PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DI KELURAHAN TATURA UTARA KECAMATAN PALU SELATAN PADA PILKADA KOTA PALUTAHUN 2015

  

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT DI KELURAHAN TATURA UTARA KECAMATAN PALU

SELATAN PADA PILKADA KOTA PALUTAHUN 2015

1*

  

Rina Rahman Olii

2* 3*

  

Asep Mahpudz& Imran

1*

  Alumni Mahasiswa PPKn FKIP UNTAD

  2*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  3*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi tingkat pendidikan sangat penting dalam

mempengaruhi partisipasi politik khususnya masyarakat yang belum mengetahui

pentingnya satu suara dalam pemilihan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah

apakah tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi politik. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap

partisipasi politik masyarakat dalam pilkada Kota Palu tahun 2015. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat di

kelurahan tatura utara yang berjumlah 11.290 jiwa dan populasi yang di ambil berada

di Rw 3 dengan jumlah 700 jiwa, sampel yang ditetapkan 10%, Penarikan sampel

digunakan proposive sampling dengan jumlah 70 jiwa. Instrumen pengumpulan data

menggunakan angket, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh, dianalisis

dengan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa r hitung 0,948

lebih besar dari r tabel 0,235 (0,948 > 0,235), jadi H ditolak H diterima, artinya

  1

terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik masyarakat dalam

pilkada kota palu tahun 2015.

  Kata Kunci : Tingkat Pendidikan,Partisipasi Politik.

  PENDAHULUAN

  Pendidikan adalah hal yang penting untuk kelangsungan kehidupan manusia,dan untuk kemajuan bangsanya. Pendidikan juga dapat mendorong,membina dan menumbuhkan generasi muda yang lebih bertanggung jawab, berjiwa Pancasila, berimtaq, dan beriptek serta dapat menjawab tantangan di masa depan.

  Pendidikan adalah usaha manusia yang dilakukan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian sesuai dengan norma-norma kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat.Pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan untuk membina dan membimbing seseorang untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan kualitas manusia indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas, yaitu memiliki ilmu pengetahuan. Sehingga masyarakat tersebut mempunyai kepribadian.Kecerdasan, akhlak, serta pengendalian diri dalam hal melaksanakan sesuatu(UU No.20 tahun 2003).

  Tingkat pendidikan dapat pula berpengaruh pada partisipasi politik. Dengan kata lain, pendidikan merupakan perangkat yang sangat berpengaruh dalam membentuk dan mengembangkan suatu tatanan kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik. Selain itu, pendidikan diharapkan dapat membentuk masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang senantiasa patuh pada kewajiban warga.Negara dalam hal ini seperti partisipasi politik, melalui jenjang pendidikan partisipasi politik dapat di perkenalkan pada masyarakat.

  Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan demokrasi, sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik, secara umum dalam masyarakat tradisional yang sifat kepemimpinan politiknya lebih ditentukan oleh segolongan elit penguasa, keterlibatan warga negara dalam ikut serta memengaruhi pengambilan keputusan, dan memenuhi kehidupan bangsa relatif sangat kecil.Warga negara yang hanya terdiri dari masyarakat sederhana cenderung kurang diperhitungkan dalam proses-proses politik, sosial, ekonomi, moral, dan masa depan. Selanjutnya Akibat anak putus sekolah tersebut membawa dampak terjadinyadegradasi moral, budi pekerti, patriotisme, dan ketidakpuasan para anak, maka pada akhirnya akan mengakibatkan kerugian besar bangsa, masyarakat, dan Negara (Sudijono Sastroatmodjo).

  Maka dari itu peneliti mengkaji pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik khususnya di Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan. Kaitan pendidikan dengan partisipasi politik masyarakat pada kenyataannya masyarakat belum semua paham untuk mencari informasi mengenai proses pilkada. Hal ini menunjukkan bahwa proses demokrasi di Indonesia terutama di beberapa daerah belum berjalan lancar seperti yang diharapkan. Munculnya gugatan dan permasalahan-permasalahan menjadikan isu yang hangat untuk diperbincangkan di media sehingga masyarakat akan mengetahui dan menilai sekaligus mempelajari prosesnya.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif. Data informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah masyarakat

  

yang berada di Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan berjumlah 70 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

observasi,wawancara, dokumentasi dan angket (Sugiyono, (2008).

  Hasil observasi, wawancara dianalisis dengan teknik analisis data yaitu ; reduksi data,

penyajian data dan verivikasi data. Penyajian data untuk hasil angket diolah dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dalam analisis sebagai berikut :

  ∑

  rxy =

  √(∑ )(∑ )

  Keterangan: rxy = koefisien antara variabel x dan y ∑xy = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y ∑x^2 = jumlah skor hasil variabel x setelah di pangkatkan ∑y ^2 = jumlah skor hasil variabel y setelah di pangkatkan .

HASIL PENELITIAN

  Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara yang mempunyai perhatian, kesadaran dan minat yang tinggi terhadap politik pemerintah. Dimana individu dan masyarakatnya mampu memainkan peran politik baik dalam proses input (berupa pemberian dukungan atau tuntutan terhadap sistem politik) maupun dalam proses output (melaksanakan, menilai, dan mengkritik terhadap kebijakan dan keputusan politik pemerintah).

  Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti menyajikan data penelitian yang telah penulis kumpulkan melalui berbagai cara yaitu melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi yang seluruhnya bisa saling melengkapi dan mendukung data yang diperlukan untuk memperoleh hasil penelitian yang baik.

  Tabel 1

  Dpt masyarakat rw 3 di Kelurahan Tatura Utara Kota Palu No RT Laki-laki Perempuan Jumlah

  1 1 101 91 192

  2

  2

  59 56 115

  3

  3

  99 92 191

  4 4 152 50 202 Jumlah 411 289 700

  Sumber: arsip Kelurahan Tatura Utara Kota Palu

  Daftar Pemilih Tetap 2500 3000 2469 1500 2000

1050

1501 1000 500 670 751 tidak tamat Sd Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana

  Grafik 1 Pembahasan hasil ini secara jelas yang berkenaan dengan responden. Maka, penulis menyajikan hasil penelitian dan nama-nama responden yang dalam pengumpulan data ini menggunakan angket yang disebarkan secara langsung kepada responden yang diambil secara berstrata. Responden yang diambil adalah 14 tidak tamat SD, 14 tamat SD, 14 lulus SMP, 14 lulus SMA, 14 Sarjana. Jadi, jumlah keseluruhannya yaitu 70 orang yang dijadikan sebagai responden dan akan diuraikan dlam tabel di bawah ini.

  Sampel Pemilih Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  16

  14

  14

  14

  12

  11

  12

  9

  10

  8

  6

  4

2 Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana

  Grafik 2 Dalam penelitian yang saya lakukan di Kelurahan Tatura Utara, dari sampel tingkat pendidikan masyarakat yang tidak lulus SD sebanyak 14 0rang dan 100% semuanya memakai hak pilihnya, yang lulus SD sebanyak 14 orang dan 100% juga memakai hak pilihnya, yang lulus SMP dari 14 orang yang memilih hanya 12 orang yang menggunakan hak pilihnya serta yang lulus SMA dari 14 orang yang memilih hanya 11 orang yang menggunakan hak pilihnya, dan dari tingkat pendidikan yang tinggi yaitu sarjana dari 14 orang sampel yang saya ambil hanya 9 orang yang memilih. Kesimpulannya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin untuk turut berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah.

  Partisipasi politik aktif itu terdapat di tingkat SMA karena mereka memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang tinggi dalam mengikuti pemilihan dikarenakan mereka ingin melihat kota palu maju dan berkembang. Partisipasi politik apatis itu dimiliki oleh tingkat pendidikan SD, dan SMP karena mereka memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang rendah dikarenakan mereka memilih bukan karena hati nurani melaikan karena diimingi sesuatu. Partisipasi politik pasif dimiliki oleh orang yang sarjana karena mereka memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan kepercayaan politiknya tinggi dan Partisipasi politik militant radikal itu dimiliki oleh orang-orang yang tidak tamat SD karena mereka memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan kepercayaan politiknya rendah.

  1. Penyajian Data Hasil Wawancara Tentang Tingkat Pendidikan dan Partisipasi Politik Pada Pilkada Kota Palu Tahun 2015

  Hasil wawancara dengan kepala Kelurahan Tatura Utara Kota Palu (Sudin Tanggal 03 Agustus 2017) tentang tingkat pendidikan, menyatakan bahwa “tingkat pendidikan di Kelurahan Tatura Utara sudah sangat maju karena sudah banyak warga yang sekolah dengan layak hanya masih ada sebagian anak yang tidak mau sekolah”. (hasil wawancara dengan kepala kelurahan tatura utara tanggal 03 agustus 2017) tentang partisipasi politik masyarakat di kelurahan tatura utara. Menyatakan bahwa partisipasi politik masyarakat boleh dikatakan sudah baik karena sudah banyak orang yang sudah sadar pentingnya ikut serta dalam partisipasi politik. Akan tetapi menurut Pak Sudin masih banyak orang yang pendidikannya tinggi lebih susah untuk ikut berpartisipasi dibandingkan dengan orang yang pendidikannya rendah karena orang yang pendidikannya rendah masih bisa di hasut untuk memberikan suaranya.

  2. Penyajian data angket tingkat pendidikan dengan partisipasi politik dikelurahan tatura utara.

  Angket tingkat pendidikan terdiri dari 3 indikator yaitu pengetahuan, keterampilan, kebiasaan.

  Angket partisipasi politik masyarakat terdiri dari 5 indikator yaitu Status sosial dan ekonomi, situasi, Afiliasi politik, Kepercayaan terhadap pemerintah, Kesadaran politik.

  Setelah diketahui hasil angket tiap-tiap indikator dari Tingkat pendidikan (variabel X) dan Partisipasi politik (variabel Y).maka, penulis menguraikan hasil analisis data angket tingkat pendidikan dan partisipasi politik pada pilkada kota palu tahun 2015 ke dalam statistic product moment. Berikut ini hasil analisis statistik korelasi product moment.

  Tabel Analisis Statistik Korelasi Product Moment No

  

2

  2 X Y

  X Y

  XY responden

  1

  10 18 100 324 180

  2

  15 35 225 1.225 525

  3

  7

  25 49 625 175

  4

  13 16 169 256 208

  5

  9

  36 81 1.296 324

  6

  10 18 100 324 180

  7

  8

  12 28 144 784 336

  39

  15 21 225 441 315

  38

  13 34 169 1.156 442

  37

  16 21 256 441 336

  36

  19 64 361 152

  35

  9

  10 24 100 576 240

  34

  14 34 196 1.156 476

  33

  13 37 169 1.369 481

  32

  12 29 144 841 348

  31

  16 27 256 729 432

  30

  40

  20 81 400 180

  29

  11 24 121 576 264

  51

  10 32 100 1.024 320

  50

  15 29 225 841 435

  49

  23 81 529 207

  9

  48

  13 37 169 1.369 481

  47

  46

  41

  29 81 841 261

  9

  45

  14 27 196 729 378

  44

  13 31 169 961 403

  43

  17 28 289 784 476

  42

  11 26 121 676 286

  14 39 196 1.521 546

  35 64 1.225 280

  11 25 121 625 275

  12

  16

  21 64 441 234

  8

  15

  28 81 784 252

  9

  14

  10 26 100 676 260

  13

  14 19 196 361 266

  29 64 841 232

  26 81 676 140

  8

  11

  31 64 961 248

  8

  10

  12 34 144 1.156 408

  9

  25 81 625 225

  9

  8

  9

  17

  8

  12 35 144 1.225 420

  28

  12 19 144 361 228

  27

  11 24 121 576 264

  26

  16 34 256 1.156 544

  25

  23 81 529 207

  9

  24

  23

  10 14 100 196 140

  12 38 144 1.444 456

  22

  14 28 196 784 392

  21

  17 35 289 1.225 595

  20

  11 16 121 256 176

  19

  15 26 225 676 390

  18

  17 31 289 961 527

  52

  =11107 ΣY

  66

  17 25 289 625 425

  67

  14 26 196 676 364

  68

  16 25 256 625 400

  69

  15 23 225 529 345

  70

  17 25 289 625 425 N=70 ΣX=859 ΣY=1879 ΣX

  2

  2

  65

  =52991 ΣXY=23031 rxy =

  ∑ √(∑ )(∑ )

  rxy =

  √( )( !! )

  rxy =

  √ ""

  rxy =

  # $ ,#"

  =0,948 Kriteria pengujian H 0, jika r hitung > r tabel maka, H ditolak, sebaliknya jika r hitung < dari r tabel maka H diterima. Hasil analisi yang diperoleh yaitu r hitung

  (0,948)> r tabel (0,235).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H ditolak H

  1

  15 21 225 441 315

  16 35 256 1.225 560

  11 26 121 676 286

  58

  53

  15 21 225 441 315

  54

  13 19 169 361 247

  55

  16 35 256 1.225 560

  56

  10 21 100 441 210

  57

  9

  21 81 441 189

  12 25 144 625 300

  64

  59

  9

  27 81 729 243

  60

  13 26 169 676 338

  61

  11 35 121 1.225 385

  62

  17 23 289 529 391

  63

  13 31 169 961 403

  diterima, dalam artian terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan (X) dengan partisipasi politik (Y). hal ini sesuai dengan ketentuan interpretasi besarnya korelasi menurut kriteria Sugiono yakni korelasi tinggi (0,80 – 1,00). Selanjutnya, untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y. maka, nilai dari korelasi product moment dihitung melalui determinasi yaitu sebagai berikut :

  2 KD = r x 100%

  2 KD = 0,948 x 100%

  KD = 0,89 x 100% KD = 0,89 Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi, diperoleh kontribusi variabel X terhadap variabel Y adalah 0.89.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memberikan kontribusi cukup besar terhadap partisipasi politik.

  PEMBAHASAN

1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Pada Pilkada Kota Palu Tahun 2015.

  Salah satu yang mempengaruhi partisipasi politik yaitu tingkat pendidikan dimana tingkat pendidikan memberikan kontribusi besar terhadap partisipasi politik masyarakat. Berikut ini akan dibahas indikator mengenai tingkat pendidikan dan indikator mengenai partisipasi politik.

  Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui wawancara kepada (Bapak Sudin, sebagai Kepala Kelurahan Tatura Utara, tanggal 03 agustus 2017). Tentang tingkat pendidikan yang menyatakan bahwa “pendidikan di kelurahan Tatura Utara sudah lebih baik dari sebelumnya karena sudah banyak orang yang tidak lagi putus sekolah sehingga anak-anak yang dulunya cepat terhasut dengan perkataan orang lain sehingga terjadi perkelahian antar anak muda yang putus sekolah dan kata bapak sudin kalau sekarang hampir sudah jarang bahkan tidak ada lagi di dapatkan perkelahian anak muda lagi”.

  Diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan (Ibu asma, selaku masyarakat di kelurahan tatura utara, tanggal 03 Agustus 2017) menyatakan bahwa “benar tingkat pendidikan di kelurahan tatura utara sudah sangat baik, dulunya selalu dengar keributan antar anak muda sekarang sudah tidak lagi sehingga tidak perlu takut lagi ketika bepergian dan tidak takut kalau anak remajanya bergaul di sekitar rumahnya”

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari indikator Partisipasi Politik terhadap Pilkada kota Palu Tahun 2015 yaitu Partisipasi politik masyarakat terjadi dengan lancar,aman,jujur dan damai, akan tetapi masih banyak masyarakat yang memilih bukan dari dalam dirinya sendiri, melainkan dari dorongan atau karena di iming-imingi dengan sesuatu. Menurut bapak Sudin selaku kepala Kelurahan Tatura Utara “masih kurang kesadaran masyarakat dalam pilkada pada tahun 2015 karena banyaknya orang yang tidak sadar akan pentingnya satu suara untuk perubahan”.

  Hal ini diperkuat oleh Bapak Baharudin selaku masyarakat yang melihat langsung jalannya proses pemilihan umum di tps yang berada di dalam kelurahan Tatura Utara bapak baharudin mengatakan masih banyaknya warga yang nanti di panggil baru mau memberikan suaranya dan masih banyaknya masyarakat yang memikirkan situasi yang mungkin menurut mereka menghambat seperti, hujan, panas dalam perjalanan menuju tps.

  Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi politik pada Pilkada kota palu tahun 2015 di kelurahan tatura utara. Koefisien korelasi(r) antara kedua variabel menunjukkan angka 0,948 yang signifikan dan positif, sesuai dengan ketentuan interpretasi besarnya korelasi menurut Subana dan Sudrajat, (2001:130) yakni korelasi tinggi (0,80 – 1,00), artinya bahwa pengaruh kedua variabel tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H ditolakH

  1 diterima, hal ini berarti terdapat

  pengaruh yang signifikan antara Tingkat Pendidikan (X) dengan Partisipasi Politik (Y) Berdasarkan hipotesis diatas dinyatakan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik pada pilkada Kota Palu tahun 2015 di Kelurahan Tatura

  Utara.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  1) Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik pada pilkada kota palu, maka diperoleh r hitung (0,948) > r tabel (0,235), sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak H

  1

  diterima, berarti dalam hal ini tingkat pendidikan (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi politik (Y). 2) Berdasarkan hasil perhitungan determinasi besarnya kontribusi tingkat pendidikan terhadap partisipasi politik sebesar 0,89 dimana ini termasuk dalam kategori korelasi tinggi, dalam perhitungan dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan berpengaruh besar terhadap kesadaran politik.

  Saran

  Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi: 1) Untuk mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya partisipasi politik.

  2) Masyarakat harus menyadari dan memahami partisipasi politik.

  3) Peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian serupa dengan mempelajari kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, dan bisa mengembangkan penelitian ini untuk kedepannya.

DAFTAR RUJUKAN

  UU No.20 tahun 2003 Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik. Semarang: Ikip Semarang Press, 1995. hlm.56

  Sudrajat, Subana. (2001). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah.Bandung: Tarsito Sugiyono, (2008).Metode Penelitian Kuantitatif. Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

  Bandung: Cv Alfabeta. …………., (2010).Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Dokumen yang terkait

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PILKADA 2008 KOTA MALANG (Study kasus di Kecamatan Sukun Kota Malang)

0 11 2

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP INTENSITAS PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 (Studi pada Kelurahan Yosorejo Kota Metro)

0 4 10

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP INTENSITAS PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 (Studi pada Kelurahan Yosorejo Kota Metro)

0 8 122

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP INTENSITAS PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 (Studi pada Kelurahan Yosorejo Kota Metro)

0 5 106

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN KARANGREJO KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO

3 17 70

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA MARGA AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG PADA PEMILIHAN BUPATI LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015

0 27 77

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI KEBERSIHAN DI KELURAHAN SIMPANG TIGA KECAMATAN BUKIT RAYA KOTA PEKANBARU

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG 2005 KOTA MEDAN DI LINGKUNGAN VI KELURAHAN PUSAT PASAR MEDAN KECAMATAN MEDAN KOTA Muryanto Amin Bobby Irwansyah Abstract: Indonesia as a

0 0 18

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MOTIVASI PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) BAGI MASYARAKAT DI WILAYAH KELURAHAN CIBEBER KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI

0 1 16

PENGARUH KESADARAN DAN KEPERCAYAAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DHARMASRAYA PADA PILKADA 2015

0 0 24