1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

  Proses pembelajaran merupakan suatu proses pembentukan yang diperoleh melalui pengajaran dan dapat dipahami secara sadar. Peningkatan dalam mencapai proses pembelajaran yang maksimal, diperlukan peran dari guru agar dapat mempertahankan dan meningkatkan semangatnya dalam mempelajari materi yang akan diajarkan kepada siswa. Guru harus memiliki tujuan yang jelas dalam pengajaran agar siswa dapat memahami materi yang diberikan. Proses pembelajaran dalam mengajar merupakan suatu usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran yang diberikan harus dapat terwujud dalam proses belajar mengajar (Suparman 2010:21).

  Proses pembelajaran yang terjadi selama ini umumnya hanya bersifat satu arah, dimana guru menyampaikan materi kepada siswa, setelah menganggap siswa mengerti materi, guru menyuruh siswa untuk mencatat materi tersebut pada buku mereka. Proses pembelajaran yang seperti ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kondisi ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru langsung menuliskan contoh dan menjelaskannya, setelah menganggap siswa sudah mengerti, guru kemudian memberikan sejumlah soal kepada siswa untuk dikerjakan. Menurut Kristin, F (2017:406) proses pembelajaran yang satu arah dirubah menjadi dua arah atau banyak arah sehingga siswa dapat terlibat secara langsung. Akan lebih bermakna jika semua terlibat dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Kristin, F (2017:406) yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process)

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB (Permendiknas Nomor 22 tahun 2006). IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Kondisi ini menuntut pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dalam memenuhi hasil belajar yang baik salah satu faktor yang mendukung adalah kemandirian dalam belajar.

  Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi, yaitu proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Diri yaitu inti dari kepribadian dan merupakan titik pusat yang menyelaraskan dan mengoordinasikan seluruh aspek kepribadian (Ali, 2006:114). Sumarmo (2010:88) menyatakan individu yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung belajar lebih aktif, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajar lebih efektif yaitu menghemat waktu dalam menyeleseikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien. Jadi, kemandirian belajar merupakan hal penting yang perlu ditingkatkan untuk mendukung keberhasilan belajar siswa.

  Peserta didik dihadapkan pada permasalahan-permasalahan hidup yang riil untuk dipecahkannya. Pembelajaran seperti ini perlu menjadi suatu kebiasaan, sehingga peserta didik akan kreatif dan berkembang potensinya untuk dapat menganalisis temuan-temuan yang ada di lapangan. Dalam belajarpun diperlukan kemandirian diri sendiri guna menunjang keinginan untuk mengetauhi hal baru. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, apabila tidak ada kemandirian didalam diri sendiri, belajar akan terasa tidak bersemangat dan menjadikan belajar kurang efektif. Hasil belajar yang baik akan diperoleh apabila kita sungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Kemandirian belajar yang menjadi satu faktor penting dalam meraih belajar yang efektif karena tidak selamanya belajar bergangtung kepada orang lain. Mengacu dari tujuan pendidikan yang disampaikan oleh Anugraheni, I (2018:33) bahwa pendidikan bertujuan untuk menguasai pengetahuan, pengembangan kepribadian, membimbing siswa-siswanya untuk melangkah ke tingkat yang lebih tinggi guna peningkatan belajarnya disekolah demi kemajuan siswa tersebut. Membimbing ialah usaha yang dilakukan guru untuk mengantarkan siswa kearah kedewasaan baik secara jasmani dan rohani dan guru juga diharapkan mampu mengarahkan, melatih serta mengevaluasi siswa (Anugraheni, I, 2017:206)

  Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Namun ada juga siswa yang belum efektif belajarnya dengan hanya melakukan hal tersebut, harus dengan cara yang berbeda sehingga menimbulkan semangat untuk belajar. Dalam belajar IPS misalnya, pelajaran IPS banyak materi-materi yang hanya sekedar berupa pernyataan-pernyataan tanpa ada gambar atau yang lainnya sabagi penunjang materi tersebut. Sehingga siswa terkadang menjadi malas untuk membaca materi dan hanya mendapatkan informasi materi dari guru dan itupun terkadang siswa jarang yang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi. Hal ini harus diubah agar siswa tidak meremehkan materi yang ada ketika materi tersebut hanya berupa pernyataan-pernyataan. Apabilsa membaca materi saja siswa malas bagaimana dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

  Dari wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri Lopait 01, rata-rata hasil belajar IPS pada UTS berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang seharusnya mencapai nilai 66, siswa yang tidak memenuhi KKM atau tidak tuntas sebesar 16 dari 27 siswa (59,26%) dan hanya 11 siswa saja (40,74%) yang tuntas. Setelah di observasi lebih lanjut ternyata rendahnya hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Lopait 01 dikarenakan guru belum mencoba menerapkan model pembelajaran yang lain. Dalam pembelajaran guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Model pembelajaran ini kurang efektif, membuat siswa bosan dan kemandirian dalam belajarnya pun kurang. Siswa cenderung lebih mementingkan diri sendiri. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang memberi kesempatan dan latihan kepada siswa memiliki gagasan memilih untuk diam dan mengikuti semua perintah dari guru tanpa ada rasa ingin tahu yang timbul dalam diri sendiri. Interaksi antar siswa dan interaksi siswa dan guru juga kurang terlihat. Kesempatan siswa untuk bertanya atau mengemukakan gagasan masih kurang. Ketika proses pembelajaran siswa kurang mandiri dalam belajar dikarenakan mereka akan belajar ketika disuruh oleh guru. Hal ini berdampak buruk kepada hasil belajar mereka. Salah satunya adalah faktor dalam diri siswa yaitu kemandirian belajar. Dalam pengamatan yang dilakukan siswa kurang aktif dalam belajar hanya mengandalkan perintah dari guru, apabila tidak disuruh untuk membaca materi IPS halaman sekian siswa tidak akan membaca materi tersebut. Kemandirian belajar sangat kurang sehingga hasil belajar siswa belum baik.

  Dalam pembelajaran diperlukan suatu perlakuan (treatment) berupa penerapan model atau metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar siswa lebih maksimal dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan. Ada berbagai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang secara potensial dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami kompetensi atau muatan materi pembelajaran IPS. Menjadikan siswa aktif sehingga siswa tidak menjadi bosan dan pada akhirmnya akan mempengaruhi pemahaman siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang hasil belajar dengan baik adalah model pembelajaran

  

Active Learning . Active Learning merupakan kegiatan belajar dimana siswa secara

  mental terlibat dalam suatu tugas. Dalam keterlibatan tugas secara langsung memicu siswa untuk belajar secara mandiri.

  Menarik sekali bagi peneliti untuk meneliti karakteristik siswa sehingga dapat memperbaiki kemandirian belajar dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran aktif yang sesuai. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Active

  

Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS

  pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01 Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: a.

  Pembelajaran yang terpusat pada guru.

  b.

  Kurangnya kemandirian belajar siswa.

  c.

  Tidak tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa.

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: a.

  Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Active Learning sehingga terjadi peningkatan kemandirian belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018? b. Apakah model pembelajaran Active Learning dapat menunjukkan peningkatan kemandirian belajar siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018? c. Apakah model pembelajaran Active Learning dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018?

  1.4 Tujuan

  Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : a.

  Mengetahui langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran

  Active Learning yang dapat meningkatkan kemandirian belajar dan

  hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018.

  b.

  Mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui penggunaan model pembelajaran Active Learning.

  c.

  Mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui penggunaan model

1.5 Manfaat

  Bagi Siswa

  g) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan kemampuan yang

  f) Meningkatkan kemampuan kemandirian siswa dalam belajar.

  e) Menggali kemampuan dasar atau kemampuan awal yang telah dimiliki siswa.

  d) Meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa.

  c) Meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri siswa.

  b) Meningkatkan kepercayaan diri siswa.

  a) Lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi kajian yang bermanfaat, diantaranya sebagai berikut.

  1.6.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai pembelajaran IPS melalui penggunaan model pembelajaran

  Bagi Guru, dapat menambah pemahaman mengenai penerapan model pembelajaran Active Learning dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar siswa dan hasil belajar IPS.

  c.

  Bagi Sekolah, diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua mata pelajaran khususnya pelajaran IPS.

  b.

  Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi masalah yang ada di dunia pendidikan secara nyata serta bekal untuk dimasa mendatang.

  1.6.2 Manfaat Praktis a.

  belajar IPS. Peneliti lain dapat dapat menjadikan model pembelajaran ini sebagai referensi dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar siswa dan hasil belajar IPS.

  Active Learning untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dan hasil

  d.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning) Berbantuan Media Papan Catur untuk Meningkatkan Hasil

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning) Berbantuan Media Papan Catur untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ma

0 0 21

Level Kognitif Lingkup Materi Alat Penjernih Air Alami dan Buatan Produk Penghasil Bunyi dan Gerak Bersumber Arus Listrik DC, Produk Rakitan Listrik, Instalasi Listrik Teknologi Konstruksi

0 2 6

PENERAPAN PBL(PROBLEM BASED LEARNING) BERBANTUAN MEDIA PAPAN CATUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS 4 SD NEGERI SUGIHAN 01 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning)

0 2 14

Level Kognitif Lingkup Materi Rancangan ProdukHasil dan Pengemasan

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan PBL (Problem Based Learning) Berbantuan Media Papan Catur untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 4 SD Negeri Sugihan 01

0 14 84

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Model Problem Based Learning di Kelas 5 SDN Kutowinangun 11

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Berbantuan Video Interaktif pada Siswa Kelas III SD Negeri Mangunsari 05 Tahun Pelajaran 2017 / 2018

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Model Pembelajaran Word Square dan Scramble Berbantuan Puzzle Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Gugus Andong Getasan

0 0 18

Level Kognitif Lingkup Materi Teater Daerah Setempat Teater Nusantara Teater Tradisional dan Modern Mancanegara di Asia Teater Tradisional dan Modern Mancanegara di Luar Asia

0 3 6