PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius Lam.) fruit by in vitro and in
PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus
Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS YANG DIBERI BEBAN
AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius
Lam.) fruit by in vitro and in vivo method on mouse given maximum physical
activity
Ni Made Dwi Sandhiutami, Ngatidjan, Erna Kristin
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12640
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281 – Indonesia e-mail: dwi_sandhiutami@yahoo.com
ABSTRAK
Pemanfaatan senyawa antioksidan eksogen secara efektif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya stres
oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel. Kandungan tokoferol dalam minyak buah merah tinggi dan
diduga memiliki aktivitas biologi sebagai antioksidan. Tokoferol efektif mencegah terjadinya peroksidasi lipid
dan pembentukan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan tokoferol serta mengkaji
pengaruh minyak buah merah terhadap kadar tokoferol dalam darah pada pemberian aktifitas fisik maksimal.
Kadar tokoferol dalam minyak buah merah in vitro diukur dengan metode Abe dan Katsui secara fluorometri.Uji aktivitas antioksidan secara in vivo dilakukan dengan menggunakan 24 ekor tikus putih galur Wistar
jantan dengan pre-post test control group design. Tikus dibagi dalam 4 kelompok. Pada kelompok 1 sebagai
kelompok kontrol diberi akuades dan tiga kelompok pelakuan yang masing-masing diberi minyak buah merah
dosis 0,15 ml/kg bb; 0,3 ml/kg bb; 0,6 ml/kg bb selama 10 hari. Sebelum pemberian minyak buah merah,
dilakukan pengukuran kadar tokoferol pada semua kelompok. Pada hari ke-10, keempat kelompok diberikan
beban aktivitas fisik maksimal yaitu dibuat berenang sampai kelelahan berupa hampir tenggelam dan segera
dilakukan pengambilan darah untuk mengukur kadar tokoferol dalam darah. Pada uji in vitro, kandungan
tokoferol pada minyak buah merah adalah 447 µg/ml. Pada uji in vivo dengan dosis 0,15 ml/kg bb, kadar
tokoferol meningkat 15,46%. Pada dosis 0,3 m/kg bb, kadar tokoferol meningkat 22,19% dan pada dosis 0,6
ml/kg bb, kadar tokoferol meningkat 50,60%. Kandungan tokoferol pada minyak buah merah adalah 447 µg/
ml. In vivo pada tikus, ketiga dosis minyak buah merah dapat meningkatkan kadar tokoferol dalam darah.Kata kunci : minyak buah merah, antioksidan, tokoferol, latihan fisik
Volume 5 No 1 Agustus 2012 Ni Made Dwi Sandhiutami, Ngatidjan, Erna Kristin
ABSTRACT
Exogenous antioxidant is required to prevent the occurrence of oxidative stress that can make cell damage.
Tocopherol content of red fruit oil is thought to have biological activity as antioxidants. Tocopherol effectively
prevent the lipid peroxidation and free radical formation. The objective of the study was to evaluate quantitave
concentration and the effect of buah merah oil to tocopherol level in blood during maximum physical activity
treatment. Tocopherol concentration of buah merah oil in vitro was measured using Abe and Katsui methode by
. Antioxidant activity in vivo test was done using 24 male Wistar rats in pre-post test control group fluorometer
design. The rats were grouped into 4 group. The control group was given destilated water and three treatment
groups were given buah merah oil in the dose of 0,15 ml/kg bw; 0,3 ml/kg bw; 0,6 ml/kg bw for 10 days. Before
buah merah oil was given, level of tocopherol was measured. Ten days later, the four group were given maximum
physical activity mean of swimming until the sign of fatigue occurred (nearly drowned) and the blood was taken
In vivo test, dosage for blood tocopherol examination. Tocopherol concentration of buah merah oil was 447µg/ml.
0,15 ml/kg bw could increase tocopherol 15,46%. Dosage 0,3 ml/kg bw could increase tocopherol 22,19% and
dosage 0,6 ml/kg bw could increase tocopherol 50,60%. In vitro, tocopherol concentration of buah merah oil was
447µg/ml. In vivo experiment, all dosage of buah merah oil increased the blood tocopherol level.Key words: red fruit oil, antioxidant, tocopherol, physical activity
PENDAHULUAN Masyarakat pedalaman yang mengkonsumsi
Eksplorasi senyawa antioksidan dari minyak buah merah jarang ditemukan mengidap bahan alam kini banyak dilakukan. Menurut penyakit degeneratif seperti kanker, hipertensi, Supriadi (2001), kecenderungan masyarakat dan diabetes. Bahkan dari data statistik setempat, dunia untuk kembali ke alam, yang ditunjukkan mereka memiliki angka harapan hidup cukup oleh data bahwa sekitar 80% penduduk tinggi (Budi dan paimin, 2004). dunia memanfaatkan obat tradisional yang Penelitian kandungan senyawa aktif dalam bahan bakunya berasal dari tumbuhan, minyak buah merah yang berkhasiat obat telah merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk dilakukan dan pada awalnya ditujukan untuk mengembangkan tumbuhan obat. menggungkap kandungan gizinya. Minyak buah
Salah satu tanaman obat yang cukup merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat atau menarik perhatian dan banyak diteliti sejak senyawa aktif dalam kadar tinggi, diantaranya akhir 2004 adalah buah merah (Pandanus betakaroten, tokoferol, serta asam lemak seperti
conoideus Lam.). Buah merah memang masih asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan
asing bagi sebagian masyarakat. Namun bagi asam dekanoat. Kandungan tokoferol dalam masyarakat Papua, terutama yang tinggal di minyak buah merah tinggi dan memiliki aktivitas daerah pedalaman, tanaman ini sudah lama biologi sebagai antioksidan (Budi dan paimin, dimanfaatkan terutama sebagai sumber pangan. 2004).
Volume 5 No 1 Agustus 2012
YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
Volume 5 No 1 Agustus 2012 PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH ( Pandanus conoideus Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS
Dari uraian di atas diduga bahwa minyak buah merah yang mengandung tokoferol sebagai antioksidan, dapat mencegah dampak buruk peroksidasi lipid yang timbul pada pemberian beban aktivitas fisik maksimal yang ditunjukkan dengan perubahan kadar tokoferol dalam darah.
Bahan yang digunakan adalah minyak buah merah yang diperoleh dari Drs. I Made Budi, dosen Fakultas MIPA, Universitas Cendrawasih,
Bahan
satu kelompok kontrol (Campbell and Stanley, 1972).
design dengan tiga kelompok eksperimen dan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris murni. Kadar tokoferol dalam minyak buah merah diukur dengan metode Abe dan Katsui (Wang et al., 1991) secara fluorometri. Sedangkan uji aktivitas antioksidan minyak buah merah dengan melihat kadar tokoferol dalam plasma secara in vivo dilakukan dengan pre test-post test control group
Secara teori keuntungan penggunaan suplemen antioksidan untuk meredam radikal bebas oksigen telah ditunjukkan secara luas (Viitala et al., 2004).
Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius Lam.) fruit by in vitro and in vivo method on mouse given maximum physical activity
Pemanfaatan senyawa antioksidan eksogen secara efektif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel. Zat antioksidan yang banyak dikenal adalah vitamin A, C, E, flavonoid, dan lain-lain (Tuminah, 2000).
Peningkatan kecepatan metabolisme pada latihan fisik akan meningkatkan konsumsi oksigen pada otot, jantung, dan organ lainnya (Ji, 1999). Menurut Metin et al., (2002), pada latihan fisik konsumsi oksigen tubuh akan meningkat 10 sampai dengan 15 kali lebih tinggi dibanding waktu istirahat. Meningkatnya konsumsi oksigen selama latihan fisik yang intensif, dapat meningkatkan produksi radikal bebas (Clarkson and Thompson, 2000). Radikal bebas yang diproduksi pada latihan fisik dapat melebihi kapasitas pertahanan antioksidan sehingga mengakibatkan stres oksidatif (Allesio, 1993).
dan katalase yang dapat menghilangkan radikal bebas secara enzimatik dan antioksidan eksogen yang besarnya tergantung pada masukan diet. Meskipun tubuh secara alami dapat mengatasi peningkatan radikal bebas tetapi pada kondisi tertentu seperti pada latihan fisik yang relatif berat, antioksidan endogen tidak mencukupi, sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luar (Clarkson and Thompson, 2000).
dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPX),
Tubuh mempunyai sistem pertahanan terhadap radikal bebas yaitu komponen antioksidan endogen seperti superoxide
Vitamin E atau tokoferol berperan spesifik sebagai antioksidan (Brigelius-Floheb and Traber, 1999).
Tokoferol efektif mencegah terjadinya peroksidasi lipid dan pembentukan radikal bebas lainnya. Dalam banyak penelitian aktivitas tokoferol sebagai antioksidan diyakini kemampuannya untuk mencegah penyakit- penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, atherosklerosis, dan kanker. Data epidemiologi menunjukkan bahwa masukan tokoferol atau vitamin E dosis tinggi, berhubungan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.
METODE PENELITIAN
Volume 5 No 1 Agustus 2012 Ni Made Dwi Sandhiutami, Ngatidjan, Erna Kristin
Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo
Analisis Data
masing kelompok perlakuan diberikan sediaan uji dengan dosis 0,15 ml/kg bb per hari; 0,3 ml/kg bb per hari; dan 0,6 ml/kg bb per hari, selama 10 hari. Pada hari ke-10, tikus dibuat stres oksidatif dengan diberi beban aktivitas fisik maksimal yaitu dibuat berenang sampai terjadi tanda-tanda kelelahan berupa hampir tenggelam (Nakao et al., 2000). Setelah itu sampel darah segera diambil, kemudian dilakukan kembali pengukuran kadar tokoferol pada plasma.
al., 1991) secara fluorometri. Kemudian masing-
disentrifuse untuk mendapatkan plasma dan dilakukan pengukuran kadar tokoferol pada plasma dengan metode Abe dan Katsui (Wang et
canthus sinus orbitalis ± sebanyak 2 ml. Darah
Sampel darah diambil dari seluruh subyek penelitian, yaitu tikus putih galur Wistar sebelum diberi perlakuan dari medial
Kadar tokoferol dalam minyak buah merah diukur dengan metode Abe dan Katsui (Wang et al., 1991) secara fluorometri. Seratus mikroliter minyak buah merah ditambah akuabides 500 μl dan etanol 500 μl, dicampur dengan menggunakan vortex. Setelah itu ditambah 2,5 ml heksan, kocok kuat-kuat lalu sentrifuge 3.000g selama kurang lebih 7 menit. Supernatan dibaca dengan spektrofluorometer pada eksitasi 295 nm dan emisi 320 nm.
Irian Jaya. Bagian buah yang digunakan adalah daging buah merah yang diolah menjadi minyak buah merah. Bahan kimia: etanol, akuades, EDTA, heksan, dan d-α-tochopherol.
Cara kerja Pengukuran kadar tokoferol dalam minyak buah merah secara in vitro
(Spektronik 20-Genesys) dan spektrofluorometer Shimadzeu RF 510.
stirer, mikropipet dari berbagai macam ukuran, sentrifuge, water bath, spektrofotometer UV-VIS
Alat yang digunakan adalah timbangan untuk tikus, bak untuk aktivitas berenang, sonde untuk memasukkan bahan uji, mikrohaematokrit, alat gelas dan alat laboratorium standar antara lain: timbangan elektronik, vortex mixer, magnetic
Alat
Penelitian ini menggunakan tikus putih galur Wistar jantan sebagai subyek penelitian yang didapat dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam kondisi yang terkontrol. Penelitian stres oksidatif dengan menggunakan model binatang mempunyai keuntungan dari sisi teknis, yaitu prosedur pengukuran parameter stres oksidatif yang dipakai bisa lebih invasif (Nakao et al., 2000).
Analisis statistik menggunakan program SPSS 11. Pada penelitian ini dilihat uji beda tiap kelompok sebelum dan sesudah perlakuan dengan uji t terhadap kadar tokoferol. Kemudian dilakukan uji ANOVA satu jalur dengan P<0,05 untuk melihat perbedaan antar-kelompok terhadap kadar tokoferol. Bila pada uji ini ditemukan perbedaan yang bermakna, maka dilakukan tes Post hoc untuk variabel yang bermakna tersebut. PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH ( Pandanus conoideus Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius Lam.) fruit by in vitro and in vivo method on mouse given maximum physical activity
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kadar Tokoferol dalam Minyak Buah Merah Tabel 1. Kadar tokoferol murni dan absorbansinya
Kadar standar Absorbansi (λ 295 Persamaan regresi (tokoferol) (µg/ml) nm) 10 0,300 y = 43,23x – 2,86 20 0,500 30 0,800 r = 0,9972 40 1,000 x = absorbansi 50 1,200 y = kadar standar (tokoferol) (µg/ml)
yang merupakan tempat absorpsi maksimal dari tokoferol.
Pada pengukuran kadar tokoferol dalam plasma didapatkan data yaitu, kadar tokoferol pada kelompok plasebo mengalami penurunan sebesar 15,03%. Sementara itu pada kelompok dosis 0,15 ml/kg bb, terdapat peningkatan kadar
Gambar 1. Grafik hubungan kadar tokoferol murni
sebesar 15,46%. Pada kelompok dosis 0,3 ml/
dan absorbansinya
kg bb, kadar tokoferol mengalami peningkatan tokoferol sebesar 22,19% dan pada kelompok Kadar tokoferol murni digunakan untuk dosis 0,6 ml/kg bb, kadar tokoferol plasma mengalami peningkatan sebesar 50,60%. membuat kurva standar dalam menentukan kadar tokoferol minyak buah merah. Berdasarkan Perubahan kadar tokoferol plasma pada penelitian ditampilkan pada tabel 2 dan pada kurva standar tersebut, dilakukan pengukuran kadar tokoferol dalam minyak buah merah. Gambar 2. Absorbansi minyak buah merah adalah 1.100 dan Pada kelompok plasebo, kadar tokoferol dengan pengenceran 10x maka kadar tokoferol sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan terjadinya penurunan dan bermakna secara yang diperoleh adalah sebesar 447 µg/ml.
Efek Pemberian Minyak Buah Merah pada statistik (p<0,05). Sedangkan pada ketiga
Kadar Tokoferol kelompok dosis, kadar tokoferol sebelum dan
Minyak buah merah mengandung sesudah perlakuan menunjukkan terjadinya peningkatan yang bermakna secara statistik tokoferol sebanyak 447 μg/ml. Kandungan tokoferol dalam minyak buah merah yang (p<0,05). Setelah dilakukan tes pos hoc terhadap diberikan berdasarkan variasi dosis. Tokoferol variabel kadar tokoferol didapatkan perbedaan diabsorpsi lebih baik dalam bentuk minyak yang bermakna antara kontrol dengan dosis 0,3 pada pemberian oral. Hanya 20-40% tokoferol ml/kg bb; kontrol dengan dosis 0,6 ml/kg bb; yang diabsorpsi oleh usus halus bagian tengah dosis 0,15 ml/kg bb dengan 0,6 ml/kg bb dan
Volume 5 No 1 Agustus 2012 Volume 5 No 1 Agustus 2012 Ni Made Dwi Sandhiutami, Ngatidjan, Erna Kristin
0,3 ml/kg bb dengan 0,6 ml/kg bb. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol dengan dosis 0,15 ml/kg bb dan dosis 0,15 ml/kg bb dengan dosis 0,3 ml/kg bb.
Tabel 2. Kadar tokoferol (μg/ml) sebelum dan sesudah perlakuan
Kelompok Tokoferol dalam minyak buah merah (μg)Sebelum perlakuan (mean ± SD) (μg/ml)
Sesudah perlakuan (mean ± SD) (μg/ml)
Perubahan kadar tokoferol (%) p
Placebo 0,00 11,98 ± 1,77 10,18 ± 0,67 Penurunan 15,03% 0,028 Kelompok dosis
0,15 ml/kg bb 9,92 10,87 ± 2,41 12,55 ± 1,93 Peningkatan 15,46% 0,008
Kelompok dosis 0,3 ml/kg bb 19,96 11,76 ± 1,37 14,37 ± 0,82 Peningkatan 22,19%
0,001 Kelompok dosis 0,6 ml/kg bb 40,18 12,02 ± 1,64 18,10 ± 2,13 Peningkatan
50,60% 0,001 0% 50% 100% 150% 200% plasebo dosis 0.15 ml/kgBB dosis 0.3 ml/kgBB dosis 0.6 ml/kgBB 100% 100% 100% 100% 84.97% 115.46% 122.19% 150.60% awa l
Gambar 2. Persentase perubahan kadar tokoferol
Tokoferol larut dalam lemak, diangkut dalam darah oleh lipoprotein. Pada penelitian ini, peningkatan dosis pemberian minyak buah merah, disertai dengan peningkatan kadar tokoferol dalam plasma. Hal ini menunjukkan kondisi subyek penelitian adalah sama, tidak terdapat subyek yang mengalami gangguan saluran cerna dalam mencernakan dan menyerap lemak sehingga mempengaruhi jumlah tokoferol yang diserap.
Hasil uji t-test antara sebelum dan sesudah perlakuan, menunjukkan bahwa pada kelompok plasebo yang tidak mendapat buah merah tetapi diberi beban aktivitas maksimal, terjadi penurunan kadar tokoferol. Kadar tokoferol dalam plasma dievaluasi untuk melihat efektifitas dari pemberian antioksidan yang mengandung tokoferol dalam mengatasi radikal bebas yang terbentuk (Viitala et al., 2004). Banyak studi yang menjelaskan pengaruh aktivitas fisik akut pada
YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
Volume 5 No 1 Agustus 2012 PENETAPAN KADAR TOKOFEROL MINYAK BUAH MERAH ( Pandanus conoideus Lam.) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO PADA TIKUS
Determination of tocopherol content from Buah merah (Pandanus conodaius Lam.) fruit by in vitro and in vivo method on mouse given maximum physical activity
perubahan jumlah antioksidan dalam darah dan perubahan pada penanda tidak langsung dari peroksidasi lipid yang mendukung informasi mengenai stres oksidatif karena aktivitas fisik. Perubahan jumlah tokoferol dalam darah, dapat digunakan sebagai penanda peningkatan reaksi oksidatif (Clarkson and Thompson, 2000). Pro- oksidan dapat menyebabkan berkurangnya kadar tokoferol dalam tubuh (Gutteridge, 1995). Dimitrov et al., (1991), dalam penelitiannya melaporkan bahwa pemberian tokoferol dengan dosis 440 mg, 880 mg dan 1.320 mg sebagai dosis tunggal meningkatkan konsentrasi tokoferol dalam plasma dan mencapai puncak setelah 12- 24 jam setelah pemberian. Pada pemberian untuk dosis pemeliharaan, pemberian tokoferol dengan dosis tersebut selama 28 hari dapat mencapai kondisi steady state pada hari ke-4 atau hari ke-5. Penghentian pemberian tokoferol setelah hari ke-28, menurunkan kadar tokoferol dalam plasma antara hari ke-12 sampai dengan hari ke-20. Penelitian lain oleh Viitala et al. (2004), menyebutkan bahwa pemberian tokoferol selama 2 minggu sebesar 885 mg perhari pada 27 partisipan signifikan meningkatkan kadar tokoferol pada partisipan. Antioksidan dapat memberikan perlindungan dalam melawan akibat negatif dari radikal bebas yang dihasilkan pada aktivitas fisik yang berat. Tokoferol merupakan antioksidan nonenzimatik yang paling potent di dalam tubuh. Fungsi utama tokoferol adalah sebagai pemutus rantai pada PUFA dan mencegah reaksi propagasi dari radikal bebas. Tokoferol adalah pemakan radikal lipid dan khususnya berikatan dengan PUFA dalam membran phospolipid dan lipoprotein plasma. Radikal lipid bereaksi 1000 kali lebih cepat dengan tokoferol dibandingkan dengan PUFA. Tokoferol memberikan hidrogen pada radikal lipid dan terbentuk radikal antioksidan. Kemudian radikal antioksidan baru yang terbentuk berikatan dengan radikal antioksidan yang lain dan menjadi tidak berbahaya atau jika berikatan dengan asam askorbat, akan terbentuk kembali alfa tokoferol (Viitala et al., 2004).
KESIMPULAN
Kandungan tokoferol pada minyak buah merah adalah 447 µg/ml. Minyak buah merah dosis 0,15 ml/kg bb; 0,3 ml/kg bb dan 0,6 ml/kg bb dapat meningkatkan kadar tokoferol dalam darah pada aktivitas fisik maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Allesio, HM. 1993. Exercise-induced Oxidative Stress. Med Sci Sports Exerc. 25(2):218-224. Budi, M. dan Paimin, FR. 2004. Buah Merah.
Penebar Swadaya. Jakarta. p 3-26, 47-56, 67-68. Brigelius-Flohé R, Traber MG. 1999. “Vitamin E: function and metabolism”.
FASEB J.
13
(10): 1145–1155. Campbell, DT. and Stanley JC. 1972. Experimental
and Quasi-experimental Designs for Research. Rand Menally & Company,
Chicago. Clarkson PM., and Thompson HS. 2000.
Antioxidants : What Role Do They Play in Physical Activity and Health. Am J Clin Nutr., 72(2):637-646.
Dimitrov NV., Meyer C., Gilliland D., Ruppenthal M., Chenoweth W., and Malone W. 1991. Ni Made Dwi Sandhiutami, Ngatidjan, Erna Kristin
Plasma Tocopherol Concentrations in Response to Supplemental Vitamin E. Am J
Clin Nutr., 53(3): 723-729
Gutteridge, JMC. 1995. Lipid Peroxidation and Antioxidants as Biomarkers of Tissue Damage. Clin Chem., 41(12): 1819-1828
Ji, L. 1999. Antioxidant and oxidative stress in exercise. Prosiding of the Ciciety for Experimental Biology and Medicine
Metin G., Atukeren P., Gumustas MK., Belce A., and Kayserilioglu A. 2002. The Effect of Vitamin E Treatment on Oxidative Stress Generated in Trained Rats. Tohoku J. Exp.
Med., 198(1):47-53.
Nakao C., Ookawara T., Kizaki T., Oh-Ishi S., Miyazaki H., Haga S., Sato Y., Ji L. and Ohno
H. 2000. Effects of Swimming Training on Three Superoxide Dismutase Isoenzymes in Mouse Tissues. J Appl Physiol., 88(2): 649-654. Supriadi. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. Edisi 1.
Pustidaka Populer Obor. P 11-14 Tuminah, S. 2000. Radikal Bebas dan Antioksidan.
Cermin Dunia Kedokteran. 128 : 49-51
Viitala PE., Newhouse IJ., LaVoie N., and Gottardo
C. 2004. The Effect of Antioxidant Vitamin Supplementation on Exercise Induce Lipid Peroxidation in Trained and Untrained Participants. Lipid in Health and Disease.
3(14) Wang Y., Walsh CW., Guo J. and Zhang J. 1991. Maternal Levels of Prostacyclin, Thromboxane, Vitamin E, and Lipid Peroxides Throught Normal Pregnancy. AM
J Obstet Gynecol.,165(6): 1690-1694 Volume 5 No 1 Agustus 2012