PENGARUH ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE DAN INTERNAL CONTROL TERHADAP INDIKASI TERJADINYA FRAUD PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

INDONESIA

1 Rahmayani * *2 , Rahmawaty

1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

e-mail: rahmayani.au@gmail.com *1 rahmawaty@unsyiah.ac.id *2

Abstrak

The purpose of this study is to examine the effect of independent variables on fraud of Indonesian Islamic banks in the period of 2011-2015. Independent variables that used in this study are Islamic corporate governance with the execution of duties and responsible of Shariah Supervisory Board and the execution of duties and responsible of management as an indicator and internal control. By using purposive sampling method, from 12 Islamic banks in Indonesian, 9 Islamic banks are choosen as the samples in this study. The type of data used in this study aresecondary data which is good corporate governance statement. Collecting data technique used in this study is documentary. Data are analyzed by statistical analysis using a multiple regression analysis and are processed by IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) 23th version program. The results of this study show that 6,1% dependent variable or fraud can be explained by the three of independent variables. Simultaneously the three of independent variables have no effect on fraud. Partially the execution of duties and responsible of Shariah Supervisory Board and the execution of duties and responsible of management and internal controlhave no effect on fraud.

Keywords: Fraud, Islamic Corporate Governance, Shariah Supervisory Board, management, internal control.

dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip Bank pada dasarnya adalah entitas yang

1.1. Pendahuluan

keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun), melakukan kegiatan penghimpunan dana dari

kemaslahatan (mashahah), universalisme (alamiyah) masyarakat dalam bentuk simpanan, pembiayaan dan

serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim, dalam bentuk kredit serta dalam bentuk-bentuk lainnya

dan obyek yang haram. Bank syariah terdiri atas Bank untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Perkembangan sektor perbankan di Indonesia menarik

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Salah satu untuk dicermati terutama terkait dengan pasang surut

prinsip dalam perbankan syariah adalah penerapan yang dialami oleh industri perbankan di Indonesia.

bagi hasil sesuai dengan kaidah ajaran Islam. Saat ini di Indonesia dikenal ada dua jenis bank yaitu

Bank Islam pertama di Indonesia yaitu Bank bank yang melaksanakan kegiatannya secara

Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1992 konvensional dan bank yang melaksanakan

(Yaya, 2013:17). Saat ini perbankan syariah di kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah atau

Indonesia mengalami perkembangan yang semakin yang disebut bank syariah.

pesat. Perkembangan tersebut terlihat perkembangan Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun

kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di 2008 tentang perbankan syariah, perbankan syariah

Indonesia.

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam yang diatur

Tabel 1.1 Perkembangan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan rasio-rasio

dirugikan terkait gadai emas yang ada pada BRI kinerja keuangan dari bank umum syariah di Indonesia

syariah dan Bank Mega Syariah (Wijaya, 2012) selama tahun 2011-2016. Rasio-rasio tersebut

(Sadikin, 2014). Di negara lain juga banyak terjadi dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam

kasus pada bank syariah, seperti kasus yang terjadi data statistik perbankan syariah tahun 2016.

pada Dubai Islamic Bank yang kehilangan sekitar US$ Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tidak semua

300 miliar akibat laporan keuangan yang tidak tepat rasio kinerja keuangan mengalami peningkatan.CAR

dan pada Islamic Bank of South Afrika yang bangkrut mengalami peningkatan, walaupun sempat mengalami

pada tahun 1997 dengan hutang antara R50 hingga penurunan pada tahun 2012. Peningkatan CAR

R70 juta yang disebabkan oleh manajemen yang buruk menandakan bahwa posisi modal bank umum syariah

serta sistem akuntansi dan manajemen yang tidak tepat di Indonesia dalam keadaan yang baik.Walaupun

(Rini, 2014). Kasus tersebut membuktikan bahwa sempat menurun, namun CAR dari bank umum

lembaga syariah dan bank yang berbasis syariah tidak syariah ini tetap di atas rata-rata dari minimum CAR

menjamin bebas dari tindakan fraud. Setiap organisasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah 8%.

memiliki risiko terjadinya fraud dengan segala bentuk Demikian juga untuk rasio-rasio keuangan lainnya.

dan modusnya.

Seiring dengan berkembangnya bank syariah maka Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP semakin besar tantangan yang harus dihadapi oleh

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan fraud bank syariah. Meskipun bank syariah menjalankan

adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang tugas-tugasnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah

sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau namun hal itu tidak menjamin bank syariah bebas dari

memanipulasi Bank, nasabah, atau pihak lain, yang tindak kecurangan (fraud).

terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan Di Indonesia telah banyak terjadi kasus-kasus

sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah, fraud di lembaga syariah. Seperti kasus yang terjadi

atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku pada Bank Syariah Mandiri cabang Bogor terkait

fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara penyaluran fiktif yang melibatkan pihak internal bank

langsung maupun tidak langsung. Fraud dalam suatu yaitu sebesar 102 miliar rupiah kepada 197 nasabah

organisasi dapat dilakukan oleh berbagai tingkatan fiktif. Kerugian yang diakibatkan dari kejadian

baik dari pihak manajemen sampai pemilik (Anugerah, tersebut yaitu sebesar 59 miliar rupiah, dan Bareskrim

2014). Tuanakotta (2007) dalam Anugerah (2014) Polri menetapkan empat tersangka yang mana tiga

menerangkan bahwa ada 3 (tiga) kondisi yang diantaranya merupakan pegawai BSM (Kusumadewi,

menyebabkan terjadinya fraud atau disebut dengan 2013). Selain kasus tersebut juga terdapat beberapa

fraud triangle . Pertama adanya motif atau tekanan kasus yang terjadi, seperti kasus yang dialami oleh

(incentive/pressure) , kedua adanya kesempatan BRI syariah dan Bank Mega Syariah yang merasa

(opportunity) , dan ketiga adanya rasionalisasi

 (rationalization/attitude) dan kecenderungan perilaku

terhindar dari praktik kecurangan. Self Assessment untuk membenarkan tindakannya. Untuk itu entitas

Good Corporate Governance merupakan salah satu yang memiliki karakter khusus, bisnis keuangan

wujud komitmen Good Corporate Governance yang syariah memiliki risiko yang tinggi dalam

dilakukan secara berkala dan mengacu pada parameter pengelolaannya, sehingga dibutuhkan prinsip kehati-

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Self hatian para pelakunya dalam aspek kepatuhan syariah

Assessment digunakan sebagai paradigma untuk sebagai upaya pencegahan kemungkinan risiko

mengukur atau menilai kesehatan perbankan syariah. terjadinya fraud (Sula et al, 2014).

Terdapat 11 indikator atau komponen penilaian Good Menurut Hameed et al. (2004) dalam Najib dan

Corporate Governance pada Self Assessment . Rini (2016) menyatakan bahwa untuk memenuhi

Indikator-indikator tersebut adalah pelaksanaan tugas kepatuhan bank syariah merekomendasikan Islamic

dan tanggung jawab dewan komisaris, pelaksanaan Disclosure Index (IDI) yang dikembangkan

tugas dan tanggung jawab direksi, kelengkapan dan berlandaskan tiga indikator pengungkapan islami,

pelaksanaan tugas komite, pelaksanaan tugas dan yaitu sharia compliance, corporate governance dan

pengawas syariah, social/environment disclousure . Konsep Good

penghimpunan dan penyaluran dana serta pelayanan Corporate Governance (GCG) merupakan upaya

jasa, penanganan benturan kepentingan, penerapan perbaikan terhadap sistem, proses, dan seperangkat

fungsi kepatuhan bank, penerapan fungsi audit intern, peraturan dalam pengelolaan suatu organisasi yang

penerapan fungsi audit ekstern, batas maksimum pada esensinya mengatur dan memperjelas hubungan,

penyaluran dana, dan transparansi kondisi keuangan wewenang, hak, dan kewajiban semua pemangku

dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG serta kepentingan (Agoes, 2014:107). Good Corporate

pelaporan internal.

Governance (GCG) dimaksudkan untuk mengatur Berdasarkan indikator-indikator GCG tersebut, hubungan antara stakeholders dan mencegah

terdapat dua Indikator Islamic Corporate Governance terjadinya penyimpangan dalam menerapkan strategi

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan perusahaan (Faozan, 2014).

tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah Pengoperasian bank syariah tidak terlepas dari

(DPS) dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tuntutan pelaksanaan Good Corporate Governance dan

Dewan Direksi/Direktur. Dewan Pengawas Syariah berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang disebut

merupakan pihak terafiliasi untuk menjamin sebagai Islamic Corporate Governance. Bhati dan

terlaksananya prinsip syariah dalam melaksanakan Bhati (2010) dalam Asrori (2014) mendefinisikan

aktivitas perbankan syariah (Faozan, 2013). Tugas dan Islamic Corporate Governance (ICG) sebagai berikut:

wewenang DPS adalah melakukan pengawasan secara “Islamic corporate governance (ICG) seeks to

periodik terhadap lembaga keuangan syariah yang devise ways in which economic agents, the legal

berada dibawah pengawasannya (Yaya, 2013:28). system, and corporate governance an be directed

Dewan Pengawas Syariah juga bertugas memberikan by moral and social values based on shari’ah

nasihat dan saran kepada Direksi. Dewan Direksi pada Laws. Its supporters believe that all economic,

perbankan syariah bertanggung jawab penuh atas corporate, and business activities should be based

pelaksanaan pengelolaan BUS berdasarkan prinsip on an ethareligious paradigm, with the sole aim

kehati-hatian dan prinsip syariah. being the welfare of individuals and society as a

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS dan whole. In many ways, ICG pursues the same

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi objectives as conventional corporate governance,

digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini karena but within the religious-based moral codes of

kedua indikator tersebut telah digunakan sebagai Islam. A modal of ICG may be proposed by

variabel dalam penelitian sebelumnya. Penelitian yang reconciling the objectives of Shari’ah laws with

dilakukan oleh Asrori (2014) menggunakan the stakeholder model of corporate governance.”

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebagai Penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan

indikator dari Islamic Corporate governance . prinsip-prinsip Islam memberikan indikasi kepada

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Charles et masyarakat bahwa lembaga syariah terutama bank

al. (2012) juga menggunakan karakteristik DPS

 sebagai indikator dari Islamic Corporate Governance.

moderating , dimana Manurung et al. (2015) Maradita (2014) menyatakan bahwa Dewan Pengawas

menggunakan organizational commitment sebagai Syariah sebagai elemen pendukung bagi implementasi

variabel independen terhadap fraud employee sebagai prinsip GCG pada bank syariah. Berdasarkan

variabel dependen dengan internal control sebagai penelitian tersebut, maka pelaksanaan tugas dan

variabel moderatingnya, sedangkan pada penelitian ini tanggung jawab DPS dan pelaksanaan tugas dan

internal control digunakan sebagai variabel tanggung jawab direksi merupakan indikator penting

independen untuk melihat pengaruhnya terhadap untuk menjamin terlaksananya prinsip syariah dan

indikasi terjadinya fraud. Perbedaannya juga terletak terhindar dari indikasi terjadinya fraud pada perbankan

pada indikator atau alat ukur yang digunakan untuk syariah.

mengukur internal control. Penelitian yang dilakukan Selain menerapkan tata kelola perusahaan

oleh Manurung et al. (2015) internal control diukur berdasarkan prinsip Islam, salah satu faktor penting

menggunakan kuesioner, sedangkan dalam penelitian yang harus dimiliki dan diterapkan oleh perusahaan

ini indikator atau alat ukur yang digunakan untuk untuk mengurangi kecurangan adalah internal control

mengukur internal control yaitu menggunakan nilai yang baik. Lemahnya internal control juga dapat

komposit hasil self assessment yang dilaporkan dalam menjadi pendorong bagi individu atau kelompok untuk

laporan pelaksanaan Good Corporate Governance melakukan tindakan fraud (Anugerah, 2014).

(GCG) bank umum syariah.

Pengendalian internal disebut juga sebuah kerangka Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi kerja terintegrasi adalah sebuah standar yang

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh digunakan

Islamic Corporate Governance dan Internal Control

menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal

terhadap indikasi terjadinya Fraud pada Bank

(Warren, 2015:400). Bagi manajemen sebuah entitas

Umum Syariah di Indonesia” .

memiliki tanggung jawab untuk menegakkan dan menjaga pengendalian internal (Yuwannita, 2016).

2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan

Kecenderungan kecurangan berkaitan dengan sistem

Hipotesis

pengendalian internal yang ada di sebuah organisasi,

2.1 Pengaruh Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

dimana pengendalian internal yang baik menyebabkan

Jawab Dewan Pengawas Syariah Terhadap

sebuah organisasi terhindar dari adanya kecurangan.

Indikasi Terjadinya Fraud

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada Pengoperasian bank syariah harus berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Asrori

tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate (2014), Anugerah (2014), dan Manurung et al. (2015).

Governance ) dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

atau yang disebut dengan Islamic corporate dilakukan oleh Asrori (2014) adalah terletak pada

governance . Bank syariah dalam menjalankan variabel dependennya, dimana kinerja bank syariah

aktivitasnya harus berpedoman pada prinsip-prinsip menjadi variabel dependen dan Islamic Corporate

syariah. Untuk menjamin teraplikasinya prinsip- Governance sebagai variabel independen, sedangkan

prinsip syariah maka diperlukan adanya pengawasan dalam penelitian ini variabel dependen yang

syariah yang diperankan oleh Dewan Pengawas digunakan adalah fraud. Perbedaan penelitian ini

Syariah (DPS) (El Junusi, 2012). DPS bertugas dan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anugerah

bertanggung jawab untuk memberikan nasehat dan (2014) adalah pada populasi yang digunakan dimana

saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank Anugerah (2014) meneliti peran Good Corporate

syariah agar sesuai dengan prinsip syariah. Peraturan Governance dalam pencegahan fraud pada lembaga

Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 menyatakan konvensional sedangkan penelitian ini menguji

bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam di pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap

bidang perbankan syariah yang tertuang dalam bentuk fraud pada bank syariah.

fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Selanjutnya perbedaan penelitian ini dengan

Indonesia. Oleh sebab itu, pengelolaan bank syariah penelitian yang dilakukan Manurung et al. (2015) ialah

dengan berdasarkan prinsip-prinsip Islam akan terletak pada variabel independen dan variabel

berjalan dengan baik dengan adanya pengawasan DPS.

 Hal tersebut akan memberikan indikasi kepada

2.2 Pengaruh Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

masyarakat bahwa bank syariah terhindar dari praktik

Jawab Direksi Terhadap Indikasi Terjadinya

kecurangan (fraud) (Najib & Rini, 2016).

Fraud

Belum banyak peneliti yang menguji pengaruh Pelaksanaan GCG bank umum syariah harus pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS terhadap

diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung fraud . Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan

jawab direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas penelitian mengenai tata kelola perusahaan pada bank

pelaksanaan pengelolaan bank umum syariah syariah, seperti yang dilakukan oleh Asrori (2014)

berdasarkan prinsip kehari-hatian dan prinsip syariah dalam penelitiannya tentang implementasi corporate

governance ). Berdasarkan governance dan implikasinya terhadap bank syariah

(Islamic

corporate

peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 menyatakan bahwa Islamic corporate governance

menyatakan bahwa Direksi wajib melaksanakan GCG berpengaruh terhadap kinerja bank syariah. Penelitian

dalam setiap kegiatan usaha bank umum syariah pada yang dilakukan oleh Anugerah (2014) mengenai

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi peranan GCG dalam pencegahan fraud juga

wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, menyatakan bahwa pengimplementasian mekanisme

relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris dan internal dan eksternal corporate governance dengan

Dewan Pengawas Syariah. Pelaksanaan tugas dan memperhatikan prinsip dan fungsi dapat mengurangi

tanggung jawab Direksi yang berjalan dengan baik terjadinya fraud. Mollah dan Mahbud (2015) dalam

sesuai dengan Islamic corporate governance dapat penelitiannya juga menyatakan bahwa Dewan

mengurangi indikasi terjadinya fraud pada bank umum Pengawas Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja

syariah.

bank syariah. Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya

penelitian mengenai tata kelola perusahaan pada bank mengenai Islamic corporate governance pelaksanaan

Asrori (2014) dalam penelitiannya tugas dan tanggung jawab DPS dan pengaruhnya

syariah,

menyatakan bahwa Islamic corporate governance terhadap fraud sebagaimana yang telah dijelaskan

berpengaruh terhadap kinerja bank syariah. Penelitian dapat diketahui bahwa semakin baik penerapan tata

yang dilakukan oleh Anugerah (2014) juga kelola perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan

menyatakan bahwa penerapan good corporate tanggung jawab DPS maka diharapkan dapat

governance dengan memperhatikan prinsip dan fungsi mengurangi jumlah fraud yang terjadi pada bank

serta peran komite audit dapat mengurangi terjadinya syariah. Untuk melakukan penilaian terhadap baik

fraud.

tidaknya penerapan tata kelola pada bank syariah dapat Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya dilihat dari hasil self assessment yang dilakukan bank

mengenai Islamic corporate governance pelaksanaan syariah sesuai dengan tata cara yang dijelaskan dalam

tugas dan tanggung jawab Direksi dan pengaruhnya Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS. Surat Edaran BI

terhadap fraud sebagaimana yang telah dijelaskan tersebut untuk menilai penerapan tata kelola

dapat diketahui bahwa semakin baik penerapan tata perusahaan dilihat dari nilai komposit hasil self

kelola perusahaan dengan pelaksanaan tugas dan assessment , yaitu semakin kecil nilai komposit yang

tanggung jawab Direksi maka diharapkan dapat dihasilkan semakin baik penerapan tata kelola pada

mengurangi indikasi fraud yang terjadi pada bank bank syariah tersebut. Dengan demikian dapat

syariah. Untuk penilaian penerapan tata kelola pada disimpulkan bahwa semakin kecil nilai komposit

bank syariah dapat dilihat dari hasil self assessment pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS hasil self

yang dilakukan bank syariah sesuai dengan tata cara assessment bank syariah diharapkan dapat mengurangi

yang dijelaskan dalam Surat Edaran BI No. jumlah fraud yang terjadi.

12/13/DPbS.

2.3 Pengaruh Internal Control Terhadap Indikasi

Terjadinya Fraud

Internal control merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan

 personel lain dalam suatu organisasi. Pengendalian

laporan pelaksanaan GCG bank umum syariah sesuai internal disebut juga sebuah kerangka kerja

dengan Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS. terintegrasi adalah sebuah standar yang digunakan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan perusahaan dalam mendesain, menganalisis, dan

mengenai pengaruh antara variabel independen dengan mengevaluasi aktivitas dalam perusahaan (Warren,

variabel dependen, maka skema kerangka pemikiran 2015:400). Jika pengendalian internal suatu usaha

tentang pengaruh pelaksanaan tugas dan tanggung lemah, maka kemungkinan terjadinya kecurangan

jawab DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan sangat besar (Agoes, 2012:103).

direksi, dan internal control terhadap indikasi Lemahnya internal control juga dapat memicu

terjadinya frauddapat dilihat pada Tabel 2.1. tindakan individu atau sekelompok untuk melakukan kecurangan yang sebelumnya tidak terpikir untuk

Islamic Corporate

Governance

melakukannya, dikarenakan mereka melihat adanya

Pelaksanaan tugas dan

peluang untuk melakukan kecurangan (Anugerah,

tanggung jawab DPS

2014). Salah satu penyebab terjadinya fraud adalah kelemahan pengendalian internal yang disebabkan

Islamic Corporate

oleh tidak berfungsinya bagian internal audit dalam Fraud suatu perusahaan (Agoes, 2013:213). Fungsi internal Pelaksanaan tugas dan

Governance

tanggung jawab direksi

audit yaitu memberikan jasa penjaminan dan konsultasi kepada perusahaan untuk efisiensi operasi dan pengendalian internal (Anugerah, 2014). Oleh

Internal control

karena itu, peranan internal auditor sangat besar sekali dalam mencegah terjadinya kecurangan maupun dalam

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

melakukan investigasi jika kecurangan sudah terjadi (Agoes, 2013:216).

2.4 Hipotesis

Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan H1: Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan penelitian mengenai internal control, seperti yang

pengawas syariah, pelaksanaan tugas dan dilakukan oleh Manurung et al. (2015) dalam

tanggung jawab direksi, dan internal control penelitiannya menyatakan bahwa Organizational

secara bersama-sama berpengaruh terhadap commitment berpengaruh negatif terhadap employee

indikasi terjadinya fraud pada bank umum fraud dengan effectiveness of internal control sebagai

syariah.

variabel moderating. Selanjutnya penelitian yang H2:Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan dilakukan oleh Thoyibatun (2012) dalam penelitiannya

pengawas syariah berpengaruh terhadap indikasi menyatakan bahwa kesesuaian sistem pengendalian

terjadinya fraud pada bank umum syariah. internal berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.

H3: Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi Penelitian yang dilakukan oleh Spatacean (2012) juga

berpengaruh terhadap indikasi terjadinya fraud menyatakan bahwa peningkatan efektivitas dari

pada bank umum syariah.

internal control akan mengurangi risiko terjadinya H4: Internal control berpengaruh terhadap indikasi fraud .

terjadinya fraud pada bank umum syariah. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu mengenai internal control dan pengaruhnya terhadap

3. Metode Penelitian

fraud , maka dapat diketahui bahwa penerapan internal

3.1. Desain Penelitian

control yang baik dalam bank syariah dapat Desain penelitian adalah bagan (blueprint) untuk mengurangi indikasi terjadinya fraud dengan

pengumpulan, pengukuran, dan analisis data, berfungsinya bagian internal audit dalam bank

berdasarkan pada permasalahan studi penelitian syariah. Untuk menilai baik tidaknya penerapan

(Sekaran & Bogie, 2013:95). Desain penelitian internal control dalam bank umum syariah dapat

merupakan sebuah peta jalan bagi peneliti yang dilihat dari nilai komposit penerapan fungsi audit

menuntun dan menentukan arah berlangsungnya intern hasil self assessment yang terdapat dalam

proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan

 tujuan yang telah ditetapkan. Sekaran dan Bogie

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

(2013:96) juga menjelaskan bahwa desain penelitian Populasi adalah sekelompok grup orang, kejadian, berhubungan

orang atau suatu hal yang menjadi suatu kepentingan mengenai tujuan penelitiaan, jenis penelitian, tingkat

peneliti untuk investigasi (Sekaran & Bogie, intervensi peneliti, situasi studi, unit analisis, dan

2013:240). Berdasarkan pengertian tersebut, maka horizon waktu penelitian.

populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum

1) Tujuan penelitian Syariah (BUS), Sampel adalah bagian dari populasi, Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

yang menjadi anggota populasi yang terpilih untuk variabel independen yaitu pelaksanaan tugas dan

dijadikan penelitian (Sekaran & Bogie, 2013:241). tanggung jawab dewan pengawas syariah,

Pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi

dengan kriteria sebagai berikut:

dan internal control terhadap variabel dependen

1) Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di yaitu indikasi terjadinya fraud melalui pengujian

Bank Indonesia secara berturut-turut untuk hipotesis.

periode 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015.

2) Jenis penelitian

2) Bank Umum Syariah yang mempublikasikan Penelitian ini merupakan jenis penelitian

laporan pelaksanaan Good Corporate Governance kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan jenis

dalam website masing-masing BUS untuk periode penelitian yang menjelaskan pengaruh variabel

2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. independen terhadap variabel dependen atau

3) Mengungkapkan data-data yang berkaitan dengan menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel

variabel penelitian dan tersedia dengan lengkap. (Sekaran & Bougie, 2013:98).

3) Tingkat intervensi peneliti Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian Dalam penelitian ini, tingkat intervensi peneliti

inidapat dilihat pada Tabel 3.2.

adalah minimal, yaitu hanya untuk mempelajari

Tabel 3.2

pengaruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Penentuan Sampel Penelitian

dewan pengawas syariah, pelaksanaan tugas dan

Jumlah

tanggung jawab direksi dan internal control

No

Kriteria Sampel

Bank Syariah

terhadap indikasi terjadinya fraud.

1 BUS yang terdaftar di Bank 12

4) Situasi penelitian

Indonesia periode 2011-2015

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

2 BUS yang data laporan GCG 10

menggunakan situasi yang tidak diatur

tersedia dengan lengkap

(noncontrived) yaitu tanpa ikut campur terhadap

3 BUS yang data laporan GCG (3) tidak tersedia dengan lengkap

kegiatan rutin perusahaan (Sekaran & Bougie,

Jumlah sampel tiap periode

Periode penelitian

5) Unit analisis

Jumlah sampel akhir

Unit analisis yang digunakan adalah tingkat

Sumber: Data diolah (2016)

organisasional, yaitu Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015.

3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

6) Horizon waktu Menurut Sekaran dan Bougie (2013) sumber data Horizon waktu yang

terdiri dari “data primer (mengacu pada informasi pengumpulan data adalah pooling/panel data.

digunakan dalam

yang diperoleh dari tangan pertama) dan data sekunder Pooling data/panel data yaitu gabungan times

(data yang sudah ada dan tidak harus dikumpulkan series dan cross sectional, dimana studi ini

oleh peneliti). Data yang digunakan dalam penelitian mengambil sampel pada beberapa perusahaan dan

ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data beberapa waktu yang berbeda (Gujarati,

merupakan bagian integral dari desain penelitian. 2003:363).

Penelitian ini menggunakan metode penelusuran data online, yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran website. Data yang diperlukan untuk

 penelitian meliputi laporan pelaksanaan Good

3.4.2.2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Corporate Governance (GCG) pada tahun 2011, 2012,

Direksi

2013, 2014 dan 2015. Pengambilan data yang Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi diperoleh dari website resmi masing-masing bank

merupakan salah satu indikator dari Islamic corporate umum syariah

governance. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan BUS berdasarkan prinsip

3.4 Operasionalisasi Variabel

kehati-hatian dan prinsip syariah. Pelaksanaan GCG

3.4.1 Variabel Independen (Y)

bank umum syariah harus diwujudkan dalam Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi. fraud . Fraud adalah suatu perbuatan yang mencakup

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi akal muslihat, kelicikan, dan ketidakjujuran dengan

dalam penelitian ini diukur dengan melihat nilai cara-cara yang tidak layak/wajar untuk menipu orang

komposit hasil self assessment yang terdapat dalam lain yang menimbulkan keuntungan untuk diri sendiri

laporan pelaksanaan GCG yang dilakukan oleh bank dan kerugian bagi pihak lain (John Wiley & Sons, Inc.,

umum syariah. Skala yang digunakan dalam 2010:5). Fraud atau kecurangan merupakan segala

penelitian ini adalah skala rasio. tindakan yang dapat membawa dampak buruk dan kerugian bagi perusahaan.

3.4.2.3 Internal Control

I nternal control merupakan proses yang jumlah internal fraud yang terjadi di bank umum

Fraud dalam penelitian ini diukur dengan melihat

dijalankan oleh manajemen untuk menilai efektivitas syariah yang diungkapkan dalam laporan pelaksanaan

dan efisiensi operasi perusahaan. Untuk menilai GCG masing-masing bank umum syariah (Najib &

apakah pengendalian internal telah berjalan dengan Rina, 2016). Jumlah internal fraud digunakan untuk

baik maka tidak terlepas dari adanya internal audit menilai indikasi terjadinya fraud dikarenakan

dalam suatu institusi. Salah satu penyebab terjadinya penelitian ini berfokus pada fraud yang terjadi dalam

fraud adalah kelemahan pengendalian internal yang hubungan kerja (occupational fraud) atau disebut

disebabkan oleh tidak berfungsinya bagian internal dengan internal fraud. Skala yang digunakan dalam

audit dalam suatu perusahaan (Agoes, 2013:213). penelitian ini adalah skala rasio.

Untuk menilai efektif tidaknya internal control dalam bank umum syariah, maka internal control

3.4.2 Variabel Independen (X)

dalam penelitian ini diukur dengan melihat nilai

3.4.2.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

komposit hasil self assessment penerapan fungsi audit

intern yang terdapat dalam laporan pelaksanaan GCG Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS

Dewan Pengawas Syariah

yang dilakukan oleh bank umum syariah. Skala yang merupakan salah satu indikator dari Islamic corporate

digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. governance . Tugas dan wewenang DPS adalah melakukan pengawasan secara periodik terhadap

4 Hasil dan Pembahasan

lembaga keuangan syariah, mengajukan usulan

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

pengembangan lembaga syariah kepada DSN, Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh merumuskan

variabel Islamic corporate governance yang pembahasan DSN (Yaya, 2013:27). DPS bertugas dan

diproksikan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung bertanggung jawab untuk memberikan nasehat dan

jawab DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank

direksi, dan variabel internal control terhadap indikasi syariah agar sesuai dengan prinsip syariah.

terjadinya fraud pada bank umum syariah di Indonesia Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS

tahun 2011-2015. Dalam penelitian ini objek dalam penelitian ini diukur dengan melihat nilai

penelitian dipilih dengan metode purposive sampling komposit self assessment yang terdapat dalam laporan

yang menggunakan kriteria-kriteria yang telah pelaksanaan GCG yang dilakukan oleh bank umum

ditentukan.

syariah. Skala yang digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan data yang diperoleh dari website adalah skala rasio.

masing-masing BUS, BUS yang terdaftar di Bank

 Indonesia periode 2011-2015 adalah 12 BUS.

Pada Tabel 4.1 menunjukkan nilai signifikansi Berdasarkan sampel penelitian pada Tabel 3.2,

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, dapat disimpulkan diperoleh sampel pada penelitian ini sebanyak 9 bank.

bahwa data tidak terdistribusi secara normal.Untuk Panel data yang digunakan yaitu balanced data

mengatasi hal tersebut, Menurut Ghozali (2013:173) dimana setiap observasi periode waktu memiliki

untuk menormalkan data dilakukan dengan cara jumlah perusahaan yang sama sehingga jumlah sampel

mengubah data ke dalam bentuk logaritma natural, dalam penelitian ini adalah 45 observasi untuk periode

sehingga data yang dihasilkan terdistribusi secara pengamatan 2011-2015. Daftar lengkap perusahaan

normal. Hasil uji normalitas yang sudah diubah dalam perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

bentuk logaritma natural dapat dilihat dalam Tabel 4.2. sesuai dengan kriteria dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

Tabel 4.2

analisis statistik yaitu teknik analisis regresi berganda.

Hasil Uji Normalitas dengan Data dalam Bentuk

Data diolah dengan menggunakan program IBM

Logaritma Natural

StatisticalPackage forSocialScience (SPSS) versi23.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan

Unstandardized

melakukan uji asumsi klasik untuk membuktikan

Residual

bahwa data telah bebas dari uji asumsi klasik,

kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian

Normal Parameters a,b

Std. Deviation 1,31033907

4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ,136

Most Extreme

Absolute

4.2.1 Uji Normalitas Positive

Differences

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

Negative

data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak

Test Statistic

berdistribusi normal (Ghozali, 2013:160). Model

Asymp. Sig. (2-tailed)

,200 c,d

regresi yang baik adalah data yang berdistribusi

a. Test distribution is Normal.

normal atau mendekati normal. Penelitian ini

b. Calculated from data.

menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-

c. Lilliefors Significance Correction.

Smirnov (K-S) untuk menguji distribusi data. Hasil

d. This is a lower bound of the true significance.

pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Sumber: Data diolah (2017)

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dengan data dalam bentuk logaritma natural pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini

Unstandardized

dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara

Residual

45 normal.

Normal Parameters a,b

Mean

Std. Deviation

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Most Extreme

Absolute

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat

korelasi dua atau lebih variabel independen dalam

Negative

sebuah model regresi berganda (Sekaran & Bogie,

Test Statistic

2013:319). Model regresi yang baik sadalah yang tidak

Asymp. Sig. (2-tailed)

,000 c terdapat korelasi antara variabel independen. Untuk

a. Test distribution is Normal.

melihat ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam

b. Calculated from data.

regresi maka perlu untuk melihat nilai Variance

c. Lilliefors Significance Correction.

Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Nilai batas Sumber: Data diolah (2017) yang digunakan untuk menunjukkan multikolinearitas

adalah nilai VIF ≤ 10 atau nilai tolerance ≥0,1. Hasil

 pengujian multikolonieritas dapat dilihat padaTabel

Tabel 4.5

4.3 dan Tabel 4.4 yang datanya sudah diubah dalam

Hasil Uji Autokorelasi

bentuk logaritma natural.

Runs Test

Test Value Hasil Uji Multikolinearitas a

13 Pelaksanaan tugas dan

Tolerance

VIF

Cases < Test Value

13 tanggung jawab DPS

Cases >= Test Value

26 Pelaksanaan tugas dan

Total Cases

13 tanggung jawab direksi

Number of Runs

-0,200 Internal control

Sumber: Data diolah (2017) 0,841 Sumber: Data diolah (2017)

Asymp. Sig. (2-tailed)

Tabel 4.4

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil run test menunjukkan

Hasil Uji Multikolinearitas dengan Data dalam

bahwa nilai signifikansi sebesar 0,841 lebih besar dari

Bentuk Logaritma Natural

0,05 yang berarti hipotesis nol gagal ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi

Pelaksanaan tugas dan

autokorelasi dan dapat digunakan untuk menjelaskan

tanggung jawab DPS

pengaruh ketiga variabel independen terhadap variabel dependen.

Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab direksi

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisistas bertujuan untuk menguji Sumber: Data diolah (2017)

Internal control

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 yang yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak datanya sudah diubah dalam bentuk logaritma natural

terjadinya heteroskedastisitas. Untuk dapat mendeteksi dapat dilihat bahwa variabel independen memiliki nilai

ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa

scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Hasil tidak terdapat multikolinearitas antara variabel

pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada independen dalam model regresi.

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 yang datanya sudah diubah dalam bentuk logaritma natural.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (tahun sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari auto korelasi (Ghozali, 2013:110). Untuk menguji auto korelasi dalam model regresi dalam penelitian ini menggunakan run test. Hasil pengujian auto korelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Output SPSS, 2017)

 Berdasarkanpersamaanregresilinearbergandayan

gbarudapatdiketahui bahwa:

1) Konstanta () sebesar 1,586 menunjukkan bahwa jika pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, dan internal control secara bersama-sama tetap atau tidak mengalami perubahan atau nol, maka besarnya fraud adalah sebesar 1,586.

2) Koefisien regresi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS sebesar 0,454, nilai

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan

koefisien regresi yang positif menunjukkan

Data dalam Bentuk Logaritma Natural (Output

adanya hubungan searah antara variabel

SPSS, 2017)

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS dengan variabel fraud. Hal ini menunjukkan

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 yang bahwa setiap kenaikan variabel pelaksanaan datanya sudah diubah dalam bentuk logaritma natural tugas dan tanggung jawab DPS sebesar 1 satuan menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak maka terjadi peningkatan fraud sebesar 0,454 membentuk suatu pola yang jelas. Titik-titik menyebar satuan dengan asumsi variabel independen di bawah titik nol dan diatas titik nol. Hal ini

lainnya konstan.

menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi

3) Koefisien regresi pelaksanaan tugas dan heteroskedastisitas. tanggung jawab direksi sebesar 0,177, nilai

koefisien regresi yang positif menunjukkan

4.3 Pengujian Hipotesis

adanya hubungan yang searah antara variabel

4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dieksi Penelitian ini merupakan penelitian dengan dengan variabel fraud. Hal ini menunjukkan pengujian hipotesis yang menggunakan metode bahwa setiap kenaikan variabel pelaksanaan analisis linear berganda untuk mengetahui pengaruh tugas dan tanggung jawab direksi sebesar 1 variabel independen, yaitu pelaksanaan tugas dan satuan maka terjadi kenaikan fraud sebesar 0,177 tanggung jawab DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung satuan dengan asumsi variabel independen jawab direksi dan internal control, terhadap variabel

lainnya konstan.

dependen yaitu fraud. Hasil regresi linear berganda

4) Koefisien regresi internal control sebesar -0,534, dapat dilihat pada Tabel 4.6. nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan

tidak adanya hubungan yang searah antara

Tabel 4.6

variabel internal control dengan variabel fraud.

Hasil Regresi Linear Berganda

Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan

Variabel

(Constant)

variabel internal control 1 satuan maka terjadi

penurunan fraud sebesar -0,534 satuan dengan

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS

asumsi variabel independen lainnya konstan.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi

4.3.2 Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi dilakukan

Internal control

untuk mengetahui kekuatan pengaruh variabel

Sumber: Data diolah (2017)

independen terhadap terhadap perubahan variabel dependen. Penentuan kekuatan model penelitian dapat

BerdasarkanTabel4.6dapatdiperolehpersamaanreg dilihat dari nilai R 2 , dapat dilihat pada Tabel 4.7. resilinearberganda yangbaru,yaitu:

Y = 1,586 + 0,454X 1 + 0,177 X 2 – 0,534X 3 +e

4.3.3 Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) Hasil Koefisien Determinasi

Tabel 4.7

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

Model Summary b

Durbin

Std. Error

secara individual dalam menerangkan variabel

Adjusted

Model R

of the

Square R Square

Watso

dependen (Ghozali, 2013,98). Hasil pengujian statistik

Estimate

t dapat dilihat pada Tabel 4.9.

a. Predictors: (Constant), LNX3, LNX2, LNX1

Tabel 4.9

b. Dependent Variable: LNY

Hasil Uji Statistik t

Sumber: Data diolah (2017)

Unstandardiz Standardize ed d

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai

Model

Coefficients Coefficients

t Sig.

R adalah sebesar 0,061 atau 6,1 %. Hal ini

Std.

menunjukkan bahwa 6,1 % variabel dependen atau

B Error

Beta

fraud dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen

yaitu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS,

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi dan

internal control , sedangkan 96,1% sisanya dijelaskan

oleh variabel independen lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

4.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Sumber: Data diolah (2017)

Uji signifikansi simultan pada dasarnya Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa: menunjukkan apakah semua variabel independen yang

1) Hasil pengujian pada variabel pelaksanaan tugas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

dan tanggung jawab DPS didapatkan nilai t hitung bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 0,382. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, 2013:98). Hasil pengujian statisktik F dapat dilihat yaitu 0,706, artinya variabel Islamic Corporate pada Tabel 4.8. Governance dengan proksi pelaksanaan tugas dan

Tabel 4.8

tanggung jawab DPS tidak berpengaruh terhadap

Hasil Uji Statistik F

indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum

Sum of

Mean

Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini

Model Squares

df Square

F Sig.

1 Regression 2,786

menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang

Residual 42,925

menyatakan pelaksanaan tugas dan tanggung

25 jawab DPS berpengaruh terhadap fraud ditolak. Sumber: Data diolah (2017)

Total 45,711

2) Hasil pengujian pada variabel pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi didapatkan nilai t

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai hitung sebesar 0,157. Nilai signifikansi lebih signifikansi adalah sebesar 0,702 dan lebih besar dari

besar dari 0,05, yaitu 0,877, artinya variabel taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Islamic Corporate Governance dengan proksi variabel independen yaitu, pelaksanaan tugas dan

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi tanggung jawab DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung

tidak berpengaruh terhadap indikasi terjadinya jawab direksi dan internal control secara bersama-

fraud pada Bank Umum Syariah di Indonesia sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

tahun 2011-2015. Hal ini menujukkan bahwa yaitu fraud.

hipotesis ketiga yang menyatakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawa direksi berpengaruh terhadap fraud ditolak.

 Hasil pengujian pada variabel internal control

4.4.2 Pengaruh Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

didapatkan nilai t hitung sebesar -0,943. Nilai

Jawab DPS terhadap Indikasi Terjadinya

signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu 0,356, artinya

Fraud

variabel internal control tidak berpengaruh terhadap Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah di

merupakan salah satu indikator dari terlaksananya tata Indonesia tahun 2011-2015. Hal ini menunjukkan

kelola perusahaan berdasarkan prinsip islam (Islamic bahwa hipotesis keempat yang menyatakan internal

Corporate Governace ). Dewan Pengawas Syariah control berpengaruh terhadap fraud ditolak.

merupakan badan yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan bank syariah agar

4.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil regresi linear berganda yang

pengujian statistik, secara parsial pelaksanaan tugas telah diperoleh dalam penelitian ini, maka berikut akan

dan tanggung jawab DPS tidak berpengaruh terhadap dibahas pengaruh variabel independen, yaitu Islamic

indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah di Corporate Governance dengan proksi pelaksanaan

Indonesia periode 2011-2015. Hal ini menunjukkan tugas dan tanggung jawab DPS, pelaksanaan tugas dan

bahwa, hasil pengujian menolak hipotesis kedua (H 2 ). tanggung jawab direksi dan variabel internal control

Berdasarkan teori yang ada penerapan tata kelola terhadap variabel dependen yaitu fraud.

perusahaan secara islami merupakan hal yang sangat penting dan memberikan indikasi kepada masyarakat

4.4.1 Pengaruh Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung

bahwa perbankan syariah terhindar dari praktik

Jawab DPS, Pelaksanaan Tugas Dan

kecurangan. Pengelolaan bank syariah berdasarkan

Tanggung Jawab Direksi, Dan Internal

prinsip-prinsip islam akan berjalan dengan baik

Control Secara Bersama-Sama terhadap

dengan adanya pengawasan DPS. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas dan tanggung Berdasarkan hasil pengujian statistik, secara

Indikasi Terjadinya Fraud

jawab DPS tidak berpengaruh terhadap fraud bersama-sama variabel Islamic Corporate Governance

diperkirakan karena dalam pelaksanaannya sangat sulit dengan proksi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

untuk menerapkan tata kelola perusahaan dengan DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi

prinsip syariah secara maksimal. Keberadaan DPS dan variabel internal control tidak berpengaruh

tidak menjamin perbankan syariah terhindar dari terhadap indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum

indikasi terjadinya fraud, jika DPS hanya melakukan Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Hal ini

peran sebagai penasehat (Mollah & Zaman, 2015). menunjukkan bahwa hasil pengujian menolak

Lemahnya mekanisme corporate governance internal

juga merupakan salah satu penyebab terjadinya fraud Hal ini diperkirakan karena hasil penelitian

hipotesis yang pertama (H 1 ).

(Anugerah, 2014). Kelemahan mekanisme corporate menunjukkan bahwa pengujian secara parsial semua

governance internal perbankan syariah utamanya variabel independen tidak berpengaruh terhadap

menyangkut kompetensi DPS dan pemenuhan variabel dependen, sehingga menyebabkan pengujian

kepatuhan syariah dalam kegiatan operasionalnya secara bersama-sama variabel independen juga tidak

(Asrori, 2014).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI PADA SATUAN PERANGKAT KERJA KOTA BANDA ACEH)

0 0 9

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI SYARIAH DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2011-2015

1 2 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2012- 2015

0 0 14

ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS BERDASARKAN PSAK 107 (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA ACEH)

0 1 7

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KUALITAS PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA APARATUR DESA TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN DESA (STUDI PADA KECAMATAN BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH)

0 4 10

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (STUDI PADA BAITUL QIRADH DI KOTA BANDA ACEH)

0 0 11

PERGANTIAN CEO, PENGHINDARAN PAJAK, KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN MANAJEMEN LABA STUDI KAUSALITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA

0 1 14

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, VARIABILITAS PENDAPATAN, CORPORATE TAX RATE, DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015

1 4 13

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016

0 0 14

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11