PERANCANGAN SOFTWARE PERHITUNGAN BAHAN TULANGAN PADA RANGKA BANGUNAN BETON BERTULANG

PERANCANGAN SOFTWARE PERHITUNGAN BAHAN TULANGAN PADA RANGKA BANGUNAN BETON BERTULANG SKRIPSI

Oleh: SUCIPTO

K 1508024

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sucipto NIM : K1508024 Jurusan/Program Studi : PTK/Pend Tehnik Bangunan

M enyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PERANCANGAN SOFTWARE PERHITUNGAN BAHAN TULANGAN PADA RANGKA BANGUNAN

BETON BERTULANG ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktobe r2012 Yang membuat pernyataan

Sucipto

commit to user

PADA RANGKA BANGUNAN BETON BERTULANG

Oleh: SUCIPTO

K 1508024

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

iv

commit to user

commit to user

vi

ABSTRAK

Sucipto. “Perancangan Software Perhitungan Bahan Tulangan pada Rangka Bangunan Beton Bertulang ”. Skripsi. 2012. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian ini adalah : Merancang software perhitungan bahan tulangan pada rangka bangunan beton bertulang yang dapat mempersingkat waktu pengerjaan hitungan, ketelitian, dan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan industri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Penelitian ini dilaksanakan di kampus V Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (PTB) JPTK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perancangan dilakukan dengan menempuh prosedur perancangan dan pengembangan yang meliputi pengkajian materi, pembuatan prototype software, dan validasi ahli. Rangkaian pembuatan prototype software dilakukan dengan mencakup penyusunan algoritma pemrogaman, uji coba algoritma melalui Microsoft Excel, pembuatan tampilan dengan menggunakan Visual Basic.Net, dan pembuatan fungsi software. Kriteria keberhasilan penelitian pengembangan ini mengacu pada keberhasilan validasi dan uji coba produk. Keberhasilan perancangan produk diperoleh dari tercapainya penggunaan software yang mencakup: (1) kesesuaian aspek dari ahli beton bertulang, praktisi industri, ahli software dan ahli rencana anggaran biaya. (2) diterima baik oleh ahli dan juga pengguna sebagai alat bantu pada proses perhitungan kebutuhan bahan tulangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan alat bantu berupa software atau aplikasi yang diberi nama Structure Need Analysis Program version

1 yang selanjutnya disebut SNAP 1.0 dapat membantu untuk mempermudah, mempercepat, dan meningkatkan ketelitian pada proses perhitungan kebutuhan besi tulangan pada rangka bangunan beton bertulang. Penggunaan SNAP 1.0 ini juga dapat digunakan sebagai pembanding dalam proses pembelajaran terutama pada mata kuliah rencana anggaran biaya.

Kata Kunci : Software Beton Bertulang, Kebutuhan Besi

commit to user

vii

Sucipto . “The Invention of Estimation Software for Steel Material in Concrete Steel Building Structure”. Thesis. 2012. Surakarta: Teacher Training

and Education Faculty. Sebelas Maret University The Purpose of the research is creating Outlay estimation software for steel material in concrete steel building structure in order to effectively reduce the calculation time and increase the precision which is expected to be used for education and industry.

The method of the study is research and development method. The study was conducted in Campus V PTB JPTK Teacher Training and education faculty Surakarta. The Software had been examined through design and development process which consisted of material examination, prototype making, and expert validation. The software prototype making process consisted of algorithm arrangements, program algorithm examination using microsoft excel, display designing by using visual basic.net, and software function formulation. The criteria of the software success depend on the validation and product trial success. the product was attested to be successful under the following qualifications: (1) possess relevant aspects contended from concrete steel experts, industrialists, software expert, and estimation specialist (2) approved by both the experts and the users as an aid of steel material calculation.

The research resulted in the creation of software or application aid called Structure Need Analysis Program version 1 or SNAP 1.0. SNAP 1.0 is able to reduce the calculation time and increase the precision, help and ease the concrete steel building structure outlay estimation. The usage of SNAP 1.0 are also able to

be a comparison media for the teaching and learning process, especially in

estimation class.

Keywords: Concrete Steel Softwar, Steel Need

commit to user viii

Lihat segalanya lebih dekat, dan Kau akan mengerti (Sherina Munaf)

If You Have a Hope, You will Have Everything (Anonim)

Terus “Berlatih” tanpa mengenal kata “Terlatih” (Dimas Tri Suseno)

commit to user ix

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana, dan Maha Pengampun dosa-dosa hambaNya. Semoga kita senantiasa berada dalam lindunganNya.

Karya ini kupersambahkan untuk orang-orang yang kucintai, kusayangi, kuhormati, kubanggakan dan berarti dalam hidupku :

1. Orang Tuaku Semangatku, Suroto dan Patonah, Ribuan terimakasihku mungkin tidak akan mampu membalas jasa kalian padaku. Bhakti ini hanya untuk engkau ayah dan bundaku.

2. Adik-adikku pengobat lelahku Sugiharto dan Supranoto, Semoga Allah senantiasa menjaga kalian.

3. Teman-temanku “lumprut” PTB 2008 yang memberi pelangi dalam kehidupanku, Sukses

selalu untuk kita sekalian.

4. Saudara-saudara baruku di KSR PMI Unit UNS. Teruslah berjuang untuk kemanusiaan. Semoga yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi langkah kita,

5. Marning, ^-^

6. Almamaterku UNS.

commit to user x

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perancangan Software Perhitungan Bahan Tulangan pada Rangka

Bangunan Beton Bertulang ”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Sutrisno, M.Pd., M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng, selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Abdul Haris Setyawan S.Pd, selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Taufiq Lilo Adi Sucipto, S.T, M.T selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

6. Bapak Eko Supri Murtiono, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

7. Bapak Drs. AG Thamrin, M.Pd., M.Si, selaku validator software.

8. Ibu Ernawati Sri Sunarsih, S.T, M.Eng, selaku validator beton bertulang

9. Bapak Budi Siswanto, S.Pd, M.Ars, selaku validator rencana anggaran biaya

10. Bapak Salman Berbudi, S.T, selaku validator praktisi industri.

11. Kedua orang tua penulis, terimalah baktiku wahai ayah bundaku.

commit to user xi

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dalam skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua. Amin.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

commit to user xv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 71

A. Kesimpulan ......................................................................................... 71

B. Implikasi ............................................................................................. 71

1. Implikasi Praktis ............................................................................ 71

2. Implikasi Teoritis ........................................................................... 72

C. Saran ................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xxi

commit to user xvi

Halaman

Tabel 2.1. Tulangan ulir dan ukurannya ............................................................. 7 Tabel 3.1. Alokasi waktu penelitian .................................................................... 23 Tabel 3.2. Ukuran tulangan dan berat permeter panjang .................................... 26 Tabel 3.3. Daftar simbol dan istilah perhitungan ................................................ 26

commit to user xviii

Halaman

Diagram 2.1. Paradigma Penelitian .................................................................... 21 Diagram 3.1. Tahap-tahap penelitian ................................................................ 36

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beton bertulang menjadi salah satu material pilihan yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Namun proses perhitungan material penyusunnya dapat dikatakan cukup rumit. Terutama untuk material besi tulangan. Sulitnya menghitung kebutuhan material besi dikarenakan detail pembesian yang memiliki banyak aturan, seperti penjangkaran, penyaluran, kait, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya mengakibatkan perlunya ketelitian yang tinggi dalam menghitung kebutuhan volumenya.

Waktu perhitungan yang yang lebih lama menjadi akibat dari perlunya ketelitian yang tinggi dalam perhitungan. Sementara itu, estimator seringkali harus berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan proses perhitungan. Hal tersebut berkaitan dengan proses tender, dan lain sebagainya. Jika seseorang atau instansi kontraktor dapat menampilkan proses perhitungan yang cepat dan akurat tentunya akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi pihak tersebut.

Perkembangan teknologi informatika saat ini sangat terbuka untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru untuk mempermudah pekerjaan manusia. Berbagai macam aspek jehidupan semakin dimudahkan dengan adanya inovasi- inovasi baru. Hal ini yang mendorong penulis untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informatika untuk memecahkan permasalah dalam hal estimasi terutama perhitungan kebutuhan tulangan.

Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menyusun suatu skripsi dengan

judul “Perancangan Software Perhitungan Bahan Tulangan pada Rangka

Banguna n Beton Bertulang”. Harapan yang muncul dari penyususnan skripsi ini adalah dihasilkan suatau software yang dapat meningkatkan efisiensi waktu, ketelitian, dan efisiensi biaya dalam proses perhitungan kebutuhan tulangan. Sehingga, pihak yang berkecimpung dalam hal estimasi dapat terbantu.

commit to user

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Waktu perhitungan kebutuhan bahan tulangan memerlukan waktu yang lama mengakibatkan lambatnya proses perencanaan, sehingga meningkatkan biaya produksi.

2. Proses perhitungan kebutuhan bahan tulangan memerlukan ketelitian yang tinggi, sedikit kesalahan dalam perhitungan maka akan berakibat fatal dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Berkembangnya dunia teknologi informasi menuntut pemanfaatan yang optimal dalam berbagai bidang, terlebih lagi dalam bidang teknik sipil maupun bangunan.

4. Berkembangnya dunia industri real estate yang menuntut inovasi dan kreasi sebagai modal persaingan yang semakin global

5. Belum tercipta software yang dapat mempercepat proses perhitungan kebutuhan bahan baku tulangan pada rangka bangunan beton bertulang untuk penyusunan rencana anggaran biaya.

commit to user

Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Hasil akhir software yang akan dirancang berupa file aplikasi berformat .exe .

2. Rangka beton yang direncanakan meliputi balok, kolom, plat, dan pondasi footplat.

3. Software difungsikan untuk menghitung kebutuhan bahan tulangan.

4. Software difungsikan untuk menghitung kebutuhan biaya tulangan.

5. Software tidak meninjau proses pembebanan pada struktur bangunan.

6. Software tidak meninjau proses perhitungan analisis struktur.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Dapatkah dirancang suatu software perhitungan bahan tulangan pada rangka bangunan beton bertulang?

2. Dapatkah dirancang suatu software perhitungan kebutuhan bahan tulangan yang dapat mempercepat proses perencanaan struktur?

3. Dapatkah dirancang suatu software perhitungan kebutuhan bahan tulangan yang dapat meningkatkan ketelitian perhitungan sehingga mengurangi kesalahan dalam perhitungan anggaran dalam perencanaan struktur?

4. Dapatkah dirancang suatu software perhitungan kebutuhan tulangan yang dapat diaplikasikan dalam dunia industri real estate dan pendidikan?

commit to user

Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Merancang suatu software perhitungan bahan tulangan pada rangka bangunan beton bertulang.

2. Merancang suatu software perhitungan kebutuhan bahan tulangan yang dapat mempercepat proses perencanaan struktur.

3. Merancang suatu software perhitungan kebutuhan bahan tulangan yang dapat meningkatkan ketelitian perhitungan sehingga mengurangi kesalahan dalam perhitungan anggaran dalam perencanaan struktur.

4. Merancang suatu software perhitungan kebutuhan tulangan yang dapat diaplikasikan dalam dunia industri real estate dan pendidikan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini begitu penting karena dapat menghasilkan suatu produk yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan media teknologi informasi dalam bidang teknik bangunan.

b. Sebagai penelitian pengembang untuk penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Menghasilkan software yang dapat menghitung kebutuhan bahan baja tulangan pada rangka bangunan beton bertulang.

b. Menghasilkan software yang dapat digunakan dalam dunia industri dan pendidikan.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Beton Bertulang

a. Beton

Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat. Beton Bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang diisyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. Keunggulan sifat dari masing-masing bahan dimanfaatkan untuk menahan beban secara bersama-sama atau dikatakan terjadi aksi komposit yaitu dengan kekuatan tekannya dan baja dengan kekuatan tariknya. (I Putu Laintarawan, 2009: 68)

Beton sangat mampu menahan tegangan tekan tetapi hampir tidak dapat menahan tegangan tarik (kuat tarik beton berkisar 9%-15% dari kuat tekannya). Hasil pengujian tekan benda uji beton diperlihatkan pada gambar di bawah. Nilai- nilai ’σc dan ’Ɛc didapat dari hasil pengujian tekan tersebut. Tegangan tekan maksimum/ultim it ’σcu terjadi saat regangan beton ’Ɛc mencapai ±0,002. (I Putu Laintarawan, 2009: 68)

Gambar 2.1. Tegangan-regangan benda uji beton

(I Putu Laintarawan, 2009: 68)

commit to user

T-15-1991-03 dan SNI 03-2847-2002), kuat tekan beton diberi notasi dengan fc’, yaitu kuat tekan silinder beton yang disyaratkan pada waktu berumur 28 hari. Mutu beton dibedakan atas 3 macam menurut kuat tekannya, yaitu:

1) Fc’ kurang dari 10 Mpa, digunakan untuk beton non struktur (kolom praktis, balok praktis).

2) Fc’ antar 10 hingga 20 Mpa, digunakan untuk beton struktur (balok, kolom, pelat, pondasi)

3) Fc’ lebih dari 20 Mpa, digunakan untuk struktur beton yang direncanakan tahan gempa.

b. Baja Tulangan

Baja adalah bahan dasar vital untuk kebutuhan manusia. Hampir semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Begitupun dengan bangunan rumah tinggal.

Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja. Baja tulangan yang tersedia dipasaran ada 2 jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD). Tulangan polos biasanya digunakan untuk tulangan geser/ begel/ sengkang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 Mpa (disebut BJTP- 24), dengan ukuran ᴓ6,ᴓ8, ᴓ10,ᴓ12,ᴓ14, dan ᴓ16 (dengan ᴓ adalah simbol yang menyatakan diameter tulangan polos).

Tulangan ulir/ deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 300 Mpa disebut (BJTD-30). Ukuran diameter nominal tulangan ulir yang umumnya tersedia di pasaran dapat dilihat pada tabel 2.1

commit to user

Jenis tulangan

Diameter nominal (mm)

Berat per m (kg) D10

36 7,990 Tulangan baja mempunyai kuat tekan yang cukup besar, namun baja

tulangan ini hanya diutamakan untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang bekerja cukup ditahan oleh betonnya.

c. Beton Bertulang

Sifat dari bahan beton yang sangat kuat untuk menahan tekan, tetapi lemah menahan tarik, mengakibatkan beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya. Sedangkan, sifat utama dari baja tulangan yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun tekan. Karena baja tulangan harganya mahal, maka sedapat mungkin dihindari penggunaan baja tulangan untuk memikul beban tekan.

Berdasarkan sifat utama tersebut, maka jika kedua bahan (beton dan baja tulangan) dipadukan menjadi satu-kesatuan secara komposit, akan diperoleh bahan baru yang disebut beton bertulang. Beton bertulang ini mempunyai sifat sesuai dengan sifat bahan penyusunya, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun beban tekan. Beban tarik pada beton bertulang ditahan oleh baja tulangan, sedangkan beban tekan cukup ditahan oleh beton.

commit to user

Rencana anggaran biaya merupakan suatu aktivitas yang sangat erat kaitannya dengan proses estimasi. Kegiatan estimasi merupakan salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk menjawab pertanyaan , “Berapa besar dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan?’ Hal ini diperlukan bagi investor apabila hendak membuat keputusan investasi. Berbeda dengan penyedia jasa, kegiatan estimasi diperlukan untuk proses mendapatkan pekerjaan melalui tender/ lelang.

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidak-akuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. (Wahyu Wuryanti, 2005: 1). Menurut Wuryanti (2005) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah:

a) Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada

b) Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan

c) Untuk kompetensi pada saat proses penawaran. Ketika berbicara mengenai jenis-jenis anggaran biaya, maka kita akan

berbicara mengena jenis-jenis estimasi. Adapun estimasi menurut wulfram, (2007: 2), dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Estimasi kelayakan, untuk menentukan apakah proyek tersebut layak dibangun. Biaya yang diperhitungkan dalam estimasi ini mencakup biaya untuk akuisisi tanah, perancangan, depresiasi, pajak, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan tahunan, dan lain-lain.

2) Estimasi konseptual, dilakukan selama proses perancangan berlangsung, setiap terjadi revisi estimasi maka tingkat ketelitian atau akurasi biaya akan meningkat sesuai tahap perancangan. Jenis-jenis estimasi konseptual adalah:

commit to user

fasilitas sebagai dasar penetapan biaya.

b) Estimasi biaya persatuan meter persegi, dimana metode ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metode ini mempunyai ketelitian rendah.

c) Estimasi biaya satuan per meter kubik, dapat digunakan dalam bangunan dimana volume sangat dipentikan. Metode ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan.

d) Estimasi faktorial, digunakan pada proyek yang mempunyai tipe sama. Metode ini sangat berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama yang sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1,00 dan harga semua komponen yang lain merupakan fungsi dari komponen utama.

e) Estimasi sistematis, proyek dibagi atas sistem fungsionalnya kemudian harga satuan ditentukan dari penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada.

3) Estimasi detail, umumnya dilakukan oleh kontraktor umum. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membuat quantity take off berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi kemudian menyatukan biaya material, tenaga kerja, peralatan, sub kontraktor, dan biaya lain seperti overhead dan keuntungan

4) Estimasi sub-kontraktor, dipakai pada bagian konstruksi khusus yang di sub-kontrakkan.

5) Estimasi pekerjaan tambah kurang, dimana pekerjaan tambah kurang dapat terjadi karena kebutuhan pemilik, kesalahan dalam dokumen kontrak, atau perubahan kondisi lokasi proyek.

6) Estimasi kemajuan, tujuannya adalah sebagai dasar permintaan pembayaran, sebagai pembanding terhadap keuntungan, dan kerugian yang telah diramalkan sebelumnya.

commit to user

3. Software

a. Definisi Software

Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer. Data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui software inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.

b. Jenis Software

Software dapat dibedakan dalam berbagai jenis, antara lain:

1) Software aplikasi, adalah suatu subkelas software computer yang memanfaatkan kemampuan computer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan penggunanya. Contohnya adalah aplikasi pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.

2) Software menetap (firmware), adalah software yang tersimpan dalam memori hanya baca dan tidak dapat berubah meskipun suatu computer tidak dialiri arus listrik. Contohnya adalah sistem startup dan instruksi input output dasar.

3) Software bebas (free software), mengacu pada software yang bebas untuk digunakan, dipelajari, diubahm dan dapat disalin dengan atau tanpa modifikasi.

4) Perangkat gratis, adalah software berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu.

5) Software kongsi (shareware), merupakan software yang diberikan secara gratis pada periode percobaan (trial) dengan disertai pembatasan fasilitas. Setelah masa percobaan selesai pengguna diminta memasukkan kembali nomer kombinasi maupun membayar untuk mendapatkan fitur lengkap dari software tersebut.

commit to user

merusak sistem computer. seringkali kita menyebutnya sebagai “virus”.

commit to user

Pengertian visual basic dinyatakan oleh hendrayudi sebagai berikut: Visual Basic adalah suatu bahasa pemrogaman yang banyak dikenal dan

digunakan oleh berbagai kalangan dan berbagai keperluan. Visual Basic ini terdiri dari dua kata. Masing-masing kata memiliki arti dan definisi tersendiri yang membentuk sebuah istilah baru. Visual merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Dibuat dengan menulis berbaris-baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di dalam antar muka. Basic merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All- Purpose Symbolic Instruction Code) , sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer. Visual Basic telah berubah dari bahasa asli BASIC dan sekarang memiliki ratusan pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci (keywords), dan kebanyakan di antaranya terkait dengan antar muka grafis di Windows. Pengguna tingkat pemula sekalipun dapat membuat aplikasi dengan mempelajari hanya beberapa kata kunci, sementara kekuatan dari bahasanya membolehkan para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang dapat dihasilkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Windows lainnya (hlm. 2).

Bahasa pemrograman Visual Basic tidaklah hanya identik dengan Visual Basic saja. Sistem Pemrograman Visual Basic dalam bentuk edisi aplikasi, telah dimasukkan ke dalam Microsoft Excel, Microsoft Access, dan banyak aplikasi Windows lainnya juga menggunakan bahasa yang sama. Visual Basic Scripting Edition (VBScript) adalah sebuah bahasa skrip yang digunakan secara lebih umum dan merupakan bagian dari bahasa Visual Basic. Aplikasi akhir ini nantinya akan berbentuk sebuah file .exe yang menggunakan Visual Basic Virtual Machine dan dapat didistribusikan secara bebas.

commit to user

a. Definisi Algoritma

Definisi Algoritma, “Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis”. Kata logis merupakan kata kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Konteks lain mengatakan, algoritma adalah spesifikasi urutan langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu. (Muhammad Zarlis, 2008: 1)

Pertimbangan dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik. (Muhammad Zarlis, 2008: 1)

Pertimbangan kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan). Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya.

Ketiga adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah algoritma tersebut.

b. Beda Algoritma dan Program

Program adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program adalah algoritma. Program

commit to user

suatu implementasi dari bahasa pemrograman. Beberapa pakar memberi formula bahwa:

Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)

Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga sebaliknya.

Pembuatan algoritma mempunyai banyak keuntungan di antaranya:

1) Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang melaksanakannya.

2) Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa

pemrograman.

3) Apapun bahasa pemrogramannya, output yang akan dikeluarkan

sama karena algoritmanya sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat algoritma:

1) Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah dimengerti dan dipahami.

2) Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma seperti notasi bahasa pemrograman. Notasi yang digunakan dalam menulis algoritma disebut notasi algoritmik.

3) Setiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritmik sendiri. Hal ini dikarenakan teks algoritma tidak sama dengan teks program. Namun, supaya notasi algoritmik mudah ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman tertentu, maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut berkorespondensi dengan notasi bahasa pemrograman secara umum.

4) Notasi algoritmik bukan notasi bahasa pemrograman, karena itu pseudocode dalam notasi algoritmik tidak dapat dijalankan oleh

commit to user

dalam notasi algoritmik harus ditranslasikan atau diterjemahkan ke dalam notasi bahasa Pemrograman yang dipilih. Perlu diingat bahwa orang yang menulis program sangat terikat dalam aturan tata bahasanya dan spesifikasi mesin yang menjalannya.

5) Algoritma sebenarnya digunakan untuk membantu kita dalam mengkonversikan suatu permasalahan ke dalam bahasa pemrograman.

6) Algoritma merupakan hasil pemikiran konseptual, supaya dapat dilaksanakan oleh komputer, algoritma harus ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada translasi tersebut, yaitu:

a) Pendeklarasian variabel, untuk mengetahui dibutuhkannya pendeklarasian variabel dalam penggunaan bahasa pemrograman apabila tidak semua bahasa pemrograman membutuhkannya.

b) Pemilihan tipe data, apabila bahasa pemrograman yang akan digunakan membutuhkan pendeklarasian variabel maka perlu hal ini dipertimbangkan pada saat pemilihan tipe data.

c) Pemakaian

instruksi-instruksi,

Beberapa instruksi mempunyai kegunaan yang sama tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.

d) Aturan sintaksis Pada saat menuliskan program kita terikat dengan aturan sintaksis dalam bahasa pemrograman yang akan digunakan.

e) Tampilan hasil, pada saat membuat algoritma kita tidak memikirkan tampilan hasil yang akan disajikan. Hal-hal teknis ini diperhatikan ketika mengkonversikannya menjadi program.

commit to user

pemrograman yang digunakan termasuk dalam kelompok compiler atau interpreter.

c. Menilai Sebuah Algoritma

Ketika manusia berusaha memecahkan masalah, metode atau teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah itu ada berbagai macam kemungkinan. Tentunya manusia akan memilih mana yang terbaik di antara teknik-teknik itu. Hal ini sama juga dengan algoritma, yang memungkinkan suatu permasalahan dipecahkan dengan metode dan logika yang berlainan. Hal yang menjadi pertanyaan adalah “bagaimana mengukur mana algoritma yang terbaik? ”

Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik adalah:

1) Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil yang diperoleh

dari proses harus berakurasi tinggi dan benar.

2) Pemrosesan yang efisien (cost rendah). Proses harus diselesaikan secepat mungkin dan frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin.

3) Sifatnya general. Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu kasus saja, tapi juga untuk kasus lain yang lebih general.

4) Bisa dikembangkan (expandable). Haruslah sesuatu yang dapat kita kembangkan lebih jauh berdasarkan perubahan requirement yang ada.

5) Mudah dimengerti. Siapapun yang melihat, dia akan bisa memahami algoritma Anda. Susah dimengertinya suatu program akan membuat susah di-maintenance (kelola). Portabilitas yang tinggi (portability). Bisa dengan mudah diimplementasikan di berbagai platform komputer.

6) Precise (tepat, betul, teliti). Setiap instruksi harus ditulis dengan seksama dan tidak ada keragu-raguan, dengan demikian setiap instruksi harus dinyatakan secara eksplisit dan tidak ada bagian yang dihilangkan karena pemroses dianggap sudah mengerti.

commit to user

pada x. Instruksi di atas terdapat keraguan.

7) Jumlah langkah atau instruksi berhingga dan tertentu. Artinya, untuk kasus yang sama banyaknya, langkah harus tetap dan tertentu meskipun datanya berbeda.

8) Efektif. Tidak boleh ada instruksi yang tidak mungkin dikerjakan oleh pemroses yang akan menjalankannya. Contoh: Hitung akar 2 dengan presisi sempurna. Instruksi di atas tidak efektif, agar efektif instruksi tersebut diubah. Misal: Hitung akar 2 sampai lima digit di belakang koma.

9) Harus terminate. Jalannya algoritma harus ada kriteria berhenti.

10) Output yang dihasilkan tepat. Jika langkah-langkah algoritmanya logis dan diikuti dengan seksama maka dihasilkan output yang diinginkan.

d. Penyajian Algoritma

Penyajian algoritma secara garis besar bisa dalam 2 bentuk penyajian yaitu tulisan dan gambar. Algoritma yang disajikan dengan tulisan yaitu dengan struktur bahasa tertentu (misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris) dan pseudocode. Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemrogram.

Sedangkan algoritma disajikan dengan gambar, misalnya dengan flowchart . Secara umum, pseudocode mengekspresikan ide-ide secara informal dalam proses penyusunan algoritma. Salah satu cara untuk menghasilkan kode pseudo adalah dengan meregangkan aturan-aturan bahasa formal yang dengannya versi akhir dari algoritma akan diekspresikan. Pendekatan ini umumnya digunakan ketika bahasa pemrograman yang akan digunakan telah diketahui sejak awal.

commit to user

urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Penggunaan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah.

Disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek. Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1) Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadi file di dalam media lain, dalam suatu sistem pengolahan data.

2) Flowchart program yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses secara mendetail di dalam suatu program.

Mekanisme pembuatan flowchart program tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak, karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam menganalisis suatu masalah dengan komputer. Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan yang lainnya. Namun secara garis besar setiap pengolahan selalu terdiri atas 3 bagian utama, yaitu: Input, Proses pengolahan, dan Output. Untuk pengolahan data dengan komputer, urutan dasar pemecahan suatu masalah:

1) START, berisi pernyataan untuk persiapan peralatan yang diperlukan sebelum menangani pemecahan persoalan.

2) READ, berisi pernyataan kegiatan untuk membaca data dari suatu

peralatan input.

3) PROCESS, berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan

persoalan sesuai dengan data yang dibaca.

commit to user

keperalatan output.

5) END, mengakhiri kegiatan pengolahan. Berikut merupakan beberapa contoh simbol flowchart yang

disepakati oleh dunia pemrograman:

Off Page

Predefined Process

Terminator

Stored Data

Control Transfer

Line Connector

Gambar 2.2. Simbol flowchart pada pemrogaman (Muhammad Zarlis, 2008: 13)

commit to user

Beberapa penelitian yang relevan dan dijadikan referensi pada penelitian ini diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zamzami Septiropa, ST., MT. tentang Pembuatan software perhitungan tulangan plat. Penelitian itu bertema

Program (Software) Perancangan Tulangan Plat Beton Bertulang pada

Rumah Bertingkat Sederhana Berdasar SNI -2847-2002.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Heri Setyawan, S.Pd. tentang pembuatan software perhitungan sambungan kayu. Program ini telah diaplikasikan pada penyampaian mata kuliah struktur kayu pada program studi pendidikan teknik sipil/ bangunan.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka diuraikan kerangka berfikir ”Perancangan Software Perhitungan Bahan Tulangan pada Rangka Bangunan Beton Bertulang” yaitu adanya kesulitan dalam menghitung kebutuhan bahan

baku tulangan secara manual. Kesulitan yang terjadi berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan dan ketelitian dalam perhitungan. Sementara itu, persaingan global menuntut setiap partisipan untuk terus berinovasi menghasilkan kerja cepat dan kerja cerdas. Perkembangan dunia teknologi informasi memberi jalan untuk pemanfaatan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah tersebut. Sehingga memungkinkan untuk dirancangnya suatu software yang dapat menjawab masalah yang timbul dalam perhitungan bahan tulangan pada rangka beton bertulang bangunan sederhana bertingkat.

Dari uraian diatas, kami mengembangkan paradigma penelitian yang digambarkan pada diagram 2.1

commit to user

Perkembangan dunia teknologi dan informasi

Perhitungan lebih cepat

Perhitungan lebih teliti

Efisiensi waktu dan biaya

Masalah penghitungan kebutuhan tulangan dapat teratasi

Diagram 2.1. Paradigma Penelitian

Software perhitungan yang

cepat dan akurat

Deadline yang singkat

Perhitungan kebutuhan bahan baku tulangan yang rumit dan

menyulitkan

Konsentrasi tidak stabil

Kebutuhan alat atau media perhitungan yang cepat dan

akurat

Kesulitan menghitung kebutuhan bahan tulangan beton

Keinginan membuat rumah atau bangunan yang multi level

Evaluasi

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan aktifitas perancangan software perhitungan bahan tulangan pada rangka beton bertulang bangunan sederhana bertingkat bertempat di laboratorium komputer PTK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September tahun 2011 hingga bulan oktober 2012. Alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis lakukan tersaji dalam tabel 3.1.

commit to user

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilaksanakan berupa perancangan software yang dapat berfungsi untuk menghitung kebutuhan bahan tulangan pada rangka bangunan beton bertulang. Penelitian ini bermaksud merubah tatacara perhitungan secara manual kedalam bahasa pemrogaman yang lebih singkat dan teliti. Penelitian ini melibatkan langkah perhitungan manual, software pemrogaman berupa aplikasi visual basic dan hasil berupa software perhitungan kebutuhan bahan tulangan.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang tepat sangat diperlukan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai serta permasalahan yang dikaji dapat diteliti secara detail dan lengkap. Strategi penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development)

Strategi penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan hal-hal baru. Peneliti memilih strategi ini karena peneliti ingin membuktikan apa yang menjadi keinginan peneliti yang hendak menciptakan suatu hal baru. Peneliti akan banyak melakukan uji coba untuk mencapai produk yang diharapkan dan melakukan fungsinya dengan tepat.

commit to user

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam pelaksanaan penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

a. Data primer adalah data yang difungsikan sebagai data utama, yaitu:

1) Draft cara perhitungan kebutuhan bahan tulangan secara manual diperoleh dari hasil eksperimen dan pengamatan di laboratorium.

2) Bahasa pemrogaman melalui software visual basic

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan informasi penunjang yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

Data yang di pergunakan untuk analisis hasil peneliitian adalah data primer, sedangkan data sekunder dipergunakan untuk menunjang analisis data.

2. Teknik Mendapatkan Data

Data-data diperoleh dari buku Rencana Anggaran Biaya, buku lain yang relevan, dan web di internet yang banyak menyajikan informasi untuk mendapatkan cara perhitungan kebutuhan bahan tulangan secara manual.

Berikut kami tampilkan cara perhitungan bahan tulangan yang peneliti peroleh dari link arnidaambar.com

Bagaimana cara mencari berat tulangan pervolume beton?

Dalam penyusunan rencana anggaran biaya, untuk menganalisis biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan beton bertulang per 1 m³ diperlukan data berat tulangan per volume beton. Tutorial ini akan memaparkan contoh sederhana perhitungan tersebut.

commit to user

1) Pekerjaan Balok

Perhitungan berat tulangan sengkang yang dibutuhkan untuk balok bentang 4 m. Bentang Balok (L)

= 400 cm

Lebar Balok (b)

= 20cm Tinggi Balok (h)

= 30 cm

Selimut beton rencana (cv) = 2 cm Diameter tulangan sengkang = 8 mm Panjang kait (tk)

Tulangan ᴓ < 12, tk

= 3 cm

Tulangan ᴓ 12 s/d 16, tk = 5 cm Tulangan ᴓ > 16, tk

= 7 cm

Tabel 3.2. Ukuran tulangan dan berat per meter panjang Jenis Tulangan

Diameter

Berat (Kg/m’)

Tulangan Polos

Tulangan ulir

ᴓ 10

0,62

ᴓ 13

1,04

ᴓ 16

1,58

ᴓ 19

2,23

ᴓ 22

2,98

ᴓ 25

3,85

commit to user

Panjang tulangan untuk 1 sengkang = (b-2.cv) x 2 + (h-2.cv) x 2 + 2.tk …..(3.1)

= (20-2.2) x 2 + (30-2.2) x 2 + 2.3 = 90 cm = 0, 9 m

Gambar 3.1. Detail contoh perhitungan (arnida ambar, 2001: 2) Jarak sengkang

= 15 cm

Bentang efektif balok (L’) = L – 2. (½.kbt) …..(3.2)

= 400 – 2. (½ x 20) = 380 cm

Jumlah sengkang dalam 4 m bentang balok (as ke as) Σs

= L’/s + 1 …..(3.3) = 380/15 + 1

= 27 buah Maka berat tulangan sengkang ᴓ8 yang dibutuhkan, wsn = ps x Σs x ws …..(3.4)

= 0,9 x 27 x 0,37 = 8,991 kg

commit to user

Perhitungan berat tulangan pokok yang dibutuhkan untuk balok bentang 4m (as ke as)

Panjang 1 tulangan pokok (pt)

= 400 + 2 (½.20) + 2 x 30 = 480 cm = 4,8 m

Maka berat tulangan pokok ᴓ16 yang dibutuhkan, wpn = pt x Σt x ws …..(3.5)

= 4,8 x 4 x 1,58 = 30,336 kg Perhitungan berat tulangan per volume beton wt

= wsn + wpn …..(3.6) = 8,991 + 30,336 = 39,327 kg Vb = b x h x L’ …..(3.7) = 0,2 x 0,3 x 3,8 = 0,228 m³

Jadi, untuk 1 m³ balok dibutuhkan, w/m³ = (wt/Vb)1,025 …..(3.8)

= 176,799 kg

2) Pekerjaan Kolom

Panjang kolom (L)

= 300 cm

Lebar kolom (b)

= 20cm Tinggi kolom (h)

= 20 cm

Selimut beton rencana (cv) = 2 cm Diameter Sengkang ( ᴓs)

= 8 mm

Panjang kait (tk)

= 3 cm Panjang tulangan untuk 1 sengkang

commit to user

ps = (b-2.cv) x 2 + (h-2.cv) x 2 + 2.tk …..(3.9) = (20-2.2) x 2 + (20-2.2) x 2 + 2.3 = 70 cm = 0,7 m

Jarak sengkang (s)

= 10 cm

Panjang efektif kolom (L’) = L – (½.kbt) …..(3.10)

= 300 – (½.30) = 285 cm

Jumlah sengkang dalam 3 m panjang kolom Σs

= L’/s + 1 …..(3.11) = 285/10 + 1 = 30 buah

Maka berat tulangan sengkang ᴓ8 yang dibutuhkan, wsn = ps x Σ s x ws …..(3.12)

= 0,7 x 30 x 0,37 = 7,77 kg Perhitungan berat tulangan pokok ᴓ16 yang dibutuhkan untuk kolom panjang 3 m. Tebal plat pondasi (tp) = 20 cm Panjang 1 tulangan pokok pt

= L + (½.kbt) + tp + lt …..(3.13) = 300 + (½.30) + 20 + 12 x ᴓ = 300 + 15 + 20 + 19,2 = 354 cm = 3,54 m

Catatan: nilai 12x ᴓ diambil dari syarat penyaluran tulangan kolom ke plat pondasi

Maka berat tulangan pokok yang dibutuhkan,

commit to user

wpn = pt x Σt x ws …..(3.14) = 3,54 x 4 x 1,58 = 22,3728 kg

Perhitungan berat tulangan pervolume beton wt

= ws + wpn …..(3.15) = 7,77 + 22,3728 = 30,1428

Volume beton Vb = b x h x L’ …..(3.16) = 0,2 x 0,2 x 2,85 = 0,114 m³

Jadi, untuk 1 m³ kolom dibutuhkan w/m³ = (wt/Vb)x 1,025 …..(3.17)

= (30,1428/0,114) x 1,025 = 271 kg

3. Pekerjaan Plat

Perhitungan berat tulangan plat arah lebar yang dibutuhkan Lebar plat as ke as (L)

= 300 cm

Tebal plat (th)

= 12 cm Selimut beton rencana (cv) = 2 cm

Diameter tulangan ( ᴓs) = 8 mm Jarak tulangan plat (s)

= 15 cm

Panjang plat (P)

= 400 cm

Panjang 1 tulangan plat = L + 2 x (½kbt – cv) + 2 x th …..(3.18) = 300 + 16 + 2 x 12

commit to user

= 340 cm

= 3,4 m

Panjang efektif plat (P’) =P – 2 x (½ kbt – cv) + 2xth …..(3.19) = 400 – 2 x (½ x 20) = 380 cm

Jumlah tulangan rangkap dalam 4 m panjang plat Σt

= 2 x (P’/s + 1) …..(3.20) = 2 x (380/15 + 1)

= 54 buah Maka berat tulangan rangkap plat arah lebar yang dibutuhkan, wnx = pt x Σt x ws …..(3.21)

= 3,4 x 54 x 0,37

= 67,932 kg

Perhitungan berat tulangan plat arah panjang yang dibutuhkan Panjang plat as ke as (P)

= 400 cm

Tebal plat (th)

= 12 cm

Selimut beton rencana (cv) = 2 cm Panjang 1 tulangan plat pt

= P + 2x(½kbt – cv) + 2 th …..(3.22) = 400 + 16 + 2 x 12 = 440 cm

= 4,4 m

Jarak tulangan plat (s)

= 15 cm

Lebar plat (L)

= 300 cm

commit to user

Lebar efektif plat (L’)

=L – 2x(½kbt) …..(3.23) = 300 – 2(½x20) = 280 cm

Jumlah tulangan rangkap dalam 4 m panjang plat Σt

= 2 x (P’/s + 1) …..(3.24) = 2 x (280/15 + 1)

= 40 buah

Maka berat tulangan rangkap plat arah panjang yang dibutuhkan, Wny = pt x Σt x ws …..(3.25)

= 4,4 x 40 x 0,37

= 65,12

Perhitungan berat tulangan pervolume beton Berat tulangan total Wt

= wnx + wny …..(3.26) = 133,052 kg

Volume plat Vp

= P’ x L’ x th …..(3.27) = 3,8 x 2,8 x 0,12 = 1,2768 m³

Jadi untuk 1 m³ balok, dibutuhkan w/m = (wt /Vp) x 1,025 …..(3.28)

= (133,052/1,2768) x 1,025 = 106,8125 kg

commit to user

Daftar istilah dan simbol pada proses perhitungan diatas, peneliti tampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Daftar simbol dan istilah perhitungan

SIMBOL Bentang Balok

Berat Tulangan berdasar ukuran Ws Lebar Balok

B Panjang Tulangan pokok

Pt Tinggi Balok

H Berat tulangan pokok dibutuhkan Wpn Selimut Beton rencana

cv

Berat tulangan total

wt Diameter tulangan sengkang

ᴓs

Volume balok

Vb Panjang kait

tk

Volume kolom

Vk Panjang tulangan 1 sengkang

ps

Tebal plat pondasi

Th Jarak sengkang

Panjang tekukan

lt Bentang efektif balok/kolom

L’

Lebar plat

x Jumlah sengkang dalam bentang

∑s

Panjang plat

y Dimensi kolom/balok yang ditinjau

kbt

Panjang efektif plat

y’ Diameter tulangan pokok polos

ᴓt

Lebar Balok tumpuan

b Diameter tulangan pokok ulir

D Tebal plat

tp Berat tulangan sengkang yang dibutuhkan

Wsn

commit to user

D. Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan jenis penelitian Research and Development yaitu peneliti melakukan beberapa percobaan untuk mendapatkan produk yang ingin dikembangkan oleh peneliti. Percobaan ini melibatkan berbagai macam rumus dan formula dalam penyusunan bahasa pemrogaman agar mendapatkan software yang dapat berfungsi seperti apa yang diharapkan oleh peneliti sebagai mana tercantum dalam tujuan penelitian.

1. Studi Penelitian

Pada tahap ini dilakukan pencarian literatur, bahan, referensi, buku, dan sumber lain yang mempunyai hubungan dengan hal yang akan dibahas oleh peneliti.

2. Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama

Tahap pertama disebut tahap persiapan. Pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur dan pengumpulan bahan, materi, dan referensi yang dibutuhkan pada proses penelitian.

b. Tahap Kedua