Responden berdasarkan tingkat pendidikan
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASIEN TBC (TUBERKOLOSIS)
DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TBC YANG BEROBAT DI UPT
PUSKESMAS MANTUP KABUPATEN LAMONGAN
Haris Prastya Aditama, Arifal Aris
ABSTRAK
…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….WHO estimates a third of the world population was stricken with TB disease and three
million people die each year from tuberculosis, at public clinical center of Mantup Lamongan.
tuberculosis patients continues to rise. in January-October 2012 amounted to 95 people, and of 95
patients with tuberculosis of 31people (32.6%) healed, 3 people (3.15%) default or give medication
(not compliant medication), 1 (1, 05%) died and 60 people (63.15%) are still in treatment. The
study aims to determine the relationship of Knowledge and Motivation Patient Compliance with TB
with TB patients medicinize medicinize in public clinical center of Mantup Lamongan.Analytical methods research design using a cross-sectional approach. Study population of
60 people, 50 of samples that fit the inclusion criteria were determined by using a sampling method
Total Sampling. Data of this study is the result of a closed kuisioner answers from Knowledge
patients with TB and TB patient motivation and observation visits to the clinic for TB patients do
treatment. Analysis of experimental data using Multiple Linear Regression, with significance level
0.05.Results of the research showed that most respondents have good knowledge that is of 25
persons (50.0%) and most of the respondents have good motivation that is of 28 persons (56.0%)
and adhere to treatment programs by 49 people (98.0% ). The research results obtained calculate
the size of the F 14.367. By using the confidence level (confidence interval) 95% or α = 0.05 and
then from F distribution table obtained value 14 367. By comparing the F calculate the F table , then
F calculate (14 367)> F table (3:20) and as large as 0.000 significance (p <0,05). H0 rejected the results
are variable means knowledge and motivation tuberculosis patients showed significant (and
significant) of TB patient compliance medicinize medicinize in public clinical center of Mantup
Lamongan.Thus it is necessary to provide a information on tuberculosis patients regarding the
treatment of patients with TB in order to avoid failure or dropping out drugs in patients with
tuberculosis in public clinical center of Mantup Lamongan.Keywords: Knowledge, Motivation Patients with TB, Compliance Medicinize PENDAHULUAN
. berlalu, penyakit TBC belum dapat di …… . … … . berantas. Penyakit TBC masih terus Tuberkulosis (TBC) bukanlah membandel, dan cendrung meningkat. penyakit baru di masyarakat. Penyakit TBC . sudah dikenal sejak zaman purba. Robert Penyakit TBC adalah infeksi menular Koch, seorang dokter dari Jerman berhasil yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium menemukan Bakteri Tahan Asam (BTA) tubercolusis . Bakteri ini merupakan bakteri penyebab TBC dan mengembangkan ekstrak basil yang sangat kuat sehingga memerlukan vaksin utuk mencegah dan menyembuhankan waktu yang lama untuk mengobatinya, penyakit TBC pada tahun 1882 dan obatnya disamping rasa bosan karena harus minum sudah dipakai secara luas. Meskipun obat dalam waktu yang lama seseorang demikian, jauh sesudah era Robert Koch penderita kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum massa pengobatan belum selesai hal ini dikarenakan penderita belum memahami bahwa obat harus diminum seluruhnya dalam waktu yang telah ditentukan, serta pengetahuan yang kurang tentang penyakit sehingga akan mempengaruhi kepatuhan untuk berobat secara tuntas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lamongan, pada tahun 2006 ditemukan 1.109 penderita tuberkulosis. Pada 2007 ditemukan 1.085 penderita. Data tuberkulosis dinas kesehatan lamongan 2008 menunjukan bahwa dari 976 penderita, 909 penderita sembuh, 59 penderita yang dropout pengobatan, 3 gagal konversi, 2 pindah dan 3 meninggal. Sedangkan untuk 2009 sampai triwulan 2 di temukan 521 penderita dan 94% mengenai usia produktif, 25-65 tahun..
Penderita tuberkolusis di puskesmas Mantup pada tahun 2010 berjumlah 87 orang sebanyak 82 orang sembuh,2 default atau putus obat (tidak patuh berobat) dan 3 meninggal dan tahun 2011 berjumlah 93 orang sebanyak 88 orang sembuh,4 default atau putus obat (tidak patuh berobat) dan 1 meninggal dan pada tahun 2012 bulan Januari-Oktober berjumlah 95 orang, dan dari 95 orang penderita TBC sebanyak 31 orang (32,6%) sembuh, 3 orang (3,15%) default atau putus obat (tidak patuh berobat), 1 orang (1,05%) meninggal dan 60 orang (63,15%) masih dalam masa pengobatan. Berhasil atau tidaknya pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan pasien, keadaan sosial ekonomi serta dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsunsi obat (Dr.Indan Enjang, 2002).
.… … .… Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik dengan pendekatan cross sectional..Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Pasien TBC yang masih dalam masa pengobatan di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan sebanyak 50 Pasien.Sampel pada penelitian kali ini adalah Seluruh Pasien TBC yang masih dalam masa pengobatan di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan yg memenuhi kriteria inklusi sebanyak 50 Pasien. Dalam penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling (sampling jenuh) dan di uji menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linier regression).
HASIL . PENELITIAN
…
1. Data Umum Karakterisrik Responden 1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Dari Gambar 1. di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 32 orang (64,0%). Dan sebagian kecil responden berjenis kelamin Perempuan berjumlah 18 orang (36,0%).
2) Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Dari Gambar 2. di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 26 orang (52,0%) dan sebagian kecil responden tidak bersekolah sebanyak 2 orang (4,0%).
64%
36%
0% 0%Jenis Kelamin Laki Laki
32 Perempua n 18
4% 52%
30% 14%
Pendidikan Tidak sekolah 2 SD 26 SMP 15 SMA 7
METODE PENELITIAN
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Dari gambar 5. diatas berdasarkan umur menunjukan bahwa sebagian besar responden
mempunyai jumlah keluarga 3 orang
2% Umur
sebanyak 16 orang atau (32,0%) dan
22%
sebagian kecil responden jumlah keluarga 2
< 10 th 1 orang sebanyak 10 orang atau (20,0%).
56% 20-30 th
11
2. Data Khusus 20%
1) Responden berdasarkan tingkat
Gambar.3 Distribusi frekuensi karakteristik pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin Dari Gambar 3 di atas menunjukan Pengetahuan bahwa sebagian besar responden berumur
0% 10%
>40 tahun sebanyak 28 orang (56,0%) dan
Kurang 5
sebagian kecil responden berumur >10 tahun
50% sebanyak 1 orang (2,0 %).
Cukup 20 40%
4) Karakteristik Responden Baik 25 berdasarkan pekerjaan
Gambar 6. karakteristik responden
Pekerjaan 6% berdasarkan tingkat pengetahuan 4%
12% Tidak Bekerja 6 Petani 39 Berdasarkan Gambar 6. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai 78% PNS 2 Pengetahuan Baik sebanyak 25 orang atau Wiraswasta 3 (50,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Pengetahuan kurang sebanyak 5
orang atau (10,0%). Gambar.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
1) Responden berdasarkan tingkat motivasi
Berdasarkan dari Gambar 4. diatas
0% 2%
menunjukan bahwa sebagian besar responden
Motivasi 27%
sebagai buruh tani/petani sebanyak 39 orang atau (78,0%) dan sebagian kecil responden
Kurang 1
sebagai PNS sebanyak 2 orang atau (4,0%) . 71%
Cukup 21
5) Karakteristik Responden
Baik 28 berdasarkan Jumlah keluarga
Gambar 5. Distribusi frekuensi karakteristik Gambar.7 Distribusi karakteristik responden responden berdasarkan jumlah keluarga berdasarkan jenis kelamin
Jumlah Keluarga
Berdasarkan Gambar 7. dapat dilihat
20% 26%
2 Orang 10
bahwa sebagian besar responden mempunyai Motivasi Baik sebanyak 28 orang atau
3 Orang 16 32%
(56,0%) dan sebagian kecil responden
4 Orang 11
mempunyai Motivasi kurang sebanyak 1
22% >4 Orang 13 orang atau (2,0%).
PEMBAHASAN 3). Responden berdasarkan
.… .…
kepatuhan berobat
1. Hubungan Pengetahuan pasien TBC
0% 2% 0% Kepatuhan
dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas
Tidak
Mantup Lamongan 2013
Patuh 1 98%
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat Patuh 49 bahwa sebagian besar responden mempunyai
Pengetahuan Baik sebanyak 25 orang atau Gambar 8. Distribusi karakteristik responden
(50,0%) dan sebagian kecil responden berdasarkan kepatuhan berobat. mempunyai Pengetahuan kurang sebanyak 5
Berdasarkan Gambar 8. menunjukan orang atau (10,0%). Dari Hasil penelitian bahwa sebagian besar responden Patuh yaitu menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan sebanyak 49 orang atau (98,0%) dan
(X1) memiliki nilai t hitung (4.003) > nilai t sebagian kecil responden Tidak Patuh yaitu tabel (2.01) dan signifikansi sebesar 0.000 sebanyak 1 orang atau (2,0%). (p<0,05),Berarti variabel pengetahuan
4). Responden berdasarkan
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Pengetahuan,motivasi,kepatuhan
berobat pasien TBC yang berobat di UPT
berobat Puskesmas Mantup Lamongan.
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan,Motivasi Faktor-faktor yang mempengaruhi dan Kepatuhan berobat Pasien pengetahuan diantaranya ada Faktor
TBC di UPT Puskesmas Mantup Eksternal meliputi : Kebudayaan,
Kabupaten Lamongan Bulan kebudayaan dimana kita hidup dibesarkan Februari-April 2013 mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. (syaifudin, 2003). Informasi, informasi adalah keseluruhan
Kepat Pengetahuan makna dapat diartikan sebagai pemberitahuan uhan sesering adanya informasi baru bagi
Ti Tot Tota terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Motivasi da al l
Sedangkan Faktor internal meliputi: Kur Cuk Bai Pat k
1)Pendidikan, pendidikan adalah setiap usaha ang up k uh pat pengaruh pelindung dan bantuan yang uh diberikan kepada anak yang tertuju pada
N 1 1 0 1
1 kedewasaan GBHN Indonesia tentang Kurang menngidentifikasi lain bahwa pendidikan diri
% 2.0 2 0 2.0 2 dalam dan dari luar sekolah dan berlangsung N 0 4 17 21 21 0 21
Cukup seumur hidup. (Notoadmodjo, 2005).
% .0 8 34 42 42 .0 4.2 Dari Tabel 4.2 di atas menunjukan
N 4 16 8 28 28 0 28 bahwa sebagian besar responden Baik berpendidikan SD sebanyak 26 orang (52,0%)
% 8 32 16 56 56 .0 56 dan sebagian kecil responden tidak N 5 20 25 50 49 1 50 bersekolah sebanyak 2 orang (4,0%). Maka
Total % 10 40 50 100 98 2.0 100 dalam hal ini pendidikan tidak berpengaruh
Berdasarkan Tabel 1. menunjukan terhadap pegetahuan seseorang.Mungkin bahwa sebagian besar responden memiliki Pengalaman akan lebih mendalam dan lama pengetahuan cukup dan motivasi cukup yaitu membekas.Selain itu Usia, Pekerjaan, sebanyak 17 orang atau (34.0%) dan Pendapatan dan Informasi berpengaruh juga sebagian kecil responden memiliki terhadap Pengetahuan seseorang,(Syaifudin, pengetahuan kurang dan motivasi kurang
2005) yaitu sebanyak 1 orang atau (2,0%). Dari paparan di atas bisa di simpulkan bahwa tidak hanya pendidikan saja yang mempengaruhi pengetahuan seseorang namun pengalaman dan informasi dari petugas kesehatan yang selalu memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan dan pengetahuan pasien TBC mempengaruhi kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai Motivasi Baik sebanyak 28 orang atau (56,0%) dan sebagian kecil responden mempunyai Motivasi kurang sebanyak 1 orang atau (2,0%). Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan variabel Motivasi (X2) memiliki nilai t hitung (4.674) > nilai t tabel (2.01) dan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05),Berarti variabel Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan. Menurut Suprihanto (2003) Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: Faktor Internal: faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri dan Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, yaitu:Keluarga, Orang lain atau teman, lingkungan dan petugas kesehatan. Dari uraian di atas bisa di simpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik dan motivasi pasien TBC berpengaruh terhadapkepatuhan berobat pasien TBC dan semuanya tidak lepas dari dukungan keluarga dan petugas kesehatan yang selalu memberikan motivasi pada pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan agar tetap patuh terhadap pengobatan yang sedang di jalani.
3. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Dari Tabel 13 diperoleh nilai F hitung sebesar 14.367. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 9
5% atau α = 0,05 maka dari table distribusi F diperoleh nilai 14.367. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, maka F hitung (14.367) > F tabel (3.20) dan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05). Keputusannya adalah H ditolak dan H a diterima artinya variabel pengetahuan dan motivasi pasien TBC berpengaruh nyata
2. Hubungan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan 2013
(significant
) terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan, jadi dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima artinya variabel pengetahuan dan motivasi pasien
TBC berpengaruh nyata (significant) terhadap kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Berhasil atau tidaknya pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan pasien, motivasi, keadaan sosial ekonomi serta dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsunsi obat (Dr.Indan Enjang, 2002).Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan menurut Niven (2002) antara lain adalah Faktor Pemahaman tentang instruksi tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi jika dia salah paham tentang instruksi yang diberikan. Kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah medis dan memberikan instruksi yang harus diingat oleh pasien. Faktor kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan bersikap ramah dan memberikan informasi dengan singkat dan jelas. Faktor isolasi sosial dan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Faktor Motivasi dapat diperoleh dari diri sendiri, keluarga, teman, petugas kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Faktor Pengetahuan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin besar kemungkinan untuk patuh pada suatu program pengobatan. Selain itu kurangnya tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit Tuberculosis paru yang masih yang rendah, dimana dengan pendidikan yang rendah maka akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang (Heryanto, 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN .
Depkes RI. (2005). Kesehatan Jiwa Bagian
Nasrul Efendi, (2002). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan Masyarakat edisi 2.Jakarta : EGC.
A, (1970). Motivation and Personality, New York: Harper and Row.
Maslow,
Kementrian Kesehatan RI.(2011).Rencana Aksi Nasional Programatic Managemen Of Drug Resistance Tuberculosis Pengendalian Tuberkolosis Indonesia 2011- 2014.Jakarta
Pengendalian TB di Indonesia: 2011- 2014. Kementrian Kesehatan: Jakarta, Indonesia.
Jakarta: Erlangga Kementrian Kesehatan, Strategi Nasional
B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Hurlock, E.
Elizabeth T. Anderson (2007). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta :EGC.
Depkes RI, (2006). Pedoman Nasional Penangulangan Tuberkulosis. Jakarta
Tuberkulosis dan Penanggulangannya. Edisi2. Jakarta
20 Desember 2012 dari Depkes RI, (2007). Pedoman Penyakit
Kesehatan.Diambil tanggal
yang Terintegral dari
Laporan Penelitian, FKM Unhas. Makasar.
…
Konversi pada Penderita TB Paru di Puskesmas Jongaya Tahun 2006 .
Amirudin, R, 2006. Faktor Keberhasilan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ,PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur
dan Teknik Penulisan Iilmiah, Jakarta.Salemba Medika..
A. Aziz Alimul. (2007). Riset keperawatan
. . . DAFTAR PUSTAKA . . .
Untuk penelitian yang akan datang hendaknya menggunakan metode yang lain dan mengambil sampel lebih banyak lagi dan melakukan penelitian yang lebih luas khususnya tentang pengetahuan dan motivasi pasien TBC terhadap kepatuhan berobat pasien TBC lebih luas khususnya tentang pengetahuan dan motivasi pasien TBC terhadap kepatuhan berobat pasien TBC.
2. Saran
Pengetahuan dan Motivasi pasien TBC dengan Kepatuhan berobat Pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Motivasi pasien TBC (Tuberkolosis) dengan Kepatuhan berobat pasien TBC yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan. 4) Terdapat hubungan yang signifikan antara
2) yang berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan. 3) Terdapat hubungan yang signifikan antara
1) Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan pasien TBC (Tuberkolosis) dengan Kepatuhan berobat pasien TBC
1. Kesimpulan
Ngalim Purwanto,(2007). Psikologi pendidikan. Bandung: remaja rosdakarya. Niven Neil, 2002. Perlaku Kesehatan, WHO, Tuberculosis Indonesia Facts, TB Dalam : Psilokogi Kesehatan. Edisi program Progress Report, 2004. Di ke-2. Penerbit Buku Kedokteran akses di http:/ www. Pustekom.com EGC, Jakarta. 2005
Nursalam,(2007).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : PT.
Salembah Medika. Nursalam,(2008).Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : PT. Salembah Medika. Notoatmodjo, Soekidjo . (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. : PT.
Rineka Cipta .Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo., (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta. Perkumpulan Pemberantasan TB Indonesia,
(2011). TB di Indonesia Peringkat % Dunia. Jakarta.Diakses melalu isitus .Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012
Sunaryo,(2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC Subijakto, (2011).Hubungan Pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru dengan
Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas, Proposal Skripsi, Jakarta.. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012.
Simamora, Jojor, (2004). Faktor yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Berobat Penderita TB Paru di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2004.
Tesis, Pascasarjana USU. Medan. Syaifudin.S.(2003). Tubercolosisi Paru.di akses di .(http://www.Swara
_Merdeka.com) , pada tanggal 15 November 2012