Media Massa Dan Keadilan Jender Analisis Isi Dan Artikel Koran Lokal Sumatera Barat - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN PENELITIAN

MEDIA MASSA DAN KEADILAN JENDER
ATALISIS
ISI DAN ARTIKEL KORAN LOKAL
SUMATERA BARAT

Oleh
Dra. ISNARIMI, M.Pd, M.A
~ r a . m SUASTI,
~ l
h'L.Si

DIBIAYAI PROYEK PENGKAJLAN DAN PENELlTlAN ILMU PENGETAHUAN TERAPAN
DENGAN SURAT PERlANJlAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR: 006/LIT/BPPK-SDM/I\'/2002
DIREKTORAT PEMBrNAAN PENELITIAN DAN PENGABDIXN PADA iCfASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL P E N D I D I U N T N G G I
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

/


FAKULTAS ILMU ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

'

,, 3.p...

..

.

.,.
.- ,
-.\ . . . ' ; .

,
'

.


,

; - r g ; - - .' ,

-,

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
HASIL PENELITIAN KAJIAN WANITA
1. a. Judul Penelitian

: Media Massa dan Keadilan ~ender
Analisis Isi Berita dan Artikel Koran
Lokal Sumatera Barat
: I11

b. Kategori Penelitian
2. Ketua Peneliti
a. Nama lengkap dan Gelar
b. Jenis kelamin

c. Pangkat/Golongan /NIP
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/Jurusan
f. Universitas
g. Bidang Ilmu yang Diteliti
- - - -- --- - - - - - ----- - -

: Dra. Isnanni, M.Pd, M.A
: Perempuan
: Lektor Madya/IIId/l3 1668032
: Dosen
: Ilmu Ilmu Sosial/PPKN
: Universitas Negeri Padang
: Sosial
- -- -

-- - -

~-


~

-

~~

- -

~-

~

3. Jumlah Tim Peneliti
: 2 orang
.......................................................................................................
4. Lokasi Penelitian

: Analisis Koran Lokal Sumatera Barat-

5. Jangka Waktu Penelitian


: 8 bulan

6. Biaya yang Dibelanjakan

: Rp 6.000.000,00,- (Enam Juta Rupiah)

......................................................................................................

Padang, November 2002
Ketua Peneliti,

Mengetahui,
.Dekari:, .
~akultas.
Ilin~
Ilmu Sosial
.
.


,.

,

.,

.:..

.

.

,-.

:.

,.

..9.


'

9..

'x,

-

;'.
:

."

.;\

['rot:.. ~r,..A${zar

~ , t ' -fjij_t59775
,.


/:t1~~:.2:
}
:$.:

..i! ,>->.i!Ji
.--.. rc
.-

.

r::-

[!;-;;

+;.-;'rf'cQ:;',

ccytira - ~ ~ &
r p \ vr ~

z -i!I:.~

:-%>. - = ;y!iicli lO&

KATA PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilrnu serta terapannya. Dalam hal ini,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan
penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung
dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari surnber lain yang relevan
atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama
dengan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas dengan surat
perjanjian kontrak No.O06/LIT/BPPK-SDM/ZV 12002 tanggal 9 April 2002 untuk
melakukan penelitian ilmu pengetahuan terapan dengan judul Media Masa dan Keadilan
Jender Anal&&IsiB e d a dan Artikel Koran Lokal SumaferaBarat
Karni menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan perrnasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, maka Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Padang telah dapat memberikan infomasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya
penting dan kompleks dalam peningkatan mutu pendidikan pada urnumnya. Di samping itu,
hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam rangka

penyusunan kebijakan pengelolaan program peningkatan kualitas Surnber Daya Manusia.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, karni sampaikan terima kasih
kepada Pimpinan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan, Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas ymg telah
memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan
keijasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Semoga kerjasama yang baik ini dapat dilanjutkan untuk masa yang akan datang.
Terirna kasih.

r 'Pjidan&,..~ovember
2002
Lembaga Penelitian
Neaeri Padang,
. ,I .!=

'2-a NIP. 1.30879791

DAFTAR IS1
Halaman

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ..................................
RINGKASAN DAN SUMMARY....................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................
DAFTAR IS1..........................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................
BAB I

PENDAHULUAN ..................................................
A . Latar Belakang ..................................................
B . Perurnusan Masalah ............................................
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................
A . Pengertian Gender dan Analisis Gender .....................
B . Perempuan dan Media Massa .................................

BAB 111

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
A . Tujuan Penelltlan ...............................................
B. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB IV

METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
A . Jenis P e n e l ~ t ~.a. n. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
B. Sampel Penelltian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Pengumpulan dan Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . .
. .
A . Hasil Penel~t~an
...................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB V

KESIMPUI. AN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A . Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B . Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

.....................................................

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Berita dan Artikel Mengenai Wanita.. . .. . ... ... . . . ... . . . . . . . .. ... . . .

16

2. Profil Kategori BeritaIArtikel.. . ... . .. ... .. . . . . . . . .. . . .. . . . ... . . . . .. .. . .. . ... ...

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Personalia Tenaga Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Satu perkembangan yang menggembirakan dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini adalah kebebasan pen. Hal ini ditandai dengan semakin pesatnya
pertumbuhan media massa dalarn berbagai versi, mulai dari benhrk media cetak,
elektronik, dan internet. Selain perkembangan dari segi jtrmlah, media massa juga
memiliki kebebasan yang fleksible untuk mengembangkan isi media yang ingin
disampaikan kepada masyarakat. Di wilayah Sumatera Barat indikasi perkembangan
ini ditandai salah satunya dengan jumlah media (koran) yang meningkat tiga kali
lebih banyak dari jumlah media yang ada sebelum refonnasi.
Bag masyarakat Sumatera Barat pemlmbuhan media yang begtu pesat
memberi harapan bagi pencerdasan dan pembangunan masyarakat secara merata.
Tenrtama dengan kebijakan otonomi daerah yang banr dilrrncurkan, peranan media
sangat besar untuk mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pembanpnan secara
merata dari s e g wilayah, kelompok sosial ekonomi masyarakat, dan dari segi jender
(laki-laki dan perempiran).
Media yang ada saat ini. secara umlun dapat dikatakan telah memperlihatkan
keseimbangan pernberitaan dan isi? dari segi wilayall dan dari segi kelompok sosial
ekonolni masyarakat. Se~nuapelosok yang ada di Sumatera Barat beserta keondisi
penduduknya dapat diketahui ole11 seluruh anggota mas>arakat baik diperkotaan
atau di pedesaan tnelalui pemberitaan yang ada di media Inassa. Xlasyarakat dapat

belajar dan memikirkan upaya-upaya yang tepat untuk memajukan wilayah dan
anggota kelompok masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan.
Namun persoalan yang muncul adalah, sejauh mana isi media yang
ditampilkan itu memberikan gambaran yang tepat bag masyarakat dalam memahami
kesetaraan dan keadilan jender. Artinya isi media yang ada masih perlu dipertanyakan
isinya dari segi kesetaraan jender.
Selama ini (sebelurn reformasi),

menurut hasil penelitan (FISIP UI, dan

Unifern,1992), media massa belum memberikan sumbangan positif terhadap
perempuan. Dalam banyak ha1 media massa lebih banyak memperkuat stereotipe
yang tidak menguntungkan bagi perempuan dalam kapasitasnya sebagai SDM yang
potensial untuk pernbangunan. Misalnya, perempuan banyak disoroti dari segi
kecantikan, tugas-tugas rutin domestik, dan tugas-tugas sosial yang menempatkan
perempuan hanya warga sekumder dan-pendamping"yang penting" dalarn masyarakat.
Sejalan dengan arus demokrasi yang menghendaki kesetaraan dan persamaan
derajat dalam kalangan masyaiakat, seyoganya media massa yang ada, khususnya di
Sumatera Barat dapat melihat dan menampilkan perempiian dalam kapasitas sebagai
SDM yang sama kedudukan dan pentingnya dengan SDM laki-laki. Bila setiap media
yang ada sekarang mengembangkan pola-pola pemberitaan yang tidak bias jender,
niscaya pembangnan di Sumatera Barat aka11 maju cepat, karena lebih dari separo
jumlah penduduk adalah perempuan.
Untuk mencapai harapan dimana media massa Slimatera barat dapat berperan
seba~aisarana pencerdasan masyarakat tanpa tnengokohkan bias-bias jender yang
pernah ada, perlu dilakukan suatii penelitian awal untuk melihat seberapa besar

kepedulian media yang ada sekarang dengan mengangkat kesetaraan dan keadilan
jender dalam masyarakat.
Secara khusus persoalan yang akan diteliti adalah: Apakah media massa
tersebut menyajikan berita dan artikel yang adil secara lender. Artinya berita dan
artikel tersebut dapat mengeliminir faktor-faktor penyebab ketidak adilan jender
dalam masyarakat.
Diharapkan dari hasil penelitian ini, media massa yang ada dapat memperoleh
ballkan tentang isi yang mereka tampilkan sehingga adil dirasakan oleh semua
masyarakat, terutarna perempuan. Selain itu diharapkan juga bahwa, ketidak adilan
jender yang ada dapat dieliminir oleh isi yang disajikan media massa.
Meskipun tidak semua media massa akan diteliti, disini akan dikhususkan
pada media massa cetak terbitan dan diedarkan di Kodya Padang. Pada saat ini
dikhususkan pada media cetak karena banyaknya media ban1 yang tumbuh setelah era
reformasi.

B. Perurnusan Masalah

Unh~k ~nemandu penelitian ini. maka perlu dikembarigkan beberapa
pertanyaan yang ditarik dari masalah utaina penelitian: Apakah Media Massa Cetak
lokal di Sumatera Barat dapat

berperan sebagai media yang mensosialisasikan

keadilan dan kesetaraan jender dalam segala bidang kehidupan.
Berangkat dari li teratur dan berbagai hasil peneli tian. dimana selama ini
ketidak adilan jender lebih banvak dialami oleh perempuan, maka penelitian
difokuskan pada faktor-faktor yang meri~pakansiunber ketidak adilan: margnalisasi.

subordinasi, stereotipe, kekerasan. dan beban kerja ganda. Atas dasar itu
dikernbangkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah berita dan artikel yang disajikan oleh media lokal meminimalkan atau

sebaliknya memperkuat marginalisasi perempuan?
2. Apakah berita dan artikel dalarn media cetak lokal berusaha mengangkat
perempuan dari subordinasi

dalam inasyarakat atau sebaliknya memperkuat

subordinasi?
3. Apakah berita dan artikel dalam media massa lokal tersebut memperlemah

sterotipe jender dalam masyarakat atau memperkuatnya?
4. Apakah berita dan artikel dalarn media massa cetak lokal mencegah terjadinya
kekerasan terhadap perempuan atau mendorong terjadinya kekerasan?
5. Apakah berita dan artikel tersebut mengokohkan beban ganda perempuan atau
sebaliknya?

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gender dan Analisis Gender
Istilah gender menurut OMey yang dikutip Fakih (1996) iii=unj~kkan
perbedaan atau jenis kelamin yang bukan disebabkan faktor biologis, tetapi
dikonsktruksi kan secara sosial. Menurut Mosse (1996) gender adalah seperangkat
peran yang menyampaikan kepada orang lain bahwa seseorang adalah feminin atau
maskulin. Perangkat itu dapat dilihat dalam penampilan berpakaian, sikap dan
kepribadian, pekerjaan dan sebagainya, yang secara bersama-sama memberikan
polesan tentang status gender seseorang. Pada dasarnya peran gender dapat bertukar
antara laki-laki dan perempuan, berbeda dengan sifat bilogis seperti fimgsi-fimgsi
reproduksi perempuan tidak munghn dapat diperfukarkan dengan lalu-laki. Oleh
karena itu peran gender dapat benlbah dari wakhi kewaktu, dan dari suatu tetnpat ke
telnpat lain.
Untuk memahami peran gender, orang! sering m e ~ bandingkan
n
dengan peran
kodrat. Jika secara kodrat, fisik percmpuan berbeda dari laki-laki. De~nikianpula
lungsi perempuan dalam reproduksi seperti hamil, melahirkan, menyusui, lnenlpakan

l?

peran kodrat yang tidak dapat berobah dalam kondisi apapun. Namun peran gender
dapat ben~bah, seperti perempuan pekeria rumah tangga dapat ben~bahdi lnana
peretnpuan bekerja di luar nimah tatlgga. Sa~nahalnya. laki-laki sebagai kepala
n ~ m a htangga dapat saja beruball dala~nkeadaan tertentil dimana perempuan yang
menjadi kepala rumah tangga. Dan sini orang meilhat bahwa peran gender sebagai
peran yang diberikan oleh masyarakat terhadap perempilan dan laki-laki. Bahkan

peran ini disosialisasikan semenjak seseorang lahir, misalnya anak perempuan
cenderung diberi pakaian benvarna cerah, dan bunga-bunga, sedangkan anak laki-laki
diberi pakaian polos atau berwarna lebih kalem dan tegas. Hal inilah yang membuat
peran gender diterima sebagai suatu kodrat yang dibawa oleh perempuan atau lakilaki clan diyakini dalam masa bertahun-tahun (Budiman, 1981;Moses, 1996).
Dalam perkembangan dimasyarakat, peran-peran gender yang diberikan
kepada perempuan membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi perempuan itu
sendin. Peran sebagai ibu rurnah tangga, merawat anak dinilai lebih rendah dari peran
laki-laki (Fakih, 1997). Bahkan dalam berbagai perusahaan tidak jarang perempuan
diberi upah yang lebih kecil dari pada laki-laki dengan status pekerjaan yang sama

(T.0 Ihromi, 2000). Di pedesaan juga terjadi di mana masyarakat memberi upah lebih
rendah kepada buruh tani perempuan dibanding kepada bunih tani laki-laki. Dari
sinilah persoalan peran gender memunculkan masalah ketidak adilan, khususnya bagi
perempuan.
Secara spesifik ketidak adilan gender diidentifikasi oieh Fakih (1996) dalam
bukunya Analisis Gender dan Transfiomasi Sosial, kepada lima seg:
1. Gender dan klargmalisasi Perempuan . Margnalisasi didefinisikan sebagai proses

pemiskinan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai sebab yang mengahbat salah
satu gender terpinggirkan dan men-jadi miskin, dalain kenyataannya yang banyak
terkena adalah perempuan. Sebagai contoh adanya revolusi hijau dalain pertanian
yang menggantikan alat-alat panen seperti ani-ani dengan sabit. Ani-ani biasanya
lebih sesuai dengan fisik perempuan, tapi kemudian karena tidak digunakan lag
maka perempuan tidak ikut l a g sebagai pekerja pada waktu panen, sehingga
perempuan menjadi mi skin.

2. Gender dan Subordinasi. Sering kali karena peran gender perempuan dalam ruang
lingkup yang lebih sempit, sehingga diasosiasikan perempuan sebagai makhluk
yang emosional dan irrasional. Lebih jauh, perempuan dianggap tidak mampu
menjadi pemimpin, dan hanya dapat menduduki posisi yang lebih rendah dari itu,
yang dalam ha1 ini dipegang oleh laki-laki. Banyak ha1 lain yang menimbulkan
subordinasi terhadap perempuan termasuk dalam keluarga.
3. Gender dan Stereotipe. Stereotipe merupakan pelabelan yang cenderung negatif

pada jenis kelamin tertentu. Karena itu stereotipe dapat mengalubatkan ketidak
adilan. Contoh stereotipe yang berkembang karena perbedaan gender, adalah
perernpuan sebagai pesolek yang tujuannya untuk menarik lawann jenis; kalau
terjadi perkosaan maka yang sering disalahkan adalah dandanan perempuan yang
mengundang tindakan kekerasan tersebut.
4. Gender dan kekerasan. Kekerasan atau violence adalah serangan fisik atau
mental-psikologis terhadap seseorang. Bentuk kekerasan yang terkai t dengen
gender dapat bermacam-macam seperti: Pemerkosaan

. pemukulan, penyksaan

yang mengarah kepada organ alat kelamin, kekerasan dalam bentuk pelacuran,
kekerasan dalam bentuk pronografi, kekerasan dalarn bentuk pemaksaan alat
kontrasepsi, kekerasan terselubung dengan mernegang bahagan tubuh tertentu
tanpa kerelaan sipemilik, dan pelecehan seksual.
5. Gender dan beban kerja. Adanya anggapan bahwa perempuan teliti, rajin dan

se-jenisnva, maka perempuan hanya cocok men-jadi penglrus tetek bengek dalam
keluarga. Sebaliknya tidak cocok menjadi kepala rumah tangga (pencari nafkah).
Namun kemudian ketika terbuka peluang perempuan bekerja, peran domestik

tetap menjadi tugas perempuan. Alabatnya perempuan vang bekerja menyandang
tugas dua kali lipat lebih berat.
Semua manifestasi itu dapat muncud secara bersarnaan menimpa kaum
perempuan, diberbagai tempat, seperti negara, lingkungan pekqaan, lembaga
pendidikan, dan juga keluarga. lronisnya kenyataan itu diterima, adakalanya , secara
pasrah oleh perempuan.
Ketika isu pembangunan menjadi wacana global, kepedulian terhadap
perempuan yang merupakan 50 % penghuni dunia mulai meningkat. Para aktivis
melihat betapa selarna ini separo penduduk dunia telah diperlakukan tidak adil dalam
dinamika pernbangunan itu sendiri, terutama di negara berkernbang hanya karena
mereka "perempuan".
Analisis gender sebagai instrumen dalam ilmu sosial mencoba membuka tabir
ketidak adilan itu. Menurut Fakih (1996) analisis gender dipakai oleh kebanyakan
penganut Ilmu Sosial konflik yang memusatkan perhatian pada ketidak adilan
struktural dan sistem yang disebabkan oleh gender. Melaui analisis gender peran
antara laki-laki dan perempuan dikaji dalarn perspektif keseiajaran dan kesarnaan hak
serta kewaiiban dari kedua jenis gender. Segala ketimpangan dan ketidak adilan
menjadi pertanyaan dan analisis yang tajam. Analisis ini dipergunakan oleh hampir
setiap organisasi yang bergerak memperjuangkan nasib perempuan.

B. Perempuan dan Media Massa
Media massa diyakini sebagai sarana komunikasi sosial yang mampu
mempengaruhi opini publik. Melalui media massa orang dapat memberikan informasi
secara khusus dengan tujuan membentuk piluran para penerima informasi. Pada

gilirannya informasi itu mempenganihi kehidupan yang lebih luas di bidang poli tik,
ekonomi, budaya dst (Susanto, 1992).
Demikian besar pengaruh media massa, maka media massa dapat berperan
dalam

mendukung

berbagai

upaya

pemberdayaan

perempuan

dan

usaha

pengembangan kemitra-sejajaran laki-laki dan perempuan. Narnun dalam berbagai
makalah dan hasil penelitian yang dikemukakan pada Seminar Media Massa dan
Wanita (kerja sama FISIP UI dan Unifem, 1992) tampaknya peran media massa
dalam memberdayakan perempuan masih jauh dari harapan.
Misalnya

Debra

Yatim menggugat melalui makalahnya

Penampilan

Perempuan dalam Media Massa, bahwa media massa belum memberikan sumbangan
positif bagi perernpuan. Justru media massa lebih memperkokoh peran subordinasi
perempuan dalam berbagai aspek. Lebih tegas l a g melalui suatu penelitian terhadap
iklan dalam media massa(maja1ah wanita) oleh Tarnrin Tamagola ditemukan ada lima
ci tra pokok perempuan:

I. Citra Pigura, yang menonjolkan betapa pentingnya perempuan kelas menengah
dan atas agar selalu tampil "memikat". Untuk itu perempuan perlu mempertegas
sisi fisik yang dianggap dapat menarik seperti rambut yang indah, tubuh yang
ramping dst.

2. Citra Pilar, dimana perempuan disatnbarkan sebagai ~ i l a riltama dalam rumah
tangga. Walau antara laki-laki dan perempuan diakui sederajat, namun masingmasing memiliki wilayah kerja vang berbeda. laki-laki pencari nafkah dan
perempuan ibu rumah tangga.
3. Citra peraduan, dimana pandangan tentans perempuan didasarkan pada anggapan
bahwa perempuan ob.iek pemuas laki-laki. Dalam ha1 ini ditekankan perempuan

yang cantik, berkulit halus, merawat kecantikan , yang pada akhirnya dikonsumsi
oleh laki-laki dalam bentuk seperti sentthan, pandangan dsb.

4. Citra pinggan, yakni menampilkan betapa tingginya tingkat pendidikan seorang
perempuan, serta besarnya jurnlah penghasilan, dunia dapur dan masak adalah sisi
kehidupan perempuan yang tidak dapat ditinggalkan.
5. Citra pergaulan, yang menampilkan kekawatiran banvak perempuan tidak dapat

diterima dalam kelompok sosialnya karena kekurangan vang dimilikinya. Bertolak
dari gejala ini media massa (iklan) menggelar iklan yang menampilkan sosok
perempuan berkelas dengan memakai produk tertentu.

Dari semua citra itu tampak bahwa perempuan tidak lebih dari sekedar objek
(pelayan laki-laki, dan kelompok yang tersisih). Pada gilirannya iMan tidak lebih dari
sekedar menambah landasan ban1 bagi subordinasi perempuan.
Mengapa gambaran tentang perempuan dalam media massa sulit berubah ?
Hal itu didentifikasi oleh Sita van Bernmelen, dalam Makalahnya Media Massa dan
Pen~bahanNilai Gender, sebagai cenninan dari nilai dominan yang berlaku dalam
masyarakat. Hal ini menyangh~tpasaran pembaca, dimana gambaran dan berita yang
sesuai dengan nilai-nilai gender yang dominan akan laku di tengah masyarakat.
Demikian pula media rnassa yang lebih menonjolkan peran perempuan dalam
perspektif laki-laki akan lebih laku dalam masyarakat yang kental dengan budaya
patriarkhi.
Saat ini, tepatnya ketika euphoria refonnasi yany tnenyuarakan demokrasi
belum padam, dinegeri Indonesia. adakali media massa akan ben~bah dalam
menampilkan sosok perempuan ? Pertanyaan ini mungkin hanya dapat dijawab jika,
reformasi telah membawa arus pen~bahannilai gender vang lebih adil, mi~ngkin
media massa akan berpihak pada perjuangan perempuan. Walaupun demikian
penelitian tentang itu cukup relevan imtuk dilakukan.

BAB 111
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITlAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengungkapkan jumlah berita dan artikel
yang berkenaaan dengan wanita secara urnurn pada masing-masing media cetak yang
diteliti, (2) untuk mengungkapkan apakah berita dan artikel yang ada ben~saha
merninirnalkan ketidak adilan jender atau memperkuat ketidak adilan jender
dalam masyarakat, dipandang dari segi: marginalisasi, subordinasi, stereotipe,
kekerasan terhadap perempuan, dan beban kerja ganda. Dengan kata lain penelitian
ini berusaha untuk mengungkapkan apakah media massa lokal (cetak) dapat berperan
sebagai sumber berita dan belajar yang tidak bias jender bagi masyarakat secara
umum, dan bagi wanita Siunatera barat secara khususnya.
B. Manfaat Penelitian

Temuan penelitian diharapkan dapat memberi balikan kepada media massa
tentang isi yang ditampilkm kepada masyarakat selama ini. Dengan demikian

.

dih&zipkan media massa khususriya cetak, dapat meninpkatkan isi yang disampaikan
dengat1 memberhatikan sisi -sisi keadilan jender. Selain

ihl

diharapkan media rnassa

~nenyadaribahwa menamjiilkan isi yang adil secara jender justrti ~nen@~ntungkan
b a g pembanpnan Sumatera Barat. Disamping itu hasil penelitian ini b e r p n a bagi
pengelola media massa until ~nelaki~kan
pembinaan terl~adapstaf redaksi media ybs.
Dari s e g akademik hasil penelitian ini juga berpma untuk mengembangkan
ka.jian tentang perempuan yanng dalam ha1 ini menggglnakan media massa sebagai
ob-jek kajian. Di samping itu. hasil juga diharapkan b e r p ~ n ab a g pusat-pusat kajian

atau akademisi yang peduli terhadap perempuan, sebagai masukan dalam
mengembangkan kegiatan yang memberdayakan perempuan beserta hak-hak nya
dalarn masyarakat.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian desknptif. Untuk mendapatkan data
dilakukan dua bentuk pendekatan yaitu; (1) Pendekatan kuantitatif sederhana berupa
persentase. h i digunakan untuk mengidentifikasi jumlah berita dan artikel yang
berkenaan dengan perempuana secara urnum pada masing-masing koran lokal. (2)
Pendekatan analisis isi, untuk melihat isi berita dan artikel yang berkenaan dengan
perernpuan dari perspektif jender. Dengan pendekatan yang kedua, akan di
identifikasi berita-berita

dan artikel-artikel

yang bias jender dan berperspekhf

jender.

B. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap

media massa cetak yang terbit dan

diedarkan di Kodya Padang. Media itu meliputi: Koran Harian: Padang Ekspress
(mewakili koran daerah yang memiliki jaringan nasional dan terbit setelah reformasi j
, Singgalang (mewakili
, Mimbar

koran daerah independen yang terbit sejak sebelum reformasi)

Minang (koran daerah budaya minang setelah refonnasi ), Tabloid (Solid),

Mingguan (Serambi Post). Terbiran yang diambil dalarn penelirian ini semula
direncarlakan selama 4 bulan terbitan. Narnun kemudian setelah dilihat selalna tiga
bulan secara berkesinarnbungan. telah dapat dilihat kecenderungan profii berita dan
artikel yang diteliti. Bulan terbitan koran dan tabloid tersebut mulai: April sampai
dengan Juni 2001. Jika di total jurnlah tabloid dan ming-man adalah rnasing-masing

12 exemplar. Harian Singgalang dan Padang ekspres termasuk minggu adalah masingmasing 90 exemplar, dan Mimbar Mnang sebanyak 78 eks (karena tidak termasuk
hari minggu). Jadi total koran dan tabloid yang diteliti adalah 282 eksemplar.

C. Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap: Tahap pertama, Identifikasi berita,
dan artikel tentang wanita secara imurn pada masing -masing media cetak lokal, yang
dijadikan sampel penelitian. Pada tahap ini berita dan dan artikel yang ada
dikelompokkan secara sederhana kedalam
mengenai wanita,

dua kelompok: (1) Beritat Artikel

dan (2) Berita IArtikel bukan mengenai wanita ). Kemudian

dihitung jumlah benitat artikel yang berkenaan dengan wanita pada masing-masing
koran selama 4 terbitan (sesuai dengan kebutuhan penelitian), dan dianalisa secara
persentase sederhana.
Tahap Kedua, menganalisis isi berita, atail artikel tentang wanita dari sudut
pandang analisa jender. Berita-berita yang berkenaan dengan wanita akan dianalisa
dari sisi padang keadilan jender dan pemberdayaan perempilan.
Untuk memudahkan analisa data. maka data akan dikelompokkan dalam 5
kategori sesuai dengan pertanyaan penelitian:
1. Marginalisasi

2. Subordinasi
3. Stereotipe
4. Kekerasan
5. Beban ganda

Analisa data dilakukan secara bertahap. Tahap pertama menandai hal-ha1
penting (isu jender) dalam berita dan artikel yang diteliti.Tahap kedua,
mengelompokkan sesuai dengan kategori yanga ada. Tahap ketiga menganalisa
apakah berita dan artikel pro

--- kontra diskriminasi jender. Tahap ketiga menarik

kesimpulan dari sudut tinjauan jender berkenaan dengan isu-isu marg~nalisasi,
subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Tahap aklur menarik kesimpulan
dan memberi interpretasi.

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Secara keseluruhan uraian dalam sub bab ini menjawab semua pertanyaan
penelitian yang dikemukakan pada bahagian pendahuluan. Pertanyaan itu meliputi
pokok-pokok analisis gender: gender dan marginanalisasi perempuan, gender dan subordinasi, gender dan stereotipe, gender dan kekerasan, gender dan beban kerja.
Sebelum bahasan mengenai analisa gender terhadap berita dan artikel terlebih dahulu
dipaparkan secara jumlah berita dan artikel yang selama tiga bulan memuat isi
tentang perempuan. Uraian dalarn sub bab ini akan dibahas dalam sub topik sebagai
berikut; (1) Gambaran berita dan artikel tentang wanita secara kuantitas, dan (2)
Analisa berita dari perspektif gender.

1. Jumlah Berita dan Artikel tentang Wanita
Untuk melihat gambaran kuantifikasi jumlah berita dan artikel secara umum
tentang wanita dapat dilihat dalam Tabel 1
Takl 1
Jumlah Berita dan Artikel Mengenai Wanita
Bent a
Artikel
Koran1 Tabloid
Dalaln
Dalam
Luar Negeri
Negeri :'tdk
Negeri
Utama
iLitama
6
18
9
50
Singgalang
4
6
hlimbar hlinang
8
19
t
11
7
50
Padang Ekspres
12
4
Serambi Pos
(Minpguan)
1
8
2
Solid (Tabloid)
Jumlah
911nber:Analisis Data Primer 2002

jml

83
37
72
16

A

1

I1
219

Dari data tabel 1 tampak bahwa, secara kuantitas cukup banyak berita dan
artikel yang memuat tentang perempuan. Dilihat dari harian, Singgalang dan Padang
ekspres memuat paling banyak berita tentang wanita. Namun kebanyakan berita itu
dimuat dalarn berita bahagian dalam (bukan berita utama). Dari s e l Artikel
Singgalang juga paling banyak memuat berita tentang wanita dibanding koran yang
lain.
Setelall dikelompokkan berita tersebut dapat dibag kedalam tiga bentuk; (a)
kategori berita biasa, dalam ha1 ini diberi indikasi B, (b) kategori Berita Pro
Kesetaraan Gender, diberi Kode A-Pro, dan (c) kategori Kontra Kesetaraan Gender,
diberi Kode A-Kont. Untuk lebih jelas secara keseluruhan gambaran berita tersebut
dapat dilihat pada data tabel 2.

Profil Kategori BeritaIArtikel
Kategori A- / Kategori A-kon
Pro
Singgalang
58
9
16
Mitnbar Minang 1
26
5
6
Padang Ekspress
46
11
15
1
Serambi Pos
-3
13
Solid
4
3
1
I .lumlah
147
29
43
Sumber: Analisis Data Primer 2002

I

KoranITabloid

I Kategori B I

1

I

(

Jumlah
83
37
72
16
1I
2 19

1

Dari data tabel 2 di atas dapat dia~natibahwa berita dan artikel mengenai
perempuan kebanyakan adalali tergolong kategori berita biasa. Artinva berita atau
artikel yang di muat tidak memiliki lnuatan jender. Hal ini terutama tampak dalam
berita, misalnya berita mengenai kecelakaan, kecopetan dsb. Berita-berita tersebut
dimuat hanya benlpa berita tanpa ada pengungkapan jender
Sementara un~tanpaling banyak kedrla adalah berita yang merupakan kontra jender. Berita dan artikel yang tergolong kategori ini, pada illnumnya memuat bias

jender yang sangat kentara, misanya sterotipe, beban ganda, subrodinasi, dan
kekerasan. Dalam berita dan artikel jenis ini pada umumnya perempuan ditempatkan
pada posisi yang lemah, dikasihani, sekaligus menjadi sumber kesalahan.
Jenis ketiga yang boleh dikatakan positif adalah kategori pro -jender. Jumlah
artikel dan berita dalam kategori ini tidak tergolong banvak. Namun (seperti yang
diurai dalam analisis di bawah) kategori ini pada umumnya bersifat menggugat
kenapa terjadi pelecehan dan tindak kekerasan terhadap wanita. Ada beberapa artikel
yang ditampilkan menyoroti keberhasilan seorang perempuan dalam usahanya. Tetapi
pada bahagian tertentu artikel itu tetap memuat sisi bias yang lain seperti beban
ganda. Walaupun demikian berita dan artikel seperti ini tetap dimasukkan dalam
kaetgori pro jender, dengan pertimbangan bahwa ada bias jender yang ditampilkan
(seperti beban ganda) memerlukan kajian lebih lanjut dari kultural minang.
Tarnpaknya ini merupakan kajian tersendiri, mengapa budaya minang mengandung
sisi kontroversial seperti itu: disatu sisi mengangkat derajat wanita dalam masyarakat
dengan segala keberhasilannya, disisi lain wanita minang dianggap juga mulia jika
memegang penuh tanggung jawab domestik. Di sini kajian budaya diperlukan sekali.

2. Analisis Berita dan Artikel dari Sudut Pandang Gender
Sejalan dengan pertanyaan penelitian uraian dalaln sub bab ini akan mengacu
kepada 5 pokok analisis: Gender dan Marginalisasi, Gender dan subordinasi. gender
dan stereotipe. gender dan kekerasan, dan gender dan beban ganda. Pertaina
dilakukan analisa terhadap isi yang ~nasukkaategon A-kon. Dalam ha1 ini akan
dilihat karakteristik isi berita yan9 men~pakanlawan dari keseteraan gender dan

pemberdayaan perempuan. Kedua di uraikan isi berita d m artikel yang pro kesetaraan
jender (kategori A-Pro)

Berita dan Artikel A -Kont
Urutan berita dan artikel yang dipaparkan dalam iraian ini dimulai dari isi
yang paling banyak dimunculkan. Secara berturut-turut kontra-kesetaraan gender yng
terbanyak dimunculkan adalah dalam beritalartikel: (1) Kekerasan, (2) Stereotipe,

(3) Beban Ganda, (4) Marginalisasi, dan (5) Subordinasi

Kekerasan
Isi yang paling menonjol dalam berita tentang kekerasan adalah tentang
penganiayaan fisik. Dalam pemunculan berita tersebut, pada hampir semua koran
/tabloid menggunakan kata-kata yang menunjukkan kekuasaan seperti perbuatan
kasar, perbuatan cabul, dihajar, tubuhnya niemar, mengancam, menelanjang dan
sejenisnya.
Hal yang menarik perhatian dari berita tentang kekerasan ini seolah yang
ditonjolkan adalah kekerasan men~pakanbahaaan yang diterima perempuan sebagai
suakr kelumrahan dimana perempuan menrpakan pihak yang lernah dan tak berdaya.
Ulituk jelasnya dapat dilihat beberapa kutipan berikut:
.... X korban penganiayaan yang dilakukan mantan suarninya. Penganiayaan
,.
dengan cara memelintir tangan. meinukul dada daii muka mantan istri.. .
... ia adalah anak yatim, jika ia hidup , ia harus menagpng beban yang
memalukan. Keadaan gadis itu babak belur, dia tidak dapat berjalan, dan
s e l ~ ~ ntubuhnya
~h
memar dan bekas p11F;~dan
..."
"

"

.... tiga orang tidak dikenal melakirkan penodongan dengan menghunus
sebilah pisau ke leher Leni d a ~merengkuh
i
kalung einasnya dengan kasar ...."

"

"..... kasus jambret kalung dan perampasan oleh dua pria tidak dikenal tersebut

mengakibatkan korban mengalami trauma dan menderita materil Rp
1.380.000,OO"

Disamping itu berita kekerasan tampak menonjolkan sisi peristiwa yang
digambarkan secara gamblang sehingga secara tidak langsung tampak seperti
"mengajari" pembaca untuk melakukan ha1 yang sama. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berita berikut:
". .. pelecehan seksual yang dilakukan terhadap.... dengan cara memasukan jari
tengahnya ke "mahkota" kedua gadis jolong gadang itu ... "

"... X. korban penganiayaan yang dilakukan mantan suaminya dengan cara
membanting tubuh clan memelintir tangan, memukul dada, dan muka mantan
istrinya ...
"

".... dua diantara sembilan model VCD yang menghebohkan itu sempat
melampiaskan kekesalan dan sakit hatinya kepada lelaki yang dahulu
membujuk dan menelanjangi mereka.... "

kejadian yang menimpa gadis itu terjadi ketika orang tua korban sedang
tidak di nlmah ..... Apalag gadis ihi sehabis mandi, tanpa basa basi oknum
" A menyeret gadis itu ke dalam kamar dan langsung melucuti handuk yang
menempel di tubuh yang molek tersebut."
"..

Tidak hanya berita,

artikel pun memperlihatkan wama kekerasan kepada

wanita sebagai suatu kewajaran. Misalnya artikel pada salah satu harian yang berjudul
"

Kenapa Pria Mencampakkan Wanita?". Isi artikel sepenuhnya menpraikan nasehat

baa wanita supaya memperlakukan laki-laki sebagii makhlrtk "istimewa" yang punya
sifat-sifat khusus, seperti tidak mau berubah, Inalas digurui, tidak suka dimanipulasi
dst. Kalau semua itu tidak difahami wanita maka wanita hanis siap" dicampakkan"
pria.

Stereotipe

Setelah kekerasan, stereotipe merupakan urutan kedua terbanyak yang muncul
dalam berita atau artikel koran. Stereotipe ini meliputi penampilan berita yang
menyertakan karakteristik urnum wanita seperti, cantik, gemulai, lansing dst.
Umumnya stereotipe muncul dalam pemberitaan mengenai perkosaan,
penipuan. Namun yang terbanyak mimcul adalah dalam artikel. Sebagai contoh dapat
dilihat dari kutipan berikut:
"...dengan langkah gemulai, perempuan langsing berbaju seksi itu melewati
jembatan yang diujungnya banyak di tongkrongi anak muda.. . Dan perempuan
kadang punya bakat untuk ingin diganggu seperti dari penampilan make up,
dandanan dan cara berpakaian ..."

".... dara manis warga bypasss itu..... "

"... lantaran kecantikan yang memikat itu akhirnya ia terperosok ke dalarn
perbuatan yang tidak terpuji....."
". ... segala sesuatunya berpangkal dari wani ta. Merekalah yang mengobral
h~buhmereka ditempat ummn. Kenapa jika tejadi sesuatu disalahkan kaum
pria. Merekalah yang mengmdang kaum pria mereguk air liur setiap kali
melihat pakaian mereka yang ~nelilithtbuh...."
.... berkulit hitam manis, bemvajah lugu itu...

"

"

Dari contoh stereotipe itu tampak bahwa perempuan adalah makhluk yang
diciptakan benvajah dan berpenampilan menarik bagi laki-laki. Karena itu perempuan
sering disalahkan bila ter-jadi pelecehan dan kekerasan karena sering memamerkan
sisi yang menarik itu. Dari sisi ini media lnassa meinbentuk opini bahwa dalam
peristiwa yang mengakibatkan kenyian bagi perempuan,
sterotipe perempuan

ihl

selnua disebabkan ole11

sebagai ~nakhluk yang mengpurkan

lah-laki. Unh~k

memperkuat ini media massa tarnpak menglngkap secara jelas ciri feminiln yang
urnum dianggap milik perempuan

Beban Ganda
Urutan ketiga terbanyak isi beri ta atau artikel yang kontra kesetaraan gender
adalah "Beban Ganda". Dari semua isi yang ditampilkan memperlihatkan bahwa
kodrat perempuan adalah peke rja nunah tangga. Bila perempuan melakukan
pekerjaan lain pekerjaan domestik tidak boleh dilepaskan. Jika itu terjadi maka
perempuan akan disalahkan. Bentuk seperti ini yang pada umumnya ditampilkan oleh
media massa, seperti dapat dilihat dalatn kutipan berikut:

"....Perempuan-perempuan yang perkasa itu sudah rnengisi banyak lapangan
pekerjaaan seperti guru, dosen, aktivis, politikus dll. Karir yang ditempuh
perempuan bukan tidak berisiko. Resikonya banyak seperti keluarga akan
se&kit terlalaikan, pendidikan anak-anak akan diserahkan kepada pembantu,
mencuci baju suami akan diserahkan kepada pembantu, sampai-sampai
mencuci pakaian dalam suarni diserahkan kepada pembantu.."
"...setiap malamnya saya hanya tidur 2-4 jam permalamnya. Itu kebiasaan saya
sejak saya memutuskan menjadi wani ta karir. Kalau tidak pandai-pandai bis
berantakan antara karir dan keluarga"
namun untuk berkreativitas di luar rumah tentunya perempuan harus
menetapkan skala prioritas. di nlmah tangga atau kegiatan di luar rurnah.
Dalam budaya minangkabau persoalan perempuan telah melekatkan
keharusan secara tidak Ian~sungpada jiwa perempuan yaitu tidak akan
meninggalkan kewajibannya di rumali tangganya..."
"...

"... dalam himpitan kesulitan hidup iul. nyonya X lnasuh ben~saliamemenuhi
aturan adat seperti mengunjungi mertua, ninik mamak sesuai adat minang."
"... setelah emansipasi wanita ditunti~tmemerankan dua lakon sekaligus ,
sebagai ibu n~mah tangga dan lakon ditengah-tengah masyarakat. Bila
siwanita itu dapat memerankan nya dengan baik lnaka barulah wanita itu
dise5ut wanita sukses..
-'

Dari isi berita dan artikel tair~pakbahwa media mass3 mencoba membangun
opini bahwa perkerjaan perempuan holeh-boleh saja di luar n~mahtangga. Namun
perempilan itu akan di sebut "baik" jika tetap melaksanakan tugas nunali tangga dan
tuntutan adat lainnya

. sekalipun

In1

mesti dipaksakan seperti mengurang jam

istirahat, atau mengalihkan biaya yang semestinya dipakai untuk diri sendiri. Isi berita
lain yang juga kontra terhadap kesetaraan jender adalah dilihat dari Margnalisasi.

Isi berita atau artikel yang terkait marginalisasi urnumnya terkait juga dengan
kekerasan. Artinya dalam berita itu ditampilkan perempuan sebagai pihak yang tidak
beruntung secara finansial, dan juga secara sosial pada urnumnya merupakan objek
dari kekerasan seperti penipuan dart pelecehan seksual. Misalnya dalam kutipan
berikut dapat dilihat:

"... inilah gambaran nasib orang yang tidak berpunya setelah dinyatakan positif
tumor ganas dan kanker rahim, janda satu anak ini dengan modal sehelai swat
miskin tidak mampu menyentuh hati para dokter di rurnah sakit M. Jarnil
Padang.. .."
".Menjaring janda muda dengan iming-iming pekerjaan ... .dengan janji akan
dipekerjakan pada proyek pembanpnan bandara ketaping puluhan gadis
ataupun janda muda dari berbagai daerah telah ditipu..."
"... maksud X yang telah menjanda 3 tahun itu mau merubah nasibnya dengan
membeli kendaraan oplet untuk ~nencarikan belanja dengan dua anaknya,
ternyata menjadi petaka b a a dirinya..."
Dalam kutipan itu talnpak bahwa kemiskinan dan kekerasan dua ha1 yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan perempuan. Hal ini sering kali ditonjolkan
dalarn pernberitaan media Inassa.

Subordinasi
Secara eksplisit isi berita dan artikel yang bersifat subordinasi tidak terlalu
banyak. Namun bila ditelusi~ri dalam setiap berita yang menyangkut seperti
kekerasan, marginalisasi dan beban ganda akan terlihat bahwa perempuan adalah
makhluk nomor dua dalam sesala hal.

Misalnya suatu wawancara dengan seorang politisi wanita yang mengatakan :
"... saat ini banyak wanita minang yang tejebak dan kurang marnpu
membentengi diri dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan
jaman. Salah satunya makin menjarnumya WTS. Ketidak mampuan ini juga
dilihat dari sedikitnya intelektual wanita yang bisa menduduki posisi penting
dalam suatu instansi.."
Contoh lain dalam suatu artikel yang secara umum mengakui telah
maju pesatnya emansipasi wanita. Namun disisi lain penulis artikel meyelipkan
bahwa semua itu merupakan "kebaikan " kaum laki-laki:
"..Dunia kini memang telah berubah. Emansipasi perempuan telah betul-betul
sukses. Kebebasan mutlak .telah' diserahkan kaum laki-laki.. ."
Dari kutipan itu tampaknya bahwa, pensubordiansian peran perempuan masih
sangat kental dalam pembicaraan publik. Di mana perempuan dilihat sebagai
makhluk yang mampu untuk berkiprah di luar dan sekaligus dalarn nlmah tangga
teapi itu semua karena kebaikan kaum laki-laki.

Berita dan Artikel Katgori A-Pro
Umumnya isi berita dan artikel yang masuk kategori A pro

. bersifat

"menggugat" ketidak adilan jender (terutama subordinasi dan marginalisasi
perempuan) yang ada dalarn masyarakat. Bentuk pemberitaan atau artikel jenis ini
merupakan kutipan dari acara pemberdayaan perempuan dan artikel dari tokoh
perempuan.
Namun ha1 yang ~nenarikdari glgatan ini adalah ~nenyangkutpenoinorduan
dan peminggiran kaum perernpuan. Tidak ada sat~~pun
isi berita dan artikel yang
menggugat tentang peran ganda perernpuan dan stereotipe perempuan. Jadi dalam ha1
ini peran ganda dan setereotipe dianggap oleh media massa lokal merupakan
kewajaran dalam kehidupan perempuan

Disamping menggugat isi berita dan artikel yang juga dianggap pro adalah,
berita menyangkut upaya perempuan dalam mencari keadilan bagi dirinya, seperti
mengadukan sipenganiyaa kepada polisi. Disamping itu juga berita tentang
dibentuknya lembaga-lembaga khusus untuk menolong perempuan dari tindakan
kekerasan.
Terakhir jenis berita yang dianggap pro, adalah profil yang menampilkan
sosok wanita yang sukses dalarn hidupnya secara mandiri mengembangkan usaha
yang dimilikinya tanpa diakitkan dengan keberhasilan suami atau orang lain. Sebagai
contoh dapat dilihat beberapa kutipan yang tergolong jenis A pro seperti yang
dimaksud.

Marginalisasi dan Subrodinasi (menggugat):
"...Uang jemputan merupakan tindakan diskriminatif terhadap perempuan.."
".. disepanjang sejarah kehidupan memang sulit dipungkiri bahwa dominasi

kaum laki-laki terhadap perempuan adalah suatu fakta. Apresiasi
terhadapperempuan sering menempatkan perempuan pada posi si yang suli t.. ..
Pada ha1 dalam kualitas intelektual d m kecerdasan dalam keuletan berusaha
serta dalam jurnlah mereka memiliki potensi yang tidak dapt dimarginalkan.
Oleh karena itu pemberdayaan perempuan dalam pendekatan jender
merupakan pilihan yang paling baik.."
"... Keberadaan perempuan ditengah masyarakat masih dianggap sebelah mata

(sebagai orang nomor 2). Bahkan perlakuan marjinalisasi terhadap perempuan
masih kental. Hal tersebut dapat dilihat dari perlakuan dan perbedaan upah
perempuan yangjauh lebih rendah dibanding upah untuk kaum laki-laki."
".. artinya setiap ajaran fikih yang tidak berkeadilan jender it11 bukan saja
tidak bennanfaat dan rigd, tetapi juga aakn p g a l merespon tunh~tan
kemanusiaan yang beg-ltu cepat.
"...pemberontakan jiwa seorang Sabai nan Aluih seorang perempuan sejati
adalah sebuah apresiasi bahwa perempu.m pun lnampu menjadi pe~nimpindan
panutan. ."
... bagaimana mungkin bisa diterima dalam logika AlQuran dan Islam bahwa
penprungan wanita di rumah mennlpakan ciri khas dari seorang wanita
"

muslimah yang komitmen dan terpelihara. Kalau memang demikian berarti
kita telah memberikan hukurnan kepada mereka dengan hukurnan yang berat
dan lama, pada ha1 ia tidak berbuat dosa."
Disarnping yang bersifat menggugat ada beberapa contoh artikel yang
mengungkapkan keberhasilan perempuan dalarn usaha secara mandiri ,sbb :
"berawal dari hobbi mengoleksi mebel keluaran jepara Bu Ui begitu ia biasa
di sapa kini telah menjadi seorang penpusaha mebel jepara yang sukses"
"kehidupan Wiji tidak begitu miskin, karena dia tiap hari benlsaha mengolah
perladangan ubi sampai menghasilkan rupiah."
Isi berita dan artikel yang rnasuk kategori A pro

. ada juga yang berkaitan

dengan upaya perlawanan terhadap kekerasan, misalnya upaya yang dilakukan
perempuan untuk mengadukan sipelaku penganiayaan kepada penegak hukum.
Sebagai contoh adalah kasus perempuan tentang VCD iklan sabun mandi. Dengan
berita yang sama dua koran menonjolkan karakter yang berbeda. Misalnya pada
kutipan bahagian kekerasan (A.kon) diatas, di mana yang ditonjolkan adalah sisi
penganiayaamya dan detail perlakuan yang diterima. Tetapi berita yang sarna diberita
kan koran yang berbeda dengan penonjolan kepada upaya hukurn yang dilakukan
korban tanpa menggambarkan detail perlakuan (pelecehan) yang diterima. Selain

ihl

ada la@ contoh berita upaya perlawanan terhadap kekerasan seperti dalam kutipan
beri kut:

".. walau telah memperoleh keringanan hukuman pembebasan bersyarat
ternyata NH tidak memperbaiki perbuatannya. lstrinya yang bemama..X..
mengadukan perbuatan penganiayaan yang dilakukan NH kepada polresta
Bukittinggi."

dari data yang ada tindak kekerasan terhadap wanita semakin meningkat.
Hal ini bukan saja karena memang kasusnya yang bertambah. tapi juga
semakin beraninya korban imtuk melaporkan apa yang dialaminya dan
meresahkannya."
"...

Hampir semua berita dan artikel yang masuk kategori ini memiliki karakter
yang sama. Sejauh ini media massa berperan dalam mengembangkan kesetaraan
jender baru pada taraf menggugat, dan mempertanyakan perlakuan ketidak adilan yan
bendung dengan kekerasan terhadap perempuan. Gugatan itu pun belum mencakup
semua aspek ketidak adilan sepert