Kasus pelanggaran paniai dan id. docx
DISUSUN OLEH: Agustinus B. Msen
Hans P. Sarakan
Herlandro Tribiakto
Irvan Ahmat Sholikin
SMA NEGERI 1 BIAK KOTA
KELAS: XI MIA 1
Kategori Pelanggaran HAM : Berat
Uraian singkat tentang kronologis kejadian:
Kronologis Pelanggaran HAM berat di Paniai Papua
Kejadian ini terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada hari Minggu,
7 Desember 2014, sekitar pukul 00:15 Wit (jam 12:00 malam).
Saat itu, sebuah mobil tanpa lampu melaju di depan pondok
ntal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda
yang berada di pondok natal tersebut menyampaikan kepada
pengendara mobil untuk menyalakan lampu mobilnya. Mereka
mereka hanya menyampaikan “ini malam, jadi nyalakan lampu
baru lewat. Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan
natal, jadi kamu juga tolong hargai kami.”, kata tiga pemuda
tersebut. Namun mobil tersebut ternyata berisi aparat
keamanan yang langsung lewat tanpa membicarakan apapun.
Ketiga pemuda itupun kembali ke pondok mereka tanpa pikir
apa yang terjadi, karena mereka tidak berbuat kesalahan.
Mereka bertiga asyik memutar lagu-lagu bertema natal dan
menikmatinya. Tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan (TNI
dan Polisi serta Timkhus ABRI) dan sebuah mobil dari arah Madi
berhenti di depan pondok natal tersebut. Mereka pun
menganiaya seorang pemuda bernama Yulianus Yeimo sampai
tidak berdaya dan mereka (ABRI) juga membongkar pondok
natal itu.
Pada malamnya pasca penganiayaan tersebut terjadi maka pagi
harinya yaitu, Senin 8 Desember 2014, masyaraka kampong
Ipayike menuju ke kota Enarotali yang jaraknya kurang lebih 5
km dengan tujuan menanyakan dan meminta penjelasan dari
aparat keamanan mengenai pelaku dan mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10:00 wit (pagi), karena marah, masyarakat lalu
membakar satu buah mobil yang diduga sebagai mobil yang
semalam melintas di depan pondok natal. Setelah itu, mereka
berkumpul di lapangan Karel Gobai, sambil menyanyi dan waita.
Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal oleh
aparat keamanan. Mereka (ABRI) langsung menembak
masyarakat yang ada di lapangan Karel Gobai itu. Lapangan
Karel Gobai itu terletak di kantor Koramil dan kantor Polisi.
“Mereka (korban) itu adalah masyarakat sipil dan pelajar. Jadi
peristiwa di Paniai ini tidak ada kaitannya dengan Papua
Merdeka ataupun TPN OPM.”, kata seorang saksi mata yang
berada di lapangan.
Penyebab terjadinya pelanggaran HAM tersebut:
Terjadinya peristiwa tersebut diakibatkan oleh penganiayaan
seorang pemuda oleh anggota aparat keamanan dan
dilanjutkan dengan penembakan oleh
aparat keamanan
terhadap masyarakat yang berada di Lapangan Karel Gobai.
Upaya penanganan pelanggaran HAM tersebut:
Agar tidak terjadi peristiwa yang sama dengan peristiwa
tersebut dibutuhkan adanya pengendalian diri dan sifat tenang
dalam menghadapi masalah seperti yang ada di peristiwa
tersebut. Dan adanya dukungan oleh semua pihak untuk
menyelesaikan kasus ini sesuai hasil investigasi tanpa
membelokkan ke ranah hokum yang tidak memuaskan bagi
keluarga
korban,
sekaligus
menuntut
pemerintah
menyelesaikan kasus ini melalui pembentukan KPP HAM.
Sumber: http://srmpapua.blogspot.co.id/2015/03/kronologi-hamberat-di.html?m=1
Hans P. Sarakan
Herlandro Tribiakto
Irvan Ahmat Sholikin
SMA NEGERI 1 BIAK KOTA
KELAS: XI MIA 1
Kategori Pelanggaran HAM : Berat
Uraian singkat tentang kronologis kejadian:
Kronologis Pelanggaran HAM berat di Paniai Papua
Kejadian ini terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada hari Minggu,
7 Desember 2014, sekitar pukul 00:15 Wit (jam 12:00 malam).
Saat itu, sebuah mobil tanpa lampu melaju di depan pondok
ntal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda
yang berada di pondok natal tersebut menyampaikan kepada
pengendara mobil untuk menyalakan lampu mobilnya. Mereka
mereka hanya menyampaikan “ini malam, jadi nyalakan lampu
baru lewat. Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan
natal, jadi kamu juga tolong hargai kami.”, kata tiga pemuda
tersebut. Namun mobil tersebut ternyata berisi aparat
keamanan yang langsung lewat tanpa membicarakan apapun.
Ketiga pemuda itupun kembali ke pondok mereka tanpa pikir
apa yang terjadi, karena mereka tidak berbuat kesalahan.
Mereka bertiga asyik memutar lagu-lagu bertema natal dan
menikmatinya. Tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan (TNI
dan Polisi serta Timkhus ABRI) dan sebuah mobil dari arah Madi
berhenti di depan pondok natal tersebut. Mereka pun
menganiaya seorang pemuda bernama Yulianus Yeimo sampai
tidak berdaya dan mereka (ABRI) juga membongkar pondok
natal itu.
Pada malamnya pasca penganiayaan tersebut terjadi maka pagi
harinya yaitu, Senin 8 Desember 2014, masyaraka kampong
Ipayike menuju ke kota Enarotali yang jaraknya kurang lebih 5
km dengan tujuan menanyakan dan meminta penjelasan dari
aparat keamanan mengenai pelaku dan mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10:00 wit (pagi), karena marah, masyarakat lalu
membakar satu buah mobil yang diduga sebagai mobil yang
semalam melintas di depan pondok natal. Setelah itu, mereka
berkumpul di lapangan Karel Gobai, sambil menyanyi dan waita.
Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal oleh
aparat keamanan. Mereka (ABRI) langsung menembak
masyarakat yang ada di lapangan Karel Gobai itu. Lapangan
Karel Gobai itu terletak di kantor Koramil dan kantor Polisi.
“Mereka (korban) itu adalah masyarakat sipil dan pelajar. Jadi
peristiwa di Paniai ini tidak ada kaitannya dengan Papua
Merdeka ataupun TPN OPM.”, kata seorang saksi mata yang
berada di lapangan.
Penyebab terjadinya pelanggaran HAM tersebut:
Terjadinya peristiwa tersebut diakibatkan oleh penganiayaan
seorang pemuda oleh anggota aparat keamanan dan
dilanjutkan dengan penembakan oleh
aparat keamanan
terhadap masyarakat yang berada di Lapangan Karel Gobai.
Upaya penanganan pelanggaran HAM tersebut:
Agar tidak terjadi peristiwa yang sama dengan peristiwa
tersebut dibutuhkan adanya pengendalian diri dan sifat tenang
dalam menghadapi masalah seperti yang ada di peristiwa
tersebut. Dan adanya dukungan oleh semua pihak untuk
menyelesaikan kasus ini sesuai hasil investigasi tanpa
membelokkan ke ranah hokum yang tidak memuaskan bagi
keluarga
korban,
sekaligus
menuntut
pemerintah
menyelesaikan kasus ini melalui pembentukan KPP HAM.
Sumber: http://srmpapua.blogspot.co.id/2015/03/kronologi-hamberat-di.html?m=1