Paper Etika Komunikasi Tentang Pelanggar

Paper New Media
“Pelanggaran Kode Etik Pasal 3 yang didasari oleh
Konglomerasi Media Pada Situs Kompas.com”

Dosen Pengampu :
Muna Sungkar M.BA
Disusun Oleh :
Galih Dinda Nurani
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

BAB 1
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak sekali bermunculan portal berita online, seperti www.kompas.com ,
www.detik.com , www.liputan6.com , serta portal berita yang berisikan tidak hanya tentang
berita namun banyak juga portal berita yang isinya tentang fashion, kecantikan, lifestyle,
kesehatan, otomotif, dan hobi dalam satu situs berita online. Setiap pemilik portal berita
online sebagai media baru selalu berlomba – lomba untuk menyajikan berita secara cepat dan
terkesan memiliki isi dan karakter penulisan yang sama, meskipun adaa yang berbeda itu
pasti berbanding terbalik dengan isi berita di portal berita lain. Banyak sekali situs online
yang mendahulukan kecepatan berita tanpa melihat keakuratan dari berita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa kebanyakan berita saat ini banyak yang sama dan memihak salah satu tokoh /
issue ?
2. Mengapa ada indikasi bahwa portal berita satu dengan yang lainnya memiliki sebuah
kecenderungan isi berita yang memihak pada kubu tertentu ?

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas tentang permasalahan dalam tulisan ini ada baiknya kit abaca terlebih
dahulu kode etik jurnalistik yang sudah disetujui oleh PWI dan AJI yang digunakan sebagai
pedoman bagi para wartawan dan jurnalis media televise, radio, maupun online. Meskipun
banyak yang menjadi citizen jurnalis itu bukan berarti bahwa citizen jurnalis adalah orang yang
bisa disebut dengan jurnalis ataupun wartawan, mereka hanyalah penduduk sipil yang
menyampaikan berita yang mereka ketahui melalui media baru seperti internet,namun meskipun
hanya penduduk sipil mereka tidak boleh melanggar pasal – pasal ITE (Informasi Teknologi dan
Elektronik) dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kode Etik Jurnalistik :
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap Independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan

tidak beritikad buruk.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang Profesional dalam melaksanakan tugas
jurnalistik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan
tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan "off the record" sesuai dengan kesepakatan.
Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa
atau cacat jasmani.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak
akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hal koreksi secara proporsional

Dalam pasal yang disebut diatas dijelaskan bahwa jurnalis harus memuat berita yang
berimbang dan tidak memihak salah satu kubu. Dalam pasal yang menyebutkan bahwa,”
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah”
bisa dijelaskan bahwa memihak salah satu kubu atau salah satu pihak yang sedang diberitakan
sehingga membuat berita tersebut menjadi tidak berimbang dan melihatnya dari sebelah kaca
mata pemilik medianya termasuk sebuah pelanggaran etika yang saat ini marak dilakukan oleh

banyak jurnalis Indonesia, berita yang seharusnya netral dan berimbang sekarang banyak yang
berubah menjadi membela salah satu kubu tertentu karena permintaan Sang Pemilik Media.
Konglomerasi Media merupakan kekuatan dari perusahaan yang berskala besar dalam
memiliki banyak dan jenis media massa sebagai bagian bisnisnya. Tentu saja konglomerasi
media ini sangat tidak sehat dalam iklim demokrasi mengingat kekuatan media (power full) yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang menkonsumsi informasi dari media media
tersebut.
Konglomerasi Media tidak hanya dilakukan oleh satu pemilik media, namun ketika ada
beberapa pemilik media yang bergabung lalu mereka mendukung seseorang seperti calon kepala
Negara/kepala daerah dan mereka membuat pemberitan – pemberiaan yang pro kepada salah satu
orang tersebut hal itu bisa juga disebut konglomerasi media, dimana informasi yang dikelluarkan
harus sesuai dengan keinginan pemilik media untuk mencapai tujuan / pembentukan opini
tertentu pada seseorang / sebuah hal.
Contoh kasus untuk persoalan pemihakan berita yang tidak berimbang terjadi pada
pemilu Presiden dan wakil presiden tahun 2014 yang lalu dimana pemberitaan tentang salah satu
kandidat sangat bertolak belakang dengan pemberitaan di salah satu media yang lainnya.

Contoh :
A. Media TV
1. Media TV pendukung Jokowi: Metro TV

2. Media TV pendukung Prabowo: TV One, Anteve, semua TV di bawah MNC Group(Global
TV, RCTI, TPI)
B. Media Cetak
1. Surat kabar pendukung Jokowi: Semua media di bawah Kompas-Gramedia (Kompas,Tribun),
media di bawah Dahlan Iskan (Jawa Pos group), Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Media
Indonesia, Koran Tempo.
2. Suratkabar pendukung Prabowo: Inilah Koran, Koran Sindo.
3. Majalah berita pendukung Jokowi: Tempo
4. Majalah berita pendukung Prabowo: tidak ada
C. Media Daring
1. Media daring pendukung Jokowi: Detik.com, Kompas.com, Tribunnews.com
2. Media daring pendukung Prabowi: Vivanews.com, Okezone.com, Inilah.com
JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa,
Tantowi Yahya, menilai wajar jika Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis
(Puskaptis) menolak diaudit oleh Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi). Sebab, kata dia,
auditor Persepi diisi oleh orang-orang yang tidak netral.

"Hak Puskaptis untuk tidak mau diaudit, terutama ketika tim auditornya adalah bagian dari tim
sukses Jokowi," kata Tantowi melalui pesan singkat, Rabu (16/7/2014) siang.


Tantowi mengaku, sepanjang pengetahuannya, Puskaptis telah menyatakan bersedia untuk
diaudit asalkan oleh tim ahli yang netral. "Puskaptis bahkan menantang untuk membubarkan
diri kepada lembaga-lembaga survei yang hasilnya tidak sama dengan hasil real count KPU
nanti. Anehnya, tantangan tersebut tidak ada yang menggubris," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Puskaptis Husein Yazid memberikan alasan yang berbeda
kepada Persepi. Menurut anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk, Husein beralasan baru
mau diaudit setelah pengumuman KPU pada tanggal 22 Juli dikeluarkan.

Persepsi melakukan audit kepada lembaga survei di bawah keanggotaannya karena hasil hitung
cepat lembaga survei yang berbeda-beda dan sempat menimbulkan polemik. Selain Puskaptis,
Persepsi juga memeriksa lembaga survei lainnya, yakni Network, Centre for Strategic and
International Studies (CSIS), Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research Centre
(SMRC), Indikator Politik, Poltracking, dan Jaringan Suara Indonesia (JSI). Adapun hasil audit
rencananya akan disampaikan pada sore ini.

Dalam berita dari situs online diatas terlihat sekali bahwa penulis sangat pro terhadap
kandidat nomor dua dan menerbitkan berita ini untuk semakin menyebarkan bahwa ada artikel
buruk tentang Prabowo, terlebih lagi penulis selebaran melakukan pelanggaran kode etik pasal 3
yang berbunyi, “Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,

tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.” , dalam berita diatas dituliskan seolah – olah tim Prabowo merasa tidak adil karena
hasil quick count nya akan di audit oleh PERSEPSI yang berisikan anggota – anggota dari orang

– orang yang Pro Jokowi. Penulisan dari berita diatas dengan sudut pandang yang Pro Jokowi
merupakan sebuah pelanggaran kode etik jurnalistik pasal tiga dimana wartawan Indonesia tidak
diperbolehkan menuliskan berita yang memihak pada seseorang dan memojokan pihak lain.
Pelanggaran yang dibuat oleh wartawan kompas.com tersebut dilandasi adanya
keterkaitan Kompas Group yang lebih pro kepada kandidat capres nomor dua yaitu Jokowi dand
Jusuf Kala, jadi kompas group(Kompas TV, harian Kompas, serta portal berita online
Kompas.com) selalu menuliskan berita – berita yang pro Jokowi karena memiliki tujuan untuk
memberikan kesan baik pada Jokowi.
Banyak jurnalis yang ingin menuliskan berita seimbang dan netral namun ketika semua
berita yang akan ditayangkan masuk dalam proses editing oleh gatekeeper maka pada hasil akhir
mereka hanya bisa pasrah apabila berita yang mereka tulis sangat berbeda dengan apa yang
dimuat. Untuk para jurnalis online pada awalnya mereka sudah diberi arahan untuk menulis
berita yang memihak siapa dan bagaimana.
Hal ini menyebabkan adanya ketidak percayaan masyarakat pada media di Indonesia
karena isinya yang sering memihak salah satu kubu. Selain itu adanya berita yang sama dan
sering kali membuat pembaca bosan pada berita yang tersedia di televise, radio, surat kabar,

bahkan pada portal berita online pun informasinya sama, dari media – media yang melakukan
konglomerasi kebanyakan informasinya juga cenderung mirip.
Kebanyakan saat ini banyak media yang memberikan informasi tidak berimbang, semua
itu dipengaruhi oleh pemilik media dan kepada siapa media itu berpihak. Sulit untuk
membedakan media mana yang saat ini masih netral dan memberikan informasi sesuai kenyataan
yang ada dan tidak memihak siapapun.

BAB III

Kesimpulan
Banyak jurnalis yang melakukan pelanggaran kode etik jurnalistik pasal tiga yang berbunyi,
“Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.”
Mereka menulis berita yang memihak salah satu tokoh ataupun issue tertentu, hal tersebut
dilakukan karena perintah dari sang pemilik media yang mengharuskan mereka memihak tokoh
dan issue tertentu. Selain memihak pada tokoh / issue tertentu para jurnalis sekarang lebih mudah
menjatuhkan orang yang diberitakan dengan cara menuliskan berita yang menyudutkan, dan
menghakimi mereka padahal mereka merupakan issue / tokoh praduga tak bersalah. Banyak
pemilik media yang mengembangkan usahanya dibidang media dan menguasai berbagai media
seperti TV, radio, majalah, koran, dan media baru seperti portal berita online. Banyaknya media

yang dikuasai oleh satu pemilik menimbulkan kesamaan berita yang membuat pembaca merasa
jenuh dengan berita yang hampir – hampir sama.

Daftar Pustaka
https://rinaldimunir.wordpress.com/2014/06/26/media-mainstream-pembelacapres/
http://kurniadidebby.blogspot.co.id/2014/08/konglomerasi-media-danintervensi.html
http://nasional.kompas.com/read/2014/07/16/13594661/Tim.Prabowo.Tuding.Audi
tor.Persepi.Pro-Jokowi
http://lpds.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=40:kode-etikjurnalistik&catid=30:kode-etik-jurnalistik&Itemid=32#

Dokumen yang terkait

FAKTOR–FAKTOR YANG MENJADI DAYA TARIK PENYIAR RADIO MAKOBU FM (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2003 UMM)

0 72 2

PENGARUH PENILAIAN dan PENGETAHUAN GAYA BUSANA PRESENTER TELEVISI TERHADAP PERILAKU IMITASI BERBUSANA (Studi Tayangan Ceriwis Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Komunikasi Angkatan 2004)

0 51 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1

Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi (Studi Deskriptif Tentang Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi)

4 40 1

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80