HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DAN PMT DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU SEKAR TANJUNG BANARAN KEL. SEKARAN KEC. GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

  HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DAN PMT DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU

  SEKAR TANJUNG BANARAN KEL. SEKARAN KEC. GUNUNGPATI KOTA SEMARANG MONICA TSANY SINTA PUSPITARINI,

  ARI MURDIATI *) NI LUH SUMINI *)

  • ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat Dalam menciptakan SDM yang bermutu, perlu ditata

sejak dini yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak-anak, khususnya anak balita. Salah satu unsur

penting dari kesehatan adalah masalah gizi. Dari hasil studi pendahuluan peneliti melakukan

wawancara terhadap 10 ibu dengan balita BB kurang didapatkan bahwa 6 ibu kurang mengerti tentang

Kadarzi dan PMT, sedangkan 4 ibu yang lain lebih mengerti tentang Kadarzi dan PMT. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT

dengan status gizi balita usia 1-3 tahun.

  Pemberian makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI. pemberian

intervensi gizi berupa PMT ini bertujuan untuk menanggulangi secara langsung masalah gizi yang

terjadi pada golongan atau kelompok rentan gizi seperti balita dan anak-anak usia prasekolah.

Diharapkan dengan program ini dapat ikut serta mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) melalui

sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang.

  Penelitian ini termasuk penelitian kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan

kebidanan kaitannya pada balita dengan menggunakan jenis penelitian secara korelasi dan pendekatan

cross sectional dengan variabel independent yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT

dan variabel dependent yaitu status gizi balita. Sampel pada penelitian ini sebanyak 37 ibu balita usia

1-3 tahun yang diambil secara total sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

primer dan sekunder, dengan cara wawancara yaitu dengan kuesioner. Data diolah dengan langkah

editing, scoring, coding, entry dan analisa data.

  Pada analisis secara univariat variabel didistribusikan dengan masing – masing proporsi,

sedangkan pada analisis bivariat dalam menganalisis hubungan antara digunakan uji chi square. Hasil

dari penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2011 di Posyandu Sekar Tanjung Banaran Kel.

Sekaran Kec. Gunungpati diantaranya pengetahuan tentang Kadarzi yang kurang sebanyak 40,5%,

pengetahuan tentang PMT yang kurang sebanyak 35,1% dan status gizi balita yang kurang sebanyak

18,9%.

  Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang

Kadarzi dan PMT dapat menyebabkan status gizi balita yang kurang pula. Dari hasil yang ada secara

statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Selanjutnya dapat disarankan memberikan

dukungan dan penyuluhan kepada ibu balita masalah gizi serta pengadaan PMT secara terus-menerus,

bagi tempat pelayanan dapat meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan kepada balita, bagi

masyarakat dapat turut serta memberikan dukungan pada ibu balita untuk memberikan gizi yang baik

untuk balitanya, bagi peneliti dapat membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan

dengan kesehatan terutama gizi agar bisa diinformasikan dan diterapkan oleh masyarakat.

  Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Kadarzi, PMT, Status Gizi Balita

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Sejak Dasawarsa 1990-an, kata kunci pembangunan bangsa di negara berkembang, termasuk Indonesia adalah Sumber Daya Manusia (SDM).

  Terciptanya keberhasilan pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan kualitas SDM yang baik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang tidak terlepas dari pembangunan kesehatan dan bidang pendidikan melalui pemanfaatan sumber daya yang ada dan sarana prasarana yang tersedia. SDM yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Sejalan dengan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang mengutamakan pada upaya preventif dan promotif serta pemberdayaan keluarga di masyarakat dalam bidang kesehatan (Depkes RI, 2005).

  Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dapat dilakukan dengan cara melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dengan melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan maka telah dilakukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

  Dalam menciptakan SDM yang bermutu, perlu ditata sejak dini yaitu masalah gizi. Gizi sangat penting bagi kehidupan. Kekurangan gizi pada anak dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit, menurunnya tingkat kecerdasan, dan terganggunya mental anak. Kekurangan gizi yang serius dapat menyebabkan kematian anak (Santoso, 2004).

  Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 1998 telah dicanangkan gerakan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang dimotori oleh Departemen Kesehatan dengan tujuan agar pada tahun 2010 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga Sadar Gizi. Kadarzi adalah cerminan keluarga yang berperilaku gizi seimbang yang ditandai dengan sikap dan perilaku gizi yang mendukung terciptanya keadaan gizi yang optimal bagi anggota keluarganya (Depkes RI, 2000).

  Dalam rangka meningkatkan taraf gizi masyarakat seperti tertuang dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPEN) 2001-2005, undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propernas) dan Indonesia sehat 2010 ditetapkan bahwa 80% keluarga Indonesia dapat menjadi KADARZI (Depkes RI, 2000).

  Manfaat keluarga sadar gizi adalah keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizinya melalui pemanfaatan aneka ragam pangan sesuai dengan ekonomi keluarga dan lingkungan masyarakat setempat. Perlu diketahui bahwa masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan karakteristik khusus tiap-tiap keluarga. Oleh karena itu, penanggulangannya harus melibatkan beberapa sektor yang terkait (Supariasa, 2002).

  Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program dari Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang, dapat dijelaskan bahwa keadaan gizi masyarakat Semarang seperti yang tercermin dalam hasil penimbangan balita adalah sebagai berikut, data tahun 2010 menunjukkan jumlah balita yang ada 113.027 dan jumlah tersebut yang datang dan ditimbang di posyandu sebanyak 83.717 dengan rincian yang naik berat badannya 62.701 anak (74,90 %) dan balita yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 846 anak (1,01%). Data tersebut menunjukkan bahwa di Jawa Tengah masih banyak balita yang status gizinya berada di bawah standar.

  Sedangkan data lain yaitu cakupan Kadarzi di Semarang semakin meningkat. Pada tahun 2008 jumlah cakupan Kadarzi mencapai 65,77% dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 66,30% (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2010).

  Berdasarkan data dari Puskesmas Sekaran bulan Februari 2011 tercatat jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Sekaran adalah 41 buah. Jumlah balita keseluruhan di wilayah Puskesmas Sekaran sebanyak 2375 balita. Data dari Posyandu Sekar Tanjung bulan Maret 2011 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan balita di wilayah Posyandu tersebut terdapat 76 balita. Balita yang berusia 1-3 tahun sebanyak 37 balita. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2011 di Posyandu Sekar Tanjung peneliti melakukan wawancara menggunakan 10 item pertanyaan yang berisi tentang Kadarzi dan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran Kelurahan Sekaran Kec. Gunungpati.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan Status Gizi Balita Usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang?”

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang.

  b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Pemberian Makanan Tambahan balita di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec.

  Gunungpati kota Semarang.

  c. Mengetahui status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang.

  d. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi e. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut.

  2. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan upaya Kadarzi dan PMT untuk peningkatan status gizi balita.

  3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT serta status gizi balita usia 1-3 tahun di wilayahnya.

  4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan sebagai sarana untuk melatih diri melakukan penelitian serta menerapkan ilmu–ilmu yang sudah diperoleh.

  5. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta memberikan pengetahuan pada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai balita tentang Keluarga Sadar Gizi dan PMT untuk balitanya.

METODE PENELITIAN

  A. Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan kaitannya pada balita yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan status gizi balita di Posyandu Sekar Tanjung Banaran Kelurahan Sekaran Kota Semarang yang dilakukan pada bulan Agustus 2011.

  B. Jenis dan Rancangan Penelitian

  Penelitian yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran Kelurahan Sekaran Kota Semarang ini merupakan penelitian korelasi yaitu penelitian atau penelaah hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2005).

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian cross

  sectional yaitu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor

  resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005).

C. Populasi dan Sampel

  1. Populasi Populasi merupakan kelompok subyek yang hendak dikenal diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun dan mengikuti kegiatan Posyandu di Posyandu Sekar Tanjung yaitu sebanyak 37 ibu balita usia 1-3 tahun.

  2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

  2007). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 ibu balita usia 1-3 tahun.

  3. Teknik Sampling Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan menggunakan seluruh jumlah populasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A. Hasil Penelitian

  1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia

  1-3 tahun. Penelitian ini bertempat di Posyandu Sekar Tanjung Banaran kel. Sekaran kec. Gunungpati kota Semarang.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dan balita usia 1-3 tahun yang mengikuti kegiatan Posyandu Sekar Tanjung pada bulan Maret 2011 terdapat 37 ibu balita usia 1-3 tahun. Dengan menggunakan tehnik total sampling dan pendidikan terendah responden paling banyak adalah SD (Sekolah Dasar) serta pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga.

  2. Analisa Univariat

  a. Pengetahuan Ibu tentang Kadarzi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden tentang Kadarzi seperti tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Pengetahuan Responden tentang Kadarzi

  Pengetahuan Kadarzi f % baik

  6

  16.2 cukup

  16

  43.2 kurang

  15

  40.5 Total 37 100.0 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data responden berdasarkan pengetahuan tentang Kadarzi yang baik adalah sebanyak 6 orang

  (16,2%), pengetahuan tentang Kadarzi yang cukup adalah sebanyak 16 orang (43,2%) dan pengetahuan tentang Kadarzi yang kurang sebanyak 15 orang (40,5%).

  b. Pengetahuan Ibu tentang PMT Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden tentang PMT seperti tabel 4.2 berikut ini :

  Pengetahuan PMT f % Baik

  8

  21.6 Cukup

  16

  43.2 Kurang

  13

  35.1 Total 37 100.0 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data responden berdasarkan pengetahuan tentang PMT yang baik adalah sebanyak 8 orang (21,6%), pengetahuan PMT yang cukup sebanyak 16 orang (43,2%) dan pengetahuan tentang PMT yang kurang sebanyak 13 orang (35,1%).

  c. Status Gizi Balita Berdasarkan hasil penelitian status gizi balita diperoleh data seperti tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Status Gizi Balita

  Status Gizi Balita f % Baik 30 81,1

  Kurang 7 18,9 Total 37 100

  Berdasarkan tabel diatas, diperoleh status gizi balita yang baik adalah sebanyak 30 balita (81,1%) dan status gizi balita kurang sebanyak 7 balita (18,9%).

  3. Analisa Bivariat Tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang Kadarzi dengan status gizi dan pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi di

  Posyandu Sekar Tanjung Banaran diperoleh tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang Kadarzi dengan status gizi balita usia 1-3 tahun

  Status Gizi Gizi baik Gizi kurang Total

  Pengetahuan Kadarzi n % n % n % 6 100 0 0 6 100

  Baik 16 100 0 0 16 100

  Cukup 8 53,3 7 46,7 15 100 Kurang 30 81,1 7 18,9 37 100 Total

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang kadarzi kategori baik dengan status gizi balita juga

  baik yaitu sebanyak 6 orang (100%), responden yang mempunyai pengetahuan Kadarzi cukup dan gizi balitanya baik sebanyak 16 orang (100%), dan responden yang mempunyai pengetahuan tentang Kadarzi

Tabel 4.5 tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun

  Status Gizi Pengetahuan Gizi baik Gizi kurang Total PMT n % n % n % Baik 8 100 0 0 8 100 Cukup 16 100 0 0 16 100 Kurang 6 46,2 7 53,8 13 100 Total 30 81,1 7 18,9 37 100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang PMT kategori baik dengan status gizi balita juga baik

  yaitu sebanyak 8 orang (100%), responden yang mempunyai pengetahuan PMT cukup dan gizi balitanya baik sebanyak 16 orang (100%), dan responden yang mempunyai pengetahuan tentang PMT yang kurang dan gizi balitanya kurang sebanyak 7 orang (53,8%).

  2 Berdasarkan tabel 3x2 diatas,didapatkan hasil chi square X =

  12,662 dan p value = 0,002. Namun dari uji chi square tersebut terdapat 4 sel (66,7%) yang nilai harapannya (expected count) < 5 sehingga uji chi square dikatakan tidak memenuhi syarat dan harus dilakukan koreksi dengan uji fisher exact test. Dari hasil uji fisher exact test tersebut diketahui bahwa nilai signifikan untuk 2-sided (two tail) adalah 0,001 < α pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran.

  B. Pembahasan Penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran tahun 2011 akan dibahas satu per satu untuk masing-masing faktor di bawah ini.

  1. Pengetahuan tentang Kadarzi Hasil penelitian tentang pengetahuan Kadarzi yang telah dilakukan terhadap 37 ibu balita menunjukkan bahwa ada 15 ibu (40,5%) yang mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini sesuai teori (Notoatmodjo, 2003) bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yaitu pendidikan, paparan media massa (akses informasi), ekonomi (pendapatan), hubungan sosial dan akses layanan kesehatan.

  Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa terdapat 6 ibu (16,2%) yang mempunyai pengetahuan baik tentang Kadarzi dan 16 ibu (43,2%) mempunyai pengetahuan cukup, yang dalam teori (Sandjaja, 2009) mengatakan bahwa Kadarzi adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya serta mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Untuk mencapai Kadarzi keluarga harus

  Hasil penelitian diperoleh data responden berdasarkan pengetahuan tentang PMT yang baik adalah sebanyak 8 orang (21,6%), pengetahuan PMT yang cukup sebanyak 16 orang (43,2%) dan pengetahuan tentang PMT yang kurang sebanyak 13 orang (35,1%). Hal ini sesuai teori (Notoatmodjo, 2003) bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yaitu pendidikan, paparan media massa (akses informasi), ekonomi (pendapatan), hubungan sosial dan akses layanan kesehatan. Dan teori (Sulistyorini, 2010) menunjukkan bahwa pemberian intervensi gizi berupa PMT bertujuan untuk menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada golongan atau kelompok rentan gizi seperti balita dan anak-anak usia prasekolah. Diharapkan dengan program ini dapat ikut serta mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) melalui sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang.

  3. Status Gizi Balita Berdasarkan hasil penelitian diperoleh status gizi balita yang baik adalah sebanyak 30 balita (81,1%) dan status gizi balita kurang sebanyak

  7 balita (18,9%). Dalam teori (Waryana, 2010), status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. Adanya hasil yang menunjukkan bahwa terdapat status gizi balita yang baik dan kurang merupakan kesimpulan dari bagaimana cara ibu memberikan gizi pada balitanya dan

  4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dengan status gizi balita Dari hasil penelitian responden yang mempunyai pengetahuan tentang kadarzi kategori baik dengan status gizi balita juga baik yaitu sebanyak 6 orang (100%), responden yang mempunyai pengetahuan Kadarzi cukup dan gizi balitanya baik sebanyak 16 orang (100%), dan responden yang mempunyai pengetahuan tentang Kadarzi yang kurang tetapi gizi balitanya baik sebanyak 8 orang (53,3%). Responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang Kadarzi menunjukkan bahwa status gizi balita masuk dalam kategori baik, sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang Kadarzi menunjukkan bahwa status gizi balita juga kurang. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Kadarzi dengan status gizi balita.

5. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi balita

  Dari hasil penelitian responden yang mempunyai pengetahuan tentang PMT kategori baik dengan status gizi balita juga baik yaitu sebanyak 8 orang (100%), responden yang mempunyai pengetahuan PMT cukup dan gizi balitanya baik sebanyak 16 orang (100%), dan responden yang mempunyai pengetahuan tentang PMT yang kurang dan gizi balitanya kurang sebanyak 7 orang (53,8%). Responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang PMT menunjukkan bahwa status gizi balita masuk dalam kategori baik, sedangkan responden yang mempunyai balita juga kurang. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi balita.

KESIMPULAN DAN SARAN

  A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dari tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dan PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun di Posyandu Sekar Tanjung Banaran, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu dengan kategori cukup sebanyak 16 orang (59,5%), kurang sebanyak 15 orang (40,5%) dan baik sebanyak 6 orang (16,2%).

  2. Tingkat pengetahuan ibu tentang PMT didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu dengan kategori cukup sebanyak 16 orang (43,2%), kurang sebanyak 13 orang (35,1%) dan baik sebanyak 8 orang (21,6%).

  3. Status gizi balita usia 1-3 tahun sebagian besar termasuk kategori baik sebanyak 30 balita (81,1%) dan yang kurang sebanyak 7 balita (18,9%).

  4. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kadarzi dengan status gizi balita usia 1-3 tahun dengan didapat hasil keputusan Ha diterima dan H ditolak karena probabilitas uji fisher exact

  5. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang PMT dengan status gizi balita usia 1-3 tahun dengan didapat hasil keputusan Ha diterima dan H ditolak karena probabilitas uji fisher exact (0,001) < α (0,05).

  B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti menyampaikan saran- saran pada pihak yang terkait. Saran yang dapat disampaikan adalah:

  1. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk informasi dan simulasi melalui penyuluhan kepada ibu balita yang pengetahuannya tentang Kadarzi dan PMT kurang serta ibu yang balitanya mengalami gizi kurang yaitu dengan penyuluhan masalah gizi serta pengadaan PMT secara terus- menerus.

  2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan dapat meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan serta memberikan penyuluhan tentang gizi balita yang sesuai dengan usia balita tersebut.

  3. Bagi Masyarakat Suami dan keluarga diharapkan untuk ikut serta memberikan dukungan pada ibu yang mempunyai balita agar ibu balita tersebut bersemangat untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi

  4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi pendidikan dapat memberikan wawasan yang luas mengenai gizi balita agar setelah mahasiswa selesai melakukan studi dapat membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan sehingga dapat memberikan informasi yang jelas tentang gizi balita kepada masyarakat.

  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

  Rineka Cipta.

  . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi Pedoman bagi Bidan dan Petugas Kesehatan & Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

  Depkes RI. 2000. Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Depkes RI. DKK Semarang. 2010. Profil Kesehatan Kota Semarang 2010. Semarang: Dinas Kesehatan.

  Hidayat, AA. 2007. Metode Penelitian Kesehatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Moehji, Sjahmien. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara76. NN. 160 Kriteria dan Panduan Keluarga Sadar Gizi. http//smallcrab.com/gizi.

  Diunduh tgl 23 Desember 2010. Paath, EF, dkk. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Proverawati, A, Siti A. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Reality, Tim. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher. Rosidah, Didah. 2004. Pemberian Makanan Tambahan: Makanan untuk Anak Menyusu. Jakarta: EGC. Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Kompas. Santoso, S, Anne LR. 2004. Kesehatan Dan Gizi Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sulistyorini, Cahyo I, dkk. 2010. Posyandu & Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.

  Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Uripi, Vera. 2004. Menu Sehat untuk Balita. Jakarta: Puspa Swara Aksara. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3BULAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN LEBIH DARI 1 TAHUN DI BPM KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN Indah Cahyani Titik Kurniawati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husadayahoo

0 0 12

PERBEDAAN USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI SDN 2 PEGULON DAN REMAJA PUTERI TUNA GRAHITA SLB SWADAYA KABUPATEN KENDAL

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA MAHASISWA AKBID ABDI HUSADASEMARANG SEMESTER II TINGKAT 1 TAHUN AKADEMIK 2012/2013

0 0 16

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KENAIKAN BERAT BADAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG

0 0 7

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Aniswatin Sa’adah Lingga Kurniati) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNGA

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN LAMA PERSALINAN KALA 1 DI BPM NY ESTI WIJAYANTI, AM.KEB GENUK KOTA SEMARANG Ayu Fatikhah Widyah Setiyowati) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : wiwidwidyahyahoo.com ABSTRAK - HUB

0 0 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN FISIOLOGIS DAN PATHOLOGIS DI MTS ( MADRASAH TSANAWIYAH ) KOTA SEMARANG Novita Nining Anggraeni Fitriani Nur Damayanti) ) Universitas Muhammadiyah Semarang Korespondensi : fitrianinurdamayant

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER LEHER RAHIM DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN KANDRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PERAWATAN POST PARTUM PADA IBU NIFAS DI BPM NY. NUR AENI FARIDA Am.Keb GUNUNG PATI SEMARANG

0 0 9

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG BBRT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 201

0 0 24