327665881 Model Dan Permodelan Model Model Pengembangan Sistem Informasi

http://sis.binus.ac.id/2014/06/19/pemodelan-dalam-pengembangan-sistem-informasi/

PEMODELAN DALAM PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI
Pemodelan secara umum, dimengerti sebagai proses merepresentasikan

objek

nyata atau realita sebagai seperangkat persamaan matematika, grafis ataupun
bagan agar mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan . Lebih khusus lagi,
istilah ini sering digunakan untuk proses menggambarkan konsep yang mewakili
obyek-obyek

dalam

pengembangan

sistem

informasi.


Pemodelan

dalam

pengembangan sistem informasi, berevolusi selaras perkembangan teknologi dan
metodologi pengembangannya. Kesamaan pandang diperlukan dalam pemodelan,
yang akhirnya menuntut adanya keseragaman atau standar. Teknologi obyek,
membutuhkan

pemodelan

yang

relevan,

telah

mendorong

Jacobson


dkk.,

menciptakan standar pemodelan untuk pengembangan sistem, dengan pendekatan
obyek yang dikenal dengan UML (Unified Modeling Language). UML memiliki
keuntungan yang

menghasilkan representasi yang dapat diverifikasi melalui

penalaran logis, pengujian, atau bahkan simulasi. Sebagai contoh, diagram proses
bisnis dapat diuji dengan mental melewati kasus imajinasi , melalui pemikiran logis
yang mungkin berbeda untuk melihat apakah itu merupakan upaya menghasilkan
output yang diperlukan. Ada tiga jenis pemodelan, seperti yang digambarkan di
bawah ini

Pemodelan bisnis, pemodelan yang lebih menekankan

pada

proses


apa yang

dilakukan dan apa yang tidak dalam bisnis. Ini dilakukan sebelum menggunakan
sistem informasi untuk mengotomatisasi aspek bisnis, atau untuk meningkatkan
kinerja bisnis dari yang sudah ada. Jangan lupa bahwa sistem informasi hanyalah
sarana untuk melayani bisnis (yaitu, untuk mendukung proses bisnis mereka ). Jika
tidak jelas proses bisnis seperti apa , maka akan sama-sama tidak jelas bagaimana
sistem mungkin dapat mendukungnya. Model bisnis ini dijelaskan dalam istilah bisnis
murni. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun pengertian secara
umum, antara pengguna bisnis dan teknologi yang pada akhirnya akan membangun
solusi sistem yang tepat untuk itu. Kualitas dan kelengkapan akan model akan
mempengaruhi keberhasilan solusi akhir.
Pemodelan Bisnis menghasilkan artefak berikut :


End-to-end Business Processes




Business Process Diagram



Activity Diagram



Action Narratives

Pemodelan aplikasi, ini berkaitan dengan bagaimana sistem mendukung bisnis.
Setelah menetapkan model bisnis yang menggambarkan alur proses bisnis apa, kita
kemudian mengajukan solusi aplikasi yang dibutuhkan bisnis. Ini pada dasarnya
adalah

pandangan

eksternal

solusi


dan

menunjukkan

bagaimana

pengguna

berinteraksi dengan aplikasi tersebut, tampilan dan nuansa, dan bisnis abstraksi
(benda) yang diwakili oleh aplikasi. Pemodelan aplikasi membahas

persyaratan

fungsional maupun non fungsional.
Model aplikasi tidak bergantung pada teknologi implementasi nya dan terutama
dijelaskan dalam istilah non-teknologi. Karenanya menjadi cukup mudah dimengerti
oleh pengguna bisnis.
Pemodelan Aplikasi menghasilkan artefak berikut :



Business Objects (domain class diagram)



Use-cases diagram



Scenarios (collaboration/sequence diagrams)



User Interface Models:



Dialog




Prototype

Pemodelan sistem ini berkaitan dengan bagaimana sistem yang diwujudkan dengan
menggunakan teknologi. Pemodelan sistem sebagian besar merupakan kegiatan
teknologi yang mencoba untuk menerjemahkan model aplikasi ke dalam bangunan
sistem operasional. Pemodelan sistem harus berurusan dengan rincian spesifikasi
yang menjelaskan bagaimana bagian-bagian sitem akan diwujudkan. Misalnya,
model

harus

berurusan

dengan

konstruksi

khusus


pemrograman,

layanan

middleware, model data, dan sebagainya. Model sistem , menghasilkan pandangan
internal solusi, menunjukkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda berinteraksi
dalam rangka mendukung eksternal, tampilan aplikasi. Pemodelan sistem adalah di
mana

persyaratan

non-fungsional

(misalnya,

platform,

kinerja,

throughput,


skalabilitas, kemampuan pemeliharaan) dibahas. Model sistem dinyatakan dalam
istilah-istilah teknis dan untuk penggunaan internal teknologi yang bekerja di
dalamnya. Pemodelan Sistem menghasilkan artefak berikut :
User Interface Models:


Screen Specifications



Data



Data Entry Validation Rules



Navigation




Front-end Components



Application Server Components



Business Object Server Components



Data Access Components



Data Models


Perlu ditekankan bahwa keputusan desain yang dibuat dalam tiga jenis pemodelan.
Dalam pemodelan bisnis kita tidak hanya merekam cara bisnis beroperasi sekarang (
proses apa adanya), perlu dipertimbangkan bagaimana itu bisa beroperasi dengan
potensi manfaat memperkenalkan sistem informasi yang dapat merampingkan
kegiatan usaha. Dalam pemodelan aplikasi, kita menciptakan metafora, layar, dan
abstraksi yang memungkinkan pengguna akhir untuk menggunakan aplikasi ini
sebagai alat yang efektif dan intuitif yang menyatu dengan proses kerja mereka,
daripada menjadi hambatan bagi pekerjaan mereka. Dalam pemodelan sistem, kita
menemukan artefak perangkat lunak yang secara kolektif tidak hanya menyadari
kebutuhan fungsional untuk aplikasi, tetapi juga memenuhi persyaratan nonfungsional.
http://vhuba.blogspot.co.id/2012/10/definisi-karakteristik-dan-prinsip.html

Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari
pengertian Pemodelan Sistem, maka kita harus mengetahui secara
mendalam apa arti sebenarnya dari dua kata tersebut, yakni Pemodelan
(Model) dan Sistem.
Model adalah adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan
suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model
citra (gambar, komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis.
Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Menurut Anatol Rapoport Sistem adalah “satu kesatuan yang berfungsi
sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah
metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem
yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”Jadi apa yang disebut dengan
Pemodelan Sistem ? Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan
dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan
pemahaman dari informasi yang dibutuhkan.
Karakteristik daripada Pemodelan Sistem, adalah sebagai berikut :

1. Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual.
2. Dapat diamati dengan pola top-down dan partitioned.
3. Memenuhi persyaratan minimal redundancy.
4. Dapat mempresentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang
transparan.

Dari karakteristik pemodelan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu
dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan
customer dan dilengkapi juga dengan keterangan dari gambar atau grafis
tersebut. Alur dari proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi
syaran minimal reudansi dan yang terpenting adalah dapat mempresentasikan
proses dari pada system yang dibuat dan dapat di pahami oleh customer.
Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson Prinsip dari
Pemodelan adalah:

1. Memilih model apa yang di gunakan, bagaimana masalahnya dan
bagaimana juga dengan solusinya.
2. Setiap Model dapat dinyatakan dalam tingkatan yang berbeda

3. Model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas.
4. Tidak pernah ada model tunggal yang cukup baik, setiap system yang baik
memilik serangkaian model kecil yang independen.

Prinsip pemodelan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk model
apa untuk merancang sebuah sitem, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan
bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa berupa narasi,
prototype,

maupun

gambar,

yang

terpenting

adalah

harus

mampu

merepresentasikan visualisasi bentuk sistem yang diinginkan oleh user, karena
sistem akhir yagn dibuat bagi user akan diturunkan dari hasil model tersebut.

http://rahmitria.blogspot.co.id/2012/03/komponen-dan-model-sisteminformasi.html

KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang sering disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen
model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,
komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan
di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi
sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung
database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung
cepat diatasi.

Model Sistem Informasi
Model Tersentralisasi (Terpusat)
Model ini sudah dikenal semenjak tahun 1960-an dengan mainframe
sebagai faktor utama. Mainframe adalah komputer yang berukuran relatif
besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran
besar,dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan
yang sangat cepat dan melibatkan jutaan transaksi. Implementasi dari
arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut
komputasi terpusat). Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer
yang ditempatkan didalam suatu lokasi yag ditujukan untuk melayani
semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak
mempunyai cabang menggunakan model seperti ini.

Model Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Model desentralisasi merupakan konsep dari pemrosesan data
tersebar
(atau
terdistribusi). Sistem pemrosesan data terdistribusi (atau biasa disebut
sebagai komputasi tersebar) sebagai sistem yang terdiri atas sejumlah
komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang dihubungkan dengan
sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer mampu











melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi bisa saling
berinteraksi dalam pertukaran data.

Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi
(Tersebar/Terdistribusi)
Penghematan biaya
Peningkatan tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
Peningkatan kepuasan pemakai
Kemudahan pencadangan ketika terjadi musibah
Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi
(Tersebar/Terdistribusi)
Memungkinkan kekacauan kontrol terhadap sistem komputer.
Ketidaksesuaian dlm menyediakan hardware & software.
Standardisasi bisa tak tercapai.
Model Client/Server
Pada Model ini ada sebagian yang disebut client dan ada yang disebut
server.
Client

Sembarang sistem/proses yang melakukan sesuatu permintaan data
layanan ke server.

Mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri.

Ketika sebuah client meminta suatu data ke server, server akan
segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client
yang bersangkutan. Setelah data diterima, client segera melakukan
pemrosesan.
Server

Sistem/proses yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh
client

Secara fisik dapat berupa komputer (mainframe, mini-komputer,
workstation, ataupun PC) atau piranti yg lain (misalnya printer)

Namun tidak harus berupa sistem fisik, tetapi juga bisa berupa
suatu proses, sebagai contoh adalah yang disebut sebagai database
server adalah sebuah proses di dalam komputer untuk menangani
permintaan akses basis data


SUMMARY
Komponen sistem informasi terdiri
dari :komponen input, komponen model,


komponen output, komponen teknologi,
komponen hardware, komponen software,
komponen basis data, dan komponen kontrol.

Model sistem informasi
tersentralisasi memungkinkan semua
pemrosesan data dilakukan secara
terpusat untuk melayani semua
pemakai.

Model sistem informasi desentralisasi
memungkinkan pemrosesan data
dilakukan secara tersebar pada
sejumlah komputer dan dapat saling
melakukan pertukaran data.

Model sistem informasi client/server
melibatkan sembarang sistem/proses
yang melakukan permintaan
data/layanan serta penyedia
data/layanan tersebut.


http://imansunandar14.blogspot.co.id/2013/05/model-model-pengembangansistem.html

Model-Model Pengembangan Sistem Informasi
Waterfall
Model
Pendekatan suatu pengembangan sistem yang sederhana, lebih dikenal sebagai model
air terjun (waterfall model). Model air terjun ini mendeskripsikan alur proses
pengembangan sistem informasi seperti tampak pada Gambar di bawah ini :

Metode Waterfall

Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan
spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang
memesan sistem atau pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah
spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika
sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika sistem dibuat secara bersama-sama dengan
spesifikasi kebutuhan.

Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang
lebih kecil. Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian
secara hersama-sama. Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan
sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.

Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu
tahap sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan
pengaruh besar pada metode rekayasa
perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan
secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari
bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus
pengembangan sistem.

Problem utama model air terjun ini dalam kebanyakan kasus adalah pada tahap
pemeliharaan. Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi
kebutuhan, analisis, dan perancangan baru berikutnya Karena itu, berbagai model baru
dikembangkan untuk menggambarkan kenyataan tersebut Diantara berbagai model
yang ada, model yang paling populer adalah model spiral. Model spiral dapat
menggambarkan bagaimana suatu versi dapat dikembangkan secara bertingkat
(incremental), seperti tampak pada Gambar di bawah ini :

Model Spiral

Di samping itu, R. Eko Indrajit di dalam bukunya “Manajemen Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi”, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat
dikategorikan dalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang
bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi (mulai dari pengadaan
dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur
jaringan LAN dan WAN).

Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran
dan diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk-produk
ritel Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.

Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri
secara khusus (customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama
dengan pihak luar, seperti konsultan dan software house.

RAD ( Rapid Application Development ) Model
Rapid Application Development (RAD)
atau Rapid Prototyping adalah
model
proses
pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat).
RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang
singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.

Rapid application development menggunakan metode interatif (berulang) dalam
mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan
di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user
dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai
basis desain dan implementasi sistem final.

Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam RAD Model
Model RAD menekankan pada tahap-tahap berikut :
1. Business modeling
Pada tahap ini, aliran informasi (information flow) pada fungsi-fungsi bisnis dimodelkan
untuk mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang
hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa
yang mengolahnya.

2. Data modeling
Aliran informasi yang didefinisikan dari business modeling, disaring lagi agar bisa
dijadikan bagian-bagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis
tersebut. Karakteristik (atribut) setiap objek ditentukan beserta relasi antar objeknya.

3. Process modelling
Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran
informasi untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat
untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data.

4. Application generation
RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Sehingga pada
tahap ini sangat jarang digunakan pemrograman konvensional menggunakan bahasa
pemrograman generasi ketiga (third generation programming languages), tetapi lebih
ditekankan pada reuse komponen-komponen (jika ada) atau membuat komponen baru

(jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk
memfasilitasi pembuatan perangkat lunak

5. Testing and turnover
Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse),
sebagian komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Sehingga mengurangi
waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponen-komponen baru.

Kelebihan RAD Model
RAD memang lebih cepat dari Waterfall. Jika kebutuhan dan batasan proyek sudah
diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi.

Kekurangan RAD Model
1.
Tidak semua proyek bisa dipecah (dimodularisasi), sehingga belum tentu RAD
dipakai pada semua proyek.
2.
Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang
untuk membentuk suatu tim yang mengerjakan tiap bagian tersebut.
3.

Membutuhkan komitmen antara pengemang dengan pelanggan.

4.
Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek
dengan skala besar.
5.

Resiko teknis yang tinggi kurang cocok untuk model ini.

6.

Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.

7.
Karena dibuat dengan reuse komponen-komponen yang sudah ada, fasilitasfasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya oleh program yang mereuse-nya sehingga kualitas program.
Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model
waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan
bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan
software dengan tahap pengujiannya.

Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:

1.

Requirement Analysis & Acceptance Testing

Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran
dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan
tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima
oleh para pengguna atau tidak.

2.

System Design & System Testing

Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada
dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran
dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan
window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data
Dictionary.

3.

Architecture Design & Integration Testing

Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan
digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang
dipakai.

4.

Module Design & Unit Testing

Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modulmodul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk
memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi

program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output
untuk tiap modul, dan lain-lain.

5.

Coding

Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.


V Model memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut secara garis
besar dapat dijelaskan seperti berikut:

V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan
dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk
melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat
mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool
yang dianggap sudah obsolete.

V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model
berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request
terhadap V Model.

V Model juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan
sekali dalam suatu proyek.

V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang
digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang
termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
Prototyping Model

Paradigma dari metode prototyping adalah sistem informasi yang menggambarkan halhal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah
merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali,
dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila
perlu.

Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik
antarmuka ekternal yang ditampilkan. Komponen potensial menggunakan prototype dan
menyediakan masukan tim pengembangan sebelum sebelum pengembangan skala
besar dimulai. Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai
dalam prototype. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim
pengembangan dapat mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan
intrepetasi mereka.

Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam Prototype Model
1.

Pengumpulan kebutuhan

Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang
diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail
kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan.

2.

Perancangan Cepat

Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.

3.

Bangun Prototype

Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana
masalah-masalah tersebut diselesaikan.

4.

Evaluasi prototype

Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk
memperjelas kebutuhan software.

5.

Perbaikan Prototype

Tahap ini Software yang sudah jadi dijalankan dilakukan perbaikan. Perbaikan termasuk
dalam memperbaiki kesalahan/kerusakan yang tidak ditemukan pada langkah
sebelumnya.

Kelebihan Prototype Model adalah :


End user dapat berpartisipasi aktif.



Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.



Mempersingkat waktu pengembangan software.

Kekurangan Prototype Model adalah :


Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.



Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.



Bisanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.



Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.



Prototype terlalu cepat selesai.

Simple Interaction Desain Model

Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu
titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan,
lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain
rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan
tersebut dievaluasi.

Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali
didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user,
maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi
kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga
pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.

Star Lifecycle Model

Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir.
Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design) dalam proses ini
akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar
pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut
ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan
persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi
pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada
tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian,
prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan
kebutuhan user.

http://solalahalawa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-model-pengembangan-sistem.html

MAKALAH MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAN TAHAP PENGEMBANGAN SITEM
INFORMASI MANAJEMEN
MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN TAHAP
PENGEMBANGAN
SITEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Kelompok Empat ( 4 )

FITRUS CERI

: 1110003811004

SOLALA HALAWA : 1110003811020

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Dosen Pembimbing
DRS. BASO IFING, H,Pd, MH.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniahnya kepada kami, dimana
dalam pembuatan makalah kami yang berjudul “ Sitem Informasi Manajemen’’ Dalam pembuatan
makalah kami ini banyak mendapat pelajaran serta kesulitan tetepi berkat bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dari berbagai pihak, ahirnya makalah ini dapat diselesikan tepat waktu,oleh karena itu
maka dari itu kami ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pembina mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
2. Dan pihak-pihak yang telah member kontribusi dalam proses penyusunan.

Kami menyadari sekali,dalam penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari tata
bahasa ataupun masalah tenis penulisan dan jauh dari kata sempurna itu semua semata-mata atas
keterbatasan saya dalam proses belajar, oleh karena itu Kami harap kritik dan saran guna
memperbaiki kelemahan tulisan saya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini kiranya makalah ini dapat bermanfaat
baik untuk pribadi serta pihak lain yang terinspirasi dari makalah Sistem Informasi Manajemen.

Padang, 28 Maret 2013

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………

1

Daftar Isi

………………………………………………

2

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………….

3

1.2. Identifikasi Masalah ………………………………….

4

1.3. Batasan Masalah ……………………………………...

5

1.4. Metode Penulisan …………………………………….

6

1.5. Tujuan Penulisan Masalah …………………………

7

BAB I PEMBAHASAN
A. Model Dalam Pengembangan Sistem Informasi manajemen 8
B. Prinsip – Prinsip Pengambangan Sistem …………

9

C. Model – Model Pengambangan SIM ………………

10

BAB II TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN …………………………………………
A. Tahap – Tahap Pengembangan SIM ………………….
B. Peren Manajemen dalam Proses Perencanaan ……

13
16

C. Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan
beberapa metode…………………………………….

17

BAB III
A. Penutup…….... …………………………………

18

B. Saran ……………………………………………
C. Daftar Pustaka …………………………………

19
20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam suatu instansi pemerintah dan non pemerintah di Indonesia ysng terdiri dari berbagai
macam atau model pengembangan system informasin disetiap organisasi masih belum memenuhi
tahap – tahap Pengembangan system informasi manajemen. dalam pengembangan system masih
banyak terdapat tumpang tindih disetiap para manajemen, disebabkan karena kekuangan informasi
dari atasan hingga bawahannya, sehingga apa yang direncanakan dalam organisasi tersebut tidak
mudah tercapai secara efektif dan efesiensi. informasi sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi
untuk mendukung berjalang suatu perencanaan sehingga saling bertukar informasi antar
atasan,mengenah dan bawahan. System adalah suatu organ yang saling tergantung antar satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Bila suatu system mengalami suatu kekurangan akan
mempengaruhi system yang lainnya dan tujuan yang diharapkan kemungkinan besar tidak tercapai.

Dalam pengembangan suatu sistem manajemen harus memenuhi suatu tahap – tahap agar
tujuan organisasi tersebut dapat terkoordinasi, bekerja sama dengan baik dan dapat menggunakan
sumber – sumber daya yang telah ada serta tidak ada penyimpangan dalam manajemen, sehingga
manajemen dapat berjalan sesui dengan yang diharpkan sebelumnya.

[1]
BAB II
PEMBAHASAN

MODEL PENGEMBANGAN SITEM INFORMASI MANAJEMEN

A. Model dalam pengembangan sistem informasi manajemen.

1. Perlunya Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan suatu sistem, ini berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlunya sistem
diperbaharui atau diganti yaitu :
1.
a.

Adanya permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem lama seperti

Ketidakberesan
Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan
seperti :
- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan perusahaan dan kebenaran
dari data kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan ini
seperti kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru. Semua ini mengakibatkan sistem lama tidak efektif lagi.
2.

Untuk meraih kesempatan-kesempatan(opportunities)

Disini maksudnya adalah dengan pengembangan system kita dapat mempromosikan usaha kita
melalui internet sehingga kita bisa meraih kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan dan
meningkatkan pelanggan.
3.
Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan system yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atasan
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
2. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem
- Memecahkan permasalahan-permasalahan
- Meraih kesempatan-kesempatan
- Memenuhi instruksi yang diberikan
3. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru

- Perfomance (kinerja)

Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari
throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu) dan response time
(rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi).
- Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan[2]
- Ekonomis
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya
yang terjadi.
- Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.
- Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.

4. Prinsip Pengembangan Sistem

Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
1.

Sistem untuk manajemen

Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah
manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2.
Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3.

Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam
proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu
diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat
memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system
Siklus atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau SDLC) umumnya
menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.
5.
Proses pengembangan system tidak harus urut
Disini dimaksud adalah langkah-langkah dapat dilakukan secara bersamaan.
6.
Jangan takut membatalkan proyek

Proyek yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau dibatalkan karena
apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana saja.
7.
Dokumentasi harus ada dan pedoman dalam pengembangan system
Kegagalan membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis system.
Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan system, karena dokumentasi ini
dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini
nantinya digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system dan dapat
digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem .

B. MODEL WATERFALL

Disebut dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall
dapat dilihat pada gambar berikut :
Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan
tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang
dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
 System / Information Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari
keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting,
mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain
seperti hardware,database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
 Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada
software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus
mengerti tentang domain informasi darisoftware, misalnya fungsi yang dibutuhkan,user interface,
dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan
dan ditunjukkan kepada pelanggan.[3]
 Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke
dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas
sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
 Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa
pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap designyang
secara teknis nantinya dikerjakan olehprogrammer.

 Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software.
Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

 Maintenance. Pemeliharaan suatu softwarediperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan,
karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih
ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada
pada softwaretersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal
perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

C. .

Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam
Perusahaan.
1. Sistem Lingkaran Terbuka
Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan
lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan
manufakur,
mengolah
bahan
mentah
menjadi
bahan
produksi
siap[4]pakai, Imput,Prosses, Output.Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran
terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk
yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan (collaps).

2. Sistem Lingkara Tertutup
Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan.
Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk
yang dihasilkan.

3. Sistem Umpah Balik
Umpan balik yang berguna untuk proses pengendalian adalah Informasi dengan dmensi-dimensi
sebagai berikut: Relevansi, Akurasi, Ketepatan Waktu, Kelengkapan .

BAB III
TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A . Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen
Tahapan-tahapan Pengembangan SistemInformasi
a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi
– daur hidup Pengembangan Sistem.
– Tahap investigasi sistem informasi.
– Tahap analisis sistem informasi.
– Tahap perancangan sistem informasi.
– Tahap pembuatan sistem informasi.

Daur Hidup Pengembangan Sistem
Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu: yaitu tahap perencanaan,
analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan pemeliharaan.
b. Tahap perencanaan sistem informasi

Pada tahap ini, tim pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan
mendefinisikannya secara rinci, kemudian membentuk tujuan pembuatan sistem dan
mengidentifikasi kendala-kendalanya

Tahap ini menjadi sangat penting karena :
1. Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi
secara rinci.
2. Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan
kompetitf.
3. Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran
didalam organisasi.
4. Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi
tenaga kerja didalam organisasi.
c. Peran manajemen dalam proses perencanaan
1. Memberi umpan balik dan membangun kerjasama antarindividu
dan siapa saja yang terlibat baik langsung maupun tidak.
2. Manajer bertanggung jawab untuk membuat kesanggupan guna
menyusun perencanaan SI berbasis komputer, dan jika saat tiba,
maka para pengelola harus siap untuk mendukung implementasi
rencana tersebut.
d. Tahap analisis sistem informasi
Pada tahap ini tim pembuat sistem akan menganalisis
permasalahan lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan :[5]

Menurut Mc. Leod terdapat 6 dimensi kelayakan [6]
1. Kelayakan teknis
2. Pengembalian Teknis
3. Pengembalian Non-ekonomis
4. Hukum dan Etika
5. Operasional
6. Jadwal

e. Faktor-faktor pemodelan SI
1. Kelayakan organisasi
2. Memilih kelompok bisnis
3. Melihat kemingkinan-kemungkinan

4. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik
5. Lingkungan operasional sistem
6. Sistem harga
f. Tahap perancangan sistem informasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perancangan, antara lain:
A. Kebutuhan perusahaan.
B. Kebutuhan operator.
C. Kebutuhan pemakai.
D. Kebutuhan teknis.

g. Tahap penerapan sistem informasi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan
rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam
teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer[7]
Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode, antara lain:
1. Paket Aplikasi
2. Pengembangan oleh staf sendiri
3. Pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama yang dilakukan dari pihak luar
h. Tahap evaluasi
Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun.proses uji coba ini
diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.Tahapan proses uji coba, antara
lain:
a.Mengecek alur sistem secara keseluruhan
b.Melakukan penelusuran pada sampel data
c.pengecekan
i. Tahap penggunaan dan pemeliharaan
Pada tahap ini sistem telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk
menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya.
Pemeliharaan sistem secara rutin dapat meliputi penataan ulang database, memback-up dan
scanning virus.

BAB IV

Kesimpulan :

A. Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
1. Sistem untuk manajemen
Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah
manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2. Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam
proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu
diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat
memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

B. Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam
Perusahaan.

1. Sistem Lingkaran Terbuka

Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan
lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan
manufakur,
mengolah
bahan
mentah
menjadi
bahan
produksi
siap
pakai,Imput,Prosses, Output. Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran
terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk
yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan(collaps).

2. Sistem Lingkara Tertutup
Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan.
Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk
yang dihasilkan.
3. . Sistem Umpah Balik
Umpan balik yang berguna untuk proses pengendalian adalah Informasi dengan dmensi-dimensi
sebagai berikut: Relevansi, Akurasi, Ketepatan Waktu, Kelengkapan .

C. Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen Tahapan-tahapan
Pengembangan Sistem Informasi :
a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi
b. Tahap perencanaan sistem informasi
c. Peran manajemen dalam proses perencanaan
d. Tahap analisis sistem informasi
Saran :

Dalam pembahasan makalah kami ini yang berjudul “ Model Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen dan Tahap – Tahap Pengembangan Sistem Informasi Manajemen, dimana dalam
pembahasan makalah kami ini, baik dalam bentuk penulisan maupun dalam bentuk pengajian masih
belum sempurna. Oleh karena itu segala keterbatasan kami dalam pembuatan makalah kami ini
segala kritik dan masukan yang bersifat membangun semoga dapat bermanfaat bagi kami .

Dalam hal ini kami juga sangat berterima kasih Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
Berkah dan Rahmatnya Kepada kami sejak kami mulaikan makalah kami ini hingga selesai, kami juga
tidak lupa berterimakasih yang sebesar - besarnya kepada bapak yang mengasuh bidang study “
Sistem Informasi Manajemen ’’ dimana atas segala arahan dan bimbingan yang telah bapak berikan
dalam bentuk makalah ini, lebih – lebih kami juga berterimakasih kepada teman – teman atas segala
dukungan dan kerja sama yang baik dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam hal ini , tiada yang bisa kami perbuat selain Doa, semoga Tuhan Memberkati Kita
Semua, akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Daftar Pustaka :

J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.
Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall,
1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi,
Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.
Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET Yogyakarta, 1990.John G. Burch, Jr, Felix
R. Strater, Gary Grudnistski, Information Systems : Theory andKenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall.
Systems Analysis and Design. Fifth Edition, International Edition. 2003.
Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second
Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten, Bentley and
Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New
Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988
http://yogaefron.blogspot.com/2009/02/definisi-pengertian-sistem-informasi.html. [07 Februari
2012]

[1]http://yogaefron.blogspot.com/2009/02/definisi-pengertian-sistem-informasi.html .
2012]

[07

Februari

[2] Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall, 1991Jogiyanto
HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan
dan Pengelolaan. 2003.

[3] http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html . [07 Februari 2012]

[4] A Study of Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten,

Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International
Edition, New Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988
[5] Groover, M.P. (1987), Automation, Production Systems, and Computer Integrated Manufacturing, PrenticeHall of India, New Dehli.
[6] Edwards, L.A., dan Kipper, J.P. (1994), Computerization: problem and solutions, Hydrocarbon Processing,
Juni 1994, h. 57-65.

[7] Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second
Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System :


J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.

https://murtri.wordpress.com/2014/08/25/model-model-pengembangan-perangkat-lunakbeserta-contoh-penerapannya/

Model – Model Pengembangan
Perangkat Lunak Beserta
Contoh Penerapannya
25 Agustus 2014 trimfridayanto

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang
“Model – Model Pengembangan Perangkat Lunak Beserta
Contoh Penerapannya”. Sebelumnya, Apa itu
Pengembangan Perangkat Lunak?

Proses Pengembangan Perangkat Lunak (Software
Development Process) adalah suatu penerapan struktur
pada pengembangan suatu Perangkat Lunak (Software),
yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan
memberikan panduan untuk menyukseskan proyek
pengembangan sistem melalui tahapan-tahapan tertentu.
Dalam prosesnya, terdapat beberapa par