA YKUI PONDOK
PESANTREN MASKUMAMBANG tepat pada tanggal 25 September 2014 –
16 Desember 2014.
Tabel 3.1 Daftar waktu dan kegiatan pembuatan minyak
WAKTU

KEGIATAN

25 September 2014,

Destilasi
Daun
Puring
(Codiaeum Variegatum)

Pukul 07.30
15 Oktober 2014,

Ekstraksi Pigmen Daun Kersen
(Muntingia Calabura L.)

Pukul 08.00
15 Desember 2014,
Pukul 09.00
16 Desember 2014,
Pukul 09.30
16 Desember 2014

Reaksi
Identifikasi
Kimia
terhadap Saponin pada Daun
Puring
Reaksi
Identifikasi
Kimia
terhadap Tanin pada Daun
Puring
Teknik Pencampuran Menthol
pada Daun Puring

Pukul 09.45

Daun puring yang digunakan untuk penelitian yakni kita ambil dari
daun puring yang sudah benar-benar tua. Sehingga sebelum daun puring
tersebut layu, dan gugur kita bisa memanfaatkannya. Sehingga pada tanggal
25

September

Laboratorium.

2014,

penulis

langsung

melakukan

penyulingan

di

B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini meliputi Daun puring yang sudah tua dan mentol
sebagai pewarna dan yang menimbulkan efek hangat pada minyak kami.

17
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang memanfaatkan daun
puring yang sudah tua untuk diolah menjadi minyak yang berguna untuk
mengobati beberapa penyakit yang bisa digunakan oleh siapapun dan tanpa
batas waktu.

D. Rancangan Penelitian
1. Proses Destilasi
a. Alat dan Bahan
 Alat
- Seperangkat Alat Destilasi
- Dua buah selang berdiameter kecil panjangnya 2,5 m



- Gunting
- Gelas ukur
- Dua buah timba
- Satu Set Alat Pembakaran
Bahan
- Sepuluh Lembar daun puring yang sudah tua
- Aquades 500 ml

b. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam penelitian ini antara lain:
 Memotong daun puring menjadi kecil-kecil dengan menggunakan


gunting.
Memasukkan potongan daun puring ke dalam labu distilasi dengan



menambah 500 ml aquades.
Meletakkan alat pembakaran di bawah labu destilasi yang telah diisi
daun puring dan aquades.
18



Mengisi salah satu timba dengan air dan membiarkan yang satunya



kosong.
Menghubungkan kedua selang dengan kedua lubang yang ada di



alat destilasi
Meletakkan Selang yang berdekatan dengan labu distilasi yang
dipanaskan ke dalam timba yang berisi air tadi. Dan letakkan



selang satunya ke dalam timba yang kosong.
Menyedot selang yang ada di dalam tabung tadi, sampai airnya




mengalir ke dalam kondensor.
Menyalakan alat pembakaran.
Meletakkan tabung elenmeyer di ujung alat destilasi untuk
menampung ekstrak puring.

2. Ekstraksi Pigmen Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
a. Alat dan Bahan


Alat
-Gelas ukur
-Tabung Reaksi
- Gunting
-Kaki Tiga
-Kasa Asbes
-Kotak Alat
- Korek Api



Bahan
- Sepuluh Lembar daun puring yang sudah tua
- Aquades 500 ml
19

b. Langkah Kerja
 Memotong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang
diinginkan misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat
dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan
tersebut seberat 500 gr.

 Menambahkan air secukupnya untuk memudahkan dalam pelumatan
daun kersen agar bisa diambil pigmennya.
 Menyaring dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi
tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diesktrak
(residu). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini disebut larutan zat
warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan.
3. Reaksi Identifikasi Kimia terhadap Tanin
a. Alat dan Bahan


Alat
-Gelas ukur
-Tabung Reaksi
- Gunting
-Kaki Tiga
-Kasa Asbes
-Kotak Alat
- Korek Api
- Pipet Tetes
- Silet/Cutter
- Rak Tabung Reaksi
- Pinset
- Kertas Saring


20
Bahan
- Larutan FeCl3 1 %

b. Langkah Kerja
 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi .
 Menambahkan larutan FeCl3 1M ke dalam tabung.
 Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.

4. Reaksi Identifikasi Kimia terhadap Saponin

a.Alat dan Bahan


Alat
-Gelas ukur
-Tabung Reaksi



- Gunting
-Kaki Tiga
-Kasa Asbes
-Kotak Alat
- Korek Api
- Pipet Tetes
- Silet/Cutter
- Rak Tabung Reaksi
- Pinset
- Kertas Saring
Bahan
- Aquades
21

b. Langkah Kerja
 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi.
 Menambahkan
aquadest
kemudian
memanaskannya

lalu

mengocoknya.
 Mengamati jika terdapat busa yang dapat bertahan selama 10 detik.
 Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.
 Membersihkan alat yang telah digunakan
5. Teknik Pencampuran Menthol pada Daun Puring
a. Alat dan Bahan
 Alat
- Sendok teh
- Gelas ukur
 Bahan
- Distilat dari daun puring 75 ml
- Kristal Mentol 3 gram

b. Langkah Kerja
 Memasukkan kristal mentol ke dalam gelas ukur kemudian


hancurkan dengan sendok teh
Lalu, distilat dari daun puring tersebut dicampurkan ke dalam kristal



menthol yang telah halus.
Mengaduk rata, dan distilat tersebut telah menjadi minyak yang
mengandung menthol.

22
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi , yakni dengan cara melihat dan mencari daun puring
yang sudah tua untuk diolah menjadi minyak.
2. Metode Eksperimen , yakni melakukan penyulingan pada daun puring untuk
mendapatkan ekstraknya dan melakukan pencampuran antara ekstrak daun
puring dengan mentol.
3. Metode Dokumentasi, yakni dengan cara mendokumentasikan keseluruhan
dari proses penyulingan hingga pengujian zat .

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. HASIL PENYULINGAN

a. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam penelitian ini antara lain:


memotong



gunting.
Memasukkan potongan daun puring ke dalam labu distilasi dengan



menambah 500 ml aquades.
Meletakkan alat pembakaran di bawah labu destilasi yang telah diisi



daun puring dan aquades.
Mengisi salah satu timba dengan air dan membiarkan yang satunya



kosong.
Lalu menghubungkan kedua selang dengan kedua lubang yang ada di



alat destilasi
Meletakkan selang yang berdekatan dengan labu distilasi yang

daun puring menjadi kecil-kecil dengan menggunakan

dipanaskan kedalam timba yang berisi air tadi. Dan letakkan selang
satunya kedalam timba yang kosong.



Lalu, menyedot selang yang ada di dalam tabung tadi, sampai airnya




mengalir ke dalam kondensor.
Menyalakan alat pembakaran.
Dan meletakkan tabung elenmeyer di ujung alat destilasi untuk
menampung ekstrak puring.
24

b. Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi penulis menghasilkan 75 ml ekstrak
daun puring.

Gambar 4.1 hasil distilasi daun puring
2. HASIL EKSTRAKSI PIGMEN DAUN KERSEN

a. Langkah Kerja
 Memotong

menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang

diinginkan misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat
dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan
tersebut

seberat 500 gr.

Gambar 4.2 memotong daun kersen
 Menambahkan air secukupnya untuk memudahkan dalam pelumatan
daun kersen agar bisa diambil pigmennya.

Gambar 4.3 Menambahkan Air ke dalam cawan
25
 Setelah dihaluskan, menyaring dengan kasa penyaring larutan hasil
proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang
diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini disebut
larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan.

Gambar 4.4 filtrasi hasil tumbukan Kersen
b. Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi penulis menghasilkan zat hijau yang
diperlukan dalam pencampuran ekstrak daun puring.

Gambar 4.5 hasil filtrasi

3. .HASIL PENGUJIAN KANDUNGAN TANIN PADA EKSTRAK

a. Langkah Kerja

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi .

26

Gambar 4.6 memasukkan
sampel hasil distilasi
 Menambahkan larutan FeCl3 1M ke dalam tabung.

Gambar 4.7 menambahkan FeCl3
 Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.
b. Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi, penulis menghasilkan cairan
berwarna cokelat kemerahan yang mengalami perubahan warna yang
sebelumnya berwarna kuning . Dari observasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa ekstrak tersebut mengandung Tanin.

Gambar 4.8 hasil akhir
27
4. HASIL PENGUJIAN KANDUNGAN SAPONIN PADA EKSTRAK
a. Langkah Kerja
 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi.
 Menambahkan aquadest kemudian memanaskannya

lalu

mengocoknya.
 Mengamati jika terdapat busa yang dapat bertahan selama 10 detik.
 Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.
 Membersihkan alat yang telah digunakan
a. .Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi, penulis menghasilkan cairan yang
mengandung busa tapi hanya sedikit, sehingga dapat disimpulkan
bahwa cairan tersebut mengandung sedikit saponin .
b. HASIL PENCAMPURAN MENTOL
a.
Langkah Kerja
 Memasukkan kristal menthol kedalam gelas ukur kemudian

b.



hancurkan dengan sendok teh
Lalu, distilat dari daun puring tersebut dicampurkan kedalam



kristal menthol yang telah halus.
Mengaduk rata, dan distilat tersebut telah menjadi minyak yang
mengandung menthol.
Hasil Observasi
Setelah observasi, penulis menghasilkan cairan yang sudah

dicampurkan dengan menthol sesuai dengan takaran yang sudah
diukur sebelumnya.

28
B. PEMBAHASAN

Puring adalah salah satu tumbuhan yang mengandung zat kimia seperti
tanin dan saponim yang berfungsi untuk pengobatan. Dalam hal ini, penulis
mampu membuat minyak atsiri dari daun puring melalui beberapa proses,
yakni:
1.
2.
3.
4.

Distilasi, yang menghasilkan ekstrak daun puring.
Ekstraksi pigmen daun kersen sebagai bahan pewarna.
Mengidentifikasi tanin dan saponim pada daun puring
Mencampurkan mentol pada ekstrak daun puring sebagai bahan tambahan.
Dari berbagai proses penelitian diatas, maka peneliti dapat menghasilkan
minyak atsiri yang mengandung zat kimi yang berguna dalam bidang
kesehatan antara lain: dapat menghilangkan gatal-gatal pada tubuh,
menurunkan demam, melancarkan peredaran darah , mengobati cacingan,
meningkatkan nafsu makan dan mengobati perut mulas.

29

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa:
1.

Daun puring dapat diekstrak sehingga menghasilkan minyak atsiri.

2.

Minyak atsiri didapat dari daun puring melalui beberapa proses,
diantaranya : Destilasi yang menghasilkan ekstrak daun puring, ekstraksi
pigmen daun kersen sebagai bahan pewarna, mengidentifikasi tannin dan
saponin pada daun puring , dan mencampurkan menthol pada ekstrak daun
puring sebagai bahan tambahan.

3.

Daun puring mengandung saponin dan tanin yang dapat menghilangkan
gatal-gatal pada tubuh, menurunkan demam, melancarkan peredaran darah,
mengobati cacingan, meningkatan nafsu makan, dan mengobati perut
mulas.

B. Saran
1. Penulis mengharapkan supaya masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhtumbuhan yang mengandung zat-zat bergna bagi tubuh.
2. Hendaknya masyarakat mampu mengubah dan mengolah obat-obatan dari
bahan dasar yang jarang digunakan karena terlihat buruk, atau karena
alasan lainnya, menjadi obat-obatan yang memiliki manfaat penting bagi
tubuh.
3. Diharapkan dengan adanya obat ini, dapat menambah variasi bahan dasar
dari pembuatan minyak yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi
tubuh tentunya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Khusnah,mifta.2013.Tanaman Puring [ONLINE].
“http://miftamansari.blogspot.com/” . Diakses pada tanggal 25 September

2014.
Kurniawati,angela.2013.Tanaman Puring [ONLINE].
“http://joicepaila.blogspot.com/2013/05/tanaman-puring.html”. Diakses
pada tanggal 25 September 2014.
Sugeng.2013.Jenis-Jenis Puring [ONLINE].
“http://zarnadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-puring.html”. Diakses
pada tanggal 25 September 2014.
Srilindawati.ketut.2012.Anatomi Tumbuhan [ONLINE].
“http://ketutsrilindawati16.blogspot.com/”. Diakses pada tanggal 25
September 2014.

31

BIOGRAFI PENULIS (1)

A. IDENTITAS
Nama
Nomor Induk
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Nama Ayah
Nama Ibu
Alamat

: Afhami Eka Putri
: 5318
: Gresik, 19 Mei 1997
: Perempuan
: Saiful Anam
: Endang Nafidhoh
: Jl. Tambak No.1 RT 02 RW 01 Dukun Anyar,
Dukun-Gresik

B. PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.

TK ABA 10 Dukun lulus tahun 2002
MI YKUI Maskumambang lulus tahun 2009
MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012
MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN
1. Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014
2. Mengikuti seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014
3. Aktif dalam organisasi IPRI MTs YKUI Maskumambang dalam bidang
infokom tahun 2011-2012

BIOGRAFI PENULIS (2)
A. IDENTITAS
Nama
Nomor Induk
Tempat/Tanggal lahir
Jenis Kelamin
Nama Ayah
Nama Ibu
Alamat

: Anisa Nuril Fajriyah
: 5325
: Gresik, 31 Oktober 1997
: Perempuan
: Afifur Rohman
: Mufatiroh
: Sembungan Kidul Dukun Gresik

B. PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.

TK ABA 10 Dukun lulus tahun 2002
MI YKUI Maskumambang lulus tahun 2009
MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012
MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN
1.
2.
3.
4.

Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014
Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014
Mengikuti NSPC di UM Malang tahun 2014
Mengikuti English Debating Competition di STIKOM Surabaya tahun

2014
5. Mengikuti Olimpiade Biologi di UNESA Surabaya tahun 2014
6. Aktif organisasi IPRI tahun 2013-2014

BIOGRAFI PENULIS (3)

A. IDENTITAS
Nama

: Faizatur Roshifah

Nomor Induk

: 5342

Tempat/Tanggal lahir

: Surabaya, 14 Oktober 1997

Jenis Kelamin

: Perempuan

Nama Ayah

: Uza Fachrurozi

Nama Ibu

: Mufidah

Alamat

: P.Griya Bhayangkara Ds.Masangan kulon,
Sukodono-Sidoarjo

B. PENDIDIKAN
1. TK Baabussalam Sidoarjo lulus tahun 2002
2. MITI PANJUNAN Sidoarjo lulus tahun 2009

3. MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012
4. MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN
1. Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014
2. Aktif dalam organisasi OPPPM dalam bidang K2H tahun 2013-2014
3. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014

BIOGRAFI PENULIS (4)
A. IDENTITAS
Nama
Nomor Induk
Tempat/Tanggal lahir
Jenis Kelamin
Nama Ayah
Nama Ibu
Alamat

: Imelda Rizqiyah
: 5352
: Gresik, 06 Juni 1997
: Perempuan
: Kirom (Alm)
: Mas’unah
: PadangBandung Dukun-Gresik

B. PENDIDIKAN
1. TK ABA 07 PadangBandung Dukun-Gresik lulus tahun 2002
2. SDN PadangBandung Dukun Gresik lulus tahun 2009
3. MTs YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2012
4. MA YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2015
C. PENGALAMAN
1. Mengikuti ESC di SMANSA tahun 2013
2. Mengikuti PORSENI Tingkat Jawa Timur di Madiun-Magetan tahun
2013
3. Mengikuti KSM Fisika tahun 2014
4. Mengikuti olimpiade Biologi UNESA tahun 2014
5. Mengikuti English Debating Competition di STIKOM Surabaya
tahun 2014

6. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014
7. Mengikuti pelatihan kesehatan di Dinas Kesehatan KAB.Gresik
tahun 2014
8. Aktif organisasi IPRI dalam bidang keskretariatan tahun 2013-2014
9. Anggota dari PKPR Puskesmas Dukun tahun 2014
10. Aktif organisasi REMAS PadangBandung tahun 2012-2014

BIOGRAFI PENULIS (5)
A. IDENTITAS
Nama
Nomor Induk
Tempat/Tanggal lahir
Jenis Kelamin
Nama Ayah
Nama Ibu
Alamat

: Miftahul Jannah
: 5378
: Gresik, 16 Oktober 1997
: Perempuan
: Wajir
: Kastinik
: Sukorejo, Sidayu Gresik

B. PENDIDIKAN
1. TK DHARMA WANITA Sukorejo Sidayu-Gresik lulus tahun 2002
2. MI AL FATAH Sukorejo Gresik lulus tahun 2009
3. MTs YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2012
4. MA YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2015
C. PENGALAMAN
1. Mengikuti English Debating Competition di STIKOM Surabaya tahun
2014
2. Mengikuti Olimpiade Sains Nasional FISIKA se-kabupaten gresik di
SMANEMA 2014
3. Mengikuti Olimpiade Sains Nasional FISIKA se-Provinsi jawa timur di
4.
5.
6.
7.

SURABAYA 2014
Mengikuti Math and Logic Competition di UNAIR 2013
Mengikuti Olimpiade Matematika se-Jawa timur di UINSA 2014
Mengikuti Olimpiade English Week di UNISDA 2014
Aktif organisasi IPRI dalam bidang informasi komunikasi dan hubungan

masyarakat tahun 2013-2014
8. Aktif organisasi REMAS Sukorejo tahun 2009-2014
9. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014
10. Mengikuti OMITS (Olimpiade Matematika ITS) di lamongan 2014