Konselor terhadap Dan Jiwa Voluntarisme

KONSELOR DAN JIWA VOLUNTARISME
Ahmad Fadhil
Abstrak
Layanan antara konselor dan konseli akan lebih efektif jika konselor
mengarahkan konseli kepada dua hal. Pertama, urgensi mentalitas
abdi masyarakat atau kerelawanan (voluntarisme) bagi konselor.
Kedua, penanaman budaya literasi oleh konselor pada konseli.
Kata Kunci
Konselor, Voluntarisme, Kebutuhan Masyarakat
Pendahuluan
Pendidikan yang match dengan dunia kerja menjadi perhatian
utama di Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten. 1 Tapi, tidak
dapat dipungkiri bahwa profesi pembimbing dan konselor belum lazim
di masyarakat Indonesia dan masih banyak gambaran salah tentang
profesi ini.2 Karena itu, calon konselor selain harus menguasai
kompetensi inti, juga harus memiliki kompetensi dan mentalitas lain
yang membuat mereka mampu bersikap dan berinteraksi secara
tepat dengan masyarakat.
Apa kompetensi dan mentalitas itu serta bagaimana cara
memperolehnya? Tulisan ini akan mengulas kedua masalah tersebut.

Tulisan ini akan saya sistematisasi dalam empat bagian. Pertama,
pendahuluan.

Kedua,

apa

pengertian

layanan

bimbingan

dan

konseling? Ketiga, urgensi mentalitas voluntarisme bagi konselor dan
konseli. Ketiga, urgensi kompetensi literasi. Keempat, penutup.
1 Lihat: Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.
2 Lihat: http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-disekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/ Jumat, 09 Desember

2011, jam 10.44.

1

I.
a.

Pengertian, Asas, dan Bidang Bimbingan Dan Konseling
Pengertian
Walaupun

disiplin

ilmu

bimbingan

dan

konseling


telah

dikembangkan di Indonesia hampir selama setengah abad, 3 tetapi
hakikat

bimbingan

dan

konseling,

perbedaan

antara

istilah

“Bimbingan dan Penyuluhan (BP)” dengan istilah “Bimbingan dan
Konseling (BK)”, makna penyebutan “bimbingan dan konseling”

secara lengkap atau cukup dengan penyebutan “konseling” saja,
terkadang masih ramai diperdebatkan.
Beberapa penulis membedakan bimbingan dengan konseling.
Al-Farkh

dan

al-Tayyim,

misalnya.

Pertama-tama,

mereka

mendefinisikan bimbingan dan konseling sebagai sebuah kesatuan
dengan mengatakan:
‫عملية مساعدة الفرد في فهم حاضره وإعداده لمستقبله بهدف وضعه في مكانه‬
‫المناسب له وللمجتمع ومساعدته في تحقيق التوافق الشخصي والتربوي والمهني‬
‫والجتماعي حتي يحقق الصحة النفسية والسعادة النفسية والسعادة مع نفسه ومع الخرين‬

4

.‫في المجتمع المحيط بة‬

Artinya:
Proses

menolong

seseorang

agar

dia

dapat

memahami kekiniannya dan dapat bersiap-siap untuk
masa depannya. Tujuan proses ini adalah menempatkan
orang tersebut di posisi yang tepat baik bagi dirinya

maupun

masyarakat

mewujudkan

serta

membantunya

keharmonisan

personal,

dalam

edukasional,

profesional, dan sosial sehingga dia dapat mewujudkan


3
Lihat:
Kilas
Balik
Profesi
Konselor,
Akhmad
Sudrajat,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesi-konselor-diindonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.47; Sejarah Bimbingan
dan
Konseling
dan
Lahirnya
BK
17,
Noorholic,
http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dan-konseling-danlahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011, 20.56.
4 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad alNafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I, 1999 M./1420 H., h. 13.

2


kesehatan mental dan kebahagiaan bagi dirinya dan
orang lain di sekitarnya.
Selanjutnya,

mereka

mendefinisikan

bimbingan

secara

tersendiri. Mereka mengatakan bahwa bimbingan adalah:
‫ ويتضمن‬.‫مجموع خدمات نفسية أهمها الرشاد النفسي فهو يسبقها ويمهد لها‬
.‫ ويشمل المجتمع كله‬.‫السس والنظريات والبرامج واعداد المسؤولين عن عملية الرشاد‬
‫ وهو مجموع الخدمات التي تمكن الفراد من التخطيط‬...‫وقد يكون مباشرا أو غير مباشر‬
‫لمستقبلهم وفقا لمكاناتهم وقدراتهم العقلية والجسمية وميولهم بأساليب تحقق حاجاتهم‬
‫وميادينه في المدرسة والسرة والمهنة وتقديم المعلومات والخدمات الرشادية والتوافق‬
‫المهني‬.5

Artinya:
Bimbingan adalah sekumpulan layanan psikologis.
Yang terpenting darinya adalah konseling psikologis.
Bimbingan adalah pengantar dan pendahuluan bagi
konseling. Ia mencakup dasar-dasar, teori-teori, programprogram, dan penyiapan para penanggung jawab layanan
bimbingan.

Bimbingan mencakup masyarakat secara

keseluruhan, dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Bimbingan adalah sekumpulan layanan yang
membuat individu-individu dapat membuat rencana bagi
masa

depan

kemampuan

mereka


sesuai

intelektual

dan

kecenderungan-kecenderungan
cara

yang

Tempatnya

memenuhi
adalah

dengan
fisik

bakat


mereka,

mereka,

dengan

kebutuhan-kebutuhan

sekolah,

keluarga,

dan
serta
cara-

mereka.

karir,

dan

penyampaian informasi dan layanan konseling serta
keharmonisan professional.
Dan, mereka mengatakan bahwa konseling adalah:
‫العملية الرئيسية في خدمات التوجيه النفسي ويشمل الرشاد الى العلج النفسي‬
‫والرشاد الى التدريس وهو عبارة عن ارشاد فردي أي وجها لوجه وجماعي وهو يمثل الجزء‬
5 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad alNafsi, h. 13.

3

‫ ويعتمد على وسائل متعددة‬، ‫العملي في ميدان التوجيه وقد يكون مباشرا أو غير مباشر‬
‫كالملحظة والمناقشة واجراء الختبارات وقد يكون ارشادا تربويا أو مهنيا او ارشادا لحل‬
‫المشكلت النفسية واهم خدمة للرشاد هي العمل على اسعاد الفرد وميادينه غرفة الرشاد‬
‫في المدرسة و العيادات النفسية ومركز الرشاد‬.6
Artinya:
Konseling

adalah

layanan-layanan

layanan

bimbingan

utama

di

psikologis,

antara

mencakup

psikoterapi dan konseling pendidikan; dapat berupa
konseling individual atau kelompok, dan merupakan
bagian praktis dari bidang bimbingan; dapat dilakukan
secara

langsung

menggunakan

atau

tidak

berbagai

media

langsung
seperti

dengan
observasi,

wawancara, dan melakukan prosedur pengujian; dapat
berupa konseling pendidikan, karir, atau konseling
untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan. Layanan
konseling

yang

membahagiakan

terpenting
orang.

adalah

upaya

untuk

Tempatnya

adalah

ruang

konseling di sekolah atau di klinik-klinik psikologis, dan
pusat konseling.
Al-Zubaydi juga membedakan pengertian bimbingan dengan
konseling. Dia mengatakan:
Bimbingan adalah bantuan bagi individu-individu
secara keseluruhan untuk membuat pilihan yang tepat
bagi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dengan
mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi akidah,
syariat, maupun tata kehidupan agar mereka dapat
mewujudkan tujuan utama penciptaan diri mereka dan
meraih keberhasilan di dunia dan akhirat. Konseling
adalah bantuan dari satu individu bagi individu lain dalam
mengatasi

masalah,

melejitkan

potensi,

membuat

6 Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa al-Irshad alNafsi, h. 13.

4

keputusan
Tujuannya

yang

tepat,

adalah

dan

meraih

menolong

keharmonisan.

individu

dalam

mengembangkan kemandirian dan kemampuannya untuk
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.7
Dengan ungkapan lain, al-Zubaydi menjelaskan:
Konseling adalah aspek operasional praktis dan
khusus dari layanan bimbingan dan konseling. Konseling
adalah layanan interaktif yang berbasis relasi profesional
dan konstruktif antara konselor dengan konseli di mana
konselor

menolong

konseli

untuk

memahami

diri,

menyadari potensi dan kapasitasnya, mengerti masalahmasalahnya dan cara mengatasinya, mengembangkan
perilaku yang positif, dan mewujudkan keharmonisan
internal, yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni
dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level
kesehatan mental dengan menggunakan teknik dan
keterampilan khusus.8
Para konselor, dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada para konseli, dituntut untuk menunjukkan tempat
mempelajari suatu ilmu atau keterampilan yang ada di lingkungan
dan mudah dijangkau para konseli. Alangkah baiknya jika tempattempat itu mereka kelola sendiri atau dikelola oleh orang-orang di
dalam jaringan mereka. Hal ini, menurut saya, perlu dilakukan untuk
memenuhi apa yang menjadi ciri utama seorang konselor seperti
dijelaskan oleh al-Farkh dan al-Tayyim, yaitu menempatkan orangorang di posisi yang tepat baik bagi diri mereka maupun masyarakat
serta membantu mereka dalam mewujudkan keharmonisan personal,
edukasional, profesional, dan sosial sehingga dia dapat mewujudkan

7 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad min
Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis di Jurusan Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H., h.
21.
8 ‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad, h. 21.

5

kesehatan mental dan kebahagiaan bagi diri mereka dan orang lain di
sekitar mereka.
Dengan menggunakan definisi al-Zubaydi, dapat dikatakan
bahwa para konselor dituntut untuk melakukan bimbingan. Artinya,
memberikan bantuan bagi individu-individu secara keseluruhan untuk
membuat pilihan yang tepat bagi mereka dalam berbagai aspek
kehidupan dengan mengikuti pedoman dari Allah baik dalam segi
akidah,

syariat,

maupun

tata

kehidupan

agar

mereka

dapat

mewujudkan tujuan utama penciptaan diri mereka dan meraih
keberhasilan di dunia dan akhirat.
Apakah mereka juga melakukan konseling dalam pengertian
khusus, yaitu memberi bantuan dari diri mereka sebagai satu individu
bagi individu lainnya dalam mengatasi masalah, melejitkan potensi,
membuat

keputusan

yang

tepat,

dan

atau

konseling

dalam

pengertian aspek operasional praktis dan khusus dari layanan
bimbingan dan konseling?
Salah satu karakter yang penting bagi para konselor adalah
meyakini bahwa mereka memiliki ilmu, lalu mereka menyebarkannya
dan

meyakini

upaya

tersebut

sebagai

bagian

dari

kewajiban

keagamaan. Karakter ini penting bagi setiap muslim. Maka, apalagi
bagi pembimbing dan konselor.
Mustafa al-Dirayati dan Husayn al-Dirayati, penyunting buku
Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim malah mengatakan bahwa
menyebarkan ilmu merupakan zakat yang harus dikeluarkan oleh
orang yang berilmu. Hal ini mereka intisarikan dari beberapa hadith
Nabi saw yang sangat penting untuk direnungi seperti berikut ini:
‫الكاتم للعلم غير واثق بالصابة فيه‬.
“Orang yang menyembunyikan ilmu hanyalah orang yang tidak
yakin akan kemampuannya dalam ilmu tersebut.”
‫تعلم علم من يعلم وعلم علمك من يجهل فإذا فعلت ذلك علمك ما جهلت وانتفعت بما علمت‬
“Pelajarilah ilmu dari orang yang sudah mengetahui dan
ajarkanlah ilmumu kepada orang yang belum tahu. Jika engkau
6

melakukan itu, maka dia akan mengajarimu apa yang engkau tidak
tahu dan engkau akan mengambil manfaat dari apa yang telah
engkau tahu.”
‫جمال العلم نشره وثمرته العمل به وصيانته وضعه في أهله‬.
“Keindahan ilmu adalah menyebarkannya. Buahnya adalah
menerapkannya. Dan, melindunginya adalah mengajarkannya kepada
orang yang pantas.”
‫بذل العلم زكوة العلم‬.
“Menyebarkan ilmu adalah zakatnya ilmu.”
‫زكوة العلم بذله لمستحقه واجهاد النفس في العمل به‬.
“Zakatnya ilmu adalah memberikannya kepada orang yang
pantas

mendapatkannya

dan

memaksa

diri

untuk

menerapkan/berbuat berdasarkannya.”
‫من كتم علما فكأنه جاهل‬.
“Orang yang menyembunyikan ilmu tak ubahnya orang yang
bodoh.”9
b.

Asas
Al-Zubaydi mengemukakan delapan asas atau prinsip konseling

Islam.
Pertama, mewujudkan keseimbangan antara tuntutan-tuntutan
ruh dengan badan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadian
seseorang.
Kedua, peran konselor adalah menguatkan hubungan antara
klien dengan Allah SWT. Hal ini disebut dengan terapi spiritual dan
mental (al-‘ilaj al-ruhi wa al-nafsi).
Ketiga, pencapaian psikologi modern dalam hal cara dan teknik
konseling dapat dimanfaatkan dengan syarat digunakan dalam
konteks Islami dan benar.

9 ‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa Durar alKalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.), Qum: Markaz al-Abhath wa
al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420 H., h. 44.

7

Keempat, keimanan kepada akidah tauhid dan kepatuhan
kepada syariat yang suci berpengaruh positif bagi klien dalam seluruh
aspek kehidupan dan kepribadiannya.
Kelima, komitmen kepada prinsip-prinsip etika yang luhur dalam
layanan

konseling

adalah

faktor

yang

sangat

penting

bagi

keberhasilan layanan.
Keenam, penguatan sistem akhlak yang luhur pada diri klien
adalah salah satu bantuan konseling yang diberikan oleh konselor.
Ketujuh, proses bimbingan dan konseling dilakukan dengan
memperhatikan kondisi dan latar belakang sosial klien.
Kedelapan, manusia memiliki fitrah untuk bertauhid, makhluk
yang mulia dan diutamakan dari makhluk-makhluk lain, tapi memiliki
kelemahan, kekurangan, dan potensi untuk melakukan kesalahan.
Pandangan ini akan membuat konselor lebih terbuka dan menerima
klien.
Apakah mereka memberi layanan interaktif yang berbasis relasi
profesional dan konstruktif kepada orang-orang yang dapat disebut
sebagai konseli untuk memahami diri, menyadari potensi dan
kapasitasnya, mengerti masalah-masalahnya dan cara mengatasinya,
mengembangkan

perilaku

yang

positif,

dan

mewujudkan

keharmonisan internal, yakni di dalam dirinya, dan eksternal, yakni
dengan lingkungannya, sehingga dia mencapai level kesehatan
mental dengan menggunakan teknik dan keterampilan khusus?
c.

Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling
Yang saya maksud dengan istilah “bidang” adalah sesuatu yang

lebih umum daripada “program” dan “layanan”. Bidang dapat
diilustrasikan dengan buku yang memuat beberapa bab yang disebut
program. Dan program mencakup beberapa tindakan yang disebut
layanan.

Contoh,

bidang

bimbingan

dan

konseling

pendidikan

mencakup beberapa program seperti program bantuan bagi para
pelajar yang lemah secara akademis. Program ini memuat beberapa
8

layanan seperti mengikutsertakan para pelajar tersebut ke bimbingan
belajar.10
Bidang konseling yang dilakukan di Rumah Dunia cukup
komprehensif, meliputi baik konseling pendidikan, konseling karir, dan
konseling keluarga. Jika dilihat dari umur konseli, maka konseling ini
ditujukan baik kepada anak-anak, remaja, pemuda, maupun dewasa.
RD melakukan konseling individual maupun kelompok. Konseling yang
dilakukan meliputi baik teori konseling berbasis konselor maupun
konseling berbasis konseli.
Bimbingan dan Konseling Relijius dan Etis
Sebagaimana telah dibahas di dalam prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling, agama menempati posisi penting dan merupakan
salah

satu

prinsip

dalam

bimbingan

dan

konseling.

Al-Na‘im

mengatakan:
‫ والمعتقدات الدينية لكل من المرشد‬، ‫الدين عنصر أساسي في حياة النسان‬
‫ ومعايير مقدسة وتؤثر في العملية‬، ‫والمسترشد هامة وأساسية لنها تعتبر ضوابط للسلوك‬
‫ كما‬، ‫ خاصة إذا عرفنا أن كمال الصحة النفسية تشمل السعادة في الدنيا والخرة‬، ‫الرشادية‬
‫ وهذه الطبيعة للنسان‬، ‫أن عملية الرشاد يجب أن تقوم على فهم كامل لطبية النسان‬
11

.‫ المتمثل في القران والسنة‬، ‫نفهمها عن طريق الدين‬

Berdasarkan prinsip ini, salah satu bidang yang dikembangkan
dalam bimbingan dan konseling Islam adalah “Bimbingan dan
Konseling Relijius dan Etis”. Basis dari bidang ini serta tujuannya telah
dilaksanakan di Rumah Dunia.
Layanan yang diberikan dalam bidang ini berbasis pada
keyakinan bahwa agama Islam adalah jalan untuk mempertahankan
h. 6.

10 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,

11 Artinya: Agama adalah unsur asasi di dalam kehidupan manusia.
Keyakinan agama konselor maupun konseli sangat urgen dan krusial karena
keyakinan tersebut merupakan kendali bagi perilaku dan kriteria yang sakral dan
berpengaruuh dalam layanan konseling. Apalagi jika kita mengetahui bahwa
kesehatan mental mencakup kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain itu, layanan
konseling harus berbasis pemahaman yang komprehensif tentang karakter
manusia. Karakter ini dapat kita pahami melalui agama yang mengejawantah dalam
al-Quran dan al-Sunnah. Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 16.
9

dan melanggengkan nilai-nilai etika yang merupakan kerangka
referensial bagi perilaku dan cara hidup individu, dan etika adalah
pilar pertama untuk menjaga eksistensi masyarakat.12
Bidang bimbingan dan konseling ini bertujuan mewujudkan
minimal lima hal, yaitu:
Pertama, menanamkan nilai-nilai positif yang berasal dari
ajaran Islam kepada konseli.13
Kedua, membentuk kepribadian muslim dengan menekankan
teladan yang baik.14
Ketiga, mewujudkan kesehatan mental dan keharmonisan
psikologis lewat akhlak mulia serta penguatan hubungan konseli
dengan Allah dalam seluruh kondisi jiwanya, baik senang atau sedih,
sehingga konseli merasa tenang dan menemukan teladan yang baik
dalam akhlak yang baik seperti sabar, jujur, lembut, dan menjaga
rahasia.15
Keempat, menanamkan tatakrama yang menghiasi diri seorang
muslim, menekankan rasa cinta kepada kebajikan dan nilai-nilai luhur
dalam interaksi sosial seperti adil, kesamaan, tolong menolong dalam
kebaikan, ikhlas dalam berbicara dan berbuat, menjaga nama baik,
menjaga kesucian, persaudaraan, empati, dan perfeksionisme dalam
bekerja.16
Kelima, menjauhkan akhlak yang tercela dan kejahatan seperti
dusta, curang, hipokrasi, kesaksian palsu, lalim, melanggar janji,
khianat, mencuri, membangga-banggakan diri, dan fanatik.17

h. 8.
h. 8.
h. 8.
h. 8.
h. 8.
h. 9

12 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
13 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
14 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
15 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
16 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
17 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,

10

Al-Khalf menjelaskan sifat yang harus dimiliki konselor dalam
bidang bimbingan dan konseling ini, yaitu:
‫ويحتاج الرشاد الديني ولخلقي ولرشاد عامة إلى المرشد ذي البصيرة القادر‬
، ‫على القناع واليحاء والمشاركة الفاعلة مستمدا ذلك من تعاليم الدين السلمي الحنيف‬
‫يحترم شخصية الطالب ويحبب له الخير للناس ويرغب في مساعدتهم وبذل المعروف‬
‫والخلق الفاضلة تقوم على أساس أهمها الستقامة وصلح النفس والصدق والتواضع‬
‫ومصاحبة الخيار والكلم الحسن واحترام الغير والصلح بين الناس وحسن الظن والتعاون‬
‫والعفة والحسان‬
Bimbingan dan konseling relijius dan etis serta
semua bidang konseling secara umum membutuhkan
konselor

yang

memiliki

ketajaman

kemampuan

mempersuasi

serta

menghormati

kepribadian

murid

matahati

berpartisipasi
(konseli),

dan
aktif,

membuat

konseli senang menebar kebaikan dan bantuan kepada
orang lain, membuat konseli berusaha keras melakukan
kebajikan dan akhlak mulian yang berbasis pada upaya
untuk

meraih

konsistensi,

kebaikan

jiwa,

kejujuran,

tawadu, bersahabat dengan orang-orang baik, berkatakata

baik,

menebar

perdamaian

antar

manusia,

prasangka baik, kerjasama, kesucian diri, dan altruisme.18
Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sumbangsih para pemikir muslim terhadap pengembangan ilmu
bimbingan dan konseling sangat besar dan dapat digali dari khazanah
para pemikir Islam klasik karena khazanah pemikiran Islam memuat
berbagai bentuk konsep konseling. ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im
mengemukakan contoh kontribusi para pemikir Islam dalam bidan
Konseling Pendidikan dan Akademis serta Konseling Karir.
Pada bidang Konseling Pendidikan, menurut al-Na‘im, para
pemikir muslim telah mengenal konsep pengarahan para pelajar

h. 9.

18 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,

11

untuk belajar sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka melakukan
tes kemampuan hapalan. Pelajar yang kemampuan hapalannya baik
diarahkan untuk belajar hadith, sedangkan pelajar yang lebih
cenderung menalar atau menganalisa diarahkan pada ilmu dialektika
dan riset. Dalam bidang ini, kata al-Na‘im, Islam telah menjelaskan
urgensi mengarahkan umat pada ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dia
mengutip pendapat Ibnu Taymiyyah yang mengatakan bahwa pelajar
harus diarahkan kepada empat bidang, yaitu ilmu-ilmu agama; ilmuilmu rasional seperti matematika, kedokteran, dan biologi; ilmu-ilmu
kemanusiaan, dan ilmu-ilmu militer, pertukangan, dan profesional.19
Bimbingan dan Konseling Pendidikan bertujuan membantu
pelajar agar dapat seoptimal mungkin dalam pembelajarannya
melalui potensi dan bakat khususnya atau memecahkan problem
belajar yang terkadang menghalanginya seperti kelambatan dan
kesulitan

menerima

pelajaran,

di

mana

konselor

berupaya

memberikan layanan konseling yang tepat dan bimbingan belajar
yang baik bagi pelajar yang terbelakang dan sering gagal dalam
ujian, serta pelajar yang unggul dan normal dengan membuat
program yang cocok bagi masing-masing kelompok dari awal tahun
ajaran.20
Bimbingan dan Konseling Sosial
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan mewujudkan fungsifungsi yang diemban oleh pendidikan sosial yaitu membiasakan siswa
pada orientasi-orientasi sosial yang positif seperti cinta pada orang
lain, kerjasama dengan sesama siswa, memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan di lingkungan belajar, menerima perbedaan di
antara sesama siswa baik dalam pendapat maupun latar belakang.

19 ‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, alAhsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008 M., h. 8.
20 Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa al-Irshad,
h. 11.

12

Salah satu metode yang digunakan konselor pendidikan dalam
bimbingan dan konseling sosial adalah memotivasi siswa untuk
melakukan

kerja

menumbuhkan

kelompok

spirit

dan

kompetisi

persaudaraan,

yang

kesadaran

sehat;

akan

juga

kemuliaan

manusia dengan bekerjasama dengan pembimbing aktivitas siswa
sepertii rihlah ilmiah, bakti sosial, kebersihan, perlombaan, seminar,
ceramah, drama, dan lain-lain.
Bimbingan dan Konseling Karir
Dalam bidang Konseling Karir, para pemikir muslim juga telah
memberikan kontribusi. Ibnu Sina mengatakan bahwa jika seorang
anak hendak memilih suatu keterampilan, maka pengasuhnya harus
menimbang karakter anak itu, menyelami wataknya, dan menguji
kecerdasannya. Kontribusi lain dari Islam dalam bidang ini adalah
perhatiannya yang sangat besar terhadap relasi kemanusiaan antara
pekerja dan pemilik pekerjaan. Islam menetapkan banyak kewajiban
atas para pemilik pekerjaan terhadap para pekerja dan sebaliknya.
Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilan
janji-janjimu.”

Rasulullah

saw

bersabda,

“Berilah

upah

pekerja

bayaran sebelum keringatnya mengering.”21
Selain bidang-bidang bimbingan dan konseling tersebut, masih
ada beberapa bidang yang lain, seperti Bimbingan dan Konseling
Psikologis, dan Bimbingan dan Konseling Preventif.
II.

Urgensi Mentalitas Abdi Masyarakat Bagi Konselor
Di dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling

dalam berbagai bidang tersebut, sangat penting bagi para konselor
untuk meresapi nilai-nilai pengabdian pada masyarakat dan bahwa
mereka adalah abdi-abdi masyrakat. Setelah itu, sangat penting juga
bagi mereka untuk berupaya menanamkannya nilai-nilai ini kepada
sasaran kegiatan mereka, yaitu para konseli.
21 Usus al-Tawjih wa al-Irshad al-Nafsi, h. 8-9.

13

Kesadaran akan nilai-nilai ini selanjutnya termanifestasi dalam
kata-kata yang mereka gunakan dalam layanan bimbingan dan
konseling. Mereka dituntut untuk mematri dalam jiwa mereka bahwa
mereka adalah “pelayan bagi para konseli” yang

bekerja dengan

bermodalkan keikhlasan.
‘Isa

‘Ali

al-‘Akub

dalam

kata

pengantarnya

bagi

buku

terjemahannya atas kitab Fihi Ma Fihi karya Jalal al-Din al-Rumi
mengatakan bahwa keikhlasan adalah hal yang sangat penting. Lalu,
dia mengutip perkataan Ibnu ‘Ataillah:
‫العمال صور قائمة وأرواحها وجود سر الخلص فيها‬22
Para konselor adalah orang-orang yang melakukan pengabdian
pada masyarakat, lalu mengenalkan dan mengarahkan konseli
kepada untuk melakukan pengabdian seperti mereka kepada orangorang yang ada di sekitar mereka. Mentalitas seperti ini sangat
dibutuhkan oleh seorang konselor. Konselor adalah orang yang
membuat dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain—
selalu mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada kebaikan
yang—sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.
Pengabdian kepada masyarakat ini menjadi perbuatan yang
sangat mulia di antaranya karena tiga hal.
Pertama, berkhidmat pada masyarakat adalah profesi para nabi.
Al-Quran tidak diturunkan kecuali untuk keperluan khidmat
pada masyarakat. Para nabi menanggung penderitaan, kesulitan, dan
perjuangan demi suksesnya pengabdian ini. Jadi, tujuan pengutusan
para nabi pun tak lain agar mereka melakukan pengabdian kepada
umat manusia. Khumayni mengatakan, “Para nabi dan para wali
memiliki perasaan yang sama, yaitu mereka merasa memiliki misi
untuk

menunjuki,

membimbing,

dan

mengabdi

kepada

umat

manusia.”23
22 Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub, Beirut: Dar alFikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-Fikr, h. 10.
23 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam al-Khumayni
al-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11. Tersedia on line.

14

Kedua, abdi masyarakat adalah makhluk yang paling dicintai
Allah.
Di dalam hadits Nabi saw dijelaskan:
‫الخلق كلهم عيال الله فأحب خلقه إليه أنفعهم لعياله‬.
“Semua makhluk adalah tanggungan Allah SWT. Karena itu,
sebaik-baik makhluk-Nya di sisi-Nya adalah yang terbaik terhadap
tanggungan-Nya.”
Selain hadith tersebut, kita sering mendengar hadith lain yang
lebih populer:
‫خير الناس أنفعهم للناس‬.
“Manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi
sesamanya.”
Ketiga,

pengabdian

kepada

masyarakat

sesungguhnya

merupakan pengabdian kepada Allah.
Imam al-Sadiq mengatakan:
‫من قضى لخيه المسلم حاجة كان كمن خدم الله تعالى عمره‬.
“Orang yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama muslim,
dia seperti orang yang mengabdikan umurnya kepada Allah SWT.”
Karena itulah Khumayni berpesan kepada murid-muridnya agar
mereka mempersiapkan diri untuk mengabdi kepada Islam dan
bangsa

yang

tertindas,

mengencangkan

ikat

pinggang

untuk

mengabdi kepada hamba-hamba Allah karena itu berarti mengabdi
kepada Allah SWT.24
Konselor adalah abdi masyarakat. Dalam hal ini, kewajiban
konselor adalah mengenalkan dan mengarahkan konseli kepada
kebaikan yang ada di sekitarnya. Dia adalah orang yang membuat
dirinya—baik secara langsung maupun melalui orang lain—selalu
mengenalkan dan mengarahkan orang-orang kepada kebaikan yang—
sebenarnya sudah—ada di sekitar mereka.
Para konselor adalah orang-orang yang sedang memenuhi
kebutuhan yang sangat penting pada diri konseli. Dalam agama
24 Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, h. 12-13.

15

Islam, tema ini sangat krusial. Allah SWT menghendaki berjalannya
tradisi saling menolong dan solidaritas di tengah-tengah masyarakat.
Itulah hukum yang harus berlaku di tengah-tengah masyarakat agar
masyarakat itu dapat menunaikan tugas dan perannya, sebagaimana
tolong menolong juga menjadi hukum yang berlaku di antara
anggota-anggota tubuh seorang manusia agar dia dapat menunaikan
tugas dan tanggung jawabnya.
Allah SWT berfirman,
‫وتعاونوا على البر والتقوى‬
“Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa.” (AlMaidah: 3)
Kebaikan adalah semua perbuatan kemanusiaan yang dilakukan
seseorang pada sesamanya, di antaranya mengabdi pada masyarakat
dan memenuhi kebutuhan orang lain. Yaitu, memberikan bantuan
secara sukarela atas inisiatif sendiri. Bagaimana Islam mengajarkan
sifat mulia ini?
Memenuhi kebutuhan material orang lain sangat banyak
bentuknya, misalnya memberikan uang, membangunkan rumah,
meringankan

beban,

memberi

makanan,

dan

menyumbangkan

pakaian.25
Imam Jafar ash-Shadiq berkata kepada Sadir ash-Shairafi,
‫ فإن قدرتم أن تدفعوها عن انفسكم فافعلوا‬، ‫ما كثر مال رجل ال عظمت الحجة لله عليه‬
“Tidaklah harta seseorang itu banyak, kecuali besar juga
pertanggungjawaban yang diminta Allah atasnya. Jika kalian mampu
menunaikan tanggung jawab itu, maka silakan (berharta banyak).”
Sadir pun berkata kepada beliau,
‫ بماذا؟‬، ‫يابن رسول الله‬
“Wahai cucu Rasulullah, bagaimana cara menunaikan tanggung
jawab itu?”
Beliau berkata,
25 Mulai dari paragraf ini hingga akhir tulisan adalah terjemahan dari
makalah di majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.

16

‫بقضاء حوائج اخوانكم من اموالكم‬
“Dengan memenuhi kebutuhan saudara-saudaramu dengan
hartamu.”
Sedangkan kebutuhan mental yang dalam beberapa keadaan
lebih

penting

mendukung

daripada

seseorang

bantuan
dalam

material,

keadaan

contohnya

genting,

adalah

membantunya

mengambil sikap dan keputusan yang benar, menolong orang yang
dizalimi, menghibur orang yang sedang sedih atau sakit, menghibur
hati orang lain, menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang di tengahtengah masyarakat.
Imam Ali Zainal Abidin berkata,
‫إن الله عز وجل ليقرب الواحد منكم الى الجنة بكلمة يكلم بها أخاه المؤمن الفقير‬
“Sesungguhnya Allah SWT mendekatkan seseorang di antara
kamu ke surga dikarenakan satu kata yang dia ucapkan kepada
saudaranya sesama orang beriman yang miskin.”
Menolong orang lain, mengabdi kepada masyarakat, dan
memenuhi kebutuhan mereka sangat bermanfaat bukan hanya
dengan terpenuhinya kebutuhan orang yang sedang terjepit, tapi juga
bagi sang penolong dan masyarakat secara keseluruhan. Lebih
jelasnya, manfaat itu sebagai berikut:
Pertama, menumbuhkan semangat saling mengasihi, memberi,
berkorban, dan menolak egoisme dan individualisme.
Orang-orang yang egois atau individualis tidak akan menolong
orang lain kecuali jika dipaksa atau mereka memperkirakan adanya
balasan dan keuntungan pribadi. Hanya orang-orang merdeka yang
bersegera

mengulurkan

bantuan

kepada

orang

lain

dan

mengutamakan orang lain daripada kebutuhan diri mereka sendiri.
Kedua, menumbuhkan kekuatan mental dan fisik.
Di dalam diri setiap manusia ada kekuatan rasional/intelektual
seperti kemampuan menguasai ilmu dan berkreatifitas; kemampuan
mental seperti keberanian dan kemuliaan; kemampuan fisik seperti
kekuatan badan dan suara yang merdu; dan kemampuan eksternal
17

seperti kekayaan dan kekuasaan. Semua kekuatan ini merupakan
nikmat dari Allah SWT bagi manusia. Jika seseorang menggunakannya
untuk

menolong

orang

yang

membutuhkan,

maka

dia

telah

menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah yang menyebabkan
kekuatan-kekuatan itu bertambah. Sedangkan jika menolak hal itu,
maka

dia

telah

melalaikan

kewajibannya

kepada

Allah

dan

membuatnya kehilangan kekuatan tersebut.
Rasulullah saw bersabda,
‫ يا عبدي رزقتك جاها فهل أعنت به‬: ‫ فيقول‬، ‫إن الله ليسأل العبد في جاهه كما يسأله في ماله‬
‫مظلوما أو أغثت به ملهوفا‬
“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada seseorang tentang
kekuasaannya

sebagaimana

Dia

menanyai

orang

itu

tentang

kekayaannya. Allah akan berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, Aku telah
menganugerahimu kekuasaan. Apakah dengannya engkau telah
menolong

orang

yang

dizalimi,

atau

membantu

orang

yang

kesusahan?’”
Imam Ali berkata,
‫ فقد‬، ‫ فإن قام بما أوجب الله سبحانه عليه‬، ‫من كثرت نعم الله عليه كثرت حوائج الناس إليه‬
‫ فقد عرضها للزوال‬، ‫ وإن منع ما أوجب الله سبحانه فيها‬، ‫عرضها للدوام‬
“Orang yang banyak nikmat Allah pada dirinya, banyak pula
kebutuhan manusia kepadanya. Jika dia menunaikan apa yang
diwajibkan Allah padanya, maka dia membuat nikmat itu langgeng
padanya. Jika dia menolak apa yang diwajibkan Allah padanya, maka
dia telah membuat nikmat itu musnah.”
Ketiga, perasaan senang dan gembira.
Orang tidak akan dapat merasa bahagia kecuali jika dia
membahagiakan orang lain, yaitu dengan memenuhi kebutuhan
orang lain, mengabdi kepada orang lain dalam urusan-urusan mereka.
Kebahagiaan seperti cinta. Ia tidak akan diperoleh kecuali dengan
memberinya kepada orang lain.
Imam Ali berkata,
‫من كمال السعادة السعي في إصلخ الجمهور‬
18

“Salah

satu

bukti

kebahagiaan

yang

sempurna

adalah

seseorang berusaha membuat perbaikan bagi masyarakat.”
Beliau berkata,
‫إن أحسن الناس عيشا من حسن عيش الناس في عيشه‬
“Orang yang paling baik hidupnya adalah orang yang membuat
baik kehidupan orang yang ada di dalam kehidupannya.”
Beliau juga berkata,
‫لذة الكرام في الطعام‬
“Kenikmatan yang dirasakan orang-orang yang mulia adalah
dengan memberi makanan kepada orang lain.”
Keempat, membuat seseorang merasa dirinya bernilai atau
berharga.
Bencana terbesar yang dirasakan oleh manusia adalah bila dia
merasa dirinya telah tidak dibutuhkan lagi di dalam kehidupan ini.
Bencana ini tidak dapat ditanggulangi kecuali dengan bekerja
merawat anak-anak yatim, orang-orang cacat, orang-orang sakit, dan
orang-orang lanjut usia.
Kelima, cinta kepada orang lain.
Semua orang pasti merasa ingin dicintai dan dianggap penting
oleh masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan ini, dia

harus

merasakan kesulitan dan kegelisahan orang lain, dan berusaha
mengatasinya. Sebab, “hati manusia berwatak mencintai orang yang
berbuat baik kepadanya.”
Imam Ali berkata,
‫إني لعجب من أقوام يشترون المماليك بأموالهم ول يشترون الحرار بمعروفهم‬
“Aku heran pada orang-orang yang membeli budak dengan
harta mereka dan tidak membeli orang merdeka dengan kebaikan
mereka.”
Keenam, kesehatan fisik dan mental.
Riset terbaru dalam ilmu kedokteran membuktikan bahwa
orang-orang

yang

berbaur

di

masyarakat,

yang

memberikan

sumbangsih dan pengabdian pada mereka, memiliki kesehatan yang
19

lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak demikian. Orang-orang
ini menjalani kehidupan secara positif dan bahagia. Para ilmuwan
mengatakan bahwa pengabdian pada masyarakat akan menjadi unsur
penting di dalam resep pengobatan yang diberikan oleh dokter
kepada pasien mereka di masa depan. Sementara para sosiolog
mengatakan bahwa melatih para pemuda untuk memikirkan orang
lain dan mengabdi kepada masyarakat akan menjaga para pemuda
dari

kekosongan

yang

dapat

menjerumuskan

mereka

pada

penyimpangan dan narkoba.
Ketujuh, kedekatan dengan Allah.
Mengabdi kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang
lain adalah salah satu jalan terbaik yang mengantarkan kepada
kedekatan kepada Allah SWT.
Abu Abdillah meriwayatkan,
‫قال الله عز وجل الخلق عيالي فأحبهم إلي ألطفهم بهم وأسعاهم في حوائجهم‬
“Allah SWT berfirman, ‘Makhluk adalah tanggungan-Ku. Karena
itu, yang paling Kucinta di antara makhluk-Ku adalah yang paling
lembut terhadap makhluk-Ku dan paling keras dalam berusaha
memenuhi kebutuhan mereka.”
Kedelapan, memenuhi hak sesama.
Selain manfaat terdahulu, memenuhi kebutuhan orang lain
adalah salah satu jenis memenuhi hak ukhuwah.
Al-Ma’la bin Khanis berkata, “Aku berkata kepada Abu Abdillah,
‘Apa hak mukmin pada sesamanya?’ Dia berkata,
… ‫سبع حقوق واجبات ما فيها حق إل وهو عليه واجب إن خالفه خرج من ولية الله وترك طاعته‬
‫ والحق الثاني ان تمشي في حاجته‬. ‫أيسر حق منها أن تحب له ما تحب لنفسك وتكره له ما تكره لنفسك‬
‫ والحق الثالث أن تصله بنفسك ومالك ويدك ورجلك ولسانك‬.‫‘ … وتبتغي رضاه ول تخالف قوله‬
Tujuh

hak

yang

wajib

dipenuhi.

Jika

seseorang

menelantarkannya, maka dia telah keluar dari perlindungan Allah dan
meninggalkan ketaatan kepada-Nya. Kewajiban yang paling ringan
adalah engkau menyukai terjadi pada sesamamu apa yang yang
engkau suka terjadi pada dirimu dan engkau tidak menyukai terjadi
20

pada sesamamu apa yang engkau tidak suka terjadi pada dirimu.
Kewajiban kedua adalah engkau berjalan untuk memenuhi kebutuhan
sesamamu dan mengusahakan keridhaannya serta tidak menentang
perkataannya. Kewajiban ketiga adalah engkau menjaga hubungan
dengannya dengan diri, harta, tangan, kaki, dan lidahmu.” Dan
kewajiban-kewajiban lainnnya.
Diriwayatkan dari Rasulullah saw,
‫ل يكلف المؤمن أخاه الطلب إذا علم حاجته‬
“Janganlah seorang mukmin membebani saudaranya untuk
meminta jika dia sudah tahu kebutuhannya.”
Pengaruh memenuhi kebutuhan orang lain bagi masyarakat
Pengaruh

ini

terlihat

pada

pengaturan

urusan

masyarakat,

mengantarkan orang yang memiliki kebutuhan kepada kebutuhannya,
memudahkan

urusan

manusia,

meringankan

kesusahan,

dan

memasukkan kebahagiaan kepada orang-orang yang berkebutuhan.
Imam Ali berkata,
‫ بعالم ناطق مستعمل له وبغني ل يبخل بفضله على أهل دين الله وبفقير ل يبيع‬:‫قوام الدين بأربعة‬
‫ فإذا كتم العالم علمه واذا بخل الغني بماله واستكبر الجاهل عن‬.‫اخرته بدنياه وبجاهل ل يتكبر ان يتعلم‬
‫طلب العلم رجعت الدنيا الى ورائها القهقري‬
“Tegaknya agama itu karena empat perkara. Ulama yang
menyuarakan dan mengamalkan ilmunya, orang kaya yang tidak pelit
akan kelebihannya kepada para penganut agama Allah, orang miskin
yang tidak menjual akhiratnya dengan dunianya, dan orang bodoh
yang tidak sombong untuk belajar. Jika ulama menyembunyikan
ilmunya, jika orang kaya pelit dengan hartanya, jika orang miskin
menjual akhiratnya dengan dunianya, dan jika orang bodoh sombong
untuk menuntut ilmu, maka dunia akan runtuh atas mereka.”
Benar, pengabdian itu untuk seluruh manusia. Tapi, secara praktis pengabdian
itu dilakukan di “lokasi kebutuhan”. Arti mengabdi kepada umat manusia secara praktis
adalah memenuhi kebutuhan manusia tertentu, menghilangkan salah satu jenis
kefakirannya, dan menghilangkan salah satu kekurangan yang menimpanya. Artinya,

21

konselor dalam melakukan pelayanan bimbingan dan konseling pantas untuk
memprioritaskan orang-orang tertentu.
Dengan kata lain, pengabdian yang secara umum ditujukan kepada orang-orang
yang membutuhkan ini harus mencermati tempat-tempat kebutuhan tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Khomeini mengatakan,26
“Semua pimpinan, pejabat, pemimpin, tokoh agama di dalam sistem
pemerintahan yang adil ditugasi untuk membangun relasi, pertemanan, dan
persaudaraan dengan orang-orang miskin melebihi relasi, pertemanan, dan persaudaraan
mereka dengan orang-orang yang berkecukupan dan berkemewahan. Sebab, berdiri di
pihak orang-orang yang terlantar dan miskin, serta melihat diri sendiri seperti mereka,
adalah kebanggaan yang sangat besar yang diperolah oleh para wali.”
Khomeini selanjutnya menyebutkan beberapa lapisan masyarakat yang harus
dikhidmati. Di antaranya:
Pertama, para mujahid.
Kedua, keluarga sendiri. Khomeini berkata di dalam wasiatnya kepada Ahmad,
anaknya, “Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi kepada keluarga, khususnya
ibumu, yang memiliki banyak sekali hak atas kita. Raihlah ridhanya.”
Ketiga, orang-orang tertindas. Imam Khomeini mengutip sebuah riwayat dari
Imam ash-Shadiq, “Allah SWT mewahyukan pada Dawud, ‘Salah seorang hamba-Ku
mendatangi-Ku dengan membawa kebaikan. Maka, aku memberikan surga-Ku baginya.’
Dawud berkata, ‘Wahai Tuhan, kebaikan apakah yang dia lakukan?’ Allah berfirman,
‘dia memasukkan kebahagiaan ke dalam hati hamba-Ku yang beriman kepada-Ku meski
hanya dengan sebutir kurma.’ Dawud berkata, ‘Adalah hak bagi orang yang mengenalMu untuk tidak putus harapannya dari-Mu.’”
Hal-hal kecil yang dianggap orang ini bisa sangat krusial bagi keselamatan
ukhrawinya. Kurma kecil yang dia berikan kepada orang miskin dan lapar, yang
menyenangkan dan melapangkan kesusahan orang itu dapat menjadi penyebab
kebahagiaannya yang abadi dan selama-lamanya di surga Allah SWT. Itu bisa menjadi
penentu dalam timbangan amalnya yang memberatkan sisi amal baiknya.
Benar, itu kecil dan sepele di mata kita. Tapi, di mata orang miskin dan lapar, itu
primer, asasi, dan sangat penting. Cukup bagimu dengan melihat kebahagiaan yang
26 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4
22

terpancar di matanya agar engkau tahu betapa bernilainya kurma kecil itu dan
sumbangan tak seberapa darimu itu di dalam pandagan Allah SWT.
Rasulullah saw ditanya,
‫أي العمال أحب إلى الله؟‬
“Apa perbuatan yang paling disukai Allah?”
Beliau menjawab,
‫اتباع سرور المسلم‬
“Mengikuti kebahagiaan seorang muslim.”
Beliau ditanya,
‫يا رسول الله وما اتباع سرور المسلم؟‬
“Wahai Rasulullah, apakah maksudnya mengikuti kebahagiaan seorang muslim
itu?”
Beliau menjawab,
‫ وقضاء دينه‬،‫ وتنفيس كربته‬،‫شبعة جوعه‬
“Mengenyangkan

laparnya,

melapangkan

kesempitannya,

membayarkan

hutangnya.”
Khomeini berkata, “Salah satu perkara penting yang harus kuwasiatkan adalah
tekad keras untuk menolong hamba-hamba Allah, terutama oarng-orang tertindas,
miskin, dan terzalimi yang tidak memiliki tempat berlidnung di masyarakat.
Berusahalah sekuat tenagamu untuk mengabdi kepada mereka. Itu adalah bekal terbaik
dan perbuatan paling mulia di sisi Allah.”
Beliau juga berkata, “Aku berwasiat kepada semua orang agar mengerahkan
tenaga demi kesejahteraan lapisan-lapisan masyarakat yang tertindas. Sebab, kebaikan
dunia dan akhirat kalian terletak pada upaya kalian mencari jalan keluar bagi masalahmasalah orang-orang yang tertindas di masyarakat, yaitu mereka yang sepanjang sejarah
senantiasa menderita.”
Mendukung dan mengabdi pada orang-orang yang tertindas adalah masalah
penting yang diperhatikan oleh Khomeini. Banyak lembaga yang memperhatikan
masalah ini didirikan, dan beliau menampakkan rasa senangnya terhadap kegiatankegiatan lembaga tersebut.
Keempat, orang-orang yang dizalimi

23

Mendukung orang-orang yang dizalimi dan menghilangkan kezaliman adalah
masalah yang sangat diperhatikan oleh Islam. Khomeini menegaskan hal ini dalam
perkataannya, “Berjuanglah dalam mengabdi orang-orang yang dizalimi dan melindungi
mereka dari orang-orang pongah dan lalim.
Kelima, Islam dan pemerintah.
Khomeini berwasiat kepada anaknya, Ahmad, “Setelah aku meninggal, mungkin
engkau akan ditawari jabatan-jabatan. Jika niatmu adalah berbakti kepada Negara dan
Islam yang agung, maka janganlah engkau menolak. Tapi, jika niatmu—semoga Allah
melindungi dari—hawa nafsu dan memuaskan syahwat, maka jangan terima. Sebab,
kedudukan dan jabatan duniawi tidak bernilai sama sekali untuk kaukorbankan jiwamu
karenanya.
Mengabdi kepada negara dan agama adalah urusan penting yang kepadanya
bermuara berbagai jenis pengabdian terdahulu.
Orang yang mengabdi kepada orang-orang tertindas, dia mengabdi kepada
Islam. Begitu juga orang yang mengabdi kepada para mujahid, keluarga, dan orangorang yang dizalimi. Hal ini merupakan “persoalan penting” lainnya yang diwasiatkan
Khomeini. Dia meminta kesungguhan dalam mengabdi kepada orang-orang yang
tertindas, khususnya orang-orang miskin dan orang-orang yang dizalimi karena orangorang ini menurutnya adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat berlindung di
masyarakat. Berusahalah sekuat tenaga dalam mengabdi kepada mereka. Sebab, ini
adalah perbekalan dan perbuatan terbaik di sisi Allah, serta pengabdian terbaik yang
engkau berikan kepada Islam.27
Penutup

27 Khidmah an-Nas Fi Fikr al-Imam al-Khumaini, bab 4
24

Borang Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah IAIN “SMH” Serang, Tim Penyusun, 2011.
http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-disekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/
diakses pada hari Jumat, 09 Desember 2011, jam 10.44.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/28/kilas-balik-profesikonselor-di-indonesia/, diakses pada hari Kamis, 08 Desember
2011, 20.47
http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/sejarah-bimbingan-dankonseling-dan-lahirnya-bk-17-plus/, diakses pada hari Kamis, 08
Desember 2011, 20.56.
Kamilah al-Farkh dan ‘Abd al-Jabir Tayyim, Mabadi’ al-Tawjih wa alIrshad al-Nafsi, Amman: Dar Safa li al-Nashr wa al-Tawzi‘, cet. I,
1999 M./1420 H..
‘Abdullah Sa‘id Muhammad al-Zubaydi, Usus al-Tawjih wa al-Irshad
min Manzur al-Tarbiyyah al-Islamiyyah: Dirasah Ta’siliyyah, tesis
di Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyyah Universitas Umm
al-Qura, Tahun Ajaran 1428/1429 H..
‘Abd al-Wahid bin Muhammad al-Amidi, Tasnif Ghurar al-Hikam wa
Durar al-Kalim, Mustafa al-Dirayati dan Husaun al-Dirayati (ed.),
Qum: Markaz al-Abhath wa al-Dirasat al-Islamiyyah, cet. II, 1420
H..
Musa‘id bin ‘Abdullah al-Khalf, Mayadin wa Khidmat al-Tawjih wa alIrshad, h. 6.
‘Abd al-Hamid bin Ahmad al-Na‘im, Usus al-Tawjih wa al-Irshad alNafsi, al-Ahsa’: Markaz al-Tanmiyyah al-Usriyyah, 1429 H./2008
M., h. 8.
Jalal al-Din al-Rumi, Kitab Fihi Ma Fihi, terj. ‘Isa ‘Ali al-‘Akub, Beirut:
Dar al-Fikr al-Mu‘asir dan Damaskus: Dar al-Fikr, h. 10.
Khidmah al-Nas fi Fikr al-Imam al-Khumayni, Markaz al-Imam alKhumayni al-Thaqafi, cet. I, 2003 M./1424 H., h. 11. Tersedia on
line.
Majalah Noor al-Islam, Vol. 8, edisi 93-94.

25