Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014
Lampiran 1. Hasil analisis bivariat beberapa variabel bebas terhadap kejadian potensi interaksi obat dengan Mmenggunakan uji Chi square pada program SPSS Advanced 20.0
Crosstab USIA * INTERKSIOBAT Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent usia * INTERKSIOBAT 721 100,0% 0,0% 721 100,0%
usia * INTERKSIOBAT Crosstabulation
INTERKSIOBAT Total
Count
12
1
13 Expected Count 10,4 2,6 13,0 17 - 25 tahun % within usia 92,3% 7,7% 100,0% % within INTERKSIOBAT 2,1% 0,7% 1,8% % of Total 1,7% 0,1% 1,8% Count
30
5
35 Expected Count 27,9 7,1 35,0 26 - 35 tahun % within usia 85,7% 14,3% 100,0% % within INTERKSIOBAT 5,2% 3,4% 4,9% % of Total 4,2% 0,7% 4,9% Count 135 26 161 Expected Count 128,4 32,6 161,0 36 - 45 tahun % within usia 83,9% 16,1% 100,0% % within INTERKSIOBAT 23,5% 17,8% 22,3% % of Total 18,7% 3,6% 22,3%
Usia Count 199 42 241 Expected Count 192,2 48,8 241,0 46 - 55 tahun % within usia 82,6% 17,4% 100,0% % within INTERKSIOBAT 34,6% 28,8% 33,4% Count 121 39 160 Expected Count 127,6 32,4 160,0 56 - 65 tahun % within usia 75,6% 24,4% 100,0% % within INTERKSIOBAT 21,0% 26,7% 22,2% % of Total 16,8% 5,4% 22,2% Count
78 33 111 Expected Count 88,5 22,5 111,0
>65 tahun % within usia 70,3% 29,7% 100,0% % within INTERKSIOBAT 13,6% 22,6% 15,4% % of Total 10,8% 4,6% 15,4% Count 575 146 721 Expected Count 575,0 146,0 721,0
Total % within usia 79,8% 20,2% 100,0% % within INTERKSIOBAT 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 79,8% 20,2% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 12,769
a
5 ,026 Likelihood Ratio 12,628 5 ,027 Linear-by-Linear Association
11,551 1 ,001 N of Valid Cases 721 a. 1 cells (8,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,63.
JUMLAHOBAT * INTERKSIOBAT Crosstab
29
27
56 Expected Count 44,7 11,3 56,0 % within JUMLAHOBAT 51,8% 48,2% 100,0% % within INTERKSIOBAT 5,0% 18,5% 7,8% % of Total 4,0% 3,7% 7,8%
<5 Count 546 119 665 Expected Count 530,3 134,7 665,0 % within JUMLAHOBAT 82,1% 17,9% 100,0% % within INTERKSIOBAT 95,0% 81,5% 92,2% % of Total 75,7% 16,5% 92,2%
Total Count 575 146 721 Expected Count 575,0 146,0 721,0 % within JUMLAHOBAT 79,8% 20,2% 100,0% % within INTERKSIOBAT 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 79,8% 20,2% 100,0%
>5 Count
(2-sided) Exact Sig.
(2-sided) Exact Sig.
(1-sided) Pearson Chi-Square 29,402
a
1 ,000 Continuity Correction
b
27,554 1 ,000 Likelihood Ratio 24,156 1 ,000 Fisher's Exact Test
,000 ,000 Linear-by-Linear Association 29,361 1 ,000 N of Valid Cases 721 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,34.
INTERKSIOBAT Total TIDAK YA JUMLAHOBAT
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.
Lampiran 2. Data potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam
RSUP H. Adam Malik Medan
Tingkat Keparahan
Interaksi Jumlah
Kejadian Mekanisme
Interaksi Manajemen
1 Natrium diklofenak– Furosemida
Farmakodinamik Minor 4 diklofenak mengurangi efek furosemida dengan farmakodinamik antagonisme. interaksi Kecil atau tidak signifikan. NSAID menghambat prostaglandin.
NO Nama Obat Pola Mekanisme Interaksi
2 Natrium diklofenak- Cotrimoxaz ole
Farmakokinetik Minor 1 sulfametoksaoe akan meningkatkan kadar diklofenak dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati CYP2C9/10. interaksi Kecil atau tidak signifikan.
NA
3 Natrium diklofenak– telmisartan
Famakodinamik Moderate 28 diklofenak mengurangi efek telmisartan secara farmakodinamik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati-hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin mempengaruhi vasodilatasi.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin
II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
Mungkin perlu dosis diuretik loop yang lebih tinggi. Pertimbangkan anti-inflamasi lain jika diuresis tidak memadai.
Lampiran 2. (Lanjutan)
ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
4 Natrium diklofenak– Terazosin
Farmakodinamik Moderate 1 diklofenak mengurangi efek terazosin secara farmakodinami k antagonisme. Signifikan interaksi mungkin terjadi, pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin.
NA
5 Natrium diklofenak– Irbesartan
Farmakodinamik Moderate 15 diklofenak mengurangi efek irbesartan secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin
II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
Lampiran 2. (Lanjutan)
dan dapat mengurangi efek antihipertensi
6 Natrium diklofenak– Captopril
Farmakodinamik Moderate 5 diklofenak mengurangi efek captopril secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
Pasien yang mengkonsumsi ACE inhibitor jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
7 Natrium diklofenak– Metil Prednisolon
Farmakodinamik Moderate 7 diklofenak, metil prednisolon. Mungkin meningkatkan toksisitas yang lain secara k sinergisme. Signifikan interaksi mungkin, pantau secara ketat. Peningkatan risiko ulserasi.
Perlu penyesuaian dosis jika mengkonsumsi kedua obat. Selama terapi bersamaan, disarankan untuk mengkonsumsi obat bersamaan dengan makanan Interaksi terutama terjadi pada lansia atau orang-orang dengan kondisi fisik lemah.
Lampiran 2. (Lanjutan)
8 Natrium diklofenak– Valsartan
Farmakodinamik Moderate 5 diklofenak mengurangi efek valsartan secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
9 Natrium diklofenak– Probenesid
Farmakokinetik Minor
1 Klirens Plasma NSAID berkurang melalui jalur ginjal dan empedu.
Tidak ada intervensi segera yang diperlukan. Penyesuaian dosis probenesid jika toksisitas terjadi.
10 Natrium diklofenak– Hidroklortiazid
Farmakokinetik Minor 2 hidroklortiazid akan meningkatkan tingkat atau efek diklofenak dengan kompetisi obat untuk klirens tubular ginjal. Kecil atau tidak signifikan interaksi.
Pertimbangkan pemantauan tekanan darah secara teratur dan Penyesuaian dosis diuretik.
Lampiran 2. (Lanjutan)
11 Natrium diklofenak– Kandesartan
Farmakodinamik Moderate 2 diklofenak mengurangi efek kandesartan secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
12 Natrium diklofenak– Aspirin
Farmakodinamik Moderate
2 Penggunaan gabungan dosis rendah atau tinggi aspirin dengan diklofenak dapat meningkatkan potensi toksisitas, gastrointestinal yang serius (GI) termasuk peradangan, perdarahan dan ulserasi.
Diberi penjelasan Selama terapi bersamaan, pasien harus disarankan untuk mengkonsumsi obat bersamaan dengan makanan dan segera melaporkan tanda dan gejala GI ulserasi dan perdarahan seperti sakit perut, kembung, pusing mendadak atau ringan, mual, muntah, hematemesis, anoreksia, dan melena.
13 Natrium diklofenak– Gliquidone
Unknown Moderate
2 gliquidone dengan mekanisme yang tidak diketahui.
NA
Lampiran 2. (Lanjutan)
mungkin interaksi Signifikan, Pantau secara ketat. Risiko hipoglikemia.
14 Natrium diklofenak– Ramipril
Farmakodinamik Moderate 2 diklofenak mengurangi efek ramipril secara farmakodinamik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati-hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, dan mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
Pasien yang mengkonsumsi ACE Inhibitor jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
15 Meloksikam– Valsartan
Farmakodinamik Moderate 6 meloksikam mengurangi efek valsartan secara farmakodinamik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati-hati dan pantau secara ketat.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID.
Lampiran 2. (Lanjutan)
NSAID menghambat sintesa prostaglandin , mempengaru hi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaru hi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi
Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik
16 Meloksikam– Irbesartan
Farmakodinamik Moderate
12 Meloksikam mengurangi efek irbesartan secara farmakodina mik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin , mempengaru hi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaru hi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
17 Meloksikam– Telmisartan
Farmakodinamik Moderate 7 meloksikam mengurangi efek telmisartan secara farmakodina mik antagonisme. Potensi interaksi
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau
Lampiran 2. (Lanjutan) berbahaya
Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi. lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
18 Meloksikam– Terazosin
Farmakodinamik Moderate 1 meloksikam mengurangi efek terazosin dengan farmakodinami k antagonisme. Interaksi mungkin signifikan, pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesis prostaglandin.
NA
19 Meloksikam– Aspirin
Farmakodinamik Moderate
2 Penggunaan gabungan dosis rendah atau tinggi aspirin dengan meloksikam dapat potensi gastrointestinal yang serius (GI) toksisitas, termasuk peradangan, perdarahan dan ulserasi.
Diberi penjelasan Selama terapi bersamaan, pasien harus disarankan untuk obat bersamaan dengan makanan dan segera melaporkan tanda dan gejala GI ulserasi dan perdarahan,kem bung, pusing mendadak,mual, muntah, hematemesis, anoreksia, dan melena.
Lampiran 2. (Lanjutan)
20 Meloksikam– Glimepirid
Unknown Moderate
1 meloksikam meningkatkn efek glimepirid dengan mekanisme yang tidak diketahui. Interaksi signifikan mungkin, pantau secara ketat. Risiko hipoglikemia. perlu penyesuaian dosis atau lebih sering dilakukan pemantauan gula darah saat menggunakan glimepirid dan meloxicam
21 Meloksikam- Probenesid
Farmakokinetik Minor
1 Klirens plasma dari NSAID berkurang melalui jalur ginjal dan empedu.
Tidak ada intervensi segera yang diperlukan. Penyesuaian dosis probenesid jika toksisitas terjadi.
22 Meloksikam- Furosemida
Farmakodinamik Minor 2 meloksikam mengurangi efek furosemide dengan mekanisme farmakodinami k antagonisme. Interaksi Kecil atau tidak signifikan. NSAID menghambat sintesa prostaglandin.
Mungkin perlu dosis diuretik loop yang lebih tinggi. Pertimbangkan anti-inflamasi lain jika diuresis tidak memadai.
23 Meloksikam– Metil prednisolon
Farmakodinamik Moderate 1 meloksikam, metil prednisolon, meningkatkan lain dengan Farmakodinam ik sinergisme. mungkin Interaksi Signifikan, pantau secara ketat. Peningkatan risiko ulserasi GI.
Perlu penyesuaian dosis jika mengkonsumsi Selama terapi bersamaan, pasien disarankan untuk mengkonsumsi obat bersama dengan makanan Interaksi terutama terjadi pada lansia atau orang-orang dengan kondisi fisik lemah.
Lampiran 2. (Lanjutan)
24 Meloksikam– Captopril
Farmakodinamik Moderate 3 meloksikam mengurangi efek captopril secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
Pasien yang mengkonsumsi ACE Inhibitor jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
25 Meloksikam– Amidarone
Farmakokinetik Minor
1 Amiodaron akan meningkatkan tingkat atau efek dari meloksikam dengan mempengaruhi enzim hati CYP2C9 / 10. Kecil atau tidak interaksi signifikan.
NA Gliquidone meningkatkan efek gliquidone dengan mekanisme yang tidak diketahui. Interaksi Signifikan mungkin, pantau secara ketat. Risiko hipoglikemia.
Lampiran 2. (Lanjutan)
27 Meloksikam- Ramipril
Farmakodinamik Moderate 1 meloksikam mengurangi efek ramipril secara farmakodinam ik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruh i vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruh i homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi
Pasien yang mengkonsumsi ACE Inhibitor jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
28 Asam mefenamat– Metil prednisolon
Frmakodinamik Moderate
2 Asam mefenamat, metil prednisolon. Baik meningkatkan toksisitas yang lain dengan farmakodinam ik sinergisme. Mungkin Interaksi Signifikan, pantau secara ketat. Peningkatan risiko ulserasi GI.
Perlu penyesuaian dosis jika mengkonsumsi kedua obat. Selama terapi bersamaan, pasien disarankan untuk mengkonsumsi obat bersama dengan makanan Interaksi terutama terjadi pada lansia atau orang-orang dengan kondisi fisik lemah.
29 Asam mefenamat- Telmisartan
Farmakodinamik Moderate
10 Asam mefenamat mengurangi efek telmisartan secara farmakodinam ik antagonisme.
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin
II antagonis jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan
Lampiran 2. (Lanjutan)
Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruh i vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruh i homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi. dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
30 Asam mefenamat– Gliquidone
Unknown Moderate
2 asam mefenamat meningkatkan efek gliquidone dengan mekanisme yang tidak diketahui. mungkin Interaksi signifikan, pantau secara ketat. Risiko hipoglikemia.
NA
31 Asam mefenamat- Irbesartan
Farmakodinamik Moderate
4 Asam mefenamat mengurangi efek secara farmakodinam ik antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat. NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruh i vasodilatasi ginjal,
Pasien yang mengkonsumsi Angiostensin
II antagonis panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
Lampiran 2. (Lanjutan)
sehingga mempengarui homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi.
32 Asam mefenamat– Aspirin
Farmakodinamik Moderate
1 Penggunaan gabungan dosis rendah atau tinggi aspirin dengan asam mefenamat dapat meningkatkan potensi toksisitas gastrointestinal yang serius (GI), termasuk peradangan, perdarahan dan ulserasi.
Diberi penjelasan Selama terapi bersamaan, pasien harus disarankan untuk mengkonsumsi obat bersamaan dengan makanan dan segera melaporkan tanda dan gejala GI ulserasi dan perdarahan seperti sakit perut, kembung, pusing mendadak atau ringan, mual, muntah, hematemesis, anoreksia, dan melena.
34 Asam mefenamat– Probenesid
Farmakokinetik Minor
2 Klirens plasma dari NSAID berkurang melalui jalur ginjal dan
Tidak ada intervensi segera yang diperlukan. Penyesuaian probenesid jika toksisitas terjadi.
33 Asam mefenamat– Captopril
Farmakodinamik Moderate
1 Asam mefenamat mengurangi efek captopril secara farmakodinami k antagonisme. Potensi interaksi berbahaya. Gunakan dengan hati- hati dan pantau secara ketat.
Pasien yang mengkonsumsi ACE Inhibitor jangka panjang, dan diberi terapi bersamaan dengan NSAID, tekanan darah harus dipantau lebih sering setelah memulai,
Lampiran 2. (Lanjutan)
NSAID menghambat sintesa prostaglandin, mempengaruhi vasodilatasi ginjal, sehingga mempengaruhi homeostasis cairan dan dapat mengurangi efek antihipertensi. penghentian, atau perubahan dosis NSAID. Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik.
35 Ibuprofen- Aspirin
Farmakodinamik Major 3 ibuprofen mengurangi efek aspirin. Kemungkinan interaksi serius atau mengancam jiwa. Pantau secara ketat. Gunakan alternatif jika tersedia. Ibuprofen mengurangi dari aspirin dengan memblokir aktif Siklooxigenase trombosit.
Pertimbangan penggunaan analgesik yang tidak mengganggu efek antiplatelet (misalnya, asetaminofen). Pada pasien yang menggunakan Ibuprofen dan Aspirin, konsumsi Ibuprofen minimal 8 jam sebelum atau 30 menit setelah penggunaan Aspirin. gunakan NSAID setidaknya 1 jam setelah mengkonsumsi salut enterik Aspirin untuk tindakan kardioprotektif.
36 Ibuprofen- Metronidazole
Farmakokinetik Minor 1 metronidazole meningkatkan tingkat atau efek dari ibuprofen dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati CYP2C9 / 10. Kecil atau tidak signifikan interaksi.
Tidak ada tindakan segera yang diperlukan.
Lampiran 2. (Lanjutan)
37 Ibuprofen- Farmakokinetik Minor 1 cefadroxil NA Cefadroxil akan meningkatkan tingkat atau efek dari ibuprofen dengan asam (anionik) kompetisi obat untuk tubular klirens ginjal.
Interaksi kecil atau tidak signifikan.
38 Parasetamol- Farmakokinetik Minor 4 metronidazole NA Metronidazole akan meningkatkan tingkat atau efek dari acetaminophen dengan mempengaruhi enzim hati CYP2E1. interaksi kecil atau tidak signifikan.
39 Parasetamol- Farmakokinetik Minor 2 metoclopramid tidak ada Metoklopramid meningkatkan tindakan kadar pencegahan acetaminophen khusus dengan diperlukan. meningkatkan penyerapan GI. Hanya berlaku untuk bentuk oral dari kedua obat. interaksi Kecil atau tidak
40 Parasetamol– Farmakokinetik
2 Propranolol Berdasarkan
Minor
Propranolol Tampaknya dokumentasi Menghambat yang tersedia sistem enzim saat ini, tidak yang ada tindakan bertanggung pencegahan jawab untuk khusus glukoronidasi diperlukan dan oksidasi asetaminofen.
41 Parasetamol– Farmakokinetik 2 diazepam NA
Minor
Diazepam menurunkan tingkat acetaminophen dengan meningkatkan metabolisme. interaksi Kecil.
Lampiran 2. (Lanjutan)
42 Parasetamol- Penytoin
Farmakokinetik Moderate
3 Induksi metabolisme acetaminophen terjadi peningkatan metabolit hepatotoksik.
Pemantauan fungsi hati dianjurkan. Pasien harus. dianjurkan untuk menghindari dosis besar atau penggunaan jangka panjang acetaminophen.
43 Kodein- quetiapine Farmakodinamik Moderate
1 Kodeindan quetiapine keduanya meningkatkan sedasi. Potensi berinteraksi, lakukan pemantauan.
Selama menggunakan obat ini, pasien harus dipantau karena berpotensi berlebihan pada SSP dan menyebabkan depresi pernafasan. Pasien rawat jalan harus dinasehati untuk menghindari kegiatan berbahaya yang memerlukan kewaspadaan mental dan koordinasi motorik.
44 Kodein– Diazepam
Farmakodinamik Moderate 2 diazepam dan kodein keduanya meningkatkan sedasi. Potensi berinteraksi, lakukan pemantauan.
Selama menggunakan obat ini, pasien harus dipantau karena berpotensi berlebihan pada SSP dan menyebabkan depresi pernafasan. Pasien rawat jalan harus dinasehati untuk menghindari kegiatan berbahaya yang memerlukan
Lampiran 2. (Lanjutan)
kewaspadaan mental dan koordinasi motorik.
45 Mst continus- Farmakodinamik Moderate
20 Amitriptilin Selama Amitriptilin dan morfin menggunakan meningkatkan obat ini, pasien serotonin, harus dipantau potensi karena interaksi berpotensi berbahaya, berlebihan gunakan pada SSP dan dengan hati- menyebabkan hati dan pantau depresi secara ketat. pernafasan.
Pasien rawat jalan harus dinasehati untuk menghindari kegiatan berbahaya yang memerlukan kewaspadaan mental dan koordinasi motorik. Total 180
Lampiran 3. Lembar Resep
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian/Pengambilan Data
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Izin Selesai Penelitian