BEHAVIOR ASPECTS OF MALARIA IN JLADRI VILLAGE, KEBUMEN REGENCY

ASPEK PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN MALARIA

DI DESA JLADRI, KABUPATEN KEBUMEN

Aryani Pujiyanti dan Widiarti
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Jl. HasanudinNo 123 Salatiga

BEHAVIOR ASPECTS OF MALARIA IN JLADRI VILLAGE,
KEBUMEN REGENCY

ABSTRACT

Jladri Village was one of an endemic area of malaria in Kebumen Regency that had increasing
case during 2006-2008. The objectives of this study were to determine demographic
characteristic, respondents knowledge, attitude and practices towards malaria. The study was
undertaken as a descriptive cross-sectional survey in Jladri Village in April-December 2008.
Fifty (50) respondents that ever had malaria were interviewed using a structured questionnaire.
The results showed that 52% of respondents known malaria as a serious disease but only 54,17%
of whom correctly associated it with mosquito bites. Knowledge of vector and vector control was
low. Treatment-seeking intention at the health facility was high (94%) but 46% never had

malaria treatment. Survey data showed that respondents had positive attitude for using bed net to
reduce malaria. Daily activities of respondents in outside in the afternoon and mobility to
endemic area were increasing contact with vector. The study revealed that community
knowledge of malaria vector and vector control required attention. Health promotion about
vector control and vector behavior and information about compliance of malaria drug treatments
could be recommended.

Keywords : malaria, knowledge, behavior
ABSTRAK

Desa Jladri merupakan salah satu daerah endemis malaria di Kabupaten Kebumen yang memiliki
peningkatan kasus antara Tahun 2006-2008. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakter
demografi, pengetahuan, sikap dan praktck responden tentang malaria. Penelitian ini
menggunakan metode cross sectional yang dilakukan di Desa Jladri pada April-Desember 2008.
Sebanyak 50 responden yang pernah sakit malaria diwawancarai menggunakan kuesioner
terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan 52% responden mengetahui malaria sebagai penyakit
serius namun hanya 54,17% yang menghubungkannya dengan gigitan nyamuk. Pcngctahuan
tentang vektor dan pengendaliannya masih rendah. Sebanyak 58,0% responden mendukung
pemberantasan malaria melalui kerjasama pemerintah dan masyarakat. Upaya pengobatan di
tenaga kesehatan cukup tinggi (84%) tetapi 46% penderita tidak pernah minum obat malaria.

Responden menunjukkan sikap positif terhadap penggunaan kelambu untuk mengurangi malaria.
Sebanyak 76,0% melakukan aktivitas di luar rumah saat sore/malam hari dan 82,0% tidak pernah
menutup lubang ventilasi dengan kawat anti nyamuk. Aktivitas harian di luar rumah saat soremalam hari dan mobilitas ke daerah endemis meningkatkan kontak dengan vektor. Kesimpulan
studi adalah pengetahuan tentang vektor malaria dan pengendaliannya masih memerlukan
peningkatan. Promosi kesehatan dapat direkomendasikan untuk informasi mengenai perilaku dan
pengendalian vektor disertai informasi tentang kepatuhan minum obat malaria.

Kata kunci: malaria, pengetahuan, perilaku

JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2

75

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

kasus indigenous di kedua kecamatan

PENDAHULUAN

tersebut yang menggambarkan adanya

Malaria masih menjadi salah satu
masalah

kesehatan

Indonesia

walaupun

masyarakat
saat

ini

pemberantasannya menjadi
indikator

dari

target


di

upaya

salah satu

Pembangunan

Milenium (MDGs) pada tahun

2015

(Laihat, 2011). Menurat Prabowo (2004)
Malaria

disebabkan

oleh


parasit

(Plasmodium sp) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles sp. Penyakit
ini dapat menyebabkan kematian teratama

pada kelompok berisiko tinggi seperti

penularan lokal (DKK Kebumen, 2008).
Penelitian

sebelumnya

bahwa kejadian
dengan

menunjukkan

malaria berhubungan


karakteristik

sosiodemografi,

mobilitas penduduk, kondisi lingkungan
dan

perilaku

manusia.(Ompusunggu,

2009). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan faktor demografi
dan perilaku (pengetahuan, sikap dan
tindakan) terhadap kejadian malaria di
Desa Jladri, Kabupaten Kebumen Tahun
2008.

bayi, anak balita, ibu hamil.

Teori Blum menyebutkan bahwa

METODE PENELITIAN

derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, fasilitas

perilaku

dan

merupakan

genetika.

faktor

mempengarahi

Penelitian dilakukan di Desa Jladri,


kesehatan,

Perilaku

terbesar

kesehatan

yang

seseorang.

Kabupaten Kebumen.

Jenis penelitian

adalah penelitian observasional dengan
cross


rancangan

sectional.

Pemilihan

Menurat Notoatmodjo (2002), perilaku

sampel secara purposif yaitu masyarakat

kesehatan

karakteristik

di Desa Jladri yang pernah didiagnosis

pengetahuan,

atau memiliki riwayat penyakit malaria


terbentuk

individu

dari

seperti

tindakan

menurat data puskesmas Tahun 2008.

lingkungan.

Sampel minimal yang dibutuhkan adalah

Berdasarkan Green dan Kreuter (1991),
perilaku dipengaruhi oleh karakteristik

49 sampel. Peneliti mengambil sampel

sebayak 50 orang. Waktu penelitian

personal

adalah April hingga Desember 2008.

pengalaman,

sikap,

berinteraksi

dan

dengan

(umur,

pendidikan,

jenis

kelamin, pengetahuan dan sikap) serta

Pengumpulan

faktor

wawancara

eksternal

(budaya,

nilai-nilai,

data

dengan

terstraktur

metode

menggunakan

kuesioner sebagai instrumen. Kuesioner

sosial, dan politik).
Pada Tahun 2006 dilaporkan ada

terdiri dari 5 bagian yakni karakteristik

Kabupaten

demografi, pengetahuan malaria, sikap

Kebumen yaitu di wilayah Kecamatan

terhadap faktor risiko, upaya pencegahan

Buayan (Desa Jladri 61 kasus) dan Ayah

dan

(Desa Jintung 28 dan Srati 11 kasus).

responden untuk pencegahan malaria,

Hasil

serta

kejadian

luar

laporan

diketahui

biasa

dinas

bahwa

di

kesehatan

selain

juga

terjadi

peningkatan kasus import, terdapat pula

76

pengobatan
pengamatan

malaria,
lingkungan

tindakan
sekitar

ramah responden. Data dianalisis secara
deskriptif.

JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 2

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

56,0%, tidak tamat SD 16,0% dan tidak

HASIL

pernah bersekolah 14,0%. Petani dan ibu
Karakteristik responden
Responden

berjumlah

50

rumah

yang

diwawancarai

orang.

Karakteristik

responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa sebagian besar responden 78,0%

tangga

merupakan

kelompok

pekerjaan yang memiliki proporsi paling
banyak di antara jenis pekerjaan lainnya,
yaitu sebesar 84,0% dan 8,0%. Persentase

kelompok responden perempuan 60,0%
lebih banyak daripada laki-laki 40,0%.

berusia antara 19-55 tahun (Tabel 1).
Mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan rendah yaitu tamat SD/MI
Tabel 1. Karakteristik demografi responden di Desa Jladri, Kecamatan Buayan,
Kabupaten Kebumen, Tahun 2008
Variabel

n(50)

Umur

19-55 tahun

33

78,0

56-70 tahun

11

22,0

perempuan

30

60,0

Laki-laki

20

40,0

Tidak pernah sekolah

7

14,0

Tidak tamat SD

8

16,0

28

56,0

Tamat SLTP

6

12,0

Tamat SLTA

1

2,0

42

84,0

Ibu ramah tangga

4

8,0

Tidak Bekerja

1

2,0

Sekolah

1

2,0

Pedagang/Wiraswasta

1

2,0

Buruh

1

2,0

Jenis kelamin

Pendidikan

Tamat SD/MI

Jenis pekerjaan
Petani

JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2

77

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

Pengetahuan responden terhadap

responden

tidak

dapat

menyebutkan

malaria dan nyamuk vektor ditunjukkan

perbedaan secara umum ciri-ciri nyamuk

Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1,

vektor malaria bila dibandingkan dengan

pada

malaria dipahami sebagai penyakit yang

jenis

serius oleh 90% responden dan mayoritas

responden 58,0% mengetahui tempat-

90% responden juga telah mengenai

tempat yang berpotensi sebagai habitat

gejala/tanda

52,0%

nyamuk vektor, akan tetapi hanya 40,0%

responden tidak tahu bahwa penularan

responden yang dapat menyebutkan cara

malaria melalui gigitan nyamuk. Selurah

mengeliminasi habitat tersebut.

malaria.

Sebesar

nyamuk

lainnya.

Mayoritas

a tahu

• tidak tahu

nyamuk
ciri nyamuk
sebagaivektorvektormalaria

habitat
nyamuk

cara penularan tandadan
gejala malaria

vektor

Pengetahuan responden

Gambar 1. Distribusi Pengetahuan responden di Desa Jladri, Kabupaten Kebumen,
Tahun 2008

Tabel 2. Distribusi sikap responden di Desa Jladri, Tahun 2008
Setuju

Sikap responden

Tidak setuju

%

n

%

n

Total
n

%

Kerjasama pemerintah-masyarakat untuk pemberantasan
malaria

21

42

29

58

50

100

Pemberantasan sarang nyamuk

49

98

1

2

50

100

Penggunaan kelambu

50

100

0

0

50

100

Obat tradisional/obat warung untuk malaria

20

40

30

60

50

100

Genangan air berisiko pada penularan

45

90

5

10

50

100

Kebersihan lingkungan untuk pencegahan

50

100

0

0

50

100

Distribusi sikap responden dapat
dilihat

pada

pengendalian

Tabel

2.

vektor,

Pada

upaya

sebagian

besar

responden

90,0%

menyetujui

adanya

genangan

air

lingkungan

sekitar

78

di

meningkatkan

Semua

risiko

terkena

responden

penggunaan

kelambu

malaria.

mendukung
dan

kegiatan

kebersihan lingkungan untuk mencegah
malaria. Mayoritas responden 98,0%

JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat
setuju

dengan

pelaksanaan

kegiatan

obat tradisional ataupun obat waning

pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

untuk mengobati malaria tidak disetujui

Pendapat

oleh 60,0% responden.

masyarakat
jawab

penanggung
malaria

mengenai

58,0%

pemberantasan

lebih

banyak

pada

Tabel
perilaku

3

menunjukkan

responden.

distribusi
besar

Sebagian

kerjasama pemerintah dan masyarakat

responden 76,0% melakukan aktivitas di

walaupun proporsi ini tidak berbeda jauh

luar

dengan

82,0% tidak pemah

kelompok

menyatakan
yang

masyarakat

Sikap

saat

sore/malam

hari

menutup

dan

lubang

bahwa cukup pemerintah

ventilasi dengan kawat anti nyamuk.

jawab

Mayoritas responden 72% tidak pemah

bertanggung

melakukan

yang

ramah

tindakan

responden

penuh

pemberantasan.

terhadap

pencarian

pengobatan diketahui bahwa penggunaan

pergi

dari

luar

desa,

namun

24%

responden melakukan mobilitas ke daerah
endemis malaria.

Tabel 3. Distribusi perilaku responden di Desa Jladri, Tahun 2008
Frekuensi tindakan

Perilaku responden

Selalu
%

n

Kadang
n

%

Tidak pernah
%

n

Jumlah

%

n

Perilaku berisiko
Mobilitas ke daerah malaria

2

4

12

24

36

72

50

100

38

76

6

12

6

12

50

100

Periksa ke tenaga kesehatan

47

94

2

4

1

2

50

100

Minum obat malaria

10

20

17

34

23

46

50

100

6

12

3

6

41

82

50

100

28

56

18

36

4

8

50

100

3

6

18

36

29

58

50

100

30

60

7

14

13

26

50

100

Aktivitas di luar rumah pada sore/malam hari

Perilaku pengobatan

Perilaku pengendalian vektor
Menutup ventilasi

Mendapat penyemprotan insektisida
Pakai obat anti nyamuk

Tidur dengan kelambu

Pada Tabel

3,

sebagian besar

94,0% membawa penderita malaria ke

responden 60,0% memilih menggunakan

tenaga

kelambu saat tidur daripada obat anti

pengobatan,

nyamuk

responden

(6,0%).

responden

menyatakan

penyemprotan
kesehatan.

Sebanyak

insektisida

56,0%
mendapat

dari

tenaga

kesehatan
tetapi
tidak

untuk

upaya

sebesar

46,0%

pernah

minum

obat

malaria dan 23,0% tidak minum secara
rutin.

Hampir selurah responden

JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 2

79

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

memungkinkan

PEMBAHASAN

mudah
Penderita

malaria

di

Desa

Jladri

nyamuk

masuk ke

menggigit

vektor

dalam

manusia

lebih

ramah untuk

dan

berpotensi

Tahun 2008 lebih banyak pada kelompok

menularkan

usia

dan

Lokasi tempat tinggal maupun tempat

pendidikan

bekerja yang berdekatan dengan tempat

Menurat Krause dalam

perindukan nyamuk vektor berisiko tinggi

(Dale et al, 2005), aktivitas manusia dan

untuk terkena malaria (Butrapom et al,

pekerjaan

1986).

produktif,

responden

pekerja

dengan

yang rendah.

petani,

tingkat

menjadi

memungkinkan

untuk

manusia

dengan

infektif.

Dale,

menyebutkan
masyarakat

keluarga.

yang

kontak

antara

Malaria sudah cukup dikenal di

Anopheles

Desa Jladri sebagai penyakit serius dan

juga

mayoritas responden telah mengetahui

kelompok

tanda/gejala malaria. Pada pengetahuan

al

(2005)

bahwa
dengan

pada

faktor

nyamuk
et

malaria

tingkat

sosial

tentang

mekanisme

penularan,

hasil

ekonomi menengah ke bawah cenderang

penelitian menunjukkan bahwa sebagian

memiliki tingkat insidensi malaria yang

responden

temyata

lebih tinggi daripada kelompok sosial

memahami

bahwa

ekonomi

menengah
juga

penelitian

ke

masih

belum

transmisi

malaria

atas.

Hasil

melalui gigitan nyamuk vektor. Sebesar

menunjukkan

24%

54,17%

responden

juga

tidak

dapat

responden melakukan mobilitas ke daerah

membedakan nyamuk Anopheles dengan

endemis malaria dan banyak masyarakat

nyamuk vektor demam berdarah dengue.

yang selalu melakukan aktivitas di luar
ramah

saat

tersebut

sore-malam

sesuai

hari.

masyarakat tentang mekanisme penularan

Pangkalpinang yang menyebutkan bahwa

dan vektor menjadi dasar untuk pemilihan

kebiasaan keluar pada malam hari dan

metode pengendalian vektor yang akan
dilakukan oleh masyarakat. Infeksi parasit

ke

merupakan

daerah

faktor

malaria.(Sunarsih,

penelitian

variabel pembentuk perilaku. Pemahaman

di

mobilitas

dengan

Hasil

Pengetahuan merupakan salah satu

endemis

risiko
2009).

malaria

kejadian
Kebiasaan

malaria

tergantung

interaksi

antara

nyamuk, host dan lingkungan. Studi di
Thailand

menyebutkan

hingga larat malam memudahkan terkena

pengetahuan

yang

gigitan nyamuk vektor teratama yang

etiologi maupun cara penularan temyata
berhubungan
dengan
kejadian

untuk berada di

bersifat

luar ramah saat sore

eksofilik

dan

eksofagik

(Harijanto, 2000).

Hasil

observasi

kurang

bahwa

mengenai

malaria.(Fungladda, 1987). Kejadian luar
lingkungan

dapat disebabkan

ramah

multifaktorial. Studi di Naxalbari, India,

terbuka

menjelaskan bahwa KLB terjadi akibat

yang dapat memudahkan nyamuk masuk

lemahnya upaya pengendalian vektor,

ke

perlindungan pribadi masyarakat yang

menunjukkan

responden

80

dalam

sebagian

merupakan
ramah.

besar

biasa malaria (KLB)

ramah

Kondisi

ini

JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

masih kurang, resistensi klorokuin dan

masih rendah.

Tindakan membersihkan

deteksi

vegetasi

sekitar

kasus

(Sharma,

yang

2009)

kesehatan

masih

kurang

Tindakan

untuk

promosi

meningkatan

upaya

pengendaliannya

perlu

dapat

signifikan

ramah

secara

menurankan

risiko

kejadian malaria (Hustache et al, 2007)

Sikap responden yang selurahnya

pengetahuan masyarakat terhadap vektor
dan

di

mendukung

keberadaan

kelambu

dipertimbangkan untuk upaya pencegahan

menunjukkan peluang kelambu sebagai

kejadian

altematif

malaria

di

Desa

Jladri,

yang

Kabupaten Kebumen.
Pengetahuan

tentang

tempat

upaya pengendalian vektor

diterima oleh

Jladri. Upaya promosi kesehatan dapat

pengobatan malaria sudah baik akan

direkomendasikan

tetapi

kegunaan

kesadaran

untuk

minum

obat

masyarakat Desa
untuk

kelambu

sosialisasi

dan

peraneangan

malaria sesuai petunjuk tenaga kesehatan

program pemberdayaan masyarakat dalam

masih rendah. Ketidakpatuhan minum

penyediaan kelambu secara mandiri di

obat malaria sesuai dosis dan jadwal

komunitas.

pengobatan

merupakan

terjadinya

resistensi

menumbulkan

obat

dan

kasus

(rekrudensi,rekurensi)
Plasmodium

jenis

pencetus
relaps

teratama
vivax.

untuk
Menurat

(Wuryanto, 2008) penderita yang tidak
patuh dalam minum obat 75% lebih
banyak

pada

yang

samping

obat.

penelitian

perlu

promosi

mengalami

Berdasarkan
adanya

kesehatan

efek

hasil

peningkatan

kepada

penderita

mengenai penjelasan aturan minum obat
malaria yang benar.
Sikap

langsung

tindakan

untuk

penyakit.(Notoatmojo,
besar

responden

pengendalian

Penderita

malaria

di

Desa

Jladri

Tahun 2008 lebih banyak pada kelompok

usia

produktif,

responden

yang

dengan

rendah.

terhadap

pekerja

petani,

tingkat

Pengetahuan
vektor

dan

pendidikan

responden

dan

upaya

pengendaliannya masih rendah. Aktivitas
harian responden memungkinkan kontak
dengan

vektor

malaria,

sedangkan

kemandirian masyarakat dalam tindakan
pencegahan malaria masih rendah.

secara

dapat

mempengarahi perilaku masyarakat di
dalam

KESIMPULAN

mencegah

2003)

Sebagian

menyatakan

malaria

SARAN

bahwa

merupakan

Upaya promosi
direkomendasikan

kesehatan
untuk

dapat

sosialisasi

kepara penderita tentang perilaku vektor

dan

beserta upaya pengendaliannya disertai

masyarakat, namun tindakan kemandirian

dengan penjelasan mengenai kepatuhan

responden untuk mengendalikan habitat

minum obat malaria.

kerjasama

vektor,

antara

salah

pemerintah

satunya

untuk

upaya

mengurangi vegetasi di sekitar ramah

JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 2

81

Ariyani P., et al Aspek Perilaku Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Laihat, F. J. 2011. Pengendalian Malaria
Butrapom P, S. S., Hungsapraek T.
1986.Social behavioral, housing
factors and their interactive
effects associated with malaria
occurence

in

East

Southeast Asian

J

Thailand.

Trop

Med

dalam

Era

Otonomi

dan

Desentralisasi menuju eliminasi
malaria

2030

Buletin

Jendela

di

Indonesia.
Data

dan

Informasi Kesehatan Triwulan 1:
18-23.

Public Health 14: 64-68.

Dale P, N. S., S Anto, B Hutajulu, E
Ndoen, M Papayungan, A Saikhu

Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan
Perilaku
Kesehatan.
Jakarta,
Rineka Cipta.

and Y Tri Prabowa 2005. Malaria

in Indonesia: A summary ofrecent
research

into

its

enviornmental

relationships. Southeast Asian J
Trop Med Public Health 36(1): 1-

Ompusunggu, S., Sekar.T, dan Rita M.D.
2009. Faktor Risiko Malaria di
Indonesia.

Buletin

Penelitian

Kesehatan edisi suplemen: 11-22.

13.

Fungladda W, S. S., Hungsapraek T.
1987.
Sosiodemographic
and
behavioral factor associated with
hospital malaria patients ini
Kachanaburi,
Thailand.] Trop
Med Hyg 90: 233-237.

Sharma,
P.
K.,
R.Ramanchandran,
Y.J.Hutin,
R.Sharma
dan
M.D.Gupte 2009. A Malaria

Outbreak in Naxalbari, Darjeeling
district, West Bengal, India : 2005
: weeknesses in disease control,

important risk factors.
Journal 8(288).

Malaria

Green L dan M.W Kreuter. 1991. Health

Promotion
educational

Planning.
and

An

environmental

approach.
London,
Publishing Company.

Mayfield

Harijanto,
P.
N.
2000.
Malaria,
Patogenesis, Manifestasi Klinis
dan Penanganan, Cetakan I.
Jakarta, EGC.

Hustache, S., Nacher M., Djossou F., dan
Carme

B.

2007.

Malaria

Risk

Factors in Amerindian Children in
French

82

Guinea.

Sunarsih, E., Nurjazuli, dan Sulistyani.
2009. Faktor Risiko Lingkungan
dan Perilaku yang berkaitan
dengan Kejadian Malaria di
Pangkalbalam
Pangkalpinang.
Jumal Kesehatan Lingkungan
Indonesia 8 No.l April: 1-9.
Wuryanto,
M.
A.
2008.
Tingkat
kepatuhan penerita malaria vivax
dalam minum obat serta faktor
yang mempengaruhinya. Studi
pada penderita malaria vivax di
Kabupaten Banjarnegara Tahun

Am.J.Trop.Med.Hyg 76(4): 619-

2005. Jumal

625.

Indonesia 3(1): 24-30.

Promosi

Kesehatan

JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2

Dokumen yang terkait

DEVELOPMENT OF ACTIVE COMPOUNDS FROM ETHYL ACETATE EXTRACT OF RHIZOME Acorus calamus L. AS ANTIDIABETIC

0 0 8

DETERMINATION OF EUGENOL IN VOLATILE OIL FROM CLOVE LEAF AND FLOWER (Eugenia aromatica OK) BY TLC-DENSITOMETRY Penentuan eugenol dalam minyak atsiri daun dan bunga Cengkeh (Eugenia aro- matica OK) menggunakan KLT densitometri

0 0 6

ISTICS OF TABlET FROM DRIED EXTRACT Murraya paniculata (l.) Jack lEAVES

0 0 5

MORPHOLOGICAL VARIATION OF Echinacea purpurea (L.) Moench ACCESSIONS IN MEDICINAL PLANT AND TRADITIONAL MEDICINE RESEARCH AND DEVELOP- MENT OFFICE Variasi morfologi aksesi Echinacea purpurea (L.) Moench di Balai Besar Peneli- tian dan Pengembangan Tanaman

0 0 7

EFEkTIVITAS ANTIBAkTERI SEDuHAN BuBuk DAuN lEGuNDI (Vitex trifolia) DAN DAuN PuluTAN (Urena lobata) SECARA IN VITRO In Vitro effectiveness of legundi (Vitex trifolia) and pulutan (urena lobata) leaves infussion as antibacterial

0 0 5

EFEKTIVITAS EKSTRAK METHANOL DAUN Lantana camara var. nivea DAN Lantana sellowiana DALAM PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO In vitro inhibitory effect of Lantana camara var. nivea and Lantana sellowiana leaves methanolic extrac

0 0 7

PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius Lam.) fruit by in vitro and in

0 0 8

THE PAINT FORMULATION IN LAMBDACYHALOTHRIN USAGE AS P. americana COCKROACH CONTROL MEASURES

0 0 8

SENSITIVITY AND SPECIFICITY OF MONOCLONAL ANTIBODY DSSE10 IN HEAD SQUASH TOXORHYNCHITES SPLENDENS USING IMMUNOHISTOCHEMICAL PEROXIDASE TECHNIQUE

0 1 11

A DYNAMIC STUDY OF MOSQUITOES POPULATION THAT SUSPECTED AS VECTOR IN ROWOKELE DISTRICT, KEBUMEN REGENCY, CENTRAL JAVA

0 0 15